You are on page 1of 7

PIL KOMBINASI

PENDAHULUAN 3. Alat dalam rahim


4. Tehnik-tehnik rintangan yang bekerja secara fisik, kimia
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah atau fisikokimia
terjadinya kehamilan yang dapat bersifat sementara ataupun 5. Koitus interuptus
bersifat permanen. (1,2) Daya guna kontrasepsi terdiri atas daya 6. Pantang berkala
guna teoritis (theoretical effectiveness) dan daya guna pemakaian 7. Metode amenore laktasi
(use effectiveness). Daya guna teoritis merupakan kemampuan 8. Sterilisasi permanen
suatu cara kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya suatu Pada pemilihan berbagai jenis kontrasepsi khususnya
kehamilan yang tidak diinginkan apabila cara tersebut digunakan kontrasepsi oral, yang terpenting adalah memilih jenis yang
terus menerus dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. memiliki khasiat kontrasepsi yang paling sedikit kegagalannya
Sedang daya guna pemakaian merupakan kemampuan suatu dan yang memiliki efek samping yang paling minimal. Walaupun
cara kontrasepsi dalam keadaan sehari-hari dimana mempunyai khasiat kontrasepsi yang sama tetapi belum tentu
pemakaiannya dipengaruh oleh faktor-faktor seperti tidak hati-hati, setiap individu memiliki kenyamanan yang sama.(6)
kurang taat pada peraturan dan sebagainya. (1)
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kontrasepsi
Sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang ideal. Ciri oral khususnya pil kombinasi.
kontrasepsi yang ideal ditentukan oleh beberapa faktor antara lain
: dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu KONTRASEPSI ORAL
kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak
menimbulkan gangguan sewaktu koitus, tidak memerlukan Berdasarkan kandungannya, kontrasepsi oral dibagi atas
(1,2,6,7) :
motivasi terus menerus, mudah pelaksanaannya, murah dan
mudah diterima oleh pasangan yang bersangkutan.(1,2) 1. Pil Kombinasi
Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal dimulai tahun Merupakan sediaan yang paling banyak digunakan,
1897 dimana Beard menduga bahwa korpus luteum dapat dimana setiap tablet mengandung 20 – 100 µ g
menghambat terjadinya ovulasi. Pada tahun 1920-an Herbelandt etinilestradiol dan gestagen dalam dosis tertentu. Akan
dan Fellner melaporkan terjadinya hambatan fertilitas pada dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
beberapa macam binatang percobaan yang telah diberikan 2. Pil Sekuensial (bifasik)
ekstrak steroid. Dari konsep ini Doisy dkk pada tahun 1930 Terdiri dari 14-16 pil yang mengandung derivat estrogen
sampai 1936 berhasil mengisolasi estrogen dan progesteron dari dan 5-7 pil selanjutnya mengandung kombinasi estrogen
ovarium. Pada tahun 1950-an setelah Pincus, Chang dan Rock dan gestagen. Cara kerjanya mirip dengan suatu siklus
menemukan bahwa pemberian progesteron per oral dapat haid normal, khasiat kontrasepsi hanya berdasarkan
menghambat ovulasi, hormon steroid ini dipakai untuk keperluan pada hambatan ovulasi oleh estrogen dalam fase
kontrasepsi. Enovid (noretinodrel 10 mg dan mestranol 0,15 mg) pertama dan pada fase kedua gestagen hanya berguna
telah digunakan sebagai percobaan kontrasepsi oral pertama di untuk menimbulkan perdarahan yang teratur. Pil
Puerto Rico pada tahun 1956 oleh Pincus dkk. Penelitian sekuensial tidak seefektif pil kombinasi oleh karenanya
farmakologi secara intensif dan percobaan klinik dilakukan untuk angka kegagalan relatif tinggi. Di Indonesia sediaan ini
mengikuti perkembangan dalam meminimalkan efek samping tidak pernah beredar.
