You are on page 1of 9

Jurnal Natur Indonesia III (2): 95 - 103 (2001)

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN TEKNOLOGI


EM (EFFECTIVE MIKROORGANISMS)

T. Abu Hanifah*), Christine Jose dan Titania T. Nugroho


*) Corresponding Author
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

Diterima tanggal : 20 – 2 – 2001 Disetujui tanggal : 30 – 3 - 2001

ABSTRACT

The cultivation of tapioca liquid waste as microbiology treatment


has been investigated. Waste were cultivated by effective
microorganisms (EM) technology in the laboratorium scale.
Sample were taken from PT. Sari Bumi Swakarsa, Kabupaten
Kuantan Singingi, Riau Province and brought to the laboratorium
using two plastic containers. Sample in the first container contains
final process of liquid wastes (out let) for quality control. The
second container contains liquid wastes before processing which
treated with EM. The purpose of this research was to hasten the
decomposition processes of tapioca liquid waste using EM
technology.
The cultivation of EM used triple treatments. Two treatment were
using EM with concentration of 0.5% (A series) and 1% (B series).
Another treatment was without EM (C series). The changing of
water quality before and after treatment was compared to tapioca
liquid waste standard (KepMenLH No.51/MenLH/10/1995) in
charge of pH, BOD, COD, total suspended solid (TSS) and cyanide.
Time variables were 0, 3, 6, 9, 12, and 15 days treatment Data was
analyzed using statistic ANOVA. The effect of EM was observed
using Duncan’s test at confidence interval 95%.
The statistical analyzes of the experimental data showed that A
series and B series had BOD, COD TSS, and cyanide less than C
series (p≤0.05). The differences of EM concentrations were not
affect toward BOD, COD and TSS. B series was effectively to
decrease cyanide (p≤0.05). EM technology could be used to
cultivate tapioca liquid waste more quickly (12 days) than
industrial processes (3 months) to achieve wastewater quality
standard.
Key word: Effective microorganisms, tapioca liquid waste,
treatment.

PENDAHULUAN ada belum mampu memisahkan


Proses pembuatan tapioka me- seluruh pati yang terlarut dalam air,
merlukan air untuk memisahkan pati sehingga limbah cair yang dilepaskan
dari serat. Pati yang larut dalam air ke ling-kungan masih mengandung
harus dipisahkan. Teknologi yang pati. Lim-bah cair akan mengalami
96

dekomposisi secara alami di badan- dan dapat menghasilkan zat gula bagi
badan perairan dan menimbulkan bau bakteri EM yang lain.
yang tidak sedap. Bau tersebut Mikroorganisme EM mampu hidup
dihasilkan pada proses penguraian baik pada medium asam atau basa,
senyawa mengan-dung nitrogen, temperatur tinggi 45-500C (mikroor-
sulfur dan fosfor dari bahan ganisme termofilik) dan pada kondisi
berprotein (Zaitun, 1999; Hanifah aerob atau anaerob (Higa, 2000).
dkk, 1999). Pabrik tapioka PT. Bumi Sari
Alternatif solusi pengolahan Swakarsa menggunakan 16 kolam
limbah cair tapioka adalah dengan untuk mengolah limbah cair yang
menggunakan teknologi EM (Effec- dihasilkan dengan waktu alir limbah
tive Microorganisms). Effective Mi- sampai tiga bulan sebelum limbah
croorganisms merupakan kultur cair dibuang ke lingkungan.
cam-puran lima kelompok Teknologi EM untuk pengolahan
mikroorganisme yang mampu limbah cair tapioka perlu dilakukan,
melakukan biodegradasi limbah sehingga air hasil olahan tersebut
organik, seperti senyawa kar-bon, layak dibuang lebih cepat ke
hidrogen, nitrogen dan oksigen. lingkungan dan meme-nuhi baku
Mikroorganisme EM memerlukan mutu yang sesuai dengan Kepmenlh
ba-han organik untuk No.51/Menlh/10/1995. Pe-nelitian ini
mempertahankan hidupnya seperti bertujuan mengaplikasikan teknologi
karbohidrat, protein, lemak dan EM untuk mengolah limbah cair
mineral lainnya (Higa, 1998). tapioka dalam skala laboratorium dan
Bahan-bahan tersebut banyak menganalisis lamanya waktu pe-
terdapat dalam limbah cair tapioka. ngolahan sampai mencapai baku
Reaksi fermentasi berlangsung de- mutu limbah cair tapioka melalui
ngan cepat dan EM mampu hidup hasil analisis parameter nilai pH,
secara sinergis dengan mikroorga- BOD, COD, TSS, dan sianida.
nisme lain (Jose dkk, 2000). Penelitian dilakukan di Lab. Kimia
Bakteri fotosintetik dapat Analitik dan Lab. Biokimia Jurusan
meng-gunakan karbon dioksida dan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
hidro-gen sulfida untuk hidup Pengetahuan Alam Universitas Riau
dengan me-mecahkan dan Pekanbaru selama lebih kurang enam
menggunakan senya-wa-senyawa bulan.
bersulfur tanpa menim-bulkan bau
97

