You are on page 1of 15

HAJI DAN

UMROH

1
DAFTAR ISI

Haji ................................................................................................................................. 3

A. Pengertian Haji ..................................................................................................... 3


B. Keutamaan Haj i .................................................................................................... 3
C. Hukum Haji .......................................................................................................... 3
D. Dalil Hajji ............................................................................................................. 3
E. Jenis-jenis Haji ..................................................................................................... 4
F. Syarat-syarat Haji ................................................................................................ 6
G. Rukun Haji ........................................................................................................... 6
H. Wajib Haji ............................................................................................................ 6
I. Sunah Haji .......................................................................................................... 7
J. Larangan saat Ihram ................................................................................... ......... 7

Umroh ............................................................................................................................. 8

A. Pengertian Umroh ............................................................................................... 8


B. Keterangan .......................................................................................................... 8
C. Urutan Umroh ..................................................................................................... 8
D. Rukun Umroh ........................................................................................... ....... .. 9
E. Wajib Umroh ...................................................................................................... 9

Miqat Haji dan Umroh ................................................................................................. 9

Hikmah Ibadah Haji dan Umroh ................................................................................. 10

2
HAJI DAN UMROH
HAJI

A. Pengertian Haji

Sengaja datang ke Mekah, mengunjungi Ka'bah dan tempat-tempat lainnya untuk


melakukan serangkaian ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan

B. Keutamaan Haji

1. Ibadah Haji merupakan salah satu perintah Allah yang harus dikerjakan, bagi yang
mampu.
2. Ibadah Haji merupakan Jihad fi Sabilillah.
3.Ibadah Haji dapat menghapuskan dosa, bagi yang menjalankannya sesuai dengan
    perintah Allah SWT.
4. Haji dan Umroh merupakan kifarat/penebus dosa. Ada dosa yang yang hanya dapat
ditebus
dengan wukuf di Arafah saat Ibadah Haji.
5. Surga adalah balasan bagi Haji yang mabrur.
6. Biaya yang dikeluarkan untuk Ibadah Haji merupakan infaq fi sabilillah.

C. Hukum Haji

Haji hukumnya fardu bagi lelaki dan wanita sekali seumur hidup.

D. Dalil Haji

Dari Alquran:

‫وهلل على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيال ومن كفر فإن هللا غني عن العالمين‬ .
Artinya: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban
haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam."

Allah Taala mewajibkan haji bagi kaum muslimin pada tahun ke sembilan Hijrah. Nabi
saw. melakukan haji hanya sekali, yaitu haji wada.

Dari hadis:

Rasulullah saw. bersabda :


" Islam didirikan di atas lima dasar."

3
" Tidak ada balasan haji mabrur kecuali surga. "
" Barangsiapa melaksanakan haji tanpa melakukan kejahatan seksual dan tidak
melakukan tindakan kefasikan, maka ia kembali seperti saat dilahirkan oleh ibunya. "
"Wahai manusia! Sesungguhnya telah difardukan kepadamu haji, oleh sebab itu
berhajilah."

E. Jenis-Jenis Haji

1. Haji Tamattu

  Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Umroh dahulu kemudian Ibadah Haji,
dan
diselingi Tahallul.

 Ihram dari miqat untuk Umroh


 Ihram lagi dari miqat untuk Haji
 Membayar Dam
 Disunatkan Tawaf Qudum

Urutan Haji Tamattu:

1. Ihram utk Umroh


2. Tawaf (dlm rangka Umroh)
3. Sai (dalam rangka Umroh)
4. Tahallul
5. Ihram utk Haji
6. Bermalam di Mina
7. Wukuf di Arafah
8. Bermalam di Muzdalifah
9. Melontar Jumroh Aqabah
10. Menyembelih binatang Hadyu
11. Bercukur bersih atau Memendekkan rambut
12. Tawaf Ifadah
13. Sai
14. Bermalam di Mina
15. Melontar Jumroh
16. Tawaf Wada

2. Haji Ifrad    

Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dahulu kemudian Ibadah Umroh,
dan diselingi Tahallul.

