You are on page 1of 62

Pengoperasian Purse Seine di KM.

Mina Graha

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Negara Indonesia memiliki lautan yang luas, dimana di dalamnya banyak
mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat disayangkan
apabila sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu
sumber alam tersebut adalah perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan
kebutuhan pokok manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari
masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk Mencapai semua itu maka
diperlukan alat yang efisien untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang
maksimal dan aman.
Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam yang besar, sumber
daya yang ditawarkan untuk dipacu adalah sektor kelautan dan perikanan, dimana
luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta Km² terdiri
dari luas daratan 1,9 juta Km², laut territorial 0,3 Km², sedangkan perairan
pedalaman atau perairan kepulauan seluas 2,8 juta Km², ini berarti seluruh laut
Indonesia berjumlah 3,1 juta Km² atau sekitar 62% dari seluruh wilayah
Indonesia.
Perairan jawa yang dipengaruhi oleh sirkulasi angin muson Barat dan
Timur merupakan salah satu ekosistem produktif di Indonesia. Angin muson ini
selain menentukan sifat-sifat perairan laut Jawa dan aktifitas penangkapan juga
berpengaruh terhadap keanekaragaman, penyebaran dan kelimpahan ikan pelagis
kecil ( Atmaja dan Nugroho 1999 ).
Sumberdaya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber
daya perikanan yang paling melimpah di Indonesia (Widodo 2000). Sumberdaya
ini adalah merupakan sumberdaya neritik, terutama penyebarannnya adalah di
perairan yang paling utama yaitu perairan dekat pantai. Didaerah dimana terjadi
proses penaikan massa air atau berubahnya air dari satu tempat rendah ke tempat
yang tinggi yang disebut ( Upwelling ) .

1
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis menjadi semakin intensif sejak


mulanya beroperasinya armada pukat cincin atau pukan kantong yang berasal dari
Tegal dan Pekalongan pada tahun 1983/1984 di perairan teritorial dan ZEE
wilayah Indonesia .
Komposisi dari alat tangkap purse seine adalah ikan-ikan pelagis seperti ikan-ikan
Layang (Decapterus spp), Bentong (Carrax crumenopthalmus), Kembung
(Sardinella sp ), Banyar, Tongkol dan lain-lainya.
Pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis ini masih perlu diupayakan
mengenai identifikasi tentang beberapa aspek biologi dan aspek penangkapannya
di daerah operasi penangkapan pukat cincin terutama dikaitkan dengan komposisi
hasil tangkapan.
Alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap berupa jaring berukuran
besar, dimana cara pengoperasiaannya melingkari ikan yang sedang berkumpul
atau yang membentuk gerombolan. Alat ini sangat kuat dan mampu menangkap
ikan dengan hasil yang maksimal, sehingga dapat memenuhi segala permintaan
dari masyarakat. Alat tangkap ini banyak digunakan sekitar perairan Indonesia .
Hal ini dikarenakan biaya pengoperasian dan perawatan yang dinilai mudah dan
terjangkau.

1.2. Tujuan.
Adapun tujuan kegiatan magang yang penulis laksanakan adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai persyaratan program akademik yang wajib dilaksanakan
oleh setiap Mahasiswa Diploma 4 Manajemen Agroindustri VEDCA
Cianjur.
2. Untuk meningkatkan ketrampilan yang pernah diperoleh dari
Kampus PPPPTK Pertanian Cianjur.
3. Untuk meningkatkan keahlian profesi, pengalaman dan disiplin
dengan terlibat secara langsung.
4. Untuk mengetahui cara kerja alat tangkap secara langsung.
5. Mengetahui komposisi hasil tangkapan dari alat tangkap purse seine
khususnya untuk perairan Indonesia.

2
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

6. Mengetahui beberapa aspek biologi ikan hasil tangkapan dengan alat


tangkap purse seine.
7. Mengetahui aspek perikanan seperti kapal, alat tangkap, administrasi
pelabuhan serta tata cara teknik penangkapan ikan baik dari setting
maupun houling.
8. Mengetahui daerah-daerah fishing ground untuk perairan laut
Indonesia khususnya bagi pengkapan kapal purse seine.
9. Dapat menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian
profesional.
10. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman
kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
11. Membandingkan hasil yang diproleh dari materi melalui bekerja
langsung di dunia kerja.

1.3. Sasaran
1. Memperoleh pengalaman yang nyata dalam bidang industri.
2. Dapat mengetahui cara kerja alat tangkap.
3. Dapat mengetahui segala kegiatan yang ada di atas kapal.
4. Berpengalaman dalam kegiatan produksi diindustri yang relevan.

3
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keadaan Umum Perairan Jawa


Garis pantai utara Jawa, Madura, diteruskan sampai Selatan Kalimantan
dan pantai timur Sumatera selatan didominasi oleh karakteristik pantai yang
berlumpur.
Sejumlah besar sungai-sungai yang bermuara ke laut Jawa, baik yang dari Utara
Jawa, Selatan Kalimantan, dan Timur Sumatera/Lampung, menyebabkan
suburnya perairan laut Jawa.
Kondisi osenografi laut Jawa berkaitan erat dengan kondisi meteorologi
yang selalu berubah secara berkala, akibat mengikuti pola perubahan arah angin
muson Barat Laut (northwest monsoon) yang periodenya dikenal sebagai musim
Barat. Dan angin Muson Tenggara (southeast) periodenya dikenal sebagai musim
timur. Kedua musim tersebut secara tidak langsung sangatlah berpengaruh besar
terhadap aktivitas kegiatan penangkapan ikan khususnya kapal purse seine untuk
diperairan laut Indonesia.
Gerakan arus permukaan laut Jawa yang selalu berubah, secara musiman,
sehingga terjadilah akibat angin musim dan sifat geografis wilayah. Antara bulan
Mei sampai dengan September (musim timur) untuk arus bergerak kearah Barat,
sedangkan pada periode Nopember sampai Maret, arus bergerak ke arah Timur.
Kecepatan rata-rata arus pada musim Timur sedikit lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kecepatan rata-rata pada musim Barat. Pada bulan Oktober
dan April, merupakan bulan-bulan yang dikenal dengan transisi, kecepatan arus
biasanya sedikit lemah dan sering terjadi eddy current, yaitu bertemunya dua atau
lebih arus yang menyebabkan terjadinya percampuran dua atau lebih massa air
(daerahuf welling).
Massa air di laut Jawa merupakan bagian dari massa air paparan Sunda
dengan salinitas yang relative rendah dibandingkan dengan salinitas perairan
Samudra.

4
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Rendahnya salinitas tersebut dipengaruhi oleh banyaknya sungai-sungai


yang cukup besar dan bermuara ke perairan tersebut. Banyaknya sungai-sungai
yang bermuara ke suatu perairan bisa meningkatkan kesuburan perairan tersebut.
Purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan
pelagic yang membentuk gerombolan . Purse seine pertama kali dipergunakan di
perairan Rhode Island untuk menangkap ikan menhaden (brevoortiatyrannus).
Selanjutnya , purse seine dipatenkan atas nama berent velder dari Bergen di
Norvegia pada tanggal 12 Maret 1859.
Pada tahun 1860 alat ini telah digunakan diseluruh pantai Atlantik dan Amerika
Serikat. Kemudian pada tahun 1870 panjang purse seine diubah dari 65 fathom
menjadi 250 fathom (1 = 1,825 m). Dari bentuk inilah purse seine diperkenalkan
ke Negara-negara Scandinavia pada pada tahun yang sama.
Berdasarkan data statistic tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan
sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkapan di Jepang.
Dengan demikian purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik
untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore).
Menurut Ayodhyoa (1976 – 1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan
dari purse seine adalah ikan-ikan “pelagic shoaling species“ yang berarti ikan-
ikan tersebut harus membentuk gerombolan, berada di dekat permukaan air (sea
surface) dan sangatlah diharapkan pula densitas tersebut tinggi, yang berarti jarak
ikan dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dimana, prinsip menangkap
ikan dengan alat tangkap purse seine ini ialah melingkari gerombolan ikan dengan
jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertical, dengan demikian
gerak ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring
dikerucutkan untuk mencegah ikan lari di kearah bawah jaring.
Panjang purse seine tergantung pada dimensi kapal, waktu operasi dan
jenis ikan yang akan ditangkap. Purse seine yang ditujukan untuk operasi pada
siang hari adalah lebih panjang dari purse seine yang ditujukan untuk operasi
penangkapan pada malam hari. Begitu pula dengan jenis ikan, untuk menangkap
ikan jenis tuna purse seine harus lebih panjang karena ikan ini termasuk perenang
cepat. Jaring yang terlalu pendek akan kurang berhasil dalam mendapatkan hasil
tangkapan dan sebaiknya penambahan jaring yang berlebih-lebihan tidak akan

5
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi, perlu ditentukan panjang optimum


dari jaring yang dapat menghasilkan, hasil tangkapan yang lebih banyak dalam
waktu yang sama. Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi teknik maupun
ekonomis.
Berdasarkan data statistik tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan
sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang.
Dengan demikian, purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik
untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore).
Menurut Ayodhyoa (1976 – 1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan
dari purse seine adalah ikan–ikan “pelagis shoaling spesies” yang berarti ikan–
ikan tersebut harus membentuk (gerombolan), berada dekat permukaan air (sea
surface) dan sangatlah diharapkan pula densitas tersebut tinggi, yang berarti jarak
ikan dengan ikan yang lainnya haruslah sedekat mungkin. Dimana, prinsip
penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine ini ialah melingkari
gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding
vertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah
itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari lari ke arah
bawah jaring.
Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi, dan
jenis ikan yang akan di tangkap. Purse seine yang ditujukan pada operasi
penangkapan ikan pada siang hari adalah lebih panjang dari purse seine ditujukan
pada operasi penangkapan ikan pada malam hari. Begitu pula dengan jenis ikan,
untuk menangkap ikan tuna purse seine harus lebih panjang karena jenis ikan ini
termasuk perenang cepat. Jaring yang terlalu pendek akan kurang berhasil dalam
mendapatkan hasil tangkapan dan sebaliknya penambahan jaring yang berlebih–
lebihan tidak akan menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi, perlu
ditentukan panjang optimum dari jaring yang dapat menghasilkan hasil tangkapan
paling banyak dalam waktu yang sama. Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi
teknis maupun ekonomis.

