You are on page 1of 13

BUDIDAYA DURIAN

A. Syarat-Syarat Tumbuh
1. Iklim
Untuk membudidayakan tanaman durian dengan optimal dilakukan
pada daerah rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.
Keadaan iklim basah, suhu udara antara 25o–32o C, kelembaban udara
sekitar 50%-80%, dan intensitas cahaya matahari 45%-50%. Curah hujan
yang ideal untuk tanaman durian adalah antara 1.500-2.500 mm per tahun
yang merata sepanjang tahun.
2. Jenis Tanah
Lahan pertanaman yang paling cocok bertanaman durian harus
memenuhi syarat seperti berikut.
a. Suplai air harus cukup
b. Terhindar dari banjir dan air menggenang
c. Aerasi dan drainasenya baik
d. pH tanahnya antara 5,5-6,5
e. Tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik
f. Lapisan solum cukup dalam atau lebih dari 150 cm
B. Pembibitan
1. Perbanyakan Generatif
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembibitan durian secara
generatif yaitu sebagai berikut.
a. Penanganan Biji
i. Pilih biji durian dari buah yang matang di pohon dan bebas hama
serta penyakit.
ii. Biji dibersihkan dari daging buah ataupun kotoran lainnya yang
menempel pada biji dengan menggunakan air yang mengalir.
iii. Biji dikeringkan dengan cara mengangin-anginkannya di
tempat teduh hingga kadar airnya berkurang.
b. Penyiapan Polibag dan Media Semai

1
i. Siapkan polibag dengan ukuran kira-kira 15 cm X 23 cm dan diberi
lubang secukupnya di bagian samping dan bagian bawah.
ii. Isi polibag dengan media semai berupa campuran tanah subur,
pupuk kandang yang sudah matang dengan perbandingan 1:1 atau
2:1, dengan sedikit sekam padi.
iii. Sebelum biji di tanam, polibag disiram air agar tidak terbentuk
rongga di dalamnya.
iv. Biji di tanam sedalam 2-4 cm dengan posisi mendatar atau
bagian pangkalnya berada di bawah.
c. Pemeliharaan Bibit
i. Bibit di dalam polibag disiram secara kontinu dua kali sehari, pada
pagi hari dan sore harinya, terutama pada musim kemarau.
ii. Pemupukan bibit dengan jenis pupuk berupa NPK atau campuran
Urea, TSP, dan KCl sebanyak 2-4 gram per bibit, tujuannya untuk
menyuburkan pertumbuhan dilakukan tiap 1-3 bulan sekali.
iii. Baru bisa berbuah pada umur 7-15 tahun
2. Perbanyakan Vegetatif
a. Menempel (Okulasi)
Cara menempel adalah sebagai berikut.
i. Dengan menggunakan pisau yang bersih dan tajam, pada batang
pokok dibuat torehan berbentuk huruf T.
ii. Dari batang lainnya diambil mata tunas yang akan ditempel.
iii. Mata tunas tersebut kemudian disispkan pada torehan batang
pokok.
iv. Tepian luka pada batang pokok diolesi parafin dan diikat.
v. Setelah 15-20 hari, tali ikatan dapat dibuka.
vi. Bila kulit tempelan telah bersatu dengan batang pokok dan
mata tunas tumbuh, maka okulasi dikatakan berhasil.
b. Menyambung (Enten)
Cara menyembung adalah sebagai berikut.

