You are on page 1of 5

MENGENAL JENIS TANAH

GOALTER ZOKO
Di seluruh permukaan bumi terdapat aneka macam tanah, mulai dari yang paling
gersang sampai yang paling subur, berwarna putih, merah, coklat, kelabu, hitam,
dengan berbagai ragam sifatnya. Untuk mempermudah mengenal masing-masing
jenis tanah serta kemampuannya dalam usaha mempelajari dan menggunakan
tanah, perlu masing-masing jenis tanah diberi nama.
Pemberian nama atau istilah suatu jenis tanah dengan sendirinya berarti pula
mengenal sifat kemampuan jenis tanah tersebut, sehingga memudahkan dalam
memperbandingkan jenis tanah yang satu dengan jenis tanah yang lain. Di dunia
berdasarkan klasifikasi FAO terdapat 12 jenis ordo tanah, yang juga sering
dikenal jadi jenis tanah. Jenis-jenis tanah di Indonesia pertama kali disusun
dalam klasifikasi oleh Mohr. Kemudian Dudal dan Soepraptohardjo menyususn
klasifikasi tanah berdasarkan sistem USDA tahun 1938. Dua belas jenis tanah
yang ada di dunia dapat digambarkan berdasarkan profil tanah (bukaan lapisan
tanah).
1.Entisols
2.Inceptisols
3.Alfisols
4.Ultisols
5.Mollisols
6.Vertisols
7.Spodosols
8.Oxisols
9.Aridisols
10.Andisols
11.Histosols
12.Gelisols

Entisols
Merupakan jenis tanah yang paling muda,
biasanya berasal dari abu vulkan dan endapan
sedimen. Di Indonesia tanah ini banyak
terdapat di sekitar daerah gunung berapi,
biasanya ditandai dengan dominasi pasir.
Warnanya dominan kelabu dan biasanya lapis
olahnya dangkal dan kadang sudah bertemu
batuan di bawahnya. Keunggulan jenis tanah
ini secara fisik adalah memiliki drainase dan
aerasi yang baik. Kelemahan tanah ini adalah
miskin bahan organik dan juga hara tanah
khususnya nitrogen. Pengelolaan untuk jenis
tanah ini sebaiknya perlu memperkaya bahan
organiknya untuk memperbaiki struktur tanah
yang porous dan juga sebagai sumber hara N.
Disamping itu juga meminimalkan kehilangan
hara karena sifat porous tanah ini.

Inceptisols
Tanah ini sudah lebih berkembang dibandingkan
dengan Entisols.Tanah Inceptisols menyebar
paling luas dibandingkan jenis tanah lainnya,
yaitu sekitar 70,5 juta ha atau sekitar 37,5% dari
luas daratan Indonesia. Tanah ini dapat dijumpai
terutama di pulau-pulau besar seperti: Sumatera,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Yang
perlu diperhatikan pada tanah ini adalah miskin
K dan biasanya pH tanah sangat masam-agak
masam. Pengelolaan untuk tanah ini lebih pada
memperkaya K dan menetralkan pH tanah.

Alfisols
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna
coklat hingga merah, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut,
konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan
basa tinggi, daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal
dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis bersifat basa. Penyebaran di
daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi Karst dan lereng vulkan
ketinggian di bawah 400 m. Kendala tanah ini adalah miskin N, P dan bahan
organik, sehingga pengelolaannya lebih diarahkan pada memperkaya N, P dan
bahan organik.

Ultisols
Tanah ini sering dikenal dengan PMK (Podsolik
Merah Kuning). Memiliki lapisan akumulasi
lempung. Tanah mineral telah berkembang, solum
(kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga
berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat,
bersifat agak asam (pH kurang dari 5.5),
kesuburan rendah hingga sedang, kejenuhan basa
rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan
pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar
di daerah beriklim basah tanpa bulan kering,
curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun. Kendala
tanah ini adalah selain bersifat masam juga miskin
hara. Pengelolaan lebih diarahkan untuk
meningkatkan pH tanah dan pemupukan K dan P.

Mollisols
Tanah ini berkembang pada vegetasi padang rumput atau lereng gunung,
memiliki solum tanah yang dangkal. Bahan induk tanah ini berasal dari batuan
kapur, sehingga kebanyakan ditemukan di daerah karst (berkapur). Keunggulan
tanah ini adalah kaya bahan organik, struktur remah dan aerasi yang baik. Bisa
dikatakan inilah tanah yang ideal, karena secara fisik dan kimia baik.Kendala
pada tanah ini adalah topografi yang berbukit serta solum yang dangkal.
Sehingga jika akan digunakan sebagai lahan budidaya sangat riskan terjadinya
erosi. Kalaupun untuk budidaya tanaman lebih diarahkan sebagai tanaman
tumpang sari dengan tanaman hutan rakyat (agroforestry). Biasanya pada tanah
ini lebih diarahkan untuk hutan konservasi atau padang rumput.

