Professional Documents
Culture Documents
JUDUL PENELITIAN
B. BIDANG KAJIAN
siswa dalam menulis karangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN
C. PENDAHULUAN
Di dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini dikenal dua macam cara
berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung.
langsung.
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa,
seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan
tujuannya.
Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan (dalam Suriamiharja dkk. 1983) bahwa
menulis ialah :
1
“... menurunkan atau melukiskan lambing grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang – lambang grafik tersebut kalau mereka memehami bahasa dan gambar
grafik tersebut”.
Mengarang pada perinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada
angan – angan penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
tulisan tidak muda. Banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato , tetapi mereka
masih kurang mampu menuangkan gagasanya kedalam bentuk bahasa tulisan. Maka
untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk
menulis. Kemampuan menulis dapan dicapai melalui proses belajar dan berlatih.
Permasalahan pun muncul seperti yang sudah penulis alami ketika melakukan
Dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan ketika dalam mengajarkan mengarang, kesulitan yang dihadapi oleh
siswa kelas V SDN Cibulan II ketika dalam mengajarkan mengarang antara lain :
1. Siwa kurang mampu menggunakan dan memilih kata dalam menuangkan buah
3. Kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak sinambung, paragraf yang satu
2
D. PERUMUSAN DAN PERENCANAAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan data awal yang diperoleh dari hasil observasi
awal yang dilakukan peneliti dan untuk membatasi permasalahan yang telah diuraikan
diatas, maka penulis merumuskan permasalahan diatas, maka penulis merumuskan dalam
2. Pemecahan Masalah
meningkatkan kemampuan atau kreatif siswa dalam membuat suatu karangan perlu
Guru memggunakan media gambar seri untuk menarik perhatian siswa atau untuk
lebih menarik dan siswa lebih tertantang untuk membuat suatu karya tulis, atau untuk
membuat suatu karangan, dan siswa dapat mudah menyusun kata – kata menjadi sebuah
kalimat dan menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf sehingga terbentuklah sebuah
3
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat karangan atau untuk
digantikan oleh gurunya. Dan siswa akan lebih bisa menuangkan buah pikirnya, maka
pelajaran sehingga siswa merasa bahwa materi pelajaran yang disamapaikan terasa
mudah dipahami siswa. Dan dapat dimengerti oleh siswa, kalau siswa sudah memahami
materi pelajaran yang sedang dipalajari maka siswa akan cepat mengeti dan akan
Dari tiga alternatif tindakan tersebut, merupakan cara yang cukup epektif
atau KBM siswa akan mudah merespon materi pelajaran dan aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
Tindakan ini semula jarang digunakan oleh pengajar atau guru, oleh karena itu
saya merasa perlu diterapkan untuk meningkatkan pemahaman atau kemampuan siswa
dalam membuat suatu karangan.atau membuat suatu karya, yang bisa dibaca oleh siswa
yang lain, sehingga akan membuat para siswa yang lainnya lebih tertantang untuk
belum tercapainya Indikator tentang menulis karangan, yang ditemukan pada saat
observasi awal pada pembelajaran bahasa Indonesia, di kelas V SDN Cibulan II Desa
4
Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka dapat terpecahkan masalah
E. TUJUAN PENELITIAN
Kabupaten Majalengka.
1.Bagi Guru
Guru dapat memehami hal – hal yang perlu dilakukan untuk menyampaikan
pembelajaran secara aktif dan dan menarik siswa dalam menyamapaikan materi
sehingga siswanya mampu menyimak pelajaran yang sedang diajarkan dan apa
5
Dalam penelitian ini dapat diambil manfaat bagi guru termasuk diantaranya guru
pembelajaran dan guru dapat mengetahui teknik – teknik pembelajaran dan guru
masalah apa yang timbul dlam pembelajaran.Guru menjadi aktif dan kereatif
baik.
2. Bagi Siswa
Siswa dapat lebih mudah dan semangat dalam memahami materi pelajaran.
