You are on page 1of 84

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN


PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA CORPORATE
GOVERNANCE PERCEPTION INDEX

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :

YENI AVITA
NPM : 06430086

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

i
ii

2010
SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE


GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA CORPORATE
GOVERNANCE PERCEPTION INDEX

Diajukan Oleh :

YENI AVITA
NPM : 06430086

TELAH DISETUJUI DAN DITERIMA DENGAN BAIK OLEH :

DOSEN PEMBIMBING

SARAH YULIARINI, SE, M.Ak. Tanggal, ……………………

KETUA JURUSAN

Dra. LILIK PIRMANINGSIH, M.Ak, Ak. Tanggal, ……………………


iii

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE


GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA CORPORATE
GOVERNANCE PERCEPTION INDEX

Dipersiapkan dan disusun oleh :

YENI AVITA
NPM : 06430086

Susunan dewan Penguji

Pembimbing Utama Anggota Dewan Penguji Lain

SARAH YULIARINI, SE, M.Ak Drs. Ec. SOEMARYONO, MM

ERNA HENDRAWATI, SE. M.Ak

ERNA HENDRAWATI, SE. M.Ak

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


Untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi
Tanggal……………………..

Dra. LILIK PIRMANINGSIH, M.Ak, Ak


Ketua Jurusan
iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan di hadirat TUHAN YESUS

KRISTUS atas berkat rahmat, bimbingan, hikmat dan kesehatan yang diberikan,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Yang Terdaftar Pada Corporate Governance Perception Index”

dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk

mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ekonomi di Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam kelancaran penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. H Soedjono Tirtowidardjo, Sp. THT (K), selaku

Rektor, beserta pembantu rektor di lingkungan Universitas Wijaya Kusuma

Subaraya.

2. Ibu Dra. Ec. Pratiwi Karjati, M.M, selaku dekan beserta seluruh dosen dan staf
v

karyawan Fakultas Ekonomi Wijaya Kusuma Surabaya yang telah memberikan

bantuannya kepada penulis.

3. Ibu Dra. Lilik Pirmaningsih, M.Ak, Ak., selaku ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

4. Ibu Sarah Yuliarini, SE, M.Ak, selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih

atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama ini demi kelancaran

penulisan skripsi penulis.

5. Bapak Agus Sumanto SE, M.Si, Ak, selaku dosen wali penulis. Penulis ucapkan

terima kasih banyak atas bantuan dan bimbingan bapak selama Penulis menuntut

ilmu di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

6. Ibu Kholidiah, Bapak James, dan Bapak Argo,Penulis ucapkan terima kasih atas

pendapat yang diberikan kepada penulis demi kelancaran skripsi ini.

7. Bapak Rudi, BEI dan Ibu Vivi, IICG. Penulis ucapkan terima kasih atas

pemberian data-data yang telah diberikan untuk menunjang penelitian ini.

8. Mamaku dan Papaku tercinta, terima kasih banyak atas kasih sayang, support,

bimbingan dan nasihat yang diberikan. Terima kasih sudah merawat aku dari

kecil sampai besar ini. Terima kasih atas setiap doa yang dipanjatkan kepada

Tuhan untukku selama ini. I LOVE U ALL FOREVER.

9. Tante-tanteku : kak Beti, kak Rina, kak Mince. Terima kasih sudah menjadi tante-

tante yang terbaik buat aku. Terima kasih atas doa dan materi yang diberikan

untuk kelangsungan kuliah aku selama ini. Ingat Motto kita “ Ora et Labora “

SEMAGAT ! Buat mbak Iis dan omku terimakasih atas doa dan supportnya.
vi

10. Opaku tercinta, terima kasih banyak atas support, nasihat, doa dan materi yang

diberikan selama ini pada cucunya yang bandel ini.

11. Saudara-saudaraku : kak Ica, adik Vino dan adik Yos terima kasih atas doa,

support dan bantuannya selama ini. Khususnya buat adik Yos terima kasih sudah

mau mengantar kakak selama ini, “ I LOVE U ALL FOREVER”

12. Tante Meme sekeluarga terima kasih atas pinjaman komputernya, maaf selama ini

sudah ngrepotin.

13. Buat anak-anak UKM-BKN “Wave of Kingdom” terimakasih atas dukungan doa

yang telah di panjat kan pada Tuhan Yesus untuk kelancaran skripsi ini.

14. Mbah Dji terima kasih atas informasi yang telah diberikan kepada saya tentang

keberadaan dosen-dosen. Makasih banyak mbah.

15. Buat “Gank Gong” (Sila, Sovi, Susi, Selvi dan Seni) terima kasih kalian sudah

menjadi sahabat-sahabat terbaikku selama ini. Aku pasti merindukan kalian

semua, maaf kalau sudah ngrepotin terus selama ini.

16. Buat mbak Nova, mbak Indra dan mbak Desi terima kasih atas bantuannya selama

ini.

17. Buat sahabatku Fani, Anas, Wiwik dan adik Wulan, terima kasih atas doa dan

support nya selama ini. Terima kasih sudah mau menjadi tempat curhatku. Jangan

bosen-bosen ya dengerin aku cerita.

Atas bantuan dan kerjasamanya selama ini penulis ucapkan terima kasih

banyak. Biarlah Tuhan Yesus yang membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Tuhan memberkati. Akhir kata, penulis berharap agar penulisan skripsi ini
vii

bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan bagi peniliti selanjutnya.

Surabaya, Juni 2010

Penulis
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR........................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...............................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii

ABSTRAKSI......................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah....................................................................1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................4

1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................4

1.4. Manfaat Penelitian............................................................................4

1.5. Sistematika Penulisan Skripsi..........................................................5

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1. Landasan Teori.................................................................................7

2.1.1. Pengertian Good Corporate Governance .............................7

2.1.2. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance...................10

2.1.3. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance.................10


ix

2.1.4. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance........................11

2.1.5. Penerapan Prinsip Good Corporate Governance...................17

2.1.6. Faktor-faktor Penerapan Good Corporate Governance.........19

2.1.7. Sistem Tahapan Riset dan Pemeringkatan CGPI...................21

2.1.8. Kinerja Keuangan Perusahaan...............................................24

2.1.9. Tujuan Penilaian Kinerja .......................................................26

2.1.10. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan............................27

2.2. Penelitian Terdahulu........................................................................28

2.3. Hipotesa dan Model Analisa ...........................................................29

2.3.1. Hipotesa .................................................................................29

2.3.2. Model Analisa .......................................................................31

BAB III METODA PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel........................................................................32

3.2. Identifikasi Variabel.........................................................................32

3.3. Definisi Operasional Variabel..........................................................33

3.4. Jenis dan Sumber Data.....................................................................35

3.4.1. Jenis Data...............................................................................35

3.4.2. Sumber Data ..........................................................................35

3.5. Prosedur Pengumpulan Data............................................................35

3.6. Teknik Analisa ................................................................................36

3.6.1. Uji Asumsi Klasik..................................................................36


x

3.6.1.1. Uji Autokorelasi.........................................................37

3.6.1.2. Uji Heteroskedastisitas..............................................37

3.6.2.3. Uji Normalitas Data...................................................38

3.6.2. Analisis Regresi.....................................................................38

3.6.2.1. Regresi Linier Sederhana ..........................................38

3.6.3. Pengujian Hipotesa.................................................................39

3.6.3.1. Uji Secara Parsial (uji t).............................................39

BAB IV HASIL PENELTIIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian...............................................41

4.1.1. Sejarah Perusahaan ................................................................41

4.2. Analisis Deskriptif............................................................................46

4.2.1. Deskripsi Variabel Penelitian.................................................46

4.2.1.1. Deskripsi Variabel Good Corporate Governance

(GCG).......................................................................46

4.2.1.2. Deskripsi Variabel Return on Assets (ROA).............48

4.2.1.3. Deskripsi Variabel Net Profit Margin (NPM)...........49

4.3. Analisa Model Atau Pengujian Hipotesa.........................................52

4.3.1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik..............................................52

4.3.1.1. Uji Autokeralasi.........................................................52

4.3.1.2. Uji Heteroskedastisitas..............................................53

4.3.1.3. Uji Normalitas Data...................................................56


xi

4.3.2. Uji Hipotesa..................................................................................57

4.3.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama ...........................................57

4.3.2.2. Pengujian Hipotesa Kedua...............................................59

4.4. Pembahasan......................................................................................62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................65

5.1. Simpulan ..........................................................................................65

5.2. Saran.................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kategori Pemeringatan CGPI.............................................................23

Tabel 3.1. Kriteria Autokeralasi Durbin - Watson..............................................37

Tabel 4.1. Data Skor Good Corporate Governance berturut-turut

2006 - 2008.........................................................................................47

Tabel 4.2. Data ROA Perusahaan berturut-turut 2006 – 2008 ..........................48

Tabel 4.3. Data NPM Perusahaan berturut – turut 2006-2008............................50

Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Penelitian.............................................................51

Tabel 4.5. Nilai DW Persamaan Regresi Pertama..............................................52

Tabel 4.6. Nilai DW Uji Persamaan Regresi Kedua...........................................53

Tabel 4.7. Nilai Statistik Kolmogorov - Smirnov...............................................56

Tabel 4.8. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Penerapan

GCG terhadap ROA............................................................................57

Tabel 4.9. Nilai R2 Penerapan GCG Terhadap ROA .........................................59

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Pengaruh Penerapan

GCG terhadap NPM.........................................................................60

Tabel 4.11. Nilai R2 GCG terhadap NPM...........................................................62


xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Model Analisa................................................................................31

Gambar 4.1. Grafik Scatterplot Untuk Persamaan Regresi Pertama..................54

Gambar 4.2. Grafik Scatterplot Untuk Persamaan Regresi Kedua ....................55


xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Perusahaan Sampel beserta ROA dan NPM

Lampiran 2 : Input Regresi Linier Sederhana

Lampiran 3 : Uji Normalitas Data

Lampiran 4 : Output Regresi Pengaruh GCG terhadap ROA

Lampiran 5 : Output Regresi Pengaruh GCG terhadap NPM


xv

ABSTRAKSI

Good Corporate Governance adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan


yang dirancang untuk meningkatkan kinerja perusahaan, melindungi kepentingan
stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk meneliti pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang terdaftar pada Corporate Governance Perception Index
(CGPI). Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan rasio ROA dan NPM.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memperoleh skor
penerapan good corporate governance secara berturut-turut pada tahun 2006 sampai
2008 yang terdaftar dalam laporan Corporate Governance Perception Index (CGPI)
yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yaitu
yang berjumlah 10 perusahaan.
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana, dimana terdiri
dari dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini
yang bertindak sebagai variabel bebas adalah penerapan Good Corporate
Governance (X) sedangkan yang bertindak sebagai variabel terikat adalah Kinerja
keuangan (Y) yang diukur dengan Return on Assets (ROA) (Y1) dan Net Profit
Margin (NPM) (Y2).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penerapan Good Corporate
Governance tidak berpengaruh terhadap Return on Assets karena dilihat dari nilai
probalilitas sebesar 0,262 lebih besar dari 0,05, dan penerapan Good Corporate
Governance tidak berpengaruh terhadap Net Profit Margin karena dilihat dari nilai
probabilitas sebesar 0,141 lebih besar dari 0,05.