2
i. Bibit tanaman yang akan dijadikan batang pokok (tanaman A)
dipotong lebih kurang 10 cm dari permukaan tanah dengan
kemiringan potongan 45 derajat.
ii. Ranting tanaman sejenis yang berbuah bagus (tanaman B) juga
dipotong dengan kemiringan 45 derajat. Ranting tanaman B harus
mempunyai mata tunas.
iii. Kedua potongan diatas disambungkan dan diberi penyanggah
di samping kiri dan kanan bagian yang disambung.
iv. Kambium dari kedua potongan yang disambung diusahakan
tepat bertemu.
v. Sambungan tersebut diikat dengan tali pengikat, kemudian
jumlah daun dikurangi untuk mengurangi penguapan.
c. Mencangkok
Cara mencangkok adalah sebagai berikut.
i. Cangkokan dibuat pada cabang batang yang tidak terlalu besar,
kira-kira bergaris tengah 2,5 cm.
ii. Tidak jauh dari pangkal dahan, kulit batang dibuang menurut
lingkaran batang sepanjang kira-kira 10 cm.
iii. Kambium dikikis dan dibersihkan, setelah terasa tidak licin,
bagian kayu yang terbuka ditutup dengan tanah yang lembab.
iv. Tanah penutup dibungkus dengan ijuk, sabuk kelapa, atau
plastik dan diikat di kedua ujungnya.
v. Tanah penutup tersebut harus selalu lembab sehingga perlu
disiram secara teratur.
vi. Cangkokan berhasil bila tumbuh akar pada bagian atas luka.
Apabila akar sudah cukup banyak, maka dahan dipotong kemudian
ditanam.
C. Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dibuat lubang tanam yang
biasanya dibuat dengan ukuran luas permukaan 60 cm X 60 cm. Agar kondisi
tanah benar-benar subur sebaiknya tanah diberi pupuk dulu. Pupuk ini adalah

3
pupuk organik, misalnya pupuk kandang sebanyak 10 kg per lubang tanam.
Pupuk ini dicampur rata dengan tanah, dan bila perlu bisa juga ditambah
dengan kapur pertanian (dolomite) sebanyak 200 gram.
Bibit buah durian di tempat pembibitan itu biasanya dinaungi, tidak
mendapat sinar matahari secara langsung. Jadi, sebelum ditanam di areal
pertanaman, bibit itu harus cukup terbiasa mendapat sinar matahari langsung,
karena pada areal pertanaman tidak ada lagi yang boleh menaunginya.
Waktu penanaman yang baik yaitu ketika hujan sudah mulai turun meski
belum setiap hari. Menanam bibit buah durian pada lubang tanam dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Bagian dasar kantong polibag disayat dan di lepaskan, bagian
samping kiri-kanan disayat tegak lurus
2. Bibit tanaman ditempatkan pada lubang secara berdiri tegak.
Plastik pada bagian sisi kiri-kanan dilepas dengan hati-hati supaya tanah di
sekitar akar bibit tidak berhamburan. Tanah timbunan dipadatkan dengan
tangan sampai lubang tanaman tertutup semua dan bibit berdiri kuat dan
tegak.
3. Sewaktu menanam, leher akar harus tertutup dan pada akhir
penanaman permukaan tanah sekitar bibit dalam keadaan rata atau sedikit
cembung. Pemberian mulsa (bahan organik) di sekitar tempat tanam bibit
sangat dianjurkan untuk mengurangi kepadatan tanah di sekitarnya dan
untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.
D. Pemeliharaan
1. Pengairan Tanaman
Pengairan yang kontinu dalam pemeliharaan tanaman durian
sangat penting, terutama pada masa kritis, yaitu pada saat umur tanaman
antara 2-3 tahun. Pengairan dilakukan sekali atau lebih dalam seminggu,
bergantung pada keadaan tanah atau musim.
Waktu pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari,
saat suhu udara tidak terlalu panas. Dalam melakukan pengairan tanaman
durian ini, hal yang sangat penting diperhatikan adalah menjaga agar tidak

