You are on page 1of 14

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI PERWUJUDAN KEBANGSAAN

BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Pengertian Wawasan Nusantara.


Wawasan Nusantara terbentuk dari kata wawasan yang berarti tinjauan, pandangan,
konsepsi atau cara pandang dan Nusantara yang menggambarkan seluruh wilayah kepulauan
Indonesia. Dengan demikian wawasan nusantara berarti konsepsi atau cara pendang bangsa
Indonesia secara Nasional dengan dasar Pancasila dan UUD 1945, yang menghendaki adanya
persatuan seluruh wilayah serta kesatuan rakyat dan pemerintah dalam mencapai tujuan
nasional dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan Kemerdekaan, perdamian abadi,
dan keadilan sosial. Wawasan mengandung makna wawasan nasional dan wawasan
sosial. Wawasan nasional bermakna bahwa konsepsi bangsa Indonesia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam hubungan antar bangsa dan negara dengan
mempertimbangkan sejarah dan kondisi sosial budaya serta memanfaatkan kondisi geografis
guna mendorong dan merangsang pencapaian tujuan nasional, sedangkan wawasan sosial
merupakan kemampuan untuk memahami cara-cara penyesuaian diri atau penempatan diri
dalam lingkungan masyarakat.

2. Perwujudan Konsepsi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara merupakan konsepsi kewilayahan, konsepsi sosial ekonomi dan
konsepsi sosial politik, yang didasari filsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, untuk mencapai masyarakat adil
dan makmur lahir dan batin. Dengan demikian wawasan Nusantara mencakup berikut ini.

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 1


a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti :
1. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala
isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan
wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan matra
seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama
bangsa.

1973 yang pada dasarnya merupakan


politik adalah wawasan sebagaimana yang
dirumuskan dalam GBHN Sejak GBHN

kaistalisasi dari wawasan-wawasan yang

dan wawasan dirgantara. Sedangkan

kewilayahan adalah wawsan yang


dicetuskan dalam Deklarasi Djuanda pada
tanggal 13 Desember 1957, dan disusul
pernah ada. Yakni wasan Buana, Buhari,

dengan UU No. 4/Prp/1960 tanggal 18


Wawasan Nusantara sebagai kon sepsi

wawasan nusantara sebagai konsepsi

Februari 1960 tentang Perairan Indonesia.


2. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai
suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta
memeluk dan meyakini agama yang berbeda-beda dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti
yang seluas-luasnya
3. Bahwa secara psikologi, bangsa Indonesia merasa
satu, senasib, sepenanggungan, sebangsa, dan setanah
air, serta mempuyai satu tekad dalam mencapai cita-
cita bangsa.

4. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta


idologi bangsa dan negara yang melandasi
membimbing dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.
5. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara
merupakan kesatuan politik yang diselenggarakan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

Pancasila lahir sebagai sintesa dari gagasan – gagasan besar di dunia dengan tetap
berakar pada keluhuran nilai kebudayaan Indonesia yang dimatangkan dan telah teruji
kebenarannya dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai serta
mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, persatuan dan kesatuan bangsa, baik ancaman dari
luar maupun dari dalam negara bangsa Indonesia.
D. Pentingnya Wawasan Nusantara dan Kelestarian Kebudayaan

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 2


1. Pentingnya Wawasan Nusantara dalam Pembinaaan Kebanggaan Berbangsa dan
Bernegara
a. Cita –cita Wawasan Nusantara
Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 menyebutkan tujuan diproklamasikannya
kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia yaitu “… melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia “. Dalam pembukaan UUD 1945 terdapat
pengertian negara kesatuan , negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa
Indonesia. Jadi negara mengatasi paham golongan , mengatasi segala paham perseorangan ,
serta menghendaki terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mengacu pada cita – cita yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 tersebut
maka Wawasan Nusantara sebagai suatu konsepsi kewilayahan memandang seluruh aspek
kehidupan (politik, ekonomi, sosial budaya, ideologi, keadaan geografis, keadaan dan
kekayaan alam, serta penduduk di dalamnya), Pada hakikatnya harus diusahakan untuk
mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan, ketentraman, keamanan, kebahagiaan bagi
seluruh rakyat Indonesia dan perdamaian bagi seluruh umat manusia. Dengan demikian
Wawasan Nusantara bukan hanya memperhatikan kepentingan Indonesia , tetapi secara
asasi menghormati kewajiban kodrati mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
b. Sifat Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Manunggal merupakan keserasian dan keseimbangan dari segenap aspek kehidupan,
baik aspek alamiah maupun sosial. Kehidupan bangsa dan negara Indonesia berlangsung
dlan\m yang serasi seimbang sesuai dengan makna Bhineka Tunggal Ika dalam
khasanah kehidupan bangsa Indonesia.
2. Menyeluruh, keseluruhan wilayah Nusantara beserta rakyat Indonesia didalamnya
merupkana satu kesatuan yang kokoh, dimana rakyat Indonesia menjalani kehidupan
untuik mencapai kebahagian lahir dan bathin dalam kesatuan matra, kesatuan bangsa
Indonesia, dan berkomikasi dalam bahsa persatuan dan bahsa Indonesia.
2. Membina dan Melstarikan Nilai Luhur Budaya Daerah dalam Rangka
Pengembangan Budaya Bangsa.