yang ditimbulkan estrogen tanpa mengurangi efisiensi kontrasepsi
dan hasilnya disimpulkan bahwa dosis estrogen dapat diturunkan 3. Pil Mini
hingga mencapai 20 µ g bahkan 15 µ g pertablet. Percobaan ini Dikatakan pil mini karena dosis gestagen yang
membuktikan daya guna yang sangat tinggi sebagai kontrasepsi. digunakan sangat rendah. Gestagen yang digunakan
Pada perkembangan dan percobaan selanjutnya telah dibuat adalah turunan nortestosteron seperti noretisteron 0,35
berbagai pil KB dengan tujuan meningkatkan efektifitas, mg, linestrerol 0,50 mg, levonorgestrel 0,03 mg. Ada juda
mengurangi efek samping dan meminimalkan keluhan peserta yang mengandung etinodral diasetat 0,35 mg atau
KB.(2,3,4) kuingestanol 0,3 mg. Pil diminum tiap hari tanpa perlu
memperhatikan saat terjadinya haid. Cara kerjanya
Metode kontrasepsi dengan keefektifan yang bervariasi belum diketahui dengan pasti, beberapa diantaranya
dan digunakan akhir-akhir ini adalah (5): adalah menekan sekresi gonadotropin, mempengaruhi
1. Preparat kontraseptif oral fungsi korpus luteum, menghambat nidasi,
2. Preparat kontraseptif suntikan atau implan memperlambat gerakan tuba sehingga transportasi ovum
terganggu dan menekan produksi steroid diovarium. 2. (jenis kombinasibertingkat)
Keuntungan menggunakan pil mini dapat diberikan pada Triquilar ED 50 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol
wanita menyusui, wanita dengan hipertensi, wanita
perokok dan yang mempunyai riwayat penyakit 75 mcg Levonorgestrel 40 mcg Etinilestradiol
tromboemboli. Kerugiannya dapat terjadi kehamilan 125 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol
ektopik.

4. Pil Pascasanggama
Trinordial 50 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol
Sediaan yang mengandung dietilstilbestrol (DES) atau
estrogen dosis tinggi, dapat mencegah kehamilan jika 75 mcg Levonorgestrel 40 mcg Etinilestradiol
diberikan segera setelah koitus yang tidak dilindungi.
125 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol
Dietilstilbestrol 50 mg/hari atau etinilestradiol 1 mg/hari
selama 5 hari, digunakan 24 jam atau selambat- 3. (Gestagen saja)
lambatnya 48 jam pasca sanggama. Akhir-akhir ini
banyak digunakan pil kombinasi estrogen dan gestagen Exluton 28 0,5 mg Linestrenol

dengan dosis tinggi misalnya 100 µ g etinilestradiol dan


0,5 mg levonorgestrel. Sediaan lainnya, levonorgestrel
saja dengan dosis 0,3 – 1 mg digunakan paling lambat 3 PIL KOMBINASI
jam pascasanggama, mefipristone 10 dan 50 mg dapat
digunakan sampai 120 jam pasca sanggama atau Kontrasepsi oral steroid kombinasi adalah metode
danazol 800 – 1200 mg/hari. kontrasepsi yang paling efektif. Terdiri atas kombinasi estrogen
dan gestagen dalam dosis tertentu. (1,2) Estrogen dan gestagen
Cara kerjanya adalah mencegah terjadinya nidasi, yang dipakai adalah steroid sintetik dimana steroid sintetik
meningkatkan motilitas tuba sehingga mengganggu mempunyai potensi yang lebih tinggi per unit dibandingkan
transportasi ovum dan membuat endometrium menjadi dengan steroid alamiah kalau ditelan per oral. (1)
tidak fisiologis untuk proses nidasi. Perlu diingat pil
pasca sanggama hanya berguna sebelum terjadinya Kandungan estrogen yang banyak digunakan ialah
implantasi. Efek samping yang pernah dilaporkan adalah etinilestradiol dan mestranol (3 metil eter). Mestranol didalam hati
terjadinya kelainan bawaan mayor, seperti kanker vulva akan mengalami proses dimetilasi menjadi etinilestradiol. (5,7,8)
pada penggunaan dietilstilbestrol dan efek teratogenik Sedangkan gestagen yang digunakan adalah derivat 19 nor-
dari estrogen pada hewan percobaan. testosteron berupa noretinodrel, norethindron asetat, etinodial
diasetat dan norgestrel. (1,7,8) Saat ini telah tersedia juga gestagen
generasi ke-3 yang bersifat “Lipid friendly” yaitu desogestrel,
Berbagai bentuk kontrasepsi oral (7). gestoden dan norgestimat.(2)
No Nama dagang Gestagen Estrogen
Pil kombinasi adalah kontrasepsi oral yang paling sering
1. (jenis kombinasi) digunakan, diminum setiap hari selama 3 minggu dan dihentikan
pemakaiannya selama 1 minggu, yang dalam waktu 1 minggu itu
Microgynon 30 150 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol
biasanya akan terjadi perdarahan dari uterus akibat penghentian
Nordette 28 150 mcg Levonorgestrel 30 mcg Etinilestradiol pemakaian obat.(5)
Nordial 28 250 mcg Levonorgestrel 50 mcg Etinilestradiol JENIS-JENIS PIL KOMBINASI (2,6,7)
Mercilon 28 150 mcg Levonorgestrel 20 mcg Etinilestradiol
1. Monofasik
Marvelon 28 150 mcg Desogestrel 30 mcg Etinilestradiol
Pertama kali ditemukan oleh Pincus (Pincus Pill). Jenis
Ovostat 28 1 mg Linestrenol 50 mcg Etinilestradiol monofasik paling banyak digunakan saat ini. Setiap tabletnya
Lyndiol 2,5 mg Linestrenol 50 mcg Etinilestradiol
mengandung 30 -100 µ g etinilestradiol (di beberapa negara
terdapat pula tablet dengan 10 dan 20 µ g) dan gestagen
Gynera 75 mcg Gestroden 30 mcg Etinilestradiol sintetik dengan dosis yang berbeda-beda. Kebanyakan efek
Diane 35 2 mg Siproterone asetat 35 mcg Etinilestradiol
samping yang timbul disebabkan oleh kandungan estrogen
sehingga saat ini hampir semua pil kontrasepsi mempunyai
kadar estrogen yang rendah (20-35 µ g etinilestradiol). Dari tertentu agar tidak mudah lupa misalnya malam sebelum tidur,
sebagian besar penelitian, pemberian dosis 50 µ g makan malam atau setelah menggosok gigi. Baik yang berisi 21
menimbulkan efek samping yang sangat rendah. atau 28 pil mempunyai prinsip minum yang sama yaitu 3 minggu
minum dan 1 minggu istirahat minum pil.
2. Kombinasi bertingkat (2,6,7)
Untuk mudahnya :
Jenis ini dibuat dengan maksud lebih mengurangi efek
samping yang ditimbulkan gestagen, yang dikenal dengan jenis 1. Bila menggunakan kemasan 21 pil. Setelah habis 1
2 tingkat dan 3 tingkat. Pada jenis 2 tingkat, tingkat pertama kemasan, istirahat minum pil selama 7 hari kemudian
dosis gestagen sangat rendah menjadi 0,05 mg dan pada minum pil kemasan baru.
tingkat kedua dosisnya menjadi 0,125 mg. Sedang dosis 2. Bila menggunakan kemasan 28 pil. Setelah habis 1
estrogen tidak berubah. kemasan, langsung minum kemasan baru tanpa fase
istirahat.
Pada jenis 3 tingkat (contohnya Triquilar), 6 tablet pertama
mengandung 0,05 mg Levonorgestrel dan 30 µ g etinilestradiol; Bila terjadi lupa minum pil :
5 tablet berikutnya mengandung 0,07 mg Levonorgestrel dan 40
µ g etinilestradiol; 10 tablet terakhir mengandung 0,125 mg 1. Lupa 1 pil, maka segera minum pil yang terlupa dan pil yang
Levonorgestrel dan 30 µ g etinilestradiol. Jadi selain selanjutnya diminum seperti saat biasanya.
peningkatan dosis gestagen, dosis estrogen juga berubah. 2. Lupa 2 pil
a. Terjadi selama minggu pertama atau kedua, maka
MEKANISME KERJA akseptor harus minum 2 pil selama 2 hari berturut-
turut dan pil selanjutnya diminum seperti saat
Khasiat kontrasepsi suatu pil kombinasi berdasarkan biasanya (belum diperlukan tapi disarankan untuk
hambatan ovulasi, dimana secara sinergis estrogen dan gestagen memakai kontrasepsi tambahan misalnya kondom
bekerja dengan mekanisme umpan balik terhadap poros selama 7 hari).
hipotalamus-hipofise sehingga tejadi hambatan sekresi b. Terjadi selama minggu ketiga, maka akseptor harus
gonadotropin-releasing hormon (GnRH) dengan akibat tidak minum 1 pil sehari sampai hari minggu berikutnya
terjadi pelepasan FSH dan LH. (2,9,10) Dengan tidak adanya FSH dan pada hari itu mulai dengan kemasan baru (atau
maka tidak terjadi maturasi folikel yang berakibat juga tidak bisa langsung saja dengan pil kemasan baru) dan
adanya produksi estrogen oleh folikel dalam ovarium sehingga harus menggunakan kontrasepsi tambahan sampai
tidak terjadi pengeluaran LH. Akibat kurangnya FSH dan tidak mulainya siklus haid berikutnya atau sekurang-
adanya peningkatan kadar LH pada tengah-tengah siklus haid kurangnya 7 hari.
menyebabkan gangguan dari ovulasi. (1,7,9) 3. Lupa 3 pil
Sama dengan lupa 2 pil pada minggu ketiga atau dapat juga
Selain itu, estrogen dalam dosis tinggi dapat mempercepat minum 2 pil selama 3 hari berturut-turut dan disertai
perjalanan ovum dan gangguan proliferasi endometrium sehingga penggunaan kontrasepsi tambahan sampai mulainya siklus
mengganggu implantasi ovum yang sudah dibuahi. (1,7) haid berikutnya atau sekurang-kurangnya 7 hari.
Pengaruh gestagen dalam pil kombinasi adalah 4. Sedang diare atau muntah-muntah
memperkuat daya kerja estrogen dalam menghambat ovulasi Pil tetap diminum tiap hari seperti biasanya dan
akan tetapi gestagen sendiri dalam dosis yang tinggi juga dapat menggunakan kontrasepsi tambahan sampai 7 hari setelah
menghambat ovulasi.(1,10) Khasiat lain dari gestagen adalah sembuh.
memperkental lendir serviks sehingga menghalangi penetrasi
spermatosoon masuk ke dalam uterus, mempengaruhi Dengan aturan 3 minggu minum dan 1 minggu istirahat
endometrium sehingga mengganggu implantasi ovum yang telah minum pil akan menghasilkan perlindungan yang mutlak terhadap
dibuahi dan mengganggu motilitas tuba.(6,9) pembuahan. Penggunaan pil untuk pertama kalinya sebaiknya
tidak melewati hari ke-5 dari permulaan haid atau dalam waktu 3
CARA PEMBERIAN (1,2,4,5,8) minggu setelah melahirkan atau dalam waktu 14 hari pasca
Pil kombinasi biasanya tersedia dalam kemasan berisi 21 tindakan pada abortus untuk mencegah terjadinya induksi ovulasi
pil dan ada juga yang berisi 28 pil dimana 7 pil terakhir hanya karena pada wanita normal dengan folikel yang matur dan segera
berupa plasebo yang berisi preparat besi atau vitamin. Pil akan mengalami ovulasi spontan, pada kondisi ini pemberian
diminum tiap hari 1 pil terus-menerus dan diminum saat-saat kontrasepsi oral akan memicu ovulasi yang sesungguhnya. (4,5,6)
Sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin 3
bulan kemudian 6 bulan dan selanjutnya tiap-tiap tahun setelah KONDISI-KONDISI DIMANA KONTRASEPSI ORAL
pemakaian pil. Selain efek samping, berat badan dan tekanan KOMBINASI TIDAK DAPAT DIGUNAKAN MENURUT WHO
darah juga perlu pemeriksaan mamma dan sediaan apus (kategori 3 dan 4)(11) :
(Papanicolaou smear).(1,2)
Kategori 3 : Suatu kondisi dimana risiko teoritis atau terbukti
KONDISI-KONDISI DIMANA KONTRASEPSI ORAL biasanya lebih besar dibanding dengan
KOMBINASI DAPAT DIGUNAKAN MENURUT WHO (kategori 1 keuntungan menggunakan metode tersebut
dan 2)(11) : (metode tidak dapat digunakan)

Kategori 1: Suatu kondisi dimana tidak ada larangan dalam Kategori 4 : Suatu kondisi dimana memperlihatkan suatu resiko
penggunaan metode kontrasepsi (metode dapat kesehatan yang tidak dapat diterima jika metode
digunakan) kontrasepsi digunakan (metode tidak dapat
Kategori 2 : Suatu kondisi dimana keuntungan-keuntungan pada digunakan)
penggunaan metode ini lebih besar dibanding
dengan resiko teoritis atau terbukti (metode dapat 1. < 6 bulan postpartum (meneteki), < 21 hari post partum
digunakan) (tidak meneteki)
2. Merokok > 15 batang sehari dengan usia > 35 tahun
1. Menarke sampai diatas 40 tahun 3. Berisiko menderita penyakit arteri kardiovaskuler
2. Nulipara maupun multipara 4. Hipertensi, penyakit pembuluh darah
3. > 6 bulan postpartum (meneteki) dan > 21 hari 5. Riwayat/menderita penyakit trombosis vena
postpartum (tidak meneteki) dalam/emboli paru, pasca bedah besar dengan
4. Pasca abortus dan pasca kehamilan ektopik terganggu imobilisasi yang lama
ataupun riwayat operasi daerah pelvis 6. Riwayat/menderita penyakit jantung iskemik, riwayat
5. Merokok dengan usia < 35 tahun serangan otak, penyakit katup jantung dengan
6. Kegemukan (IMT > 30 kg/m2) komplikasi,hiperlipidemia
7. Riwayat tekanan darah tinggi dalam kehamilan 7. Nyei kepala diatas 35 tahun atau disertai gejala
8. Riwayat keluarga dengan penyakit trombosis vena neurologik fokal
profunda/emboli paru 8. Kanker payudara
( ayah-ibu) 9. Diabetes dengan neuropati/retinopati/nefropati atau
telah menderita selama lebih 20 tahun atau disertai
9. Pasca bedah besar/kecil tanpa imobilisasi penyakit vaskuler lainnya
10. Penyakit trombosis vena superficial 10. Menderita penyakit kandung empedu atau telah terobati
11. Penyakit katup jantung tanpa komplikasi secara medis
12. Nyeri kepala bukan migren, epilepsi 11. Infeksi akut virus hepatitis, sirosis berat, tumor jinak dan
13. Perdarahan pervaginam teratur maupun tak teratur, keganasan hati
endometriosis,tumor ovarim jinak, dismenore berat 12. Riwayat kolestasis yang berhubungan dengan
