Professional Documents
Culture Documents
Suatu peristiwa berdarah yang masih sulit untuk kita hapuskan dari ingatan. Pada
saat itu, Srebrenica yang terletak di Bosnia Timur merupakan zona aman di bawah
kendali penjaga perdamaian PBB asal Belanda, di mana ribuan pengungsi muslim
Bosnia menggunakan daerah tersebut sebagai tempat pelarian dan penampungan
sementara.
Namun, ketika tentara Serbia pimpinan Jenderal Mladic menyerbu masuk dan
kemudian meminta agar pasukan Belanda menyerahkan warga Bosnia kepada
mereka, permintaan itu pun dipenuhi oleh pasukan tersebut. Pada akhirnya, secara
sistematis tentara Serbia membantai habis sekitar 8.000 warga Bosnia, dan penjaga
perdamaian PBB yang ada tidak dapat melakukan apapun selain menyaksikan
pembantaian keji tersebut.
Tentunya keputusan yang dinilai tidak tegas dan bersifat formalisme yuridis belaka
ini menyulut kontroversi di berbagai kalangan ahli hukum dan aktivitas HAM dari
berbagai belahan dunia.
Kini, pekerjaan pertama bagi Palestina ialah memobilisasi masyarakat internasional untuk
mendesak Israel melaksanakan putusan Mahkamah Internasional itu, apabila tidak dapat
mencapai tujuan itu, ia akan memperjuangkan sanksi PBB terhadap Israel . Untuk hal itu ,
Palestina telah mengambil tiga taktik yaitu pertama mendorong misi negara Arab di PBB
untuk menuntut Majelis Umum PBB mengadakan sidang darurat sebelum dan sesudah
tanggal 16 bulan ini, dalam rangka mendesak Israel menaati putusan Mahkamah
Internasional, kedua, selama Sidang Majelis Umum PBB pada bulan September mendatang,
menuntut meluluskan resolusi tentang sanksi terhadap Israel, dan ketiga, menghimbau
Dewan Keamanan PBB melakukan pemungutan suara, agar meluluskan resolusi berkekuatan
yang mengikat secara hukum yang mengenakan sanksi pada atau mendesak Israel menaati
dan melaksanakan putusan Mahkamah Internasional itu.
b. Sengketa Ambalat
Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Anifah Aman, mengatakan, pemerintah
Indonesia tidak pernah secara resmi memprotes dugaan pelanggaran batas
oleh pasukan Malaysia di perairan Ambalat. Sejauh ini, kata Anifah, tuduhan
itu hanya dibuat oleh media di Indonesia.
Seperti dikutip dari laman harian The Star, Selasa 16 Juni 2009, Anifah
mengatakan, media Indonesia dikenal memainkan isu, apalagi jelang
pemilihan umum presiden di Indonesia. Anifah yakin, publisitas berlebihan
sekarang terkait dengan pemilihan presiden bulan depan.
Bahkan, nama Ambalat diciptakan oleh media Indonesia, merujuk pada blok
konsesi gas dan minyak di wilayah yang menjadi pertikaian tersebut.
Sedangkan badan maritim Malaysia menyebutnya sebagai Laut Sulawesi.
Malaysia memilih jalur diplomatik untuk membicarakan isu tersebut, kata
Anifah, dan Malaysia telah mengeluarkan 13 nota protes atas pelanggaran
batas oleh pasukan maritim Indonesia. Nota protes telah dilayangkan sejak
2007, dan yang terbaru adalah nota protes yang dikeluarkan April lalu.
Dua negara ini berusaha mencari solusi melalui komite teknis gabungan, kata
Anifah dalam konferensi pers, kemarin. Dia menjelaskan, komite teknis telah
bertemu 13 kali sejauh ini. Pertemuan ke-14 yang akan diadakan di Malaysia
bulan depan. Malaysia berharap, pertemuan berikutnya bisa menemukan
solusi. Kementrian Luar Negeri Malaysia, kata Anifah, telah meminta
kementrian berwenang untuk meminta semua badan maritim Malaysia untuk
menjauh dari perairan konflik itu untuk saat ini.
Pernyataan bahwa kapal perang Malaysia masuk ke wilayah kedaulatan
Indonesia disampaikan rilis TNI Angkatan Laut yang menyebut kapal Perang
TNI Angkatan Laut, KRI Untung Surapati-872 menghalau kapal perang milik
Tentara Diraja Laut Malaysia, KD Yu-308 di perairan Blok Ambalat pada
Senin 25 Mei 2009.
Dalam rilis yang sama, disampaikan selama periode Januari-April 2009 telah
ada sembilan kali pelanggaran kapal Malaysia. Beberapa hari kemudian,
Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno,
mengatakan pelanggaran Malaysia pada 2007 sebanyak 76 kali, pada 2008,
ada 23 kali, sedangkan pada 2009 sudah 11 kali. Malaysia mengklaim
Ambalat sebagai wilayah kedaulatannya berdasarkan peta sepihak yang
dibuat Malaysia pada 1979. Peta sepihak itu tak hanya memicu sengketa
dengan Indonesia, tapi juga dengan negara tetangga Malaysia lainnya yakni
Singapura, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam.
Usaha untuk menciptakan perdamaian dunia telah banyak dibicaran oleh para ahli politik
dan kenegaraan sejak zaman dahulu, diantaranya dalam siding umum PBB tanggal 24 Oktober
1970 yang menyatakan bahwa “setiap perang agresi merupakan kejahatan terhadap
perdamaiana dan bahwa suatu ancaman atau penggunaan kekuatan merupakan pelanggaran
terhadap hokum internasional”.
Setiap Negara didunia menginginkan adanya suatu yang tertib dan aman. Akan tetapi
kenapa terjadi peperangan dan kesengketaan antar Negara? Hal ini disebabkan karena setiap
Negara memiliki kepentingan, keinginan serta kemauan yang berbeda-beda, yang dilandasi oleh
suatu system atau cara memperjuangkan yang berbeda-beda pula, sehingga menimbulkan
konflik kepentingan antar negra.
Prinsip hidup berdampingan secara damai telah dirintis dalam KAA I di Bandung tanggal 18-
24 April 1955 menghasilkan salah satu hal penting yaitu prinsip – prinsip hubungan internasional
dalam rangka memelihara dan memajukan perdamaian dunia. Prinsip – prinsip itu dikenal
dengan 10 Dasa Sila Bandung. Maka dapat dikatakan bahwa setelah KAA, penghargaan dan
pengakuan HAM semakin meningkat.Hidup berdampingan secara damai berarti adanya kerja
sama maka kerja sama antar berbagai pihak dapat terlaksana karena faktor: