Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembangunan bangsa
secara keseluruhan, dimana pendidikan berperan dalam mengembangkan
aspek-aspek kehidupan terutama dalam masa reformasi yang serba transparan
seperti sekarang ini. Pendidikan pada dasarnya berperan dalam mencerdaskan
kehidupan bagsa yang sasarannya adalah upaya peningkatan kualitas manusia
Indonesia, baik sosial, spiritual dan intelektual serta kemampuan yang
professional. Di dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke IV, merupakan cita-
cita dari bangsa Indonesia yang salah satunya berbunyi mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, kemudian diatur
lebih lanjut dalam pasal 31 ayat (1) setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan.
Di dalam UU RI no 20 tahun 2003 Bab II pasal 3, ditetapkan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional yang lebih rinci sebagai berikut:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak
mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Untuk menjalankan fungsi dan mencapai tujuan pendidikan tersebut kita
mengenal adanya pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan
formal dan nonformal diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional
Pendidikan. Pada Pasal 1 (satu), dalam Peraturan Pemerintah ini yang
dimaksud dengan:
1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
2
isu social, model pembelajaran ini membantu siswa untuk berpartisipasi dalam
mendefinisi ulang nilai-nilai sosial. (Hamzah B. Uno : 2007)
3. Model Pembelajaran Bermain Peran
Model pembelajaran ini bertujuan untuk membantu siswa menemukan
makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan
kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep
peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku
dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain peran ini dapat memberikan
contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa
untuk: menggali perasaannya, memperoleh inspirasi dan pemahaman yang
berpegaruh terhadap sikap, nilai, dan persepsinya terhadap pemecahan
masalah. (Hamzah B. Uno : 2007)
4. Model Pembelajaran Simulasi Sosial
Model ini menganggap siswa (pelajar) sebagai suatu sistem yang dapat
mengendalikan umpan balik sendiri (self regulated feedback). Sistem tersebut
mempunyai fungsi yang sama baik manusia maupun mesin, fungsi tersebut:
menghasilkan gerakan untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan,
mendeteksi kesalahan dan memanfaatkan kesalahan untuk diarahkan kembali
kejalur yang benar. (Hamzah B. Uno : 2007)
Dalam meningkatkan partisipasi siswa untuk berbicara atau
mengeluarkan pendapat (ide) dan merespon atau menanggapi permasalahan
maka pendidik (guru) menggunakan suatu model pembelajaran yang lebih
cenderung membuat siswa berperan aktif, maka dari empat model
pembelajaran tersebut yang lebih membuat siswa berperan aktif yakni: Model
Pembelajaran Kooperatif dengan tipe STAD (Student Teams Achivement
Divisions), dimana kedua subjek berperan aktif dan siswa tidak dijadikan
objek oleh guru. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan
tipe STAD (Student Teams Achivement Divisions) dalam proses pembelajaran
diharapkan siswa berperan aktif dan guru sebagai pasilitator.
Adapun output dari model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD
(Student Teams Achivement Divisions) yakni kerja sama, kemampuan
8
Berpijak dari latar belakang dan batasan masalah di atas maka rumusan
masalah dari penulisan ini adalah, sebagai berikut:
1. Apakah dengan menerapkan model kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions) terjadi peningkatan
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat?
2. Apakah dengan penerapan model kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions) terjadi peningkatan
kemampuan siswa untuk berfikir kritis?
3. Apakah dengan penerapan metode kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions) terjadi peningkatan
kemampuan siswa dalam bekerja sama?
4. Apakah dengan penerapan metode kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions) terjadi peningkatan
kemampuan siswa dalam menilai kemampuan?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yakni:
1. Tujuan secara umum.
a. Untuk menentukan langkah-langkah dari
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions).
b. Untuk mendapatkan gambaran penerapan
model STAD dalam pembelajaran kewarganegaraan.
c. Untuk menemukan kelemahan / titik lemah
dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions).
d. Untuk mengetahui apakah penerapan model
STAD dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa.
2. Tujuan secara khusus.
a. Mengidentifikasi tingkat partisipasi siswa
pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
11
mereka.
Berpijak dari latar belakang dan teori diatas peneliti ingin melihat
implementasi dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions), yang dikembangkan oleh Slavin dkk. Yang lebih
dirumuskan atau ditekankan pada diskusi kelas.
