Professional Documents
Culture Documents
Promosi kesehatan yang akan dilakukan di desa Sukagatal yang bertemakan “Penyakit
kulit di desa Sukagatal, kotamadya Ujung kulon” merupakan perencaan untuk melakukan
promosi kesehatan di daerah tersebut.
Ucapan terimakasih yang sedalam dalamnya penulis berikan kepada kepala Dinas
kesehatan dan kepala desa Sukagatal yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan
kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan rancangan program promosi kesehatan ini
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada teman teman sejawat yang sudah
membantu.
Akhir kata, penulis berharap rancangan ini dapat berjalan dengan lancar, dan sangat
bermanfaat bagi kita semua.
Palembang,Agustus 2010
A. PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN
1. Penduduk
Jumlah penduduk : 49.000 penduduk
Jumlah laki-lak : 20.000 penduduk
Jumlah perempuan : 29.000 penduduk
Penduduk
Laki Laki
Perempuan
2. Fasilitas Sosial
a. Puskesmas pembantu : 1 buah
b. Posyandu : 5 buah
c. Sekolah : SD dan SMP
3. Fasilitas Kesehatan
Terdiri dari satu buah puskemas dengan sarana seadanya dan terdapat 5 buah posyandu.
4. Diagnosis Masalah
a. Diagnosis sosial
Di desa Sukagatal yang terletak di pinggir sungai Kuning Mengambang dengan
sanitasi yang buruk dan sampah yang menumpuk. Air sungai tersebut merupakan
sumber air utama untuk penduduk setempat. Penduduk menggunakan air sungai
sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, misalnya mandi, mencuci,
buang air besar/ kecil, memasak, dan sumber air minum. Selain itu, rumah rumah
warga di desa Sukagatal sangat berdekatan antara satu dengan lain, dan padat
penduduk.
Warga di desa Sukagatal sebagian besar bermata pencaharian sebagai pemulung
sampah disungai. Latar belakang pendidikan masyarakat di daerah tersebut rendah
dan status ekonomi menengah kebawah. Hal ini mempersulit perubahan pola
perilaku masyarakat karena infrastruktur untuk akses air bersih di daerah ini tidak
tersedia. Karena itulah, sungai Kuning Mengambang digunakan sebagai satu
satunya sumber air warga di desa tersebut.
Dan saat ini, masyarakat mengeluh mengalami kulit gatal gatal dan kemerahan
dan menyebar secara cepat yang mengganggu aktivitas warga.
b. Diagnosis epidemiologi.
Dari hasil survey petugas kesehatan yang datang ke desa tersebut, ditemukan hasil
berupa: pria yang terkena penyakit: 2.000 jiwa, wanita : 4.000 jiwa, anak-anak:
1000 jiwa. Warga di desa Sukagatal mengeluh gatal gatal yang terasa lebih hebat
pada malam hari dan kulit menjadi kemerahan. Serta terjadinya penyebaran yang
sangat cepat di desa tersebut. Masalah tersebut tidak menyebabkan kematian dan
kecacatan, tetapi masalah ini mengganggu aktivitas warga dalam kehidupan
sehari-hari dan mencari nafkah.
c. Diagnosis Perilaku dan lingkungan
i. Diagnosis perilaku
Kebiasaan mencuci, memasak, sekaligus buang air di sungai
Kuning Mengambang
Buang sampah sembarangan yaitu ke dalam sungai.
Kurangnya pengetahuan masyarakat di desa mengenai kebersihan
dan kesehatan diri sendiri dan lingkungan, diperparah dengan
rendahnya tingkat pendidikan mereka.
Tingkat ekonomi yang rendah menyebabkan timbulnya kebiasaan
masyarakat untuk saling pinjam perabotan rumah tangga seperti
handuk, pakaian, sarung, bahkan bantal, guling dan kasurnya.
ii. Diagnosis lingkungan
Tidak tersedianya sumber air bersih untuk melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti mencuci, memasak.
Kurangnya penyuluhan kebersihan dan kesehatan diri sendiri dan
lingkungan.
Tidak tersedianya WC dengan syarat yang memadai untuk mandi
dan buang air sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran:
Tujuan Organisasional
Menyediakan WC umum.
Menyediakan sumber mata air lain, misalnya dengan cara membuat
bak bak penampungan air bersih.