6
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

2.1.1 Kapal dan Alat Tangkap


Menurut Widodo et al., 1998, kapal/perahu tangkap adalah perahu
atau kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan binatang atau
tanaman air. Kapal ikan merupakan bagian integral dengan operasi
penangkapan. Berbagai hal seperti ukuran, tata letak dek, peralatan,
kapasitas palka, peralatan untuk melaut, yang khusus sifatnya dan akan
menentukan keefektifan bagi penangkapan maupun usaha lain yang
dilakukan.
Alat tangkapan purse seine yang menangkap ikan layang di
Indonesia (Laut Jawa) menggunakan kapal kayu berukuran sekitar 40-148
GT dengan ukuran jaring antara 200 – 400 meter dan 400 – 800 meter,
kecuali tali kolor yang di tarik dengan gardan yang tersambung dengan
mesin pembantu utama yang terbuat dari kayu khusus yang berbentuk
bulat memanjang dan sebagian lain fungsinya untuk menarik hal-hal yang
penting misalnya jangkar, menarik badan jaring yang di tarik manusia
tidak kuat oleh karena ikannya terlalu banyak, maka menggunakan alat
tersebut, dan selebihnya menggunakan tenaga manusia (Ardidja, 2000).
Kapal purse seine sebagai faktor yang menentukan keberhasilan
dalam operasi penangkapan hendaknya memiliki ukuran kapal dan daya
penggerak yang sesuai dengan jenis alat tangkap yang di gunakan. Kapal
juga harus memiliki palka dan terjamin untuk menyimpan ikan, serta
cukup untuk menyimpan hasil tangkapan selama operasi penangkapan
berlangsung, kapal pukat cincin/purse seine atau yang disebut kapal pukat
kantong juga harus bergerak cepat terutama saat melingkari ketika dalam
operasi penangkapan ikan. Selain itu stabilitas kapal pukat cincin harus
mantap karena pada saat beroperasi kapal akan miring dan saat keadaan
laut berombak besar.
Purse seine biasanya disebut pukat kantong karena bentuk jaring
tersebut sewaktu dioperasikan menyerupai kantong. Purse seine kadang-
kadang juga disebut jaring kolor karena pada bagaian bawah jaring (tali ris
bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan

7
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor
tersebut (sadhori, 1985).
Ukuran dan bentuk purse seine sangat beragam, tergantung pada jaring,
dalam dan hanging rasio, ukuran mata jaring, ikan yang menjadi tujuan
penangkapan, dan pengalaman para pada nahkodanya. Purse seine yang
terpanjang adalah yang digunakan untuk menangkap ikan tuna dan
cangkalang, panjangnya hampir 2 kilo meter dan biasanya disebut purse
seine samudara (Ardidja, 2000).
Alat tangkap purse seine biasanya di operasikan di laut dalam dan
tidak berkarang. Purse seine ada yang di operasikan dengan sebuah kapal
dan ada pula yang dioperasikan dua buah kapal. Dalam pengoperasiannya
kadang-kadang dilengkapi dengan alat bantu berupa lampu yang disertai
dengan sekoci kecil yang biasanya disebut bangkrak rumpon yang
berfungsi sebagai pengumpul ikan.
Menurut (Sadhori 1985) pada umumnya purse seine dapat
dikelompokan menjadi:
a. Berdasarkan bentuk dasar jaring utama purse seine dibagi
menjadi:
 Bentuk segi empat.
 Bentuk trapesium
 Bentuk lekuk
b. Bendasarkan spesies ikan yang akan ditangkap purse seine
dibagi menjadi:
 Purse seine sardine
 Purse seine layang
 Purse seine kembung dan sebagainya
c. Berdasarkan jumlah kapal yang digunakan dalam operasi
penangkapan purse seine dibagi menjadi:
 Purse seine tipe satu kapal
 Purse seine tipe dua kapal

8
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

d. Berdasarkan waktu operasional yang dilakukan purse seine


dibagi menjadi:
 Purse seine siang ( purse seine samudera )
 Purse seine malam.

2.1.2 Defenisi Alat Tangkap


Purse seine adalah alat atau (gear) yang digunakan untuk
menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan (schooling). Pukat
cincin digolongkan kepada alat tangkap “jaring lingkar” dengan tali kerut
(purse seine) yang merupakan alat tangkap ikan pelagis yang membentuk
gerombolan dalam bentuk–bentuk renang (yaitu : tongkol, layang,
kembung dan cakalang).
Pada garis besarnya jaring purse seine terdiri dari jaring utama,
pelampung (float, lead), peberat (slingker, lead), (purse line), tali kerut,
cincin/ring, tali ris dan tali ring. Adapun bentuk dan tipe dari alat tangkap
tersebut seperti pada gambar di bawah ini:

Purse seine tipe jepang dengan satu kapal

Purse seine tipe jepang dengan dua kapal

9
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Purse Seine tipe Amerika dengan satu kapal

Jaring purse dan bagian-bagiannya


Adapun bagian-bagian dari alat tangkap purse seine adalah:
1. Kantong
2. Badan jarring (Body)
3. Sayap (wing)
4. Jarring pengut (selvedge)
5. Pelampung
6. Tali ris atas
7. Tali ris bawah
8. Pemberat
9. Tali kolor
10. Cincin
11. Tali cincin

10
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Jaring purse seine bagian atas

Jaring purse seine bagian bawah

1. Jaring Utama
Pada pukat cincin (Purse Seine), ukuran mata jaring pada tiap-tiap
bagian berbeda–beda dan adapula yang sama bagian purse seine yang
sama biasanya terdapat pada bagian sayap dengan ukuran mata jaring yang
besar. Dan pada kantong ukuran mata jaringnya kecil. Karena kantong
tersebut tempat berkumpulnya ikan. Biasanya ukuran berenang semakin
besar, demikian pula sebaliknya, biasanya besar mata jaring ditentukan
oleh ikan yang akan ditangkap.

2. Pelampung
Pelampung berfungsi, untuk menahan supaya bagian atas dari
jaring tetap di permukaan air, juga harus mampu ikan yang tertangkap
pada saat setting. Dalam menggunakan pelampung sebaiknnya pelampung
yang tidak berongga tetapi mempunyai lubang tempat tali, atau berbentuk
selender penuh dengan ujungnya berbentuk lengkung, agar tidak
mengangkut pada webbing dan mengurangi efek fiksi pada power block
pada saat setting.

11
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

3. Pemberat
Pemberat berfungsi untuk menenggelamkam atau memberi daya
pada alat tangkap purse seine. Pemberat ini menggunakan semua bahan
yang terpasang pada alat penangkapan ikan yang memiliki massa jenis
lebih besar dari 1,025 atau berlapis baja, kuningan, almunium.

4. Cincin / Ring
Cincin dipasang pada tali ris bawah dengan tali khusus disebut tali
cincin/bordle line. Cincin–cincin itu di lalui atau dimasuki tali kolor yang
dipergunakan untuk menutupi bagian bawah jaring. Untuk memilih ring
pilihlah bahan yang kuat dan tahan terhadap karat, serta harganya dapat
terjangkau. Bahan yang biasanya dipakai adalah kuningan, baja putih dan
besi yang digalvanisir.

5. Tali ris
Tali ris terbagi menjadi dua bagian yaitu tali ris atas dan tali ris
bawah, yang mana tali ris atas untuk palampung sedangkan tali ris bawah
untuk pemberat. Untuk tali ris sebaiknya menggunakan bahan yang
sifatnya sama dengan sifat jaring yang digunakan, terutama sifat–sifat
dalamnya air. Ris atas dan tali pelampung juga sebaiknya menggunakan
arah pintalan yang berlawanan juga ris bawah dan tali pemberat.

6. Tali Ring
Tali ring adalah tali penghubung antara cincin dengan tali ris
bawah, tali biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan tali ris atas atau
tali ris bawah.

7. Tali Kerut
Tali kerut gunanya untuk menutup bagian bawah jaring pada saat
dioperasikannya alat tangkap digunakan tali kolor untuk dilewatkan pada
cincin. Untuk membentuk sebuah kantong maka tali kerut tersebut di tarik
supaya ring dapat berkumpul.

12
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

8. Selvadge
Selvadge ini juga terdapat pada tali ris atas dan tali ris bawah.
Selvadge merupakan penguat mata jaring yang dipasang untuk melindungi
bagaian pinggir dari jaring yang dipasang untuk melindungi bagian pinggir
dari jaring utama agar jaring tidak mudah robek. Pada saat pengoperasian
alat tangkap ini ukuran mata jaring pada selvadge dua kali lebih besar
dibandingkan pada jaring utama, sedangkan ukuran mata benang tiga
sampai lima kali lebih besar dari ukuran mata jaring utama. Adapun bahan
yang digunakan untuk membuat selvadge adalah Polyethyline ( PE ) atau
Nylon ( PA ).

Ikan yang menjadi sasaran alat jenis ini harus diupayakan


terkonsentrasi pada suatu tempat. Untuk itu diperlukan alat Bantu
pengumpulan ikan yang dapat mengumpulkan ikan sebanyak-banyaknya
dalam waktu yang singkat. Alat Bantu tersebut antara lain :

B. Rumpon
Alat Bantu ikan yang paling lazim digunakan dalam pengoperasian
purse seine adalah rumpon. Sususnan rumpon yang paling sederhana
adalah : rakit, rumbai-rumbai, tali pengikat dan jangkar atau pemberat.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah :
 Rakit : terbuat dari rangkaian 3- 5 batang bambu, berfungsi sebagai
penggantung rumbai-rumbai.
 Rumbai-rumbai : dari daun kelapa, fungsinya adalah menarik ikan
agar berkumpul

13
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

 Tali pengikat : dapat dipakai tali ijuk atau tali manila, panjang
keseluruhan tali pengikat ini dibuat 1,5 kali ke dalaman laut dimana
dipasang.
 Jangkar : dibuat dari batu coran semen, beratnya dibuat sedemikian
rupa sehingga mampu menahan rumpon agar tidak larat.