C. Pengertian Metode Diskusi dan Langkah-langkah
Penerapan Diskusi
1. Pengeretian Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu
keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para
peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu
keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. (Yahya Nursidik: 2008 ).
Selanjutnya definisi diskusi juga di kemukakan oleh Heriyanto Chanra:
(2004) Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran
pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis
permunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh
beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk
memperoleh pemecahan permasalahannya dan untuk mencari kebenaran.
Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa diskusi merupakan suatu metode untuk pemecahan masalah dengan
cara mengusulkan beberapa solusi dengan menarik suatu kesimpulan yang
merupakan kesepakatan bersama. Yang lebih mengacu pada pendapat Yahya
Nursidik:(2008).”Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan
oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem
dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau
memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.”
2. Langkah-langkah Penerapan Metode Diskusi
Yahya Nursidik: (2008), menyebutkan langkah-langkah umum pelaksanaan
diskusi sebagai berikut ini:
Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
25
1) Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau
guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau
problem yang akan didiskusikan.
2) Guru menjelaskan tujuan diskusi.
3) Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai
materi pelajaran yang didiskusikan.
4) Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak
berbicara mengeluarkan pendapat.
5) Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas
dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan.
6) Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi
menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya.
7) Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari
pokok/problem.
8) Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang
memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah.
9) Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa.
10) Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur
pembicaraan.
Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut:
1) Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau
mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.
2) Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber
atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban
pemecahan problem yang diajukan.
3) Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh
setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.
4) Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap
pendapat yang baru dikemukakan.
26
3) Tahap penutup
a) Memberi kesempatan kelompok untuk melaporkan hasil.
b) Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.
c) Memberikan umpan balik.
d) Menyimpulkan hasil diskusi.
Peranan guru sebagai pemimpin diskusi:
Untuk mempertahankan kelangsungan, kelancaran dan efektivitas
diskusi, guru sebagai pemimpin diskusi memegang peranan menentukan.
Mainuddin, Hadisusanto dan Moedjiono, (1980:8-9) menyebutkan sejumlah
peranan yang harus dimainkan guru sebagai pemimpin diskusi, adalah berikut
ini.
a. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru, atau cara baru dalam
melihat masalah yang sedang didiskusikan.
b. Seeking information, yakni meminta fakta yang relavan atau informasi
yang otoritarif tentang topik diskusi.
c. Giving information, yakni fakta yang relavan atau menghubungkan
pokok diskusi dengan pengalaman pribadi peserta.
d. Giving opinion, yakni memberi pendapat tentang pokok yang sedang
dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk menantang konsesus atau
sikap "nrimo" kelompok.
e. Clarifying, yakni merumuskan kembali pernyataan sesorang;
memperjelas pernyataan sesorang anggota.
f. Elaborating, yakni mengembangkan pernyataan seseorang atau
memberi contoh atau penerapan.
g. Controlling, yakni menyakinkan bahwa giliran bicara merata;
menyakinkan bahwa anggota yang perlu bicara, memperoleh giliran
bicara.
h. Encouraging, yakni bersikap resetif dan responsitif terhadap
pernyataan serta buah pikiran anggota.
i. Setting Standards, yakni memberi atau meminta kelompok
menetapkan, kriteria untuk menilai urunan anggota.
28
8. Mengeneralisasi.
Tabel 3. Teknik Pengumpulan Data
No Data Sumber Instrumen
1 Data hasil observasi pada saat proses Siswa dan Observassi
pembelajaran berlangsung. guru
2 Tingkat pemahaman dan tanggapan siswa Siswa Wawancara
tentang model kooperatif tipe STAD .
3 Hasil angket untuk mengetahui tingkat Siswa Angket
keberhasilan proses pembelajaran STAD
Sumber: (data diolah)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengemukakan Pendapat
Partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun
emosianal untuk memberikan sumbangan berupa pikiran, tenaga, keahlian,
39
dan materi dalam proses pembuatan suatu keputusan. Adapun yang dimaksud
dengan partisipasi siswa merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata
dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan
mental dan emosional siswa sehingga mendorang mereka untuk memberikan
konstribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan dari
pembelajaran itu sendiri. Partisipasi dalam mengemukakan pendapat bisa
dilihat dari dua aspek yaitu bertanya dan merespon.
a) Kelas sampel XI IPS1
Berikut hasil partisipasi siswa dalam mengemukakan pendapat di kelas
XI IPS1, pada tanggal 03 juni 2010 jam pertama (07:15 wib).
