You are on page 1of 9

MODUL III

Perjuangan dari masa Kebangkitan Nasional


Indonesia.

KEGIATAN BELAJAR III : TERBENTUKNYA INDENTITAS KEBANGSAAN

1. Tujuan kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik mampu memiliki :


1. Kecakapan menggali informasi dengan membandingkan sejarah bangsa untuk
membentuk karekter bangsa yang mampu berkomunikasi dan bekerjasma secara
bertanggung jawab.
2. Kesadran dan eksistensi diri sebagai bangsa Indonesia juga sebagai mahluk sosial
yang mampu menghargai perjuangan yang telah dilakukan oleh para Pahlawan.
3. Kesdaran sebagai warga negara yang mempuyai berdisiplin diri dengan penuh
tanggung jawab.
2. Perjuangan dari masa Kebangkitan Nasional Indonesia.

Kebangkitan Nasional, SMKN 1 Mtr Page 1


LAHIRNYA PERGERAKAN
NASIOANAL INDONESIA

A. KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA


1. Latar Belakang Pergerakan Nasional Indonesia
Pada permulaan abad ke 20 bangsa Indonesia mulai bangkit melakukan pergerakan
menghadapi kolonialisme Belanda, Akan tetapi ini bukan beraeti bahwa pada masa-masa
sebelumnya bangsa Indonesia diam saja dalam penindasan penjajah, bangsa Indonesia
sudah lama bangkit melawan kolonialisme. Belanda ini terbukti dengan adanya perlawanan-
perlawanan di daerah seperti yang dipimpin oleh Pangeran Diponigoro, Teuku Umar, Imam
Bonjol, dan sebagainya. Sedangkan sejak awal abad ke-20, bangsa Indonesia melakukan
perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan dengan menggunakan suatu organisasi yang
terautur. Inilah yang dimaksud dengan bangkitnya bangsa Indonesia melakukan pergerakan
menghadapi kolonialisme.
Terdapat beberapa faktor yang mendorong lahirnya organisasi pergerakan nasional
Indonesia, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Faktor dari dalam negeri adalah
pelaksanaan Politik Etis yang dijalankan oleh perusahaan Hindia Belanda sejak akhir abad
ke-19, dalam usahanya sebagai balas jasa terhadap bangsa Indonesia yang telah
memberikan kekayaan terhadap negeri Belanda. Politik Etis dilaksanakan dengan maksud
untuk menyejahterakan rakyat Indonesia, terdiri dari edukasi, trasmigrasi, dan irigasi.
Dalam pelaksanaannya. Politik Etis lebih banyak ditujukan untuk menguntungkan
kolonialisme Belanda sendiri. Dalam bidang edukasi (pendidikan), misalnya dilaksanakan
agar nantinya pemerintah kolonial Belanda mendapat pegawai yang cakap dengan upah
yang rendah. Akan tetapi, ternyata maksud tersebut dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia
sendiri untuk menentang mereka. Dengan pendidikan akhirnya bangsa indonesia menjadi
mengetahui bagaimana seharusnya melepaskan diri dari penjajah dengan menggunakan
organisasi yang teratur, sehingga lahirlah organisasi pergerakan nasional Indonesia.
Faktor dari luar negeri yang mendorong lahirnya organisasi pergerakan nasional
Indonesia adalah peristiwa kemenangan Jepang atau Rusia dalam peperangan di Tsushima
pada tahun 1905. Dengan kemenangan itu, Jepang berhasil memaksa Rusia sebagai negara
raksasa untuk mengembalikan wilayah Mansyuria yang telah dirampasnya dari Jepang.
Kemenangan Jepang atas Rusia dipandang sebagai kemenangan Asia tas Eropa yang
pengaruhnya dirasakan oleh bangsa-bangsa kulit berwarna di Asia. Kemenangan Jepang

