Professional Documents
Culture Documents
Hasil dari pembuatan alat ini adalah seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.1 di
bawah ini:
Pada alat ini terdiri dari dua bagian, yaitu ceret listrik yang sudah dilengkapi
dengan sensor suhu LM 35 dan yang kedua adalah kotak kontroler utama yang berisi
display LCD, tombol inputan dan juga alarm buzzer. Untuk pembahasan mengenai proses
pembuatan dan juga pengukurannya akan dijelaskan pada pembahasan di bawah ini.
32
tempat pemasangan komponen-komponen elektronik sebagai rangkaian
tercetak pada kertas photo, kemudian dicetak ke papan PCD polos. Caranya
sehingga gambar rangkaian menempel pada papan PCB. Setelah itu celupkan
kedalam air dan kertas photo dibersihkan sampai bersih. Setelah itu akan
terlihat bahwa gambar rangkaian akan menempel pada PCB. Cek kembali
jalur-jalur rangkaian pada PCB, apabila terdapat jalur yang putus yang
fery chloride, yaitu sebuah bahan yang dapat melarutkan tembaga pada PCB.
menutupi jalur. Jika semua telah dilakukan maka main board sudah jadi dan
33
Untuk hasil rancangan main board yang sudah dibuat tampak seperti gambar
rangkaian yang terpisah untuk mengurangi dimensi dari main board tersebut.
daya kepada rangkaian kontroler utama dan juga ceret. Pada rangkaian ini
dengan spesifikasi tertentu. Sumber daya utama dari alat ini adalah daya
yang berasal dari PLN dengan teganan 220 V AC. Dari tegangan 220 V AC
ini dibagi dua yaitu 220 V AC untuk suplay ceret dan juga tegangan 12 V
DC untuk suplay rangkaian utama dan juga relay. Proses konversi dari 220 V
34
komponen penurun tegangan dan kemudian dilanjutkan konversi dari AC ke
arus DC. Untuk tegangan 12 V DC ini akan di bagi lagi menjadi 2 jalur,
yaitu Port B (8 pin i/o), Port C (7 pin i/o), Port D (8 pin i/o).
35
Pada rangkaian ini kaki-kaki yang digunakan adalah sebagai berikut:
36
Gambar 4.4 Konfigurasi penggunaan pin AT Mega 8
antara 0.25-1.5 V, dan tegangan ini sudah bisa dibaca oleh mikrokontroler
37
Gambar 4.5 Rangkaian sensor LM 35
Buzzer
Input dari mikro
Buzzer ini akan bekerja atau berbunyi jika ada inputan dari
ini:
38
Gambar 4.7 Rangkaian saklar
sehingga pada kondisi awal saklar akan off. Saklar ini menggunakan relay 12
Volt yang diaktifkan oleh sebuah transistor C945. cara kerjanya dalah jika
kaki basis transistor mendapatkan inputan dari mikro berupa tegangan 5 volt,
maka akan mengalir arus basis yang besarnya adalah 5 V : 220 ohm, yaitu
sekitar 22.7 mA. Arus ini sudah cukup untuk mengaktifkan transistor
sehingga saat transistor aktif akan terjadi aliran arus dari sumber 12 V
melalui relai. Pada saat arus melalui kumparan relay, akan terjadi gaya
magnet yang akan menarik posisi saklar sehingga saklar terhubung dengan
posisi ON.
39
Pada rangkaian pada Gambar 4.8 ini, inputan tombol diset active
low, dimana apabila tombol ditekan maka kaki mikro akan terhubung dengan
ground sehingga tegangan menjadi nol. Pada saat inilah mikro akan
bawah ini:
40
program codevision karena mudah untuk digunakan serta dilengkapi dengan
library yang banyak serta terdapat fasilitas wizard, dimana kita dapat
secara otomatis sehingga kita tidak perlu menuliskan secara manual. Setelah
41
Gambar 4.11 Tampilan Codevision
program yang tepat. Kerangka program ini berfungsi sebagai alur berpikir
dari alat pengontrol ini. Berikut ini adalah alur jalannya program atau
flowchart dari sistem pengontrol suhu pada alat pemanas air listrik.
