Professional Documents
Culture Documents
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah pendekatan penilaian yang membandingkan hasil
pengukuran seseorang dengan hasil pengukuran yang diperoleh orang orang lain dalam
kelompoknya2.
Tujuan
Tujuan utama penggunaan PAN adalah untuk mengklasifikasikan mahasiswa. PAN dirancang
untuk membedakan tingkat pencapaian nilai mahasiswa dan untuk membuat rangking
pencapaian prestasi mahasiswa tersebut dari yang tinggi sampai yang rendah. Sistem ini dapat
menempatkan mahasiswa dalam kelompok mengulang atau kelompok berbakat. Metode ini juga
digunakan oleh dosen dalam menyeleksi mahasiswa untuk membedakan tingkat kemampuan
tertentu didalam kelompok atau kelas tersebut3. PAN dikenal juga dengan grade dengan kurva
normal, sebab skor dibuat dalam distribusi normal (gambar 1).
Fungsi
Digunakan ketika mahasiswa harus dirangking untuk menentukan jumlah mahasiswa yang
diterima oleh sebuah lembaga pendidikan3.
Cara
Dosen yang menggrade dengan PAN harus menghitung nilai rata-rata kelas (x) dari hasil ujian
kemudian menghitung standar deviasinya (SD). 50% nilai diatas rata-rata dan 50% nilai dibawah
rata-rata. Kemudian dari masing-masing bagian, ada yang ditambah 1 SD dari ni dan ada yang
ditambah 2 SD dari meannya. Begitu juga sebaliknya. Nilai yang tertinggi yaitu x + 2 SD akan
mendapat nilai angka A, dan nilai terendah yaitu x – 2 SD akan mendapat nilai angka F (lihat
gambar 1). Ini merupakan contoh penggunaan grade skala 5.
1. Tidak perlu mengembangkan seluruh item baru untuk setiap bentuk test.
2. Mudah digunakan dan dimengerti
3. Dapat dengan mudah diterapkan oleh pemula
4. skala vertikal dimungkinkan dengan NRT yang menunjukkan perkembangan siswa dari
tingkat ke tingkat.
Tugas II:
Tabel 2: Bagaimana menentukan cut-score dengan menggunakan metode Ebel untuk 100 soal
ujian4
Penilaian acuan patokan yang berpusat pada siswa yang diuji
1. Metode kelompok berlawanan (contrasting)4
Expert judge menelaah performance setiap mahasiswa dan menentukan apakah ia termasuk
kelompok qualifikasi atau non qualifikasi untuk lulus dari ujian tersebut, sehingga akan
terbentuk 2 kelompok. Hasil ujian dari masing-masing kelompok diplotkan dalam grafik. Nilai
yang membedakan dari kedua kelompok tersebut (terlihat dari perpotongan kurva pada contoh
gambar 3) merupakan nilai batas lulus (cut score).
Gambar 3. contoh bagaimana menentukan cut-score menggunakan metode kelompok
berlawanan4.
2. Metode kelompok bonderline 4
Expert judge menelaah performance setiap mahasiswa dan mengidentifikasi mahasiswa yang
termasuk kelompok borderline yaitu mereka yang mempunyai minimal performance. Nilai dari
kelompok ini kemudian diplot dalam grafik. Nilai median yang didapatkan digunakan sebagai
nilai batas lulus (cut-score).
Penilaian Acuan Patokan yang bersifat kompromistik
Metode Hofstee6
Metode ini merupakan penggabungan antara prosedur penentuan standar relative dan
absolut. Expert judge mempelajari materi soal, kemudian mereka harus menentukan masing-
masing empat nilai, yaitu:
1. Persentase terendah yang dapat diterima dari kegagalan ujian (persen kegagalan
minimum)
2. Persentase tertinggi yang dapat diterima dari kegagalan ujian (persen kegagalan
maksimum)
3. Nilai terendah yang didapat mahasiswa untuk lulus (nilai lulus minimum)
4. Nilai tertinggi yang didapat mahasiswa untuk lulus (nilai lulus maksimum)
Nilai median dari seluruh Expert judge untuk masing-masing nilai diatas diplot dalam grafik.
Lalu tarik garis diagonal dari nilai lulus minimum ke nilai lulus maksimum. Kemudian hasil
ujian mahasiswa yang telah didapatkan, diplot kedalam grafik yang sama. Perpotongan antara
garis kurva nilai mahasiswa dengan garis diagonal tersebut merupakan nilai batas lulus (cut-
score).
Gambar 4. contoh plot angka pada metode Hofstee6
Keuntungan metode PAP7
Kesimpulan
Pengukuran tingkat pencapaian belajar mahasiswa dan penentuan standar nilai (grading)
dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) atau norm-
referenced methods dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau criterion-referenced methods,
dimana keduanya memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Untuk itu dosen
diharapkan mampu memilih standar penilaian apa yang akan digunakan disesuaikan dengan
tujuan dari ujian tersebut. Pemilihan yang kurang tepat bisa berdampak kurang baik bagi siswa,
dosen dan institusi.
Daftar Pustaka