Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Gerakan Papua Merdeka
Pembahasan
Selama ini sikap Pemerintah Indonesia terhadap Gerakan Papua Merdeka atau OPM
selalu bersifat keras dan represif, sebab sudah beberapa kali OPM melalukan aksi teror dan
penyerangan terhadap fasilitas-fasilitas pemerintah. Semenjak era pemerintahan Soeharto
tercatat beberpa kali terjadi serangan besar yang dilakukan oleh OPM seperti serangan
terhadap kota Jayapura yang dengan mudah dibasmi oleh TNI, lengkap dengan aksi-aksi
pembersihan oleh BIN.
1
Setelah pembentukan OPMRC (OPM Revolutionary Council) pada tahun 1982 oleh
Gerakan Papua Merdeka | 8/2/2009
Mosses Werror yang merupakan badan komando militer OPM yang sangat radikal dan tidak
akan berkompromi dengan pemerintah RI, operasi-operasi yang dilakukan oleh OPM semakin
berani, terutama setelah mereka mendapatkan dukungan rakyat papua pada tahun 1990-an.
Semenjak pemerintah mempromosikan Papua sebagai tempat investasi dan
masuknya perusahaan-perusahaan asing berskala internasional (Freeport-McMoRan), kondisi
OPM makin kuat karena muncul kebencian terhadap pemerintah Jakarta. Kebencian ini muncul
akibat pengurasan sumber daya alam oleh perusahaan asing dan terutama akibat dukungan
perusahaan-perusahaan tersebut pada tindakan represif Indonesia.
Nikolas Jouwe sedang berdiri menggunakan topi urutan kedua dari kiri
Gerakan Papua Merdeka mulai muncul semenjak diberlakukan otonomi khusus pada
Papua dan pemekaran wilayah Papua menjadi 2 propinsi: Papua dan Papua Barat aksi-aksi
kekerasan oleh OPM tidak juga surut. Hal ini tentu menarik keprihatinan kita mengingat bukan
polisi atau tentara yang terbunuh, melainkan warga sipil yang tidak bersalah dan seorang warga
asing, yang tentu akan menyebabkan nama Indonesia makin jelek di mata dunia. Maka untuk
mengetahui mengapa dan bagaimana OPM ini muncul, kita harus mundur ke era tahun 1960-an
di mana Indonesia masih mencoba memasukkan Papua Barat dalam wilayahnya. Pada tahun
1949, setelah seluruh pasukan Jepang dan Amerika yang bertempur di Papua ditarik, Belanda
mulai masuk dan mengembalikan lagi kekuasaan kolonialnya di Papua. Dalam perjanjian
Pengakuan Kemerdekaan Indonesia pada tahun yang sama, Papua tidak termasuk dalam
perjanjian tersebut. Dan pada masa-masa sesudahnya Belanda mencoba membuat Negara
2
Papua. Diawali dengan terbentuknya Dewan Papua pada April 1961 dan pembentukan institusi-
Tetapi, karena takut bahwa nantinya Indonesia bisa bersekutu dengan Uni Soviet
dan RRC maka pemerintah AS mencoba melobi dan memaksa agar Belanda menyerahkan
Papua kepada Indonesia agar hubungan AS-Indonesia bisa membaik. Akhirnya pada tahun 1969
diadakan PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) yang memutuskan Papua masuk ke wilayah
Indonesia.
Penduduk asli Papua merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah
dengan bagian Indonesia yang lain (dan memang pada kenyataanya juga tidak) maupun negara-
negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah
perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah
tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia.
Perjanjian tersebut oleh sebagian masyarakat Papua tidak diakui dan dianggap sebagai
penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.
Akibat hal ini, Oom Nicolas Jouwe, Seth Jafeth Roemkorem, Jacob Hendrik Prai
merencanakan proklamasi kemerdekaan Papua pada tanggal 1 Juli 1971. Tetapi, perselisihan
antara Roenkorem dan Hendrik Prai menyebabkan OPM terpecah sebagai sebuah kekuatan
militer dan menyebabkan kegagalan pendirian negara Papua. Sementara, pembasmian oleh
militer Indonesia di bawah pimpinan Soehato semakin melemahkan OPM
Tahun 1982 Dewan Revolusioner OPM didirikan dimana tujuan dewan tersebut adalah
untuk menggalang dukungan masyarakat internasional untuk mendukung kemerdekaan
wilayah tersebut. Mereka mencari dukungan antara lain melalui PBB, GNB, Forum Pasifik
Selatan dan ASEAN. Mereka juga berusaha melakukan aksi-aksi teror terhadap para pendatang
dari Indonesia serta para pekerja asing.
3
pada OPM yang dianggap sebangsa. Terutama semenjak perusahaan pertambangan
Gerakan Papua Merdeka | 8/2/2009 asing mulai melakukan perusakan lingkungan di Papua.
Kedua, adalah mereka yang berpendidikan tinggi serta berwawasan luas. Mereka
ini adalah kaum terpelajar dan telah menyaksikan ketimpangan sosial antara Papua dan
daerah lain di Indonesia, Jawa misalnya. Mereka biasanya bersikap mendukung gerakan
OPM.
Kesimpulan
Selama ini pemerintah Indonesia masih belum dapat memecahkan masalah ini dengan
baik, baik untuk pemerintah Indonesia maupun bagi Papua. Berdasarkan sumber –
sumber yang ada hanya tersisa 2 pilihan bagi Indonesia, yaitu: melepaskan Papua agar
berdiri sendiri atau mempertahankannya, tapi meningkatkan kualitas pembangunan di
4
sana. Bagi kelompok kami pilihan yang mungkin terbaik jatuh pada peningkatan usaha
1. Tidak ada jaminan bahwa disintegrasi bisa berlangsung damai, Indonesia pernah
melepaskan Timor Timur secara damai melalui referendum tahun 1998, tetapi
kenyataannya kelompok-kelompok yang membela dan secara tidak langsung
dibela oleh Indonesia melakukan pembunuhan dan pengerusakan di Timor Timur
akibat kekecewaan mereka. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang melanggar
hukum dan tidak beradab.
2. Tidak ada kepastian bahwa kemerdekaan bisa membawa suatu wilayah pada
kemakmuran. Sekalipun Papua merdeka dan Freeport serta perusahaan asing
lainnya berhasil diusir dari Papua, tidak ada yang mau menjamin bahwa warga
Papua mampu mengelola kekayaan alam mereka dengan keahlian mereka sendiri
terutama dalam waktu singkat karena kekurangan infrastuktur, modal, dan
terutama sumber daya manusia yang cakap.
3. Kemerdekaan selalu membawa kelabilan politik di suatu wilayah. Hal ini umum
sekali terjadi, kebanyakan akibat perebutan kekuasaan internal atau ancaman
serangan negara lain. Seperti pada saat Yugoslavia bubar pada awal dekade 1990-
an, kekacauan politik menyelimuti negara-negara Balkan yang baru merdeka dan
menyebabkan jutaan pengungsi di Kosovo, Bosnia, Kroasia, dan Serbia serta
korban jiwa yang tidak sedikit.; Indonesia, saat kemerdekaan diwarnai dengan
kekacauan akibat munculnya banyak pemberontakan dan agresi negara lain.
Contoh lain diberikan oleh Amerika Serikat yang sempat terpecah pada masa-
masa pasca proklamasi menjadi Konfederasi Amerika dan Amerika Serikat. Kedua
negara tersebut kemudian berperang dalam perang sipil yang berlangsung selama
1861-1865 hanya akibat perbedaan pendapat tentang perbudakan.
5
Gerakan Papua Merdeka | 8/2/2009