Beberapa prediksi mengapa ikan senang berkumpul atau berada di


sekitar rumpon:
 Rumpon tempat berkumpul ikan–ikan kecil lainnya sehingga
mengundang ikan- ikan besar untuk tujuan feeding.
 Merupakan suatu tingkah laku dari berbagai jenis ikan untuk
berkelompok di sekitar kayu terapung, demikian tingkah laku ikan
yang senang berkumpul di dekat rumpon mudah untuk tujuan
penangkapan.

Adapun beberapa Jenis–jenis ikan yang sering berasiosiasi dengan


rumpon ialah:
 Cakalang
 Tongkol
 Tongkol pisang
 Tenggiri
 Madidihang
 Tembang
 Japuh
 Sardin
 Layang
 Tuna mata besar
 Cumi – cumi
 Hiu
 Layaran

B. Lampu

14
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Pada waktu beroperasi malam hari diperlukan lampu sebagai alat


pengumpul ikan. Lampu ini di pasang di perairan 2–3 jam sebelum operasi
panangkapan dimulai. Ada dua cara pemasangan lampu, yaitu:
pemasangan lampu di permukaan dan pemasangan lampu di dalam air.
Untuk lampu di permukaan dapat digunakan lampu petromak atau lampu
gas atau lampu neon yang menggunakan accu sebagai sumber tenaga
listriknya . Sedangkan untuk lampu di bawah air dapat digunakan sejenis
lampu listrik, namun diperlukan konstruksi yang cermat agar kedap air.
Pemasangan lampu yang dinyalakan di atas air memerlukan waktu
yang lama untuk mengajak ikan berkumpul dan kurang efisien dalam
penggunaan cahaya. Hal ini di sebabkan karena sebagian dari cahaya akan
diserap oleh udara, terpantul oleh permukaan gelombang yang berubah–
ubah, diserap oleh air sebelum sampai pada suatu kadalaman yang di
maksud, dipantulkan oleh partikel-partikel yang berada dalam air,sehingga
melahirkan sinar- sinar baur sehingga sampai ke swimming layer yang di
maksuk. Sedangkan pemasangan lampu yang dinyalakan dalam air waktu
yang di perlukan untuk mengumpulkan ikan sedikit, karena tempat lampu
diusahakan berdekatan dengan tempat lain dan cahaya dapat diusahakan
lebih efisien, karena cahaya tidak ada yang memantul atau diserap oleh
udara. Dengan kata lain, cahaya dapat dipergunakan hampir seutuhnya.
(Ayodhoa, 1976;1981).

2.2 Daerah Penangkapan dan Musim Penangkapan.


Daerah penangkapan adalah segala tempat dimana terdapat banyak ikan,
alat tangkap dapat dioperasikan, ekonomis, dan tidak dilarang oleh peraturan dan
undang-undang.
Menurut Sadhori, 1985. Syarat-syarat daerah penangkapan untuk alat
tangkap purse seine yang baik adalah sebagai berikut:
a. Perairan yang terdapat ikan hidup yang bergerombol (schooling).
b. Jenis ikan-ikan tersebut dapat dikumpulkan dengan pengumpul (lampu
dan rumpon)

15
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

c. Keadaan perairan sebaiknya lebih dalam dari pada alat yang


dipergunakan.

Klasifikasi daerah penangkapan dapat didasarkan pada :


a. Spesies ikan yang akan di tangkap
b. Macam alat tangkap yang akan digunakan
c. Pengoperasian di daerah perairan
d. Pengoperasian di laut bebas.

Daerah penangkapan untuk alat tangkap pukat cincin di laut jawa


mengalami perkembangan seiring dengan perkembangannya ukuran armada dan
modernisasi tegnologi penangkapan dalam bentuk peralatan bantu penangkapan
seperti Radio, lampu, GPS, dan echosounder. Daerah penangkapan utama yang
semula berada di laut Jawa telah berkembang semakin luas, ke arah timur
mencapai Selat Makasar dan ke arah Barat di sekitar laut Cina selatan (Merta et
al., 2004).

Menurut Merta et al., (2004), secara umum terdapat pergeseran pola


penangkapan yang disesuaikan dengan musim. Pada musim peralihan 1 (Maret -
Mei), konsentrasi penangkapn terdapat di Zona penangkapan tradisional sekitar
kepulauan karimun Jawa dan perairan sebelah Utara Tegal-Pekalongan. Pada
periode berikutnya (Mei - Juli), bisa di katakan bahwa terjadi musim paceklik di
laut Jawa, konsentrasi penangkapan berlansung diperairan laut Cina Selatan dan
sebagaian berada diperairan sebelah Utara Indramayu. Antara bulan Juli-
September, penangkapan di laut Jawa, yaitu sekitar pulau Bawean dan kepulauan
Masalembo, kembali berlansung seiring dengan keberadaan ikan pelagis. Pada
puncak musim ikan di laut Jawa, yang berlansung pada musim peralihan antara
musim Timur ke musim Barat (September - November), penangkapan lebih
banyak dilakukan di laut Jawa sebelah Timur, yaitu sekitar pulau Matasirih dan
kepulauan Masalembo.

16
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Berdasarkan zona penangkapan, konsentrasi layang deles (D. Macrosoma)


pada bulan September – Pebruari berada di bagian Timur laut Jawa dan selat
Makasar, sedangkan layang biasa (D. Ruselli) lebih terkonsentrasi di bagaian
Barat laut Jawa dan laut Cina Selatan. Siro (A. Sirm) dan banyar (R.Kanagurta)
mempunyai pola penyebaran yang mirip dengan laying deles (oseanik), sedangkan
bentong (S. crumenophthalmus), menyerupai layang biasa. Kelimpihan tertinggi
dari ikan banyar terjadi pada bulan Juni–Agustus, sedangkan siro lebih melimpah
pada bulan Desember–Mei (Merta et al ; 2004).

2.3 Potensi Sumber Ikan.


Sumberdaya perikanan pelagis merupakan sumberdaya yang melimpah
diperairan Indonesia. Sumberdaya pelagis sangat tergantung pada factor-faktor
lingkungan yang ada. Di laut Jawa sumberdaya ikan pelagis sudah banyak
dieksplorasi dengan banyaknya armada dan alat tangkap yang menangkap ikan
pelagis tersebut, sehingga perlu dikaji lagi pengelolaan sumberdayanya. Dugaan
potensi sumberdaya ikan pelagis kecil pada setiap wilayah pengelolaan
berdasarkan survey akustik menunjukan bahwa untuk laut Jawa terutama di laut
utara Jawa densitasnya sebesar 1,2 ton/km².

BAB III
METODE PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Tempat dan Waktu pelaksanaan PKL


1) Tempat Magang
Kegiatan magang Industri yang dilaksanakan bertempat di KM.
Mina Graha Pelabuhan Juwana, Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa
Tengah.

A. Identitas perusahaan
Nama Perusahaan : LAURENSIA ENNY HANDAYANI
Alamat : Jl Rajawali Utara No. 15 Jwana Pati ( Jawa

17
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Tengah)
No Telepon : 0285-421863
NP NW : 07.773.598.3-502
Nama Pemimpin : LAURENSIA ENNY HANDAYANI
Jumlah Armada : 6 Armada

B. Surat – Surat Kapal


 Surat Ijin Penangkapan Ikan No : 26.07.0028.24.16410
 Surat Ijin Usaha Perikanan ( SIUP ) No : 02.01.01.0239.0025
 Surat Laik Operasi ( SLO ) Kapal Perikanan
 Pas Tahunan
 Sertifikat Bebas Tindakan Sanitasi Kapal / Sertifikat Tindakan
Sanitasi Kapal
 Izin Stasion Radio Kapal Laut No : 893/ L/ POSTEL/2008
 Tanda pelunasan Pungitan Perakanan No : K40777/2007
 Surat Ukur Intenasional ( 1996 ) No : 1042/SP
 Sertifikan Kelaikan Dan Pengawakan Kapal penangkap Ikan
No : PK.650/63/05/KPL.JWN.2005
 Surat Keterangasn Selesai No : AT.544/38/4/KPL.JWN.2008

C. Identitas kapal
 Nama Kapal : KM Mina Graha
 Tempat dan No Rek : Semarang/4109
 Tempat dan Tanda Selar : Pekalongan.108 No.1042/Fp
 Asal kapal : Buatan Dalam Negeri
 Pembuatan kapal : Pekalongan
 Tahun Pembangunan : 1996
 Bentuk Badan Kapal : Round Button
 Material : Kayu
 Alat Tangkap : Purse seine

D. Ukuran Pokok Kapal

18
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

 Panjang : 24 , 11 meter
 Lebar : 7 , 80 meter
 Dalam ( Depth ) : 2 , 60 meter
 Tonase Kotor GT : 108
 Tonase Bersih NT : 52

E. Spesifikasi Mesin
 Jumlah mesin induk : 1 buah
 Jenis : Motor Diesel
 Merk : Nissan
 Kecepatan : 300 PK
 Daya : 9 Knot
 Jumlah mesin jenset : 2 buah
 Merk : Fuso 6 Slinder
 Jumlah mesin jet pum : 2 buah
 Merek : Dompeng

F. Alat Komunikasi
Satu set SSB merk ICOM

G. Alat Penolong
 Life Jacket
 Life Buoy

H. Alat Navigasi
 GPS
 Fish Finder
 Kompas
 Peta

19
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

I. Alat Bantu Penangkapan


 Fish Finder
 Power blok
 Gaduk
 Cargo boom
 Light fishing
 Gardan
 Daun kelapa sebagai rumpon