Kata Kunci : Good Corporate Governance, Return On Assets, Net Profit Margin

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Hal mengenai good corporate governance mulai terdengar di Indonesia sejak

tahun 1997, dimana pada saat itu bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi yang

berkepanjangan. Untuk bangkit dari krisis ekonomi tersebut bangsa Indonesia

membutuhkan waktu yang lama. Lamanya perbaikan ini disebabkan karena masih

lemah dan kurangnya perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menerapkan good

corporate governance. Ditambah lagi dengan adanya kasus Kimia Farma pada tahun

2002 yang terjadi akibat adanya manipulasi laporan keuangan. Hal ini semakin

menambah perhatian para pelaku dunia usaha dan pihak regulator akan penerapan

good corporate governance di Indonesia. Para pelaku dunia usaha diharapkan dapat

mengubah cara mereka dalam melakukan dan mengelola bisnis mereka untuk lebih

transparan dan menciptakan korporat yang sehat.

Penerapan prinsip good corporate governance (GCG) dalam dunia usaha di

Indonesia merupakan suatu kebutuhan dalam menjalankan aktivitas bisnis, agar

perusahaan-perusahaan yang ada dapat terus bersaing dan bertahan dalam persaingan

pasar globalisasi yang semakin kompetitif sehingga perusahaan dapat mencapai

tujuannya. Salah satu tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham, atau memaksimalkan

1
2

kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham &

Housten, 2001). Peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan

mampu beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan. Melalui pencapaian laba

yang ditargetkan tersebut perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada

pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Agar peningkatan nilai dan kelangsungan hidup perusahaan

mampu dipertahankan secara terus-menerus, maka perusahaan perlu menerapkan

strategi-strategi yang sesuai dengan kondisi saat ini untuk meningkatkan kinerja

perusahaan atau untuk mempertahankan kinerja perusahaan yang telah dicapai.

Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance (GCG) pada dasarnya memiliki

tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan sehingga

perusahaan dapat terus bertahan dalam jangka panjang.

Good corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi

peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen

dalam menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholders dengan

mendasarkan pada kerangka peraturan yang berlaku. Sistem good corporate

governance yang sehat harus menyediakan perlindungan yang efektif bagi para

pemegang saham dan kreditur, sehingga mereka dapat menyakinkan diri dari

mendapatkan return atas investasi yang tepat. Sistem good corporate governance

juga membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan efisiensi

dan berkelanjutan bagi sektor korporat.

Good corporate governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang


3

menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah,

karyawan dan stakeholder internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak

dan tanggungjawab (FCGI, 2006). Tujuan dari penerapan good corporate governance

adalah menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Hal ini

disebabkan karena good corporate governance (GCG) dapat mendorong

terbentuknya pola kerja manajemen yang bersih, transparan dan profesional.

Implementasi good corporate governance dalam pengelolaan perusahaan

mencerminkan bahwa perusahaan tersebut telah dikelola dengan baik dan transparan.

Hal tersebut merupakan modal dasar bagi timbulnya kepercayaan publik sehingga

perusahaan tersebut lebih diminati investor dan dapat meningkatkan nilai sahamnya.

Selain itu, implementasi good corporate governance di perusahaan dapat membuat

akses sumber modal yang mudah dan murah, disamping memiliki risiko yang

terkendali (Effendi, 2009).

Melalui penerapan good corporate governance secara konsisten dan baik akan

menciptakan hubungan yang harmonis antara manajemen perusahaan, pemegang

saham dan para stakeholders sehingga kinerja perusahaan baik yang bersifat finansial

maupun non finansial juga akan ikut membaik. Berdasarkan dari latar belakang di

atas maka penulisan skripsi ini diberi judul “Pengaruh Penerapan Good Corporate

Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Pada

Corporate Governance Perception Index”. Kinerja keuangan dalam penelitian ini

diukur dengan rasio return on assets (ROA) dan net profit margin (NPM).
4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di muka, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap

return on assets (ROA)?

2. Apakah penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap net

profit margin (NPM)?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti bukti empiris mengenai:

1. Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap return on assets

(ROA).

2. Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap net profit margin

(NPM).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada perusahaan, khususnya mengenai pengaruh penerapan good


5

corporate governance terhadap kinerja keuangan dan menjadi bahan

tambahan informasi bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan serta

dalam pelaksanaan good corporate governance.

2. Bagi dunia akademik

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu

pengetahuan dan tambahan referensi mengenai pengaruh penerapan good

corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Serta menjadi

tambahan informasi terhadap peneliti selanjutnya mengenai pengetahuan

penerapan dan pengaruh good corporate governance pada perusahaan.

1.5. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I : Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan yag menjelaskan tentang hal-hal

pokok yang berhubungan dengan penulisan skripsi, meliputi latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Telaah Pustaka

Bab ini merupakan uraian landasan teori yang mendasari good

corporate governance dan kinerja keuangan, penelitian terdahulu,

hipotesis dan model analisa.


6

Bab III : Metoda Penelitian

Bab ini berisi uraian tentang populasi dan sampel penelitian,

indentifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan

sumber data penelitian, metode pengumpulan data dan teknik

analisa.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan secara rinci tentang gambaran umum subyek

penelitian, analisis data dan hasil pembahasan yang dilakukan

sesuai dengan alat analisis yang digunakan.

Bab V : Simpulan dan Saran

Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan

saran-sarannya yang berhubungan dengan penelitian serupa

dimasa yang akan datang.


BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.I. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Good Corporate Governance

Menurut Komite Cadburry, good corporate governance adalah prinsip

yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan

antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan

pertanggungjawabannya kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders

pada umumnya. Tentu saja hal ini dimaksudkan pengaturan kewenangan direktur,

manajer, pemegang saham, dan pihak lain yang berhubungan dengan

perkembangan perusahaan.

Sejumlah negara juga mempunyai definisi tersendiri tentang good

corporate governance (GCG). Beberapa negara mendefinisikannya dengan

pengertian yang hampir mirip walaupun ada sedikit perbedaan istilah. Kelompok

negara maju (OECD), umpamanya mendefinisikan good corporate governance

sebagai cara-cara manajemen perusahaan bertanggung jawab pada shareholder-

nya. Para pengambil keputusan di perusahaan haruslah dapat

dipertanggungjawabkan dan keputusan tersebut mampu memberikan nilai tambah

bagi shareholders lainnya. Karena itu fokus utama disini terkait dengan proses

pengambilan keputusan dari perusahaan yang mengandung nilai-nilai

transparency, responsibility, accountanbility, dan tentu saja fairness.

Pengertian corporate governance menurut Turnbull Report di Inggris yang

7
8

dikutip oleh Tsuguoki Fujinuma dalam Effendi (2009), didefinisikan sebagai

suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama

mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui

pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham

dalam jangka panjang. Bank Dunia (World Bank) dalam Effendi (2009)

mendefinisikan good corporate governance sebagai kumpulan hukum, peraturan,

dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-

sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai

ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham

maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.

Menurut Forum Corporate Governance Indonesia (FCGI), pengertian

good corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur

hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur,

pemerintah karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya

yang berkaitan dengan hak dan tanggung jawab, atau dengan kata lain suatu

sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Tim GCG BPKP

mendefinisikan good corporate governance, yaitu komitmen, aturan main, serta

praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika. Dalam Keputusan

Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-117/M-Mbu/2002 tentang

penerapan praktik good corporate governance pada Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) dijelaskan bahwa corporate governance adalah suatu proses dan struktur

yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan

akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka


9

panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,

berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.

Menurut Daniri (2005: 8) beberapa aspek penting dari good corporate

governance yang perlu dipahami dalam berbagai kalangan dunia bisnis, yakni:

a. Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan

diantaranya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), komisaris, direksi.

Keseimbangan ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan struktur

kelembagaan dan mekanisme operasional ketiga organ perusahaan tersebut

(keseimbangan internal).

b. Adanya pemenuhan tanggungjawab perusahaan sebagai entitas bisnis

dalam masyarakat kepada seluruh stakeholder. Tanggungjawab ini

meliputi hal-hal yang terkait dengan pengaturan hubungan antara

perusahaan dengan stakeholders (keseimbangan eksternal). Di antaranya,

tanggungjawab pengelola atau pengurus perusahaan, manajemen,

pengawasan serta pertanggungjawaban kepada para pemegang saham dan

stakeholders lainnya.

c. Adanya hak-hak pemegang saham untuk mendapat informasi yang tepat

dan benar pada waktu yang diperlukan mengenai perkembangan strategis

dan perubahan mendasar atas perusahaan serta ikut menikmati keuntungan

yang diperoleh perusahaan dalam pertumbuhannya.

d. Adanya perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama

pemegang sahan minoritas dan pemegang saham asing melalui

keterbukaan informasi yang material dan relevan serta melarang


10

penyampaian informasi untuk pihak sendiri yang bisa menguntungkan

orang dalam (insider information for insider trading).

2.1.2. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

Tujuan dari diterapkannya good corporate governance adalah untuk

menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)

secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Secara teoritis, pelaksanaan

good corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan

meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko yang mungkin

dilakukan oleh dewan komisaris dengan keputusan-keputusan yang

menguntungkan diri sendiri dan umumnya good corporate governance dapat

meningkatkan kepercayaan investor (Tjager, et al., 2003).

2.1.3. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

Manfaat penerapan good corporate governance adalah memberikan

kerangka acuan yang memungkinkan pengawasan berjalan efektif sehingga

tercipta mekanisme checks and balances di perusahaan.

Menurut FCGI (2001) manfaat dari penerapan good corporate governance adalah

sebagai berikut :

1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses

pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi

operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada


11

stakeholders.

2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah

sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value.

3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di

Indonesia.

4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena

sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen.

Manfaat good corporate governance (GCG) ini bukan hanya untuk saat

ini, tetapi juga dalam jangka panjang dapat menjadi pilar utama pendukung

tumbuh kembangnya perusahaan sekaligus pilar pemenang era persaingan global.

2.1.4. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Perusahaan yang telah menerapkan Corporate Governance yang baik,

seharusnya telah memenuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang

dirumuskan oleh OECD (Organization for Economic Corporation and

Development). Menurut Daniri (2005: 9), secara umum terdapat 5 prinsip dasar

dari Good Corporate Governance yaitu :

1. Transparency (Keterbukaan Informasi)

Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik

dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan

informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Menurut peraturan

di pasar modal Indonesia, yang dimaksud informasi material dan relevan

adalah informasi yang dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham


12

perusahaan tersebut, atau yang mempengaruhi secara signifikan risiko

serta prospek usaha perusahaan yang bersangkutan.

Dalam mewujudkan transparansi ini sendiri, perusahaan harus

menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada

berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Setiap

perusahaan, diharapkan pula dapat mempublikasikan informasi keuangan

serta informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan pada

kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Selain itu, para investor

harus dapat mengakses informasi penting perusahaan secara mudah pada

saat diperlukan.

Ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari penerapan prinsip ini.

Salah satunya, stakeholder dapat mengetahui risiko yang mungkin terjadi

dalam melakukan transaksi dengan perusahaan. Kemudian, karena adanya

informasi kinerja perusahaan yang diungkap secara akurat, tepat waktu,

jelas, konsisten, dan dapat diperbandingkan, maka dimungkinkan

terjadinya efisiensi pasar.

Jika prinsip transparansi dilaksanakan dengan baik dan tepat, akan

dimungkinkan terhindarnya benturan kepentingan (conflict of interest)

berbagai pihak dalam manajemen.

2. Accountability (Dapat Dipertanggungjawabkan)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan

pertangungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif. Masalah yang sering ditemukan di perusahaan-


13

perusahaan Indonesia adalah mandulnya fungsi pengawasan dewan

komisaris, atau justru sebaliknya, komisaris utama mengambil peran

berikut wewenang yang seharusnya dijalankan direksi. Padahal, diperlukan

kejelasan tugas serta fungsi organ perusahaan agar tercipta suatu

mekanisme pengecekan dan perimbangan dalam mengelola perusahaan.

Kewajiban untuk memiliki komisaris independen dan komite audit

sebagaimana yang ditetapkan oleh Bursa Efek Jakarta, merupakan salah

satu implementasi prinsip ini. Tepatnya, berupaya memberdayakan fungsi

pengawasan dewan komisaris. Beberapa bentuk implementasi lain dari

prinsip accountability antara lain:

a. Praktik Audit Internal yang efektif, serta

b. Kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab

dalam anggaran dasar perusahaan dan Statement of Corporate Intent

(Target Pencapaian Perusahaan di masa depan)

Bila prinsip accountability ini diterapkan secara efektif, maka ada

kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab antara

pemegang saham, dewan komisaris, serta direksi. Dengan adanya

kejelasan inilah maka perusahaan akan terhindar dari kondisi agency

problem (benturan kepentingan peran).

3. Responsibility (Pertanggungjawaban)

Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (patuh) di dalam

pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta

peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku di sini


14

termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial,

perlindungan lingkungan hidup, kesehatan atau keselamatan kerja, standar

penggajian, dan persaingan yang sehat.

Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari

bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali menghasilkan

eksternalitas (dampak luar kegiatan perusahaan) negatif yang harus

ditanggung oleh masyarakat. Di luar hal itu, lewat prinsip responsibility

ini juga diharapkan membantu peran pemerintah dalam mengurangi

kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja pada segmen masyarakat

yang belum mendapatkan manfaat dari mekanisme pasar.

4. Independency ( Kemandirian)

Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola

secara profesional tanpa bebturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan

dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Independensi terutama sekali penting dalam proses pengambilan

keputusan. Hilangnya independensi dalam proses pengambilan keputusan

akan menghilangkan objektivitas dalam pengambilan keputusan tersebut.

Untuk meningkatkan independensi dalam pengambilan keputusan

bisnis, perusahaan hendaknya mengembangkan beberapa aturan, pedoman

dan praktik di tingkat corporate board, terutama ditingkat Dewan

Komisaris dan Direksi yang oleh undang-undang didaulat untuk mengurus

perusahaan dengan sebaik-baiknya.


15

5. Fairness (Kewajaran)

Secara sederhana kesetaraan dan kewajaran (fairness) bisa

didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi

hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan

perundangan yang berlaku.

Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak pemodal, sistem

hukum dan penegakan peraturan untuk melindungi hak-hak investor

khususnya pemegang saham minoritas, dari berbagai bentuk kecurangan.

Bentuk kecurangan ini bisa berupa insider trading (transaksi yang

melibatkan informasi orang dalam), fraud (penipuan), dilusi saham (nilai

perusahaan berkurang), KKN, atau keputusan-keputusan yang dapat

merugikan seperti pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan,

penerbitan saham baru, merger, akuisisi atau pengambil-alihan perusahaan

lain.

Biasanya, penyakit yang timbul dalam praktik pengelolaan

perusahaan, berasal dari benturan kepentingan. Baik perbedaan

kepentingan antara manajemen (dewan komisaris dan direksi) dengan

pemegang saham, maupun antara pemegang saham pengendali (pemegang

saham pendiri, di Indonesia biasanya mayoritas) dengan pemegang saham

minoritas (pada perusahaan publik biasanya pemegang saham publik).

Fairness diharapkan membuat seluruh aset perusahaan dikelola

secara baik dan prudent (hati-hati), sehingga muncul perlindungan

kepentingan pemegang saham secara fair (jujur dan adil). Fairness juga
16

diharapkan memberi perlindungan kepada perusahaan terhadap praktik

korporasi yang merugikan seperti disebutkan di atas. Pendek kata, fairness

menjadi jiwa untuk memonitor dan menjamin perlakuan yang adil di

antara beragam kepentingan dalam perusahaan.

Prinsip-prinsip di atas perlu diterjemahkan ke dalam enam aspek yang dijabarkan

oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) sebagai

pedoman pengembangan kerangka kerja legal, institusional, dan regulatori untuk

corporate di suatu negara. Enam aspek tersebut adalah:

1) Memastikan adanya basis yang efektif untuk kerangka kerja corporate

governance : kerangka kerja corporate governance mendukung terciptanya

pasar yang transparan dan efisien sejalan dengan ketentuan perundangan, dan

mengartikulasi dengan jelas pembagian tanggungjawab diantara para pihak,

seperti pengawas, instansi pembuat regulasi dan instansi penegakannya.

2) Hak-hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan: hak-hak pemegang saham

harus dilindungi dan difasilitasi.

3) Perlakuan setara terhadap seluruh pemegang saham: seluruh pemegang saham

termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing harus

diperlakukan setara. Seluruh pemegang saham harus diberikan kesempatan

yang sama untuk mendapatkan perhatian dan bila hak-haknya dilanggar.

4) Peran stakeholders dalam corporate governance: hak-hak para pemangku

kepentingan (stakeholders) harus diakui sesuai peraturan perundangan yang

berlaku, dan kerjasama aktif antara perusahaan dan para stakeholdersnya

harus dikembangkan dalam upaya bersama menciptakan kekayaan, pekerjaan,


17

dan keberlanjutan perusahaan.

5) Disklousur dan transparansi: disklousur atau pengungkapan yang tepat waktu

dan akurat mengenai segala aspek material perusahaan, termasuk situasi

keuangan, kinerja, kepemilikan, dan governance perusahaan.

6) Tanggungjawab Pengurus Perusahaan (Corporate Boards): pengawasan

komisaris terhadap pengelolaan perusahaan oleh direksi harus berjalan

efektif, disertai adanya tuntutan strategik terhadap manajemen, serta

akuntanbilitas dan loyalitas direksi dan komisaris terhadap perusahaan dan

pemegang saham.

2.1.5. Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Upaya dalam membangun good corporate governance memang tidak

semudah membalikkan telapak tangan, tetapi memerlukan komitmen, konsistensi,

dan kesungguhan dari berbagai pihak yang terkait, yaitu manajemen perusahaan,

karyawan, komisaris, pemegang saham serta pihak regulator (pemerintah)

Penerapan prinsip kewajaran (fairness), keterbukaan (transparency),

akuntanbilitas (accountanbility), dan responsibilitas (responsibility) didalam

perusahaan seharusnya dijadikan sebagai pedoman ataupun acuan para pelaku

usaha (bisnis) dalam menjalankan kegiatan usahanya (Effendi, 2009). Penerapan

good corporate governance diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang

efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan.

Penerapan good corporate governance (GCG) perlu di dukung oleh tiga pilar

yang saling berhubungan yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia
18

usaha sebagai pelaku pasar dan masyarakat sebagai pengguna jasa dan produk.

Perusahaan yang telah menerapkan prinsip-prinsip good corporate

governance dengan baik akan mampu memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi

terhadap segala aktivitas bisnis yang dijalankan dalam menghadapi persaingan

usaha. Penerapan prinsip good corporate governance di perusahaan diharapkan

dapat membantu terwujudnya persaingan yang sehat dan kondusif. Dengan

dimulai menerapkan prinsip good corporate governance ini setidaknya dapat

dihindarkan adanya praktik monopoli serta persaingan usaha yang tidak sehat.

Implementasi good corporate governance merupakan peluang yang cukup besar

bagi perusahaan untuk meraih berbagai manfaat termasuk kepercayaan investor

terhadap perusahaannya sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Perusahaan yang tidak mengimplementasikan GCG pada akhirnya dapat

ditinggalkan oleh para investor, kurang dihargai oleh masyarakat (publik), dan

dapat dikenakan sanksi apabila berdasarkan hasil penilaian, perusahaan tersebut

terbukti melanggar hukum (Effendi, 2009). Perusahaan seperti ini akan

kehilangan peluang untuk dapat melanjutkan kegiatan usahanya (going concern)

dengan lancar. Namun sebaliknya, perusahaan yang telah menerapkan prinsip

good corporate governance dapat menciptakan nilai tambah bagi masyarakat

(publik), pemasok (supplier), distributor, pemerintah, kreditur dan ternyata lebih

diminati para investor sehingga berdampak secara langsung bagi kelangsungan

usaha perusahaan tersebut.

2.1.6. Faktor-faktor Penerapan Good Corporate Governance (GCG)


19

Keberhasilan penerapan good corporate governance juga mempunyai

prasyarat tersendiri. Menurut Daniri ( 2005 ), ada dua faktor yang memegang

peranan, faktor ekternal dan internal yaitu :

1. Faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari luar perusahaan yang

sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan good corporate governance

(GCG), diantaranya:

a. Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin

berlakunya supremasi hukum yang konsisten dan efektif.

b. Dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik / lembaga pemerintahan

yang diharapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan Clean

Government menuju Good Government Governance yang sebenarnya.

c. Terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat (best practices) yang

dapat menjadi standart pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional.

Dengan kata lain, semacam benchmark (acuan).

d. Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG di

masyarakat. Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul

partisipasi aktif berbagai kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi

serta sosialisasi GCG secara sukarela.

e. Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan

implementasi GCG terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti

korupsi yang berkembang di lingkungan publik di mana perusahaan

beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas pendidikan dan perluasan

peluang kerja. Bahkan dapat dikatakan bahwa perbaikan lingkungan


20

publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor perusahaan dalam

implementasi GCG.

2. Faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktik good

corporate governance (GCG) yang berasal dari dalam perusahaan. Beberapa

faktor yang dimaksud antara lain :

a. Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung

penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di

perusahaan.

b. Berbagai peraturan dan kebijakan yang dilakukan perusahaan mengacu

pada penerapan nilai–nilai GCG.

c. Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah

-kaidah standar GCG.

d. Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan

untuk menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.

e. Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami

setiap gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan

publik dapat memahami dan mengikuti setiap derap langkah

perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke waktu.

2.1.7. Sistem Tahapan Riset dan Pemeringkatan Corporate Governance

Perception Index (CGPI)

Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan

pemeringkatan penerapan good corporate governance (GCG) pada perusahaan-

perusahaan di Indonesia. CGPI diikuti oleh perusahaan publik (emiten), BUMN,


21

perbankan dan perusahaan swasta lainnya. Program CGPI secara konsisten telah

diselenggarakan pada setiap tahunnya sejak tahun 2001.

CGPI diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate

Governance (IICG) sebagai lembaga swadaya masyarakat independen

bekerjasama dengan majalah SWA sebagai mitra media publikasi. Program ini

dirancang untuk memicu perusahaan dalam meningkatkan kualitas penerapan

konsep corporate governance melalui perbaikan yang berkesinambungan

(continuous improvement) dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan studi

banding (benchmarking). Program CGPI akan memberikan apresiasi dan

pengakuan kepada perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan good corporate

governance melalui CGPI Awards dan penobatan sebagai perusahaan terpercaya.

IICG melalui program CGPI membantu perusahaan meninjau ulang pelaksanaan

good corporate governance yang telah dilakukannya dan membandingkan

pelaksanaannya terhadap perusahaan-perusahaan lain pada sektor yang sama.

1. Tahapan Riset dan Pemeringkatan CGPI

a. Self-assessment

Pada tahap ini perusahaan diminta mengisi kuisioner self-assessment yang

terkait dengan penyelarasan sistem GCG dalam proses bisnis di perusahaannya.

Pada tahapan self-assesment dilakukan pengisian kuisioner oleh responden

yaitu pihak stakeholder perusahaan.

b. Pengumpulan Dokumen Perusahaan

Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan bukti

yang mendukung penerapan good corporate governance di perusahaannya,


22

serta yang terkait dengan penyelarasan sistem GCG dalam proses bisnis

perusahaan. Bagi perusahaan yang telah mengirimkan dokumen terkait pada

penyelenggaraan CGPI tahun sebelumnya, cukup memberikan pernyataan

konfirmasi pada dokumen sebelumnya yang masih berlaku, dan jika terjadi

perubahan, dokumen yang direvisi harus dilampirkan. Secara keseluruhan pada

tahap ini dipersyaratkan sekurang-kurangnya 32 dokumen untuk perusahaan

publik (emiten), 29 dokumen untuk perusahaan BUMN dan 23 dokumen untuk

perusahaan swasta.

c. Pembuatan Makalah dan Presentasi

Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan kegiatan

perusahaan dalam menyelaraskan sistem GCG pada proses bisnis dalam bentuk

makalah dengan sistematika penyusunan yang telah ditentukan.

d. Observasi ke Perusahaan

Pada tahap ini tim peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi perusahaan peserta

untuk menelaah kepastian dari penyelarasan sistem GCG dalam proses bisnis.

2. Pembobotan

Data hasil penilaian dari masing-masing tahapan diberi bobot berdasarkan

konfirmasi dari 30 investor dan analis sesuai dengan tingkat kepentingannya.

Perangkat yang digunakan dalam perhitungan angka bobot menggunakan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP). Pembobotan yang dilakukan untuk masing-

masing tahapan memperoleh hasil sebagai berikut:

a. 20% untuk penilaian self-assessment

b. 20% untuk penilaian kelengkapan dokumen


23

c. 20% untuk penilaian penyusunan makalah

d. 40% untuk penilaian observasi

3. Hasil Riset dan Pemeringkatan

Hasil riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan

penerapan konsep corporate governance pada perusahaan peserta dengan

memberikan skor sesuai dengan hasil pembobotan nilai berdasarkan penilaian

investor. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat

kepercayaan yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan konsep corporate

governace seperti tertera pada tabel 2.1 di bawah ini:

TABEL 2.1

KATEGORI PEMERINGKATAN CGPI

Skor Tingkat Kepercayaan


55-69 Cukup Terpercaya
70-84 Terpercaya
85-100 Sangat Terpercaya

Sumber Laporan CGPI 2008

2.1.8. Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Mulyadi (1997 : 419), kinerja adalah penentuan secara periodik

efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya

berdasarkan sasaran, standart dan kiteria yang telah ditetapkan. Sedangkan kinerja

keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur

keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai


24

kondisi perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hal-hal yang telah

dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Laporan

keuangan yang bermutu merupakan sarana dasar untuk mengungkapkan kondisi

operasi bisnis perusahaan serta merupakan informasi yang penting dalam

pengambilan keputusan ekonomi bagi investor, kreditor, para calon investor dan

pengguna lainnya.

Transparansi (keterbukaan) laporan keuangan perlu dilakukan agar para

pemegang saham dan stakeholder lainnya memiliki hak untuk mendapatkan

informasi yang relevan secara tepat waktu, akurat, seimbang dan kontinu

mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Transparansi sebagai salah

satu aspek dari good corporate governance diharapkan dapat menjadi dasar untuk

melihat baik atau tidaknya kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kinerja

keuangan dilakukan analisa laporan keuangan dengan menggunakan rasio

keuangan. Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur berdasarkan rasio return

on asset (ROA) dan net profit margin (NPM).

1. Return on Asset (ROA)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan

keuntungan (laba). Formula yang digunakan untuk menghitung

besarnya nilai ROA menurut Sugiono dan Untung (2008) adalah

sebagai berikut :

ROA = Laba Bersih


Total Aktiva
25

2. Net Profit Margin (NPM)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan sales

atau penjualan perusahaan untuk memperoleh laba. Rasio ini

memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham

sebagai persentase dari penjualan. Formula yang digunakan untuk

menghitung besarnya nilai NPM menurut Sugiono dan Untung (2008)

adalah sebagai berikut:

NPM = Laba bersih


Penjualan Bersih

Rasio ROA dan NPM merupakan bagian dari rasio rentabilitas atau

profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Informasi kinerja perusahaan terutama

profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi

yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas

perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta merumuskan

efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumberdaya. Penghasilan

bersih (laba), sering digunakan sebagai ukuran kinerja (Prastowo & Juliaty, 2008).

2.1.9. Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian perusahaan khususnya kinerja sering dilakukan untuk tujuan-

tujuan tersebut di bawah ini Darmawati (2004) dalam Putri (2006):


26

1. Untuk keperluan merger dan akuisisi.

Perusahaan akan melakukan merger (penggabungan usaha) atau

mengakuisisi perusahaan lain, jelas memerlukan kegiatan penilaian

untuk mengetahui berapa nilai perusahaan dan nilai ekuitas dari

masing-masing perusahaan.

2. Untuk kepentingan rekstrukturasi dan kepentingan usaha.

Perusahaan yang bermasalah seringkali memerlukan penilaian untuk

mengimplementasikan program pemulihan usaha atau rekstrukturasi

untuk mengetahui nilai perusahaan dan nilai likuiditasnya.

3. Untuk keperluan divestasi sebagai saham perusahaan dari mitra

strategis (beberapa saham harus dilepas kepada mitra baru).

4. Untuk Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan menjual sahamnya pada umum atau bursa,

harus dinilai dengan menggunakan penilaian yang wajar untuk

ditawarkan kepada masyarakat atau publik.

5. Untuk memperoleh pendapat wajar atas penyertaan dalam suatu

perusahaan atau menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari

apa yang ada dalam neraca.

6. Untuk memperoleh pembelanjaan penetapan besarnya pinjaman atau

tambahan modal.

2.1.10. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap

Kinerja Keuangan Perusahaan.


27

Pelaksanaan GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan

meningkakan kinerja keuangan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh

dewan komisaris dengan keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan

umumnya GCG dapat meningkatkan kepercayaan investor (Tjager, et al., 2003)

Xiaonian, et al., (2000) dalam Setyawan (2006) mengungkapkan bahwa

pemegang saham saat ini sangat aktif dalam meninjau kinerja perusahaan karena

mereka mengganggap bahwa good corporate governance yang lebih baik akan

memberikan imbalan hasil yang lebih tinggi bagi mereka.

Perusahaan yang terdaftar dalam skor The Indonesian Institute for

Corporate Governance (IICG) yang telah menerapkan good corporate

governance dengan baik maka secara tidak langsung akan menaikkan nilai

sahamnya. Penerapan good corporate governance yang baik dan konsisten pada

perusahaan melalui pengendalian internal yang efektif akan meningkatkan kinerja

perusahaan dan citra perusahaan sehingga perusahaan dapat bertahan dan bersaing

secara sehat serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian

sekarang adalah penelitian yang pernah dilakukan antara lain oleh:

1. Yudha Pranata 2007, tentang Pengaruh Penerapan Corporate

Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Penelitian ini

bertujuan untuk meneliti pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja

keuangan yang diproxykan dengan menggunakan ROE, NPM dan Tobins

Q. Penelitian ini menggunakan purposive sampling perusahaan yang go


28

public yang terdaftar di BEJ selama tahun 2002-2005 dan masuk dalam

kelompok 10 besar. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa

penerapan GCG berpengaruh positif terhadap ROE, NPM dan Tobins Q.

2. Diah Kusuma Wardani 2008, tentang Pengaruh Corporate

Governance Terhadap Kinerja Perusahaan. Penelitian ini bertujuan

untuk meneliti pengaruh GCG terhadap kinerja perusahaan yang diukur

dengan ROE sebagai kinerja operasional dan Tobins Q sebagai ukuran

kinerja pasar perusahaan dan variabel kontrolnya menggunakan asset,

growth opportunity dan size. Penelitian ini menggunakan purposive

sampling perusahaan yang go public yang terdaftar di BEJ selama tahun

2001-2005 dan masuk dalam pemeringkatan penerapan corporate

governance yang dilakukan oleh IICG. Hasil dari penelitian ini

menyatakan bahwa GCG tidak berpengaruh positif terhadap ROE sebagai

kinerja operasional perusahaan tetapi GCG berpengaruh positif terhadap

Tobins Q sebagai nilai kinerja pasar perusahaan.

3. Connett, et al., 2005, melakukan penelitian terhadap perusahaan-

perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok S&P 100. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan good corporate

governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penerapan good corporate governance berpengaruh

positif terhadap kinerja keuangan (yang diproxy dengan ROA)

Berdasarkan dari penelitian terdahulu terdapat kesamaan dengan penelitian

sekarang yaitu tentang penerapan GCG dan pengaruhnya terhadap kinerja


29

perusahaan, perbedaan dengan penelitian sekarang adalah terlihat dari data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu tahun 2006 sampai 2008 perusahaan yang

memperoleh skor penerapan good corporate governance yang terdaftar dalam

laporan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh The

Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan dalam penelitian ini

kinerja keuangan diukur dengan rasio ROA dan NPM.

2.3. Hipotesa dan Model Analisa

2.3.1. Hipotesa

Good corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang

digunakan untuk meningkatkan keberhasilan usaha, dan akuntabilitas perusahaan

yang bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang

dengan memperhatikan kepentingan stakeholders serta berlandaskan peraturan

perundang-undangan, moral dan nilai etika. Dengan melakukan penerapan good

corporate governance diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan

nilai perusahaannya yang dapat menguntungkan semua pihak yang

berkepentingan.