Dengan cara pembelajaran yang menarik, dan tidak akan membosankan siswa
dalam menyimak pelajaran sehingga siswa akan menyimak pelajaran dengan baik.
siswa akan lebih akatif belajara dan mereka bisa lebih mudah dalam memahami
pelajaran,
3. Bagi Lembaga
peraga disekolah pihak sekolah tidak harus mengeluarkan biaya yang cukup besar
untuk menyediakan alat peraga, karena alat peraga bisa dibuat dari lingkungan
sekitar dan dapat dari siswa itu sendiri. Serta alat peraga ini dapat disimpan untuk
6
G. BATASAN ISTILAH
2. Mengarang adalah melukiskan pikiran dan perasaan dengan cara yang teratur dan
3. . Media Cerita Gambar Seri adalah cerita atau daya upaya dalam menyusun atau
menulis karangan dangan menerjemahkan isi pesan visual ( gambar seri ) kedalam
wujud atau bentuk bahasa lain. ( Kamus besar Bahasa Indonesia edisi ke – 2 tahun
1989 : 165 )
4.. Menulis adalah menempatkan simbol – simbol grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain
H. KAJIAN PUSTAKA
siswa dalam Bahasa Indonesia, pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjukan siswa
Keterampilan berbahasa hanya bisa dikuasai dengan latihan yang terus menerus dan
sistematis yakni harus sering berlatih menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
bahasa.
7
1. Keterangan Pembahasan
Pengertian Menulis
Menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan
seseorang dalam melukiskan lambang – lambang grafik untuk menyampaikan ide atau
Pengertian Mengarang
atau lainya kedalam bahasa tulis, kegiatan tersebut adalah kegiatan mengarang. Untuk
seseorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata
– kata menjadi kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif.
8
“Untuk dapat menyampaikan gagasan dan fakta secara lincah dan kuat, seseorang
perlu memiliki pembendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata –
kata menjadai beraneka kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara
efektif”.
Dalam proses karang – mengarang setiap ide perlu dilibatkan pada suatu kata,
kata – kata dirangkai menjadi sebuah kalimat membentuk paragraf, dan paragraf –
gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah kegiatan
menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling
panjang, maka kita harus berbicara mengenai beberapa hal atau masalah disekitar
karangan.
The Liang Gie (1992 : 17) mengemukakan ada 4 (empat) unsur dalam mengarang
1. Gagasan ( Idea )
Yaitu topik berikut tema yang diungkapkan secara tertulis.
2 Tuturan ( Discourse )
Yaitu bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca.
Ada 4 ( empat ) bentuk mengarang :
9
a. Pencarian (Narration )
Bentuk pengungkapan yang menyampaikan sesuatu peristiwa / pengalaman .
b. Pelukisan ( Description )
Bentuk pengungkapan yang menggambarkan pengindraan, perasaan mengarang
tentang mecam – macam hal yang berada dalam susunan ruang ( misalnya :
pemandangan indah, lagu merdu, dll )
c. Pemaparan ( Exposition )
Bentuk pengungkapan yang meyajikan secara fakta – fakta yang bermaksud
memeberi penjelasan kepada pembaca mengenai suatu ide, persoalan, proses atau
peralatan.
d. Perbincangan ( Argumentation )
Bentuk pengungkapan dengan maksud menyalin pembaca agar mengubah pikiran,
pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang dihadapi pengrang.
3. Tatanan ( Organization )
Yaitu tertib pengaturan dan peyusunan gagasan mengindahkan berbagai asas, aturan,
dan teknik sampai merencanakan rangka dan langkah .
4. Wahana (Meduim )
Ialah sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa
kata, gramatika ( tata bahasa ), dan terotika ( seni memekai bahasa secara efektif )
bahwa tujuan pengajaran mengarang sama dengan tujuan pengajaran bercakap – cakap
berikut :
a. Menurut Tingkatan
10
b. Menurut Isi / Bentuk
Misalnya : Menceritakan kembali ( secara tertulis ) apa – apa yang dialami dalam
pengajaran lingkungan.
perkataan yang telah di pelajari atau di pahami, seperti mengenal ilmu – ilmu
bumi, ilmu hayat, atau menulis dengan kata – kata sendiri apa yang telah di baca
dll.
tepat.
c. Menurut Susunanya
1. Karangan Terikat
2. Karangan Bebas
Karangan Permulaan
sekolah rendah, karena syarat – syarat yang ditentukan untuk mengarang itu adalah berat.