42
Gambar 4.12 Alur Jalannya Program (flowchart)
43
4.3 Integrasi dan Pengujian Sistem
hardware dan software untuk melihat sejauh mana kinerja alat ini telah
bekerja. Pada saat hardwar dan software di-integrasikan alat ini dapat
sesuai dengan isi dari program. Salah satu contohnya adalah pada saat
pengujian tombol. Disana terlihat pada saat kita menekan salah satu tombol,
maka software akan menganalisa tombol mana yang aktif dan mengeluarkan
informasi mengenai tombol yang sedang aktif tersebut pada tampilan LCD.
44
4.3.3 Pengujian Sensor
sebuah panjang data. Pada pembuatan alat ini menggunakan sistem ADC 10
bit. Artinya panjang data sebesar 210=1024, yaitu dari 0 sapai dengan 1023.
sebagai acuan penentuan nilai ADC. Pada sistem ini menggunakan tegangan
referensi dari Vref yang besarnya sama dengan Vcc yaitu 5 V. jadi panjang
V i n
A D C = X 1 0 2 4
V r e f
dimana:
45
Gambar 4.14 Pengujian Sensor LM 35
Suh
30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
u
10 11 12 13 15 17
adc 59 61 63 67 72 79 86 94 200
4 4 6 9 2 3
Vout 29 29 31 33 35 38 42 46 50 55 61 67 74 84
980
(mV) 0 8 2 1 6 6 2 2 9 9 6 9 6 9
46
Rumus:
V i n
A D C = X 1 0 2 4
V r e f
Perhitungan:
# suhu 300 C
ADCterbaca = 59
# suhu 350 C
ADCterbaca = 61
# suhu 400 C
ADCterbaca = 63
# suhu 450 C
ADCterbaca = 67
# suhu 500 C
ADCterbaca = 72
47
# suhu 550 C
ADCterbaca = 79
# suhu 600 C
ADCterbaca = 86
# suhu 650 C
ADCterbaca = 94
# suhu 700 C
ADCterbaca = 104
# suhu 750 C
ADCterbaca = 114
48
# suhu 800 C
ADCterbaca = 126
# suhu 850 C
ADCterbaca = 139
# suhu 900 C
ADCterbaca = 152
# suhu 950 C
ADCterbaca = 173
# suhu 1000 C
49
ADCterbaca = 200
setiap nilai ADC. Hal ini dikarenakan pada proses konversi dari tegangan
integernya saja, yaitu nilai yang ada didepan koma, tanpa ada pembulatan.
Oleh karena itu terdapat sedikit kesalahan pada perhitungan nilai ADC. Nilai
kesalahan/ kesalahan ini masih bersifat wajar karena nilainya tidak terlalu
besar, dengan kata lain nilai adc yang terbaca pada LCD tidak jauh berbeda
active low. Yaitu mikrokontroler akan membaca inputan tombol jika pada
dari 5 volt manjadi 0 volt. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada saat kita
menjadi 0 volt. Untuk penampang fisik dari tombol inputan dapat dilihat
pada Gambar 4.14. pada gambar tersebut terlihat ada enam buah tombol,
yaitu dua tombol berwarna merah dan empat tombol lagi berwarna hitam.
Untuk tombol warna merah yang pertama, yaitu yang terletak paling kiri
50
merupakan tombol “back” yang terhubung pada PORTC.1, sedangkan
tombol merah yang satunya lagi merupakan tombol “menu” yang terhubung
arah yang masing-masing sesuai dengan posisinya, yaitu tombol sebelah atas
“bawah”, tombol bagian kiri merupakan tombol “kiri”, dan yang bagian
terhadap tombol telah berhasil dilakukan, dan hasilnya dapat dilihat seperti
51
# Pengujian tombol “menu”
hasil seperti yang terlihat pada Gambar 4.15. Pengujian tombol “menu”
dilakukan dengan cara menekan tombol “menu”, yaitu tombol warna merah
dengan posisi nomor dua dari sebelah kiri. Saat tombol menu ini ditekan,
maka tombol tersebut akan aktif dan memberikan sinyal low atau ‘0’ kepada
PORTC.1. Karena PORTC.1 diset active low maka begitu tombol ini ditekan
perintah ke LCD untuk menampilkan karakter “tombol” pada baris atas dan
karakter “menu” pada baris bawah seperti yang terlihat pada Gambar 4.15.
dan bekerja dengan baik. Pengujian dilakukan dengan cara menekan tombol
“back”, yaitu tombol berwarna merah dengan posisi pertama dari sebelah
52
kiri. Pada saat tombol “back” ditekan maka tombol ini akan mengirimkan
sinyal low atau ‘0’ kepada PORTC.3. Karena PORTC.3 diset active low,
maka begitu mendapat sinyak low dari tombol “back”, maka mikrokontroler
menampilkan karakter “tombol” pada baris atas dan karakter “back” pada
Pada pengujian tombol atas ini juga sudah berhasil dilakukan. Proses
tombol ini ditekan akan mengirimkan sinyal low kepada PORTB.3. karena
PORTB.3 ini diset active low maka begitu mendapat sinyal low dari tombol
kepada LCD untuk menampilkan karakter “tombol” pada baris atas dan
karakter “atas” pada baris bawah seperti yang bisa dilihat pada Gambar 4.17.
53
Gambar 4.17 Pengujian tombol “atas”
karena PORTB.4 diset active low maka begitu mendapat sinyal low dari
perintah ke LCD untuk menampilkan karakter “tombol” pada baris atas, dan
karakter “kanan” pada baris bawah seperti yang dapat dilihat pada Gambar
4.18.
54
Gmabar 4.18 Pengujian tombol “kanan”
PORTB.5 juga diset active low maka begitu mendapat sinyal low dari tmbol
perintah ke LCD untuk menampilkan karakter “tombol” pada baris atas dan
karakter “bawah” pada baris bawah seperti yag terlihat pada Gambar 4.19.
55
Gambar 4.19 Pengujian tombol “bawah”
dengan cara menekan tombol “kiri” sehingga tombol ini mengirimkan sinyal
low ke PORTB.2. karena PORTB.2 juga diset active low maka begitu
baris atas dan karakter “kiri” pada baris bawah seperti yang terlihat pada
gambar 4.20.
56
Gambar 4.20 Pengujian tombol “kiri”
1. Pembacaan suhu
3. Pemutusan saklar
4. Pengaktifan buzzer
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun untuk kali ini akan
Untuk hasil pengujian sistem secara keseluruhan dapat dilihat pada data
berikut ini:
57
# Pembacaan suhu
100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100
58
rata2 eror
suhu (%)
11,1 3,2 6,2 6,2 6,2 6,2 0,0
30 9,09 6,25 0,00 5,47
1 3 5 5 5 5 0
2,7 0,0 2,7 2,7 2,7 0,0
35 2,94 2,78 0,00 2,78 1,96
8 0 8 8 8 0
4,7 2,4 2,4 6,9 2,4 0,0
40 5,26 2,44 2,56 2,44 3,18
6 4 4 8 4 0
4,2 0,0 0,0 4,2 0,0 2,1
45 0,00 2,27 4,65 0,00 1,76
6 0 0 6 0 7
1,9 1,9 2,0 3,8 0,0 5,6
50 4,17 4,17 4,17 2,04 3,00
6 6 4 5 0 6
1,7 1,8 0,0 5,1 0,0 1,7
55 1,85 1,85 5,77 0,00 2,01
9 5 0 7 0 9
1,6 1,6 1,6 3,2 0,0 1,6
60 1,64 1,69 5,26 1,64 2,01
4 9 9 3 0 4
1,5 12,0 4,8 3,1 1,5 1,5 2,9
65 2,99 3,17 1,52 3,53
2 7 4 7 2 6 9
1,4 2,9 2,9 2,7 0,0 1,4
70 2,78 2,94 9,38 2,78 2,93
1 4 4 8 0 1
1,3 4,1 1,3 2,6 1,3 0,0
75 1,32 2,74 7,14 0,00 2,19
2 7 5 0 2 0
0,0 5,2 2,5 0,0 0,0 0,0
80 1,23 3,90 6,67 1,23 2,09
0 6 6 0 0 0
0,0 3,6 1,1 1,1 0,0 1,1
85 3,41 2,41 4,94 0,00 1,79
0 6 9 6 0 6
90 3,23 2,27 0,0 2,27 2,2 0,0 0,0 0,00 0,0 0,0 1,00
59
0 7 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 1,0
95 1,04 0,00 1,06 1,04 0,53
0 0 0 0 4 6
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
100 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0 0 0 0 0 0
eror
1,6 2,4 1,7 2,7 1,0 1,1
pengujian 2,86 2,78 4,81 1,03 2,23
4 9 6 0 3 9
(%)
Pada pembacaan suhu di atas menujukan nilai yang tidak jauh berbeda dengan
nilai yang terbaca dari pengukuran menggunakan thermometer. Dari hasil tersebut
suhu 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
error
pembacaan 5,47 1,96 3,18 1,76 3,00 2,01 3,59 3,53 2,93 2,19 2,09 1,79 1,00 0,53 0,00
(%)
Pada pembacaan suhu terdapat kesalahan sebesar kurang lebih 2%. Kesalahan
pembacaan ini dapat disebabkan oleh kondisi sensor LM 35 yang kurang steril,
sehingga pada saat pembacaan kurang sempurna. Selain itu, penggunaan sensor
60
# Estimasi waktu
pengujian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ke- mm ss mm ss mm ss mm ss mm ss mm ss mm ss mm ss mm ss mm ss
estimasi
waktu 14 40 14 40 14 40 14 40 14 40 14 40 14 40 14 40 14 40 14 40
realtime 15 33 15 15 15 5 15 35 15 0 14 59 14 41 14 38 14 56 14 43
lama
estimasi
(s) 873 855 845 875 840 899 881 878 896 883
realtime
(s) 900 900 900 900 900 840 840 840 840 840
error
estimasi
(%) 3,00 5,00 6,11 2,78 6,67 7,02 4,88 4,52 6,67 5,12
rata2
error (%) 5,18
Pada penentuan estimasi waktu terdapat kesalahan sekitar 5,68%. Hal ini
desebabkan oleh kondisi volume air yang berbeda-beda. Pada perancangan sistem
ini kondisi volume air hanya diklasifikasikan menjadi 4 golongan saja, yaitu
volume 0.5 L, volume 1 L, volume 1.5 L, dan juga volume 2L. Pada penentuan
estimasi waktu ini kondisi volume 0.5 L tidak digunakan karena pada kondisi
volume ini belum layak untuk dilakukan proses pemanasan air karena ketinggian
air dalam ceret hampis sama dengan ketinggian heater. Untuk kondisi volume
0.75 L - 1.25 L akan terbaca oleh sistem pada kondisi volume 1 L. dan kondisi
volume 1.26 L – 1.75 L akan terbaca oleh sistem pada kondisi volume 1.5 L, dan
untuk volume 1.76 L – 2 L akan terbaca oleh sistem pada kedalam kondisi
volume 2 L. hal inilah yang menyebabkan terjadinya error. Karena untuk batas
61
bawah dan batas atas pada masing-masing kondisi volume mempunyai sedikit
# Pemutusan saklar
Pada pengujian tersebut tercata bahwa saklar aktif pada saat yang ditentukan yaitu
pada saat sistem siap untuk melakukan pemanasan. Dan saklar juga OFF tepat
saat suhu sudah mencapai maksimum. Hal ini menujukan bahwa untuk aplikasi
saklar berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan pada program.
Dalam hal ini berarti saklar tidak memiliki kesalahan atau dengan kata lain
kesalahan saklar = 0%
# Pengaktifan buzzer
Pengaktifan buzzer terjadi saat hampir bersamaan dengan saklar berpindah dari
kesalahan 0%. Keberhasilan pengujian buzzer ini adalah apabila pada saat sistem
telah membaca suhu maksimal maka seketika itu pula buzzer akan berbunyi dan
62
4.4 Kinerja Sistem
akurasi dari sistem ini. Tingkat kesalahan sistem dapat dilihat dari empat
pengujian ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
eror
17,7 18,4 21,5 23,3 26,5 28,5 31,8 34,2 36,4
pengujian 38,60
3 8 9 8 0 0 0 7 7
(%)
rata2
error
2,23
pengujian
(%)
63