You are on page 1of 21

RESUME BERBAGAI BUKU: KECERDASAN JAMAK

1. Judul buku: Educational Psychology


Pengarang: Anita Woolfolk (2006)
Boston: Allyn & Bacon

Venny Eka Meidasari (No. Reg. 7317090776)

Intellegence (Kecerdasan) adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan


dan menghasilkan produk yang bermakna dalam suatu setting budaya
(Gardner; 1998;2003).

Howard Gardner mengeluarkan teori tentang Multiple Intelligences


(Kecerdasan Majemuk) yang meliputi:
1. Intelegensi Linguistik
2. Intelegensi matematis-Logis
3. Intelegensi Ruang-Spasial
4. Intelegensi Kinestetik-badani
5. Intelegensi Musik
6. Intelegensi Interpersonal
7. Intelegensi Intrapersonal
8. Intelegensi lingkungan/Naturalis (Perkembangan selanjutnya dari 7)

1
Kedelapan kecerdasan ini kemudian berkembang hingga akhirnya menjadi
sepuluh kecerdasan, yaitu:
9. Intelegensi eksistensial (Perkembangan lebih lanjut dari 8)
10. Intelegensi spiritual.

 Perincian Kecerdasan Majemuk

Di dalam bukunya, Woolfolk (2006) menguraikan delapan k3cerdasan


majemuk sebagai berikut:

• Jenis kecerdasan pertama, kecerdasan linguistik, adalah kecerdasan


dalam mengolah kata.

Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan


pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya
Shakespeare, Odyssey karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam
dari Arab. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargu-mentasi,
meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat
kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main dengan
bunyi bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata dan tongue twister.
Kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka
mampu mengingat berbagai fakta. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra.
Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat
mengartikan bahasa tulisan secara luas.

• Jenis kecerdasan kedua, logis-matematis, adalah kecerdasan dalam


hal angka dan logika.

Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram


komputer. Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan
kalkulus. Demikian pula dengan Einstein ketika ia menyusun teori
relativitasnya. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-matematis

2
mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam
pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan
konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya
bersifat rasional.

• Kecerdasan spasial adalah jenis kecerdasan yang ketiga, mencakup


bapikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah,
dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial.

Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis,


pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang piramida di Mesir,
pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan tokoh-tokoh
seperti Thomas Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang
dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu
mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat
sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi
dalam ruang tiga dimensi.

• Kecerdasan musikal adalah jenis kecerdasan keempat. Ciri utama


kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan
menciptakan irama dan melodi.

Bach, Beethoven, atau Brahms, dan juga pemain gamelan Bali atau
penyanyi cerita epik Aceh, semuanya mempunyai kecerdasan ini.
Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang peka nada, dapat
menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan
yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman
tertentu.

3
• Kecerdasan kelima, kinestetik-jasmani, adalah kecerdasan fisik.
Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan
kete-rampilan dalam menangani benda.

Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan


kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Demikian pula Charlie Chaplin, yang
memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan gerakan tap dance
sebagai "Little Tramp". Orang dengan kecerdasan fisik memiliki
keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka
juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari,
berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang
cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan
berminat atas segala sesuatu.

• Kecerdasan keenam adalah kecerdasan antarpribadi. Ini adalah


kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain.
Kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan
tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain.

Direktur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan ini,


sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang
mempunyai kecerdasan antarpribadi bisa mempunyai rasa belas
kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar seperti Mahatma
Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan licik seperti Machiavelli.
Namun, mereka semua mempunyai kemampuan untuk memahami
orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang
bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker,
perunding, dan guru yang ulung.

• Kecerdasan Ketujuh adalah kecerdasan intrapribadi atau kecerdasan


dalam diri sendiri. Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik
dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan

4
berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya
sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli


teologi, dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka
bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang
mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus
pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka
merupakan orang yang gemar bela-ar sendiri dan lebih suka bekerja
sendiri daripada bekerja dengan orang lain. (Armstrong: 1999: 3-6)

• Kecerdasan kedelapan, kecerdasan naturalis (lingkungan). Gardner


menjelaskan inteligensi lingkungan sebagai kemampuan seseorang
untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat
distingsi konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk
memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu
secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan
pengetahuan akan alam.