14. Penyakit trofoblas jinak/ganas, ektropion serviks, NIS, pemakaian kontrasepsi oral kombinasi
karsinoma serviks 13. Sedang memakai obat rifampicin, griseofulvin, fenintoin,
15. Tumor jinak payudara, massa yang belum terdiagnosis karbamazepin, barbiturat dan pirimidon.
pada payudara, riwayat keluarga dengan kanker
payudara, karsinoma endometrium, karsinoma, ovarium, KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PIL KOMBINASI (1,4,5,8)
mioma uteri
16. Penyakit inflamasi pelvis, penyakit menular seksual, Keuntungan :
HIV/AIDS, sistosomiasis, tuberkulosis, malaria
17. Diabetes tanpa komplikasi, hipertiroid, hipotiroid 1. Efektivitas dapat dipercaya
18. Penyakit kandung empedu dengan gejala ataupun tidak 2. Siklus menstruasi jadi teratur
atau yang telah dilakukan kolesistektomi, riwayat 3. Frekuensi koitus tidak perlu diatur
kolestasis yang berhubungan dengan kehamilan 4. Berkurangnya keluhan dismenorea
19. Talasemia, siklemia, anemia kekurangan zat besi 5. Sangat reversibel
20. Sedang memakai antibiotika (selain rifampicin dan 6. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
griseofulvin)
7. Membantu mencegah terjadinya kehamilan ektopik, Perlu diketahui perdarahan sela bukan suatu yang perlu
kanker ovarium dan endometrium, tumor jinak mamma dicemaskan karena dapat diobati (4,6) dan bukan merupakan
(mungkin juga yang ganas), kista ovarium fungsional, halangan untuk beribadah bagi seorang wanita. (6)
penyakit inflamasi pelvis, aterosklerosis dan artritis
rematoid Efek samping pil kombinasi lainnya dapat terjadi karena
8. Pengobatan akne (6,12) pengaruh (1,8) :

Kerugian : a. Estrogen

1. Timbul efek samping - Rasa mual dan muntah


2. Pada sebagian wanita, dapat mengurangi gairah seksual - Rasa penuh/nyeri pada mamma
3. Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual
4. Tidak dianjurkan untuk wanita yang menyusui, karena - Retensi cairan
dapat mengurangi produksi ASI
5. Karena diminum tiap hari, kadang-kadang terjadi lupa - Peningkatan cairan menstruasi
minum pil.
- Keletihan dan iritabilitas
EFEK SAMPING
- Keputihan
Efek samping yang sering timbul pada pemakaian pil
- Peningkatan sekresi serviks/erosi serviks
kombinasi adalah perdarahan sela dan hal ini sering dijadikan
alasan oleh beberapa akseptor untuk tidak ingin melanjutkan lagi Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka biasanya
penggunaan kontrasepsinya. (6) diberikan pil kombinasi dengan kandungan estrogen yang rendah
atau kandungan gestagen yang lebih tinggi dengan aktivitas
Umumnya perdarahan bercak terjadi pada permulaan
androgenik yang rendah.
penggunaan pil kontrasepsi dan jarang ditemukan pada
penggunaan jangka panjang dan lebih banyak ditemukan pada b. Gestagen
penggunaan pil kombinasi dengan dosis estrogen dan gestagen
yang rendah. (4,5,6) - Perdarahan tak teratur
Penyebab pasti terjadinya perdarahan sela belum - Pengecilan ukuran mamma
banyak diketahui tapi dari pengamatan terbukti bahwa komponen
gestagen yang berperan terhadap terjadinya perdarahan sela - Depresi dan kelelahan
dimana gestagen menyebabkan pelebaran pembuluh darah vena
kecil di endometrium vena tesebut akhirnya rapuh sehingga terjadi - Penurunan gairah seksual
perdarahan lokal.(4,6,8,10)
- Akne dan alopesia
Dalam penanganan perdarahan sela tidak perlu
- Sakit kepala
menghentikan penggunaan pil kontrasepsi.(6,8) Setelah terbukti
tidak ditemukan penyebab lain atau tidak ditemukan lesi-lesi pada - Kram pada kaki dan kelemahan ligamentum
porsio atau serviks maka dapat diberikan tambahan tablet 20 µ g
etinilestradiol bersamaan dengan pil kontrasepsi tersebut. (4,6,8,10) Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas biasanya
diberikan pil kombinasi dengan kandungan gestagen yang rendah
Selama perdarahan masih terjadi selama itu pula diberikan tablet atau yang mengandung estrogen lebih tinggi.