Jika pelaksanaan corporate governance berjalan dengan baik secara efektif

dan efisien, maka seluruh aktivitas perusahaan akan berjalan dengan baik,

sehingga hal-hal yang berkaitan dengan kinerja perusahaan baik yang sifatnya

finansial maupun kinerja non finansial akan juga turut membaik (Brown &

Caylor, 2004). Sunarto (2003) menyatakan bahwa apabila good corporate

governance tercapai maka kinerja saham perusahaan tersebut akan semakin


30

meningkat.

Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian sekarang adalah

penelitian yang telah dilakukan oleh:

1. Yudha Pranata 2007, tentang Pengaruh Penerapan Corporate Governance

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk

meneliti pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja keuangan yang

diproxykan dengan menggunakan ROE, NPM dan Tobins Q. Penelitian ini

menggunakan purposive sampling perusahaan yang go public yang terdaftar di

BEJ selama tahun 2002-2005 dan masuk dalam kelompok 10 besar. Hasil dari

penelitian ini menyatakan bahwa penerapan GCG berpengaruh positif

terhadap ROE, NPM dan Tobins Q.

2. Connett, et al., 2005, melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan

yang termasuk ke dalam kelompok S&P 100. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja

keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

good corporate governance berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

(yang diproxy dengan ROA).

Berdasarkan pada tinjauan penelitian terdahulu yang telah dilakukan dan

rumusan masalah dalam penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap

return on assets (ROA).

H2 : Penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap


31

net profit margin (NPM)

2.3.2. Model Analisa

Dilihat dari rumusan masalah, tujuan masalah dan hipotesa dalam

penelitian ini, model analisa dalam penelitian ini yang dibuat dalam bentuk

kerangka skematik pada gambar 3.1 di bawah ini:

GAMBAR 3.1

KERANGKA SKEMATIK MODEL ANALISA

VARIABEL DEPENDEN (Y)


KINERJA KEUANGAN

Y1 = ROA
VARIABEL INDEPENDEN (X)
PENERAPAN GCG
Y2 = NPM
32

BAB III

METODA PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Menurut Murni dan Djamilah (2009), populasi merupakan kelompok

elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian

yang peneliti tertarik untuk mempelajarinya (menjadi obyek penelitian). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang memperoleh skor penerapan

good corporate governance yang terdaftar dalam laporan Corporate Governance

Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for

Corporate Governance (IICG) pada tahun 2006 sampai 2008, jumlah populasi 63

perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive

sampling, yaitu penentuan sampel dengan target atau pertimbangan tertentu.

Adapun pertimbangan yang digunakan pemilihan sampel adalah perusahaan yang

memperoleh skor penerapan good corporate governance secara berturut-turut

pada tahun 2006 sampai 2008 yang terdaftar dalam laporan Corporate

Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh The Indonesian

Institute for Corporate Governance (IICG), yang jumlah sampelnya ada 10

perusahaan.

3.2. Identifikasi Variabel

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel

independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

32
33

1. Variabel independen (X) adalah tipe variabel yang mempengaruhi

variabel dependen, yang menjadi variabel independen dalam penelitian

ini adalah penerapan good corporate governance (GCG).

2. Variabel dependen (Y) adalah tipe variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independen, yang menjadi variabel dependen yang

dipengaruhi oleh penerapan GCG yaitu kinerja keuangan yang diukur

dengan:

a. Return on Assets (ROA)

b. Net Profit Margin (NPM)

3.3. Definisi Operasional Variabel.

Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu: (1) Penerapan

good corporate governance (GCG), (2) Return on Assets (ROA), dan (3) Net

Profit Margin (NPM).

1. Penerapan good corporate governance


(GCG).

Penerapan GCG adalah seberapa baik perusahaan menerapkan GCG

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Indonesian Institute for

Corporate Governance. Pengukuran penerapan GCG dilakukan

dengan menggunakan skor GCG yang dipublikasikan oleh Indonesian

Institute for Corporate Governance dalam laporan Corporate

Governance Perception Index, indeks yang digunakan untuk

memberikan skor berupa skala angka mulai dari 0 sampai 100, jika

perusahaan memiliki skor mendekati atau mencapai 100, maka


34

perusahaan tersebut semakin baik dalam menerapkan good corporate

governance. Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah

program riset dan pemeringkatan penerapan good corporate

governance di Indonesia pada perusahaan yang menerapkan good

corporate governance.

2. Return on Asset (ROA)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan

keuntungan (laba). Formula yang digunakan untuk menghitung

besarnya nilai ROA menurut Sugiono dan Untung (2008) adalah

sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih


Total Aktiva

3. Net Profit Margin (NPM)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan sales

atau penjualan perusahaan untuk memperoleh laba. Rasio ini memberi

gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase

dari penjualan. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya

nilai NPM menurut Sugiono dan Untung (2008) adalah sebagai

berikut:

NPM = Laba Bersih


Penjualan Bersih
35

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

yaitu data yang dapat diukur dengan skala numerik (angka), yang digunakan oleh

peneliti untuk menghitung ROA dan NPM.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari pihak ketiga

atau media perantara. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari hasil

publikasi yang telah dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia berupa laporan

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan media internet yaitu

www.kbn.co.id, www.jamsostek.co.id, www.krakatausteel.com berupa laporan

keuangan serta skor penerapan GCG dari laporan Corporate Governance

Perception Index (CGPI) yang dipublikasikan oleh The Indonesian Institute

Corporate Governance (IICG) melalui situs www.iicg.org

3.5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

a. Pustaka

Bersumber dari literatur jurnal skripsi hasil penelitian terdahulu, buku-

buku ilmiah dan internet yang sesuai dengan penelitian ini.


36

b. Lapangan

Data diambil dengan cara:

Dokumentasi yaitu dengan melakukan dokumentasi data-data yang telah

dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan media internet yaitu

www.kbn.co.id, www.jamsostek.co.id, www.krakatausteel.com berupa

laporan keuangan serta skor penerapan GCG dari laporan CGPI yang

dipublikasikan oleh The Indonesian Institute Corporate Governance

(IICG) melalui situs www.iicg.org.

3.6. Teknik Analisa

Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi

linier sederhahana untuk menguji hipotesa. Sebelum menggunakan model regresi

linier sederhana terlebih dahulu menggunakan uji asumsi klasik.

3.6.1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum menggunakan model regresi, digunakan uji asumsi klasik yang

terdiri atas uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji

normalitas data. Oleh karena model regresi yang digunakan hanya menggunakan

satu variabel bebas, maka uji multikolinearitas tidak dilakukan.


37

3.6.1.1. Uji Autokorelasi

Menurut Murni dan Djamilah (2009) uji autokorelasi bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode

tertentu dengan variabel sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena

residual tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang

baik adalah regresi yang terbebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi

autokorelasi, dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (D-W)

yaitu dengan membandingkan D-W hitung dengan D-W tabel.

TABEL 3.1

KRITERIA AUTOKORELASI DURBIN – WATSON

DW Kesimpulan
< -2 Ada Autokorelasi positif

-2 sampai 2 Tidak ada Autokorelasi

>2 Ada Autokorelasi negative

Sumber : Santoso Singgih (2000)

3.6.1.2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Murni dan Djamilah (2009) uji heteroskedastiositas digunakan

untuk menguji apakah sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hal ini berarti variasi

residual tidak sama untuk semua pengamatan. Uji dimaksudkan untuk mengetahui

apakah terjadi penyimpangan model karena varians gangguan berbeda antara satu
38

observasi ke observasi yang lain. Uji ini dapat dilihat dari gambar scatter plot

yang acak atau tidak berpola yang berarti bebas dari heteroskesdastitas

3.6.1.3. Uji Normalitas Data

Menurut Murni dan Djamilah (2009), uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah data yang dianalisa terdistribusi normal atau tidak terdistribusi

normal dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov – Smirnov (KS) dengan

kriteria signifikan > 0,05.

3.6.2. Analisis Regresi

3.6.2.1. Regresi Linier Sederhana

Setelah melakukan uji asumsi klasik, selanjutnya dilakukan uji hipotesa

dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi yang digunakan adalah

regresi linier sederhana dengan persamaan sebagai berikut:

Model 1 :

Return on Assets = a + b1GCG + e

Model 2 :

Net Profit Margin = a + b2GCG + e


Keterangan:
ROA = kinerja keuangan yang diukur dengan ROA (perusahaan sampel)

NPM = kinerja keuangan yang diukur dengan NPM (perusahaan sampel)

GCG = skor penerapan GCG (perusahaan sampel)

a = konstanta regresi atau intersep

b1 = koefisien regresi skor penerapan GCG


39

e = error ( tingkat kesalahan )

3.6.3. Pengujian Hipotesa

Uji hipotesa dilakukan dengan menggunakan dua model regresi untuk

variabel dependen. Model pertama menggunakan return on assets (ROA) sebagai

ukuran kinerja keuangan dan model regresi kedua menggunakan net profit margin

(NPM) sebagai ukuran kinerja keuangan. Variabel independen adalah penerapan

good corporate governance yang pengukurannya menggunakan skor GCG.

3.6.3.1. Uji Secara Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari

variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut:

a. Memformulasikan hipotesa:

1. H1 = Ha1 : Penerapan good corporate governance berpengaruh

terhadap return on assets (ROA).

H1 ≠ Ho1 : Penerapan good corporate governance tidak

berpengaruh terhadap return on assets (ROA).

2. H2 = Ha2 : Penerapan good corporate governance berpengaruh

terhadap net profit margin (NPM)

H2 ≠ Ho2 : Penerapan good corporate governance tidak

berpengaruh terhadap net profit margin (NPM).

b. Menentukan tingkat signifikansi probabilitas (0,05)


40

c. Menarik kesimpulan

1. Jika probabilitas < 0,05 maka Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Dengan

demikian penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap

return on assets (ROA).

Jika probabilitas > 0,05 maka Ha1 ditolak dan Ho1 diterima. Dengan

demikian penerapan good corporate governance tidak berpengaruh

terhadap return on assets (ROA).

2. Jika probabilitas < 0,05 maka Ha2 diterima dan Ho2 ditolak. Dengan

demikian penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap

net profit margin (NPM).

Jika probabilitas > 0,05 maka Ha2 ditolak dan Ho2 diterima. Dengan

demikian penerapan good corporate governance tidak berpengaruh

terhadap net profit margin (NPM).

BAB IV
41

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Perusahaan

1. PT. Bank Mandiri Tbk

Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari

program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia.

Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank

Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan

Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Kini, Bank Mandiri menjadi

penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah

berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing dari empat Bank

bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan Ekonomi.

Alamat Kantor Pusat Bank Mandiri Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.36-38 Jakarta

12190 – Indonesia.

2. PT. Bank CIMB Niaga Tbk

CIMB Niaga pertama kali didirikan pada tahun 1955 sebagai bank swasta

nasional. Setelah terbentuk, membangun kepercayaan nasabah maupun

kesejahteraan dan profesionalisme karyawan menjadi perhatian utama bank.