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 3


Pada prinsipnya semua kebudayaan daerah dapat menjadi kebudayaan nasional,
tolak ukurnya yaitu nilai-nilai Pancasila. Hal ini berarti kebudayaan daerah yang bersifat
keagamaan yang memupuk ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat menanamkan
jiwa kemanusian, memperkuat rasa persatuan, mendahulukan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi, mencintai keadilan, dan meningkatkan taraf kehidupan jasmani dan
rohani, perlu dipelihara dan dikembangkan menjadi kebudayaan Nasional.
Kemajuan tekhologi komunikasi memungkinkan, pembinaan dan pengembangan
kebudayaan daerah kearah kebudayaan nasional dapat ditingkatkan. Penyiaran kebudayaan
daerah melalui radio, film.
Kesatuan bangsa dan persatuan wilayah negara merupakan syarat mutlak
untuk menyelenggarakan pemerintahan yang berdaulat dan kuat. Pemerintahan yang
didukung oleh persatuan dan kesatuan yang kokoh merupakan modal untuk melaksanakan
pembangunan menuju kesejahteraan rakyat, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
yang merupakan tujuan didirikannya negara Republik Indonesia.
Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara dikembangkan atas dasar tinjauan konsep kewilayahan,
dapat ditinjau dari dua segi yaitu :
1. Tinjauan kedalam, merupakan konsepsi kewilayahan negara sebagai satu kesatuan
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara beserta penyelenggaranya dalam mewujudkan
tujuan nasional.
2. Tinjauan Keluar, merupakan konsepsi kewilayahan negara sebagai satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan internasional guna mendukung
tercapainya kepentingan nasional.
Dengan demikian maka tujuan Wawasan Nusantara Yaitu :
1. Mewujudkan kesatuan dan persatuan seluruh aspek kehidupan untuk menjamin
kelangsungan dan penyelenggaraan bangsa dan negara untuk mencapai masyarakat adil
dan makmur.
2. Mewujudkan hubungan dengan dunia internasional berdasarkan kemerdekaan,
perdamian abadi, dan keadilan sosial guna mendukung kepentingan nasional.
Aspek-aspek kehidupan sebagaimana yang dimaksud di atas disebut astagatra yang
meliputi

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 4


1. Aspek alamiah atau trigatra yaitu :
a. Keadaan geografis
b. Keadaan dan kekayaan alam, dan
c. Keadaan dan kemampuan penduduk.

2. Aspek sosial atau pancagatra yaitu :


a. Ideologi
b. Politik
c. Ekonomi
d. Sosial Budaya, dan
e. Pertahanan keamanan
Dalam pelaksanaannya wawasan nusantara mengkombinasikan kedelapan aspek
kehidupan tersebut sebagai satu kesatuan yang serasi dan selaras untuk mencapai kejayaan
Indonesia serta mewujudkan tatanan dunia baru berdasarkan kemerdekaan, perdamian
abadi, dan keadilan sosial.
Tujuan nasional secara jelas dirumuskan dalam UUD 1945 alenia ke empat
Kelangsunganhidup bangsa Indonesia merupakan unsur pokok dalam kehidupan bernegara
bagi bangsa Indonesia, untuk menyelenggarakan dan menjamin kelangsungan bangsa dan
negara sebagai satu kesatuan yang utuh menyeluruh berdasarkan Pancasila.
Dengan perkataan lain Indonesia secara nasional menpuyai cara pandang yang
menyeluruh dalam menyelenggarakan dan menjamin kelangsungan hidup seluruh rakyat
dan negaranya. Cara pendang yang demikian merupakan cara pandang wawasan Nusantara
sebagai cerminan Pnacasila sebagai pandangan hidup berbangsa. Gagasan wawasan
Nusantra harus dimiliki oleh Bangsa dan Negara Indonesia sebagai pedoman dan landasan
perjuangan dalam mencapai tujuan nasional.