 Ihram dari miqat untuk Haji


 Ihram lagi dari miqat untuk Umroh
 Tidak membayar Dam

4
Urutan Haji Ifrad :

1. Ihram (utk Haji)


2. Tawaf Qudum
3. Sai
4. Bermalam di Mina
5. Wukuf di Arafah
6. Bermalam di Muzdalifah
7. Melontar Jumroh Aqabah
8. Bercukur bersih atau Memendekkan rambut
9. Tawaf Ifadah
10. Bermalam di Mina
11. Melontar Jumroh
12. Tawaf Wada

3. Haji Qiran    

Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dan Ibadah Umroh pada waktu
bersamaan, tanpa diselingi Tahallul.

 Ihram dari miqat untuk Haji dan Umroh


 Melakukan semua pekerjaan haji
 Membayar Dam

Urutan Haji Qiran :

1. Ihram (utk Haji dan Umroh)


2. Tawaf Qudum
3. Sai
4. Bermalam di Mina
5. Wukuf di Arafah
6. Bermalam di Muzdalifah
7. Melontar Jumroh Aqabah
8. Menyembelih binatang Hadyu
9. Bercukur bersih atau Memendekkan rambut
10. Tawaf Ifadah
11. Bermalam di Mina
12. Melontar Jumroh
13. Tawaf Wada

5
F. Syarat-syarat Haji

1. Islam, haji tidak wajib bagi orang kafir, hajinya tidak sah.
2. Akal, tidak wajib bagi orang gila dan hajinya tidak sah.
3. Balig, tidak wajib bagi bayi tetapi bila sudah mumayyiz (bisa membedakan antara
yang baik dan yang buruk) hajinya diterima. Namun demikian setelah dewasa yang
bersangkutan belum bebas dari fardu haji.
4. Merdeka, tidak wajib haji bagi budak.
5. Sehat jasmani.
6. Memiliki bekal dan sarana perjalanan.
7. Perjalanan aman.

Tambahan syarat bagi wanita:


1. Harus didampingi suami atau mahramnya.
2. Tidak dalam keadaan iddah, baik karena cerai maupun kematian suami.

G. Rukun Haji

Rukun Haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam Ibadah Haji. Jika tidak
dikerjakan maka Hajinya tidak syah
 
Rukun Haji : Artinya :
Ihram Pernyataan mulai mengerjakan ibadah haji atau umroh dengan
memakai pakaian ihram disertai niat haji atau umroh di miqat
 
Wukuf di Arafah Berdiam diri dan berdoa di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah
 
Tawaf Ifadah Mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dilakukan setelah
melontar jumroh Aqabah pada tgl 10 Zulhijah
 
Sa'i Berjalan atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah
sebanyak 7 kali, dilakukan setelah Tawaf Ifadah
 
Tahallul Bercukur atau menggunting rambut setelah melaksanakan Sa'i
 
Tertib Mengerjakan kegiatan sesuai dengan urutan dan tidak ada yang
tertinggal 

H. Wajib Haji 

Wajib Haji adalah kegiatan yang harus dilakukan padaIbadah Haji, jika tidak dikerjakan
harus membayar dam (denda)

Wajib Haji : Keterangan:

6
Niat Ihram Dilakukan setelah berpakaian Ihram
Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tgl 9
Dalam perjalanan dari Arafah ke Mina
Zulhijah
Melempar jumroh Aqabah Pada tanggal 10 Zulhijah
Mabit di Mina Pada hari Tasyrik (11-13 Zulhijah)
Melempar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah Pada hari Tasyrik (11-13 Zulhijah)
Tawaf Wada Melakukan tawaf perpisahan sebelum
meninggalkan kota Makkah
Meninggalkan perbuatan yang dilarang saat
---
Ihram

I. Sunah Haji:

1. Mandi ketika hendak ihram


2. Membaca talbiyah
3. Membaca do’a setelah membaca talbiyah
4. Tawaf qudum buat pelaku haji ifrad atau qiran
5. Membaca dzikir sewaktu tawaf
6. Shalat 2 rakaat sesudah tawaf
7. Bermalam di Mina pada malam Arafah
8. Lari kecil dan membuka bahu kanan ketika tawaf qudum
9. Masuk ke Ka’bah

J. Larangan saat Ihram

1. Tidak boleh memotong dan mencabut rambut, memotong kuku, menggaruk


sampai kulit terkelupas atau mengeluarkan darah
Tidak boleh menggunakan parfum, termasuk parfum yang ada pada sabun
 
2. Tidak boleh bertengkar
 
3. Tidak boleh bermesraan
 
4. Tidak boleh berhubungan suami isteri
 
5. Tidak boleh berkata yang tidak baik, berkata porno
6. Tidak boleh menikah atau menikahkan
 
7. Tidak boleh berburu atau membantu berburu
 
8. Tidak boleh membunuh binatang (kecuali mengancam jiwa), memotong atau
mencabut tumbuhan dan segala hal yang mengganggu kehidupan mahluk.
 
9. Tidak boleh ber make-up

7
 
10. Pria tidak boleh : memakai penutup kepala, memakai pakaian berjahit dan tidak
boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki
 

11. Wanita tidak boleh : menutup wajah dan memakai sarung tangan sehingga
menutup telapak tangan

UMROH

A. Pengertian Umroh

Mengunjungi Ka'bah untuk melakukan serangkaian ibadah dengan syarat-syarat yang


telah ditetapkan.

B. Keterangan:

» Umroh disunatkan bagi setiap muslim yang mampu. Pelaksanaan dapat dilakukan
kapan saja (kecuali hari Arafah tgl 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tgl 11,12,13
Zulhijah).

» Umroh saat bulan Ramadhan sama dengan melakukan Ibadah Haji (Hadits Muslim)

C. Urutan Umroh

1. Berangkat menuju Miqat

2. Berpakaian dan berniat Ihram di Miqat (Tempat Miqat, al : Bier Ali,


Ji'ronah,Tan'im, dsb) 
3. Shalat sunat ihram 2 rakaat jika memungkinkan
 
4. Melafazhkan niat Umroh : Labbaik Allahuma Umrotan
 
5. Teruskan perjalanan ke Mekah, dengan membaca Talbiah sebanyak-banyaknya
dan mematuhi  larangan saat ihram
 
6. Melakukan Tawaf sebanyak 7 putaran
7. Melakukan Sa'i antara Bukit Safa - Bukit Marwah sebanyak 7 kali
 
8. Tahallul (menggunting rambut)
 

8
9. Ibadah Umroh selesai 

D. Rukun Umroh

1. Niat Ihram di Miqat


2. Tawaf
3. Sa'i
4. Tahallul
5. Tertib

E. Wajib Umroh

1. Niat Ihram di Miqat


2. Meninggalkan larangan selama Ihram

MIQAT HAJI DAN UMROH

Miqat : sebuah tempat yang telah ditentukan dalam syariat, untuk memulai niat ihram haji
dan umrah

Macam-macam miqat :

1. Zul Hulaifah - satu tempat yang sekarang disebut dengan Bir Ali, yaitu dekat dengan
Madinah dan jauh dari Makkah sekitar sepuluh kaki. Bir Ali adalah miqat terjauh dari
Makkah. Miqat ini adalah untuk penduduk Madinah dan bagi penduduk non Madinah
yang melewati kota itu.

2. Al-Juhfah - miqat penduduk Saudi Arabia bagian utara dan negara-negara Afrika
Utara dan Barat, serta penduduk negeri Syam (Lebanon, Yordania, Syiria, dan
Palestina). Jaraknya dengan kota Makkah kurang lebih 208 km. Namun tempat ini
telah ditelan banjir, dan sebagai gantinya adalah daerah Rabigh yang berjarak kurang
lebih 186 km dari kota Makkah.

3. Yalamlam - (sekarang dinamakan As-Sa’diyyah), yang berjarak kurang lebih 120 km


dari kota Makkah (bila diukur lewat jalur selatan Tihamah). Ini adalah miqat
penduduk negara Yaman, Indonesia, Malaysia, dan sekitarnya.

4. Qarnul Manazil - (sekarang dinamakan As-Sail), yang berjarak kurang lebih 78 km


dari Makkah, atau Wadi Muhrim (bagian atas Qarnul Manazil) yang berjarak kurang
lebih 75 km dari kota Makkah. Tempat ini merupakan miqat penduduk Najd dan yang
setelahnya dari negara-negara Teluk, Irak (bagi yang melewatinya), Iran, dll.
Demikian pula penduduk bagian selatan Saudi Arabia yang berada di seputaran
pegunungan Sarat.

