You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang.

Kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang


Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (Khalifatullah) di bumi yang menerima amanat-
NYA untuk mengelola kekayaan alam. Adapun sebagai wakil Tuhan di bumi, manusia
dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan memanfaatkan segenap karunia
kekayaan alam dengan sebaik – baiknya untuk kebutuhan hidupnya. Manusia dalam
menjalankan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang yaitu universal
filosofis dan sosial politis. Bidang universal filosofis bersifat transeden dan idealistik
misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa.
Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa Indonesia dalam kaitannya
dengan wilayah Nusantara.

Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara


Indonesia memiliki unsur – unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak
pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya alam
(SDA). Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman
masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu negara dan satu tanah air.

Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksidan


interelasi dengan lingkungan sekitarnya (regional atau internasional). Dalam hal ini
bangsa Indonesia memerlukan prinsip – prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak
terombang – ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita
– cita serta tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional
yang berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut WAWASAN
NUSANTARA. Karena hanya dengan upanya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap
eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang adil, makmur dan
sentosa.

Latar Belakang Konsepsi Wawasan Nusantara

Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi wawasan nusanatara adalah


sebagai berikut :

Aspek Historis

Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu
dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :
1
1. Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah,
kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan, kesengsaraan,
kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan dalam diri
bangsa Indonesia. Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini orang-
orang Indonesia justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan
melawan penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.
2. Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis wilayah
Indonesia adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah Hindia Belanda ini
masih terpisah-pisah berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana laut
territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan adanya ordonansi
tersebut , laut atau perairan yang ada diluar 3 mil tersebut merupakan lautan
bebas dan berlaku sebagai perairan internasional. Sebagai bangsa yang terpecah-
pecah dan terjajah, hal ini jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa
Indonesia.Keadaan tersebut tidak mendudkung kita dalam mewujudkan bangsa
yang merdeka, bersatu dan berdaulat.Untuk bisa keluar dari keadaan tersebut kita
membutuhkan semangat kebangsaan yang melahirkan visi bangsa yang bersatu.
Upaya untuk mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak
lagi terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian setelah Indonesia merdeka yaitu
ketika Perdana Menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya
disebut sebagai Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi pokok dari
deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial Indonesia tidak lagi sejauh 3
mili melainkan selebar 12 mil dan secara resmi menggantikam Ordonansi 1939.
Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960 tenatang
perairan Indonesia yang berisi :
1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan
pedalaman Indonesia
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada
sisi dalam dari garis dasar.

Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan Nusantara dimana


laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.UU mengenai perairan
Indonesia diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia

Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum internasional. Melalui


perjuangan panjanag akhirnya Konferensi PBB tanggal 30 April menerima “ The
United Nation Convention On The Law Of the Sea”(UNCLOS) . Berdasarkan Konvensi
Hukum Laut 1982 tersebut Indonesia diakui sebagai negara dengan asas Negara
Kepulauan (Archipelago State).

Aspek Geografis dan Sosial Budaya

Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan negara bangsa
dengan wialayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah
dan dan heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu memilikui visi menjadi
bangsa yang satu dan utuh .

2
Keunikan wilayah dan heterogenitas itu anatara lain sebagai berikut :

1. Indonesia bercirikam negara kepulauan atau maritim


2. Indonesia terletak anata dua benua dan dua sameudera(posisi silang)
3. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa
4. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim
5. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik dan
Mediterania
6. Wilayah subur dan dapat dihuni
7. Kaya akan flora dan fauna dan sumberdaya alam
8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam
9. Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar, sebanyak 218.868 juta jiwa
(tahun 2005 – www.datastatistik-Indonesia.com )

Aspek Geopolitis dan Kepentingan Nasional

Prinsip geopolitik bahwa bangsa Indonesia memanndang wikayahnya sebagai ruang


hidupnya namun bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk memperluas wilayah
sebagai ruang hidup (lebensraum). Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah
bangaimanan menjadikan bangsa dan wilayah negara Indonesia senantiasa satu dan
utuh. Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan
nasional maupun visi nasional

3
I.2.

Rumusan Masalah.

Di dalam makalah ini yang berjudul “Wawasan Nusantara” mempunyai beberapa


rumusan masalah yaitu:

1. Pengertian dari wawasan nusantara.

2. Hakikat dari wawasan nusantara.

3. Unsur – unsur dari wawasan nusantara.

4. Latar belakang filosofis dari wawasan nusantara.

5. Kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara.

6. Faktor – faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara.

7. Arah pandang wawasan nusantara.

8. Implementasi serta tantangan yang dihadapi dari wawasan nusantara.

1.3.

Pengertian Tujuan Wawasan Nusantara

Makalah wawasan nusantara ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:

• Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kewarganegaraan.


• Untuk mengetahui unsur – unsur dari wawasan nusantara.
• Untuk mengetahui latar belakang filosofis dari wawasan nusantara.
• Untuk mengetahui hakekat/makna dari wawasan nusantara.

4
Latar Belakang Konsepsi Ketahanan Nasional

Manusia dikatakan mahluk sempurna karena memiliki naluri, kemampuan


berpikir, akal, dan ketrampilan, senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi,
pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, berupaya memenuhi baik materil maupun
spiritual. Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan-
hubungan dengan: Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Seni/Budaya, IPTEK, dan
Hankam.Untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya, manusia perlu
mengadakan hubungan - hubungan, antara lain :

- Hubungan manusia dengan Tuhannya, yang kemudian melahirkan agama.


- Hubungan manusia dengan cita-cita yang kemudian melahirkan ideologi.
- Hubungan manusia dengan kekuatan atau kekuasaan yang kemudian melahirkan
politik.
- Hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan yang kemudian melahirkan
ekonomi.
- Hubungan manusia dengan manusia yang kemudian melahirkan sosial.- Hubungan
manusia dengan keindahan yang kemudian melahirkan kesenian atau dalam arti sempit
dinamakan budaya.
- Hubungan manusia dengan pemanfaatan fenomena alam yang kemudian melahirkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.- Hubungan manusia dengan rasa aman yang kemudian
melahirkan pertahanan keamanan.

Pokok PikiranSejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan
ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia
mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan
mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.

5
1.4.

PengertianTujuan nasional

Tujuan Nasional menjadi pokok pikiran ketahanan nasional karena sesuatu


organisasi dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan akan selalu berhadapan dengan
masalah-masalah internal dan eksternal sehingga perlu kondisi yang siap
menghadapiKetahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri
atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang
tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan
nasional.Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
menyeluruh berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara.Kesejahteraan adalah
kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya
demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan
jasmani.Keamanan adalah kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai
nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.Contoh bentuk-bentuk
ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :1. Ancaman di dalam
negeriContohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari
masyarakat indonesia.2. Ancaman dari luar negeriContohnya adalah infiltrasi, subversi
dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat,
udara dan laut oleh musuh dari luar negeri.

1.5.

Ciri – Ciri Ketahanan Nasional

Ciri-ciri ketahanan nasionalMerupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi


negara berkembang.Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk
menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang
datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di
dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam
sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi
geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang
meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara
pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan
landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan

6
nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan
nasional.

1.6.

Sifat – Sifat Ketahanan Nasional Indonesia Mandiri

Sifat – sifat ketahanan Nasional artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada
kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung
prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian
bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global.Dinamis, artinya ketahanan nasional
tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi
dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai
dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah.
Oleh sebab itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan
ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan
nasional yang lebih baik.

1.7.

Manunggal,

Manunggal artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan


terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Wibawa, artinya
ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat
mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga
dapat menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara,
semakin besar pula kewibawaannya.Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan
nasional Indoneisa tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak
mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif
dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan
kepribadian bangsa.

7
BAB II
ISI
WAWASAN NUSANTARA
2.1.

Wawasan Nasional.

