Professional Documents
Culture Documents
Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa – masa seperti ini sering terjadi
ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri
sebagai seorang remaja. Walaupun saat ini masih terdapat beragam interpretasi tentang definisi remaja,
seperti definisi menurut BKKBN bahwa seseorang dikatakan remaja yaitu antara usia 14-20 tahun,.
namun setidaknya kita dapat melihat standarisasi seseorang dikatakan remaja, diantaranya ditandai dengan
perkembangan, baik fisik, psikologis, dan sosial. Perkembangan secara fisik ditandai dengan makin
matangnya organ-organ tubuh termasuk organ reproduksi. Secara sosial perkembangan ini ditandai dengan
semakin berkurangnya ketergantungan dengan orang tuanya, sehingga remaja biasanya akan semakin
mengenal komunitas luar dengan jalan interaksi sosial yang dilakukannya di sekolah, pergaulan dengan
sebaya maupun masyarakat luas. Pada masa ini pula, ketertarikan dengan lawan jenis juga mulai muncul
dan berkembang. Rasa ketertarikan pada remaja lalu dimunculkan dalam bentuk (misalnya) berpacaran di
antara mereka. Berpacaran berarti upaya untuk mencari seorang teman dekat dan di dalamnya terdapat
hubungan mengkomunikasikan kepada pasangan, membangun kedekatan emosi, dan proses pendewasaan
kepribadian. Kemudian berpacaran biasanya dimulai dengan membuat janji, datang lalu bikin komitment
tertentu dan bila di antara remaja ada kecocokan, maka akan dilanjutkan dengan berpacaran
Disinilah mulai muncul problematika yang dihadapi remaja, diantaranya soal jati diri remaja itu sendiri.
Proses pencarian inilah yang terkadang dimanfaatkan oleh para kapitalisme dengan menyajikan tontonan
atau budaya yang bukan membantu remaja dalam upaya menemukan jati diri remaja akan tetapi justru
malah sebaliknya, mereka para kaum kapitalis menjerumuskan remaja kedalam hal negatif karena orientasi
mereka adalah keuntungan materi. Fakta ini bisa dilihat dari berbagai penelitian, disana banyak sekali
temuan – temuan yang membuat kita semua cukup prihatin. Seperti yang akan penulis kutip dari hasil
penelitian beberapa lembaga terkait soal remaja.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Baseline Survei Lentera-Sahaja PKBI Yogyakarta memperlihatkan,
perilaku seksual remaja mencakup kegiatan mulai dari berpegangan tangan, barpelukan, berciuman,
necking, petting, hubungan seksual, sampai dengan hubungan seksual dengan banyak orang. Dari berbagai
penelitian menunjukkan, perilaku seksual pada remaja ini mempunyai korelasi dengan sikap remaja
terhadap seksualitas. Penelitian Sahabat Remaja tentang perilaku seksual di empat kota menunjukkan, 3,6
persen remaja di Kota Medan; 8,5 persen remaja di Kota Yogyakarta, 3,4 persen remaja di Kota Surabaya,
serta 31,1 persen remaja di Kota Kupang telah terlibat hubungan seks secara aktif. Penelitian yang pernah
dilakukan Pusat Penelitian Kependudukan UGM menemukan, 33,5 responden laki-laki di Kota Bali pernah
berhubungan seks, sedangkan di desa Bali sebanyak 123,6 persen laki-laki. Di Yogyakarta kota sebanyak
15,5 persen sedangkan di desa sebanyak 0,5 persen.
Cukup mengaggetkan memang, tapi itulah fakta yang ada. Itu baru penelitian di daerah yang selama ini
kenal kota pelajar yang notebene secara akal harusnya lebih terkendali tapi justru malah sebaliknya. Selain
itu, perkembangan zaman juga akan mempengaruhi perilaku seksual dalam berpacaran para remaja.. Hal
ini, misalnya, dapat dilihat bahwa hal-hal yang-ditabukan remaja pada beberapa tahun lalu seperti
berciuman dan bercumbu, kini sudah dibenarkan remaja. Bahkan ada sebagian kecil dari mereka setuju
dengan free . Perubahan terhadap nilai ini, misalnya, terjadi dengan pandangan remaja terhadap hubungan
seks sebelum menikah. Dua puluh tahun lalu hanya 1,2 persen, 9,6 persen setuju hubungan seks sebelum
menikah. Sepuluh-tahun kemudian angka itu naik menjadi di atas 10 persen. Lima tahun kemudian angka
ini naik menjadi 17 persen setuju. Bahkan ada remaja sebanyak 12,2 persen yang setuju free .