METODA PENELITIAN dan sampel limbah cair ini akan


Peralatan digunakan dalam diolah dengan teknologi EM.
penelitian adalah ember plastik putih Mikroorganisme EM yang
ukuran 5 liter; perangkat reaktor masih dalam keadaan tidur (dormant)
COD dari HACH, USA; inkubator diaktifkan dengan memberikan
BOD dari Gallenkamp, England; maka-nan dan air. Pengaktifan
spektrofotometer 20D, Miltron and dilakukan dengan menambahkan air
Roy.Co, England; perangkat pH me- dan gula (molasse) dengan
ter Orion MA 02129 tipe 210A, USA; perbandingan 5 mL EM : 5 mL
neraca analitik Mettler AE 200, USA; molase : 1000 mL air (konsentrasi
dan peralatan gelas dari Pyrex untuk EM 0,5%) dan perban-dingan 10 mL
analisis sianida. Bahan yang diguna- EM : 10 mL molase : 1000 mL air
kan adalah larutan EM4 keluaran (konsentrasi EM 1%). Ketiga bahan
Indonesian Kyusei Natural Farming ini dicampurkan dan dibiarkan
Societies dan bahan kimia asal selama 72 jam agar semua
Mercks pro analisis. mikroorganisme aktif. Keaktifan mi-
kroorganisme ini diketahui dari
Perlakuan Sampel aroma fermentasi yang harum.
Sampel limbah cair diambil dari Larutan siap digunakan untuk
kolam pengolahan limbah cair diinokulasikan ke limbah cair.
tapioka PT. Sari Bumi Swakarsa (APNAN, 1995).
Kabupaten Kuantan Singingi Pengolahan sampel dengan EM
Provinsi Riau dan dibawa ke dilakukan dengan tiga perlakuan.
laboratorium dalam dua wadah drum Dua perlakuan menggunakan
plastik. Sampel dalam wadah konsen-trasi EM 0,5% (seri A) dan
pertama berisi limbah cair hasil EM kon-sentrasi EM 1% (seri B),
olahan akhir pihak pabrik pada sedangkan satu perlakuan lagi tanpa
kolam ke-16 atau limbah outlet yang mengguna-kan EM (seri C). Limbah
siap dibuang ke lingkungan. Sampel cair dengan konsentrasi EM 0,5%
ini digunakan untuk analisis baku dibuat dengan menginokulasikan 5
mutu limbah cair tapioka. Sampel mL EM aktif pa-da setiap satu liter
dalam wadah kedua berisi sampel sampel dan untuk konsentrasi EM
limbah cair yang belum diolah oleh 1% dibutuhkan 10 mL EM aktif.
pihak pabrik. Sampel diambil dari Variabel waktu analisis dilakukan
pipa pembuangan ke kolam pertama pada 0, 3, 6, 9, 12 dan 15 hari
98