Orang yang punya inteligensi lingkungan tinggi biasanya mampu hidup


di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam,
mudah membuat identifikasi dan kla-sifikasi tanaman dan binatang.
Orang ini mempunyai kemampuan mengenal sifat dan tingkah laku
binatang, biasanya mencintai lingkungan, dan tidak suka merusak
lingkungan hidup. Salah satu contoh orang yang mungkin punya
inteligensi lingkungan tinggi adalah Charles Darwin. Kemampuan
Darwin untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi serangga, burung,
ikan, mamalia, membantunya mengembangkan teori evolusi.

 Penerapan Kecerdasan Jamak

Gardner mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam


penerapan kecerdasan jamak, yaitu:
5
1. Perhatikan pendekatan kecerdasan dalam strategi mengajar
2. tidak perlu mengajar menggunakan seluruh jenis pendekatan
kecerdasan
3. Jangan hanya menggunakan sebuah pendekatan kecerdasan untuk
semua situasi kelas
4. jangan memberikan penilaian hanya berdasarkan sebuah pendekatan
kecerdasan.

6
2. Judul buku: Kecerdasan Majemuk (Terjemahan)
Pengarang: Howard Garder (2003).
Batam: Interaksara.

Masda Surti Simatupang (No. Reg. 7317090758)

Dalam pandangan tradisional, kecerdasan ditetapkan secara operasional


sebagai kemampuan untuk menjawab berbagai jenis tes kecerdasan. Teori
kecerdasan majemuk, sebaliknya menjadikan majemuk konsep tradisional.
Kecerdasan menyangkut kemampuan menyelesaikan masalah atau produk
mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau masyarakat
tertentu. Gardner pertaman sekali memperkenalkan tujuh kecerdasan
majemuk, yaitu kecerdasan musik, keerdasan kinestetik, kecerdasan logika-
matematika, kecerdasan linguistik, kecerdasan Ruang, kecerdasan antar
pribadi, dan kecerdasan intra pribadi.

KECERDASAN MUSIK
Menurut Gardner, terdapat kaitan biologis pada keerdasan tertentu.
Seseorang yang mempunyai reaksi yang kuat pada suara tertentu dan
kemajuannya yang cepat dalam memainkan instrumen, menunjukkan bahwa
dia secara biologis dipersiapkan untuk keterampilan itu, atau dapat dikatakan
bahwa orang tersebut memiliki kecerdasan musik. Bukti telah menyatakan
bahwa keterampilan musik merupakan suatu kecerdasan, yaitu bahwa bagian
tertentu dari otak berperan penting dalam persepsi dan produksi musik.
Daerah in imempunyai karakteristik terletak di belahan otak sebelah kanan.
Walaupun kepekaan tertentu kemampuan musik terhadap kerusakan otak
tergantung pada sejauh mana pelatihan dan perbedaan individual yan glain,
terdapat bukti yang jelas untuk “amusia” yaitu kehilangan kemampuan untuk
membedakan atau mengekspresikan suara musik.

KECERDASAN KINESTETIK
Keterampilan kinestetik atau gerakan badan merupakan suatu kecerdasan
karena dapat diuji. Pengendalian gerak badan terletak di korteks motoris,
dengan setiap belahan otak mendominasi atau mengendalikan gerakan badan

7
yang berada di sisi berlawanan. Pada oran gyang tidak kidal, dominasi dari
gerakan itu ditemukan dalam belahan otak kiri.

KECERDASAN LOGIKA-MATEMATIKA
Kekuatan intelektual untuk melakukan deduksi dan pengamatan
menggambarkan salah satu bentuk dari kecerdasan logika matematika. Ada
dua fakta penting mengenai kecerdasan logika-matematika. Pertama, dalam
diri orang berbakat, proses dari penyelesaian masalah sering berlangsung
sangat cepat. Contohnya, seorang ilmuwan yang sukses memikirkan banyak
variabel sekaligus dan membuat sejumlah hipotesis yang masing-masing
dievaluasi dan kemudian diterima atau ditolak secara bergantian.Kedua,
Penyelesaian suatu masalah dapat disusun sebelum penyelesaian itu
diutarakan.

KECERDASAN LINGUISTIK
Keterampilan linguistik merupakan suatu kecerdasan karena dapat dibuktikan
secara empiris. Daerah spesifik dari otak “Daerah Broca” bertanggung jawab
untuk menghasilkan kalimat yang benar secara tata bahasa. Seseoran gyang
mengalami kerusakan di daerah ini dapat memahami kata-kata dan kalimat
cukup baik tetapi mengalami kesulitan menyusun kata-kata menjadi kalimat.