CIMB Niaga kemudian merevisi rencana usahanya pada tahun 1974, dan berganti

menjadi bank umum agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah. CIMB Niaga

mulai menyediakan layanan bagi nasabah kelas menengah-atas pada tahun 1998,

guna memperbesar jumlah nasabah. Pada tahun 1999, CIMB Niaga menjadi bank
41
42

di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), namun

bukan akibat tindak korupsi. Bumi Putra-Commerce Holdings Berhad

mengakuisisi CIMB Niaga pada tahun 2002, yang kemudian melakukan

penggantian nama dari PT Bank Niaga Tbk menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk

pada tahun 2008. Alamat Kantor Pusat: Graha Niaga, JL.Jend. Sudirman kav.58

Jakarta.

3. PT. United Tractors Tbk

PT United Tractors Tbk (UT) berdiri pada 13 Oktober 1972 dengan nama

PT. Astra Motor Works dan PT. Astra International Tbk sebagai pemegang saham

mayoritas. Selanjutnya nama tersebut diubah menjadi United Tractors (UT).

Segera setelah beroperasi, UT memperoleh kepercayaan sebagai agen tunggal

berbagai macam alat berat yang memiliki reputasi internasional, antara lain merek

KOMATSU dari Komatsu Ltd, Japan yang sudah sejak awal menjadi perintis

kerja sama dengan UT. Sepanjang dasawarsa tahun 1970-an, UT yang telah

mengembangkan industri pada areal seluas 20 ha di Jl. Raya Bekasi km 22,

Cakung, Jakarta Timur, terus membangun reputasi pemasar yang paling

berorientasi ke service atau product support. Untuk memenuhi kebutuhan pasar,

sejak 1981 UT mulai melangkah ke bidang produksi. Selanjutnya UT mulai

mendirikan beberapa Affiliated Company (Affco) yang semakin memperkokoh

usaha yang digelutinya.

4. PT. Aneka Tambang Tbk


43

Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia adalah salah satu

dari 6 unit bisnis strategis PT.Antam Tbk. UBPP Logam Mulia adalah satu-

satunya pabrik pengolahan dan pemurnian emas di Indonesia. UBPP Logam

Mulia berdiri sejak tahun 1930 dan lebih dikenal dengan nama Logam Mulia yang

memiliki merk dagang “LM”. Tahun 1961 PT. Logam Mulia berubah menjadi

BUMN 1961, dengan nama PN (Perusahaan Negara) Logam Mulia. Tahun 1974

PN Logam Mulia menjadi salah satu unit Perusahaan Negara Aneka Tambang,

dan namanya menjadi Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia. 1 April

1979 pabrik pengolahan dan pemurnian Logam Mulia direlokasi ke Jalan Pemuda

ke Jalan Raya Bekasi, Pulogadung, Jakarta Timur hingga saat ini.

5. PT. Tambang Batu Bara Tbk

Tahun 1950 pemerintah menyetujui pembentukan Perusahaan Negara

Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada tahun 1981, PN TABA berubah

status menjadi Perseroan Terbatas. Namanya juga berganti menjadi PT Tambang

Batubara Bukit Asam. Pada 1990 PTBA digabung dengan Perum Tambang

Batubara, dan mulai tahun 1994 ditugaskan mengelola Proyek Briket Batubara.

Saat ini PTBA merupakan satu-satunya BUMN di sektor tambang batubara dan

mempunyai dua lokasi penambangan (Unit Tanjung Enim dan Ombilin). Pada

akhir 2002, PTBA mulai menjadi perusahaan publik.

6. PT. Krakatau Steel (Persero)

PT Krakatau Steel didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970, bertepatan

dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No. 35 tahun 1970 tentang

Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan


44

Perseroan (Persero) PT. Krakatau Steel. Pembangunan industri baja ini dimulai

dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja Trikora. Pabrik-pabrik ini

diresmikan penggunaannya oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1977.

Pada tahun 1979 dilangsungkan peresmian penggunaan fasilitas-fasilitas produksi.

Pada tahun 1983 diresmikan beroperasinya Pabrik Slab Baja dan Pabrik Baja

Lembaran Panas. Pada tahun 1991 Pabrik Baja Lembaran Dingin yang merupakan

pabrik baja perusahaan patungan yang berada di kawasan industri Cilegon

bergabung menjadi unit produksi PT. Krakatau Steel, melengkapi pabrik-pabrik

baja lain yang telah ada.

7. PT. Panorama Transportasi Tbk

PT. Panorama Transportasi Tbk adalah perusahaan berbasis transportasi

Indonesia. Hal ini juga menjalankan manajemen pelayanan transportasi darat

terpadu untuk transportasi wisata, serta untuk kebutuhan lainnya, seperti bus

sekolah, antar-jemput karyawan, transportasi untuk pernikahan dan transportasi

untuk pemakaman. Layanan Perusahaan didukung oleh tiga jenis unit, yaitu Big

Bus, Medium Bus dan minivan di bawah merek dagang White Horse Deluxe

Coach. Ini juga menawarkan layanan taksi dan layanan antar jemput, mobil

sewaan perusahaan dan layanan limusin tersedia di Jakarta, Surabaya dan Bali,

Indonesia. Alamat kantor pusat: Jl. Graha White Horse No.17 Tanjung Selor

Jakarta Pusat, 10150.

8. PT. Jamsostek (Persero)


45

Melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT. Jamsostek sebagai badan

penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan

perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan

keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan

penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan

yang hilang, akibat risiko sosial. Sampai saat ini, PT. Jamsostek (Persero)

memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarga.

9. PT. Adhi Karya Tbk

Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat Keputusannya pada tanggal 11

Maret 1960 memutuskan mendirikan sebuah perusahaan jasa konstruksi untuk

memacu pembangunan Indonesia. Setahun kemudian ADHI disahkan menjadi PN

Adhi Karya. Masih dalam tahun yang sama, sebuah perusahaan bangunan eks

Belanda dinasionalisasikan dan dilebur ke dalam PN Adhi Karya. Status ADHI

sebagai Perusahaan Negara kemudian berubah menjadi Perseroan Terbatas pada

tahun 1974. Akta Pendirian ini kemudian diperkuat oleh pengesahan dari Menteri

Kehakiman Republik Indonesia. Tahun 2003, Anggaran Dasar Perseroan ADHI

kembali mengalami perubahan pada saat penawaran saham kepada masyarakat,

nama Perseroan diubah menjadi PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Seiring dengan

dilepasnya saham ADHI sebesar 49% kepada umum.

10. PT. Kawasan Berikat Nusantara Tbk


46

PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara didirikan berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 23 tahun 1986 yang merupakan penggabungan antara PT. Bonded

Warehouses Indonesia (BWI) dan PT. Sasana Bhanda, PT (P) Pusat Perkayuan

Marunda dan PT (P) Pengelola Kawasan Berikat Indonesia. Usaha pokok PT

(Persero) Kawasan Berikat Nusantara adalah mengelola kawasan berikat yang

berfungsi sebagai kawasan proses ekspor (Export Processing Zone – EPZ) dan

kawasan industri, layanan jasa logistik dan kepelabuhanan.

4.2. Analisis Deskriptif

4.2.1. Deskripsi Variabel Penelitian

4.2.1.1. Deskripsi Variabel Good Corporate Governance (GCG)

Data perusahaan yang memperoleh skor penerapan good corporate

governance secara berturut-turut pada tahun 2006 sampai 2008 yang terdaftar

dalam laporan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dari masing-

masing perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

TABEL 4.1
DATA SKOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE SECARA BERTURUT-
47

TURUT PADA TAHUN 2006 SAMPAI 2008 YANG TERDAFTAR DALAM


LAPORAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI)

No Nama Perusahaan Tahun


2006 2007 2008
1 PT. Bank Mandiri Tbk 88,66 89,86 90,65
2 PT. Bank Niaga Tbk 87,9 88,3 88,37
3 PT. United Tractor Tbk 81,53 83,42 85,44
4 PT. Aneka Tambang Tbk 82,07 83,41 85,87
5 PT. Tambang Batu Bara Tbk 80,87 81,23 88,27
6 PT. Panorama Transportasi Tbk 57,08 60,55 68,71
7 PT. Adhi Karya Tbk 81,79 82,07 81,54
8 PT. Jamsostek 66,3 72,43 80,77
9 PT. Krakatau Steel 77,35 80,7 80,75
10 PT. Kawasan Berikat 70,55 71,11 73,4

Sumber: Laporan CGPI tahun 2006-2008

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui skor penerapan Good Corporate

Governance perusahaan yang memperoleh skor penerapan good corporate

governance secara berturut-turut pada tahun 2006 sampai 2008 yang terdaftar

dalam laporan Corporate Governance Perception Index (CGPI). Skor penerapan

Good Corporate Governance tertinggi pada tahun 2006 adalah PT. Bank Mandiri,

Tbk adalah sebesar 88,66 sedangkan skor penerapan Good Corporate

Governance terendah adalah PT. Panorama Transportasi, Tbk adalah sebesar

57,08. Pada tahun 2007 skor penerapan Good Corporate Governance tertinggi

adalah PT. Bank Mandiri, Tbk adalah sebesar 89,86 sedangkan skor penerapan

Good Corporate Governance terendah adalah PT. Panorama, Tbk yaitu sebesar

60,55. Pada tahun 2008 skor penerapan Good Corporate Governance tertinggi

adalah PT. Bank Mandiri, Tbk adalah sebesar 90,65 sedangkan skor penerapan
48

Good Corporate Governance terendah adalah PT. Panorama, Tbk yaitu sebesar

68,71.

4.2.1.2. Deskripsi Variabel Return on Assets (ROA)

Data Return on Assets (ROA) perusahaan yang memperoleh skor

penerapan good corporate governance secara berturut-turut pada tahun 2006

sampai 2008 yang terdaftar dalam laporan Corporate Governance Perception

Index (CGPI) dari masing-masing perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai

berikut :

TABEL 4.2
DATA RETURN ON ASSETS (ROA) PERUSAHAAN SECARA
BERTURUT-TURUT PADA
TAHUN 2006 SAMPAI 2008

No Nama Perusahaan Tahun


2006 2007 2008
1 PT. Bank Mandiri Tbk 0,91 1,36 1,48
2 PT. Bank Niaga Tbk 1,45 1,61 0,66
3 PT. United Tractor Tbk 8,27 11,48 11,65
4 PT. Aneka Tambang Tbk 21,29 42,5 13,35
5 PT. Tambang Batu Bara Tbk 15,63 18,25 27,96
6 PT. Panorama Transportasi Tbk 1,04 4,02 3,54
7 PT. Adhi Karya Tbk 3,35 2,58 1,59
8 PT. Jamsostek 1,46 1,63 1,69
9 PT. Krakatau Steel 5,3 10,54 7,2
10 PT. Kawasan Berikat 5,68 4,07 5,83

Sumber: ICMD, Laporan Keuangan PT. Jamsostek, Laporan Keuangan PT.


Krakatau Steel, Laporan Keuangan PT. Kawasan Berikat tahun 2006-
2008

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui ROA perusahaan yang memperoleh


49

skor penerapan good corporate governance secara berturut-turut pada tahun 2006

sampai 2008 yang terdaftar dalam laporan Corporate Governance Perception

Index (CGPI). Pada tahun 2006 ROA tertinggi adalah PT. Aneka Tambang, Tbk

adalah sebesar 21,29 sedangkan ROA terendah adalah PT. Bank Mandiri, Tbk

adalah sebesar 0,91. Pada tahun 2007 ROA tertinggi adalah PT. Tambang Batu

Bara, Tbk adalah sebesar 18,25 sedangkan ROA terendah adalah PT. Bank

Mandiri, Tbk yaitu sebesar 1,36. Pada tahun 2008 ROA tertinggi adalah PT.

Tambang Batu Bara, Tbk adalah sebesar 27,96 sedangkan ROA terendah adalah

PT. Bank Niaga, Tbk yaitu sebesar 0,66.

4.2.1.3. Deskripsi Variabel Net Profit Margin (NPM)

Data Net Profit Margin (NPM) perusahaan yang memperoleh skor

penerapan good corporate governance secara berturut-turut pada tahun 2006

sampai 2008 yang terdaftar dalam laporan Corporate Governance Perception

Index (CGPI) dari masing-masing perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai

berikut :

TABEL 4.3
DATA NET PROFIT MARGIN (NPM) PERUSAHAAN SECARA
50

BERTURUT-TURUT PADA
TAHUN 2006 SAMPAI 2008

No Nama Perusahaan Tahun


2006 2007 2008
1 PT. Bank Mandiri Tbk 0,08 0,16 0,17
2 PT. Bank Niaga Tbk 0,13 0,16 0,06
3 PT. United Tractor Tbk 0,07 0,08 0,1
4 PT. Aneka Tambang Tbk 0,28 0,43 0,14
5 PT. Tambang Batu Bara Tbk 0,14 0,18 0,24
6 PT. Panorama Transportasi Tbk 0,02 0,07 0,06
7 PT. Adhi Karya Tbk 0,02 0,02 0,01
8 PT. Jamsostek 0,09 0,12 0,11
9 PT. Krakatau Steel -0,01 0,02 0,02
10 PT. Kawasan Berikat 0,15 0,11 0,15

Sumber: ICMD, Laporan Keuangan PT. Jamsostek, Laporan Keuangan PT.


Krakatau Steel, Laporan Keuangan PT. Kawasan Berikat tahun 2006-
2008

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui NPM perusahaan yang memperoleh

skor penerapan good corporate governance secara berturut-turut pada tahun 2006

sampai 2008 yang terdaftar dalam laporan Corporate Governance Perception

Index (CGPI). Pada tahun 2006 NPM tertinggi adalah PT. Aneka Tambang, Tbk

adalah sebesar 0,28 sedangkan NPM terendah adalah PT. Krakatau Steel, Tbk

adalah sebesar -0,01. Pada tahun 2007 NPM tertinggi adalah PT. Aneka

Tambang, Tbk adalah sebesar 0,43 sedangkan NPM terendah adalah PT. Adhi

Karya, Tbk dan PT. Krakatau Steel, Tbk yaitu sebesar 0,02. Pada tahun 2008

NPM tertinggi adalah PT. Tambang Batu Bara, Tbk adalah sebesar 0,24

sedangkan NPM terendah adalah PT. Adhi Karya Tbk yaitu sebesar 0,01.

Dari masing-masing variabel penelitian yang telah disebutkan diatas,

maka dapat dihasilkan deskripsi statistik yang disajikan dalam tabel 4.4 di bawah
51

ini :

TABEL 4.4

DESKRIPSI VARIABEL PENELITIAN

Variabel Rata-rata Standar


Deviasi
GCG 79,6983 8,62122

ROA 7,9123 9,46185

NPM 0,1127 0,09142

Sumber : Data sekunder diolah

Berdasarkan data deskripsi variabel penelitian yang disajikan dalam

tabel 4.4 tampak bahwa variabel skor penerapan GCG perusahaan sampel

memiliki rata-rata sebesar 79,6893%. Besarnya nilai standar deviasi adalah

8,62122%, hal ini menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata skor penerapan

GCG adalah peningkatan maksimum yang mungkin adalah +8,62122% sedangkan

penurunan nilai rata-rata skor penerapan GCG yang mungkin adalah -8,62122%.

Variabel ROA perusahaan sampel memiliki rata-rata sebesar 7,9123%.

Besarnya nilai standar deviasi adalah 9,46185%, hal ini menunjukkan bahwa

besarnya nilai rata-rata ROA adalah peningkatan maksimum yang mungkin

adalah +9,46185%, sedangkan penurunan nilai rata-rata ROA yang mungkin

adalah -9,46185%.

Variabel NPM perusahaan sampel memiliki rata-rata sebesar 0,1127%.

Besarnya nilai standar deviasi adalah 0,09142%, hal ini menunjukkan bahwa
52

besarnya nilai rata-rata NPM adalah peningkatan maksimum yang mungkin

adalah +0,09142%, sedangkan penurunan nilai rata-rata NPM yang mungkin

adalah -0,09142%.

4.3. Analisa Model atau Pengujian Hipotesa

4.3.1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Dari hasil pengujian asumsi klasik yang dilakukan pada gejala

heteroskedastisitas, autokorelasi, dan normalitas data yang terdapat pada model

regresi yang diuji diperoleh hasil berikut ini:

4.3.1.1 . Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Durbin Watson. Nilai Durbin-Watson untuk persamaan regresi pertama dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

TABEL 4.5

NILAI DURBIN WATSON UNTUK PERSAMAAN REGRESI PERTAMA

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .211 a .045 .011 9.41172 .842
a. Predictors: (Constant), GCG
b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa nilai Durbin Watson untuk

persamaan regresi pertama adalah sebesar 0,842. Nilai Durbin Watson tersebut
53

berada diantara -2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi

terbebas dari gejala autokorelasi.

Nilai Durbin Watson untuk persamaan regresi kedua dapat dilihat pada

tabel 4.6 berikut ini:

TABEL 4.6

NILAI DURBIN WATSON UNTUK PERSAMAAN REGRESI KEDUA

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .275a .076 .043 .08945 1.121
a. Predictors: (Constant), GCG
b. Dependent Variable: NPM

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa nilai Durbin Watson untuk

persamaan regresi kedua adalah sebesar 1,121. Nilai Durbin Watson tersebut

berada diantara -2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi

terbebas dari gejala autokorelasi.


Scatterplot

Dependent Variable: ROA


4.3.1.2. Uji Heteroskedastisitas
4

Hasil pengujian heteroskedastisitas untuk persamaan regresi pertama dapat


Regression Studentized Residual

ditunjukkan pada grafik plot, gambar 4.1 sebagai berikut:


2

0 GAMBAR 4.1

GRAFIK
-1 SCATTERPLOT UNTUK PERSAMAAN REGRESI PERTAMA
-2

-3 -2 -1 0 1

Regression Standardized Predicted Value


54

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Dari gambar 4.1 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi pertama

sehingga model regresi layak untuk dipakai.

Hasil pengujian heteroskedastisitas untuk persamaan regresi kedua dapat

ditunjukkan pada grafik plot, gambar 4.2 sebagai berikut:

GAMBAR 4.2

GRAFIK SCATTERPLOT UNTUK PERSAMAAN REGRESI KEDUA


55

Scatterplot

Dependent Variable: NPM

4
Regression Studentized Residual

-1

-2

-3 -2 -1 0 1

Regression Standardized Predicted Value

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Dari gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi kedua

sehingga model regresi layak untuk dipakai.


56

4.3.1.3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji normal Kolmogorov-

Smirnov. Menurut metode ini jika suatu variabel memiliki nilai statistik KS

signifikan lebih besar dari 0,05 maka variabel tersebut memiliki distribusi normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan program SPSS 13.00 diperoleh besarnya

nilai statistik Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai

berikut:

TABEL 4.7

NILAI STATISTIK KOLMOGOROV-SMIRNOV

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

GCG ROA NPM


N 30 30 30
Normal Parametersa,b Mean 79.6983 7.9123 .1127
Std. Deviation 8.62122 9.46185 .09142
Most Extreme Absolute .246 .222 .136
Differences Positive .102 .220 .136
Negative -.246 -.222 -.097
Kolmogorov-Smirnov Z 1.349 1.214 .743
Asymp. Sig. (2-tailed) .053 .105 .639
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui besarnya Asymp. Sig untuk variabel

GCG sebesar 0,053, untuk variabel ROA sebesar 0,105, dan untuk variabel NPM

sebesar 0,639. Nilai Asymp. Sig tersebut lebih besar dari 0,05, maka variabel

memiliki distribusi normal.


57

4.3.2. Uji Hipotesa

4.3.2.1. Pengujian Hipotesa Pertama

Pengujian terhadap hipotesa pertama, penelitian menggunakan analisis

regresi linier sederhana dengan bentuk sebagai berikut:

Return on Assets = a + b1GCG + e

Keterangan:

ROA = kinerja keuangan yang diukur dengan ROA (perusahaan sampel)

GCG = skor penerapan GCG (perusahaan sampel)

a = konstanta regresi atau intersep

b1 = koefisien regresi skor penerapan GCG

e = error ( tingkat kesalahan )

Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana yang dilakukan dengan

program SPSS 13.00, maka hasil dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:

TABEL 4.8
HASIL ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA
PENGARUH PENERAPAN GCG TERHADAP ROA
C o e ffic ie nats

U n sta n d ard ize d Stan d a rdize d


C o e fficie nts C o efficie nts C o rre la tio ns
M od e l B Std. Erro r B eta t S ig . Z e ro -o rd e r P artia l Pa rt
1 (C o nstan t) -10 .57 8 1 6.2 48 -.6 5 1 .52 0
GCG .2 3 2 .2 03 .21 1 1 .1 4 4 .26 2 .2 1 1 .2 1 1 .2 1 1
a . D e p e n d e nt Varia ble : R O A

Sumber: Olah data SPSS


58

Berdasarkan hasil analisis regresi yang disajikan dalam tabel 4.8 maka

dapat dituliskan persamaan regresi sebagai berikut:

ROA = -10,578 + 0,232 GCG + e

Nilai intersep atau konstanta regresi di atas sebesar -10,578% hal ini

menunjukkan bahwa besarnya nilai ROA perusahaan sampel jika nilai skor

penerapan GCG=0 adalah sebesar -10,578%. Koefisien regresi skor penerapan

GCG sebesar 0,232%, hal ini berarti jika skor penerapan GCG meningkat 1 maka

ROA perusahaan sampel akan meningkat sebesar 0,232%.

Pengujian hipotesa pertama penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

formulasi hipotesa sebagai berikut:

H1 = Ha1 : Penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap return

on assets (ROA).

H1 ≠ Ho1 : Penerapan good corporate governance tidak berpengaruh terhadap

return on assets (ROA).

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

Jika probabilitas < 0,05 maka Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Dengan demikian

penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap return on assets

(ROA).

Jika probabilitas > 0,05 maka Ha1 ditolak dan Ho1 diterima. Dengan demikian

penerapan good corporate governance tidak berpengaruh terhadap return on

assets (ROA).
59

Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah dilakukan, besarnya probabilitas

adalah 0,262 yang lebih besar dari 0,05, dengan demikian Ha1 ditolak dan Ho1

diterima sehingga dapat diketahui bahwa penerapan Good Corporate Governance

tidak berpengaruh signifikan terhadap return on assets (ROA).