9
5. Dzatu Irq - (sekarang dinamakan Adh-Dharibah), yang berjarak kurang lebih 100 km
dari kota Makkah. Ini adalah miqat penduduk negeri Irak (Kufah dan Bashrah) dan
penduduk negara-negara yang melewatinya. Awal mulai direalisasikannya
Dzatu‘Irqin sebagai miqat adalah di masa khalifah ‘Umar bin Al- Khaththab. Yaitu
ketika penduduk Kufah dan Bashrah merasa kesulitan untuk pergi ke miqat Qarnul
Manazil, dan mengeluhkannya kepada khalifah. Mereka pun diperintah untuk
mencari tempat yang sejajar dengannya. Dan akhirnya dijadikanlah Dzatu ‘Irqin
sebagai miqat mereka dengan kesepakatan dari khalifah Umar bin Al-Khaththab
radhiyallahu ‘anhu, yang ternyata mencocoki sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, sebagaimana dalam Shahih Muslim dari hadits Jabir bin Abdillah
radhiyallahu ‘anhuma

HIKMAH IBADAH HAJI DAN UMROH.

1. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah

Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menghadapkan hati


kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan haq,
kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang indah
dan sifat-sifat yang mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang
menyerupai-Nya dan tidak ada tandingan-Nya.

Dan hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya.

“Artinya : Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk


Ibrahim dengan menyatakan ; “Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan apapun
dan sucikan rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, beribadah, ruku dan
sujud” [Al-Hajj : 26]

Mensucikan rumah-Nya di dalam hal ini adalah dengan cara beribadah


semata-mata kepada Allah di dekat rumah-Nya (Ka’bah) yang mulia, mebersihkan
sekitar Ka’bah dari berhala-berhala, patung-patung, najis-najis yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala haramkan serta dari segala hal yang mengganggu
orang-orang yang sedang menjalankan haji atau umrah atau hal-hal lain yang
menyibukkan (melalaikan, -pent) dari tujuan mereka.

2. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah

“Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Satu
umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara keduanya
dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah” [HR Bukhari dan
Muslim, Bahjatun Nanzhirin no. 1275]

“Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku mendengar Nabi Shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda bahwa barang siapa berhaji ke Baitullah ini

10
karena Allah, tidak melakukan rafats dan fusuuq, niscaya ia kembali seperti
hari ia dilahirkan oleh ibunya” [HR Bukhari]

Rafats : jima’ ; pendahuluannya dan ucapan kotor, Fusuuq : kemaksiatan

Sesungguhnya barangsiapa mendatangi Ka’bah, kemudian menunaikan haji atau


umrah dengan baik, tanpa rafats dan fusuuq serta dengan ikhlas karena Allah
Subhanahu wa Ta’ala semata, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni
dosa-dosanya dan menuliskan jannah baginya. Dan hal inilah yang didambakan
oleh setiap mu’min dan mu’minah yaitu meraih keberuntungan berupa jannah dan
selamat dari neraka.

3. Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam

“Dan serulah manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh”[Al-Hajj : 27]

Nabi Ibrahim Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia.


Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki
(untuk bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim Alaihissalam tersebut dan
menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga
sekarang.

4. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Agar supaya mereka menyaksikan


berbagai manfaat bagi mereka” [Al-Hajj : 28]

Alah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan manfaat-manfaat dengan muthlaq (secara


umum tanpa ikatan) dan mubham (tanpa penjelasan) karena banyaknya dan
besarnya menafaat-manfaat yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik
duniawi maupun ukhrawi.

Dan diantara yang terbesar adalah menyaksikan tauhid-Nya, yakni mereka


beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata-mata. Mereka datang dengan
niat mencari wajah-Nya yang mulia bukan karena riya’ (dilihat orang lain)
dan juga bukan karena sum’ah (dibicarakan orang lain). Bahkan mereka
betauhid dan ikhlas kepada-Nya, serta mengikrarkan (tauhid) di antara
hamba-hamba-Nya, dan saling menasehati di antara orang-orang yang datang
(berhaji dan sebagainya,-pent) tentangnya (tauhid).

Mereka thawaaf mengelilingi Ka’bah, mengagungkan-Nya, menjalankan shalat di


rumah-Nya, memohon karunia-Nya, berdo’a supaya ibadah haji mereka diterima,
dosa-dosa mereka diampuni, dikembalikan dengan selamat ke nergara

11
masing-masing dan diberi anugerah kembali lagi untuk berdo’a dan merendah
diri kepda-Nya.