Sementara itu kasus-kasus kehamilan yang tidak dikehendaki sebagai akibat perilaku seksual di
kalangan remaja juga mulai meningkat dari tahun ke tahun. Meski sulit diketahui pasti, di Indonesia angka
kehamilan sebelum menikah, tetapi dari berbagai penelitian tentang perilaku seksual remaja, menyatakan
tentang besarnya angka kehamilan remaja. Catatan konseling remaja menunjukkan, kasus kehamilan yang
tidak dikehendaki pada tahun 1998/1999 tercatat sebesar 113 kasus. Beberapa hal ini menarik berkaitan
dengan catatan itu misalnya hubungan seks pertama kali biasanya dilakukan dengan pacar (71 persen),
teman biasa (3,5 persen), suami (3,5 persen); inisiatif hubungan seks dengan pasangan (39,8 persen), klien
(9,7 persen), keduanya (11,5 persen); keputusan melakukan hubungan seks: tidak direncanakan (45 persen),
direncanakan (20,4 persen) dan tempat yang biasa digunakan untuk melakukan hubungan seks adalah
rumah (25,7 persen) hotel (13,3 persen). Konsekuensi dari kehamilan remaja ini adalah pernikahan remaja
dan pengguguran kandungan. Hasil penelitian PKBI beberapa waktu lalu menunjukkan, di Medan, Jakarta
Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Manado, angka kehamilan sebelum nikah pada remaja dan yang mencari
pertolongan untuk digugurkan meningkat dari tahun ke tahun. Sebuah perkiraan yang dibuat sebuah harian
menunjukkan, setiap tahun satu juta perempuan Indonesia melakukan pengguguran besarnya angka
kehamilan remaja. dan 50 persen berstatus belum menikah serta 10-15 persen di antaranya remaja. Upaya
pendampingan dari orangtua dan lembaga yang peduli kepada remaja adalah sebuah hal yang mesti
dilakukan, dan tentu saja pendampingan yang bersahabat, dan berpihak kepada remaja itu sendiri.
Itu baru kita lihat dari sisi problematika biologisnya, belum lagi soal kebimbangan menentukan arah hidup
remaja itu sendiri. Setidaknya data dan fakta di atas menjadi bahan perenungan kita bersama, bahwa
ternyata persoalan remaja ini tidak bisa dianggap enteng, tapi harus mendapatkan perhatian serius baik oleh
pemerintah, para orang tua dan lembaga yang peduli akan remaja. Belum lagi kalau kita bicara soal remaja
yang terkena Narkoba, seperti data yang penulis ambil dari Badan Narkotika Nasional, pada tahun 1999 –
2003 jumlah tersangka kasus narkoba yang berusia 16 – 19 tahun mencapai 2.186 kasus, usia 21 – 24
mencapai 6.845 kasus. Lalu bagaimana dengan remaja Banten...? itulah yang akan menjadi kajian kami di
Lembaga Swadaya Masyarakat BeST Institut sebagai sebuah lembaga yang peduli akan masa depan remaja
di Banten dan Indonesia pada umumnya.
Berbagai macam latar dan alasan yang sering diungkapkan oleh para remaja kenapa mereka terjerumus
kedalam free dan narkoba atau tindakan negatif lainnya, adalah Broken Home, pergaulan dan pengaruh
media. Ketiga faktor itulah yang n menjadi alasan mereka. Disinilah pentingnya para orang tua untuk
menciptakan nuansa keluarga yang penuh kasih sayang dan penuh perhatian kepada anak – anak mereka,
sering banyak ditemukan orang tua yang menganggap bahwa anak – anak mereka adalah hasil cipta mereka
atau milik mereka, sehingga mereka berhak untuk memperlakukan si anak sesuka hatinya, ini pandangan
yang keliru. Anak adalah amanah dari Tuhan yang harus kita bertanggung jawabkan kepada sang pemilik
yaitu Allah SWT, dan anak juga memiliki hak. Inilah yang menyebabkan si anak menjadi korban dari para
orang tua yang tidak bertanggung jawab.
Faktor pergaulan ini juga sangat rentan, sebagaimana perubahan remaja, bahwa ketika seorang anak sudah
menginjak usia remaja, maka waktunya akan lebih banyak digunakan untuk berinteraksi dengan orang luar.
Kalau kita rentet sirkulasi kehidupan remaja dalam kesehariannya. Katakanlah mereka bangun tidur jam 4
pagi, selesai bangun shalat dan belajar, jam 6.30 mereka sudah berangkat ke sekolah, selesai sekolah jam 2
siang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan eskul belum lagi kalau mengikuti kursus. Berapa jam waktu
mereka untuk kumpul dengan keluarga..? sangat terbatas bukan. Pergaulan ini tidak akan biasa saja
manakala mereka menemukan komunitas pergaulan yang dapat menunjang pengembangan diri mereka
kehal yang positif, namun akan berbahaya tatkala mereka menemukan komunitas hura – hura dan
tongkrongan yang negatif. Efeknya adalah pada prestasi mereka dan pola hidup yang mereka jalani.Bahkan
Marisa Haque pernah mengatakan dalam acara dialog di salah satu TV Swasta, bahwa pengaruh lingkungan
itu 70% mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang. Luar biasa memang pengaruh lingkungan,
maka dari itu sudah semestinya kita harus mampu mengontrol dan memberikan arahan kepada para remaja
untuk memilih lingkungan yang baik dan dapat menunjang prestasinya.
Media juga memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter masyarakat kita, terutama
kalangan remaja yang masih ”plin plan” dalam kepribadian. Tayangan TV yang hedonis, individualis dan
materialis telah sedemikian kuatnya masuk kedalam kepribadian remaja kita, sehingga sering kita temukan
remaja kita yang mengikuti dari idola mereka yang mereka lihat di TV, baik itu melalui film sinteron, iklan
ataupun tayang tv lainnya yang menurut mereka cocok dengan mereka. Ini tidak akan menjadi sebuah
persoalan manakala yang menjadi idola mereka adalah orang – orang yang memang layak untuk dijadikan
idola, tapi fkata di lapangan tidaklah demikian, karena biasanya yang dijadikan idolah mereka adalah pada
bentuk fisik, seperti cantik, ganteng, maco dan lain sebagainya, bukan kepada sikap dan kepribadiannya. Ini
juga menjadi masalah serius remaja kita, artinya kalau kemudian tayangan tv yang negatif menjadi karakter
para remaja kita, maka kita tinggal menunggu masa depan bangsa ini diambang kehancuran terutama pada
sisi moralitasnya, dan ini berbahaya untuk keberlangsungan kemajuan bangsa Indonesia.
Melihat data dan fakta di atas setidaknya ada beberapa hal yang mesti kita lakukan baik itu para
orang tua, pemerintah dan lembaga yang peduli akan nasib remaja kita. Pertama, Hendaknya kita
senantiasa melindungi mereka dengan cara memberikan perhatian yang tulus dan ikhlas tanpa harus
bersikap keras dan kasar. Diharapkan dari perlindungan seperti ini mereka akan merasa tidak sendiri akan
tetapi justru mereka akan merasa ada tempat curhat mereka yaitu diri kita, diri kita yang penulis maksud
adalah para orang tua dan segenap keluarga, baik kakak, adik dan lain sebaginya ataupun insititusi, dan ini
sangat bermanfaat terutama dalam membentuk kepribadian remaja.
Kedua, berikan pembekalan spiritual untuk mereka melalui kegiatan – kegiatan keagamaan yang
metode dan polanya tidak membosankan, kenapa penulis katakan demikian, karena ternyata remaja lebih
suka sesuatu yang sifatnya bersenang – senang, nah disini kita para juru spiritual dituntut untuk kreatif
dalam mengemas acara – acara keagamaan sehingga para remaja tidak merasa digurui dan tidak boring. Hal
ini akan menimbulkan kesukaan remaja untuk konsisten mengikuti acara tersebut, dari pembekalan nilai
spiritual inilah mereka akan menjadi remaja yang memiliki imun atau kekebalan dalam menghadapi
pengaruh – pengaruh yang negatif. Akhirnya penulis mengajak kepada seluruh elemen untuk perhatian
pada persoalan remaja sehingga masa depan mereka dan masa depan bangsa Indonesia akan lebih baik,
amin. Wallahu alam.
Problematika remaja
Author: yahdillah
Masa remaja adalah fase perkembangan yang cukup penting. Remaja merupakan tahap
perkembangan yang dilematis, dikalangan orang dewasa mereka belum diterima
sedangkan disisi lain mereka juga sudah tidak mau dikatakan sebagai anak anak lagi.
masa remaja sering disebut masa yang labil penuh dengan gejolak kejiwaan dan
problematika.
Para ahli sependapat bahwa masa remaja berlangsung sejak usia 11 tahun sampai
dengan 20 th. Pada masa ini terdapat perbedaan yang signifikan yaitu: remaja awal (11-
15 th); dan remaja akhir (16 -20 th).
Masa remaja sering ditandai dengan perubahan, fisik dan psikologis, perubahan ini
menimbulkan problema tertentu bagi remaja maupun lingkungan sekitarnya. Biasanya
remaja akan bertanya tanya tentang perubahan yang terjadi pada dirinya sehinga mereka
dapat menyadari possisi dalam keluarga maupun masyarakat tetapi banyak juga remaja
yang tidak begitu mempedulikan perubahan yang terjadi pada diri mereka sehinga
seringkali menimbulkan berbagai problematika.. diantara problematika yang timbul pada
masa remaja yaitu :
Pada masa remaja pertumbuhan fisik sangat cepat. perkembangan fisik yang tidak
proporsional dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Kematangan
organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak
terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang
pesat. Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan
kemampuan intelektual, terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi
intelektualnya tidak akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja
awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun
dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja
kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi
sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk menunjang
kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam
pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak
berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan
kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek
perilaku dan kepribadian lainnya.
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai
dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya
(peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia
sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima
oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan
memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi
dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa
lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja,
khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi
adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya
sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis.
Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan
pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan
khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan
penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai
dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada,
jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya
maupun dengan lingkungannya.
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha
pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba,
perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia
akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan
terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya.
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa
remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering
merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku
agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan
emosinya.
Selain yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih banyak problema keremajaan
lainnya. Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
maupun eksternal. Agar remaja dapat terhindar dari berbagai kesulitan dan problema
kiranya diperlukan kearifan dari semua pihak. Upaya untuk memfasilitasi perkembangan
remaja menjadi amat penting. Dalam hal ini, peranan orang tua, sekolah, serta
Filed under:Uncategorized
bung karno pernah berkata ” beri aku 7 pemuda akan aku guncang dunia….”
sekarang indonesia menjadi gudangnya pemuda tapi apa yang sudah bisa mereka
lakukan ?
sadarkah kita semua bahwa setiap generasi hidup dizaman mereka sendiri ?
apa yang terjadi bila angkatan generasi tlah ternodai dengan hal hal yang kurang
bermanfaat ?
sesungguhnya dibalik kenyamanan kita ada banyak hal yang harus diperhatikan,
….
Pendahuluan
Segala puji hanyalah milik Allah tidak ada serikat bagi-Nya, kepada-Nyalah kita
beribadah dan hanya kepada-Nya pula kita memohon pertolongan. Solawat dan salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad bin ‘Abdullah, para sahabat dan orang-
orang yang senaniasa mengikuti jejaknya hingga hari kiamat. Allah swt menciptakan
makhluknya tidak lain untuk mengabdi dan beribadah hanya kepada-Nya.
Perkembangan tehnologi yang semakin cepat dan tepat menjadikan semakin besar
tantangan yang harus dihadapi oleh generasi muda yang ingin mempertahankan
idiologinya. Generasi harapan islam ini —dekade 2004— banyak yang digiring kepada
nilai-nilai materialis sehingga sebagian mereka menjadikan uang adalah segala-galanya
dan hal ini pula diantara faktor intern yang menghambat regenerasi ummat islam yang
handal.
Allah swt berfirman,
Artinya, “biarkanlah mereka (di dunia) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh
angan-angan, maka kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka”.
Maka seyogyanya mereka yang mengetahui akan hal di atas untuk menahan diri dari
mengikuti mereka yang akan membawa kepada kesengsaran dan menjadikan masa
mudanya sibuk untuk mempersiapkan diri sebagai generasi penerus. Allahu A’lam
َحّتى َيْعِقل
َ ن
َ جُنْو
ْ ن اْلَم
ِعَ حَتِلَم َو
ْ حّتى َي
َ ي
ّ صِب
ّ عنِ ال
َ ظ َو
َ سَتْيِق
ْ حّتى َي
َ ن الّناِئِم
ِع
َ لَثٍة
َ ن َث
ْعَ َرِفَع اْلَقَلُم
Artinya, “pena itu terangkat (tebebbas dari dosa) dari tiga golongan, seorang yang tidur
hingga ia sadarkan diri, serang anak hingga ia berusia balig dan dari sigila hingga ia
waras”.
Pergaulan Bebas
Sesungguhnya islam beserta ketentuan hukumnya telah sempurna, itulah bukti kasih
sayang Allah swt kepada hamba-hambanya, seandainya dunia dan seisinya tidak ada
aturan dan hukum ……terlebih manusia, niscaya mereka akan terjerumus dalam lembah
hewani. Islam itu ibarat pagar yang memagari para pemeluknya agar tidak terpeosok
dalam jurang kehinaan. Dan Allah swt telah memudahkan al qur’an untuk dipelajari
hingga Allah menyebutkan empat kali dalam kitab-Nya pada satu surat yang sama,
ن ِللّذْكِر َفَهلْ ِمن ّمّدِكٍر
َ سْرَنا اْلُقْرَءا
ّ َوَلَقْد َي
Artinya, “dan sungguh telah Kami jadikan al qur’an itu mudah untuk dipelajari, maka
adakah yang mau mengambil pelajaran”.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa kami (Allah) telah memudahkan makna alqur’an
ini bagi siapa saja yang mau mempelajarinya dan mudah untuk dibaca. Bahkan Ibnu
abbas —radhiallahu anhu— mengatakan, seandainya Allah swt tidak memudahkan bagi
lisan anak adam (untuk membacanya), tidak ada seorangpun dari makhluk-Nya yang
mampu mengucapkan kalamullah. Hanya saja siapakah yang memiliki keinginan untuk
mempelajarinya.
ْ خاِل
ل َ ن ُي
ْ حُدُكْم َم
َ ظْر َأ
ُ خِلْيِلِه َفْلَيْن
َ نِ عَلى ِدْي
َ ْالَمْرُؤ
Artinya, “pribadi seseorang sesuai dengan din kekasihnya, maka lihatlah dengan siapa
kamu berkawan”
Seorang penyair berkata,
َ ن َأْن
ت ْ ك َمَ ل َل
ُ ب َأُقْو
ْ ح
ّص َ ن ُت ْ ي َم ْ ل ِلْ ُق
Artinya, “katakan kepadaku siapa kawanmu, saya kan katakan siapa dirimu”.
Penutup
Perlu kita fahami bahwa cinta yang di ridhoi Allah swt adalah cintanya seorang terhadap
apa yang dicintai Allah swt, itulah cinta yang sejati yang tidak akan pernah mengundang
kepada kemaksiatan dan kerusakan, Allah swt berfirman,
ل َفِإنَ سو ُ ل َوالّر َ طيُعوا ا ِ ل َأْ { ُق31} حيُم ِ غُفوُر ّر َ ل ُ ل َوَيْغِفْر َلُكْم ُذُنوَبُكْم َواُ حِبْبُكُم ا
ْ ل َفاّتِبُعوِني ُي
َ نا َ حّبوِ ل ِإن ُكنُتْم ُتْ ُق
َ ب اْلَكاِفِري
ن ّ حِ ل ُيَ ل َ نا ّ َتَوّلْوا َفِإ
Artinya, “Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
Abu Darda’ berkata: “maksud mengikuti rasul dalam ayat ini adalah ikut di atas
kebajikan, taqwa, tawadhu’, dan rendah hati di antara kaum muslimin secara teori dan
praktek.
Dan cinta kepada Allah akan membuahkan hasil dan pengaruh dalam ibadah, rasulullah
saw bersabda,
ل َو
ِ ِل ٌ حٌبُه ِإ
ِ ل ُي
َ ب الَمْرُء ٌ ح ِ ن ّيْ سَواُهَما َو َأ
ِ ب ِإَلْيِه ِمٌما
ّ ح َ سْوُلُه َأ
ُ ل َو َر
ُ نا َ ن ّيُكْو
ْ ن َأِ لْيَما
ِ لَوَة ا
َح َ جًَد
َ ن ِفْيِه َو
ٌ ن ُك ْ ث َم
ٌ لَ َث
ف ِفي الٌَناِر َ ن ّيْقَذْ ن ّيُعْوَد ِفي اْلُكْفِر َكَما َيْكَرُه َأ
ْ ن ّيْكُفُرُه َأ
ْ َأ
Artinya, “Tiga hal, jika terdapat pada diri seseorang, maka ia akan merasakan manisnya
iman ; hendaknya Allah dan Rasul Nya lebih dicintai dari selain keduanya. Mencintai
orang lain semata-mata karena Allah dan benci kembali kepada kekufuran seperti
kebenciannya dilemparkan kepadalam api neraka”.
Dan marilah kita senantiasa berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala: