You are on page 1of 12

|    

Berkat rahmat Allah SWT. Penyusunan Metode Ilmiah mengenai ³ADAPTASI


JENIS-JENIS BEGONIA ALAM DI KEBUN RAYA ³EKA KARYA´ BALI ³ dapat
diselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan hasil yang diperoleh oleh mahasiswa
dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Kealaman Dasar dan dapat juga dijadikan panduan
dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Kealaman Dasar.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan masukan sehingga makalahini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan
terimakasih diucapkan penyusun kepada para teman ± teman kelompok yang telah
memberikan kontribusi demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran
Ilmu Kealaman Dasar.

Inderalaya, Maret 2010

Penyusun

c   
 

V  


Kata Pengantar««««««««««««««««««««««««««««««...1

Daftar Isi«««««««««««««««««««««««««««««««««2

Pendahuluan«««««««««««««««««««««««««««««««...3

Metode

Rumusan Masalah«««««««««««««««««««««««««««««..4

Tujuan««««««««««««««««««««««««««««««««««4

Hasil dan pembahasan«««««««««««««««««««««««««««...5

Kesimpulan«««««««««««««««««««««««««««««««..10

Daftar Pustaka««««««««««««««««««««««««««««««.11

c   
  

V 
 

     V  |     |  |  
 

V  

  merupakan salah satu marga tumbuhan yang memiliki anggota yang cukup banyak
dan diperkirakan terdapat 1200 jenis  di dunia. Di Indonesia jenis-jenis   alam
yang masih liar tersimpan di lantai hutan pegunungan dan diperkirakan jumlahnya mencapai
lebih dari 200 jenis yang tersebar di berbagai kawasan, antara lain Jawa 15 jenis, Sumatera 35
jenis, Kalimantan 40 jenis, Sulawesi 20 jenis, dan Irian 70 jenis (Smith, et. al., 1986).

Kebun Raya ³Eka Karya´ Bali merupakan salah satu Kebun Raya yang memiliki koleksi
  yang cukup lengkap. Hingga tahun 2005 Kebun Raya ³Eka Karya´ Bali memiliki
koleksi 72 jenis   yang terdiri atas 22 jenis   alam yaitu   yang
ditemukan atau terdapat di alam dan bukan merupakan hasil silangan (11,00 % dari tota l
  alam di Indonesia), serta 50 jenis merupakan   eksotik, yaitu Begonia hybrid
atau   yang dihasilkan dari persilangan. Kesemuanya memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai tumbuhan hias, (Hartutiningsih ± M. Siregar dan Wiriadinata, 2005).
Oleh sebab itu untuk mempelajari jenis-jenis   yang ada dan potensi yang dapat
dikembangkan, maka perlu dilakukan eksplorasi yang pada akhirnya semua jenis-jenis
  dapat dikonservasikan secara  
dan menambah koleksi di Kebun Raya.

Adaptasi jenis-jenis Begonia alam perlu dilakukan untuk menjadikannya tumbuhan budidaya
yang bernilai ekonomis dan juga dapat menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di habitat
alaminya. Umumnya proses domestikasi tumbuhan menjadi tanaman ini memerlukan waktu
yang cukup lama. Namun proses domestikasi pada    yang merupakan herba
berperawakan kecil misalnya, hanya diperlukan waktu tidak lebih dari 3 tahun. Adaptasi dan
domestikasi jenis-jenis   alam yang mempunyai perawakan yang kecil juga
diharapkan tidak memerlukan waktu yang lama. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dan
pengembangan jenis-jenis   alam karena tidak semua jenis-jenis   alam dapat
beradaptasi dengan baik di lingkungan yang baru.

c   
  

V

Bahan yang digunakan dalam penelitian berasal dari  hasil eksplorasi tumbuhan yang
telah berhasil dikumpulkan oleh tim eksplorasi dan koleksi yang telah ada di Kebun Raya
Bali. Koleksi yang baru datang dari lapangan ditanam dan diupayakan agar sedapat mungkin
disesuaikan dengan cara hidupnya di alam. Tumbuhan hasil eksplorasi yang berupa tumbuhan
kecil segera ditanam di polybag yang berisi campuran tanah dan humus, kemudian diletakkan
di tempat ternaungi. Penyiraman dilakukan seperlunya untuk menjaga kelembaban.

