Professional Documents
Culture Documents
Paper
Disusun untuk memenuhi tugas Metode Numerik yang dibina oleh Bapak
Sujito, S.T., M.T.
Oleh
LILIK EMI RAHAYU
207533408593
Akar persamaan
sebagai penyelesaian
dimana xˆ adalah nilai yang sebenarnya ( nilai eksak ), x adalah nilai pendekatan
yang dihasilkan dari metode numeric, e adalah kesalahan numerik.
Kesalahan fraksional adalah prosentase antara kesalahandan nilai sebenarnya.
Pada banyak permasalahan kesalahan fraksional di atas sulit atau tidak bisa
dihitung karena nilai eksaknya tidak diketahui.Sehingga kesalahan fraksional
dihitung berdasarkan nilai pendekatan yang diperoleh:
1. Metode Biseksi
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, metode biseksi merupakan salah
satu contoh dari metode akolade. Metode biseksi juga disebut metode pembagian
interval karena membagi area antara 2 bilangan yang merupakan tebakan awal
menjadi 2 bagian, dari dua bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung akar
dan bagian yang tidak. Bagian yang tidak mengandung akar akan dibuang
selanjutnya pencarian dilakukan pada bagian yang diperkirakan mengandung
akar.Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan.
Langkah-langkah menentukan akar dengan metode biseksi
1. Menentukan dua titik nilai awal, misalnya a sebagai batas bawah dan b
sebagai batas atas. Nilai ini diperoleh dengan cara menebak. Namun harus
diusahakan range tebakan sedekat mungkin dengan perkiraan akar
persamaan.
2. Dari 2 nilai awal tersebut, tentukan nilai tengah ( c ) dengan rumus :
Sehingga akan muncul dua daerah yaitu daerah akar (x) yaitu antara c dengan
a ( a<x<c) dan antara c dengan b (c<x<b)
c
a
b Daerah akar bila f(c) < 0
5. Jika f(c) > 0 maka a = tetap menjadi batas bawah sementara c = batas atas
yang baru. Ulangi langkah 2 hingga mendapatkan nilai tengah antara a dan c ,
selanjutnya kita sebut nilai tengah ini dengan xn saja.
Jika f(c) < 0 maka c = batas bawah sementara b = tetap batas atas. Ulangi
langkah 2 hingga mendapatkan nilai tengah antara c dan b, selanjutnya kita
sebut nilai tengah ini dengan xn saja.
6. Setelah mendapatkan nilai tengah (xn) ulangi langkah 3 dan 4 sampai f(xn) =
0 atau mendekati 0 (tergantung toleransi yang diberikan). Bila f(xn) = 0 atau
mendekati 0 berarti akar persamaannya sudah ditemukan sehingga iterasi
dihentikan.
Algoritma metode biseksi
(1) Definisikan fungsi f(x) yang akan dicari akarnya.
(2) Tentukan nilai a dan b.
(3) Tentukan torelansi e dan iterasi maksimum N.
(4) Hitung f(a) dan f(b.)
(5) Jika f(a).f(b)>0 maka proses dihentikan karena tidak ada akar, bila tidak
dilanjutkan.
(6) Hitung
c
uses wincrt;
label ulang;
var
x1,x2,x3,y1,y2,y3 : real;
i : integer;
ab : char;
begin
ulang :
clrscr;
writeln('Tentukan nilai akar dari persamaan f(x)=x^3+x^2-3x-3=0 dengan
Metode Biseksi');
write( 'Masukan nilai x1 = ' );
readln( x1 );
y1 := x1 * x1 * x1 * + x1 * x1 - 3 * x1 -3;
writeln(' Nilai f(x1)= ',y1:0:4);
repeat
begin
write( 'Masukan nilai x2 = ');
readln(x2);
y2 := x2 * x2 * x2 + x2 * x2 - 3 * x2 - 3;
write(' Nilai f(x2)= ',y2:0:4);
end;
if (y1*y2)<0 then
Writeln(' Syarat Nilai Ok')
else
Writeln(' Nilai X2 Belum Sesuai');
until ( y1 * y2 ) < 0;
I :=2;
Writeln;
writeln('Penyelesaian Persamaan Dengan Metode Biseksi, Nilai x1= ',x1:0:2,' &
x2= ',x2:0:2);
writeln('--------------------------------------------------------------------------');
writeln('n x f(x) error ');
writeln('--------------------------------------------------------------------------');
repeat
begin
i :=i + 1 ; x3 := ( x1 + x2) / 2;
y3 := x3 * x3 * x3 + x3 * x3 - 3 * x3 -3;
if (i mod 10)=0 then readln;
if i<10 then
writeln(' ',i,' :: ',x3,' :: ',y3,' :: ',abs( y3 ),' ::')
else writeln(i,' :: ',x3,' :: ',y3,' :: ',abs( y3 ),' ::');
if ( y1* y3) <0 then
begin
x2 :=x3;
end else
begin
x1 := x3;
end;
end;
until abs( y3 )<1E-07;
writeln('-------------------------------------------------------------------------');
writeln('akar persamaanya = ',x3);
writeln('errornya =',abs( y3 ));
writeln('-------------------------------------------------------------------------');
write('Apakah anda ingin mengulanginya (y/t): ');
readln(ab);
if (ab='y') or (ab='Y') then
begin
goto ulang;
end
else
donewincrt;
end.
