You are on page 1of 13

KEGIATAN BELAJAR 5

MARTABAT DAN HARGA DIRI SEBAGAI BANGSA

1. Tujuan Kegiatan Pelajaran.


1. Peserta didik diharapkan dapat berdiskusi dengan makna ; Harkat, Martabat, Derajat.
2. Peserta didik dapat menyebutkan pasal-pasal yang berhubungan dengan harga diri.
3. Peserta didik dapat menyebut 4 hak asasi manusia yang dikeluarkan oleh FD Roosevelt.
4. Peserta didik dapat mendiskusikan isi pesan hak asasi manusia dalam isi PBB.
5. Peserta didik dapat memberi contoh sikap prilaku yang berhubungan, hanya diri dalam
lingkungan, sekolah, keluarga, Negara.
2. Materi Pemelajaran.

MARTABAT DAN HARGA DIRI


A. Pendahuluan
Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan
mahluk lain. Ia dibekali akal pikiran sehingga dengan potensi itu ia dapat mencipta dan
berkarya serta mengolah alam yang ada demi kesejahtraan hidupnya. Karena kedudukannya
yang tinggi tersebut, dalam kehidupan sehari-hari manusia perlu diperlakukan berbeda
dengan mahluk-mahluk lain. Atas dasar keadaan demikian, manusia dilekati suatu hak yang
bersifat istimewa yang disebut hak asasi manusia.
B. Harga Diri dan Martabat Manusia dalam Undang-Undang Dasar 1945.
1. Pengertian martabat dan Harga diri dalam Berbagai Aspek Kehidupan.
Dalam membicarakan diri manusia, kita tidak dapat melepaskan diri dari pengertian-
pengertian seperti harkat, martabat, derajat kemanusian, dan sebagainya. Harkat ialah nilai,
harga dan taraf uang membedakabn mahluk yang satu dengan mahluk lain. Harkat mnusia
adalah nilai manusia sebagai mahlul Tuhan yang dibekali cipta, rasa, karsa, dan hak-hak serta
kewajiban asasi kemanusian. Martabat ialah tingkatan harkat kemanusian dan kedudukan yang
terhormat. Derajat kemanusian adalah tingkat, martabat, dan kedudukan manusia sebagai
mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki kemampuan kodrati, hak dan kewajiban asasi.
Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antar sesama manusia yaitu pengakuan
bahwa manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa mempuyai persamaan dalam hal-hal
berikut :

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 1


a. Tingkat martabat, dan kedudukan sebagai mahluk Tuhan yang dibekali kemampuan kodrati
serta hak dan kewajiban asasi.
b. Wewenang dan kekuasaan dasar yang melekat pada dirinya; dan
c. Keharusan untuk melakukan sesuatu berdasarkan norma tertentu.
2. Pernyataan tentang Harga Diri Martabat dalam Pembukaan UUD 1945.
Setiap bangsa secara kodrati mempuyai harkat dan martabat yang sama dengan bangsa
lain. Oleh karena itu pernyataan kemerdekaan yang merupakan perwujudan harkat dan martabat
bangsa Indonesia seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 pada hakekatnya
mengambil haknya sendiri, bukan mengambil hak bangsa lain.
Seperti kita ketahui bahwa setiap bagsa mempuyai hak untuk hidup merdeka. Hal ini
secara moral melahirkan suatu kewajiban bagi penjajah untuk melepaskan tau membiarkan
bangsa yang dijajahnya itu hidup merdeka dan sekaligus memajukannya. Dari kemerdekaan
itulah, suatu bangsa lebih lanjut akan dapat mewujudkan hak-hak kemanusiannya seperti
mengatur pemerintahannya sendiri, menentukan nasib masa depannya sendiri, dan lain-lain.
Jika hak-hak kemanusiannya terwujud, harga diri dan martabat bangsa juga terangkat dengan
sebaik-baiknya.
3. Arti dan Makna yang terkandung dalam beberapa Pasal UUD 1945.
Berikut ini akan dibahas arti dan makna yang terkandung dalam beberapa pasal UUD
1945, yaitu pasal 27, Pasal 28 E ayat (2) dan (3) Pasal 29, Pasal 30, dan Pasal 31.
a. Arti dan Makna yang Terkandung dalam pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 27 Ayat (1 ) menyatakan kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum dan
pemerintahan dan berkewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada
kecualinya. Al ini menunjukkan adanya kesimbangan antara hak dan kewajiban dan tidak ada
diskriminasi di antara warga negara, baik mengenai hak maupun kewajibannya dalam hukum
dan pemerintahan tersebut.
Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusian. Pasal ini memancarkan asas keadilan sosial dan
kerakyatan. Berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal ini bertujuan
menciptakan lapangan kerja bagi setiap warga negara sehingga pada gilirannya mereka kelak
diharapkan dapat memperoleh penghidupan yang layak bagi kemanusian. Peraturan perundang-
undangan itu antara lain Undang-Undang Agraria (UU No. 5 tahun 1960), Perkoperasian (UU
No. 25 Tahun 1992), Sisitem Pendidikan Nasional ( UU No. 2 Tahun 1989 ) Penanaman Modal
Kerja, Usaha Perasuransian, Perbankan, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dan sebagainya