Seperti ejaan bahasa, susunan kalimat, isi, tanda baca, dan sebagainya.
11
Sementara itu pendapat sekarang, “ Mengarang “ itu semenjak di kelas I (Satu)
sudah mulia disisipkan (Mengrang Permulaan). Di kelas I (Satu) sudah dapat di muali
dengan menggambar bebas kemudian anak menulis beberapa kalimat tentang gambarnya.
Di kelas III (Tiga) adalah lanjutan dari kegiatan di atas. Cerita tentang gambar
telah memakai judul, kalimat lebih banyak pada saat menceritakan tentang benda, hewan
atau tanaman yang sesuai dengan lingkungan, anak telah menjelaskan sesuatu tentang
benda. Mengarang dengan bentuk gambar seri telah lebih banyak kalimatnya daripada di
Di kelas V (lima) karangan anak lebih luas dari peda kelas III (tiga). Anak
dibiasakan mengamati lingkungan sekitarnya (Pasar, Toko, Kantor, Pos, Bank, Tempat
pertunjukan dll) lebih rinci sehinga siswa kelas V (lima) telah dapat menuliskan berpulih
Pada saat menceritakan gambar berseri, siswa kelas V (lima) lebih rinci
menjelaskan setiap gambar. Pengamatan gambar lebih rinci. Mulailah anak, menentukan
pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan – karangan. Hal ini lebih mudah
dilatihkan melalui mengarang dengan bentuk gambar seri. (Ngalim Purwanto dan
g. Susunan Karangan
12
a. Kata
Setiap gagasan pikiran atau perasaan dituliskan dalam kata – kata. Kata adalah
unsur kata yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan
karangan. Seorang perlu memiliki pembendaharaan kata yang memedai dan pemilihan
kata yang tepat. “Dalam memilih kata itu harus diberikan dua persyaratan pokok yaitu
Persyaratan ketepatan yaitu kata – kata yang dipilih harus secara tepat
mengungkapkan apa yang ingin di ungkapkan sehingga pembaca juga dapat menafsirkan
Persyaratan kedua yaitu kesesuaian. Hal ini menyangkut kecocokan antara kata –
kata yang dipakia dengan kesempatan / situasi dengan keadaan pembaca. Apakah pilihan
kata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merupakan suasana atau tidak
b. Kalimat
Kalimat terbentuk dari gabungan anak kalimat, sedangkan anak kalimat adalah
gabungan dari ungkapan atau frase, dan ungkapan itu sendiri merupakan rangkaina dari
kata – kata .
Kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat yang efektif yaitu
kalimat yang benar dan jelas sehinga mudah dipahami orang lain. Sebuah kalimat efektif
13
pandangan atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembaca.
Mangemukakan bahwa :
2. Sanggup menciptakan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca seperti
c. Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih
luas dari pada kalimat : paragraf merupakan kimpulan kalimat yang berkaitan dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan, Berkaitan dengan paragraf akhadiah,
dkk (dalam Agus Suryamiharja, 1996 : 46), Menjelaskan bahwa “dalam paragraf
terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat utama atau kalimat
1. Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide keseluruhan karangan.
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok karangan. (Tarigan, 1996 :
48).
Menurut Suriamuharja (1996 : 48) “Paragraf baik dan efektif harus memenuhi
tiga parsyaratan, yaitu (1) Kohesi (Kesatuan ) ; (2) Koherensi (Kepaduan) ; dan (3)
14
1. Kohesi (Kesatuan)
Keraf (dalam Suriamiharja 1996 : 48) mengemukakan bahwa “yang dimaksed dengan
kohesi / kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang membina palagraf secara
2. Koherensi (Kepaduan)
paragraf adalah penyusunan atau perincian dari gagasan – gagasan yang membina
peragraf itu”,
Suatu paragraf dikatakan berkembang atau lengkap jika kalimat topik atau kalimat
bentuk kongkrit, dapat dengan cara pemaparan dan pemberian contoh, penganalisaan dan
nilai – nilai.
h. Media Pembelajaran
Kata “Media” secara harpiah adalah “perantara atau pengantar”. Pengertian media
sebagai sumber belajar adalah “Manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan
anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan” (Djamarah dan Zein, 1996 :
136).
