You are on page 1of 11

MAKALAH

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DI SUSUN OLEH :

FEBRI IRAWAN

05091002006

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2009
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan alam yang amat pesat dalam era


globalisasi ini, memaksa kita untuk menghadapi berbagai macam perubahan
aspek kehidupan. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan upaya
penguasaan dan peningkatan dalam bidang IPA. Sebagai bangsa kita perlu
mengembangkan dan meningkatkan sumberdaya manusia yang dimiliki.
Peningkatan sumber daya manusia merupakan persyaratan mutlak yang harus
dimiliki oleh setiap bangsa.salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas
SDM tersebut adalah dalam jalur pendidikan sebagai faktor penentu kemajuan
suatu bangsa dalam peningkatan kualitas SDM yang dilaksanakan sebagai
faktor penentu kemajuan suatu bangsa dalam peningkatan kualitas SDM yang
dilaksanakan secara terarah dan sistematis.
Pendidikan yang harus dimiliki terutama yang berkaitan dengan alam
sekitar dan memanfaatkan alam sebagai objek kajian yaitu pendidikan IPA.
Pendidikan IPA memiliki peran penting dalam hal ini, karena semua
kehidupan manusia bergantung pada alam dan IPA juga berupaya untuk dapat
membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
pemahamanya tentang alam beserta isinya yang penuh dengan rahasia yang
tidak ada habis-habisnya.Tingkat ilmu penetahuan (sains)
yang dicapai oleh suatu bangsa biasanya dipakai sebagai tolak ukur
kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dan Negara sangat ditentukan
oleh kemampuan SDM yang dimiliki oleh suatu bangsa dan Negara dalam
penguasaan. Menyadari akan pentingnya IPA, maka pendidikan IPA
perlu diperkenalkan, diajarkan dan dikembangkan pada generasi muda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari IPA dan lahirnya IPA?
2. Bagaimana perkembangan IPA ?
3. Apa pengertian IPA Klasik dan IPA Modern

C. Tujuan

1. Dapat memahami pengertian IPA dan pendidikan.


2. Mengetahui perkembangan IPA

3. Mengetahui perkembangan IPA Klasik dan IPA Modern

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan


(fakta) atau kejadian (event) dan hubungan sebab akibatnya. Ilmu pengetahuan
alam sepadan dengan kata sains (science), sains sendiri artinya pengetahuan.
Sains kemudian diartikan sebagai natural sains, yang diterjemahkan menjadi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA atau sains (dalam arti sempit) sebagai
disiplin ilmu yang terdiri atas physical sciences dan life sciences. Termasuk
physical sciences adalah ilmu astronomi, kimia, geologi dan fisika sedangkan
life sciences meliputi biologi, zoology dan fisiologi (Pater J.I.GM. Drost.SJ,
1998:32).

B. Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA

Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala


alam, mencatatnya dan kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh
mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada.
Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil
pemikirannya. Dengan peningkatan daya pikirannya, manusia akhirnya dapat
melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu
pengetahuan. Setelah manusia mampu memadukan kemampuan penalaran
dengan eksperimen maka lahirlah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai ilmu
yang mantap.

Pada mulanya ilmu pengetahuan timbul di Asia, meluas ke Yunani. Kembali


ke Asia di Timur Tengah, baru kemudian di Eropa. Untuk memberikan
gambaran tentang perkembangan ilmu pengetahuan alam berikut akan di bahas
berbagai pengetahuann yang dikenal manusia dan cara berpikirnya sejak zaman
kuno sampai zaman modern.

a. Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari
kemampuan mengamati dan membeda-bedakan dari hasil percobaan
yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua pengetahuan yang
diperoleh diterima apa adanya, belum ada usaha untuk mencari asal usul
dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai mempunyai kemampuan menulis, membaca,
dan berhitung, maka pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib
dan berlangsung terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan
pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi Babiloma menetapkan
pembagian waktu. Tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7
hari, dan hari dalam 24 jam. Jam kemudian dibagi dalam 60 menit dan
menit dalam 60 detik.

b. Zaman Yunani Kuno

Yunani merupakan wilayah Eropa yang berbatasan dengan Asia Barat,


maka dengan cepat menimba ilmu pengetahuan dari Timur. Di Yunani
ilmu pengetahuan ini disempurnakan melalui penyelidikan (inquiring).
Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana
adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul
dan sebab akibat dari segala sesuatu. Beberapa tokoh dan pandangan-
pandangannya adalah sebagai berikut :
1. Thales (624-548 SM)
Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Thales
dianggap sebagai orang pertama yang mempertanyakan dasar dari
alam dan segla isinya. Dia berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu
adalah air.