Mereka mengucapkan talbiyah dengan keras sehingga di dengar oleh orang yang
dekat ataupun yang jauh, dan yang lain bisa mempelajarinya agar mengetahui
maknanya, merasakannya, mewujudkan di dalam hati, lisan dan amalan mereka.
Dan bahwa maknanya adalah : Mengikhlaskan ibadah semata-mata untuk Allah dan
beriman bahwa Dia adalah ‘ilah mereka yang haq, Pencipta mereka, Pemberi
rizki mereka, Yang diibadahi sewaktu haji dan lainnya.

5. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati

Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling mengenal dan
saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq. Mereka datang dari segala
penjuru, dari barat, timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di rumah
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di
Makkah. Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang
lain, membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia akhirat,
maslahat taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan,
pengarahan dan dakwah ke jala Allah.

Mereka bisa mendengar dari para ulama, apa yang bermanfaat bagi mereka yang
di sana terdapat petunjuk dan bimbingan menuju jalan yang lurus, jalan
kebahagiaan menuju tauhidullah dan ikhlas kepada-Nya, menuju ketaatan yang
diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengetahui kemaksiatan untuk
dijauhi, dan supaya mereka mengetahui batas-batas Allah dan mereka bisa
saling menolong di dalam kebaikan dan taqwa.

6. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta’ala

Dan diantara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka bisa mempelajari
agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua, dan di lingkungann masjid
Nabawi dari para ulama dan pembimbing serta memberi peringatan tentang apa
yang mereka tidak ketahui mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan
lainnya. Sehingga mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu.

Dari Makkah inilah tertib ilmu itu, yaitu ilmu tauhid dan agama. Kemudian
(berkembang) dari Madinah, dari seluruh jazirah ini dan dari seluruh
negeri-negeri Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ada ilmu dan ahli ilmu. Namun
semua asalnya adalah dari sini, dari lingkungan rumah Allah yang tua.

Maka wajib bagi para ulama dan da’i, dimana saja mereka berada, terlebih
lagi di lingkungan rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala ini, untuk mengajari
manusia, orang-orang yang menunaikan haji dan umrah, orang-orang asli dan
pendatang serta para penziarah, tentang agama dan manasik haji mereka.

12
Seorang muslim diperintahkan untuk belajar, bagaimanapun (keadaannya) ia,
dimana saja dan kapan saja ; tetapi di lingkungan rumah Allah yang tua,
urusan ini (belajar agama) lebih penting dan mendesak.

Dan di antara tanda-tanda kebaikan dan kebahagian seseorang adalah belajar


tentang agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Nabi Shallallahu ‘alaihi bersabda : “Barangsiapa yang dikehendaki


oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala memperoleh kebaikan, niscaya Dia menjadikan
faqih terhadap agama” [HR Bukhari, Kitab Al-Ilmi 3 bab : 14]

Di sini, di negeri Allah, di negerimu dan di negeri mana saja, jika engkau
dapati seorang alim ahli syari’at Allah, maka pergunakanlah kesempatan.
Janganlah engkau takabur dan malas. Karena ilmu itu tidak bisa diraih oleh
orang-orang yang takabur, pemalas, lemah serta pemalu. Ilmu itu membutuhkan
kesigapan dan kemauan yang tinggi.

Mundur dari menuntut ilmu, itu bukanlah sifat malu, tetapi suatu kelemahan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan Allah tidak malu dari kebenaran” [Al-Ahzab : 53]

Karenanya seorang mukmin dan mukminah yang berpandangan luas, tidak akan
malu dalam bab ini ; bahkan ia maju, bertanya, menyelidiki dan menampakkan
kemusykilan yang ia miliki, sehingga hilanglah kemusykilan tersebut.

7. Menyebarkan Ilmu

Di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada saudara-saudaranya


yang melaksanakan ibadah haji dan teman-temannya seperjalanan, yang di
mobil, di pesawat terbang, di tenda, di Mekkah dan di segala tempat. Ini
adalah kesempatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan. Engkau bisa
menyebarkan ilmu-mu dan menjelaskan apa yang engkau miliki, akan tetapi
haruslah dengan apa yang engkau ketahui berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah
dan istimbath ahli ilmu dari keduanya. Bukan dari kebodohan dan
pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari Al-Kitab dan As-Sunnah.

8. Memperbanyak Ketaatan

Di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat dan thawaf, sebagaimana


firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Artinya : Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada
badan mereka ; hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan
hendaklah mereka berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka’bah)” [Al-Hajj
: 29]

13
Maka disyariatkan bagi orang yang menjalankan haji dan umrah untuk
memperbanyak thawaf semampunya dan memperbanyak shalat di tanah haram. Oleh
karena itu perbanyaklah shalat, qira’atul qur’an, tasbih, tahlil, dzikir.
Juga perbanyaklah amar ma’ruf nahi mungkar dan da’wah kepada jalan Allah
Subhanahu wa Ta’ala di mana banyak orang berkumpul dari Afrika, Eropa,
Amerika, Asia dan lainnya. Maka wajib bagi mereka untuk mempergunakan
kesempatan ini sebaik-baiknya.

9. Menunaikan Nadzar

Walaupun nadzar itu sebaiknya tidak dilakukan, akan tetapi seandainya


seseorang telah bernadzar untuk melakukan ketaatan, maka wajib baginya untuk
memenuhinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Barangsiapa bernadzar untuk mentaati Allah, maka hendaklah dia


mentaati-Nya” [HR Bukhari]

Maka apabila seseorang bernadzar di tanah haram ini berupa shalat, thawaf
ataupun ibadah lainnya, maka wajib baginya untuk menunaikannya di tanah
haram ini.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan hendaklah mereka menunaikan nadzar” [Al-Hajj : 29]

10. Menolong Dan Berbuat Baik Kepada Orang Miskin

Di antara manfaat haji adalah bisa menolong dan berbuat baik kepada orang
miskin baik yang sedang menjalankan haji atau tidak di negeri yang aman ini.
Seseorang dapat mengobati orang sakit, menjenguknya, menunjukkan ke rumah
sakit dan menolongnya dengan harta serta obat.

Ini semua termasuk manfaat-manfaat haji.

“Artinya : ….agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka” [Al-Hajj


: 28]

11. Memperbanyak Dzikir Kepada Allah

Di negeri yang aman ini hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah, baik
dalam keadaan berdiri, duduk dan bebaring, dengan tasbih (ucapan
Subhanallah), hamdalah (ucapan Alhamdulillah), tahlil (ucapan Laa ilaaha
ilallah), takbir (ucapan Allahu Akbar) dan hauqallah (ucapan Laa haula wa
laa quwata illa billah).

14
“Artinya : Dari Abu Musa Al-As’ari Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Perumpamaan orang yang mengingat Rabb-nya dan
yang tidak mengingat-Nya adalah sebagai orang hidup dan yang mati”. [HR
Bukhari, Bahjatun Nadzirin no. 1434]

12. Berdo’a Kepada-Nya

Di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh merendahkan diri dan


terus menerus berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar Dia menerima
amal, membereskan hati dan perbuatan ; agar Dia menolong untuk
mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah kepada-Nya ; agar
Dia menolong untuk menunaikan kewajiban dengan sifat yang Dia ridhai serta
agar Dia menolong untuk berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya.

13. Menunaikan Manasik Dengan Sebaik-Baiknya

Di antara manfaat haji, hendaknya melaksanakannya dengan sesempurna mungkin,


dengan sebaik-baiknya dan seikhlas mungkin baik sewaktu melakukan thawaf,
sa’i, wukuf di Arafah, berada di Muzdalifah, melempar jumrah, maupun sewaktu
shalat, qira’atul qur’an, berdzikir, berdo’a dan lainnya. Juga hendaknya
mengupayakannya dengan kosentrasi dan ikhlas.

14. Menyembelih Kurban

Di antara manfaat haji adalah menyembelih (binatang) kurban, baik yang wajib
tatkala berihram tammatu dan qiran, maupun tidak wajib yaitu untuk taqarrub
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sewaktu haji wada’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berkurban


100 ekor binatang. Para sahabat juga menyembelih kurban. Kurban itu adalah
suatu ibadah, karena daging kurban dibagikan kepada orang-orang miskin dan
yang membutuhkan di hari-hari Mina dan lainnya.

15

You might also like