You are on page 1of 7

DIAGRAM

PENJELASAN:
Diagram Tebar
Diagram tebar adalah diagram yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi
(hubungan) atau tidak antara 2 variabel. Diagram tebar bisa juga digunakan untuk mengetahui
apakah suatu penyebab yang diduga mempengaruhi atau tidak terhadap akibat (masalah) yang
sedang dihadapi.
Pareto Diagram
Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia, bernama
"Vilvredo Pareto", pada tahun 1897 dan kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran dalam bidang
pengendalian mutu. Alat bantu ini biasa digunakan untuk menganalisa suatu fenomena, agar
dapat diketahui hal-hal yang prioritas dari fenomena tersebut. Maka istilah PARETO biasanya
identik dengan PRIORITY.
Pada suatu diagram Pareto akan dapat diketahui, suatu faktor merupakan faktor yang paling
prioritas dibandingkan faktor-faktor (minimal 4 faktor) lainnya, karena faktor tersebut berada
pada urutan terdepan, terbanyak atau pun tertinggi pada deretan sejumlah faktor yang dianalisa.
Melalui dua diagram Pareto yang diperbandingkan, akan dapat dilihat perubahan
seluruh/sebagian faktor-faktor yang sedang diteliti, pada kondisi yang berbeda.
Diagram Pareto juga biasa digunakan untuk dapat menentukan"pangkal persoalan", berdasarkan
analisa yang massif, dengan mempertimbangkan beberapa sudut pandang. Misalnya : Ada 4
persoalan yang dihadapi, yaitu A, B, C, D. Bila ditinjau dari frekuensi kejadian, ternyata
persoalan C yang paling sering terjadi, tetapi bila ditinjau dari akibatnya secara finansial,
ternyata persoalan A yang paling merugikan bila tidak segera diatasi, tetapi bila dilihat dari segi
enerji yang terbuang, mungkin malah persoalan B yang paling menonjol. Berdasarkan tinjauan-
tinjauan inilah, kemudian dapat disimpulkan, manakah dari ke-empat faktor itu, yang akan
menjadi prioritas persoalan untuk ditindaklanjuti ?

Histogram
Dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan
untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai
tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Meski sekelompok
data memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau
ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurang
bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil
produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spect yang telah ditetapkan.
Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil produksi, perlu
dilakukan pengolahan data yang akurat terlebih dulu, dimulai dari pengumpulan data, tidak
kurang dari 50 sampel, yaitu jumlah yang dianggap dapat memenuhi populasi yang akan diamati.