Kebangkitan Nasional, SMKN 1 Mtr Page 2


atas Rusia dirasakan pula oleh bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tidak berdiam diri
melihat pergolakan-pergolakan yang terjadi di Asia dan mulai menyusun kekuatan untuk
melawan kolonialisme Belanda, dengan satu kepercayaan bahwa pada masa yang akan
datang, Indonesia akan dapat mencontoh apa yang telah dilakukan Jepang. Kemenangan
Jepang atas Rusia telah menghancurkan pengkultusan terhadap orang kulit putih sebagai
bangsa yang berhak memerintah orang kulit berwarna dan dianggap pula sebagai kekalahan
orang kulit putih. Di India, semangat kemenangan Jepang atas Rusia itu membawa
perubahan dalam pergerakan kebangsaan India, yang sejak tahun 1907 menjadi golongan
radikal yang secara terang-terangan menuntut India merdeka dan lepas dari Inggris.
Sedangkan di Cina, kemenangan Jepang atas Rusia berpengaruh terhadap evolusi Tiongkok
pada tahun 1911, yang dipimpin oleh Dr. Sun Yat-Sen.
Peristiwa-peristiwa tersebut, baik dari dalam maupun dari luar negeri hanyalah
merupakan faktor pendorong bagi lahirnya pergerakan nasional Indonesia, sedangkan faktor
yang menentukan terdapat dalam diri bangsa Indonesia. Bagsa Indonesia telah terlalu lama
merasakan penindasan akibat kolonialisme Belanda. Perasaaan tersebut menimbulkan rasa
tidak senang yang semakin memuncak terhadap pemerintah konial Belanda.
2. Awal Pergerakan Nasional Indonesia
Dengan kesadaran bahwa kolonialisme Belanda dapat dikalahkan dengan memajukan bagsa
indonesia, yang dilakukan dengan menggunakan organisasi moderen, mulailah para pemuda
khususnya para pelajar mengorganisasi diri dalam berbagai bidang demi kemajuan bangsa.
Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 dibentuklah organisasi moderen pertama dikalangan
bangsa Indonesia diberi nama Budi Utomo. Inilah awal berdirinya Budi Utomo yang
dipandang sebagai hari Kebangkitan Nasional Indonesia dan didalam sejarah pergerakan
nasional disebut sebagai Angkatan Perintis. Setelah itu, mulailah muncul organisasi-
organisasi pergerakan nasional lainnya.
a. Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para pelajar STOVIA,
diantaranya Sutomo, Gunawan, Gumbrek dan lain-lain untuk melaksanakan gagasan dan
cita-cita dr. Wahidin Sudirohusodo yang ingin mendirikan perkumpulan untuk membantu
memberikan bea siswa kepada para pelajar bumiputra. Setelah Budi Utomo berdiri dengan
ketua terpilihnya Tirtokusumo ( Bupati Karang Anyar), tujuannya menjadi lebih luas dari
apa yang menjadi gagasan dr. Wahidin, yaitu membantu mencapai kemajuan tanah air yang
harmonis di Jawa dan Madura, dengan program utamanya mengusahakan perbaikan
pendidikan dan pengajaran.