Adapun langkah-langkah pelaksanaan diskusi kelas :
1) Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok.
2) Membahas tentang topik yang sama yaitu latar belakang terjadinya
konflik Israel-Palestina, sikap kita seharusnya dan solusinya.
3) Kemudian satu kelompok mempresentasikannya di depan kelas.
4) Diskusi kelas.
Kelompok I (satu) yang mempersentasikan di depan kelas. Hasil diskusi
kelompok I yang disampaikan oleh Amalia tizzany M.: “Yang melatar
belakangi konflik Israel-Palestina adalah tindakan saparatis Israel yang ingin
memperluas wilayah negaranya dengan menguasai wilayah Palestina.
Tindakan yang harus dilakukan dewan keamanan PBB mesti lebih tegas
dalam menyelesaikan masalah tersebut, mengusahakan penegakkan HAM
yang tertindah oleh Israel, ikut serta dalam perdamaian dunia. Solusinya
menurut pendapat kelompok kami yaitu melakukan embargo baik senjata dan
ekonomi terhadap negara Israel karena negara itulah yang memicu konflik
pertama”.
Kelompok yang bertanya :
1) Kelompok lima (V), Yokie rahmatugafur “Dalam konflik internasional
banyak berdampak pada negara-negara lain, seperti demo yang dilakukan
oleh bebrapa pihak. Bagaimana pengaruh dan apakah itu berupa solusi dari
konflik?”
40
5. Hasil Observasi
Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase, adapun
setiap munculnya deskriptor (penilaian “Ada”) mendapat skor 2, sedangkan
untuk penilaian “Tidak” (tidak munculnya deskriptor) mendapat skor 0, skor
yang terdapat dari masing-masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut
jumlah skor, kemudian dihitung nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut:
Persentase Nilai Rata-rata = Skor perolehan ×100
Skor maksimal
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa menurut pengamatan peneliti,
guru dan siswa terlihat dalam skala di bawah ini. Hasil observasi terhadap
guru dan siswa dianalisis menggunakan analisis persentase dan kriteria
keberhasilan tindakan. Lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa
dapat dilihat dalam tabel-tabel di bawah ini.
Observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dapat dilihat :
Tabel 4. Lembar Observasi terhadap Guru dengan Model Kooperatif tipe
STAD pada kelas XI IPS1
No Tahap Indikator Obsserver
43
Ada Tidak
1 Awal 1) Melakukan aktifitas rutin di awal tatap √
muka
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran
√
3) Melakukan apersepsi untuk menyegarkan
√
ingatan siswa
4) Memberikan motivasi kepada siswa √
5) Melakukan pre-test √
√
6) Mengembangkan pengetahuan awal
2 Inti 1) Menjelaskan metode pembelajaran tipe √
STAD
2) Membagi siswa menjadi beberapa √
kelompok
3) Membagikan tugas belajar kepada masing
√
masing kelompok
4) Mengawasi jalannya proses belajar
√
masing-masing kelompok
5) Memberikan penilaian dan penghargaan √
terhadap kelompok yang mempunyai skor
tinggi
3 Akhir 1) Memberikan post test √
2) Melakukan refleksi dan menyimpulkan √
materi
3) Melakukan aktifitas rutin pada akhir tatap √
muka
Sumber: Data Diolah
Keterangan item table :
1. Tahap awal :
1) Guru mengucapkan salam, berdo’a, melakukan absensi terhadap
siswa.
2) Memberikan gambaran tentang tujuan yang ingin dicapai dari materi
pelajaran. Seperti : “setelah kita melakukan proses belajar mengajar
ini kalian harus sudah mengetahui tentang penyebab timbulnya
sengketa internasional, tahap-tahap penyelesaian sengketa tersebut”.
44
3. Febria reza
4. Muthia nabila
5. Sonia alviolita
Kelompok V : 1. Abdo ariyanto
2. Rudi saputra
3. Yokie rahmatugafur
4. Dhani afrian yusuf
5. Sundari eka putri
Kelompok VI 1. Budi zikril Hakim
2. Sefky hervira
3. Wanda Fernando
4. Yona melida
Kelompok VII 1. Audra thanty ohana
2. Afri dona
3. Mimi siska
4. Restu sari
3) Setiap kelompok diberikan tugas, tentang : Apa latar belakang perang
Israel dengan Palestina, tindakan kita seharusnya dan langkah
penyelesaiannya.