2. Pythagoras (580-500 SM)


Seorang ahli matematika. Dia mengemukakan 4 unsur dasar suatu
benda, yaitu tanah, air, api, dan udara. Pythagoras juga terkenal
dengan dalilnya, yaitu Dalil Pythagoras. Dalil ini mengatakan bahwa
kuadrat panjang sisi miring sebuah segitiga siku-siku sama dengan
jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya (a2 + b2 = c2 ).

3. Socrates (470-399 SM )
Socrates dianggap sebagai tonggak sejarah ilmu pengetahuan Yunani
karena sejak Socrates ini banyak penyelidikan yang dilakukan
terhadap pengetahuan yang menyangkut kehidupan manusia,
sedangkan sebelumnya orang terutama mengadakan penyelidikan
yang menyangkut alam. Hasil pemikirannya dihimpun oleh Plato,
diantaranya tentang logika, yakni adanya premis mayor, premis
minor, dan conclusion (kesimpulan).

4. Leucipus dan Demokritos (460-370 SM)


Penemu teori atom. Menurut Leucipus dan Demokritos, zat memiliki
bangun butir. Segala zat terdiri dari atom. Atom ini tidak dapat
dimusnahkan dan tidak dapat diubah. Atom dapat berbeda dalam
bentuk dan ukurannya. Segala zat berbeda dalam jumlah dan susunan
atom. Semua perubahan yang terjadi pada benda adalah akibat dari
penggabungan dan penguraian atom menurut hokum sebab akibat.
5. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles berpendapat bahwa ada 5 unsur dasar dari segala sesuatu,
yaitu tanah, air, api, udara, dan eter (quint essentia). Unsur yang satu
dapat berubah menjadi unsure yanglain, kecuali eter. Misalnya, dari
air dan tanah yang main masak akan berubah menjadi garam, biji, dan
logam.

6. Archimedes (287-212 SM)


Archimedes adalah ahli matematika, fisika, dan mekanika. Dia sudah
menggunakan cara empiris yang didasarkan pada pengalaman atau
percobaan. Archimedes menemukan bahwa benda yang terapung di
air akan kehilangan berat sesuai dengan berat air yang terdesak.

c. Zaman Pertengahan

1. Zaman Alkimia (abad 1-2)


Selama 4 unsur dasar yang telah ditemukan oleh ahli dari zaman
Yunani, ahli-ahli alkimia menambahkan 3 unsur lagi, yaitu air raksa,
belerang, dan garam. Pengertian unsure lebih dimaksudkan pada
sifatnya daripada masa itu sendiri. Misalnya :
Air raksa : logam yang mudah menjadi uap
Belerang : mudah terbakar dan member nama
Garam : tidak dapat terbakar dan bersifat tanah