4
terlalu kering, atau sebaliknya air jangan sampai tergenang dalam waktu
yang lama.
2. Pemangkasan
a. Pemangkasan cabang
Cabang pohon yang boleh dipangkas yaitu cabang yang kurang
atau tidak produktif lagi. Cabang ini adalah cabang yang rusak, yang
sudah tua, dan yang tumbuhnya mengarah ke bagian dalam tajuk.
b. Pemangkasan tunas dahan dan ranting
Pemangkasan tunas dahan dan ranting dilakukan untuk
menjarangkan tunas dan ranting agar tidak terlalu rimbun. Tunas dan
ranting yang terlalu rimbun atau daun-daun yang saling menaungi
dapat mengakibatkan pertumbuhan tunas menjadi kurus dan tidak
sehat.
3. Pembentukan Pohon
Tujuan pembentukan pohon adalah untuk mendapatkan pohon
durian yang berbatang pendek, mempunyai percabangan yang rendah dan
kuat hingga dapat menahan beban pembuahan yang lebat. Untuk tujuan
tersebut di atas maka teknik pelaksanaannya dapat dilakukan seperti
berikut ini.
a. Pembentukan pohon dilakukan sejak tanaman berumur
antara 1-3 bulan pada lahan pertanaman.
b. Memelihara batang utama agar tumbuh tegak, kokoh dan
kuat. Memangkas bagian tanaman yang sakit, rusak, atau
pertumbuhannya tidak dikehendaki.
c. Merawat tanaman tumbuh subur dan bercabang banyak
hingga umur 1 tahun.
d. Tentukan 3-4 cabang yang terbaik pada tanaman durian
itu untuk dipelihara sampai umur 2 tahun.
e. Tinggi batang pokok durian diatur ketinggiannya hanya
sekitar 5 meter dengan cara memangkas pucuk batang.

5
f. Keempat cabang diusahakan agar tumbuh menyebar rapi
ke arah horizontal.
4. Pemupukan
Mengenai takaran pemupukan belum ada ketentuannya.
Kebanyakan orang cukup melakukan pemupukan secara umum saja, yaitu
sekedar memberi pupuk organik (pupuk kandang) atau pupuk hijau. Tetapi
selain pemberian pupuk kandang, untuk menjaga dan memperbaiki
struktur tanah pemberian pupuk lengkap NPK juga diberikan.
Cara pemupukan yaitu sebelum menabur terlebih dahulu dibuat
selokan yang melingkari tanaman itu dengan batang tanaman sebagai
pusat lingkaran. Makin bertambah usia tanaman, makin melebar tajuknya,
maka makin besar pula lingkaran yang mengelilingi pohon durian itu
untuk menabur pupuk. Selokan dapat dibuat sedalam sekitar 20 cm.
Sesudah pupuk ditabur merata di dalam selokan selanjutnya selokan
ditutup dengan tanah cangkulan selokan tersebut.
5. Perawatan Bunga
a. Pengairan pada musim berbunga
Pada musim berbunga, cabang pohon durian mulai menimbulkan
karbohidrat hasil fotosintesis dengan bantuan hormon tertentu.
Hasilnya adalah adanya keluar tandan bunga di sekujur cabang
tersebut. Bila air tanah masih mencukupi maka pertumbuhan putik
bunga akan berlangsung normal hingga saat bunga mekar.
Keadaan akan menjadi kritis bila air tanah tidak mencukupi
sehingga bunga dan buah muda rontok. Untuk mengatasi kekurangan
air inilah dilakukan pengairan pohon durian pada masa pembentukan
bunga di musim kemarau.
b. Pemupukan dengan NPK
Bila menjelang berbunga durian kekurangan mineral maka
pembentukan bunga juga juga tidak memuaskan. Untuk mengatasi
kekurangan mineral itu maka dilakukan pemupukan pohon durian
dengan pupuk NPK sekitar 2 bulan menjelang berbunga.