Pengolahan data pada Histogram menjadi sangat penting, terutama dalam menentu-kan besaran
nilai tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas data yang akan menggambarkan
penyebaran data yang tercipta.
Melalui gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal sebagai berikut :
a. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk simetri,
maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam
proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
b. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi adalah ketidak-tepatan dalam
pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas.
c. Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat dikatakan bahwa ada bagian
dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran data
ternyata berada di dalam batas-batas spesifikasi, maka hasil produk sudah memenuhi spesifikasi
mutu yang ditetapkan.
Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau pengembangan produk baru,
penggunaan alat atau teknologi produksi yang baru, memprediksi kondisi pengendalian proses,
hasil penjualan, manajemen lingkungan dan lain sebagainya.
Scatter Diagram
Alat bantu ini sangat berguna untuk mendeteksi korelasi (hubungan) antara dua variable (faktor),
sekaligus juga memperlihatkan tingkat hubungan tersebut (kuat atau lemah).
Pada pemanfaatannya, scatter diagram membutuhkan data berpasangan sebagai bahan baku
analisisnya, yaitu sekumpulan nilai x sebagai faktor yang independen berpasangan dengan
sekumpulan nilai y sebagai faktor dependen. Artinya, bahwa setiap nilai x yang didapatkan
memberi dampak pada nilai y. Contohnya : Diperoleh data bahwa ada hubungan antara
banyaknya komplain (x) dengan jumlah retur barang (y) : x = 5 eks y = 50 eks.
x = 10 y = 120 eks.
x = 12 y = 150 eks. dst.
Melalui penggambaran data tersebut dalam scatter diagram, akan dapat dilakukan analisa lebih
lanjut, sejauhmana antara faktor x dan y memiliki korelasi, yang dalam hal ini direpresentasikan
sebagai nilai r (rho), yaitu nilai yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan antar faktor
tersebut. Dikatakan kedua faktor itu berhubungan sangat erat bila nilai rho mendekati angka + 1.
Di samping itu, juga akan dapat disimpulkan kecenderungan arah korelasi tersebut (positif atau
negatif).
Korelasi memiliki kecenderungan positif bila setiap pertambahan faktor x menyebab-kan
pertambahan faktor y, sebaliknya kecenderungan negatif bila setiap pertam- bahan menyebabkan
pengurangan faktor y.
Control Chart
Ini adalah sebuah alat bantu berupa grafik yang akan menggambarkan stabilitas suatu proses
kerja. Melalui gambaran tersebut akan dapat dideteksi apakah proses tersebut berjalan baik
(stabil) atau tidak ? Merupakan grafik garis dengan pencantuman batas maksimum dan minimum
yang merupakan batas daerah pengendalian. Peta kendali juga bisa dipergunakan untuk
mengukur apakah proses (kegiatan produksi) dalam keadaan terkendali atau tidak. Proses
dikatakan dalam keadaan terkendali jika unit yang diukur berada dalam batas-batas kendali.
Pada peta kendali bisa diketahui adanya penyimpangan tetapi tidak terlihat penyebab
penyimpangan tersebut. Peta kendali hanya menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu.
Alat bantu ini pertama kali diperkenalkan oleh W.A. Shewhart di Laboratorium Bell Telephone.
Karakteristik pokok pada alat bantu ini adalah adanya sepasang batas kendali (Upper dan Lower
Limit), sehingga dari data yang dikumpulkan akan dapat terdeteksi kecenderungan kondisi
proses yang sesungguhnya. Pada dasarnya alat bantu ini adalah berupa rekaman data suatu proses
yang sudah berjalan. Bila data yang terkumpul sebagian besar berada dalam batas pengendalian,
maka dapat disimpulkan bahwa proses berjalan dalam kondisi stabil. Tetapi sebaliknya, bila
sebagian besar data menunjukkan deviasi di luar batas kendali, maka bisa dikatakan proses
berjalan tidak normal, yang bisa berdampak pada penurunan Mutu produk.
Mutu produk yang diciptakan melalui suatu proses panjang, sesungguhnya tidak pernah bisa
terlepas dari variasi, yang dalam hal ini bisa dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu : (1) "Chance
Cause", yaitu variasi yang timbul secara tidak terduga dan sukar dikendalikan, dan (2)
"Assignable Cause", yaitu variasi yang bisa diperkirakan penyebabnya dan memungkinkan untuk
dilakukan pencegahan.
Control Chart sangat bermanfaat untuk memonitor proses operasional atau produksi agar bila
terjadi suatu penyimpangan dapat segera ditindaklanjuti. Menggunakan alat bantu ini secara
kontinyu, akan bisa mencegah persoalan mutu yang berlarut-larut dan cacat produk yang
berlebihan.
Graphs (Block diagram, Pie Chart, Sun Chart etc.)
Grafik biasa digunakan sebagai alat bantu untuk menerangkan suatu kondisi, menggambarkan
trend, memprediksi situasi secara lebih jelas, melalui sejumlah data yang digambarkan, baik
dalam bentuk balok (block), lingkaran (Pie Chart), garis (Line chart) dan lain sebagainya.
Penggambaran grafik yang tepat akan memberikan kemudahan dalam membaca data yang
ditampilkan, sehingga memungkinkan untuk penelitian atau analisa lebih lanjut.

Ishikawa Diagram
Ini adalah satu-satunya alat bantu yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data
kualitatif dalam penyajiannya.
Alat bantu ini menggambarkan tentang suatu kondisi "penyimpangan mutu" yang dipengaruhi
oleh bermacam-macam penyebab yang saling berhubungan.
Berbeda dengan alat-alat bantu lainnya, karena penggunaannya akan lebih efektif bila dilakukan
dalam kelompok. Sehingga alat bantu ini seringkali identik dengan kegiatan kelompok. Di
samping itu, manfaat optimum diperoleh bila Ishikawa Diagram mampu menampilkan akar-akar
penyebab yang sesungguhnya dari suatu penyimpangan (ketidakbermutuan).

CONTOH-CONTOH DIAGRAM:
1. Check sheet
Check sheet merupakan lembar pemeriksaan untuk memudahkan dan menyederhanakan
pencatatan data. Contoh :
2. Histogram
Histogram menggambarkan bentuk distribusi karakteristik mutu yang dihasilkan oleh data yang
dikumpulkan melalui check sheet. Contoh :

3. Diagram pareto
Diagram ini menggambarkan unsur karakteristik mutu yang paling dominan dari unsur-unsur
lainnya. Contoh:

4. Diagram sebab akibat (fish bone diagram)


Fishbone diagram digunakan untuk mencari semua penyebab dari suatu permasalahan
berdasarkan komponen-komponen yang terkait pada sistem kerja tersebut.
Contoh :

5. Stratifikasi
Tool ini mengelompokkan sekumpulan data yang mempunyai karakteristik sama. Contoh:

6. Diagram tebar
Scatered diagram digunakan untuk menentukan korelasi antara penyebab dan akibat yang timbul
dari suatu permasalahan. Contoh :

7. Grafik dan peta kendali


Tool ini digunakan untuk menetapkan batas-batas tindakan pengambilan keputusan dalam
pengendalian mutu secara statistik. Contoh:

PENEMUAN BARU MENGENAI 7 TOOLS dibandingkan dengan yang diatas


7 new tools
7 new tools atau 7 new QC tools mempunyai kegunaan yang serupa dengan 7 tools. Namun 7
new tools ini lebih banyak digunakan pada level manajerial. Yang termasuk 7 new tools adalah:
1. Diagram hubungan
Relation diagram dapat memberikan penjelasan pada hubungan kausal yang saling menjalis
(intertwined causal relationship) pada permasalahan yang kompleks untuk memperoleh solusi
yang sesuai. Diagram ini sebenarnya hampir mirip seperti influence diagram. Contoh dari
diagram ini dapat dilihat seperti berikut.

2. Diagram afinitas
Affinity diagram memberikan penjelasan permasalahan yang penting, tetapi belum
terungkapkan, yaitu dengan mengumpulkan data verbal dari situasi yang tidak teratur dan
membingungkan kemudian menganalisis data tersebut dengan afinitas mutual. Alat ini
merupakan bagian dari group method approach.

3. Diagram sistematis
Systematic diagram adalah suatu metode untuk mencari cara yang paling sesuai dan efektif untuk
mencapai tujuan yang ada. Dalam sumber yang lain diagram ini juga sering disebut dengan tree
diagram. Contoh dari alat ini adalah sebagai berikut :

4. Diagram matriks
Matrix diagram memberikan penjelasan pada titik permasalahan melalui pemikiran
multidimensional. Alat ini biasa digunakan dlam perancangan sebuah produk. Contoh dari
diagram matrik seperti berikut.

5. Metode matriks data analisis


Matrix data analysis ini mengatur data dan menampilkannya dalam sebuah diagram matriks,
sehingga data dengan jumlah besar dapat divisualisasikan dan dipahami dengan mudah.

6. Metode PDPC
Process decision program chart method dapat membantu dalam menentukan proses yang akan
digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan mengevaluasi kemajuan dari
peristiwa dan variasi hasil yang mungkin.

7. Metode diagram panah


Arrow diagram method digunakan untuk menyusun rencana harian yang paling sesuai dan
memonitor perkembangannya secara efisien. Alat ini sering digunakan dalam manajemen proyek
untuk menentukan jalur kritis.

Setelah melihat ketujuh tools di atas yang merupakan 7 perangkat awal dan 7 perangkat baru
maka kita dapat melihat perbedaan keduanya. 7 tools merupakan suatu alat yang mengumpulkan
data terlebih dahulu baru menjelaskan permasalahan apa yang terjadi atau lebih dikenal dengan
pendekatan analitis (analytical aproach). Sementara, 7 new tools mendefinisikan masalah
sebelum mengumpulkan semua data terlebih dahulu. Beberapa keuntungan menggunakan new 7
tools antara lain:
1. Mengorganisir data-data yang bersifat verbal (bersifat kualitatif)
2. Mengembangkan beberapa ide
3. Meingkatkan proses perencanaan
4. Menghilangkan kesalahan dan mengindari informasi yang miss
5. Menjelaskan permasalahan secara jelas

You might also like