pengolahan. Perubahan kualitas air HASIL


sebelum dan sesudah pengolahan Penentuan nilai pH dapat dilihat
dibandingkan dengan baku mutu pada Tabel 1. Nilai pH untuk
limbah cair tapioka (Kepmenlh No. pengolahan seri A memenuhi baku
51/Menlh/10/1995) dengan mutu. Pada seri B, hari pengolahan
mengukur nilai pH, BOD, COD, yang baik adalah pada hari ke 6, 9,
padatan tersus-pensi (TSS) dan dan 12.
sianida (APHA-AWWA-WPCF, Hasil penentuan nilai BOD da-
1992). pat dilihat pada Tabel 2, yang
menunjukkan adanya perbedaan
Analisis Data nyata (p≤0,05) antara seri C dengan
Data yang diperoleh dianalisis seri A dan B pada hari ketiga.
Pengolahan selanjutnya sampai hari
secara statistik dengan menggunakan
ke-15 tidak ada perbedaan penurunan
ANOVA. Pengaruh penambahan EM
nilai BOD dari ketiga perlakuan,
diamati dengan uji jarak berganda
kecuali pada hari ke 12 untuk sampel
Duncan pada selang kepercayaan
dengan konsentrasi EM 1%. Walau
95% (Steel and Torrie, 1995). pun tidak berbeda nyata, nilai BOD

Tabel 1. Pengaruh perlakuan EM terhadap nilai pH


Sampel Waktu analisis
0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 15 Hari
Hari
Baku Mutu 6,0 – 9,0
Out let 7,18
Seri A (0,5% 6,40a 7,21a 6,16a 6,77a 7,57a 6,67a
EM)
Seri B (1% EM) 5,87a 5,74b 6,39a 6,68a 6,28b 5,85ab
a
Seri C (0% EM) 5,36 5,93b 5,94a 5,99a 5,37b 4,92b
Catatan: Harga rata-rata dengan pangkat sama dan kolom sama adalah tidak berbeda nyata
dan harga rata-rata dengan pangkat berbeda pada kolom sama adalah berbeda nyata
d i k 5% ( ≤0 05) b d k ji j k b d D
Tabel 2. Pengaruh perlakuan EM terhadap nilai BOD
Sampel Waktu analisis BOD (mg/L)
0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Hari 15
Hari
Baku Mutu 150,0
Out let 6,52
Seri A (0,5% EM) 101,67a 58,87b 51,42a 43,89a 26,40b 11,89a
Seri B (1% EM) 130,38a 58,12b 49,65a 44,27a 31,23b 22,47a
a a a a a
Seri C (0% EM) 125,68 110,48 84,72 46,02 48,81 25,13a
Catatan: Harga rata-rata dengan pangkat sama dan kolom sama adalah tidak berbeda nyata dan
harga rata-rata dengan pangkat berbeda pada kolom sama adalah berbeda nyata pada
tingkat 5% (p≤0,05) berdasarkan uji jarak berganda Duncan.
99