• Makna Wawasan Nusantara


Wujud wawasan Nusntara berupa gejala sosial untuk menjamin dan
menyelenggarakan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta mewujudkan kepentingan
nasional Indonesia. Kepentingan nasional adalah segala sesuatu yang prasyarat dan syarat
dalam mencapai tujuan nasional.

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 5


Prasyarat dan syarat untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat yaitu :
1. Keberadaan kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia, dan
2. kesatuan bangsa dan persatuan wilayah negara
Keberadaan negara Indonesia telah terwujud secara de facto melalui proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai suatu pernyataan berdirinya Negara Kesatuan
Repuplik Indonesia. Secara de jure keberadaan negara Indonesia sah sebagai subjek hukum
internasional ketika ada pengakuan dari negara lain di dunia, dengan Nusantara ( dari
sabang sampai Meroke ) sebagai wilayah serta penduduk yang mendiaminya.
Untuk menjamin keberadaan dan kelangsungan kehidupan negara dan bangsa
diperlukan adanya pemerintahan yang berdaulat, baik kedaulatan keluar, dalam hubungan
dengan negara dan bangsa lain, maupun kedaulatan kedalam yaitu kemampuan untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang didukung oleh masyarakat bangsanya.

• Arti dan Makna Disiplin Diri, Disiplin Sosial, dan Disiplin Nasional.
Pada hakekatnya disiplin merupakan bagaian dari pendidikan, suatu proses yang
perlu dibiasakan pelaksanaannya seperti norma-norma yang dianggap baik dan berlaku
dalam masyarakat.
Terdapat banyak pengertian disiplin yang beredar dimasyarakat. Salah satu
pengertian disiplin adalah kemajuan dan kemampuan untuk menghormati dan
melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk pada putusan, perintah, atau
peraturan yang berlaku.
Kepatuhan seseorang terhadap keputusan atau peraturan, bermula dari peraturan
yang dibuat dan berlaku bagi dirinya sendiri. Misalnya belajar teratur, makan teratur, tidur
teratur, dan sebagainya. Apabila seseorang melakukan perbuatan yang sesuai dengan aturan
bagi dirinya sendiri, ia telah melaksanakan disiplin pribadi. Disiplin pribadi atau disiplin
perorangan ini berkaitan dan melekat langsung pada diri manusia, sedangkan disiplin
nasional merupakan ciri umum yang melekat pada suatu bangsa. Disiplin dibina melalui
keluarga, lembaga pendidikan, dan dikembangkan dalam lingkungan kehidupan
masyarakat.
Sebagai warga negara sekaligus kita juga mahluk sosial, artinya kita hidup dalam
berbagai bentuk masyarakat, seperti hidup dalam keluarga, kelompok, sekolah,
perkumpulan, masyarakat, dan bangsa yang didalamnya terdapat hak dan kewajiban. Tugas

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 6


dan fungsi sebagai warga negara terdapat dalam pasal 27 dan 28 UUD 1945. Isi pasal 27
UUD 1945 berdasarkan perubahan yang telah ditetapkan MPR tanggal 18 Agustus 2000
ialah sebagai berikut :
1. Setiap warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusian.
3. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Pada intinya pasal-pasal tersebut mengatur hak-hak warga negara dan mengatur
seluruh penduduk, memuat hasrat bangsa Indonesia untuk membangun negara yang bersifat
demokratis, bertanggung jawab, serta dapat mengerti cara-cara pelaksanaan demokrasi
Pancasila yang bertanggung jawab. Apabila semua warga negara mengerti tanggung jawab
dan dapat melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara, maka akan terwujud
bangsa yang maju dan sejahtera.
Selain disiplin individu, terdapat juga disiplin yang lain, yaitu disiplin sosial dan
disiplin nasional. Disiplin sosial adalah pernyataan sikap mental masyarakat yang
mencerminkan rasa ketaatan bersama yang didukung oleh kesadaran kolektif untuk
menunaikan tugas dan kewajiban bersama sebagai satuan sosial untuk mencapai tujuan
bersama. Inti dari disiplin sosial adalah disiplin pribadi yang dikembangkan penerapannya
dalam masyarakat, dan didukung oleh hidup teratur dan penuh tanggung jawab.
Disiplin mutlak diperlukan untuk dapat memenuhi persatuan bangsa. Kedisiplinan
yang tinggi setiap anggota masyarakat akan memudahkan usaha dalam mewujudkan
kemakmuran, seperti cukup pangan, sandang,papan,pendidikan, pekerjaan dan kebutuhan
rohaniah. Dengan demikian, terwujud keamanan dan ketertiban untuk mencapai tujuan
nasional, yaitu masyarakat adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan nasional setiap warga
negara harus bekerja sesuai dengan keahlian dan kemampuan masing-masing, dan harus
mempuyai rasa tanggung jawab berdasarkan kepatuhan dan ketaatan, sehingga akan
menimbulkan tekad, semangat, dan sikap patuh dan menunaikan kewajiban sebagai warga
negara, baik sebagai pribadi maupun kelompok, untuk memenuhi kebutuhan bangsa dan
mencapai tujuan nasional.

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 7


• Makana dan Jenis Pelaksanaan Disiplin Nasional dam Bidang
Ipoleksosbudhankam
Secara umum, disiplin itu dimaksud sebagai latihan kejiwaan ( mental atau karakter)
agar seorang mampu mengendalikan diri ( self control ) serta patuh dan tabah dalam
menunaikan tugas dan kewajiban yang menjadi tanggung jawab. Dari penjelasan terdahulu
kita mengenal tiga disiplin, yaitu :
1. Disiplin pribadi ( Perorangan )
2. Disiplin sosial ( kelompok ), dan
3. Disiplin nasional
Ketiga disiplin ini saling berkaitan satu sama lain. Khusus disiplin nasional, dalam
kaitannya dengan bidang-bidang lain merupakan sikap dan prilaku yang bersumber kepada
keperibadian bangsa dan dikembangkan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang
tercermin dalam tata laku masyarakat, berupa kepatuhan dan ketaatan terhadap norma-
norma kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagaimana tuntutan oleh UUD 1945 dalam
pasal-pasal, kita selalu sadar untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai statatus kita
masing-masing sebagai pegawai, pedagang, buruh atau siswa. Seorang siswa tentunya harus
melaksanakan tugas dan kewajiban yang ada disekolah, seperti mematuhi tatatertib sekolah,
menjaga nama baik sekolah, membayar kewajiban sebagai siswa, dan kewajiban lain yang
diharuskan oleh pihak sekolah. Apabila disiplin pribadi sudah terlaksana dengan baik,
dengan sendirinya disiplin sosial akan mudah terlaksana dalam kehidupan bermasyarakat.
Kebebasan mengemukakan pendapat harus kita artikan bahwa pendangan, pemikiran,
dan pendapat yang dikemukakan itu sesuai dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur
serta dapat bermanfaat untuk kepentingan bersama masyarakat, bangsa dan negara. Jadi
dalam berpendapat kita tidak boleh emosional dan hanya memikrkan keuntungan sendiri,
melainkan harus disertai tanggung jawab yang besar bagi kepentingan umum.
Dalam mengemukakan pendapat, kita harus juga mendengar pendapat orang lain dan
menghargainya. Mereka adalah sesama manusia yang juga mempuyai kebebasan. Oleh
karena itu, kita harus menghargai pendapat orang sekali pun kita tidak menyetujui. Sebagai
Warga Negera yang bertanggung jawab, kita perlu menyalurkan pendapat melalui saluran
hukum yang berlaku. Misalnya melalui badan-badan perwakilan rakyat, media massa,
organisasi kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan, serta lembaga-lembaga
lain yang ada dimasyarakat. Karena setiap orang mempuyai hak, kewajiban, dan kedudukan

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 8


yang sama maka dalam mengemukakan pendapat hendaknya kita tidak memaksakan
kehendak kita sendiri kepada pihak lain.

• Hak Berserikat dan Mengeluarkan Pendapat dalam Demokrasi Pancasila.