2. Waktu Magang.
Kegiatan magang Industri dilaksanakan mulai 19 September 2007
s/d 12 Juni 2008

No Uraian Kerja Waktu


1 Persiapan Program kerja 1 minggu
2 Pelakssanaan Magang 10 bulan
3 Presentasi dan pembuatan laporan 2 minggu

3.2 Metode Pelaksanaan


Dalam melaksanakan Praktik Industri dilakukan hanya satu tempat
saja yaitu di Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah dengan palaksanaan kerja
penangkapan dalam pengoperasian alat tangkap ikan jenis purse seine.
Dengan mengasilkan beberapa jenis ikan pelagis.
Adapun kompetensi yang diberikan untuk program keahlian nautika
perikanan laut selama mengikuti pelaksanaan magang industri diantaranya
sebagai berikut :

No Uraian SK
S
1 Lama dan Ketahanan Berelayar 4
2 Pengoperasian Alat Tangkap di Kapal Ikan 4

20
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

3 Pengoperasian Alat Navigasi di Kapal Ikan 4


4 Pengetahuan Administrasi Pelabuhan Perikanan 2
5 Pelaporan dan Presentasi 2
JUMLAH 16

3.2.1 Orientasi Lapangan.


Kegiatan ini dilaksanakan untuk lebih mengenal lokasi yang
akan dijadikan tempat magang, yang meliputi kegiatan pengarahan
dari pembimbing, pencarian informasi melalui surat kabar dan
pencarian data atau survey serta hal-hal lain yang menunjang
pelaksaan magang.

3.2.2 Observasi
Sebelum melakukan kegiatan PKL terlebih dahulu
mengadakan pengamatan lansung untuk mengetahui lokasi, situasi dan
kondisi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan di industri,
sehingga pada waktu pelaksanaan PKL mahasisiwa sudah mengetahui
sebagaimana latar belakang perusahaan.
3.2.3 Adaptasi
Sebelum melaksanakan kegiatan PKL di Industri tentunya ada
pengenalan secara lansung oleh mahasisiwa dengan masyarakat atau
orang–orang yang berada di lokasi tempat tinggal. Agar kegiatan
magang dapat berjalan lancar mahasisiwa secara lansung melakukan
komunikasi, diskusi mengenai kapal dan siapa nahkoda atas kapal
tersebut setelah itu barulah mahasisiwa datang mengunjungi
perusahaan/pemilik kapal, nahkoda untuk berkonsultasi. Hal ini
dilakukan supaya pada saat turun ke kapal mahasisiwa sudah tahu
tentang jadwal keberangkatan kapal dan semua kegiatan sebelum
kapal berangkat.
Selama mengikuti praktik/magang mahasiswa mulai di
tugaskan melihat segala lingkungan yang ada di Kapal mulai dari

21
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

bertanya dengan awak kapal. Dan disamping itu kita juga sudah
mengikuti aturan-aturan yang ada di kapal sesuai dengan apa yang
diperintah nahkoda. Selama berlayar ada beberapa kegiatan yang
dilaksanakan Mahasiswa diantaranya:
1. Mengemudi kapal selama kapal tersebut berlayar menuju
daerah fishingground.
2. Melakukan persiapan surat izin yang berhubungan
dengan pemberangkatan
3. Tugas jaga kapal sesuai dengan jadwal yang ditentukan
4. Mengisi pembekalan sebelum berangkat
5. Memperbaiki alat tangkap sebelum disusun
6. Menyusun alat tangkap purse seine di atas kapal
7. Membantu memasukan daun kelapa yang akan dijadikan
rumpon sebanyak 2 tali yang telah ditentukan oleh
kepala operasional di kapal.
8. Menjurai dan kelapa yang akan dijadikan rumpon
9. Mengecat bangkrak yang sudah karat akibat operasi alat
tangkap sehingga peralatan tersebut tidak karat.
10. Mengisi perbekalan
11. Membuang rumpon yang dijadikan tempat untuk
mengumpul ikan sebanyak 2 buah rumpon
12. Mengikuti dalam penurunan alat tangkap (setting)
13. Menarik jaring (houling)
14. Menyortir ikan yang telah dinaikan di atas dek
15. Menghancurkan es secara manual
16. Memberi es pada ikan
17. Menggarami ikan
18. Memperbaiki jaring setelah selesai penarikan jaring
(houling)
19. Membalik jaring atau mengatur kembali jaring
20. Menyusun ring jaring setelah selesai pembalikan jaring
21. Membongkar ikan saat penjualan.

22
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Kegiatan ketrampilan
Kegiatan yang dilaksanakan selama magang salah satunya
adalah kegiatan ketrampilan. Kegiatan ini untuk memperdalam
ketrampilan yang pernah diperoleh di Kampus PPPPTK Pertanian
Cianjur dan menambah ketrampilan yang belum pernah diperoleh di
Kampus. Adapun kegiatan ketrampilan tersebut meliputi sebagai
berikut :
 Melaksanakan kegiatan pengoperasian alat tangkap di atas
kapal pada saat setting dan hauling
 Membantu memperbaiki kerusakan pada jaring
 Penanganan di atas kapal

3.2.4 Prosedur Pelaksanaan


Selama berada di Industri kegiatan yang dilakukan pertama
melapor ke pihak perusahaan atau CV untuk mengikuti praktek,
mengunjungi pembimbing atau Nahkoda melapor Naik ke kapal,
mencari data – data pelabuhan. Adapun prosedur yang dilakukan
pada waktu di kapal yaitu mulai dari berangkat berlayar sampai
kembali kedarat : waktu yang dibutuhkan selama operasi
penangkapan ikan satu sampai dengan dua bulan di laut tergantung
dari cuaca dan kondisi dilaut. Setelah berada di darat mahasiswa ikut
bekerja melakukan pelelangan ikan seterusnya siap kembali
beroperasi dan mempersiapkan segala pembekalan yang dibutuhkan
saat berada di laut.

23
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


KM. Mina Graha di bangun pada tahun 1996 dengan konstruksi bahan
dari kayu. Kapal tersebut di buat sebagai kapal penangkap ikan dengan jenis alat
tangkap purse seine, pemilik LAURENSIA ENNY HANDAYANI.
Berkedudukan di pekalongan, kapal ini telah memenuhi syarat sebagai “ Kapal
Penangkap Ikan Indonesia ” sesuai ketentuan perudang – undangan yang berlaku
dan karena itu berhak berlayar dengan mengibarkan Bendera Republik Indonesia,
serta memenuhi ketentuan tentang keselamatan konstrusi, permesinan,

24
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

perlengkapn navigasi, alat–alat penolong, alat pemadam kebakaran dan


kelengkapan lainnya yang terkait dengan aturan – aturan kelaikan dan
pengawakan kapal, penangkap ikan.

Gambar 1 KM. Mina Graha

Gambar 2 main engine


 Jenis : Motor Diesel
 Merk : Nissan
 Kecepatan : 300 PK
 Daya : 9 Knot

25
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Gambar 3 Mesin Jenset


Fuso 6 Silider

Gambar 4 Pompa Pendingin Air Laut

Adapun struktur organisasi pada KM. Mina Graha yaitu:

26
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

NAHKODA

KKM MUALIM

ANAK BUAH KOKI/JURU


MASINIS
KAPAL (ABK) MASAK

Uraian Tugas;
a) Nakhoda bertugas memimpin di atas kapal serta berkuasa dalam
kegiatan operasi penangkapan.
b) Mualim bertugas membantu nakhoda dalam kegiatan operasi
penangkapan.
c) KKM bertugas bagaian mesin
d) Misinis bertugas membantu pekerjaan KKM
e) ABK bertugas membantu semua kegiatan di atas kapal, misalnya
pengoperasian alat tangakap serta membantu KKM apabila
dibutuhkan
f) Koki bertugas mengatur makanan seluruh awak kapal.

27
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

4.2 Hasil kegiatan


4.2.1 Persiapan Pengoperasian
Sebelum kapal menuju daerah penangkapan pada umunya melakukan
persiapan terhadap segala kelengkapan selama berlayar. Hal ini bertujuan agar
kebutuhan operasonal kapal dan awak kapal dapat terpenuhi, sehingga dapat
membantu kelancaran dalam operasi penangkapan nantinya.
A. Persian di darat
1. Mempersiapkan surat-surat kapal seperti SIPI (surat izin penangkapan
ikan) dan surat-surat lainnya.
2. Menghubungi kapal Purse Seine yang masih berada di tengah laut
tentang fishing ground.
3. Mempersiapkan pembekalan yang akan dibutuhkan selama berlayar.
4. Mempersiapkan peralatan navigasi.
5. Mengecek dan memastikan mesin apakah siap untuk operasi
penangkapan
6. Merencanakan daerah penangkapan.

Gambar 5-6 Mengisi Pembekalan dan Perbaikan Mesin

28
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

C. Persipan selama menuju fishing ground


1. Memperbaiki jaring yang sobek.
2. Memasang perlengkapan yang akan disiapkan dalam operasi
penangkapan.
3. Mengecek lampu, dan mengganti jika ada yang rusak.

Gambar 7-8 Menambal Jaring yang Sobek dan Pengecekan


Lampu

D. Persiapan saat tiba di fishing grouud

29
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

1. Mengecek ikan di fishing ground dengan menggunakan fish finder.


2. Apabila di fishing ground yang didatangi tidak ada ikan maka sebelum
nahkoda pindah fishing ground dia akan menghubungi sesama nahkoda
untuk mencari informasi mengenai fishing ground yang ada ikannya.
3. Mengganti daun rumpon jika daun rumpon yang digunakan sudah
terlihat rusak dan busuk.