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi secara manual
Carilah penyelesaian dari persamaan nonlinear dibawah ini dengan metode
Biseksi:
f(x) = x3 + x2 - 3x - 3 = 0
Penyelesaian:
Langkah 1: Menentukan dua titik nilai f(x) awal, f(x1) dan f(x2) dan harus
memenuhi hubungan f(x1)*f(x2)<0. misalkan nilai x1 = 1 dan x2 = 2.
f(x1)= 13 + 12 - 3(1) – 3 = -4
f(x2)= 23 + 22 - 3(2) – 3 = 3
Di dapat F(x1)*f(x2)<0 maka titik penyelesaian berada di antara nilai x1 = 1 dan
x2 = 2.
Langkah 2: mencari nilai x3.
Dan f(x3)= 1.53 + 1.52 - 3(1.5) – 3 = -1.875
Langkah 3: Melakukan Iterasi dengan persamaan 2.0 pada hasil langkah 2 nilai
f(x3) hasilnya negative, dan untuk memnentukan nilai x4 harus f(xa*f(xb)<10
maka yang memenuhi syarat nilai yang digunakan yaitu x1 dan x3 karena nilai
f(x1)*f(x3)<0 maka :
Dan f(x4)= 1.753 + 1.752 - 3(1.75) – 3 = 1.71875
Iterasi selanjutnya mencari nilai x5 dan f(x5) dan begitu seterusnya sampai
didapatkan nilai error lebih kecil dari 10-7. Maka dari hasil perhitungan
didapatkan nilai x = 1.73205080 dengan nilai errornya f(x)= 1.2165401131E-08.
x3 x 1
xn+1 = xn - 3 x 1
2
2. Metode ini menjadi sulit atau lama mendapatkan penyelesaian ketika titik
pendekatannya berada di antara dua titik stasioner.
Contoh :
Selesaikan persamaan :
x . e-x + cos(2x) = 0
Bila menggunakan titik pendekatan awal x0 = 0,176281
f(x) = x . e-x + cos(2x)
f1(x) = (1-x) e-x – 2 sin (2x)
Sehingga F(x0) = 1,086282 dan F1(x0) = -0,000015
Perhatikan grafik dari fungsi ini:
Grafik y=x.e-x+cos(2x)
Contoh :
Hasil dari penyelesaian persamaan x * exp(-x) + cos(2x) = 0 pada range
[0,5] adalah sebagai berikut :
KESIMPULAN
1. Metode biseksi merupakan salah satu contoh pendekatan numerik dengan
metode akolade (Bracketing Mode). Langkah awal untuk menghitung akar
sebuah fungsi dengan metode ini adalah dengan menebak 2 nilai awal sebagai
batas bawah dan batas atas. 2 nilai tersebut harus memiliki tanda yang
berlawanan (positif dan negatif). Dari 2 nilai awal tersebut, tentukan nilai
tengah yang akan membagi daerah hasil menjadi 2 bagian. Cek masing-
masing daerah dengan aturan yang ada pada metode biseksi untuk
mengetahui daerah mana yang mengandung akar dan daerah mana yang
tidak. Langkah ini diulangi terus-menerus hingga akar yang diinginkan
ditemukan. Kelebihan dari metode ini adalah hasilnya selalu konvergen
(mendekati akar yang sebenarnya) tapi kcepatannya untuk mencapai akar
yang sebenarnya lambat karena memerlukan banyak iterasi.
4. Cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada
metode Newton-Raphson adalah dengan menggeser titik pendekatan bila titik
itu berada di titik puncak serta menggunakan metode tabel terlebih dahulu
untuk menghindari titik-titik pendekatan yang berjauhan sehingga
konvergensi bisa terjamin.