Adaptasi jenis-jenis   alam dapat dikelompokan berdasarkan bentuk morfologi


tumbuhan, yaitu   yang mempunyai perawakan tegak, membentuk pohon (CL =  
 ),   yang membentuk rhizome (Rh = 
), merambat (TS =
 
 
), dan membentuk umbi (T =
  ). Pengamatan terhadap pertumbuhan terutama
ditekankan pada proses adaptasi dan aklimatisasi. Masing-masing kelompok diamati
pertumbuhannya secara umum dan penggantian media yang sesuai dilakukan apabila
pertumbuhan tanaman kurang optimal. Setelah adaptasi dan pertumbuhannya normal, maka
tahap selanjutnya adalah dilakukan perbanyakan.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari   ?

2. Bagaimana pemanfaatan   ?

3. Apa jenis ± jenis   ?

4. Dimanakah letak manfaat  ?

Tujuan

1. Dapat memahami pengertian  

2. Mengetahui pemanfaatan  

3. Mengetahui jenis ± jenis  

4. Mengetahui letak manfaat  

c   
  


 


Dengan berjalannya waktu, jumlah koleksi   berangsur-angsur mulai menunjukan


peningkatan. Usaha yang aktif dilakukan untuk menambah koleksi adalah dengan melakukan
denag pertukaran biji denga berbagai lembaga konservasi baik di dalam maupun diluar
negeri, penerimaan sumbangan dari instansi atau perorangan dari dalam dan luar negeri serta
eksplorasi flora yang dilakukan di seluruh pelosok nusantara. Dari berbagai macam kegiatan
tersebut, kegiatan eksplorasi flora keseluruh nusantara memberikan sumbangan yang lebih
besar dalam penambahan jumlah koleksi   alam, sedangkan kegiatan lain untuk
penambahan koleksi   dari manca negara.

Tahap selanjutnya adalah mengembangkan jenis-jenis   yang berpotensi sebagai


tumbuhan hias, baik secara langsung maupun proses kawin silang. Dari tahap adaptasi dan
budidaya diharapkan dapat menghasilkan berbagai jenis Begonia yang mampu tu mbuh dan
berkembang biak di tempat pelestarian dan dapat digunakan sebagai bahan penelitian dan
pengembangan dan pada akhirnya dapat digunakan untuk tujuan komersial.

 alam Indonesia pada umumnya mempunyai perawakan yang kurang menarik, hidup
meliar, banyak dijumpai di hutan-hutan tropik basah pada tempat yang lembab, teduh, tepi
sungai dan daerah pegunungan mulai dataran rendah sampai ketinggian 3000 m dpl. Koleksi
yang ada di Kebun Raya Bali kebanyakan berperawakan tegak (CL =    ) yang terdiri
dari 11 jenis antara lain   
 Blume   cf. aptera (berbulu),  


,   ³Hoover´,     Blume, dan    
. Sembilan
jenis lainnya berbentuk rhizome (Rh) misalnya       NE. Brown, satu jenis
merambat (  ³Candikuning´) dan satu jenis berumbi (  ³Gitgit´) (Krempin,
1993).

Daya adaptasi jenis-jenis   alam dapat dibagi berdasarkan bentuk morfologinya.