pada perlakuan sampel dengan EM Pengola-han limbah dengan EM


menghasilkan nilai BOD yag lebih memberikan nilai COD yang lebih
rendah. Mikroorganisme EM mampu rendah diban-dingkan dengan tanpa
memdegradasi senyawa-senyawa or- EM dan sesuai dengan baku mutu
ganik dalam limbah lebih cepat da- yang ditetapkan oleh Kepmenlh
ripada hanya tergantung dari mikro-
No.51/Menlh/10/1995
organisme alami dalam limbah. Pe-
ngolahan pada hari ke-15
Hasil penentuan TSS dapat
memberikan nilai BOD yang paling
dilihat pada Tabel 4 memperlihatkan
kecil pada semua seri.
fluktuasi nilai TSS selama proses
Hasil penentuan nilai COD
pengolahan limbah. Selama
untuk limbah outlet dan limbah
penelitian terdapat TSS, kecuali pada
olahan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh perlakuan EM terhadap nilai COD
Sampel Waktu analisis COD (mg/L)
0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Hari 15 Hari
Baku Mutu 300,0
Out let 110,40
Seri A (0,5% EM) 288,00a 243,20a 49,60a 100,80a 68,80a 68,80a
Seri B (1% EM) 305,60a 115,20a 96,00a 105,60a 67,20a 89,60a
a a a a a
Seri C (0% EM) 384,00 283,20 102,40 128,00 123,20 125,30a
Catatan: Harga rata-rata dengan pangkat sama dan kolom sama adalah tidak berbeda nyata
dan harga rata-rata dengan pangkat berbeda pada kolom sama adalah berbeda
nyata pada tingkat 5% (p≤0,05) berdasarkan uji jarak berganda Duncan.
Tabel 4. Pengaruh perlakuan EM terhadap TSS
Sampel Waktu analisis TSS (mg/L)
0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Hari 15 Hari
Baku Mutu 100,0
Out let 85,50
Seri A (0,5% EM) 107,50a 104,00b 81,83a 62,66a 56,16a 65,16a
a b a a a
Seri B (1% EM) 111,50 87,66 72,83 70,00 62,83 97,00a
a a a a a
Seri C (0% EM) 129,66 142,00 90,50 85,66 76,00 60,33a
Catatan: Harga rata-rata dengan pangkat sama dan kolom sama adalah tidak berbeda nyata
dan harga rata-rata dengan pangkat berbeda pada kolom sama adalah berbeda nyata
pada tingkat 5% (p≤0,05) berdasarkan uji jarak berganda Duncan.
Tabel 5. Pengaruh perlakuan EM terhadap sianida
Sampel Waktu analisis sianida (mg/L)
0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 15 Hari
Hari
Baku Mutu 0,300
Out let 0,268
Seri A (0,5% EM) 0,406b 0,342b 0,333b 0,138b 0,042b 0,069b
b b b a b
Seri B (1% EM) 0,316 0,276 0,295 0,304 0,058 0,061b
a a a a a
Seri C (0% EM) 0,829 0,516 0,608 0,476 0,381 0,386a
Catatan: Harga rata-rata dengan pangkat sama dan kolom sama adalah tidak berbeda nyata
dan harga rata-rata dengan pangkat berbeda pada kolom sama adalah berbeda nyata
pada tingkat 5% (p≤0,05) berdasarkan uji jarak berganda Duncan.
100

seri B terdapat kenaikan pada hari ke menjadi hijau. Ganggang akan


15. berfotosintesis dan menyumbangkan
Hasil pengukuran kandungan oksigen ke dalam air. Seri A dapat
sianida dapat dilihat pada Tabel 5. menurunkan nilai BOD sampai
Terjadi penurunan sianida dengan mencapai 11,89 mg/L pada hari
semakin lamanya waktu pengamatan. pengolahan ke-15 dan membuktikan
seri A cukup efektif untuk mengolah
PEMBAHASAN limbah cair tapioka.
Nilai pH limbah outlet (7,18) Limbah yang diolah dengan konsen-
memenuhi syarat baku mutu limbah trasi EM 1% (Seri B) mempunyai
cair tapioka, karena bakteri dalam nilai BOD tertinggi pada pengolahan
limbah menghasilkan amoniak yang 0 hari (130,386 mg/L) dan turun
dapat menaikkan pH. Seri A juga sampai nilai terendah pada pengo-
memberikan nilai pH yang lahan hari ke-15 (22,477 mg/L).
dibolehkan baku mutu limbah cair Tingginya nilai BOD pada pengo-
tapioka. Sela-ma pengolahan, bakteri lahan 0 hari seri B yang melebihi seri
asam laktat mengubah karbohidrat A pada hari pengolahan yang sama
menjadi asam laktat. Asam laktat disebabkan inokulan EM 1%
digunakan oleh ragi dan jamur mengan-dung molase lebih tinggi
membentuk alkohol dan ester, dari inokulan EM 0,5%. Limbah
sehingga pH naik turun. Hal ini tapioka semula banyak mengandung
ditandai dari aroma limbah yang senyawa organik seperti karbohidrat,
harum. protein dan lemak yang
Nilai pH yang sesuai dengan menyebabkan nilai BOD agak tinggi.
baku mutu untuk seri B adalah pada Selain itu limbah juga me-ngandung
hari pengolahan ke 6, 9, dan 12. Seri sianida yang bersifat racun bagi
C mengalami penurunan pH selama bakteri, sehingga tidak semua bakteri
15 hari pengolahan yang disebabkan dapat bekerja untuk mende-gradasi
oleh proses degradasi limbah secara senyawa-senyawa polutan.
alami yang menghasilkan asam-asam Meskipun seri C tidak mengan-
organik. dung mikroorganisme EM, proses
Rendahnya BOD sampel outlet dekomposisi senyawa organik terjadi
(6,52 mg/L) karena limbah yang secara alamiah dalam limbah, sehing-
diolah pabrik mudah ditumbuhi ga nilai BOD juga menurun selama
gang-gang, sehingga warna air proses pengolahan.
101