Menyediakan tempat pembuangan sampah untuk warga.
Memberikan penyuluhan kesehatan.
Hambatan
5. Prioritas Masalah
2. Sasaran promosi
a. Sasaran primer (pemberdayaan masyarakat) : secara berkelompok karena penyakit
kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama,
sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh
pada semua orang dan lingkungan yang terserang. Apabila dilakukan secara
individu maka akan mudah tertular kembali penyakit kulit tersebut.
b. Sasaran sekunder (dukungan) : dukungan dari tokoh masyarakat setempat tentu
akan mempermudah dalam melaksanakan promosi kesehatan.
c. Sasaran tersier (advokasi) : Dukungan dari pembuat kebikakan mulai dari pusat
sampai ke daerah.
3. Isi Promosi
a. Definisi
Penyakit gatal gatal dan kemerahan (scabies) merupakan penyakit kulit menular
yang disebabkan oleh seekor tungau (kutu) yang bernama Sarcoptes scabei.
b. Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh kondisi kebersiahan yang kurang terjaga, sanitasi
yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan yang terlalu lembab dan kurang
sinar matahari secara langsung
c. Cara penularan
Penularan penyakit ini melalui kontak langsung maupun tak langsung antara
penderita dengan orang lain melalui kontak kulit, baju, handuk, dan bahan bahan
lain yang berhubungan langsung dengan penderita.
Kebiasaan warga di desa Sukagatal yang sering terjadi adalah sering saling
meminjamkan pakaian, handuk, sarung, bahkan dan gulin dan kasur.
d. Gejala klinis
i. Pruritus nocturna, yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan aktivitas
tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab.
ii. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu
pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian
besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.
iii. Adanya terowongan pada tempat-tempat yang sering terkena, seperti sela-
sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipat ketiak bagian
depan,umbilicus, bokong dan perut bagian bawah. Terowongan ini
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul dan
vesikel.
iv. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic
e. Penatalaksanaan
Pengobatan scabies tidak terlalu sulit, dapat dilakukan dengan cara berikut.
i. Oleskan krim permetrin 5% seluruh tubuh dari leher ke bawah, selama
semalam lalu basuh hingga bersih. Pengobatan ini biasanya diulang
setelah 1 minggu.
ii. Dapat dipergunakan pula antihistamin seperti CTM untuk mengurangi
gatal.
iii. Hal lain yang dapat dilakukan adalah merendam pakaian, seprei dan
selimut yang dipakai ke dalam air PAM.
iv. Apabila gatal jangan digaruk, karena mempercepat perluasan area yang
terinfeksi.
f. Pencegahan
i. Hindari pinjam meminjam pakaian, handuk, sarung bahkan bantal.
ii. Menjaga kebersihan lingkungan
iii. Jangan mencuci, memasak, dan mandi di sungai Kuning Mengambang
yang mempunyai sanitasi yang buruk
iv. Gunakan WC umum untuk BAB dan BAK.
v. Apabila ada warga yang memiliki keluhan gatal gatal dan kemerahan,
segera datang ke puskesmas agar diberi pengobatan sehingga tidak
menular ke masyarakat. Dan hindari kontak dengan warga lain.
4. Metode yang akan digunakan
a. Penyuluhan
b. Pelatihan
5. Media yang akan digunakan
a. Dilakukan penyuluhan secara lisan oleh petugas kesehatan sesuai dengan jadwal.
b. Dengan menggunakan poster yang dipasang di tempat tempat umum, seperti balai
kota, musholla, wc, sekolah, dan pasar.
6. Rencana evaluasi
a. Mengumpulkan data jumlah penderita penyakit kulit setelah intervensi (end line
data)
b. Membandingkan data awal dan data akhir terhadap jumlah penderita penyakit
kulit.
c. Menilai hasil akhir dari kegiatan promosi kesehatan yang telah dilakukan, apakah
mencapai target yang diharapkan.
d. Menilai adakah perubahan pola perilaku penduduk desa ke arah yang lebih sehat.
Analisis dan
observasi
lingkungan
Penyuluhan
perilaku hidup
bersih dan sehat
Penyuluhan
penyakit kulit
Penyuluhan
tentang mck
Penyehatan air
dan lingkungan
Evaluasi