      !"#$%&   alam yang mudah beradaptasi pada
umumnya mempunyai perawakan tegak (CL=     ). Jenis-jenis ini tumbuh tegk
meninggi, mencapai 1,5 m atau lebih, ada juga yang pendek. Batangnya lunak, sukulen, agak
berkayu, dan beruas-ruas. Pada umumnya yang termasuk dalam kelompok ini mempunyai
daun menyerupai sayap panjang yang sedang mengepak. Kedudukan daun pada umumnya
berpasangan, menyerupai sayap bidadari sehingga sering disebut sebagai ³  

c   
  

 ´. Bunganya tersusun dalam tandan, berwarna putih, merah muda, merah cerah, atau
kuning.

Beberapa jenis yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah  
 Blume,
  ³Hoover´,    ,     Blume,    
 Blime,
dsb. Selain merupakan jenis baru, koleksi yang berasal dari Sulawesi Selatan yaitu  
³Putu´ merupakan   tegak yang mempunyai perawakan mini, daun majemuk keci-
kecil dan sangat sulit beradaptasi.   
 Blume dan   cf aptera (berbulu),
merupakan terna tegak yang mempunyai bunga berwarna putih menerombol muncul di ketiak
daun, buah menempel, berbentuk segetiga dengan warna hijau bintik-bintik putih (Backer and
Bachuizen, 1968). Kedua jenis   tersebut sangat potensial untuk dikonservasi dan
dijadikan tetua (induk silangan), karena mempunyai batang yang kokoh dan bunga yang
indah. Ditemukan ditempat terlindung dengan keadaan tanah yang berbau pada ketinggian
1700 m dpl di hutan Mala-Mala, Kabupaten Kolaka, Kendari, Sulawesi Tenggara, sebuah
kawasan hutan lindung yang sangat potensial karena mempunyai variasi jenis tumbuhan yang
cukup banyak dengan keadaan topografinya berbukit-bukit dan tebing yang sangat terjal.

Semua tumbuhan yang dibawa dari hasil eksplorasi pada awalnya merupakan tumbuhan kecil
dalam bentuk semai, stek atau biji. Tumbuhan hasil eksplorasi yang berupa tumbuhan kecil
segera ditanam di polybag yang berisi campuran tanah dan humus, kemudian diletakkan
ditempat ternaungi. Penyiramannya dilakukan seperlunya untuk menjaga kelembaban.
Setelah pertumbuhannya optimal, maka tahap selanjutnya adalah dilakukan perbanyakan dan
penempatannya disesuaikan seperti cara hidupnya di alam.

Yang termasuk dalam kelompok ini umumnya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang
baru, pemeliharaan juga seperti tumbuhan yang lain, tidak memerlukan perawatan yang
khusus. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan stek batang ataupun pucuk.
Perbanyakannya dengan stek daun dapat dilakukan akan tetapi memerlukan waktu yang lama
sekitar 95 hari baru muncul tunas (Hartutiningsih ± M. Siregar dan Siregar, 2004).

 ' !"#$%&  ini bias beradaptasi dengan


perlakuan khusus, terutama untuk jenis ± jenis   yang mempunyai perawatan
membentuk rhizome ( Rh = 
   ). Kelompok ini mempunyai batang yang
menjalar membentuk rimpang. Batangnya lunak dan beruas pendek, daunnya membulat lebar
dengan permukaan daun yang licin, ada yang kasar dengan pertulangan yang jelas dan ada
yang berbulu.

c   
  

Yang termasuk dalam kelompok ini umumnya bias beradaptasi dengan lingkungan yang baru,
walaupun jenis tertentu seperti B. goegoensis pada awalnya mengalami stress, layu dan
setelah enam bulan baru dapat beradapatasi. Penenmpatan pot ± pot di tempat yang teduh dan
tidak terkena matahari langsung sangat membantu proses pertumbuhan. Setelah
pertumbuhannya optimal baru dilakukan perbanyakan. Jenis ± jenis yang termasuk golongan
ini antara lain      ,   ³ Langgaliru ³,   ³ Hartutiningsih ³,
  ³ Gregory´, dan sebagainya.