tambahan etinilestradiol tetapi jika perdarahan sela berhenti tablet
tambahan juga dihentikan dan pil kontrasepsi diminum seperti KOMPLIKASI PENGGUNAAN PIL KOMBINASI (5,6,8,10)
biasa. (6) Biasanya dalam waktu 7 hari perdarahan sela akan
berhenti. (4,10) Tapi bila dengan pemberian tablet tambahan 1. Tromboemboli vena
etinilestradiol tetap terjadi perdarahan sebaiknya pil kontrasepsi
diganti dengan pil jenis sekuensial saja dan bila masih belum Risiko terjadinya tromboemboli vena dalam (profundus)
berhasil maka perlu dipertimbangkan tindakan dilatasi dan meningkat 3 hingga 11 kali lipat pada wanita dengan
kuretase untuk mencari penyebabnya. (16) menggunakan kontrasepsi oral. Risiko ini juga meningkat
secara bermakna pada pemakaian kontrasepsi oral sebulan
sebelum tindakan pembedahan. Mekanismenya masih belum Estrogen juga berhubungan dengan timbulnya kanker
jelas, diduga akibat pengaruh estrogen dimana etinilestradiol mamma karena kanker mamma jarang ditemukan pada usia
mempengaruhi faktor pembekuan dan faktor fibrinolisis serta pubertas dan akan meningkat tajam dengan bertambahnya usia
fungsi trombosit dan endotel sehingga terjadi peningkatan tetapi timbulnya kanker mamma memerlukan waktu 15-20 tahun
aktifitas pembekuan dan fibrinolisis. Gestagen diduga juga jadi kesimpulannnya pil kontrasepsi tidak berperan terhadap
punya peranan. Gestagen generasi lama seperti terjadinya kanker mamma tetapi pil kontrasepsi mempercepat
levonorgestrel dan noretisteron tidak mempunyai pengaruh pertumbuhan tumor yang telah ada sebelumnya.
terhadap risiko trombosis vena tetapi risiko ini akan
meningkat 2 kali lipat dengan penggunaan gestagen generasi Gestagen dapat menyebabkan proliferasi dan
baru seperti desogestrel atau gestoden. hipersekresi kelenjar endoserviks serta dapat menyebabkan
metaplasia dan displasia epitel porsio dan selaput lendir dari
2. Hipertensi serviks. Tetapi kebanyakan para ahli berpendapat bahwa pil
kontrasepsi tidak meningkatkan risiko terkena kanker serviks
Akseptor pil kombinasi akan mengalami hipertensi kecuali bagi wanita dengan faktor-faktor risiko seperti aktivitas
secara nyata dan akan kembali normotensi bila penggunaan seksual tinggi, hubungan seksual pada usia muda, paritas tinggi,
pil dihentikan. Diduga akibat pengaruh estrogen dimana status sosial dan ekonomi rendah serta adanya infeksi Human
etinilestradiol dapat meningkatkan angiotensinogen dan Papiloma Virus (HPV).
angiotensin II 3-5 kali kadar normal, sedang gestagen
mempunyai pengaruh minimal terhadap terjadinya hipertensi. Penggunaan pil kontrasepsi lebih dari 4 tahun dapat
Risiko ini dapat meningkat bila disertai dengan faktor meningkatkan risiko terkena tumor hati jinak, hal ini berhubungan
bertambahnya usia dan merokok. dengan dosis steroid dan usia namun apabila pil kontrasepsi
dihentikan tumor akan menghilang dengan sendirinya. Pil
3. Infark jantung kontrasepsi tidak meningkatkan risiko terkena kanker hati primer,
hal ini terjadi bila telah ada sirosis hati sebelumnya
Pil kombinasi dapat meningkatkan risiko terjadinya infark
jantung dan dapat diperberat dengan bertambahnya usia, *) author : sasono udijanto
merokok, obesitas, diabetes dan hipertensi sebelumnya. Hal
ini berkaitan dengan pengaruh gestagen dan dosisnya KEPUSTAKAAN
terhadap metabolisme lemak.