Kebangkitan Nasional, SMKN 1 Mtr Page 3


Walaupun pada mulanya Budi Utomo didirikan tidak sebagai organisasi yang bergerak
dalam bidang politik, namun dalam perkembangan selanjutnya ia didorong untuk terjun ke
lapangan politik.
Budi Utomo yang pada mulanya didirikan dan beranggotakan para pelajar, pada
perkembangan, selanjutnya anggotanya kebanyakan berasal dari kalangan priyayi dan
pegawai negeri. Dengan keadaan yang demikian itu, gerakan Budi Utomo cenderung untuk
memajukan pendidikan golongan priyayi dari pada pendidikan pribumi pada umumnya.
Dengan semakin menonjolnya pengaruh golongan priyayi yang lebih mengutamakan
jabatannya, akhirnya pada pelajar yang merasa kecewa terhadap sikap Budi Utomo ke luar
dari organisasi dan bergabung dengan organisasi pergerakan nasional lainnya yang muncul
kemudian.
b. Sarikat Islam
Sarikat Islam (SI) didirikan pada tahun 1911 di Solo oleh Haji Samanhudi bersama-sama
dengan Mas Tirtoadisuryo. Perkumpulan tersebut pada mulanya bernama Sarikat Dagang
Islam dengan tujuan untuk memajukan perdagangan, melawn monopoli Cina dan
memajukan Agama Islam. Kemudian atas usul seorang pelajar Indonesia yang bekerja di
kantor dagang di Surabaya, yaitu Umar Said Tjokroaminoto, keanggotaan diperluas tidak
hanya terbatas kepada golongan pedagang saja, sehingga kata-kata dagang dalam nama
organisasi dihapus. Pada tahun 1912 organisasi tersebut namanya resmi menjadi Sarikat
Islam. Karena perluasan keanggotaan tersebut maka dalam waktu yang singkat makin
bertambahlah jumlah anggota sarikat Islam. Berbeda dengan Budi Utomo, Sarikat Islam
berhasil memperoleh tempat dikalangan rakyat banyak, sedangkan Budi Utomo, dalam
kenyataannya, anggotanya hanya kalangan atas saja. Pada bulan Januari 1913 di Surabaya
diadakan Kongres Sarikat Islam pertama, Haji Umar Said Tjokroaminoto terpilih sebagai
Ketua Sarikat Islam. Laju perkembangan Sarikat Islam tidak dapat dibendung lagi, hingga
pada tahun 1914 sudah terdapat 56 perkumpulan Sarikat Islam lokal. Keadaan ini membuat
khawatir pemerintah kolonial. Mulailah dicari jalan untuk menahan laju organisasi ini agar
tidak membahayakan pemerintah kolonial Belanda.
c. Indischi Partij ( IP )
Organisasi ke-3 yang didirikan sejak kebangkitan nasional adalah Indische Partij
tahun1912, didirikan oleh Douwes Dekker atau Setiabudi, dr.Tjipto Manggunkusumo dan
Suwardi Suryaningrat ( yang dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara ). Tiga serangkai
itulah yang mendirikan Indische Partij dengan tujuan menumbuhkan dan meningkatkan jiwa

Kebangkitan Nasional, SMKN 1 Mtr Page 4


integrasi antara semua golongan untuk memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional,
maupun mempersiapkan diri bagi kehidupan rakyat yang merdeka oleh karena program
Indische Partij dengantegas menyatakan diri sebagai partai politik dan bercita-cita mencapai
Hindia merdeka, maka sikap yang diambil pemerintah kolonial berbeda dengan sikap
terhadap organisasi yang lainnya. Terhadap Indische Partij, pemerintah kolonial bersikap
tegas menolak permohonan untuk mendapatkan pengakuan sebagai badan hukum pada
bulan Maret 1913. Kemudian orang tokoh utama Indische Partij, karena kegiatan dianggap
membahayakan pemerintah kolonial , dihukum buang. Tiga Serangkai tersebut akhirnya
memilih negeri Belanda sebagai tempat pengasingan. Selama dalam pengasingan itu mereka
tetap berusaha untuk menanamkan jiwa nasional dan menggerakkan orang Indonesia di
negeri Belanda supaya menuntut Indonesia Merdeka.