Gambar 9 Mengganti Daun Rumpon

1. Bahan dan Alat Tangkap


Sebelum melaksanakan penangkapan ikan perlu adanya suatu
persiapan berupa bahan dan alat. Adapun bahan dan alat yang di butuhkan
adalah sebagai berikut:
Bahan :
 Bahan bakar
 Bahan makanan
 Air tawar
 Es
 Oli
Alat :
 Satu unit kapal penangkapan ikan
 Satu unit alat navigasi (GPS, Fish finder, Radio komunikasi,
Kompas dll)
 Satu unit alat tangkap purse seine

30
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Selain alat-alat yang tertera di atas di perlukan juga alat bantu untuk
memperlancar dalam operasi penangkapan ikan. Adapun alat Bantu
tersebut meliputi:
 Rumpon untuk mengumpulkan ikan
 Gardan untuk memudahkan jalannya tali ris pada saat
penarikan jaring ( hauling )
 Serok untuk menaikkan ikan dari jaring ke atas deck sampai ke
palkah
 Lampu galaksi untuk menarik perhatian ikan hingga mendekat
dan berkumpul di sekitar kapal. Alat bantu penangkapan ikan
yang sangat diperlukan adalah :

Adapun alat-alat yang di butuhkan dalam operasi penangkapan adalah


seperti berikut:
 Peralatan bantu di atas kapal

a. GPS ( GLOBAL POSITIONING SISTEM )


Digunakan untuk menentukan posisi kapal, waktu,
kecepatan kapal, garis haluan, baringan, tanggal, bulan, posisiu
penangkapn dan hal – hal yang menunjang keleperluan navigasi
di laut terutama ketika kapal mengadakan operasi penangkapan
yang jauh dari pantai atau pulau.

Gambar 10 GPS

31
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

b. Fish Fider
Fish finder yang digunakan oleh KM. Mina Graha adalah
merek furuno. Wsistem kerja fish finder ini memggunakan
gema/gelombang suara ultrasonic untuk mendeteksi target
yang brada di dalam air, dan pastinya muncul di layar dalam
bentuk gambar ikan dan apabila gema mengenai target maka
dapat diterima lansung fish finder tersebut

c. Kompas
Adapun kompas pada KM.. Mina Graha yang digunakan
untuk kelancaran operasi penangkapan ikan yaitu digunakan
sebagai petunjuk arah.

32
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

d. Radio komunikasi
KM. Mina Grahapun dilengkapi dengan satu set SSB merek
ICOM yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk
mempermudah demi kelancaran operasi penangkapan ikan.

e. Gardan
Garden berfungsi untuk menarik tali kolor juga menarik
tali jangkar dan berputar kearah buritan kapal dan tidak
bisa berputar berlawan arah.

 Perelatan bantu diluar kapal atau alat bantu pengumpul ikan


a. Rumpon
Alat Bantu ikan yang paling lazim digunakan dalam
pengoperasian purse seine adalah rumpon. Sususnan rumpon yang
paling sederhana adalah : rakit, rumbai-rumbai, tali pengikat dan

33
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

jangkar atau pemberat. Kegunaan dari Rumpon adalah alat bantu


penangkapan yang fungsinya untuk mengumpulkan ikan pada
suatu titik atau tempat. Dengan berkumpulnya ikan pada rumpon
tersebut akan memudahkan para nalayan untuk melakukan
penangkapan dan kemungkinan keberhasilan operasi
penangkapan semakin besar

Gambar 11 Rumpon

b. Lampu Galaksi
Pada waktu beroperasi malam hari diperlukan lampu
galaksi sebagai alat pengumpul ikan. Gunanya untuk mengikat
perhatian ikan karena sifat ikan suku dengan adanya cahaya.

Gambar 12 Lampu Galaksi

c. Lampu petromaks
Lampu petromaks berfungsi untuk membentuk kawanan
ikan menjadi satu yang tadinya berenang atau
bergerombol dengan tempat yang luas atau berenang
disekitar kapal dan akan menjadi satu gerombolan karena

34
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

cahaya dari lampu ini tidak jauh berkisar tiga sampai


empat meter dari lampu.

2. Keadaan Kapal
Nama kapal yang di gunakan sebagai tempat pelaksanaan magang
adalah KM. Mina Graha yang menggunakan alat tangkap purse seine,
dimana kapal ini terbuat dari bahan kayu.

Gambar 16 kapal KM. Mina Graha

3. Keadaan Alat Tangkap


KM.Mina Graha menggunakan alat tangkap purse seine, dimana
alat tangkap ini terdiri dari beberapa bagian .Adapun bagian – bagian dari
alat tangkap purse seine terdiri dari bagian atas, bagian tengah dan bawah.

35
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Gambar 17 Pukat Cincin

Bagian atas
Pada bagian atas alat tangkap purse seine terdiri dari :
 Pelampung
 Tali ris atas
 Tali extra

Bagian tengah
Pada bagian tengah alat tangkap purse seine terdiri dari :
 Savage
 Wing ( sayap )
 Body ( badan )
 Bunt ( kantong )

Bagian bawah
Pada bagian bawah alat tangkap purse seine terdiri dari :
 Tali ris bawah
 Tali cincin
 Tali pengerut
 Tali pemberat
 Tali Extra
 Pemberat

36
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Spesifikasi alat tangkap


No Bagian Bahan O(mm) # Panjang (m) Jumla
(Inci) h
1 Jaring utama Polyamid - 1 inc - 1
E (PA )
2 Jaring sayap PA - 1 inc - 2
3 Jaring PA - 0,75 - 1
kantong inc
4 Selvedge PE 380 - 1,25 - -
inc
5 Tali RE 13 mm - 560 1
pelampung buah
6 Tali ris atas PE 12 mm - 560 1
buah
7 Tali ris PE 8 mm - 615 1
bawah buah
8 Tali PE 10 mm - 615 1
Pemberat buah
9 Tali kolor Kuralon 26 mm - 500 1
buah
10 Tali Kuralon 27 mm
selambar
11 Pelampung Syintetic - - -
Rubber
12 Pemberat Timah - - - 2400
2700
13 Cincin Kuningan 11,5 cm - - 60-70

4. Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat tangkap ini adalah melingkari gerombolan ikan
yang dikumpulkan dengan bantuan surface lamp, dengan menarik bagian

37
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

bawah jaring yakni purse line yang di tarik dengan bantuan gardan
sehingga ikan tidak dapat keluar kebawah jaring karena jaring bagian
bawah sudah tertutup.

5. Operasi Penangkapan
a) Persipan Sebelum Operasi Penangkapan
Menurunkan rumpon yang sudah di persiapkan, setelah itu di
fishing ground nahkoda sudah mengetahui ada ikan maka mulai pukul
05.00 sore lampu galaksi dinyalakan untuk menarik perhatian ikan,
hal ini dilakukan agar ikan berkumpul di dekat kapal.

b). Penurunan Jaring ( Setting )


Pukul 04.00 pagi seluruh ABK mengadakan pengamatan
terhadap keadaan arus, keadaan angin dan keadaan ikan seperti
melihat jumlah ikan dan ada tidaknya lumba-lumba yang berenang di
sekitar berombolan ikan. Setelah melihat kondisi memungkinkan
untuk melaksanakan stting maka diadakan persiapan sebagai berikut:
1. Nahkoda mematikan lampu galaksi dimulai dari haluan, dengan
jarak 5 menit.
2. Juru arus turun ke air dengan menggunakan surface lamp, dan
mulai bergerak menjauhi kapal.
3. Setelah semua lampu galaksi dimatikan, maka kapal dengan
keepatan pelan menjauhi bangkrak yang telah dipasang rumpon
mini. Setelah jarak antara bangkrak dan kapal diperkirakan cukup
oleh nahkoda maka dilaksanakan.
4. Setting dimulai dengan melempar pelampung utama yang telah
diberi lampu dan kapal maju dengan kecepatan 2-3 knot melingkari
gerombolan ikan dan setting berhenti setelah kedua ujung jaring
bertemu dan proses selanjutnya adalah pursing.

38
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

c) Pursing
1. Pursing dimulai lansung setelah kedua jaring bertemu di lambung
kanan ini dimaksud agar gerombolan ikan segera terkurung
engan menggunakan winch.
2. Pursing berakhir jika seluruh cincin naik ke atas deck ini berarti
jaring telah membentuk kantong.

d). Hauling
Setelah semua cincin naik maka dilaksanakan proses hauling
dengan menarik jaring, pelampung secara bersamaan serta
penyusunan tali kerut sampai jaring tinggal bagian kantong. Secara
teknis jaring di tarik dengan tangan, tapi jika terjadi keadaan seperti
ikan yang sangat banyak dan arus yang kencang maka jaring diikat
dengan tali dan di tarik dengan menggunakan winch. Pada saat
hauling posisi jaring sering tidak sering berbentuk sempurna
(lingkaran penuh) karena kondiusi arus dan angain yang berubah-
rubah maka jaring yang kusut di tarik dengan menggunakan bangkrak.

39
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Gambar 18 penarikan jaring dengan tangan

e.). Pengangkatan Ikan (brailing)


Ikan telah berkumpul pada kantong jaring maka ABK segera
menyiapkan caduk mengambil ikan yang telah terkumpul di kantong
dengan cara menjatuhkan caduk ke air serta mendorong bagian bawah
dari caduk dengan kayu kenmudian caduk ditarik dengan
menggunakan winch.
Proses brailing sebaiknya dilakukan secepat mungkin agar
kualitas ikan tetap prima, karena ikan hasil tangkapan sebaiknya
jangan terlalu lama di udara bebas. Ikan yang terlalu lama di udara
bebas mudah terkontaminasi oleh bakteri perusak, yang
mengakibatkan ikan cepat busuk dan menurunkan kualitas ikan.
Dalam operasi penangkapan perlu diketahui faktor-faktor
sebagai berikut:
 Pembuangan jaring dilakukan dengan melingkari ke kiri atau ke
kanan sebagai berikut:
 Arah putaran baling-baling
 Tatanan peralatan di atas deck
 Arah gerak sinar matahari
 Arah gerak gerombolan ikan

 Faktor yang mempengaruhi dalam pelingkaran alat adalah:


 Arah arus
 Arah angin

40
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

 Arah gerak sinar matahari pada saat akan terbit dan terbenam
 Arah gerak gerombolan ikan

6. Daerah Penangkapan
Daerah penangkapn yang digunakan oleh KM. Mina Graha adalah
Selat Makasar, Selat Karimata dan Laut Jawa berkisar antara lintang 05°
44’ 30”S/ 111° 34’ 30” T dan 06° 09’ 30” S/ 111° 57’ 30” T.