4) Pada saat siswa mengerjakan tugas kelompoknya, guru memandu
dengan seksama. Apa yang dikerjakan siswa? Dengan cara berjalan ke
masing-masing kelompok dan memandu siswa pada saat menampilkan
atau mempersentasikan tugas kelompoknya.
5) Tidak dilakukan oleh guru.
3. Tahap akhir :
1) Tidak dilakukan oleh guru.
2) Setelah terjadi diskusi kelas guru menarik kesimpulan dari topik yang
diperdebatkan tentang konflik Israel-Palestina. “ada 3 faktor yang
melatar belakangi konflik tersebut 1. Politik, bahwa Israel ingin diakui
dikancah dunia internasional, sebab berdasarkan sejarahnya bangsa
yahudi dahulu hanya menumpang tempat tingal diwilah tersebut dan
46
20
= x 100
28
= 71,43%
Kesimpulan 71,43% hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil observasi
pengamat taraf keberhasilan kegiatan guru termasuk dalam kategori ”Baik”.
Tabel 5. Lembar Observasi terhadap Siswa dengan Model Kooperatif tipe
STAD pada kelas XI IPS1
No Tahap Indikator Obsserver
Ada Tidak
1 Awal 1) Menjawab aktifitas rutin diawal tatap √
muka
2) Memperhatikan tujuan pembelajaran yang √
disampaikan guru
√
3) Menyimak apersepsi dari guru
4) Memperhatikan motivasi yang √
disampaikan guru
5) Mengerjakan pre-test √
47
6) Memperhatikan pengembangan √
pengetahuan awal
2 Inti 1) Memperhatikan penjelasan metode √
pembelajaran tipe STAD oleh guru
2) Membentuk beberapa kelompok √
3) Mengerjakan tugas belajar kepada masing-
masing kelompok √
4) Melakukan aktifitas kerjasama kelompok √
5) Adakah kelompok yang bertanya ? √
6) Adakah kelompok yang merespon ? √
7) Kesiapan kelompok dalam menyimpulkan √
pembelajaran
8) Mengumpulkan tugas yang telah √
diselesaikan bersama
3 Akhir Mengerjakan post test √
Mendengarkan refleksi dan penyimpulan √
materi
Menjawab aktifitas rutin pada akhir tatap √
muka
Sumber: Data Diolah
Keterangan item :
1. Tahap awal :
1) Menjawab salam guru, kemudian berdo’a (asmaul huzna) dan
menjawab absensi guru.
2) Ada beberapa siswa (dari 31 orang, 21 orang siswa) masih sibuk
dengan aktivitasnya masing-masing seperti mengeluarkan buku dari
dalam tas.
3) Memperhatikan apa yang dipertanyakan oleh guru.
4) Memperhatikan apa yang dipertanyakan oleh guru.
5) Tidak dilakukan oleh siswa.
6) Memperhatikan penjelesan yang disampaikan guru.
2. Tahap Inti :
48
Skor perolehan
×100
Persentase Nilai Rata-rata = Skor maksimal
24
= x 100
34
= 70,59%
Kesimpulan 70,59% hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil observasi
pengamat taraf keberhasilan kegiatan siswa termasuk dalam kategori ”Baik”.
Tabel 6. Lembar Observasi terhadap Guru dengan Model Kooperatif tipe
STAD pada kelas XI IPS4
No Tahap Indikator Obsserver
Ada Tidak
1 Awal 1) Melakukan aktifitas rutin di awal tatap √
muka
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran
√
3) Melakukan apersepsi untuk menyegarkan
√
ingatan siswa
4) Memberikan motivasi kepada siswa √
50
5) Melakukan pre-test √
√
6) Mengembangkan pengetahuan awal
2 Inti 1) Menjelaskan metode pembelajaran tipe √
STAD
2) Membagi siswa menjadi beberapa √
kelompok
3) Membagikan tugas belajar kepada masing
√
masing kelompok
4) Mengawasi jalannya proses belajar
√
masing-masing kelompok
5) Memberikan penilaian dan penghargaan √
terhadap kelompok yang mempunyai skor
tinggi
3 Akhir 1) Memberikan post test √
2) Melakukan refleksi dan menyimpulkan √
materi
3) Melakukan aktifitas rutin pada akhir tatap √
muka
(Sumber: Data Diolah)
Keterangan item table :
1. Tahap awal :
1) Guru mengucapkan salam, berdo’a, melakukan absensi terhadap
siswa.