3. Perkembangan Pergerakan Nasional


Pada masa angkatan perintis yang merupakan awal munculnya organisasi pergerakan
nasional Indonesia terlihat ada tiga organisasi pergerakan nasional yang sifatnya berbeda,
yaitu Budi Utomo, Sarikat Islam, dan Indische Partij. Pada masa setelah itu, muncul
berbagai organisasi nasional yang berbeda pula sifatnya, serta organisasi-organisasi khusus
lainnya, seperti organisasi pemuda, organisasi wanita, juga organisasi yang bersifat
keagamaan.
Pada tahun 1913 didirikan Indische Social Democratische Vereniging disingkat ISDV
oleh orang-orang Belanda diantaranya Snevliet, bersama-sama dengan orang Indonesia,
diantaranya Samaun Samadikun. Pada tanggal 23 Mei 1920, ISDV diubah namanya
menjadi Partai Komunis Indonesia ( PKI ). Sejalan dengan munculnya Pergerakan Serikat
Sekerja, PKI mulai mencari pengaruh dari kalangan mereka selain dari cabang-cabang
Sarikat Islam yang berhaluan Keras. Akibat adanya pengaruh PKI terhadap Sarikat-sarikat
Sekerja, terutama Sarikat Buruh Kereta Api, mulailah timbul pemberontakan dan
pemogokan, sehingga akhirnya PKI dinyatakan sebagai perkumpulan terlarang oleh
kolonial Belanda.
Tujuh tahun setelah berdirinya Budi Utomo, muncullah organisasi pemuda yang
sesungguhnya dengan para pemuda sebagai anggotanya. Pada tanggal 7 Maret 1915, berdiri
Tri Koro Darmo, yang kemudian berganti nama pada kongresnya yang pertama di Solo
pada tahun 1918, menjadi Jong Java, Organisasi ini bergerak dalam lapangan budaya,
pendidikan dan olah raga, dengan tujuannya antara lain membangun Jawa Raya, Setelah Tri

Kebangkitan Nasional, SMKN 1 Mtr Page 5


Koro Darmo, menyusul pemuda-pemuda Sumatera yang sedang belajar di Jakarta
mendirikan Jong Sumatranen Bond pada tanggal 9 Desember 1917.
Organisai pemuda yang lain berdasarkan kedaerahan pada masa angkatan perintis ini antara
lain Jong Minahasa didirikan pada tahun 1918, Jong Ambon dan Jong Celebes. Kemudian
menyusul pula Jong Batak pada tahun 1920, Sekar Rukun yang didirikan oleh para pemuda
di Jakarta, tidak ketinggalan pula para pemuda Betawi dibawah pimpinan Husni Thamrin
mendirikan organisasi Pemuda Betawi.
Dalam masa perkembangan pergerakan nasional di Indonesia kaum wanita pun tidak
mau ketinggalan untuk turut aktif dalam pergerakan nasional. Pada awalnya pergerakan
wanita Indonesia hanya berjuang untuk mempertinggi kedudukan sosial kaumnya saja dan
sifat gerakannya juga masih orang per orang, belum merupakan pelopor gerakan wanita
Indonesia. Usaha untuk mempertinggi kedudukan sosial kaum perempuan Indonesia
( emansipasi) seperti apa yang dicita-citakan oleh Kartini, akhirnya dapat diwujudkan
dengan berdirinya sekolah Kartini, akhirnya dapat diwujudkan dengan berdirinya sekolah
kkartini pada tahun1912 di Semarang. Kemudian didirikan sekolah-sekolah yang sejenis
diberbagai kota, diantaranya sekolah Keoetamaan istri di Priangan yang pendirinya
dipelopori oleh R. Dewi Sartika. Wanita Soesila di Palembang, Mandi Putri di Banyuwangi.
Gerakan emansipasi ini kemudian sungguh terlaksana dengan munculnya berbagai
perkumpulan perempuan yang membahas kedudukan perempuan dalam masyarakat dan
menuntut perlakuan yang sama dengan kaum pria. Perkumpulan yang pertama adalah Boedi
wanita yang berdiri pada pada tahun 1914 di Semarang. Kemudian Pengasoeh Boedi
didirikan oleh Sartika di Bandung pada tahun 1915. Dalam perkembangan berikutnya
bermuculanlah berbagai pergerakan perempuan yang mempuyai arah dan tujuan yang
berbeda-beda.
Disamping gerakan-gerakan yang telah disebutkan terdapat pada organisasi-organisasi
yang bersifat sosial keagamaan dan budaya di antaranya yang terkenal gerkan
Muhamadiyah yang didirikan KH.Achmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di
Yogyakarta. Gerakan ini pada dasarnya adalah perkumpulan yang bergerak dalam lapangan
sosial, pendidikan dan keagamaan saja, tidak bergerak dalam lapangan politik, namun
memperbolehkan anggota-anggotanya di atas tanggung jawab masing-masing masuk
sebagai anggota partai politik.
Tujuan dari gerakan ini pada pokoknya pengajaran berdasarkan Islam, serta membersihkan
agama dari pengaruh-pengaruh yang buruk. Walupun Muhammadiyah tidak bergerak