2. Zaman Latrokimia
Tokoh-tokoh yang ada pada zaman ini diantaranya :
a. Al-Khowarizmi (780-850 M)
Seorang ahli Aljabar dan Aritmatika. Dalam bukunya Al Jabr wal
Mukabala (Pengutuhan kembali dan pembandingan),
memperkenalkan asas algorisme yang merupakan system
hubungan nilai angka menurut tempatnya dari kanan ke kiri yaitu
satuan, puluhan, ribuan, dan seterusnya. Hal ini kemudian menjadi
dasar penggunaan system desimal.
b. Niarizi (wafat tahun 922 M)
Menulis sejumlah buku tentang cuaca dan iklim serta pengetahuan
tentang bintang. Niarizi juga membuat planetarium dan alat bantu
ilmu bintang untuk menggambarkan gerak benda-benda langit dan
mengukur jaraknya.
c. Ar-Razi (866-909 M)
Oleh bangsa Eropa dikenal sebagai Rezes, adalah tokoh
kedokteran dan kimia. Ar-Razi adalah orang pertama yang
mendiagnosa penyakit cacar dengan membedakan atas cacar air
(vabiola) dan cacar merah (rougella). Sebagai ahli kimia Ar-Razi
menemukan air raksa (mercury)
d. Ibn Sina ( 980-1037 M)
Dikenal pula dengan nama Avicena, adalah tokoh kedokteran.
Bukunya Al-Qonun fi’I Thibb (Pedoman Kedokteran) adalah buku
terluas yang dipergunakan dalam dunia kedokteran. Karya-
karyanya yang lain sebanyak 170 judul diterjemahkan kedalam
bahasa latin.
e. Ibn Baithar (wafat 1248 M)
Di dunia barat dikenal dengan nama Alpetragius. Seorang ahli
tumbuh-tumbuhan yang mengarah pada applied science di bidang
obat-obatan. Dalam bukunya Al Adwiyati’l Basttithah (Ramuan
Sederhana) Ibn Baithar menemukakan 1400 ramuan obat, 300
diantaranya adalah temuannya sendiri. 200 ramuan diantaranya
merupakan ramuan tumbuh-tumbuhan. Buku ini dicetak pula
dalam bahasa latin dengan judul Simplicia (1758).
f. Al-Ashama’i (740-828 M)
Sarjana ilmu hewan. Dalam bukunya Al-Hayawan , dia
menguraikan tentang singa, harimau, gajah, dan unggas dalam
alamnya serta perpindahannya berhubungan dengan musim.
Secara garis besar, sumbangan bangsa Arab dalam
perkembangan pengetahuan alam adalah :
- Menerjemahkan karya-karya peninggalan Yunani,
mengembangkan, dan menyebarkannya ke Eropa.
- Mengembangakan metode eksperimen sehingga memperluas
pengamatan dalam bidang kedokteran, obat-obatan, astronomi,
kimia, dan biologi
- Memantapkan penggunaan system bilangan debgan dasar
sepuluh.

d. Zaman Modern
Pengetahuan yang tekumpul sejak zaman Yunani samapai
pertengahan sudah banyak tetapi belum tersusun secara sistematis dan
belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Kesimpulan yang
didapat, biasanya masah diwarnai oleh cara berpikir ahli filsafat, agama,
atau mistik. Setelah ditemukannya alat-alat yang makin sempurna maka
dikembangkanlah metode eksperimen.
Setelah dikembangkannya metode eksperimen ini ilmu pengetahuan
berkembang dengan pesat. Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini
antara lain :
1. Evangelista Torricelli (1588-1647 M)
Seorang ahli fisika dan ilmu pasti yang berhasil menemukan
thermometer sebagai alat pengukur suhu udara sekaligus dapat
memperkirakan tekanan udara pada suatu tempat.
2. Antonio Laurent Lavoisier (1743-1749 M)
Pelopor di bidang kimia. Lavoisier menemukan hubungan zat asam
dan udara dalam pembakaran, serta menemukan sifat asam dan basa
dalam suatu zat.
3. Antony van Leuwenhoek (1632-1723 M)
Seorang ahli biologi. Dengan menggunakan mikroskop hasil
karyanya, dapat melihat bakteri dengan perbesaran 270 kali. Ia juga
menemukan spermatozoa anjing, kelinci, ikan, manusia, dan sejumlah
binatang lain.

C. IPA Klasik dan IPA Modern

Banyak pendapat tentang pengertian IPA Klasik dan IPA Modern


yang dicetuskan oleh para pakar. Pendapat-pendapat tersebut masing-
masing berbeda, pada umumnya berlandaskan atas disiplin ilmu yang
mereka tekuni.
a. IPA Klasik
Ditinjau dari pengertian klasik sendiri, dapat diartikan bahwa
yang klasik umumnya bersifat tradisional, berdasarkan
pengalaman, kebiasaan, atau naluri semata, meskipun ada kreasi
namun hanya merupakan tiruan dari keadaan alam sekitar.
Pakar fisika membedakan antara fisika klasik dan modern
sebagai berikut : fisika klasik terbatas mempelajari komponen
materi dan interaksi antara komponen dengan perkembangan
pengamatan :
1. Dinikmati langsung : gerakan benda dalam mekanika
2. Penglihatan dengan teori cahaya
3. Pendengaran dengan suara
4. Indra rasa thermodinamika
5. Listrik magnet
Dari sini berkembang pengetahuan tentang penjumlahan
vektor yang dipakai dalam computed tomografi (CT) atau
penampang lintang tubuh dengan sinar X. Magnetic
Resonance Imaging (MRI) untuk deteksi tumor, dan
sebagainya.
IPA Klasik secara umum, sebagai contoh dapat
digambarkan dalam pembuatan temped an ragi tape.
Meskipun hanya didasarkan pengalaman, tanpa disadari
para pembuat temped an ragi tape telah berkecimpung
dalam mikrobiologi, mikrologi, dan ilmu fisika yang
mendasarnya. Pembuatan gula kelapa juga merupakan
proses fisika dan kimia yang telah tinggi tingkatnya.
b. IPA Modern
IPA Modern muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian
dan telah diadakan pemahaman yang berkaitan dengan berbagai
disiplin ilmu yang ada. Proses canning, pengalengan, ikan, buah-
buahan, dan sebagainya yang berkaitan dengan fisika, kimia,
biologi, biokimia, dan sebagainya merupakan hasil perkembangan
IPA Modern.
Teori relativitas dari Einstein (1905), diikuti oleh teori radiasi
oleh Max Planck (1910), Sinar X oleh Rontgen (1923), juga teori
kuantum yang menggambarkan sifat atom. Inti dan partikel lain
molekul zat padat. Sebagai contoh, teknologi nuklir merupakan
teknologi modern yang dapat digunakan dalam bidang kedokteran,
trasportasi, angkatan bersenjata, dan berbagai bidang penelitian
yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang lain.
IPA Modern diperoleh atas dasar penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah disertai pengujian berulang kali,
sehingga diperoleh ilmu yang mantap, baik untuk terapan maupun
ilmu murni.