2) Memberikan gambaran tentang tujuan yang ingin dicapai dari
materi pelajaran. Seperti : “Setelah kita melakukan proses belajar
mengajar ini kalian harus sudah mengetahui tentang penyebab
timbulnya sengketa internasional, tahap-tahap penyelesaian
sengketa tersebut”.
3) Pada tahap ini guru mencoba mengasah serta menekankan kembali
ingatan siswa terhadap materi , dengan memberikan pertanyaan-
pertayaan kepada siswa. “Faisal. Coba anda sebutkan negara-
negara yang sedang mengalami konflik internasional sekarang?”
51
masih ada yang mau bertanya? Jika tidak ada, guru menutup
pelajaran dengan salam.
Penyelesaian :
Diketahui : item ADA = 9 x 2 = 18
: item TIDAK = 5 x 0 = 0
: skor maksimum = 14 x 2 = 28
Skor perolehan
Persentase Nilai Rata-rata = Skor maksimal ×100
18
= x 100
28
= 64,27%
Kesimpulan 64,27% hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil observasi
pengamat taraf keberhasilan kegiatan guru termasuk dalam kategori ”Baik”.
Tabel. 7 Lembar Observasi terhadap Siswa dengan Model Kooperatif tipe
STAD pada kelas XI IPS4
No Tahap Indikator Obsserver
Ada Tidak
1 Awal 1) Menjawab aktifitas rutin diawal tatap √
muka
2) Memperhatikan tujuan pembelajaran yang √
disampaikan guru
3) Menyimak apersepsi dari guru √
masing kelompok √
4) Melakukan aktifitas kerjasama kelompok √
5) Adakah kelompok yang bertanya ? √
6) Adakah kelompok yang merespon ? √
7) Kesiapan kelompok dalam menyimpulkan √
pembelajaran
8) Mengumpulkan tugas yang telah √
diselesaikan bersama
3 Akhir 1) Mengerjakan post test √
2) Mendengarkan refleksi dan penyimpulan √
materi
3) Menjawab aktifitas rutin pada akhir tatap √
muka
(Sumber: Data Diolah)
Keterangan item :
1. Tahap awal :
1) Menjawab salam guru, kemudian berdo’a (asmaul huzna) dan
menjawab absensi guru.
2) Ada beberapa siswa (dari 26 orang, 17 orang siswa) masih sibuk
dengan aktivitasnya masing-masing seperti mengeluarkan buku
dari dalam tas.
3) Memperhatikan apa yang dipertanyakan oleh guru.
4) Memperhatikan apa yang dipertanyakan oleh guru.
5) Tidak dilakukan siswa.
6) Memperhatikan penjelesan yang disampaikan guru.
3. Tahap Inti :
1) Ada beberapa siswa (dari 26 orang 14 orang) yang memperhatikan
dengan seksama yang disampaikan oleh guru tentang metode
kooperatif tipe STAD (student teams achievement divisions).
2) Siswa membentuk kelompok sesuai dengan intruksi guru.
3) Siswa mengerjakan tugas kelompoknya, dengan berdiskusi dalam
kelompok masing-masing.
55
Skor perolehan
×100
Persentase Nilai Rata-rata = Skor maksimal
56
22
= x 100
34
= 64,71%
Kesimpulan 64,71% hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil observasi
pengamat taraf keberhasilan kegiatan siswa termasuk dalam kategori ”Baik”.
6. Angket
.a Tingkat partisipasi siswa dalam hal mengemukakan pendapat
Tingkat partisipasi siswa dalam hal mengemukakan pendapat pada
proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) di SMA semen Padang
yang diambil dari dua kelas sampel yakni kelas XI IPS1 dan kelas XI IPS4,
dapat dilihat dari tabel berikut.
Pada Kelas Sampel XI IPS1
Deskripsi data berdasarkan angket yang disebarkan kepada siswa untuk
masing-masing sub variabel tersebut dapat dilihat pada bagian berikut.