6
c. Membantu penyerbukan
Penyerbukan dan pembuahan durian hanya bisa terjadi pada saat
bunga mekar penuh dari pukul 5 sore sampai pukul 3 dini hari
berikutnya. Bunga yang tidak diserbuki dalam masa itu akan rontok
pada pagi harinya. Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada
penyerbukan durian dapat dilakukan dengan cara menanam durian
lebih dari satu pohon bersama-sama, dan diusahakan lebih dari satu
kultivar.
E. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Hama penggerak batang
i. Batocera gultata
Penggerek dewasa sebenarnya kurang berbahaya tetapi
stadia ulat atau larvanya sangat merusak. Batang yang terserang
hama ini dapat dilihat dari adanya lubang yang mengeluarkan air
atau lendir.
Untuk mengatasi serangan kumbang ini dapat dilakukan
dengan membersihkan lubang gerekan dari kotoran ulat, kemudian
lubang tersebut disumbat dengan kapas yang sebelumnya telah
dicelupkan larutan insektisida pekat.
ii. Indarbela disciplata
Hama ini menyerang tanaman muda dengan ciri serangan
dapat terlihat dengan adanya serbuk kayu hasil gerekannya
disekitar batang. Akibat yang dapat ditimbulkan hama ini adalah
dahan kering, daun rontok, dan dapat mengakibatkan kematian.
Pencegahan serangan hama ini dapat dilakukan dengan
memakai insektisida sistemik atau dapat di atasi seperti pada
penanganan serangan kumbang Batocera gultata.
iii. Microtermes pallidus
Rayap Microtermes pallidus menyerang batang pokok buah
durian dengan membuat terowongan dalam tanah untuk

7
menghindari cahaya matahari. Bila terowongan itu dibuka tampak
koloni rayap lalu lalang memakan kulit kayu batang pokok.
Cara mengatasinya dapat dilakukan dengan mengocorkan
larutan insektisida di sekitar batang pokok. Bila serangan telah
mengenai batang pokok, terowongan harus dibuka terlebih dahulu
baru kemudian disemprot dengan insektisida.
b. Hama penggerak buah
i. Hypergea leprosticta
Hypergea leprosticta berbentuk ngengat berwarna cokelat
tua dengan bercak putih pada sayapnya. Ngengat yang menyerang
buah durian adalah stadium ulat. Ngengat membuat lubang
dengan cara menggerek kulit buah, kemudian meletakkan telur
yang kelak menjadi larva. Buah yang terserang berat menjadi
busuk berulat dan akhirnya berjatuhan.
ii. Tirathaba ruptilinea
Tirathaba ruptilinea merupakan ngengat yang sayap
depannya berwarna kehijauan dan sayap belakangnya berwarna
merah–jingga. Stadium hama yang merusak buah durian itu
adalah ulat. Ulat atau larva tersebut menggerek atau melubangi
buah sehingga menyebabkan busuk.
iii. Dacus dorsalis
Dacus dorsalis merupakan lalat buah yang berwarna cokelat
kekuningan dengan dua garis kuning membujur pada
punggungnya. Ukurannya hampir sama dengan ukuran lalat
rumah. Lalat betina yang ujung perutnya runcing mirip lebah itu
menyuntikkan telurnya di dalam buah. Telur yang menetas
betubah menjadi larva. Ulat memakan daging buah hingga
menyebabkan busuk dan kadangkala sampai rontok.
c. Hama daun
i. Kutu loncat

8
Kutu loncat berwarna kecoklat-cokelatan dengan ukuran
tubuh yang kecil dengan sejenis serangga dari famili Psyllideae.
Gejala serangan hama daun yang dapat diamati secara visual
adalah terdapatnya bintik-bintik berwarna kecoklat-cokelatan pada
daun hingga akhirnya ukuran daun mengecil. Pengendalian hama
kutu loncat yang menyerang dapat dilakukan dengan
menyemprotkan insektisida.
ii. Kutu Pseudococus sp.
Kutu ini berwarna abu-abu atau kekuning-kuningan dengan bentuk
tubuh bulat. Kutu ini menyerang daun durian dengan cara mengisap
cairan sel tanaman. Serangan kutu ini dapat mengakibatkan
pertumbuhan tanaman merana dengan bunga maupun buah mudah
rontok. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menyemprotkan
insektisida.
iii. Ulat daun
Ulat daun menyerang daun durian dengan cara memakan atau
merusak daun durian hingga bolong-bolong tidak beraturan. Jenis-
jenis ulat tersebut antara lain;
• Papilio agamemon yaitu ulat yang berwarna hijau, dan pada
punggung depan terdapat benjolan bulat.
• Setora nitens yaitu ulat yang ditutupi duri-duri yang
mengeluarkan cairan yang terasa panas bila terkena kulit.
• Lymantria dispar yaitu ulat yang berwarna cokelat
kehitaman-hitaman dan bersegmen-segmen yang ditumbuhi
dengan bulu-bulu.
Pengendalian hama ulat yang menyerang atau merusak daun
dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida.
2. Penyakit
a. Penyakit kambium membusuk
Jenis penyakit yang paling berbahaya adalah Phytophtora
palmivora . penyebarannya dimulai dari cipratan air tangah ke batang