Nilai COD sampel outlet Tingginya nilai COD pada seri


(110,40 mg/L) lebih rendah bila di- C disebabkan masih banyaknya
bandingkan dengan baku mutu (300 senyawa organik dan anorganik serta
mg/L). Rendahnya nilai COD dise- senyawa polutan lainya dalam
babkan limbah outlet banyak limbah, sehingga proses dekomposisi
mengan-dung oksigen terlarut yang senyawa yang terdapat dalam limbah
berasal dari proses fotosintesa berjalan sangat lamban.
ganggang yang tumbuh dalam kolam Kandungan TSS sampel outlet
limbah. Di samping itu, sebagian (85,50 mg/L) lebih rendah bila
besar senyawa organik telah diban-dingkan dengan baku mutu
terdegradasi secara alami selama 3 (100 mg/L). Rendahnya TSS
bulan. disebabkan partikel-partikel yang
Seri A memperlihatkan nilai tersuspensi dalam limbah telah
COD yang sudah stabil pada hari mengalami proses pengendapan
pengolahan ke-12 (68,80 mg/L) dan selama penglohan tiga bulan oleh
sesuai dengan baku mutu (300 pihak pabrik.
mg/L). Mikroorganisme EM mampu Seri A dan B memberikan nilai
mende-gradasi senyawa-senyawa TSS yang terendah pada pengolahan
polutan da-lam limbah dengan cepat. hari ke-12 dan nilai ini sesuai dengan
Mikroorga-nisme dalam limbah terus baku mutu. Seri ini mampu
menerus melakukan proses mereduksi partikel tersuspensi yang
metabolisme se-panjang kebutuhan terdapat dalam limbah. Perbedaan
energinya terpe-nuhi dan akan konsentrasi EM tidak menyebabkan
menghasilkan senyawa-senyawa perbedaan yang nyata dalam
yang dapat memberikan dampak menurunkan kan-dungan TSS.
terhadap turun naiknya nilai COD. Sianida adalah suatu senyawa
Seri B menghasilkan nilai COD yang sangat beracun, larut dalam air
terendah pada hari pengolahan ke-12 dan mudah menguap pada suhu
(67,20 mg/L). Perbedaan konsentrasi kamar. Kandungan sianida sampel
EM tidak memberikan pengaruh out let (0,2683 mg/L) hampir
yang nyata dalam menurunkan nilai mendekati baku mutu limbah cair
COD. Walaupun demikian, nilai tapioka (0,3 mg/L). Kolam
COD teren-dah pada kedua sampel pengolahan limbah pabrik tidak
yang diolah dengan EM terjadi pada mengandung bakteri fotosintetik dan
hari ke 12. jamur actinomycetes yang dapat
102