1. Pengertian Dasar dan Makna Demokrasi.
Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang mengikutsertakan rakyat dalam
pemerintahan negara. Di Indonesia dikembangkan demokrasi Pancasila, yaitu paham
demokrasi yang bersumber pad nilai-nilai pancasila. Dasar dari demokrasi Pancasila adalah
kedaulatan rakyat, seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan
dalam pasal 1 Ayat (2) UUD 1945. Dalam Demokrasi Pancasila, rakyat merupakan subyek
demokrasi. Artinya rakyat berhak secara efektif menentukan keinginan-keinginan dan turut
serta dalam penentuan Garis-garais besar haluan negara dan menentukan mandataris atau
pimpinan pemerintahan yang akan melaksanakan GBHN, menurut sistem perwakilan.
Pengaturan partisipasi rakyat dalam kehidupan demokrasi itu secara positif ditentukan
dalam peraturan perundangan yang berlaku. Aturan permainan dalam kehidupan demokrasi
diatur secara melembaga. Ini berari bahwa keinginan-keinginan rakyat tersebut disalurkan
melalui lembaga-lembaga perwakilan yang ada, yang dibentuk melalui pemilihan umum
yang demokratis. Hasil pemilihan umum itu mencerminkan keinginan rakyat untuk
menentukan wakil-wakilnya di DPR dan MPR yang berkewajiban secara moral dan politik
untuk menyuarakan aspirasi dan kepentingan rakyat.
Demokrasi Pancasila merupakan suatu sistem pemerintahan yang berdasarkan
kedaulatan rakyat. Oleh karena itu, rakyatlah yang menentukan bentuk dan isi pemerintahan
yang dikehendaki sesuai dengan hati nuraninya. Dalam konteks ini, pemerintah
berkewajiban memfokuskan perhatiaannya kepada kepentingan rakyat banyak dalam rangka
mewujudkan kemakmuran yang merata dan berkeadilan.
Demokrasi Pancasila dilaksanakan dengan bertumpu pada sepuluh pilar demokrasi
sebagai berikut :
a. Demokrasi yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia
c. Berkedaulatan rakyat
d. Didukung oleh kecerdasan waraga negara
e. Sistem pemisahan kekuasaan negara
f. Menjamin otonomi daerah

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 9


g. Demokrasi yang menerapkan prinsip rule of law
h. Sistem peradilan yang merdeka, bebas, dan tidak memihak.
i. Mengusahakan kesejahteraan rakyat
j. Berkeadilan sosial
Makna demokrasi Pancasila sesungguhnya ialahkeikutsertaan dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat dan kehidupan bernegara melalui sistem perwakilan. Demorasi
Pancasila tidak saja demokrasi dalam politik yang hanya mengatur masalah kekuasaan
negara, tetapi juga demokrasi dalam masalah ekonomi, sosial, dengan tujuan mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan sosial.
2. Bentuk Hak peran serta masyarakat dalam berserikat dan mengeluarkan pendapat
dalam Demorasi Pancasila. Dalam suatu negara demokrasi, rakyat berhak untuk
mengeluarkan pendapat dan berhak menyatakan keinginannya serta cita-citanya.
Pasal 28 UUD 1945 menyebutkan, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang “ Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokratis. Untuk
melaksanakan pasal 28 UUD 1945 telah dikeluarkan berbagai undang-undang, sebagai
berikut
a. UU No.15/1969 jo UU No. 4/1975 jo UU No. 2/1980 jo UU No. 4/1995 jo UU No. 3
tahun 1999 tentang pemilihan umum
b. UU No.16/1969 jo UU No. 5/1, 5 jo UU No. 2/1985 jo UU No. 4/1999 tentang Susunan
dan Kedudukan MPR, DPR, DPRD
c. UU No. 3/1975 jo UU No. 3/1985 jo UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai politik.
Dalam Undang-undang tentang parpol serta Undang-undang rmas ditetapkan bahwa
semua organisasi itu harus mencantumkan Pancasila sebagai salah satu asas organisasi.