KECERDASAN RUANG
Menyelesaikan masalah ruang diperlukan untuk navigasi dan dalam
penggunaan sistem pencatat peta. Jenis lain ditunjukkan dalam visualisasi
benda yang dilihat dari sudut berbeda dan dalam permainan catur. Seni visual
juga memanfaatkan kecerdasan ini dalam menggunakan ruang. Otak bagiab
kanan terbukti tempat paling penting untuk pemrosesan ruang. Kerusakan di
otak kanan bagian belakang menyebabkan kerusakan kemampuan
menemukan jalan ke satu tempat, mengenali wajah atau pemandangan, atau
memperhatikan rincian yang halus.

8
KECERDASAN ANTAR PRIBADI
Kecerdasan antar pribadi dibangun antara lain atas kemampuan untuk
mengenali perbedaan; secara khusus perbedaan besar dalam suasana hati,
temperamen, motivasi dan kehendak. Dalam bentuk lain, kecerdasan ini
memungkinkan orang dewasa yang keterampilan membaca kehendak dan
keinginan orang lain, bahkan ketika keinginan itu disembunyikan.

KECERDASAN INTRA PRIBADI


Dalam kecerdasan antar pribadi, bagian depan otak mempunyai peran sentral
dalam perubahan kepribadian. Kerusakan di sebelah bawah dari bagian depan
otak menyebabkan orang mudah tersinggung atau euforia; sementara
kerusakan di bagian yan glebih atas kemungkinan menyebabkan sikap acuh-
tak acuh, kelesuan, kelambatan, dan antipati – semacam depresi kepribadian.

9
3. Judul Buku: Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan,
Pengarang: Martini Jamaris (2010)
Jakarta: Yayasan Penamas Murni.

Madian M. Muchlis (No. Reg. 7317090756)

Pengertian Inteligensi
Pengertian intelegensi merupakan interaksi aktif antar kemampuan yang
dibawa sejak lahir dengan pengalaman yang diperoleh dari lingkugan yang
menghasilkan kemampuan individu untuk memperoleh, mengingat dan
mengunakan pengetahuan, mengerti makna dari konsep kognkrit dan konsep
abstrak, memahami hubungan-hubungan yang ada antara objek, peristiwa, ide
dan kemampuan dalam menerapkan semua hal tersebut di atas untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Pada hakikatnya intelegensi yang disajikan di atas adalah intelegensi yang


berkaitan dengan kecerdasan kognitif. Perkembangan terakhir dalam bidang
inteligensi menunjukkan bahwa masih ada bentuk intelegensi yang lain yaitu
emotional intelligence dan spiritual intelligence.

Teori-teori Inteligensi
Menurut Paik (http://www.personality-research.org/paik.html) menjelaskan
teori inteligensi berdasarkan nature of intelligence. Isa menjelaskan bahwa
pada hakikatnya teori inteleigensi di bagi ke dalam dua klasifikasi sebagai
berikut.
Teori inteligensi yang dibagun berdasarkan keyakinan bahwa inteligensi
seseorang berasal dari satu kemampuan umum yang disebut generala
intelligence yang dikenal sebagai factor g. Tokoh-tokoh psikologi yang
meyakini factor tersebut adalah Wysenck, Galton, Jensen dan Spearman.

Teori inteligensi yang dibagun berdasarkan keyakinan bahwa inteligensi tidak


hanya ditentukan oleh factor g, akan tetapi terdapat bebrapa jenis intelegensi
atau yang dikenal dengan istilah multiple intelligences. Tokoh psikologi yang
menyakini hal tersebut di antaranya Gardner, Sternberg dan Thurstone.
10
Oleh karena makalah ini tentang multiple intelligences. Maka akan dijelaskan
teori-teori yang berkaitan dengan Kecerdasan Majmuk.
Teori Inteligensi Thurstone
Louis L. Thurstone (1887-1955) menekankan inteligensi pada tujuh
kemampuan mental utama atau primary mental abilities, yang berbeda yaitu:
• Kemampuan dalam pemahaman bahasa
• Kemampuan berpikir logis
• Kemampuan dalam menditeksi kesamaan atau perbedaan dari
berbagai desain/ gambar.
• Kemampuan berhitung
• Kemampuan berpikir tentang kosa kata secara cepat
• Kemampuan mengingat asosiatif
• Kemampuan dalam menentukan bentuk benda dalam posisi yang telah
berubah.