Tingkat partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions) dalam hal bertanya dan merespon, di SMA semen Padang. Kelas
sampel XI IPS1. Terlihat pada tabel berikut :
Tabel. 8 skor partisipasi siswa variabel bertanya dan merespon.
N Pernyataan Alternative jawaban Ket
O S (4) RG (3) TS (2) ST(1)
F % F % F % F % N=31
1 Rasa percaya diri siswa 10 32,26 18 58,08 3 9,68 0 0,00
meningkat, siswa merasa
lebih terkontrol untuk
keberhasilan akademisnya.
2 Meningkatkan kesediaan 12 38,71 16 51,61 3 9,68 0 0,00
menggunakan ide orang lain
yang dirasakan lebih baik
3 Meningkatkan kemampuan 11 35,48 12 38,71 7 22,58 1 3,23
memandang masalah dan
situasi dari berbagai
perspektif
4 Metode kooperatif 10 32,26 17 54,84 3 9,68 1 3,23
57
% variabel =
= 80,85%
Hasil partisipasi dalam hal komunikasi dari variabel bertanya atau
merespon/mengemukakan ide dalam mata pelajaran kewarganegaraan dengan
model kooperatif tipe STAD di SMA semen Padang pada kelas XI IPS 1
adalah ‘BAIK’ dengan persentase 80,85%. Jadi tingkat partisipasi siswa :
bertanya, dan merespon/mengemukakan ide dalam mata pelajaran
kewarganegaraan di SMA semen Padang adalah BAIK.
Pada Kelas Sampel XI IPS4
Deskripsi data berdasarkan angket yang disebarkan kepada siswa untuk
masing-masing sub variabel tersebut dapat dilihat pada bagian berikut.
58
% variabel =
=
=
=
= 83,89%
Hasil partisipasi dari variabel bertanya atau merespon dalam mata
pelajaran kewarganegaraan dengan model kooperatif tipe STAD di SMA
59
anggota kelompok
3 Meningkatkan kepekaan 9 29,03 15 48,39 5 16,13 2 6,25
dan kesetiakawanan sosial
4 Memungkinkan para 11 35,48 15 48,39 5 16,13 0 0,00
siswa saling belajar
mengenai
sikap,keterampilan,infor
masi, perilaku sosial.
5 Memudahkan siswa 9 29,03 16 51,61 6 19,35 0 0,00
melakukan penyesuaian
6 Memungkinkan 10 32,26 15 48,39 6 19,35 0 0,00
terbentuk dan
berkembangnya nilai-
nilai sosial dan
komitmen
7 Menghilangkan sifat 12 38,71 17 54,84 2 6,45 0 0,00
mementingkan diri
sendiri dan egois
8 Berbagai keterampilan 13 41,94 18 58,06 0 0,00 0 0,00
sosial yang diperlukan
untuk memelihara
hubungan yang saling
membutuhkan dapat
diajar dan dipraktekkan
9 Meningkatkan rasa 18 58,06 11 35,48 2 6,45 0 0,00
saling percaya kepada
sesame kelompok
10 Pembelajaran kooperatif 7 22,58 18 58,06 3 9,68 3 9,68
menghasilkan
pencapaian belajar siswa
yang tinggi menambah
harga diri siswa dan
memperbaiki hubungan
dengan teman
sebaya,dikarenakan
system kelompok
11 Siswa yang lambat 14 45,16 13 41,94 4 12,90 0 0,00
berfikir dapat dibantu
untuk menambah ilmu
pengetahuan melalui
anggota yang lain
12 Pembentukan kelompok 10 32,26 15 48,39 5 16,13 1 3,23
kecil memudahkan guru
untuk memonitor siswa
dalam bekerja sama
∑ 140 451,6 182 587,1 4 138,7 7 22,39
3
Berdasarkan data diatas hasil partisipasi siswa variabel komitmen dalam
hal pemberian tugas, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
% variabel =
=
61
=
= 80,56%
Hasil partisipasi dalam hal kerjasama terhadap tugas yang diberikan
dalam mata pelajaran kewarganegaraan dengan model kooperatif tipe STAD
di SMA semen Padang pada kelas XI IPS1 adalah ‘BAIK’ dengan persentase
80,56%. Jadi tingkat partisipasi komitmen siswa : dalam hal kerja sama pada
mata pelajaran kewarganegaraan di SMA semen Padang adalah BAIK.