Contoh kegiatan IPA Modern dalam kaitannya dengan alam


lingkungan, misalnya untuk menciptakan suasana bersih, timbul pemikiran untuk
memanfaatkan sampah organic, seperti jerami, sisa tanaman, dan kotoran hewan
yang diproses dengan bantuan bakteri dalam kondisi tertentu, sehingga
menghasilkan gas CO2, CH4, dan gas H2S yang ternyata dapat dimanfaatkan
sebagai pengganti bahan bakar dan sering disebut sebagai energy biogas.

BAB III
KESIMPULAN

1. a. Dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang


sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini yang diperoleh
lewat serangkaian proses yang sistematis yang terkait dan tersusun secara
teratur, berlaku umum (universal), melalui observasi dan eksperimen yang
telah dilakukan.

b. Pendidikan IPA merupakan bidang interdisiplin antara IPA dengan ilmu


Pendidikan. Ilmu Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari proses
pembentukan kepribadian manusia yang dirancang secaran sadar dan
sistematis dalam proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik,
baik dalam maupun di luar sekolah.
Pendidikan IPA pada hakikatnya merupakan penerapan teori pendidikan
dalam konteks IPA untuk tujuan pembelajaran.

2. a. Pendidikan IPA yang awalnya di pisah-pisahkan antara fisika, biologi dan


kimianya diharapkan diajarkan secara utuh atau terpadu menjadi satu mata
pelajaran yaitu IPA.

b. Ciri-ciri perkembangan pendidikan IPA di era globalisasi yaitu


menggunakan kurikilum berorientasi tujuan dalam bentuk kompetensi atau
standar kompetensi pembelajaran aspek kognitif. Aspek kognitif ini di
dalamnya ada kecenderungan berubah, dari mengingat (remember)
menjadi mengerti (understand) dari pengetahuan faktual (factual
knowledge). Organisasi materi IPA disesuaikan dengan struktur keilmuan
IPA, serta memasukan masalah “IPA, Lingkungan, Teknologi dan
Masyarakat” (Science, Environment, Technology and Scociety, CETS).
Menerapkan sistem penyampaian yang mengaktifkan peserta didik
berpusat pada peserta didik.

c. Pendekatan penyelesaian masalah (problem solving approach) IPA


diselesaikan dengan cara melakukan eksperimen dan observasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonin. Diambil pada tanggal 19 Maret 2008 dari


http://media.diknas.go.id/media/document/4871.pdf
Anonin. Diambil pada tanggal 19 Maret 2008 dari
http://media.diknas.go.id/media/document/4871.pdf

Anonin. Diambil pada tanggal 19 Maret 2008 dari http://asuroawielampung.


blogspot.com/2008/03/stad-untuk-pembelajaran-ipa.html

Pater J.I.G.M Dorst.S.J. (1998). Pendidikan Sains yang Humanistis.


Yogyakarta: Kanisius.

Subiyanto. (1988). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:


Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Sukarno,dkk.(1981).Dasar- Dasar Pendidikan Sains. Jakarta: Bhratara


Karya Aksara.

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_alamiah_dasar/bab2-
perkenalan_dengan_ilmu_pengetahuan_alam.pdf

You might also like