Dalam penelitiannya dia menemukan ada korelasi positif antara kemampuan


yang satu dengan kemampuan yang lain artinya jika seorang mendapat skor
tinggi dalam kemampuan pemahaman bahasa maka ia akan memperoleh skor
yang tinggi pula dalam kemampuan mental yang lain.

Teori Inteligensi Guilford


JP. Guliford (1897-1987) menemukan teori kemampuan kognitif majmuk.
Melalui penelitian yang dilakukannya iamenemukan tiga komponen inteligensi
yaitu: (1) Operasi inteligensi, (2) isi inteligensi, (3) produk inteligensi.
Operasi inteligensi mencakup : Kognitif, memori, berpikir divergen, berpikir
koncergen, dan evaluasi. Isi inteligensi mencakup: figural, symbol, semantic
dan prilaku. Produk niteligensi terdiri dari : unit, klas, relasi, system,
tranformasi, dan implikasi. Struktur inteligensi ini digunakan untuk mengukur
kemampuan intelektual seseorang.

Teori Inteligensi Cattel & Horn


R.B Cattel (1965) dan J.L. Horn (1967) mengemukakan dua deminsi
inteligensi yang disebutnya dengan istilah fluid intelligence ( berkaitan dengan
mengembangkan teknik pemecahan masalah baru, berkaitan dengan
perkembagan neorologis, dan agak tidak terpegaruh oleh pendidikan dan

11
kebudayaan ) dan crystallized intelligence (berkaitan dengan menggemukakan
pengalaman-pengalaman yang sebelumnya, berkaitan dengan pendidikan dan
kebudayaan, inteligensi ini menigkat secara kesenambungan)

Teori Inteligensi Strenberg


Robert Stenberg mendefinisikan inteligensi sebagai aktivitas mental yang
diarahkan pad kegiatan yang bertujaun untuk menyesuaikan diri, memilih, dan
membentuk lingkuggan yang sesuai dengan kehidupan individu.Teori ini
dikenal dengan Triarchic Theory of Intelligence, Komponen-komponen dari
teori ini adalah : Componential Subtheory, Expriential Subthieory dan
Cntextual Subtheory. Dalam teori multiple intelligences yang
dikembangkannya, Sternberg, mengkasifikasikan inteligensi ke dalam dua
klasifikasi yaitu anlitik atau akademik dan praktek atau penerapan.

Teori Inteligensi Gardner


Teori inteligensi yang dikembangkan oleh Gardner dikenal dengan istilah
Multiple Intelligences. Teori ini dikembagnkan berdasarkan keyakinan Gardner
Bahwa inteligensi terdiri dari sejumlah factor, Gardner menyakini bahwa
perhitungan secara angka tidak akurat dijadikan pedomen untuk menentukan
kemampuan manusia, oleh sebab itu untuk memperrdiksi kemampuan
manusia maka fakus perhatiannya dialialihkan dari angka kepada proses.
Teori inteligensi yang ia kembangkan berbasis skill dan kemampuan dalam
berbagai kelompok yang terdiri dari delapan kelompok jenis inteligensi yaitu:
• Visual-spatial intelligence (kecerdasan visual-spatial)
• Verbal-linguistic Intelligence (kecrdasan verbal linguistik)
• Bodily-kinesthetic Intelligence (kecerdasan koorniasi gerak tubuh)
• Logical-mathematical Intelligence (kecerdasan matematika-logis)
• Interper/Tytmic Intelligence (kecerdasan music/rotmik)
• Intra personal intelligence (kecerdasan intra personal)
• Naturalistic Intelligence (kecerdasan naturalistic)

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan majmuk tidak sama untuk setiap


individu. Seorang individu dapat memiliki kemampuan yang tinggi pada
sebagian dare kecerdasan majemuk, akan tetapi, tidak tinggi dalam
kecerdasan majemuk yang lainnya. Dengan teori ini gardner berusaha untuk
12
mengkoreksi bebrapa kekeliruan yang dilakukan oleh peikologis sebeumnya
yang tidka mempertivbangkan factor biologis oleh sebab itu, mereka gagal
menjelaskan kemampuan tertinggi dari inteligensi yaitu kerativitas, dan
keridakpekaan para psikologis terdahulu tentang peranan lingkungan sosial
terhadap perkembagan inteligensi.