Sedangkan besarnya kontribusi pengaruh penerapan GCG terhadap ROA

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :

TABEL 4.9

NILAI R2 PENERAPAN GCG TERHADAP ROA

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .211a .045 .011 9.41172 .842
a. Predictors: (Constant), GCG
b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Nilai R² =0,045 atau 4,5%, hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang

terjadi pada ROA perusahaan sampel dipengaruhi oleh penerapan GCG sebesar

4,5%, sedangkan sisanya sebesar 95,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak tercakup dalam model analisis, misalnya: kondisi persaingan yang dihadapi

perusahaan, kondisi ekonomi makro (nilai tukar rupiah, nilai suku bunga).

4.3.2.2. Pengujian Hipotesa Kedua

Pengujian terhadap hipotesa kedua, penelitian menggunakan analisis

regresi linear sederhana dengan bentuk sebagai berikut:


60

Net Profit Margin = a + b2GCG + e

Keterangan:

NPM = kinerja keuangan yang diukur dengan NPM (perusahaan sampel)

GCG = skor penerapan GCG (perusahaan sampel)

a = konstanta regresi atau intersep

b1 = koefisien regresi skor penerapan GCG

e = error ( tingkat kesalahan )

Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana yang dilakukan dengan

program SPSS 13.00, maka hasil dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

TABEL 4.10
HASIL ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA
PENGARUH PENERAPAN GCG TERHADAP NPM

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part
1 (Constant) -.120 .154 -.776 .444
GCG .003 .002 .275 1.514 .141 .275 .275 .275
a. Dependent Variable: NPM

Sumber: Olah Data SPSS

Berdasarkan hasil analisis regresi yang disajikan dalam tabel 4.10 maka

dapat dituliskan model regresi sebagai berikut:

NPM = -0,120 + 0,003 GCG + e

Nilai intersep atau konstanta regresi di atas sebesar -0,120% hal ini
61

menunjukkan bahwa besarnya nilai NPM perusahaan sampel jika nilai skor

penerapan GCG=0 adalah sebesar -0,120%. Koefisien regresi skor penerapan

GCG sebesar 0,003%, hal ini berarti jika skor penerapan GCG meningkat 1 maka

NPM perusahaan sampel akan meningkat sebesar 0,003%.

Pengujian hipotesa kedua penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

formulasi hipotesa sebagai berikut:

H2 = Ha2 : Penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap net profit

margin (NPM).

H2 ≠ Ho2 : Penerapan good corporate governance tidak berpengaruh terhadap net

profit margin (NPM).

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

Jika probabilitas < 0,05 maka Ha2 diterima dan Ho2 ditolak. Dengan demikian

penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap net profit margin

(NPM).

Jika probabilitas > 0,05 maka Ha2 ditolak dan Ho2 diterima. Dengan demikian

penerapan good corporate governance tidak berpengaruh terhadap net profit

margin (NPM).

Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah dilakukan, besarnya

probabilitas adalah 0,141 yang lebih besar dari 0,05, dengan demikian Ha2 ditolak

dan Ho2 diterima sehingga dapat diketahui bahwa penerapan Good Corporate

Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap net profit margin (NPM).

Sedangkan besarnya kontribusi pengaruh penerapan GCG terhadap NPM

dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:


62
63

TABEL 4.11

NILAI R2 PENERAPAN GCG TERHADAP NPM

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .275a .076 .043 .08945 1.121
a. Predictors: (Constant), GCG
b. Dependent Variable: NPM

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Nilai R² =0,076 atau 7,6%, hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang

terjadi pada NPM perusahaan sampel dipengaruhi oleh penerapan GCG sebesar

7,6% sedangkan sisanya sebesar 92,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak termasuk dalam model analisis, misalnya: kondisi persaingan yang dihadapi

perusahaan, kondisi ekonomi makro (nilai tukar rupiah, nilai suku bunga).

4.4. Pembahasan

Secara teoritis praktik good corporate governance dapat meningkatkan

kinerja perusahaan, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan

dengan keputusan yang menguntungkan sendiri dan umumnya good corporate

governance dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan

modalnya yang berdampak terhadap kinerjanya dalam jangka panjang.

Berdasarkan penelitian diatas dihasilkan penerapan good corporate

governance (GCG) tidak berpengaruh terhadap return on assets (ROA) maupun

net profit margin (NPM). Hal tersebut dapat diketahui dari besarnya nilai
64

probabilitas dari masing-masing persamaan regresi linier sederhana. Untuk

persamaan pertama yaitu pengaruh penerapan good corporate governance

terhadap return on assets (ROA) mempunyai probabilitas sebesar 0,262 yang

lebih besar dari 0,05. Dari hasil analisis penelitian diatas juga diketahui besarnya

kontribusi pengaruh penerapan GCG terhadap ROA adalah R2 = 0,045 atau 4,5%

hal ini menunjukan bahwa perubahan terjadi pada ROA perusahaan sampel

dipengaruhi oleh penerapan GCG sebesar 4,5%, sedangkan sisanya sebesar 95,5%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak tercakup dalam model analisis,

misalnya: kondisi persaingan yang dihadapi perusahaan, kondisi ekonomi makro

(nilai tukar rupiah, nilai suku bunga). Untuk persamaan kedua yaitu pengaruh

penerapan good corporate governance terhadap net profit margin (NPM)

mempunyai probabilitas sebesar 0,141 yang lebih besar dari 0,05. Dari hasil

analisis penelitian di atas juga diketahui besarnya kontribusi pengaruh penerapan

GCG terhadap NPM adalah R² = 0,076 atau 7,6%, hal ini menunjukkan bahwa

perubahan yang terjadi pada NPM perusahaan sampel dipengaruhi oleh penerapan

GCG sebesar 7,6% sedangkan sisanya sebesar 92,4% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain yang tidak termasuk dalam model analisis, misalnya: kondisi

persaingan yang dihadapi perusahaan, kondisi ekonomi makro (nilai tukar rupiah,

nilai suku bunga).

Hal ini kemungkinan terjadi karena dilihat dari jangka waktu manfaat

good corporate governance bersifat jangka panjang yang tidak dapat diukur

kesuksesannya dan kinerja keuangan profitabilitas bersifat jangka pendek, dimana


65

hasil yang dicapai pada periode tersebut merupakan hasil tambah perusahaan.

Manfaat dari penerapan good corporate governance bersifat jangka panjang dan

berkesinambungan. Dengan pertimbangan finansial yang tidak terpengaruh secara

tiba-tiba. Hal ini berkaitan dengan prinsip konservatisme (kehati-hatian), yaitu

jika penerapan good corporate governance berpengaruh secara signifikan dengan

adanya kenaikkan laba atau penurunan laba, maka manajemen akan bersikap hati-

hati dalam menyusun laporan laba rugi. Hal ini dapat berpengaruh terhadap minat

investor dalam menanamkan modal.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh

Yudha Pranata (2007) dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa penerapan

good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan (yang diproxi dengan ROE, NPM dan Tobins), juga tidak mendukung

dengan penelitian yang telah dilakukan Connet et,. al (2005) dimana hasil

penelitiannya menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan perusahaan (yang diproxi dengan ROA).


66

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bagian akhir dari penulisan skripsi ini maka dalam bab ini penulis

sajikan simpulan dan saran. Simpulan dan saran yang disampaikan dalam bab ini

seluruhnya didasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis. Adapun

simpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut:

5.1. Simpulan

1. Berdasarkan hasil uji t dapat disebutkan bahwa besarnya probabilitas

0,262 lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat diketahui bahwa penerapan

good corporate governance (GCG) tidak berpengaruh signifikan terhadap return

on assets (ROA), sehingga hipotesa pertama yang menyatakan bahwa “Penerapan

good corporate governance berpengaruh terhadap return on assets (ROA)” tidak

dapat didukung kebenarannya.

2. Berdasarkan hasil uji t dapat disebutkan bahwa besarnya probabilitas

0,141 lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat diketahui bahwa penerapan

good corporate governance (GCG) tidak berpengaruh signifikan terhadap net

profit margin (NPM), sehingga hipotesa kedua yang menyatakan bahwa

“Penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap net profit margin

(NPM)” tidak dapat didukung kebenarannya.

65
5.2. Saran

1. Bagi manajemen perusahaan diharapkan informasi yang diperoleh dari


67

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil keputusan dalam rangka meningkatkan profitabilitas

perusahaan. Diharapkan manajemen perusahaan mampu menjalankan

GCG secara lebih baik lagi serta menjadikan GCG sebagai budaya

perusahaan dan tidak memandang GCG hanya sebagai kepatuhan saja

sehingga manfaat dari penerapan GCG dapat dirasakan.

2. Bagi Dunia Akademik diharapkan hasil penelitian mengenai pengaruh

penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan

perusahaan ini minimal dapat memberikan informasi bagi penelitian-

penelitian berikutnya dengan menggunakan variabel penelitian yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Lawrence, and J., Cailor. Corporate Governance and Firm Performance.
68

Boston Accounting Research Colloquium 15th, (Desember). 2004.

Connet, Marcia, and Alan J., Earnings Management, Corporate Governance, and
True Financial Performance : ECGI Finance Working Paper, (May).
2006.

Darmawati, Deni. 2004 dalam Putri. 2006. Hubungan Corporate Governance dan
Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII.

Diah Kusuma Wardani. 2008. Pengaruh Corporate Governance Terhadap


Kinerja Perusahaan Di Indonesia. Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Daniri. 2005. Good Corporate Governance: Konsep Dan Penerapannya dalam


Konteks Indonesia. Jakarta: Penerbit PT. Ray Indonesia.

Effendi, M. Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance Teori Dan
Implementasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

FCGI. 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi ke tiga.


Yogyakarta: Penerbit: Sekolalah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi


Kedua

Murni dan Djamilah. 2009. Metodelogi Penelitian, Surabaya.

Prastowo dan Juliaty, 2008. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.
Edisi ke dua. Yogyakarta: Penerbit YKPN.

Santoso , Singgih.2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta : Penerbit


Elex Media Komputindo.

Sugiono dan Untung. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan.
Jakarta: Penerbit Grasindo.

Sunarto. 2003. Corporate Governance dan Kinerja Saham. Fokus ekonomi,


Vol.2, no.3, (Desember). 2003.

Tjager, I.N., Alijoyo, F.A., Dje mat, H.R, dan Soembodo B. 2003. Corporate
Governance, Prenhallindo. Jakarta.
www.bpkp.go.id. Good Corporate Governance.

www.iicg.org
www.fcgi.org.id. Definisi Good Corporate Governance. Publikasi 2006.
69

www.jamsostek.co.id

www.kbn.co.id

www.krakatausteel.com

Xiaonian. 2000 dalam Setyawan. 2006. Ownership Structure, Corporate


Governance : The Case of Chinnese Stock Company.

Yudha Pranata. 2007. Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap


Kinerja Keuangan. Skripsi sarjana (tidak dipublikasikan). Yogyakarta :
Fakultas ekonomi Universitas Islam Indonesia.

You might also like