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 2


b. Arti dan Makna yang terkandung dalam pasal 28 ayat (2) dan (3) UUD 1945
Pasal 28 ayat (2) dan (3) UUD 1945 menetapkan hak warga negara dan penduduk untuk
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya yang
akan diatur dengan Undang-Undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat
demokratis.
Undang-undang organik merupakan pelaksanaan dari pasal 28 ayat (2) dan (3) UUD
1945 yaitu :
1. UU No. 2/1999 tentang partai politik, sebagai perubahan atas UU No. 3/1985 dan UU No.
3/ 1975
2. UU No. 3/1999 tentang pemilihan umum, sebagai perubahan atas UU No. 1/1985, UU No.
2/1980, UU No. 4/1975 dan UU No. 15/1969, dan
3. UU No. 4/1999 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD sebagai perubahan
atas UU No. 2/1985 UU No.5/1975 dan UU No. 16/1969.
Ketiga Undang-undang tersebut di atas merupakan pengaturan lebih lanjut atas hak politik
rakyat, yaitu hak untuk berserikat dan berorganisasi, sebagai sarana dalam menyalurkan aspirasi
politik dan mencapai keinginan/kepentingan baik secara pribadi maupun kelompok dalam
kerangaka mewujudkan tujuan dan kepentingan bersama bangsa dan negara.Kecuali itu,
pengaturan hak untuk mengeluarkan pikiran baik secara lisan ( misalnya orasi/demontrasi atau
dialog dengan pihak terkait-wakil rakyat).
Pelakanaan hak-hak tersebut haruslah tetap memperhatikan kepentingan umum,
penyampaian/pengungkapan atas sesuatu masalah sebagai pernyataan pikiran – protes/
demontrasi hendaklah tidak mengganggu kepentingan umum, dan kepentingan masyarakat
yang lain, serta tidak menimbulkan gejolak sosial masyarakat yang merusak ketertiban dan
keamanan serta merusak sarana fisik, baik miliki umum maupun pribadi anggota masyarakat.
Pelaksanaan dan penggunaan hak harus dilaksanakan secara bertanggung jawab.
Dalam UU tentang partai politik serta UU tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
ditetapkan bahwa, semua organisasi itu harus berdasarkan Pancasila sebagai salah satu asas
organisasi. Hak untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebaginya seperti
yang disebutkan dalam pasal 28 ayat (2) dan (3) UUD 1945, terutama media pers, telah diatur
dalam UU No. 21 tahun 1982 tentang perubahan atas UU No. 11 tahun 1966 tentang ketentuan-
ketentuan pokok pers sebagaimana telah diubah dengan UU No. 4 tahun 1967 yang