7. Ikan Hasil Tangkapan


Hasil tangkapn KM. Mina Graha adalah Jenis ikan - ikan pelagis
seperti layang, tembang, tengiri, tongkol, cakalang, kembung dan jenis –
jenis ikan lainnya.
 Layang
 Tembang
 Tenggiri
 Tongkol
 Cakalang

41
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Gambar 19 ikan hasil tangkapan

8. Penanganan Hasil Tangkapan


Ikan hasil tangkapan tersebut mempunyai sifat lebih cepat
membusuk, karenanya ikan tercurah di deck segera dipindahkan dan
tersusun secara baik dan betul. Ikan yang sudah terkurung di kantong
jaring diambil dengan menggunakan caduk, biasanya ikan yang terangkat
kurang lebih 500 kg – 1000 kg tergantung hasil tangkapan ikan yang
didapat. Supaya ikan yang diangkat tidak rusak, lembaran jaring yang
digunakan untuk caduk ukuran matanya harus kecil ( ¾ inch ). Setelah
ikan di caduk terlebih dahulu ikan dibersihkan dengan semprotan air untuk
membuang darah dan kotoran – kotoran yang masih melekat, agar tidak
menyebabkan mikroorganisme yang dapat merusak ikan. Langkah
selanjutnya ikan diturunkan dengan peti atau keranjang kedalam palkah
kemudian ikan diberi Es dan garam disesuaikan dengan banyaknya ikan
yang tertangkap. Tujuan dari pengesan dan poenggaraman adalah
mencegah berkembangnya mikroorganisme dan bakteri – bakteri lain yang
menyebabkan ikan menjadi rusak / busuk. Apabila kapal mendekati hari ke
pangkalan maka hasil tangkapan hanya diberin Es saja karena mempunyai
kualitas ikan yang pastinya harga ikan tersebut lebih mahal.

9. Pelelangan Hasil Tangkapan

42
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Penjualan atau pemasaran ikan hasil tangkapan KM. MINA


GRAHA di bagi menjadi dua tempat yaitu penjualan di laut ( diatas kapal )
dan penjualan di darat (pelabuhan).

a. Penjualan di laut (diatas kapal)


Penjulan hasil tangkapan KM. Mina Graha dilakukan di laut. Hal
ini dilakukan untuk menghindari kerusakan pada ikan apabila ikan terlalu
lama disimpan di dalam palkah. Sebelum dilakukan penjualan, Nahkoda
melakukan transaksi terlebih dahulu melalui radio. Setelah ada
kesepakatan maka pihak pembeli yang akan membeli kapal yang menjual
ikan tersebut. Ikan yang di jual diatas kapal relatif lebih murah
dibandingkan dengan penjualan di dsarat. Hal ini dikarenakan pembeli
harus menggunakan bahan bakar pribadi untuk menuhju lokasi atau posisi
kapal yang akan menjual ikan.

Gambar 20 penjualan ikan di atas kapal

b. penjualan di darat (Pelabuhan)


Ikan hasil tangkapan yang sudah maksimal atau sesuai dengan
target yang akan dibawa ke darat dan dilakukan bongkar muat. Tiap – tiap[
jenis ikan dipisahkan daolam suatu wadah (basket). Setiap satu kali lelang
terdiri dari delapan buah basket dengan jenis ikan yang sama. Setiap jenis
ikan mempunyai harga yang berbeda – beda. Selain itu, kondi ikan juga
mempengruhi nilai jual. Ikan yang masih segar mempunyai nilai jual lebih

43
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

ttinggi dibandingkan dengan ikan yang sudah rusak. Untuk penjulan di


darat, KM Mina Graha melakukan penjualan di pelabuhan Juwana Pati
(Jawa Tengah).

Gambar 21 mengeluarkan ikan dari palka

Gambar 22 memisahkan jenis ikan yang akan di jual

b
Gambar 23 Penjualan di TPI

44
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

10. Pemiliharaan alat Tangkap


Pemiliharan alat tangkap bertujuan agar jaring yang telah dipakai
bisa dipelihara dengan baik agar jaring bisa tahan lama dan dapat dipakai
kembali pada penangkapan berikutnya dan pastinya bisa menghemat biaya
apabila ada jaring yang rusak.
 Setelah dipakai operasi penangkapan ikan maka alat tangkap
dibersihkan dari kotoran – kotoran misalnya : ubur – ubur, sisa – sisa
ikan yang membusuk dan lain – lain.
 Bagian – bagian jaring yang rusak segera diperbaiki dengan cara
dirajut atau di tambal.
 Tumpukan jaring sebaiknya di hindari dari terik sinar matahari
lansung, maka jaring hurus di tutup dengan terpal.
 Sebaiknya jaring di jauhkan dari bahaya api, sumberapi dan minyak.
 Apabila jaring tidak digunakan di darat, sebaiknya jaring di
rentangkan ditempat yang teduh ada pertukaran angin.

Gambar 24 membalik jaring

45
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Gambar 25 penataan jaring

Gambar 26 menambal jaring yang robek

Dari kegiatan pengoperasian purse seine (pukat cincin) adapun beberapa


Faktor yang mempengaruhi pengoperasian purse seine terbagi dua yaitu
internal dan eksternal. Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
yaitu sumber daya manusia sedangkan eksternal merupakan faktor dari laur
yaitu arus dan angin.

A. Faktor Internal
Faktor dari dalam yaitu:
1. Faktor Kapal
KM. Mina Graha cukup stabil artinya pada saat tidak mengalami oleng
terlalu berat pada saat pengoperasian, sesrta memiliki kekuatan mesin 300
pk ( 9 knot) dan kemampuan melingkar yang cukup besar.

2. Faktor Manusia
Nahkoda dan ABK di KM. Mina Graha cukup tarampil dan
berpengalaman dalam hal pelaksanaan pengoperasian dapat di lihat dari
hanya sekali mengalami kegagalan dalam 20 setting dan mendapat hasil
yang cukup banyak.

B. Faktor Eksternal

46
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Merupakan faktor dari luar kapal yang berpengaruh pada saat


setting berupa:

1. Arah angin
Angin yang baik berupa di atas jaring dan di bawah kapal
2. Arah arus
Arah arus yang baik adalah di atas kapal dan di bawah jaring .
3. Arah gerombolan ikan
Terhadap arah renang gerombolan ikan kedudukan jaring menghalang
gerombolan ikan sehingga kapal berada dibelakang gerombolan ikan.
Di KM. Mina Graha pengoperasian diutamakan untuk segera
mengurung gerombolan ikan.

4.2.2 Analisa Usaha

No Jenis Benda Harga Jumlah Total Rp


Persatuan
1 Solar 12.000 ℓ
2 Beras Rp 5.000/kg 1,5 ton Rp 7.500.000
3 Es Rp 1.250.000/5 35 ton Rp 8.750.000

ton
4 Garam Rp 5.00/kg 30 ton Rp 15.000.000
5 Obat-obatan
6 Perlengkapan lain
Rp125.000.000

No Nama ikan Harga Rp Jumlah Total

1 Layang panjang Rp 39 Rp
3.750.000/lelangan lelangan 146.250.000

47
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

2 Laying pendek Rp 43 RP
2.750.000/lelangan lelangan 118.250.000
3 Mata lebar Rp 22 Rp 68.200.000
3.100.000/lelangan lelangan
4 Banyar Rp 15 Rp 98.000.000
6.550.000/lelangan lelangan
5 Tongkol Rp 2 lelangan Rp 3.600.000
1.800.000/lelangan
6 Tengiri Rp 11.000/kg 775 kg Rp 8.525.000
7 Sero Rp 970.000/lelangan 2 lelangan Rp 19.400.000
Jumlah keseluruhan Rp 462.225.000

5.

4.2.3 Pembahasan

Administrasi pelabuhan

A. Tugas Pokok Fungsi dan Klasifikasi

1. Tugas pokok

Pelabuhan Perikanan adalah pebuhan dimana tempat yang


terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas–batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegatan ekonomi
yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, baerlabuh, naik
turun penumpang dan bongkar muat barang.

Pelabuhan perikanan dengan segenap fasilitasnya mempunyai


tugas pokok sebagai pusat kegiatan ekonomi perikanan. Adapun
rungan lingkup tugas tersebut meliputi 3 (tiga) aspek utama yaitu:

a) Dapat menunjang perkebangan ekonomi regional maupun nasional.


b) Mendorong pertubuhan industri baik holu maupun hilir.

48
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

c) Mengembangkan sumber daya manusia terutama masyarakat


nelayan disekitar pelabuhan antara lain meliputi: tepat lapangan
kerja baru., kesempatan membuka usaha produktif, kemitraan
antara nelayan dengan pengusaha maju, kontak komunikasi dengan
masyarakat dari daerah, latihan dan penyuluhan.

2. Fungsi

Adapun fungsi dari tugas pokok perikanan meliputi berbagai


aspek yaitu sebagai :

a. Pusat pengembangan masyarakat nelayan.


b. Tempat berlabuh kapal perikanan.
c. Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan.
d. Tempat untuk memperlancar kapal – kapal perikanan.
e. Puat pemasaran distribusi ikanhasil tangkapan.
f. Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan.
g. Pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data.

Melihat luasnya fungsi pelabuhan menyangkut berbagai aspek


kegiatan perikanan dapat dikatakan bahwa pelabuhan perikanan
adalah sebagai barometer, tingkat kemajuan perikanan di daerah yang
bersangkutan.

B. Klasifikasi

Berdasarkan tempat kapal KM. Mina Graha berlabuh maka dapat


digolongkan bahwa tipe pelabuhan samudra, karena kapal KM. Mina
Graha berukuran 108 GT.