Pengukuran Potensi Inteligensi


Tes inteligensi pertama dikembangkan oleh dua orang dokter asal perancis
yang memfokuskan pada kemampuan verbal. Selanjutnya, Francis
Golton(1883) dengan keyakinannya bahwa inteligensi merupakan factor yang
dibawa sejak lahir dan diturunkan, ia memfokuskan tes inteligensinya pada
kemampuan dalam sensory discrimination (diskriminasi pancaidra), kemudian
James Mkeen Cattel mengembangkan alat tes inteligensi yang disebutnya
sebagai mental tes difokuskan pada waktu pengerjaan, makna kata,
ketajaman visual dan dikriminasi berat. Namun tes ini tidak berkembang.

Binet- Simon Intelligence Scale


Tes inteligensi ini dikembangkan oleh Binet dan Simon menekankan pada
keterampilan verbal yang memiliki tingkat kesulitan yang tyeratur. Tes ini
mengukur usia kemampuan mental. Selanjutnya istilah mental age diganti
dengan istilah intelligence quotient IQ yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Tes ini selanjutnya dikembangkan untuk digunakan di AS di Stanford
University dan dikenal dengan sebutan Stanford-Binet Intelligence Scale.

Wechsler Intelligence Scales


Wechsler Intelligence Scales merupakan tes IQ yang dalam bebrapa hal
dianggap lebih baik dari Binet-Simon Intelligence Scale karena dapat
mencapai rentangan umur dari rentang umur anak sampai umur dewasa dan
berisi subtes-subtes yang dapat menganalisis pola skor individual. Wechsle
intelligence tests mencakup tiga jenis tes inteligensi yaitu:
Wachsler Adult Inteligence Scale (WAIS)
Wachsler Intelligence Scale for Children Revised Scale (WISC-R)

13
Wachsler preschool and primary scale of intelligence (WPPSI)
Penyebaran Skor IQ dalam Kurva Normal
Lihat http://www.iqcomparisonsite.com/IQBasics.aspx. dan http://www.tushar-
mehta.com/excel/charts/normal_distribution/images/normal

Klasifikasi IQ menurut Termano


Rodirgo de La Jara (http:www.iqcomparisonsit.com / IQ Basics. Aspx)
menguraikan klasifikasi IQ menurut Terman sebagai berikut:
Skor IQ Klasifikasi
140 ke atas Genius or near genius
120 -140 Very Superior
110 – 120 Superior
90 -110 Normal or aberage intelligence
80 -90 Dullness
70 -80 Borderline deficiency
Dibawah 70 Dfinite feeble-mindedness

Kecerdasan Emosi
Konsep ini dikembangkan oleh bebrapa tokoh diantaranya Haward Gardner
(Harvard), Peter Salovey (Yale) dan John 'Jack' Mayer (New Hampshire) dan
terutama oleh Daniel Goleman pada tahun 1995. Ide dari Goleman ini
dikomunikasikan oleh Chapman (2000-2009) menurutnya Emotional
Intelligence secara kuat berkaitan dengan konsep kasih sayang, saling
memeprhatikan dan spiritual yang perlu ada di dalam lingkungan kerja serta
multiple itelligences yang dapat menukur kapasitas emosi serta nilai-nilai yang
diyankini individu yang terefleksi dalam prilakunya.

Spiritual Intelligence
Spirituality berkaitan dengan apa yang paling penting dalam pengalaman
maunsia yaitu berbagai kemampuan dan keeteramilan dalam
memverydayakan seseorang untuk hidup secara harmonis dengan nilai hidup

14
yang tinggi dan bergeser dari ketidak mampuan untuk menjawab ke arah
tujuan hidup yang jelas (Bowell,2010) yang meliputi :
• Hati yang terbuka dan fleksibel
• Enthusiasm
• Kesadaran terhadap pengalaman saat ini dan kehadiran Tuhan
• Penghargaan penerapan nilai-nilai agama.
• Berpedoman terhadap nilai-nilai tradisional dan keragaman etnik.
• Diantara tokoh-tokoh yang membicarakan SQ adalah :Zohar dan
marshall (1997) , Robert Emmons (2000) dan Frances Vaughan (2002).

4. Judul buku: Psikologi Kognitif


Pengarang: Robert J. Sternberg (2008), edisi keempat,
15
penerbit:Pustaka Pelajar

Siti Jubaedah (No. Reg. 7317090769)

Sternberg: Teori Triarkis Intelegensi


Meskipun Gardner menekankan pemisahan berbagai aspek inteligensi,
namun Robert J. Sternberg lebih cenderung menekankan tataran di mana
mereka bekerja bersama-sama di dalam teori triarkis tentang inteligensi
(Sternberg). Menurut teori triarkis inteligensi, kecerdasan manusia
mencakup tiga aspek, yaitu hubungan dengan (1) dunia internal,
(2)pengalaman, dan (3)dunia eksternal individu.
Bagaimana Inteligensi Berkorelasi dengan Dunia Internal
Bagian teori ini menekankan pemrosesan informasi. Pemrosesan
informasi bias dilihat berdasarkan tiga jenis komponen yang berbeda. Pertama
adalah meta komponen- yaitu proses-proses eksekutif yang lebih tinggi
tingkatannya (seperti metakognisi) yang digunakan untuk merencanakan,
memonitor dan mengevaluasi pemecahan masalah. Kedua adalah komponen-
komponen performa-yaitu proses-proses di tataran yang lebih rendah yang
digunakan untuk mengimplementasikan komponen akuisisi pengetahuan-
yaitu proses-proses yang digunakan untuk mempelajari cara menyelesaikan
masalah. Ketiga komponen ini saling bergantung satu sama lain.
Contohnya ketika kita diminta menuliskan sebuah makalah, kita akan
menggunakan metakomponen yang lebih tinggi tingkatannya untuk mengambil
putusan, yaitu menentukan sebuah topik, merencanakan makalah, memonitor
penulisan, dan mengevaluasi seberapa baiknya produk akhir kita berhasil
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Kita akan menggunakan komponen akuisisi
pengetahuan dalam riset untuk mempelajari topik tersebut. Kita akan
menggunakan komponen performa bagi penulisan aktual. Dalam praktiknya,
tiga jenis komponentidak berfungsi secara terisolasi. Sebelum benar-benar
menulis makalah, pertama-tama kita harus menentukan sebuah topik.
Kemudian kita harus melakukan sejumlah riset. Dengan cara yang sama,
rencana kita untuk menulis makalah bisa berubah saat mengumpulkan
informasi baru. Bisa jadi tidak ada cukup informasi untuk aspek-aspek tertentu

16
dari topik yang sudah dipilih. Kelangkaan informasi ini bias mendorong kita
mengubah titik berat penulisan. Rencana kita juga bias berubah jika aspek-
aspek tertentu tulisan berjalan lebih mulus ketimbang aspek lain.
Bagaimana Inteligensi Berkorelasi dengan Pengalaman
Teori triarkis mengenai inteligensi juga menekankan bagaimana
pengalaman terdahulu bias berinteraksi dengan semua jenis komponen
pemrosesan informasi. Artinya, masing-masing dari kita menghadapi tugas-
tugas dan situasi-situasi yang dengannya kita memiliki berbagai tingkat
pengalaman. Tugas-tugas ini biasanya mulai dari tugas baru sepenuhnya di
mana kita tidak memiliki pengalaman sedikitpun, sampai tugas yang sangat
kita kenal di mana, yang kita kuasai memiliki sebuah pengalaman luas dan
mendalam. Ketika sebuah tugas semakin dikenal akrab, banyak aspek tugas
menjadi otomatis. Mereka hanya memerlukan sedikit upaya sadar untuk
menentukan langkah berikutnya dan bagaimana mengimplementasikan
langkah selanjutnya. Sebuah tugas yang baru menuntut inteligensi yang
berbeda dari tugas yang di dalamnya prosedur-prosedur otomatis
dikembangkan.
Menurut teori triarkis, tugas-tugas yang relative baru-seperti
mengunjungi luar negeri, menguasai topik baru, atau menguasai sebuah
bahasa asing- menuntut lebih banyak inteligensi seseorang. Sebuah tugas
yang sepenuhnya tidak dikenal bisa menuntut begitu banyak sampai-sampai
individu jadi kewalahan. Sebagai contoh, ketika kita sedang mengunjungi luar
negeri, mungkin kita tidak akan mendapatkan keuntungan dari mengikuti
sebuah kursus dengan pokok soal abstrak yang tidak dikenal dan diajarkan
dalam bahasa yang tidak kita mengerti. Tugas-tugas yang paling menstimulasi
intelektual adalah tugas-tugas yang sangat menantang dan menuntut, namun
tidak sampai membuat partisipan kewalahan.
Bagaimana Inteligensi berkorelasi dengan Dunia Eksternal
Teori triarkis juga mengusulkan bahwa berbagai komponen inteligensi
yang dialikasikan kepada pengalaman menjalankan tiga fungsi di konteks
dunia nyata. Fungsi pertama adalah pengadaptasian diri kita dengan
lingkungan sekitar. Fungsi kedua adalah pembentukanlingkungan untuk