• Lembaga Kenegaraan dalam Pelaksanaan Demokrasi Pancasila


1. MPR ( Lembaga Tertinggi Negara )
Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 disebutkan,”Kedaulatan adalah ditangan rakyat
dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat,’ Pasal ini mengandung
asas kedaulatan rakyat dan menunjukkan bahwa rakyatlah yang berkuasa karena rakyat
merupakan pemegang semua kekuasaan yang ada dalam negara, kekuasaan ini digunakan
untuk menyelenggarakan semua usaha negara yang tidak terpisahkan dari tujuan yang
menjadi cita-cita bangsa Indonesia sejak perjuangan kemerdekaannya. Rakyat secara

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 10


keseluruhan tidak mungkin langsung melaksanakan semua usaha negara itu. Majelis
Permusyaratan Rakyatlah yang menyelenggarakannya, oleh sebab itulah MPR merupakan
lembaga tertinggi diantara lembaga-lembaga lainnya dalam negara Republik Indonesia
MPR ialah penyelenggara tertinggi negara. Majelis ini merupakan penjelmaan rakyat yang
memegang dan melaksanakan kedaulatan negara.
Berdasarkan pasal 2 ayat (2) UUD 1945, MPR bersidang paling sedikit satu kali
dalam lima tahun di Ibukota negara. Hal ini berarti jika diperlukan boleh bersidang lebih
dari sekali, dengan mengadakan sidang istimewa. Dalam Tap MPR No. II/MPR/1999, pasal
49 dan pasal 50 dijelaskan sidang majelis terdiri dari sidang umum, sidang tahunan, dan
sidang istimewa. Dengan demikian MPR tidak hanya bersidang sekali dalam lima tahun,
tetapi mengadakan sidang setiap tahun, kecuali sidang umum dan istimewa. Hal ini
dimaksudkan untuk lebih memberdayakan lembaga perwakilan rakyat dalam melaksanakan
tugas, fungsi dan wewenangnya dalam mengemban amanat rakyat.
2. Lembaga Tinggi Negara.
Menurut UUD 1945, kekuasaan negara dilaksanakan oleh lembaga negara. Berikut ini
pembahasan tentang kedudukan dan kekuasaan lembaga tinggi negara itu.
a. Presiden
Presiden adalah kepala negara dan mandataris MPR. Didalam penjelasan UUD 1945
dinyatakan bahwa Presiden ialah penyelenggara tertinggi pemerintahan negara di bawah
Majelis. Dalam pasal 4 ayat (1) UUD 1945 disebutkan ,”Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-undang Dasar.”Dalam pasal 4 ayat
(2) UUD 1945 disebutkan,”Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu
orang wakil presiden.” Dalam menjalankan pemerintahan, kekuasaan dan tanggung jawab
berada ditangan Presiden.
MPR memilih dan mengangkat Presiden dan memberi mandat kepadanya untuk
melaksanakan Garis-garis Besar Haluan Negara, ketetapan-ketetapan MPR, dan memegang
jabatan untuk masa lima tahun, Presiden tunduk dan bertanggung jawab kepada MPR dan
memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan haluan negara yang ditetapkan
berdasarkan UUD 1945 kepada Majelis di hadapan Majelis.
Dengan demikian, jelaslah bahwa kekuasaan presiden tidak terbatas, Presiden sebagai
kepala kekuasaan eksekutif, dalam menjalankan undang-undang mempuyai kekuasaan
menetapkan peraturan pemerintah.

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 11


Syarat-syarat menjadi Presiden terdapat dalam pasal 6 UUD 1945, yakni sebagai
berikut.
1. Presiden ialah orang Indonesia asli
2. Presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR dengan suara terbanyak.
b. Dewan Pertimbangan Agung
Pasal 16 Ayat (1) dan (2) UUD 1945 memuat pernyataan mengenai Dewan
Pertimbangan Agung yang isinya sebagai berikut :
1. Susunan dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan Undang-Undang.
2. Dewan berkewajiban memberikan jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak
mengajukan usul kepada pemerintah.
Ketetapan MPR No. III/MPR/1978 menyatakan bahwa Dewan Pertimbangan Agung
berhak mengajukan usul dan wajib mengajukan perimbangan kepada Presiden. Jadi ada
aspek aktif yang dinyatakan dalam ayat itu. DPA tidak hanya bersikap pasif atau menunggu
kalau ada pertanyaan dari pihak presiden, tetapi harus aktif mengajukan pertimbangan dan
pandangan kepada Presiden.
c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR )
Disamping Presiden terdapat DPR Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
Namun demikian presiden harus bekerja sama dengan DPR, sebab setiap rancangan
Undang-undang, dibahas oleh DPR dan Presidenuntuk mendapat persetujuan bersama, dan
DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
Kedudukan DPR kuat. Hal ini dinyatakan dalam TAP MPR No. III/MPR/1978,
sebagai berikut :
1. Anggota DPR seluruhnya adalah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan
berkewajiban mengawasi segala tindakan Presiden dalam rangka pelaksanaan haluan
negara.
2. Apabila DPR menganggap bahwa Presiden betul-betul melanggar haluan negara, DPR
menyampaikan memorandum untuk mengingatkan presiden.
3. Apabila dalam waktu 3 bulan Presiden tidak memperhatikan memorandum DPR itu,
DPR menyampaikan memorandum yang kedua.
4. Apabila dalam waktu satu bulan memorandum kedua itu tidak juga diindahkan Presiden
DPR dapat meminta MPR mengadakan sidang istimewa untuk meminta
pertanggungjawaban presiden.