Kelas Sampel XI IPS4
Partisipasi dalam hal kerjasama dengan tugas yang diberikan kepada
masing-masing kelompok dapat dilihat dengan ketuntasan tugas, seperti
telihat pada tabel berikut:(Tugas dalam lampiran)
Tabel. 12 ketuntasan tugas.
No Kelompok keterangan
Tuntas Tidak tuntas
1 Kelompok I √
2 Kelompok II √
3 Kelompok III √
4 Kelompok IV √
5 Kelompok V √
Tingkat partisipasi berdasarkan penyebaran angket terhadap siswa,
dilihat dari persentase komitmen siswa dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) dalam hal kerja sama pada tugas di SMA semen
Padang. Kelas sampel XI IPS1. Terlihat pada tabel berikut :
Tabel . 13 skor partisipasi siswa dalam bekerja sama Pada kelas XI IPS4.
N Pernyataan Alternative jawaban Ket
O S (4) RG (3) TS (2) ST(1)
F % F % F % F % N=26
1 Dapat mengembangkan 14 53,85 5 19,23 4 15,38 3 11,54
prestasi siswa baik hasil
tes yang dibuat guru
maupun tes baku
2 Strategi kooperatif 10 38,46 13 50 3 11,54 0 0,00
memberikan
perkembangan yang
berkesan pada hubungan
62
interpersonal diantara
anggota kelompok
3 Meningkatkan kepekaan 9 34,62 16 61,54 1 3,85 0 0,00
dan kesetiakawanan sosial
4 Memungkinkan para 20 76,92 6 23,08 0 0,00 0 0,00
siswa saling belajar
mengenai
sikap,keterampilan,infor
masi, perilaku sosial.
5 Memudahkan siswa 10 38,46 13 50 3 11,54 0 0,00
melakukan penyesuaian
6 Memungkinkan 12 46,15 10 38,46 4 15,38 0 0,00
terbentuk dan
berkembangnya nilai-
nilai sosial dan
komitmen
7 Menghilangkan sifat 15 57,69 8 30,77 3 11,54 0 0,00
mementingkan diri
sendiri dan egois
8 Berbagai keterampilan 20 76,92 6 23,08 0 0,00 0 0,00
sosial yang diperlukan
untuk memelihara
hubungan yang saling
membutuhkan dapat
diajar dan dipraktekkan
9 Meningkatkan rasa 19 73,08 5 19,23 2 7,69 0 0,00
saling percaya kepada
sesame kelompok
10 Pembelajaran kooperatif 10 38,46 12 46,15 3 11,54 1 3,85
menghasilkan
pencapaian belajar siswa
yang tinggi menambah
harga diri siswa dan
memperbaiki hubungan
dengan teman
sebaya,dikarenakan
system kelompok
11 Siswa yang lambat 8 30,77 14 53,85 3 11,54 1 3,85
berfikir dapat dibantu
untuk menambah ilmu
pengetahuan melalui
anggota yang lain
12 Pembentukan kelompok 13 50 10 38,46 3 11,54 0 0,00
kecil memudahkan guru
untuk memonitor siswa
dalam bekerja sama
∑ 160 615,4 118 453,9 2 111,5 5 19,24
9
Berdasarkan data diatas hasil partisipasi siswa variabel kerja sama pada
tugas, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
% variabel =
63
=
= 84,70%
Hasil partisipasi dalam hal kerja sama kelompok siswa pada tugas dalam
mata pelajaran kewarganegaraan dengan model kooperatif tipe STAD di SMA
semen Padang pada kelas XI IPS4 adalah ‘SANGAT BAIK’ dengan
persentase 84,70%. Jadi tingkat partisipasi kerja sama siswa : pemberian tugas
dalam mata pelajaran kewarganegaraan di SMA semen Padang adalah
SANGAT BAIK.
7. Hasil Wawancara
Pertanyaan wawancara yang diajukan kepada kelompok siswa:
1. Bagaimana menurut pendapat kelompok anda tentang model
pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2. Apakah anda senang mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran
kewarganegaraan yang dilakukan dengan pendekatan kooperatif?
3. Metode pembelajaran yang seperti apa yang selama ini digunakan oleh
guru mata pelajaran kewarganegaraan?