Kebangkitan Nasional, SMKN 1 Mtr Page 6


sebagai partai politik, keberadaanya tidak dapat dipisahkan dari gerakan Nasional
Indonesia. Demikian pula kehadiran Nahdatul Ulama ( NU ) tahun 1926.
Sementara itu, perjuangan dalam bidang pendidikan pun dilaksanakan oleh para
pemimpin pergerakan, diantaranya oleh Ki Hajar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa
pada tanggal 3 uli 1922 di Yogyakarta, dengan tujuan membina kehidupan dan penghidupan
rakyat supaya menjadi manusia merdeka yang sanggup berdiri sendiri. Perguruan Taman
Siswa berusaha menentang sistem pendidikan pemerintah kolonial yang terutama hanya
bertujuan mendidik pegawai-pegawai saja. Selama masa berdirinya, Taman Siswa menolak
Subsidi dari Pemerintah. Taman Siswa berkembang dengan pesat dan mendorong
tumbuhnya perguruan nasional lainnya, yang berusaha menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran dengan berbagai macam cara dan tujuan yang pada umumnya ditujukan kepada
pembangkitan rasa kebangsaan.

B. REAKSI PEMERINTAH KOLONIAL TERHADAP PERGERAKAN


NASIONAL.
Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia yang pada intinya terletak pada kesadaran akan diri
sendiri, telah menggoncangkan pikiran pemerintah kolonial Belanda yang sudah lama
terbiasa hidup tenang tanpa gangguan yang berarti dari rakyat Indonesia. Keterkejutan
pemerintah kolonial ini dapat terlihat dari ucapan Van Deventer, seorang tokoh politik Etis,
yang menyatakan “suatu yang ajaib terjadi, Insuulinde (Indonesia) molek yang lagi tidur,
sudah bangun” Untuk menutupi keadaan yang terkejut itu, pemerintah kolonial mulai
mencari berbagai upaya dalam menghadapi gerakan nasional bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi gerakan nasionalis bangsa Indonesia pemerintah kolonial Belanda
menghidup-hidupkan segala perbedaan yang terdapat diantara bangsa Indonesia, Siasat
devide et impera digunakan dalam berbagai bidang kehidupan bangsa Indonesia, juga pada
organisasi pergerakan nasional yang mempengaruhi perkembangan organisasi pergerakan
nasional Indonesia itu sendiri, yang secara langsung mempengaruhi perkembangan
organisasi pergerakan nasional Indonesia.
Sikap pemerintah kolinial Belanda dalam menghadapi organisasi pergerakan tergantung
kepada sifat dan sikap dari organisasi pergerakan itu sendiri. Ia akan bersikap mendorong
terhadap organisasi pergerakan yang dipandangnya tdak akan membahayakan sistem
kolonial mereka, Misalnya terhadap Budi Utomo yang bergerak dalam bidang pengajaran
dan Kebudayaan. Akan tetapi, jika organisasi pergerakan itu dianggapnya berbahaya, maka