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidak jelasan
guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media.
15
Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berfikir abstrak, masih berfikir
sehinga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media.
haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan., apabila diabadikan
media pengajaran bukanya membantu proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu
pelajaran, sehingaga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan
situasi mengajar.
4. Penggunaan media bukan semata – mata alat hiburan, bukan sekedar melengkapi
16
5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan untuk mempercepat proses
belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap perhatian yang diberikan
guru.
mengajar.
Ketika fungsi – fungsi media pengajaran itu diaplikasikan kedalam proses belajar
a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan
b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996 : 150),
b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah
dipahami siswa.
c. Media yang digunakan mudah diperoleh, mirah, sederhan dan praktis penggunaannya.
e. Tersedia waktu untuk menggunakanya, sehinga media tersebut dapat bermanfaat bagi
17
4. Media Cerita Gambar Seri Sebagai Model Pembelajaran
Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai
dengan taraf berfikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis karangan di
SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam
keterampilan mengarang. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan
Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997 : 63),
pokok pikiran yang mingkin akan menjadi karangan – karangan”, juga Tarigan (1997 :
210) mengemukakan bahwa “Mengarang melalui media gambar seri berarti melatih dan
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara
atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan
5. Ciri – ciri Gambar Yang Baik dan Peranannya Sebagai Media Pengajar
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah yang
memiliki ciri – ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (1991 : 219), yaitu :
3. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan tentang obyek – obyek
dalam gambar.
18
5. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.
1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu siswa dalam
belajar.
4. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain.
penggunaan media gambar seri didalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama
dalam pengajaran menulis karangan. Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi
seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya
diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis karangan sesuai dengan tema, ide,
I. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan pada rumusan masalah dengan anggapan dasar yang telah diuraikan
19
J. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1.Rencana Penelitian
a. Tempat Penelitian
III, IV, V VI) dan ruang guru, ruangan perpustakaan dan memiliki WC Guru dan
Siswa.
Masuk sekolah dari kelas I s/d VI Sekolahnya pagi mulai masuk sekolah jam
b. Subjek penelitian
Subjek penelitian akan dilaksanakan pada siswa – siswa kelas V SDN Cibulan
ini dalam Kegiatan Belajar Mengajar atau KBM adalah siswa, dan yang menjadi
c.Lama Penelitian
samapai mempunyai data yang sebenarnya. Atau sampai beres dengan jadual
2.Prosedur Penelitian
dilakukan oleh Kemmis dan Taggart yang model spiral ( dalam suyanto, 1996 : 16)
20
Prosedur penelitian yang saya amabil adalah model kemmis. Dengan
REFLECT
PLAN
OBSERVER N
ACTION
REVISED
PLAN
REFLECT
OBSERVER
ACTION
a.Perencanaan
Pada tahap perencanaan tindakan apa yang harus dilakukan, untuk pertama kali
kita sebagai peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian,
untuk melakukan tindakan kelas, kemudian menyiapkan indikator yang akan di teliti
21
beserta tolak ukur keberhasilan penelitian yang akan kita laksanakan. Kemudian mencari
guru yang akan dijadikan kolaborasi. Yang paham tentang mata pelajaran yang kan
Pada penelitian ini yang dijadikan tolak ukur pelaksanaan media pembelajaran,
yaitu mengarang dengan menggunakan media gambara seri, yaitu (a) siswa mampu
membuat karangan dengan menggunakan media gambar seri, (b) Siswa mampu
menyusen cerita gamabar seri dengan tidak mengulang kata – kata lalu,(c) Siswa mampu
membuat karangan sesuai dengan topik, Menurut Sudarsono dalam Kasbolah penetapan
tindakan dalam peneliti didasarkan atas (a) kajian teori atau penelitian yang relavan, (b)
kesanggupan guru yang akan diteliti, (c) kemampuan siswa (d) pasilitas dan sarana
prasarana yang tersedia atau yang memadai, (e) iklim suasana dikelas dan fasilitas di
sekolah, atas dasar kelima asfek diatas maka penulis memilih media pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
dalam melaksanakan atau menerapkan media Gambar Seri dan aktivitas siswa selama
dilaksanakan atau diterapkan Media Gamabar Seri, Guru memberikan mata pelajaran
tentang mengarang dengan menggunakan media gmbar seri, dengan tahapan sebagai
berikut :
mengarang, lalu guru menerangkan cara mangarang dengan menggunakan media gambar
seri .