4. Apakah anda termotivasi untuk mengikuti pembelajaran tersebut?
5. Apakah metode pembelajaran model kooperatif tipe STAD sudah
sesuai untuk mata pelajaran kewarganegaraan? Mengapa?
6. Bila dibandingkan dengan penggunaan metode lain. Apakah anda lebih
mengerti materi dengan model kooperatif tipe STAD ?.
Kelas sampel XI IPS1 :
Kelompok tiga (III), Gita yulinda :
1. Sangat menyenangkan karena dengan adanya diskusi-
diskusi/kelompok bisa menambah wawasan kita, bertukar pikiran
dengan teman kelompok serta melatih kita untuk berani berbicara dan
mengeluarkan ide-ide di forum diskusi.
2. Senang,
64
Berdasarkan kutipan di atas jelas bahwa guru atau pendidik dituntut untuk
mampu membuat siswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar, dan
keberhasilan guru dalam mengaktifkan siswa menjadi tolak ukur dari keberhasil
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Adapun persentase hasil observasi dari proses belajar mengajar yang
dilakukan terhadap guru dan siswa di SMA semen Padang, tanggal 03 mei 2010
adalah sebagai berikut : Pada kelas XI IPS1 71,43% yang menjadi objek observer
adalah guru, hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil observasi pengamat taraf
keberhasilan kegiatan guru termasuk dalam kategori ”Baik”, 70,59% yang
menjadi objek observer adalah siswa hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil
observasi pengamat taraf keberhasilan kegiatan siswa termasuk dalam kategori
”Baik”. Pada kelas XI IPS4 64,27% yang menjadi objek observer adalah guru,
hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil observasi pengamat taraf keberhasilan
kegiatan guru termasuk dalam kategori ”Baik”, 64,71% yang menjadi objek
observer adalah siswa hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil observasi
pengamat taraf keberhasilan kegiatan siswa termasuk dalam kategori ”Baik”
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan
guru dan siswa dalam proses belajar mengajar dengan menciptakan pembelajaran
aktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digolongkan
dengan kategori BAIK.
2) Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Hal Komunikasi
George Terry dalam Winardi (2002:149) menyatakan bahwa partisipasi
adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk
memberikan sumbangan-sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama
mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan
melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut.
Berdasarkan analisis data tentang varibel partisipasi diukur dari dua
indikator yakni a). Tingkat partisipas dalam hal komunikasi siswa dengan variabel
bertanya dan merespon /mengemukakan ide. b). Tingkat partisipasi dalam hal
komitmen dengan variabel pemberian tugas. Yang diambil dari dua kelas
sampel yakni kelas XI IPS1 dan XI IPS4, dengan hasil sebagai berikut :
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian, berdasarkan hasil analisis terhadap berbagai data
yang telah diolah dan temuan selama penelitian maka dapat disimpulkan bahwa
Pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe STAD pada mata
70
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1997) Manajemen Penelitian.Jakarta: Bumi Angkasa
…………………… (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasianal (2003) Kurikulum 2004. SMA, Pedoman
Khusus Pengembangan Silabus dan Penelian: Mata Pelajaran PKN.
Jakarta.
Fajar, Arini. (2005). Potopolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Firmansyah, Saca . (2008). Partisipasi Masyarakat: www. Saca Firmansyah.com
Hayati, Nor. (2001). Analisis Faktor-faktor yang Menyebabkan Kurangnya
Partisipasi Mahasiswa Malaysia dalam Kegiatan Kokurikuler dan
Ekstrakurikuler di Universitas Negeri Semarang. UNNES: Skripsi.
Mulyasa, E. (2003). Kurikilulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nursidik, Yahya. (2008). Metode Diskusi Pembelajaran: www. Yahya
Nursidik.com
Sastropoetro, Santoso. (1989). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin
dalam Pembangunan Nasional. Alumni. Bandung.
Slavin, E. Robert (2010) Cooperatife Learning. Bandung: Nusa Media
Sudjana, Nana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi (bagi para peneliti).
Bandung:Tarsito.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D.
Uno, Hamzah. B. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Winardi, (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajeman. Jakarta: PT.
Grafindo Persada.
Winkel, (1989) dalam Faqih Gufron (2010). Penerapan Model Student Teams-
Achievement Division (STAD) Sebagai Upaya Peningkatan Motivasi
dan Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Manajemen Perkantoran
72