1. Albar E. Kontrasepsi. In : Wiknjosastro H, Saifuddin AB,
4. Stroke Rachimhadi T, eds. Ilmu kandungan. 2nd ed. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
Risiko terjadinya trombosis serebral meningkat 2-3 kali 1994.p.534-75
lipat pada penggunaan pil kombinasi. Sakit kepala 2. Dutta DC. Population dynamics and control of
mendadak, migrain, mual dan amnesia merupakan gejala conception. In : Konar H, eds. Text book of obstetrics. 4th
awal terjadinya stroke dan apabila gejala ini timbul saat ed. Chintamoni Das Lane : New Central Book Agency (p)
penggunaan pil kombinasi maka harus segera dihentikan. Ltd; 1998.p.568-98
3. Manuaba IBG. Pedoman keluarga berencana untuk
5. Neoplasia pendidikan bidan. In : Setiawan, eds. Ilmu kebidanan
Kaitan kontrasepsi hormonal dengan risiko peningkatan penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
timbulnya neoplasia pendidikan bidan. Jakarta : Penertbit buku kedokteran
ECG; 1998.p.437-89
masih belum jelas kalaupun ada peningkatan ini besar 4. Speroff L, Glass RH, Kase NG. Oral contraception. In :
kemungkinan sangat kecil. Clinical gynecologie endocrinology and infertility. 6th ed.
Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins; 1999.p.867-945
Estrogen dapat mempengaruhi timbulnya tumor jinak 5. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF. Keluarga
mamma, pertumbuhan mioma uterus dan pada penggunaan berencana. In : Obstetri williams. Alih bahasa : Suyono J,
jangka panjang dapat menyebabkan hiperplasia endometrium Hartono A. 18th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
yang berupa hiperplasia simpleks, adenomatosa dan hiperplasia EGC; 1995.p.1109-138
atipik. Hal ini jarang dijumpai pada penggunaan pil kombinasi 6. Baziad A. Kontrasepsi hormonal. 1st ed. Jakarta :
dengan gestagen yang tinggi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.p.
1-106
7. Jacoeb TZ, Basiad A. Kontrasepsi hormonal. In :
Endokrinologi reproduksi fisiologi dan kontrasepsi.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 1994.p. 75-89
8. Hatcher RA, et al. Combined oral contraceptives. In :
Breedlove B, Judy B, Martin N, eds. Contraceptive
technology 1988-1989. 14th revised ed. Atlanta GA :
Printed Matter, Inc; 1988.p.194-249
9. Hatcher RA, et al. Hormonal overview. In : Bredlove B,
Judy B, Martin N, eds. Contraceptive technology 1988-
1989. 14th revised ed. Atlanta GA : Printed Matter, Inc;
1988.p.189-93
10. Fox MD. Oral contraceptives. In : Cowan BD, Scifer DB,
eds. Clinical reproductive medicine. Philadelphia:
Lippincott-Raven; 1997.p.131-40
11. Low-dose combined oral contraseptives (COSs). In :
Medical eligibility criteria for contraseptive use second
edition. [10 screens]. Avaiable at :
http://www.who.int/reproductive-
health/publications/RHR_00_2_medical_eligibility_criteria
... Accessed March 14,2003
12. Amran R. Pengalaman dengan pil KB Diane. Makalah
Simposium Kontrasepsi Hormonal. PIT POGI XIII.
Malang; Juli 2002

You might also like