  ³ Langgaliru ³ , merupakan tumbuahn merayap membentuk rhizoma. Daunnya


bertangkai, warna daun bagian atas hijau, bagian bawah hijau muda. Ditemukan di kawasan
Cagar Alam Langgaliru, dalam wilayah Kecamatan Katikutana, Sumba Barat di ketinggian
500 m dpl dengan topografi datar sampai curam.

 ³ Hartutiningsih ³ merupakan terna tegak, membentuk rhizome, merayap, tinggi 20


cm. bentuk daun unik seperti perisai ( peltate ). Bunga berwarna merah muda dengan bakal
buah segitiga. Buah kecil berwarna hijau, beruang tiga dan tidak bersayap. Jenis ini potensial
sebagai tetua. Ditemukan di tempat terlindung di Bukit Lempuyang, sebelah Timur Gunung
Agung, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali di ketinggian 700 m dpl dengan
topografi berbukit ± bukit.

 $%# !"#$%. Selain dua kelompok di atas, terdapat jenis  


alang yang berumbi. Kelompok ini mempunyai siklus hidup pendek, sekitar 3 bulan dan
mempunyai daya adapatasi dengan tingkat kesulitan paling tinggi di bandingkan dengan
kelompok pertama dan kedua. Sebagai contoh Begonia ³ Gitgit ³ yang ditemukan di dekat air
terjun Gitgit, Kabupaten Buleleng, Bali.

  ³ Gitgit ³ mempunyai dua variasi yang mirip, keduanya membentuk umbi. Yang
pertama mempunyai cirri ± cirri sebagai berikut : Rhizoma, merayap, daun kecil ± kecil,
bentuk daun membulat diameter 3 cm, warna hijau dengan spot ± spot potih. Berumbi
diameter 1 ± 2 cm. Setelah memasuki fase generatif tumbuhan akan layu, kering dan mati,
umbi masih tersimpan dan pada saat tertentu akan tumbuh kembali.

Yang kedua mirip dengan  


  Danwell ( Begonia Asam Riang = Malaysia ).
Rhizoma, merayap, daun kecil ± kecil membundar dengan ujung runcing, diameter 3 ± 5 cm,
warna daun hijau kecoklatan dengan bintik ± bintik berwarna putih ( Kiew, 2005 ).

c   
  

  tersebut diduga merupakan jenis baru yang sulit sekali beradaptasi dengan
lingkungan baru. Setelah di pindahkan di Rumah Kaca Kebun Raya Bali, tumbuhan
mengalami stress, layu, seluruh permukaan daun terserang jamur berwarna keputihan
sehingga akhirnya daun mengkerut dan mati.

Tumbuhan yang masih tersisa bisa tumbuh, tetapi tidak lama kemudian ( 1 bulan ) berbunga,
gugur, kemudian layu dan mati. Umbi yang da dibiarkan ( diameter 1 cm ) ditunggu sampai
dapat bertunas kembali. Jenis ± jenis   ini sangat sulit untuk beradaptasi, beberapa
pecinta   yang pernah meneliti dan mengkoleksi mengatakan bahwa  semusim
yang mempunyai siklus hidup pendek sangat sensitif terhadap pergantian musim. Kelompok
  ini sangat rentan terhadap frost atau embun beku yang terjadi pada musim dingin
tiba. Di Kebun Raya Bali suhu terendah mencapai 9 ± 10 Ë yang terjadi pada sekitar bulan
Juli ± Agustus. Jika daun terkena embun bisa rusak, warnya berubah kecoklatan dan
kemudian mati. Tinggal umbi kecil yang masih tersimpan di tanah yang akan muncul pada
saatnya tiba.