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 12


Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang jika rancangan undang-
undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh
diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. Presiden
mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi
undang-undang. Apabila terdapat kepentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan
Peraturan Pemerintah sebagai pengganti undang-undang. Peraturan Pemerintah harus
mendapat persetujuan DPR dalam persidangan yang berikutnya. Jika tidak mendapat
persetujuan DPR , Peraturan Pemerintah itu harus dibatalkan. Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang diperlukan agar keselamatan negara dapat dijamin, dalam
suasana yang memaksa pemerintah harus bertindak dengan cepat dan tepat untuk
menyelamatkan kelangsungan hidup negara. Meskipun demikian, pemerintah tidak akan
lepas dari pengawasan DPR. Oleh karena itu, Perpu yang kekuatannya sama dengan UU
harus mendapat persetujuan DPR. Dalam hal yang berhubungan dengan keuangan,
kedudukan DPR juga kuat.
d. Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK )
Di dalam negara demokrasi atau dalam negara yang berkedaulatan rakyat, seperti
Republik Indonesia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditetapkan dengan undang-
undang. Ini berarti bahwa anggaran itu ditetapkan oleh pemerintah dengan persetujuan
DPR. Bagaimana cara rakyat sebagai bangsa hidup dan dari mana didapat belanja hidup itu
ditetapkan oleh rakyat sendiri dengan perantaraan DPR. Rakyat menentukan nasib sendiri
Pesanan Rakyat sampai di situ saja. Pasal 23 Ayat (5) UUD 1945 menyatakan bahwa,”
untuk memeriksa tanggung jawabtentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan yang diatur dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.’ Jadi, cara pemerintah mempergunakan anggaran pendapatan
dan belanja negara (APBN) yang sudah disetujui oleh DPR harus sepadan dengan
keputusan itu.
Untuk memeriksa tanggung jawab keuangan negara perlu ada satu badan terlepas dari
pengaruh dan kekuasaan pemerintah, tetapi tidak berada di atas pemerintah, oleh karena itu
kekuasaan dan kewajiban badan ditetapkan dengan undang-undang. Jadi dalam sistem
demokrasi Pancasila, rakyat melalui wakil-wakilnya tidak hanya menerapkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) melainkan juga ikut mengawasi penggunaan
anggaran yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Hasil Pemeriksaan BPK itu
dilaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 13


e. Mahkamah Agung ( MA )
Pasal 24 UUD 1945 Ayat (1) dan (2) menyatakan sebagai berikut,
1. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan
kehakiman menurut undang-undang.
2. Susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman itu diatur dengan undang-undang.
Pasal 25 UUD 1945 menyatakan bahwa, “Syarat-syrat untuk menjadi dan untuk
diberhentikan sebagai hakim ditetapkan dengan undang-undang.-
Ketetapan MPR No. III/MPR/1978, Pasal 11 menugaskan sebagai berikut :
1. Mahkamah Agung adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman yang dalam
pemerintah dan pengaruh-pengaruh lain.

I. Latihan.
1. Jelaskan arti wawasan Nusantara atau wawasan kebangsaan
2. Sebutkan 2 aspek wawasan Nusantara
3. Jelaskan hubungan antara ke dua aspek wawasan Nusantara yang seimbang
4. Apa arti disiplin Nasional.
5. Sebutkan 3 disiplin Nasional
6. Sebutkan 3 perwujudan wawasan Nusantara
7. Sebutkan lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara menurut UUD 1945.
8. Jelaskan hubungan wawasan Nusantara dengan wawasan kebangsaan.

Wawasan Nusantara, SMKN 1 Mtr Page 14

You might also like