9
pokok durian sehingga terjadi pelunakan kulit. Jamur itu akan
membusukkan jaringan kambium di bawah kulit, sehingga jalur
translokasi karbohidrat dari daun menuju akar terganggu. Apabila
serangan jalur translokasi karbohidrat dari daun menuju akar
terganggu. Apabila serangan demikan paran perlahan-lahan tanaman
meranggas lalu mati.
Cara yang terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan
menjaga batang pokok tidak terkena cipratan air tanah. Usahakan
cahaya matahari masuk ke bawah tajuk pohon. Hal itu dapat dilakukan
dengan memangkas percabangan primer sampai ketinggian sekitar 1
meter dari permukaan tanah. Cara lain untuk mengatasi serangan
penyakit ini adalah dengan mengolesi fungisida atau bahan residu
antiair pada batang pokok.
Serangan penyakit jamur ini sering luput dari perhatian para
petani. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan rutin pada pokok
buah durian. Pemerikasaan dapat dilakukan dengan cara mengerok
sedikit kutit batang menggunakan pisau. Bila luka goresan berwarna
putih kehijauan, berarti batang pokok masih sehat. Namun, bila luka
goresan berwarna cokelat, abu-abu atau kehitaman menunjukkan
bahwa tanaman sudah terserang. Pada kondisi itu, bagian yang hitam
membusuk segera dikerok sampai bersih, hingga tampak bagian kulit
kayu yang sehat dan segar. Olesi fungisida dan ditutup dengan cat
antiair.
b. Penyakit daun
i. Hawar daun rhizoctonia
penyakit hawar daun mengakibatkan daun durian banyak
yang luruh terutama pada musim hujan atau bila keadaan udaranya
sangat lembab. Bila hal ini dibiarkan berlarut-larut, serangannya
bisa merebak ke bagian ranting dan dahan, bahkan bisa
menyebabkan kematian tanaman.

10
Gejala penyakit hawar daun ini biasanya daun muda
kelihatan berbintik-bintik kecil, berair, berwarna hijau keabu-
abuan. Bintik pada daun ini kemudian membesar dengna cepat dan
warnanya berubah menjadi kelabu tua, lalu berubah menjadi
kuning atau merah muda, kemudian daun mengering.
Untuk pengendaliaan penyakit ini, pada tanaman muda
frekuensi penyiraman dikurangi. Jarak penempatan tanaman ini
agar direnggangkan sehingga bisa mengurangi kelembaban di
sekitarnya. Selain itu, perlu penyemprotan fungisida.
ii. Bintik daun phomopsis
penyakit bintik daun atau sering disebut penyakit bintik
daun phomopsis disebabkan oleh Phomopsis durionis. Untuk
pengendalian terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan
penyemprotan fungisida seperti pada pengendalian penyakit kanker
batang.
iii. Colletotrichum gloeosporoides
Penyakit pada tanaman durian yang disebabkan oleh
Colletotrichum gloeosporoides secara umum dikenal sebagai
penyakit bercak daun, yaitu penyakit yang menyerang daun, yang
serangannya mirip antraknosa.
Gejala serangan penyakit bercak daun ini adalah timbulnya
bercak-bercak besar, kering, dan melekuk pada daun hingga
menyebabkan perubahan pada warna dari hijau menjadi cokelat
sampai hitam. Untuk pengendalianpenyakit ini dapat dilakukan
dengan penymprotan fungisida seperti Benomil atau Benlate atau
pun dengan fungisida lain yang bahan aktifnya karbendazim atau
dilakukan pemangkasan atau pemotongan bagian tanaman yang
sakit berat.
c. Penyakit akar
i. Penyakit busuk akar