C. Fasilitas
Untuk melaksanakan segenap fungsi sebagaimana yang telah
dijelaskan diatas tadi, maka pelabuhan dilengkapi dengan berbagai

49
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

fasilitas. fasilas pelabuhan perikanan adalah seluruh fasilias yang beada di


pelabuhan perikanan.

1. Fasilitas pokok
Fasilitas pokok adalah Fasilitas, karena kondisi alamnya
dipandang harus tersedia agar lalu lintas kapal perikanan serta
kegiatan bongkar muat hasil tangkapan di pelabuhan perikanan dapat
berjalan dengan lancar dan aman. Terdapat tiga fasilitas pokok, yakni:
a. Fasilitas pelindung
Fasilitas pelindung itu sendiri memiliki fungsi untuk
melindungi areal perairan pelabuhan serta berbagai fasilitas
pelabuhan lainnya dari pelabuhanburuk ombat / gelombang, hanyut,
pasir, arus sungai, arus pasang air laut ; sehingga kegiatan kapal
perikanan menjadi lancar tidak terganggu. Adapun sarana uyang
tergolong fasilitas pelindung antara lain : pemecah gelombang /
penangkap pasir, dinding penahan tanah, dinding pengrah aliran.
Untuk pemecah gelombang itu sendiri telah diketahuiuntukn
menahan gelombang yang ditemukan karena tekanan angin,
meskipun adapula yang disebabkan oleh gempa letusan gunung di
dasar laut, tsunami, gerakan kapal dan lain- lain.

 Pemecah Gelombang
Semakin tinggi gelombang maka kapal akan semakin sulit
melakukan bongkar muat karena pengruh gerakan ombak yang
terbesar berada dipermukaan air. Untuk mengtasi hal ini maka
pelabuhan dibuat sustu bangunan pemecah atau penahan / pemecah
gelombang. Pemecah gelombang itu sendiri merupakan pelindung
utama bagi pelabuhan (buatan). Sehingga berfungsi memperkecil
tinggi gelombang sehingga kapal dapat berlabuh dengan tenang dan
melakukan bongkar muat.
Untuk membangun suatu pemecah gelombang perlu diketahui
terlebih dahulu tegangan tanah yang dijadikan lokasi seperti

50
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

diketahui pada pemecah gelombang dua gaya yaitu gaya vertical


berasal dari barat bangunan, dan gaya horisontal yang berasal dri
tekanan dinamis omjbak, resultan dari dua gaya tersebut
menimbulkan tekanan didasar bangunan.
Jika perhitungan tekanan didasar bangunan melmoui tegangan
(maksimum) tanahnya maka tekanan perlu diperkecil dengan:
 Membuat Kontrusi yang ringan.
 Memperbasar dasar kontrusi.

Apabila keadaan tanahnya sangat jelek sehingga tidak mampu


mendukung beban / tekanan pemecah gelombang yang akan di
bangun. Maka perlu dilakukan perbaikan tanah (Soil Improvement).
Terdapat tiga soil improvement yaitu :
1. Melakukan penimbuhan dengan batu dan pasir sehingga meresep
kelumpur sampai tercapai keadaan seimbang.
2. Mengeruk tanah yang jelek dan mengantikannya dengan pasir.
3. Membuat matras dari bambu yang didukung dengan cerucuk
bambu sehingga memperbaiki struktur tanahnya.
Terdapat dua macam bentuk / type pem,ecah gelombang, yaitu :
bentuk trapesium (mound type) dan bentuk persegi panjang / dinding
(wall type), dalam praktek dilapangan sering dijumpai bentuk
campuran, yaitu bentuk trapesium untuk trapesium bawah atasnya.

 Penangkap Pasir
Pada umumnya pantai terdiri dari pasir dan pemecah batu
gunung yang terbawaaliran sungai. Jika bahan – bahan itu mencapai
pantai maka didorong oleh arus yang bergerak sejajar pantai akibat
adanya tekanan gelombang. Proses transport material menunjang
pantai ini disebut “ Littoral Drifz ” dan merupakan suatu proses yang
kontinyu. Arah tranport berubah jika arah arus / gelombang berubah.
Biasanya pantai memiliki karateristik dan sifat yang ditetapkan oleh
komposisi butiran pasir, butiran dengan ukuran besar membuat

51
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

kemiringan pantai lebih curam apabila dibandingkan dengan pantai


dengan butiran pasir lebih halus.
Meskipun pantai secara temporel selalu terkikis, namun dalam
waktu yang tidak lama akan putih kembali ; hal ini dapat terjadi
apabila ada keseimbangan antara banyaknya pasir yang dengan
jumlah pasir yang diendapkan proses ini disebut Natural Nutrition.
Jika besar erosi atau pengikisan melebihi dari nutrisi maka untuk
memulihkan pantai tersebut yang dilakukan secara buatan dan
pastinya pekerjaan seperti ini memerlukan biaya yang mahal. Maka
dari itu periu dijaga agar pasir dan karang pantai tidak diambil.
Pengikisan pantai secara terus menerus terjadi karena pengambilan
karang-karang di pantai yang bisa saja mengakibatkan bertambahnya
kedalaman perairan dan ombak dapat melaluinya tampa pecah
teriebih dahulu dan keadaan sebaliknya bisa terjadi apabila nutrisi
melebihi jumlah erosi akan menimbulkan pengendapan sehingga
pantai terus menjadi dangkal dan sulit untuk dilayar.
Yang merusak keseimbangan antara erosi dari nutrisi sehingga
mengganggu pemulihan pantai, antara lain disebabkan oleh:
a. Aktiifitas manusia seperti penambangan pasir, karang, dan
pembuatan bangunan di pasir.
b. Peristiwa alam seperti tabnah longsor, gempa bumi, gelombang
Tsunami.
Untuk menghidari pengikisan pasir pantai olen ombak dapat
diastasi dengan pemasangan krib yang berfungsi sebagai pemantapan
pasir. Dengan adanya krib maka pengikisan berhenti dan pantai
lambat laun dapat pulih kembali.

 Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah dimaksudkan sebagai penahan agar
tanah tidak longsor atau runtuh atau sebagai dinding suatu lokasi
ukuran tanah. Beberapa bentuk utama dinding penahan tanah adalah

52
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

sebagai berikut : dinding berbobot (grafiti wall), dinding Kantilever,


dinding Katilever Berusuk.

 Dinding Penahan Aliran


Sebagaimana telah di uraikan terlebih dahulu, arus yang
bergerak sejajar pantai membawa butiran pasir pada situasi tertentu
dengan bentuk dataran atau pantai sede mikian rupa ( misalnya
muara sungai ), terjadi perlambatan arus sehingga butiran pasir yang
semula tersuspensi menjadi pengendap yang menimbulkan
pendangkalan, proses ini pada muara sungai dapat mer4ubah bentuk
apapun menggeser letak mulut muara, sehingga alur sungai juga ikut
pindah arah, untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dibangun
dinding pengarah aliran dimuara sungai (atau pada suatu alur)
memanjang kearah laut.

Dinding pengarah aliran ini dibangun dengan maksud untuk


melindungi muara dari induksi hanyautan pantai secara mengarahkan
arus supaya tidak menimbulkan perlambatan aliran sungai sehingga
butiran pasir tidak mengindap.

2. Fasilitas Tambat Labuh

Fungsi pelabuhan perikanan antara lain adalah melayani kapal


perikanan yang datang untuk ditambat pada sarana yang disediakan di
daratan atau di perairan, agar kedudukan kapal tidak berubah sehingga
dapat melaksanakan pekerjaan bongkar muat untuk mengisi
pembekalan, ikan, alat penangkap.
Termasuk dalam fasilitas tambat labuh antara lain:
a. Dermaga
Demaga merupakan istilah umum bagi suatu bangunan diatas tanah
/ daratan yang difungsikan sebagai tempat tambat labuh kapal
berdasarkan bentuknya terdapat beberapa istilah dermaga yaitu :
- Wharf atau Quay, bila bangunan tambat labuh sejajar dengan pantai
/ garis air.

53
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

- Pier, bila bangunan tambat labuh tidak sejajar dengan pantai atau
garis air.
- Jetty, apabia tambat labuh sama dengan konstrusi jembatan.
- Quay Wall, bila bangunan tambat labuh adalah juga sebagai
tombak penahan tanah.
- Pontoon, apabila bangunan tambat labuh adalah terapung sehingga
dapat mengikuti pasang surut air laut.
Dermaga digunakan untuk membongkar hasil tangkapan,
dermaga labuh dimaksudkan untuk kapal serta seluruh nelayan
beristirahat, melakukan perbaikan alat tangkap serta melakukan
reparasi ringanterhadap mesin maupun perlengkapan kapal. Dermaga
pembekalan dimaksudkan sebagai tempat untuk melaksakan pengisian
air tawar, bahan bakar, es, ransum, umpan, box wadah ikan serta
kebutuhan lainnya selama operasi du laut.

b. Pelabuhan Tambat (mooring buoy)


Kapal perikanan dapat melakukan bongkar muat ikan selain
dilakukan dengan menambat pada dermaga juga dapat dilakukan pada
fasilitas mengapung yang disebut pelampung tambat.
Tambat labuh dengan pelampung tambat bertujuan agar kapal tidak
hanyut berpidah posisi karena tekanan angin, gelombang maupun
arus, serta dapat ditambati kapal dengan mudah guna melakukan
bongkar maut.

c. Dolphis (dolfin)
Dolphins biasanya dipasang di kiri dan kanan dermaga, ytetapi
letaknya lebih menjorok kelaut dari pada garis sempadan tambatan.
Terdapat dua macam dolpin yaitu :
 Fleksibel/elastis dan
 Yang dibuat kaku, pasif atau sebagai kerangka ruang.

54
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Bagi kapal dengan daya muat besar, dolfin dibuat dari beberapa
tiang baja yang terikat menjadi satu terutama pada ujung atasnya, baik
oleh suatu platform beton dan baja pengikat.