Vertisols
Tanah ini termasuk jenis yang unik diantara tanah mineral yang berkembang dari
batuan kapur. Keberadaan mineral montmorilonit menyebabkan tanah ini mampu
mengembang dan mengkerut. Pada musim penghujan akan mengembang,
sementara pada musim kemarau tanah akan kering dan retak-retak. Kaya akan
lempung, relatif memiliki pH netral sampai alkalin. Kendala dalam budidaya
tanaman adalah sifat kembang kerut tanaman ini menyebabkan kerusakan pada
perakaran tanaman (putus), selain miskin P, karena terikat mineral liat dan
kandungan Ca yang tinggi. Jika akan digunakan untuk budidaya tanaman sangat
perlu dipertimbangkan keberadaan irigasi.

Spodosols
Tanah ini mungkin termasuk salah satu tanah yang kurang baik untuk budidaya
tanaman pertanian. Tingginya kandungan pasir kuarsa menyebabkan tanah ini
relatif masam dan miskin hara. Selain itu juga adanya lapisan padas (akumulasi
besi, aluminium dan bahan organik) menjadi kendala bagi perakaran tanaman
yang sulit untuk menembusnya. Jika akan dikembangkan untuk budidaya
pertanian, maka diperlukan tanaman yang memiliki perakaran dalam dan kuat
menembus lapisan padas, disamping itu juga memerlukan input hara yang cukup
tinggi. Lebih disarankan sebagai hutan konservasi.

Oxisols
Banyak ditemukan di hutan hujan tropis, merupakan tanah khas tropis dan
termasuk yang sudah tua. Sering dikenal sebagai tanah laterit, mengalami
pelapukan lanjut, warna merah dan kekuningan. Termasuk tanah yang kurang
subur karena didominasi oksida-oksida besi dan aluminum serta tingginya
pelindian pada tanah ini sehingga miskin hara disamping kapasitas tukar kation
rendah. Defisiensi P sangat tinggi karena terjadi fiksasi oleh mineral liat serta
kemasaman tanah. Untuk budidaya sangat cocok untuk tanaman karet dan
kelapa. Jika akan dibudidayakan perlu usaha untuk menetralkan pH tanah,
penambahan bahan organik serta pemupukan P.

Aridisols
Jenis ini hanya ditemukan di daerah yang memiliki iklim kering yang tegas,
kondisi tanah lebih banyak kekurangan air, sangat rendah kandungan bahan
organik, serta mengarah pada akumulasi garam pada permukaan. Termasuk
tanah yang tidak subur, hanya tanaman yang toleran kekeringan dan kadar
garam tinggi yang bisa bertahan pada jenis tanah ini.

Andisols
Jenis tanah mineral yang telah mengalami
perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak
coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik
tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah,
konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak
(smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam,
kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang,
kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka
terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu
atau tuf vulkanik. Termasuk tanah yang subur,biasanya
dimanfaatkan untuk persawahan terutama di pulau
Jawa. Sementara untuk tanaman lain seperti teh, tembakau, kopi, jagung dan
buah-buahan. Kendala pada tanah ini adalah terikatnya P pada mineral tanah
sehingga tidak tersedia. Pemupukan P sangat diperlukan pada tanah ini lewat
daun sehingga tidak terikat mineral liat tanah.

Histosols
Dikenal sebagai tanah organik (gambut), karena hampir 80% merupakan lapisan
seresah tanaman. Kendala pada tanah ini adalah kemasaman yang ekstrim,
kelarutan Al dan Fe yang tinggi serta keberadaan pirit. Pengelolaan pada tanah
ini lebih diarahkan bagaimana memanfaatkan gambut yang dangkal dan bukan
yang dalam. Juga pengolahan tanah yang mempertimbangkan kedalaman pirit,
kesalahan dalam pengolahan tanah bisa berakibat munculnya kemasaman
ekstrim akibat oksidasi pirit. Serta upaya untuk menetralisir kemasaman tanah
untuk menciptakan suasana ketersediaan hara.
Gelisols
Jenis tanah ini hanya terdapat pada daerah yang memiliki iklim dingin (tundra).
Kendala pada tanah ini adalah kekurangan hara K dan Ca karena hilang akibat
kondisi temperatur yang sangat dingin. Budidaya diarahkan pada tanaman
toleran suhu rendah.

You might also like