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 3


menentukan bahwa pers Indonesia pada dasarnya adalah bebas untuk mengeluarkan pikirannya,
secara bertanggung jawab. Dengan istilah lain disebut pers yang bebas dan bertanggung jawab.
c. Arti dan Makna yang Terkandung dalam Pasal 29 UUD 1945
Pasal 29 Ayat (1) UUD 1945 menyatakan “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa” Selanjutnya, dalam penjelasan mengenai ayat ini disebutkan bahwa ayat ini menyatakan
kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal 29 ayat (2) menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu “
Kebebasan memeluk agama merupakan salah satu hak yang paling asasi di antara hak-hak
asasi manusia lainnya karena hal itu langsung bersumber pada harkat manusia sebagai mahluk
Tuhan Yang Maha Esa. Hak kebebasan beragama bukan pemberian negara atau golongan.
Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu berdasarkan keyakinan pribadi,
sehingga tidak dapat dipaksakan dan memang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa itu sendiri tidak memaksa setiap manusia untuk memeluk dan menganutnya, tetapi
wajib menjalankan perintah dan menjalani larangan-Nya bila telah memeluknya.
d. Arti dan Makna yang terkandung dalam Pasal 30 UUD 1945
Berdasrkan perubahan kedua UUD 1945 tanggal 18 Agustus 2000, pasal 30 ayat (1)
menyatakan akan hak dan kewajiban setiap warga negara untuk ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara Ayat (5) menyatakan bahwa pengaturannya lebih lanjut diatur
dengan Undang-Undang. Berkenaan dengan hal tersebut dikeluarkan UU No. 20 tahun 1982 jo.
UU No.1 Tahun 1988 tentang ketentuan Pokok pertahanan Keamanan negara Republik
Indonesia.
Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta dibina untuk mewujudkan kemampuan
dan daya tangkal dengan membangun, memelihara, dan mengembangkan secara terpadu dan
terarah atas segenap komponen kekuatan pertahanan keamanan negara. Komponen kekuatan
pertahanan keamanan negara terdiri atas komponen sebagai berikut :

1). Rakyat terlatih merupakan komponen dasar


2). Tentara nasional Indonesia dan POLRI merupakan komponen utama
3). Perlindungan masyarakat merupakan komponen khusus.
4). Sumber daya alam, sumber daya buatan, sarana dan prasarana sbg komponen pendukung.
TNI mempuyai fungsi sebagai kekuatan pertahanan negara dan Polri mempuyai fungsi
menjaga keamanan di dalam masyarakat.

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 4


e. Arti dan makna yang terkandung dalam pasal 31 UUD 1945
Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran, ini berarti di Indonesia tidak dikenal adanya diskriminasi dalam dunia pendidikan.
Untuk maksud itu, UUD 1945 mewjibkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang ( pasal 31 ayat (2) UudD
1945 )
Sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar
mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan
pendidikan yang diselenggarakan masyarakat di luar sekolah antara lain, Kursus, kejar paket
( A, B ) termasuk pendidikan dalam keluarga.
Pelaksanaan Undang-Undang ini terdapat dalam PP Nomor 27,28,29 dan 30 tahun 1990
tentang pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Demikianlah hak asasi manusia yang terkandung dalam pasal 27,28,29,30 dan 31 UUD
1945 secara umum, hingga dewasa ini hak asasi manusia meliputi hak-hak sebagai berikut :
a. Hak asasi pribadi ( personal right) meliputi hak untuk menyatakan pendapat, kebebasan
memeluk agama, kebebasn memilih jodoh, dan lain-lain.
b. Hak asasi ekonomi (property Right) ialah hak untuk memiliki sesuatu, membeli sesuatu, hak
untuk berusaha, dan lain-lain.
c. Hak asasi politik ( political right) ialah hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak
memilih/dipilih dalam pemilihan umum, dll.
d. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (right of
legal equalty) misalnya setiap orang tidak boleh dibeda-bedakan dalam proses hukum dan
kesempatan yang sama berpartisipasi dalam pemerintahan , dan lain-lain
e. Hak asasi sosial dan kebudayaan ( social an cultural right), misalnya hak untuk memilih
pendidikan, mengembangkan kebudayaan, dan lain-lain
f. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara pradilan dan perlindungan hukum
(prosedural right) ialah hak untuk mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam
pradilan, pembelaan hukum, dll.

Harga Diri dalam Konstitusi RIS, UUDS 1950, Sumber Internasional dan Piagam PBB
1. Arti dan makna harga diri menurut konstitusi RIS dan UUDS 1950