Kebangkitan Nasional, SMKN 1 Mtr Page 7


ia akan bersikap waspada bahkan tidak akan memberinya status badan hukum. Dengan
sendirinya organisasi tersebut dilarang berdiri, seperti nasib yang dialami Indische Partij.
Begitu pula terhadap Serikat Islam, Serikat Islam ( SI ) dipandang sebagai suatu
organisasi yang dapat membahayakan sistem kolonial Belanda, terutama setelah SI
berkembang pesat. Akhirnya, SI tidak diakui oleh pemerintah sebagai badan hukum,
sehingga SI terpecah-pecah menjadi berbagai perkumpulan lokal yang masing-masing
berdiri sendiri. Sikap seperti itu mencerminkan sikap pemerintah kolonial yang berusaha
mematikan benih-benih timbulnya persatuan nasional, dengan jalan menggunakan taktik
politik yang merupakan suatu praktek dari sistem devide et impera.
Sikap pemerintah kolonial mengalami perubahan dengan terjadinya Perang Dunia I
tahun 1914. Diadakanlah kerjasama antara pemerintah kolonial dengan bangsa Indonesia
untuk menghadapi bahaya yang akan terjadi akibat perang Dunia I. Agar kerja sama
tersebut dapat terlaksana dan atas tuntutan yang diajukan oleh Budi Utomo dan Sarikat
Islam, didirikanlah Volksraad ( 16 Desember 1916). Pendirian Volksraad ini masih belum
memuaskan para pemimpin organisasi pergerakan. Mereka kemudian menggabungkan diri
dalam Radicale Consentratie ( September 1918 ) dan menuntut pembentukan suatu
parlemen sejati yang mempuyai hak penuh mengeluarkan Undang-undang. Mulailah
suasana tegang diantara organisasi pergerakan dengan pemerintah kolonial. Untuk
menghilangkan ketegangan-ketegangan politik yang ada, maka pemerintah kolonial mulai
mengubah taktik dan reaksinya dengan memberi janji manis pada bangsa Indonesia, yang
terkenal dengan nama “Janji November 1918” Dengan adanya janji November 1918 yang
diucapkan oleh pemerintah kolonial, rakyat menjadi percaya akan itikad baik penguasa.
Mereka Percaya bahwa perubahan tata negara akan dilaksanakan serta penduduk
bumiputera berharap dapat berperan dalam pemerintahan negerinya. Akan tetapi, janji
tersebut dibatalkan setelah keadaan politik kolonial terhadap organisasi, pergerakan menjadi
reaksioner. Kemudian dikeluarkan larangan-larangan yang membatasi gerak dari organisasi
pergerakan nasional.

Kebangkitan Nasional, SMKN 1 Mtr Page 8


LATIHAN SOAL

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini

1. Sebutkan ketua terpilih Budi Utomo


2. Sebutkan tujuan awal berdirinya sarikat Islam
3. Siapakah pendiri Indische Partij yang terkenal dengan sebutan Tiga Serangkai.
4. Sebutkan nama partai yang kemudian berubah menjadi PKI
5. Sebutkan organisasi pemuda yang pertama kali muncul di Indonesia.
6. Apa tujuan pergerakan perempuan di Indonesia pad awal berdirinya.
7. Siapa Pendidi Sekolah Keoetamaan Istri.
8. Siapa pendiri gerakan Muhammadiyah
9. Sebutkan tujuan berdirinya Taman Siswa.
10. Sebutkan latar belakang berdirinya Volksraad.
11. Jelaskan faktor-faktor pendorong lahirnya organisasi pergerakan nasional Indonesia !
Bedakan dalam faktor intern dan faktor ekstrn !
12. Mengapa lahirnya Budi Utom dipandang sebagai awal dari pergerakan nasional
Indonesia.
13. Sikap pemerintah kolonial Belanda terhadap organisasi pergerakan nasional tergantung
kepada sifat dan sikap dari organisasi pergerakan itu sendiri. Jelaskan maksud dari
pernyataan tersebut ! Beri contoh !

Kebangkitan Nasional, SMKN 1 Mtr Page 9

You might also like