17
menciptakan lingkungan baru. Fungsi ketiga adalah memilih lingkungan baru.
Kita menggunakan adaptasi ketika mempelajari lika-liku de sebuah lingkungan
baru dan berusaha memahami bagaimana caranya untuk berhasil. Contoh,
ketika kita pertama kali menginjakkan kaki di sebuah kampus, kita lalu
berusaha menggunakan aturan-aturan ini untuk berhasil di lingkungan baru,
kita juga mulai membentuk lingkungan sendiri. Mungkin kita akan
memutuskan jurusan apa yang akan diambil nantinya dan aktivitas apa yang
akan dilakukan selama kuliah, bahkan kita bias membentuk perilaku individu-
individu di sekitar kita. Namun jika kita tidak sanggup beradaptasi atau
membentuk lingkungan agar cocok dengan kita, mungkin kita akan memilih
lingkungan lain.
Menurut teori triarkis, manusia bisa mengaplikasikan inteligensi mereka
di banyak jenis persoalan. Contoh, beberapa orang mungkin lebih cerdas
untuk menyelesaikan masalah-masalah akademik yang abstrak, yang lain
mungkin lebih cerdas untuk menghadapi masalah-masalah praktis yang
konkret. Seorang pribadi yang cerdas tidak harus sempurna di semua
aspek.Sebaliknya, individu yang cerdas mengetahui kekuatannya dan bisa
mengompensasi atau memperbaiki kelemahan mereka. Contoh, seseorang
yang kuat di bidang psikologi, namun tidak di bidang fisika mungkin memilih
sebagai proyek fisikanya penciptaan tes kecerdasan fisika. Intinya adalah
memanfaatkan sebagian besar kekuatan anda dan menemukan cara-cara
untuk memperbaiki atau minimal nyaman dengan kelemahan anda. Sternberg
sudah melakukan studi yang komprehensif untuk mengetes validitas teori
triarkis dan manfaatnya di dalam perbaikan performa tugas. Sternberg
memprediksi bahwa pencocokan intruksi dan penilaian siswa dengan
kemampuan mereka akan mengarah pada peningkatan performa.

5. Judul buku: Educational Psychology: Windows on Classrooms


Pengarang: Paul Eggen dan Don Kauchak (2007)
18
New Jersey: Pearson prentice Hall.

Robihim (No. Reg. )

PERBEDAAN GRUP & INDIVIDU

KECERDASAN
Para ahli membagi kecerdasan dalam 3 garis besar:
1) Kemampuan memperoleh pengetahuan
2) Kapasitas berfikir dan alasan abstrak
3) Kemampuan memecahkan beberapa masalah
(Louis, Subotnik, Breland, & Lewis, 2000; Sattler, 2001)

KECERDASAN : Satu atau Beberapa Sifat


Ada beberapa pengukuran kecerdasan, seperti kemampuan verbal dan
alasan abstrak, yaitu korelasi yang tinggi, dimana beberapa peneliti sekarang
percaya bahwa kecerdasan menjadi satu sifat. Sebagai contoh, Charles
Spearman (1927) menggambarkannya seperti “g” atau kecerdasan umum.
Sejak teori-teori berkembang menjadi sebuah konsep, dan beberapa percaya
bahwa kecerdasan didukung oleh beberapa dimensi.