Beberapa cara yang telah di coba di Rumah Kaca pembibitan adalah dengan memindahkan
tumbuhan pada media yang bersih yaitu media merang mentah ( disterilkan secara sederhana
dengan menyiram air ,mendidih). Penggunaan media ini bertujuan untuk mengisolasi jamur
dan bakteri yang masih menempel pada tumbuhan. Akan tetapi cara ini pun juga belum
berhasil, pertumbuhannya terganggu, setelah 2 minggu tumbuhan layu dan mati. Kemudian di
coba lagi dengan media yang berupa arang merang, menunjukan pertumbuhan yang baik,
sampai tumbuhan menghasilkan bunga. Cara ini dapat mempertahankan pertumbuhannya
walaupun siftanya sementara dan harus segera dipindahkan kedalam pot yang berisi media
biasa yaitu tanah dan humus.

  alam yang tertata dalam suatu taman tematik ³ Tanam   ³ dengan desain
taman meniru habitat alami diharapkan mampu memberikan pertumbuhan yang sesuai. Di
tempat tersebut,   ³ Gitgit ´ ditanam dengan cara menempelkan pada tebing batu di
dekat aliran air seperti pada waktu di ketemukan.

  ³ Putu ³ merupakan salah satu jenis   yang mempunyai rhizome yang sulit
beradaptasi dengan lingkungan baru. Merupakan herba kecil, membentuk rhizome dan
merayap. Daun majemuk beranak daun 7, ukuran daun kecil. Jenis ini sulit sekali beradaptasi
dengan lingkungan baru. Bentuk daun yang kecil dan unik ini sangat cocok sebagai tumbuhan
hias pot.

c   
  

Data habitat yang tercatat menunjukkan bahwa jenis tersebut ditemukan di tempat yang
kering pada tanah yang banyak mengandung pasir. Adaptasi yang dilakukan di Kebun Raya
Bali adalah sesuai habitat alamnya yaitu dengan menggunakan media pasir, tumbuhan
menunjukan pertumbuhan yang normal, pucuk ± pucuk baru mulai terbentuk akan tetapi
setelah tumbyhan berumur satu tahun pertumbuhan mulai terhambat, daun layu dan kering
karena hara yang terkandung di dalam pasir sangat minimal. Berbagai cara telah dilakukan
termasuk dengan cara yang sama pada perlakuan   ³ Gitgit ³.

c   
  

|
 

 alam mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai tumbuhan hias, baik
secara langsung maupun secara pemuliaan (kawin silang). Ada beberapa jenis   yang
mempunyai daya tarik pada daunnya misalnya  

,      
   , dan    
atau pada bunganya misalnya pada  
³Hoover´ dan  
. Jenis-jenis tersebut dapat dikembangkan sebagai tumbuhan
hias daun dan atau tumbuhan hias bunga.

Adaptasi jenis-jenis  alam di Kebun Raya Bali dapat dikelompokan berdasarkan


bentuk morfologi tumbuhan, yaitu   yang mempunyai perawakan tegak mempunyai
daya adapatasi yang lebih tinggi, disbanding dengan  yang berbentuk rhizome,
sedangkan   alam berumbi sangat sulit beradaptasi.

c   
  

V  
 | 

Hartutiningsih ± M. Siregar dan M. siregar. 2004. Perbanyakan Begonia sp. Di Kebun Raya
Bali. Prosiding Seminar Nasional Biologi ³Peranan Biosistematika dalam Menunjang
Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati´. Institut Teknologi Surabaya. Surabaya, 25
september 2004.

http://www.pdf-search-engine.com/adaptasi-jenis---jenis-begonia-alam-di-kebun-raya-"-eka-
karya-"-bali-pdf.html

c   
 

MAKALAH

METODE ILMIAH

ADAPTASI JENIS-JENIS BEGONIA ALAM DI KEBUN RAYA ³EKA KARYA´ BALI

DI SUSUN OLEH :

M. RIZKY FAJRIN ( 05091002003 )

SITI ASLAMIAH ( 05091002004 )

FEBRI IRAWAN ( 05091002006 )

RISMA SIHOMBING ( 05091002007)

AGUSTINA INDAH PERMATA SARI ( 05091002008 )

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2009

c   
  


You might also like