11
Penyakit yang disebabkan oleh Pythium sp. Sering juga
disebut sebagai penyakit busuk akar. Penyakit ini sering menyerang
akar, terutama akar pada bibit durian. Gejala serangannya adalah
cabang-cabang yang terserang atau sakit tampak mati ujung dan
pada bagian yang infeksi di atas permukaan tanah menjadi busuk
berwarna coklat hingga akhirnya dapat meluas ke bagian
perakaran. Sebelum tanaman terserang berat biasanya tumbuh
tunas-tunas baru dari bagian tanaman yang tidak terinfeksi.
ii. Busuk akar fusarium
Organisme penyebab busuk akar fusarium ini adalah jamur
Fusarium sp. yang sering menyerang tanaman muda di areal
pembibitan maupun di lahan pertanaman.
Gejala serangan penyakit ini adalah tanaman layu dan kulit
akarnya busuk basah. Pada keadaan lembab sering menimbulkan
gumpalan-gumpalan berwarna putih atau merah-jambu di sekitar
bagian tanaman yang terserang.
iii. Kanker bercak
Kanker bercak adalah penyakit yang menyerang perakaran
bibit pada persemaian dan tanaman durian muda di areal
pertanaman sehingga menyebabkan mati ujung dan busuk buah.
Penyakit kanker bercak ini disebabkan oleh jamur Phytophthora
palmivora. Gejalanya yaitu adanya bercak-bercak besar dan
matinya daun serta pembusukan pada akar semai, berwarna cokelat
hingga hitam.
F. Panen dan Pascapanen
1. Panen
Sebenarnya tanpa dipetik pun buah durian pasti akan jatuh sendiri
bila sudah cukup masak. Untuk menentukan durian yang sudah boleh
dipetik dapat dilihat ciri-ciri berikut.
a. Duri-durinya sudah mulai tampak tumpul, jarang, dan
rata.

12
b. Tangkai buah sudah mulai tampak kekuning-kuningan.
c. Bila duri durian digesek dengan pisau, suara terdengar
kasar dan menggema.
Buah durian yang sudah dipanen sebelum benar-benar masak harus
diperam terlebih dahulu sebelum dilepas ke pasar. Berikut ini adalah cara-
cara pengeraman.
a. Durian yang akan diperam dimasukkan kedalam keranjang sampai
penuh yang pada dasarnya sudah diberi karbit sebesar kelingking.
Kemudian ditutup rapat-rapat menggunakan karung goni. 2-3 hari
kemudian durian sudah cukup matang dan siap untuk dipasarkan.
b. Cara lain yaitu pada dasar keranjang diisi daun-daun kering seperti
daun pisang atau daun lamtorogung, kemudian buah durian
dimasukkan satu persatu disusun rapi diselingi daun-daun kering.
Setelah keranjang penuh kemudian seluruh bagian atas ditutup dengan
daun-daun, lalu ditutup rapat-rapat dengan karung goni. 3-5 hari
kemudian durian sudah cukup matang dan siap untuk dipasarkan.
2. Pengolahan Pascapanen
Eksportir durian mempunyai keluahan yang sama yaitu mutu
durian yang tidak seragam dan perusahaan penerbangan banyak yang
menolak mengangkut buah durian ini karena baunya yang khas tersebut.
Untuk menghindari penolakan dari perusahaan penerbangan dapat disiasati
dengan mengemas buah yang tingkat kematangannya sekitar 75%-80%.
Pada saat itu bau durian belum menyengat dan di negara tujuan durian ini
masih bisa bertahan 6-7 hari sebelum disantap.
Hasil produksi durian yang melimpah setiap musim panen
terkadang tidak habis diserap pasar secara segar. Durian dengan mutu
standar tentu tudak susah dalam hal pemasarannya, namun durian yang
mutunya tidak standar dan konsumennya terbatas perlu diawetkan sebelum
mengalami pembusukan. Daging buah durian dapat diawetkan menjadi
makanan, misalnya dodol durian dan tepung durian. Sedangkan biji durian
yang sudah tua dapat dioleh menjadi keripik dan tepung.

13

You might also like