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 5


Untuk memudahkan pembicaraan kita, harga diri disini dimaksudkan sama dengan hak
asasi manusia, Hak asasi manusia pad hakekatnya merupakan perwujudan dari harga diri
manusia.
Konstitusi RIS atau UUDS 1950 mengatur hak asasi manusia hampir sama, bahkan bisa
dikatakan sama. Kedua Konstitusi tersebut memasukannya dalam suatu bagian tersendiri, yakni
dalam bagian V dan VI yang judulnya sama, Bagian V memuat tentang hak-hak dan kebebasan-
kebebasan dasar manusia dan bagian VI tentang asas-asas dasar. Perbedaannya, Bagian V
Konstitusi RIS meliputi Pasal 7-33 dan bagian VI meliputi pasal 34-41, sedangkan Bagian V
UUDS 1950 meliputi pasal 7-34 dan Bagaian VI meliputi pasal 35 – 43. Ketentuan-ketentuan
penting mebngenai harga diri/hak asasi yang dimuat dalam kedua konstitusi itu antara lain
sebagai berikut .
a. Pasal 7 Ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang yang diakui sebagai manusia pribadi
terhadap undang-undang. Ini berarti semua orang mempuyai kedudukan yang sama
dihadapan hukum, yaitu sebagai manusia pribadi yang memiliki dan mendukung hak (right
subject). Selanjutnya dalam ayat (2) dipertegas lagi bahwa sekalian orang berhak menuntut
perlakuan dan perlindungan yang sma oleh undang-undang. Titik berat dari ketentuan ini
terletak pada prinsip persamaan hukum dan keadilan yang tidak membedakan perlakuan
hukum (diskriminasi) antara golongan-golongan tertentu dalam masyarakat.
b. Pasal 11 menentukan bahwa tiada seorang jua pun akan disiksaataupun diperlakukan atau
dihukum secara ganas, atau tidak mengenal perikemanusian dan menghina.
c. Pasal 20 menentukan hak penduduk atas kebebasan berserikat (berkumpul) dan berapat,
pasl 22 menetapkan hak asasi untuk sekalian orang, baik sendiri maupun bersama-sama,
untuk dengan bebas memajukan pengaduan kepada penguasa baik dengan lisan maupun
dengan tulisan.
Dalam lapangan perekonomian, UUDS 1950 menetapkan bahwa setiap orang berhak
mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain (Pasal 26 Ayat (1))
dan seorang pun tidak boleh dirampas miliknya dengan tak semena-mena (Pasal 26 Ayat (2)).
Dalam Ayat (3) Pasal tersebut ditegaskan bahwa hak milik mengandung suatu fungsi sosial.
Dalam lapangan pekerjaan, Pasal 28 UUDS 1950 menegaskan bahwa setiap warga negara
sesuai dengan kecakapannya yang layak bagi kemanusiaan.
Selanjutnya, dalam masalah pengajaran, Pasal 30 UUDS 1950 menegaskan bahwa tiap-
tiap warga negara berhak untuk dapat pengajaran dan kebebasan untuk memilih pengajaran
yang akan diikuti.

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 6


Tentang kebebasan beragama diatur dalam Pasal 43 UUDS 1950 antara lain sebagai
berikut :
a. Ayat (1): “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”
b. Ayat (2): “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.”
c. Ayat (3): “Penguasa beri perlindungan yang sama kepada segala perkumpulan agama agar
patuh dan taat kepada undang-undang, termasuk peraturan hukum yang tidak tertulis.”
Demikianlah beberapa contoh hak asasi yang diatur dalam Konstitusi RIS dan UUDS
1950. Apabila kita perhatuikan pasal-pasal yang mengatur tentang hak asasi manusia dari kedua
konstitusi tersebut, terlihat begitu banyak dan terperinci. Ini berada dengan UUDS 1945. Dalam
UUD 1945 diatur begitu singkat dan tidak terperinci. Hal ini bisa terjadi karena latar belakang
penyusunan hak asasi seperti yang ditetapkan dalam UUD 1945 terletak dalam dalam hidup
kemasyarakatan Indonesia secara murni, sedangkan penetapan pasal-pasal mengenai hak asasi
dalm KRIS maupun UUDS 1950 sudah terang sangat dipengaruhi oleh Universal Declaration
of Human Right pada tanggal 10 Desember 1948.
2. Arti dan Makna Harga Diri dalam bebagai Sumber Internasional dan PBB
Pada akhir Perang Dunia II, F.D. Roosvelt, mengemukakan empat macam hak asasi
manusia yang kemudian dikenal dengan The Four Freedom (empat kebebasan), yakni :
a. kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech and expression):
b. kebebasan beragama (freedom of relegion):
c. kebebasan dari rasa takut (freedom from fear):
d. kebebasan dari kemeralatan (freedom from want).
Kebebasan yang keempat, yaitu kebebasan dari kemeralatan, mencerminkan perubahan
dalam alam pikiran umat manusia yang menganggap bahwa hak-hak polotik pada dirinya tidak
cukup untuk menciptakan kebahagian baginya.
Pada tanggal 26 Juni 1945 di San Fransisco, Amerika Serikat, berhasil disusun dan
ditandatangani apa yang kemudian disebut Piagam PBB. Piagam ini kemidian disahkan dan
mulai berlaku sejak tanggal 24 Oktober 1945. Piagam ini pada hakikatnya merupakan
kristalisasi semangat atau tekad bangsa-bangsa di dunia untuk menjunjung tinggi dan
mewujudkan harga diri atau harkat dan martabat manusia sehingga keberadaan dan kelestarian
manusia dapat dijamin. Dalam Mukadimah Piagam tersebut antara lain disebutkan, “Kami
rakyat-rakyat PBB bertekad untuk menyelamatkan generasi sesudah kami dari kehancuran
perang yang dua kali selama hidup kami telah membawa malang tak terhingga pada umat

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 7


manusia dan untuk menegaskan kembali kepercayaan pada hak-hak asasi manusia, pada
martabat dan harga pribadi insani, pada hak-hak sama pria dan wanita dan bangsa-bangsa besar
dan kecil ….”
Semntara itu, setelah Perang Dunia II, mulai tahun 1946 disusunlah suatu rancangan
Piagam Hak-hak asasi Manusia oleh Organisasi kerja sama sosial ekonomi PBB. Pada tanggal
10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Paris menerima dan
mengesahkan naskah hasil kerja panitia tersebut sebagai apa yang kemudian disebut dengan
Universal Declaration of uman right ( Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia ).
Selanjunya Majelis Umum PBB memproklamasikan Pernyataan Sedunia tentang Hak-
hak Asasi manusia itu sebagai suatu toloa ukur umum bagi rakyat dan bangsa-bangsa di Dunia
dan menyerukan kepada semua anggota dan semua bangsa agar memajukan dan menjamin
pengakuan dan pematuhan hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang termaktub dalam
pernyataan tersebut.
Dalam pelaksanaannya, meskipun hak asasi manusia itu bersifat universal, suatu negara
tidak dapat memaksakan konsep hak asasinya kepada negara lain. Hal ini disebabkan masing-
masing negara mempuyai latar belakang sejarah dan pandangan hidup masing-masing, sehingga
terdapat perbedaan antara negara yang berbeda.
2. Hakikat Harga diri dan martabat Mnusia dan Bangsa Menurut UUD 1945, UUDS
1950, dan sumber Internasional dalam Piagam PBB.
1. Hakikat Harga diri dan Martabat Manusia Menurut UUD 1945.
Meskipun pasal-pasal dalam UUD 1945 yang mengatur tentang hak asasi manusia tidak
banyak, hal itu tidak berarti bahwa UUD 1945 tidak layak, Prinsip dasar yang tercantum dalam
UUD 1945 itu sendiri sudah mencerminkan keseluruhan aspek kehidupan. UUD 1945
mencantumkan pokok-pokok penghormatan hak asasi manusia dengan tolok ukur keselamatan
antara individu dan masyarakat yang bersumber pada sifat kodrati manusia sebagai mahluk
perseorangan dan mahluk sosial. Disamping itu, materi UUD 1945 juga mengandung prinsip
keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Selain itu, dinegara kita secara ideolgis material jaminan penegakannya lebih kuat bila
dibandingkan dengan negara manapun sebab kita mendasarkan struktur hukumnya justru pada
hak-hak asasi manusia, yaitu dengan dasr falsafah Pancasila yang rumusannya termuat dalam
Pembukaan UUD 1945.
2. Hakikat Harga diri dan Martabat Manusia dan Bangsa Menurut UUD 1950.