 Fasilitas Perairan pelabuhan


Fasilitas pelabuhan perairan adalah tempat untuk berangkat,
datang serta tambah labuh kapal perikanan dengan mudah dan aman.
Fasilitas ini meliputi alur pelayaran dan kolam pelabuhan.
a. Alur Pelayaran
Alur pelayaran bertujuan untuk memudahkan kapal untuk
m,endekati dan meninggalkan pelabuhan sehingga dengan tersedia
alur pelayaran yang dalam dan cukup lebar sehingga dua kapal apat
melintas berpapasan. Akan tetapi tidak boleh terlalu lebar supaya
gelombang tidak m,e\asuk kedalam pelabuhan.
b. Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan adalah bagian perairan pelabuhan yang
berfungsi menampung kegiatan kapal dalam melakukan bongkar
muat, mengisi pembekalan, berlabuh dan memutar. Bagian perairan
yang tidak dapat efektif dipergunakan karena dangkal atau adanya
kemiringan talud, serta kanal / alur pelayaran tidak terdapat kedalam
pengertian kolam pelabuhan. Adapun persyaratan kolam pelabuhan
adalah :
 Cukup luas untuk menampung semua kapal yang berlabuh dan
tetap dapat bergerak dengan bebas.
 Cukup lebar untuk tempat memutar kapal dengan gerak melingkar
yang tidak terputus.
 Cukup dalam serhingga kapal besar dapat masuk pada surut
terendah.
 Terlindung dari angin, ombak dan arus yang berbeda.

 Fasilitas Fungsional

55
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Fasilitas fungsinal merupakan pelengkap fasilitas pokok guna


menunjang pelabuhan dalam memberikan pelayanan / jasa yang
menjadi kewajibannya. Dengan adanya fasilitas fungsional ini maka
nilai guna menunjang pelabuhan maupun keluar dari / masuk
kepelabuhan.

Fasilitas Fungsinal meliputi :

a) Fasilitas transportasi dimaksudkan untuk menunjang kelancaran


kegiatan pengangkutan, alat angkut serta lalu lintas orang, baik di
dalam pelabuhan maupun keluar pelabuhan maupun keluar dari /
masuk pelabuhan.
b) Fasilitas navigasi dimaksudkan untuk membantu nelayan dalam
menentukan daratan sewaktu kembali dari penangkapan ikan di laut
dalam keadaan aman / selamat selama pelayaran. Termasuk dalam
fasilitas ini antara lain : mercu suar, kapal suar, suar penuntu,
pelampung bambu, radio isyarat.
c) Fasilitas penanganan, pengolahan dan pemasaran hasil
dimaksudkan untuk membantu dalam upaya mempertahankan mutu
hasil perikanan dan pemasarannya.
 Fasilitas Penanganan Hasil Perikanan
Ikan hasil perikanan adalah bahan makanan yang cepat membusuk
sehingga diperlukan penanganan yang seksama dan secepat mungkin.
Termasuk dalam fasilitas ini adalah box ikan, kereta dorong, forklift,
keran tambat, derek kapal.
 Fasilitas pengoahan / Pengawetan
Agar ikan tidak cepat membusuk sesuai dengan sifatnya (Perishable
Food), maka perlu upaya untuk mempertahankan kualitasnya antara
lain dengan meng-es, menyimpan dalam gudang dingin atau mengoah
dalam bentuk lainnya yang lebih tahan dari kerusakan.
Pelabuhan perikanan menyediakan fasilitas pabrik es, gudang dingin
serta kawasan untuk mendirikan industri pengolahan bagi investor
swasta.

56
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

 Fasilitas Pemasaran Hasil Perikanan


Ikan hasil tangkapan oleh nelayan diarahkan untuk lelang di gedung
pelelangan ikan. Sistem pelelangan ini bertujuan agar dapat dproleh
harga yang baik dan kontan sehingga dapat membantu meningkatkan
usaha para nelayan.
Sesuai dengan kegiatan yang ada maka gedung pelelangan ikan
terbagi menjadi tiga zona, yaitu untuk sortir / persiapan lelang,
pelelangan ikan dan untuk pengepakan.
d) Fasilitas suplai dimaksudkan untuk membantu penyaluran
air tawar / bersih dan bahan bakar minyak ( BBM ) diperlukan.
 Instalasi Air
Instalasi air tediri dari :
- Sumur atau bak penampung
- Pompa air
- Menara air ( Water tower )
- Jaringan pipa distribusi
- Alat pengatur dan pengukur distribusi

 Isntalsi BBM
Instansi BBM terdiri dari :
- Tangki solar
- Pompa muat
- Pompa dan alat ukur untuk distribusi
- Jaringan pipa untuk distribusi
e) Fasilitas Telekomunikasi dimaksudkan untuk
membantukeselamatan nelayan yang sedang berlayar / menangkap
ikan dilaut, informasi harga ikan, informasi umum : disamping tugas –
tugas kedinasan pelabunhan.
Telekomunikasi pada dasarnya adalah perhubungan jarak jauh untuk
pengiriman atau pertukaran informasi dari satu pihak / peralatan
kepihak / peralatan yang lain.

57
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

f) Fasilitas Perawatan dan perbaikan Kapal serta Alat Perikanan.


Fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan dalam
merawat dan memperbaiki kapal agar selalu dalam kondisi prima,
serta tempat bagi para nelayanuntuk melakukan perbaikan alat
tangkapnya sehingga tahan lama dan dalam kondisi selalu siap dapat
dioperasikan.
g) Fasilitas pertemuan nelayan digunakan untuk pertemuan para
nelayan baik bersifat rapat kerja, penyuluhan, pelatihan tempat belajar
maupun kegiatan sosial ekonomi lainnya.

h) Fasilitas Pengolahan Pelabuhan Perikanan


Fasilitas ini digunakan untuk membantu meningkatkan daya
guna dan hasil guna pelayanan / jasa pelabuhan perikanan melalui
suatu sistem pengolahan pelabuhan modern.
Termasuk dalam fasilitas ini adalah kantor administrator
pelabuhan perikanan, pelabuhan syahbandar, kantor pelayanan
administrasi inntansi terkait, rumah jaga, menara pengawas.

3. Fasilitas Tambahan

Fasilitas tambahan adalah fasilitas yang secara tidak langsung


meninggikan peranan pelabuhan dan tidak dapat dimasukkan kedalam
kedua kelompok terdahulu (fasilitas pokok maupun fasilitas
fungsional).

Termasuk dalam fasilitas ini antara lainadalah perumahan


pejabatpelabuhan, mess operator, dormitory,pasar umum, ruang pamer
(Promosi), kantin, polilinik, lapangan olah raga dan tempat
peribadatan.

58
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Faktor yang mempengaruhi setting maupun hauling adalah ketrampilan
seluruh awak kapal dan keadaan alam
 Operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine
membutuhkan SDM yang relatife banyak. Hal ini dapat dilihat dari
ukuran dan cara pengoperasian alat tangkap purse seine itu sendiri
 Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu operasi penangkapan di
butuhkan alat Bantu
 Ikan hasil tangkapan dari alat tangkap purse seine adalah ikan jenis
pelagis

5.2 Saran

59
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

 Diharapkan sebelum melakukan operasi penangkapan hendaknya


mempersiapkan segala alat yang dibutuhkan. Hal ini perlu di perhatikan
demi kelancaran operasi penangkapan.
 Hendaknya SDM dalam pengoperasian alat tangkap purse seine memiliki
pengetahuan dan ketrampilan.
 Memiliki frizer yang sangat baik unutk menyiapkan ikan agar ikan
tersebut tahan lama dan tidak busuk.
 Selain itu, hendaknya seluruh awak kapal dapat lebih disiplin dalam
melaksanakan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S 2000. Metoda Penangkapan Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.

Atmaja, S. B. Komposisi dan Aspek Reproduksi Beberapa Spesies Hasil


Tangkapan Pukat Cincin di Perairan Bagian Selatan Laut Cina Selatan.
JPPI Volume 6 No. 3 – 4 Tahun2000.

Ayodhya, A. V. 1981. Metoda Penangkapan Ikan. Yayasan Dwi Sri. Bogor.

Balai Penelitian Perikanan Laut – Badab Penelitian dan Pengembangan Pertanain


DEPTAN, 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut Indonesia.
Jakarta.

60
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

Direktorat Pengkajian Ilmu Kelautan – Badan Pengkajian dan Penerapan


Teknologi, 1996 Pengembangan Kapal nelayan. Jakarta.

Departemen pertanaian – Direktorat Jendral Perikanan, 1991. Purse Seine dan


Lampara Dasar. Jakarta.

Djamali, A, et al. 2001. Penuntun Pengkajian Stok Smberdaya Ikan perairan


Indonesia. Badan Riset Perikanan Tangkap – DKP dan Pusat Penelitian
Oseanografi – LIPI. Jakarta.

Sadhori, N. 1985. Penangkapan Ikan. Penerbit angkasa. Bandung. Halaman 79 –


108.
S.B., dan Nugroho. Perikanan Pukat Cincin Mini di Pantai Utara Jawa.
JPPI volumeV No. 4 Tahun 1999.

,S. B., dan Shadotomo, B. Aspek OPerasional Perikanan pukat Cincin di laut
Jawa. LPPL No. 32 Tahun 1985.

Sparre, P. and S.C. Venema. 1999. Introduksi pengkajian Stok Ikan Tropis. FAO.
Jakarta. 554 Halaman.

Suwarso, et al. 1987. Perkembangan komposisi Ikan layang Dari hasil tangkapan
Pukat Cincin Menurut daerah Penangkapan di laut Jawa. JPPL No. 38
Halaman 55 – 58.

Widodo, Johanes, et al. 1998. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Laut di


Perairan Indonesia. Puslitbang Oceanografi – LIPI. Jakarta.

61
Francisco X.B.M Purnama
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

62
Francisco X.B.M Purnama

You might also like