22
Guru memperlihatkan materi pembelajaran memgarang dengan menggunakan
media gamabar seri, guru memperlihatkan bahan yang akan diajarkan yaitu gambar seri.
gamabar seri yang sudah disediakan di depan kelas, siswa diberi keleluasaan untuk
membuat karangan dengan gamabar yang telah disediakan didepan kelas, sehingga siswa
akan berkereasi atau akan membuat karangan menurut pengamatan siswa tentang gambar
Guru mengumpulkan hasi kreasi siswa atau hasil membuat karangan, lalu guru
bersama – sama siswa mengoreksi hasil karangan yang dibuat siswa dengan media
hasilnya lalu guru mengulangi pelajaran yang sudah disamapaikan tadi, sehingga siswa
c. Observasi
pelaksanaan tindakan, penerapan media Gambar Seri akan dilaksanakan oleh guru
Praktikan, peneliti sebagai observer yang akan mengobservasi tentang kinerja guru
praktikan selama penerapan media gambar seri dan mengobservasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran berlangsung.
yang terdapat dilapangan, pada saat belajar dilapangan harus mencatat catatan cataatn
hasil dilapangan, pada tahapan ini diharapkan dapat dikenali sedini mungkun apakah
tindakan akan mengarah terhadap terjadinya perubahjan positif dalam proses belajar
23
sesuai dengan yang diharafkan. Dan untuk menilai apakah pelaksanaan pembelajaran
d. Refleksi
Reflesi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan
makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan (a)
pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan (b) ketika tindakan sedang
dilakukan, (c) setelah tindakan dilakukan, adapun kegiatan yang dilakukan pada saat
merefleksi, melakukan analisis, dan mengepaluasia atau mendiskusikan data yang harus
observasi.
Data yang telah dikumpulkan dalam observasi harus secepatnya dianalisis atau
diinterprestasikan ( diberi makna ) sehingga dapat segera diberi tindakan yang dilakukan
untuk mencapai tjuan, jika diinterprestasikan data tersebut belum mencapai tujuan yang
diharapkan maka peneliti maka peneliti dan observer melakukan langkah – langkah
perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya. Akan tetapi jika pada pelaksanaan
refleksi terhadap hal – hal dianggap baik, maka hal- hal yang baik tersebut harus terus
digali.
3. Subjek penelitian
penulis sudah tau seluk beluk SD tersebut, mengenal karakteristik siswa, dan model
24
pembelajaran yang dugunakan atau media pembelajaran yang digunakan dibandingkan di
gamabar seri di SDN Cibulan II belum dilaksanakan secara maksimal, sehingga akan
mengunakan media gamabar seri guru beserta kepala sekolah memberikan dorongan. Hal
ini para guru ingin mengetahui tentang secara dalam tentang PTK dan cara pembelajaran
diadakan di kelasa V, Karena kalau kelas eanam sedang melakukan periapan untuk
melaksanakan ujian Nasional, dan dilaksankan dikelas v untuk sebagai latihan membuat
karangan untuk ikut lomba PMBK.sehingga anak akan terus berlati menulis karangan.
a. Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian data kualitatif adalah beberapa kata –
kata tau tindakan. Kata – kata atau tindakan yang muncul pada dilaksanakan menulis
karangan dengan menerapkan media Gamabar Seri terekam de ngan cara mengamati,
wawancara, dengan sumber data. Data ini diambil dari sumber kinerja guru dan akativitas
siswa. Hasil wawancara dengan siswa dan guru, temuan hasil observasi, catatan
lapangan dan hasil tes, hasil karya siswa yaitu perupa karangan, dengan penerapan media
gambar seri.
