You are on page 1of 11

APA SAJA PELANGGARAN YANG TERJADI PADA

PELAKSANAAN PANCASILA SILA KE-EMPAT DI


INDONESIA INI?

DISUSUN OLEH:
Sonny Lawijaya Lestari Natanael
Sonny Putrawan Priscilla Marizca
Stefany Puspasari Gabriella
Susan Aryani Jonatahan
Edwardus Martin Melatiah
Raymond Hutama Maria Jessica
Willy Setiawan Oktarina

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA TRISAKTI

Jl. IKPN Tanah Kusir Bintaro - Jakarta Selatan 12330

TAHUN AJARAN 2010/2011


Kata Pengantar

Rasa syukur yang dalam kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas karunia dan rahmatnya karena kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat

pada waktunya.

Dalam makalah ini, kami membahas permasalahan seputar pelaksanaan

mengenai “sila ke-4 : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Karim selaku dosen mata

kuliah kewarganegaraan yang telah memberikan tugas dan arahan dalam

penyelesaian makalah ini. Rasa terima kasih juga kami tujukan kepada teman-

teman kelompok yang telah bekarja sama dalam penyelesaian makalah ini.

Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam isi makalah ini dan

apabila ada kekurangan kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari saudara/I

sekalian.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 23 Agustus 2010


BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan dimana terdapat banyak sekali

pulau yang tersebar diseluruh wilayah dari Sabang hingga Merauke, oleh

sebab itulah Indonesia disebut sebagai Negara multikultural dikarenakan

keanekaragaman kebudayaannya, dimana Indonesia memiliki banyak sekali

suku, ras, serta budaya yang memiliki kekhasan masing-masing. Untungnya

Indonesia memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang digunakan utuk

pemersatukan Bangsa Indonesia. Selain pemersatu bangsa, dasar negara juga

merupakan poin yang penting, oleh sebab itu dibuatlah Pancasila, yang

digunakan sebagai dasar negara serta ideologi bangsa kita.

Pada dasarnya Pancasila bukan hanya diguakan sebagai dasar negara dan

juga ideologi bangsa, tetapi juga digunakan sebagai tolak ukur bagi kita dalam

berpikir, bertindak, dan berperilaku. Namun dalam pelaksanaan dan

pengaplikasian Pancasila dalam kehidupan sehari-hari banyak masih sering

terjadi pelanggaran-pelanggaran yang tidak sesuai dengan sila-sila yang

terdapat dalam Pancasila tersebut.

Pada umumnya pengaplikasian Pancasila sila ke-empat yang berbunyi

“Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan” , memiliki maksud pemerintahan yang

berdasar pada dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Namun pada kenyataan
seringkali baik pemerintah dan warga negara tidak menjalankan sila tersebut

seperti yang seharusnya.

1. 2 Tujuan dan penelitian

Kami melakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam

tentang Pancasila, khususnya sila ke 4, baik itu pelaksanaannya, dan juga

pelanggaran-pelanggarannya. Dan manfaat dari penelitian tersebut adalah

untuk mengetahui pelanggaran apa saja yang pernah terjadi sehingga dapat

dijadikan pelajarasn serta diperbaiki dimasa mendatang.

1. 3 Metode Penelitian

Metode yang kami gunakan dalam memperoleh informasi adalah dengan

menggunakan metode studi kepustakan.


BAB II

PERMASALAHAN

Berdasarkan sila ke-empat, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyahwaratan dan Perwakilan, kami mengambil

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Pancasila sila ke-empat yang dilakukan dan

yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia di Indonesia?

2. Siapakah yang harus ikut melaksanakan Pancasila sila ke-empat?

3. Mengapa Pancasila sila ke-empat, penting dan perlu diterapkan pada

kehidupan sehari-hari?

4. Apa yang harus dilakukan oleh warga negara untuk menunjang

Pancasila sila-empat?

5. Apa saja pelanggaran yang terjadi pada pelaksanaan Pancasila sila ke-

empat di Indonesia ini?

Berdasarkan dari rumusan masalah yang kami buat diatas, kami

mengangat permasalah “Apa pelanggaran yang terjadi pada pelaksanaan Pancasila

sila ke-empat di Indonesia ini?”


BAB III

LANDASAN TEORI

Pancasila yang digunakan sebagai dasar negara dan ideologi negara.

Dimana Pancasila juga digunakan sebagai tolak ukur dalam berpikir dan

bertingkah laku. Secara khusus kita akan membahas sila ke-empat, yaitu

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan, yang mengandung arti atau makna penerimaan dari rakyat oleh

rakyat, untuk rakyat dengan cara musyawarah dan mufakat melalui lembaga-

lembaga perwakilan. Dimana sila ke-empat memiliki nilai-nilai demokrasi sebagai

berikut:

1. Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat,

berarti Indonesia menganut demokrasi.

2. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat

dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa,

kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan

bertanggung jawab, serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati

nurani.

3. Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau

memutuskan suatu hal, berdasarkan kehendak rakyat, dan melalui

musyawarah untuk mufakat.


4. Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya

rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain

dilakukan melalui badan perwakilan rakyat.

5. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik

terhadap masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan

yang Maha Esa.

6. Menjujung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.

7. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup

bersama.

8. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama,

karena perbedaan adalah merupakan suatu bawaan kodrat manusia.

9. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap

individu, kelompok, ras, suku maupun agama.

10. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama

kemanusiaan yang beradab.


BAB IV

PELAKSANAAN

4. 1 PELAKSANAAN SILA KE-EMPAT DALAM

MASYARAKAT

Pada hakekatnya sila ke empat ini didasari oleh sila Ketuhanan yang

Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Persatuan Indonesia, dan

mendasari serta menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Hal ini mengimplikasikan bahwa hak demokrasi harus selalu diiringi dengan

sebuah kesadaran bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Besar

menurut keyakinan beragama masing-masing, dan menghormati nilai-nilai

kemanusiaan ke atas harkat dan martabat manusia, serta memperhatikan

penguatan dan pelestarian kesatuan nasional menuju keadilan sosial. Berikut

adalah pelaksanaan sila ke-empat dalam kehidupan masyarakat:

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia

mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan.

4. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai

sebagai hasil musyawarah.


5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

6. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara

moral kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia, nilai-nilai kebenaran, dan keadilan, mengutamakan

persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

4. 2 PELANGGARAN YANG TERDAPAT PADA SILA KE-

EMPAT

Sesungguhnya pelaksaanan Pancasial sila ke-empat belum dilaksanakan

secara maksilmal di Indonesia ini. Masih banyak pelanggran-pelanggaran yang

terjadi yang berhubungan dengan sila ke-empat, seperti:

1. Demonstrasi atau ujuk rasa yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak

yang berwajib, sesugguhnya demonstrasi adalah hal yang sah dan juga

hak kita sebagai warga negara untu dapat menyampaikan aspirasi kita.

Namun bila itu dilakukan sesuai dengan perosedur yang telah ditentukan

dan tertulis dalam UU no. 9 tahun 1998, dimana sebelum melakukan

tindak demonstrasai kita harus melapor terlebih dahulu kepada pihak

yang berwajib dan memberikan laporan yang secara detail tentang

demonstasi yang akan dilakukan, sehingga tidak terjadi kerusuhan.

2. Banyaknya orang yang tidak menerima dan menghargai pendapat orang

lain, seperti yang terjadi pada saat sidang panipurna (2/3/2010),

banyaknya anggota DPR yang tidak setuju dengan pernyataan dari


anggota Fraksi Partai Golkar yang juga motor hak angket Century di

DPR, Bambang Soesatyo. Ada juga yang seorang anggota DPR yang

membanting botol minuman karena tidak setuju dengam keputusan

Ketua DPR Marsuki Alie. Sehingga terjadi kericuhan serta baku hantam

pada rapat tersebut.

3. Terdapat kecurangan dalam penarikan suara PEMILU, seperti lembar

pemilu yang telah dicontreng, kotak pemilu yang tidak disegel, adanya

penyuapan serta pemerasan dalam pada penentuan suara.

Dan masih banyak lagi pelanggaran yang dilakukan baik oleh

pemerintahan ataupun oleh warga negara Indonesia, yang disebabkan

kurangnya rasa soliditas dan persatuan hingga sikap gotong royong, sehingga

sebagian kecil masyarakat terutama yang berada di perkotaan justru lebih

mengutamakan kelompoknya, golongannya bahkan negara lain dibandingkan

kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakat

perlu saling berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu bahu membahu

membawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis multidimensi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 KESIMPULAN

Masih banyak pelanggran yang dilakukan oleh warga negara dan juga

pemerintah yang tidak sesuai dengan Pancasila sila ke-empat. Sepertin

demonstrasi yang sesuai dengan aturan, tidak menghargai dan menerima

pendapat orang lain, kecurangan dalam PEMILU dan masih banyak lagi. Dan

banyaknya pelanggaran yang terjadi diakibatkan kurangnya rasa soliditas dan

persatuan hingga sikap gotong royong, sehingga sebagian kecil masyarakat

terutama yang berada di perkotaan justru lebih mengutamakan kelompoknya,

golongannya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya.

5. 2 SARAN

Sebaiknya setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk

dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan

dan krisis multidimensi. Selain itu juga diberikan arahan dan sanksi yang tegas

kepada masyarakat yang melanggar, agar masyarakat tersebut dapat lebih

menaati dan menghormati dasar negara dan ideologi bangsa kita, Indonesia.

You might also like