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 8


Untuk mewujudkan harga diri dan martabat manusia dan bangsa, UUDS 1950
mengaturnya dalam bagian tersendiri, yakni Bagian V dan VI dari pasal 7 – 43.
Materinya kelihatan banyak dan lengkap. Dari hak kenmerdekaan diri manusia, seperti
kemerdekaan memeluk agama, perlakuan yang sama dalam hukum dan pengadilan, hak milik,
hak mengeluarkan pendapat, hak untuk memilih pengajaran, dan sebagainya sampai kebebasan
secara bersama-sama dimuat dalamnya. Namun, apabila kita perhatikan dengan seksama
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UUD tersebut, maka akan tampak bahwa UUD
tersebut lebih banyak menekankan pada kepentingan diri manusia secara individu daripada
dalam kedudukannya sebagai mahluk sosial. Disamping itu, tidak terlihat adanya keseimbangan
antara hak dan kewajibann. Hal ini bisa dimengerti karena UUDS 1950 diambil dari Konstitusi
RIS. Dalam Konstitusi RIS penyusunan pasal-pasal mengenai hak-hak dan kebebasan-
kebebasan asasinya sangat dipengaruhi oleh pernyataan Sedunia tentang hak-hak asasi manusia
yang pada hakikatnya isinya sangat diwarnai oleh gagasan-gagasan bangsa barat.
3. Hakikat Harga Diri dan Martabat Manusia dan Bangsa menurut Sumber Internasional dalam
Piagam PBB.
Piagam PBB yang menyatakan tekad bangsa-bangsa di Dunia untuk menyelamatkan
generasi yang akan datang dari kehancuran perang menegaskan kembali kepercayaan kepada
hak-hak asasi manusia, pada martabat dan harga diri insan, pada hak yang sama antara pria dan
wanita, serta bangsa-bangsa besar dan kecil. Kemudian, Piagam PBB antara lain bertujuan
untuk mempraktikkan toleransi dan hidup bersama dalam damai satu sama lainnya dan
seterusnya. Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa harga diri dan martabat atau hak asasi
manusia dan bangsa demikian dijunjung tinggi oleh piagam tersebut. Dengan kata lain bahwa
harkat dan martabat manusia dari bangsa pada hakikatnya berusaha untuk dihormati, dan
dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia. Oleh karena itu, sudah semestinya
apabila antara bangsa satu dengan lainnya saling harga menghargai, hormat-menghormati, dan
bekerja sama secara adil sehingga tercipta kerukunan hidup antar bangsa. Kondisi ini akan
dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia atau bangsa itu pula.

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 9


3. Isi Pesan Pernyataan dalam UUD 1945 dan Piagam PBB bagi Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara
1. Isi Pesan pernyataan Mengenai harga diri dan Martabat dalam UUD 1945 bagi Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara.
Apabila kita perhatikan ketentuan-ketentuan sebagaimana dalam Pembukaan maupun
Batang Tubuh UUD 1945, mengenai harga diri dan martabat manusia. Kita dapat menangkap
makna/isi pesan yang terkandung di dalamnya. Dari ketentuan yang mengatakan berdasar atas
kemanusian yang adil dan beradab, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, hak untuk
memperoleh penghidupan yang layak, perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan,
kemerdekaan berserikat dan berkumpul, kemerdekaan memeluk agama dan lain-lain dapat
ditarik beberapa isi pesan, antara lain
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusian
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusian
g. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
h. Bersikap adil
i. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
j. Menghormati hak-hak orang lain, dan lain-lain

2. Isi Pesan Piagam PBB bagi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Piagam PBB antara lain menyatakan untuk menyelamatkan generasi yang akan datang dari
malapetaka perang, untuk menegaskan kembali kepercayaan pada hak asasi manusia martabat
dan harga pribadi manusia, pada hak-hak yang sama antara pria dan wanita, bangsa-bangsa
besar dan kecil dan seterusnya. Dari isi Piagam PBB itu dapat diambil makna/isi pesan sebagai
berikut.
a. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain atas dasar persamaan dan
kekeluargaan
b. Menghormati kedaulatan negara lain
c. Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain
d. Hidup berdampingan secara damai