25
b. Sumber Data
Sumber data untama dalam penelitian adalah siswa yang menjadi objek peneliti,
karena ketika menerapkan media Gambar Seri segala tindakan dan kata – kata guru
dalam penerapan media direkam diamati, diwawancara. Adapun siswa dijadikan peneliti
dan tes perbuatan (performance) yang digunakan selama penelitian masalah dalam
makalah ini dan mendiagnosa serta mengevaluasi dari model yang digunakan. Berikut
ini penjelasanya :
1. Wawancara
keyakinan dari individu atau responden. Wawancara ini dilakukan dengan cara
2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik evaluasi non tes yang biasa dilakukan
kapan saja.
“Obsevasi adalah teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu
26
Penulis menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati keadaan siswa
1 Suasana kelas
mengarang
3. Tes Perbuatan
dalam melakukan sesuatu (Rachmat dan Suhendi, 1998 : 113). Alat pengukurannya
menggunakan pedoman penilaian atau format observasi. Tes perbuatan ini digunakan
untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat menulis karangan dengan baik dengan
27
7. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis, dengan cara mengatur urutan data,
memilih milih data yang diperlukan dan data yang tidak diperlukan. Atau memake
data tersebut yang telah ditapsirkan atau data yang telah diperoleh.
Data yang telah tersusun dikaitkan dengan teori yang relavan sesuai dengan data
yang muncul.
8. Validitas Data
Untuk menetapkan keakuratan data diperoleh pada saat penerapan media gamabar
dan kepastian.
K. JADWAL PENELITIAN
pembelajaran Media Gambar Seri di kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan
tentang mengarang dengan menggunakan media gamabar seri, akan dilaksanakan pada
semester II untuk tahun pembelajaran 2008 / 2009 diawalai dengan pembeatan proposal
berdasarkan hasil observasi dilapangan yang dimulai pada awala januari 2008, adapun
28
29
L. DAFTAR PUSTAKA
Suriamiharja Agus, M.Pd, dkk (1996 / 1997). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta :
Depdikbud,
The Liang Gie (1992). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta : Liberty
30
M. LAMPIRAN – LAMPIRAN
1.LAMPIRAN
Hari / Tanggal :
I. Standar Kompetensi
bentuk karangan,
III. Indikator
2. Menyusun karangan dari gambar seri menjadi karangan yang utuh dengan
31
2. Siswa dapat menulis karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata
V. Materi
guru,kelompok yang sudah bisa mengurutkan gambar seri cepat – cepat maju
32
VI. Metode Pelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
1. Kegiatan Awal
Berdoa
Absensi
Apersepsi
2.Kegiatan Inti
seri, .
33
3. Kegiatan Akhir
1. Media
Gambar Seri
2. Sumber
a. Kurikulim KTSP
IX. Evaluasi
NIP : NIP:
34
Lampiran II
1 ANGGA KUSNADI 6
2 ALIPUDIN 5
5 DERENA ANGGRAENI 7
6 KIKI NURAENI 6
8 NINDA NOVIKA 7
9 NANDANG YULISTIO 6
10 NENGSIFA 6,5
11 NABILAH JANIAR 5
12 OJANG JIMILAH 5
15 TATANG MUHAMAD 6
16 TINI KARTINI 5
17 YAYA 6
18 EMAN 5
35
Lampiran III
Lembar Observasi
Lembar Observasi Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Pembelajaran
Mengarang Di Kelas V
1 Suasana kelas
mengarang
36
Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK AFEKTUF
Tanggal Pengamtan :
Kegiatan :Siklus
Percobaan :
Kriteria Penilaian :
Baik ( B ) : Jika siswa aktif dalam mengikuti pelajaran
Cukup (C) :Jika siswa kurang aktif dalam menulis karangan
Ketang ( K) :Jika siswa diam saja
37
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA PADA GURU
38
Lampiran 6
PEDOMAN WAWANCARA PADA SISWA
39
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS V SDN CIBULAN II
DESA CIBULAN KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA
Oleh :
MARYANI T. PERMANA
0709247
40