Teori Kecerdasan Jamak Dr. Howard Gardner


Howard Gardner (1983,1999b) menganalisis tampilan orang dalam wilayah
yang berbeda dan menyimpulkan bahwa kecerdasan adalah ketenangan yang
berhubungan dengan delapan wilayah yang berbeda. Dia juga
mempertimbangkan Sembilan, yang disebut Kecerdasan Eksistensial, dimana
pada kenyataannya dalam kemampuar personal memikirkan tentang beberapa
pertanyaan dasar kehidupan, seperti, “Siapa kami?” dan “Dari mana kami
berasal?” (Gardner, 1999c)

Teori Kecerdasan Stemberg Triarchic

19
Robert Sternberg (Sternbers, 2000, 2003a, 2003b; Sternberg & Grigorenko,
2000), ahli beberapa sifat lainnya, menggambarkan 3 Jenis atau tipe
kecerdasan :

❑ Dimensi Analitik, atau Komponensial. Aspek kecerdasan ini digunakan saat


berfikir dan memecahkan masalah dan kemirifan batasan tradisional
kecerdasan. (Sternberg, 1988, 2003)
❑Dimensi Kreatif, atau Pengalaman. Dimensi ini temasuk kemampuan
menangani berbagai situasi dengan efektif dan kemampuan memecahkan
masalah-masalah terdekat secara efisien. Sternberg percaya bahwa
kecerdasan individu dengan cepat bergerak dari pemeblajaran sadar ke
dalam situasi yang tidak dekat untuk menunjukkan secara otomatis seperti
mereka menjadi lebih dekat ( Sternberg, 1998a. 199bb)
❑ Dimensi Praktek atau Kontekstual. Gambaran Kecerdasan adalah sebuah
kemampuan efektif untuk menangani denan tugas-tugas harian.
Kecerdasan Prilaku termasuk mengadaptasikan kepada lingkungan,
mengganti lingkungan baru jika adaptasi tidak efektif, atau menyeleski
lingkungan yang lebih baik itu penting (Grigorenko & Sternberg, 2001). Hal
ini mengingatkan kita , pentingnya kontak prilaku kecerdasan (Barab &
Plucker, 2002)

Kecerdasan: Alami versus Pengasuhan


Kecerdasan alamiah diturunkan secara genetis, pengasuhan kecedasan
didukung oleh pengaruh lingkungan. Beberapa ahli percaya bahwa
kecerdasan dipengaruhi oleh dua faktor. (Coll, Bearer, & Learner, 2004;Petril
& Wilkerson, 2000; Shepard, 2001). Gambaran ini menjelaskan bahwa gen
seseorang memiliki potensi untuk cerdas, dan stimulus lingkungan membuat
menjadi materi yang paling baik.

Kemampuan Grup

20
Tipe kemampuan grup di Sekolah Dasar ada dalam tiga bentuk, Grup antara
kelas, Grup dalam kelas & Joplin plan.
~ Grup antara kelas, yaitu: membagi siswa secara pasti kedalam level, seperti
tinggi, sedang, dan bawah, contoh: Sebuah sekolah dengan 75 orang siswa
membagi mereka ke dalam 3 level dalam satu kelas dengan prestasi siswa
yang prestasinya tinggi, sedang dan prestari rendah.
~ Grup dalam kelas, yaitu: membagi siswa ke dalam kelas dalam subgrup
didasarkan pada nilai membaca atau matematika, contoh: Guru di level 4
memiliki 3 grup pembaca berdasarkan kemampuan membaca.
~ Joplin plan, yaitu: membentuk grup kembali melintasi perbedaan level,
contoh: Guru dari level yang berbeda,menempatkan siswa dalam kelas
membaca yang sama.

Kemampuan Grup: Hasil Penelitian


Kritik mengenai beberapa masalah :
~ Grup dalam kelas membuat catatan masalah karena perbedaan bahasan
dan tugas yang dibutuhkan, jadi memonitor siswa cukup mengalami
kesulitan (Good & Brophy, 2003; Oakes, 1992)
~ Terjadinya penempatan yang tidak sesuai, dimana pengawasan menjadi
permanen. Anggota dari budaya minoritas mengalami tekanan berat dalam
kelas dengan kemampuan tinggi, dan berlebihan dalam kelas dengan level
rendah (Davenport et.al.,1998; Mickelson & Heath, 1999; Oakes, 1992)
~ Anggota dengan grup level rendah terstigma dengan julukan label rendah
(Oakes & Well, 2002)
~ Siswa dalam grup yang homogeny prestasinya lebih rendah daripada siswa
heterogen dengan kemampuan sama (Good & Brophy, 2003).

21

You might also like