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 10


e. Tidak memaksakan kehendaknya kepada bangsa lain, dll.
4. Mengembangkan Isi Pesan UUD 1945 dan Piagam Melalui Kegiatan Pengamalan HAM
dalam Berbagai Gatra Kehidupan.
1. Bentuk-bentuk kegiatan yang berlandaskan pada Isi pesan UUD 1945 dan Piagam PBB.
Isi pesan yang terkandung dalam UUD 1945 dan Piagam PBB dapat kita
tumbuhkembangkan dalam kehidupan seharihari melalui berbagai bentuk kegiatan sebagai
berikut :
a. Dalam lingkungan keluarga, pada waktu-waktu tertentu diadakan acara rekreasi bersama
seluruh anggota keluarga, kerja bakti bersama, olahraga bersama atu syukuran.
b. Dalam lingkungan sekolah secara sistimatis dan terencana para siswa dilibatkan kegiatan-
kegiatan pramuka, Palang Merah Remaja, Lalu Lintas Remaja, Kelompok Ilmiah Remaja,
Pencinta Alam, dan lain-lain.
c. Di lingkungan masyarakat, diadakan iuran dana sehat, gerakan orang tua asuh, sarasehan
bersama, saling mengunjungi dan membantu anggota masyarakat yang sakit/kena musibah.
Berkenan dengan pergaulan antar bangsa, isi pesan PBB telah berhasil dilaksnakan oleh
bangsa Indonesia melalui berbagai bentuk kegiatan. Misalnya menyelenggarakan Konferensi
Asia Afrika, partisipasi Indonesia dalam pasukan perdamaian PBB, Ikut mendirikan Gerakan
Nonblok, menampung pengungsi Vietnan, dan lain-lain.
2. Prilaku yang mencerminkan nilai atau pesan UUD 1945 dan Piagam PBB
Kita perlu mengembangkan sikap dan prilaku yang didasarkan pada nilai-nilai atau pesan
UUD 1945 dan piagam PBB Dengan demikian, berarti kita telah mampu mendukung
terwujudnya harkat dan martabat manusia sebagai mestinya. Sikap dan Prilaku in dapat tumbuh
kembangkan dalam berbagai lingkungan antara lain sebagai berikut :
a. Di Lingkungan Keluarga
Dalam lingkungan ini sebaiknya ditanamka kebiasaan untuk menghormati orang lain,
termasuk pembantu rumah tangga sekalipun. Apabila salah satu anggota keluarga sakit,
hendaknya yang lainnya menunggu atau menghibur atau mencarikan obat dan menciptakan
suasana tenang dsb.
b. Di Lingkungan Sekolah
Dalam lingkungan sekolah ini diberikan pengertian, misalnya seorang siswa yang
kebetulan kaya tidak perlu pamer kekayaan kepada teman-temannya. Pamer kekayaan akan
dapat menyakitkan hati orang lain yang tidak mampu. Apanila Bertemu denga guru atau sesama
teman hendaknya saling memberi salam. Para siswa dibiasakan untuk melakukan kunjungan

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 11


dan memberi bantuan sekemamampuan kita untuk panti asuhan, panti jompo, anak cacat, teman
yang kena musibah dll.
c. Di Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat kita dapat menampung dan menyantuni orang-orng terlantar,
anak cacat, yatim piatu, dan lain sebagainya apabila memungkinkan. Pencegahan atau
rehabilitasi terhadap orang-orang tuna susila, dsb dapat diadakan. Dalam hubungannya dengan
bangsa lain prilaku tersebut dapat kita wujudkan misalnya; Indonesia memberi bantuan beras
kepada India tahun 1947, mengirimkan tim medis ke Somalia untuk mengatasi wabah penyakit
yang mengganas disana tahun 1993, mengirimkan bahan makanan, obat-obatan, selimut kepada
rakyar Bosnia Herzegovina pada tahun 1994.
Demikianlah prilaku atau tindakan yang seharusnya kita lakukan baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Prilaku atau tindakan bangsa Indonesia dalam
hubungannya dengan bangsa lain hendaknya mencerminkan isi pesan atau nilai UUD 1945 dan
Piagam PBB. Marilah kita laksanakan isi pesan tersebut di mana saja dan kapan saja dan kita
dukung semua usaha yang ditujukan untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dengan sebaik-
baiknya.

Evaluasi
II. Jawablah Pertanyaan dibawah ini
1. Mengapa dalam kehidupan sehari-hari harkat dan martabat manusia perlu dijunjung
tinggi.
2. Ketentuan-ketentuan yang mengatur masalah hak asasi manusia dalam UUDS 1950
pada hakikatnya sama dengan yang terdapat dalam Konstitusi RIS. Mengapa bisa
demikian ? Jelaskan.
3. Buktikan kalau Mukadimah Pernyataan sedunia tentang Hak Asasi Manusia menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia.
4. Terhadap tindakan pemerintah mengirimkan pasukan perdamian ke luar negeri,
menengahi perselisihan negara-negara tertentu, bagaimanakah sikap Anda ? Jelaskan
5. Tunjukanlah minimal 3 contoh kongkrit tindakan yang dapat meningkatkan dan atau
menurunkan harkat dan martabat manusia dalam lingkungan
a. Keluarga
b. Sekolah
c. Masyarakat.

Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 12


Martabat dan harga Diri bangsa, SMKN 1 Mtr Page 13

You might also like