menguraikan sianida dalam limbah meskipun proses degradasi sianida


cair. berjalan lamban.
Kandungan sianida pada pengo-
lahan 0 hari (0,406 mg/L) seri A KESIMPULAN DAN SARAN
telah melewati nilai ambang batas Teknologi EM dapat diterapkan
dan nilai ini jauh di bawah seri C dalam skala laboratorium untuk me-
pada hari yang sama (0,829 mg/L). ngolah limbah cair tapioka, sehingga
Hal ini me-nandakan bahwa limbah tersebut layak dibuang ke
mikroorganisme EM mulai lingkungan dalam waktu yang lebih
mendegradasi sianida. Pada hari cepat (12 hari pengolahan) diban-
pengolahan ke-12 (0,042 mg/L) dingkan pengolahan limbah cair yang
memberikan kandungan sianida yang dilakukan oleh pihak pabrik (tiga
terendah. Rendahnya kandungan bulan).
sianida dalam limbah disebabkan Perbedaan konsentrasi EM
banyaknya senyawa sianida yang (0,5% dan 1%) tidak mempengaruhi
didegradasi oleh bakteri fotosintetik secara nyata pada nilai BOD, COD
EM dan sifat asam sianida yang dan TSS, sedangkan untuk menurun-
mudah menguap karena pengaruh kan kandungan sianida dalam limbah
waktu. cair lebih baik menggunakan kon-
Seri B mampu mereduksi siani- sentasi EM 1%.
da dalam limbah pada hari Aplikasi EM sebaiknya dicoba-
pengolahan ke-12 (0,058 mg/L) dan kan pada proses pengolahan limbah
nilai ini memenuhi baku mutu limbah cair tapioka dalam skala lapangan
cair tapioka. Seri ini cukup efektif untuk menghembat biaya pengolahan
menu-runkan sianida dalam limbah. dan mempersingkat waktu alir
Kandungan sianida Seri C pada limbah.
pengolahan 0 hari (0,829 mg/L) telah
melewati baku mutu. Tingginya kan- UCAPAN TERIMA KASIH
dungan sianida dalam limbah berasal Terimakasih kepada Kepala
dari bahan baku ubi kayu yang Lab. Analitik dan Lab. Biokimia atas
banyak mengandung sianida, bantuan sarana dan Laboratorium
sehingga sianida ikut terlarut dalam Kimia Instrumentasi FMIPA UNRI
proses pembuatan taipoka. atas bantuan dana dalam
Penurunan kandungan siani-da pada penyelesaian penelitian ini.
seri C terjadi secara alamiah,
103

Terimakasih juga disampaikan


kepada Aang Saputra mahasiswa Higa, T. 2000. Using the EM waste-
FMIPA yang telah membantu pelak- water treatment system to recy-
sanaan penelitian sebagai bagian cle water. First Edition. Sun-
tugas akhir skripsinya. mark Publishing Inc., Tokyo

DAFTAR PUSTAKA Jose, C., Abdullah, C., Anggraini,


APHA-AWWA-WPCF. 1992. Stan- Y., dan Bahri, S. 2000.
dard methods for the exami- Peningkatan nutrisi limbah
nation of water and wastewater. padat tapioka sebagai bahan
th
18 Ed. American Public dasar pakan ter-nak dengan
Health Association, penggunaan effec-tive
Washington. microorganisms (EM).
Prosiding Semirata 2000
APNAN. 1995. Pedoman penggu- Bidang MIPA BKS-PTN
naan EM bagi Negara-negara Wilayah Barat FMIPA
APNAN (Asia Pacific Natural Universitas Riau, Pekanbaru.
Agriculture Network). Edisi pp 304-314
Pertama. Buku Pintar P4K seri
35 Departemen Pertanian, Steel R. G. D and Torrie, J. H. 1995.
Jakarta. Prinsip dan prosedur statistika:
suatu pendekatan biometrik.
Hanifah, T.A., Saeni, M.S., Adijuwa- Terjemahan Bambang
na, H., Bintoro, H.M.H. 1999. Sumantri. Penerbit PT.
Evaluasi kandungan logam Gramedia Pustaka Utama,
berat timbal dan kadmium da- Jakarta.
lam ubikayu (Manihot
esculenta Crantz) yang dipupuk Zaitun. 1999. Efektivitas limbah
sampah kota. Buletin ilmiah industri tapioka sebagai pupuk
Gaku-ryoku. Volume V No. 1: cair. Tesis Pengelolaan Sumber
38-45. Daya Alam dan Lingkungan
Program Pascasarjana, Institut
Higa, T. 1998. An earth saving Pertanian Bogor, Bogor.
nd
revolution. 2 Ed. Sunmark
Publishing Inc., Tokyo.

You might also like