Sebelum membahas Wawasan Nusantara, kita sebaiknya terlebih dahulu mengerti


dan memahami wawasan nasional suatu secara universal. Suatu bangsa meyakini bahwa
kebenaran yang hakiki atau kebenaran yang mutlak adalah kebenaran yang datang dari
Tuhan, pencipta alam semesta. Manusia memiliki kelebihan dari makhluk yang lain
melalui akal pikiran dan budi nuraninya. Namun, kemampuannya dalam menggunakan
akal pikiran dan budi nurani tersebut terbatas, sehingga manusia yang satu dan yang lain
tidak memiliki tingkat kemampuan yang sama. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, keanekaragaman tersebut memerlukan perekat agar bangsa yang
bersangkutan dapat bersatu memelihara keutuhan negaranya.

Cara pandang suatu bangsa memandang tanah air dan beserta lingkungannya
menghasilkan wawasan nasional. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi pandangan
atau visi bangsa dalam menuju tuannya. Namun tidak semua bangsa memiliki wawasan
nasional Inggris adalah salah satu contoh bangsa yang memiliki wawasan nasional yang
berbunyi” Britain rules the waves”. Ini berarti tanah inggris bukan hanya sebatas
pulaunya, tetapi juga lautnya. Adapun bangsa Indonesia memiliki wawasan nasional
yaitu wawasan nusantara.

Apakah wawasan Nusantara itu? Secara konsepsional wawasan nusantara


(Wasantara) merupakan wawasan nasionalnya bangsa Indonesia. Perumusan wawasan
nasional bangsa Indonesia yang selanjtnya disebut Wawasan Nusantara itu merupakan
salah satu konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.

Sebagai Wawasan nasional dari bangsa Indonesia naka wilayah Indonesia yang
terdiri dari daratan, laut dan udara diatasnya dipandang sebagai ruang hidup
(lebensraum) yang satu atau utuh. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasionalnya
bangsa Indonesia dibangunatas pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa
Indonesia didasarkan kepada konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang
menghasilakan konsepsi wawasan Nusantara. Jadi wawasan nusantara merupakan
penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.

Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal
dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan
indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang, meninjau atau

8
melihat. Wawasan artinya pandangan, tujuan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan
berarti pula cara pandang, cara melihat.

Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan
kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak anatara dua unsur. Nusantara artinya
kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia dan
dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata
“Nusantara” digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam. Atau cara pandang dan sikap bangsa Indonesia menganai diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayahh dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi bangsa. Visi adalah keadaan
atau rumusan umum mngenai keadaan yang dinginkan. Wawasan nasional merupakan
visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia
sesuaidengan konsep wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan
wilayah yang satu dan utuh pula.

Suatu bangsa yang telah bernegara, dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak


terlepas dari pengaruh lingkungannya. Pengaruh itu timbul dari hubungan timbal balik
antara filosofi bangsa, ideologi, aspirasi serta cita-cita dan kondisi sosial masyarakat,
budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah serta pengalaman sejarahnya.
Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan nasional untuk
menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin
kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa. Kata “wawasan ” itu
sendiri berasal dari wawas (bahasa Jawa )yang artinya melihat atu memandang. Dengan
penambahan akhiran “an” kata ini secara harfiah memiliki arti yaitu cara meliha atau
cara tinjau atau cara pandang. Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa
dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis. Karena itu, wawasan itu harus
mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan
tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar kejayaannya.
Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, satu bangsa perlu memperhatikan tiga
faktor utama:

1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup

2. Jiwa, tekad, dan semangat manusiany aatau rakyatnya

3. Lingkungan sekitarnya

Dengan demikian, wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang
telah bernegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba

9
terhubung (melalui interaksi dan interelasi) dan dalam pembangunannya di lingkungan
nasional (termasuk lokal dan propinsional), regional, serta global.

2.2.

Teori Kekuasaan Sebagai Lahirnya Wawasan Nasional Suatu Bangsa.

Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan
geopolitik yang dianutnya. Beberapa teori paham kekuasaan dan teori geopolitik.
Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan dan pemikiran mengenai
sejauh mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan dipertanggungjawabkan.
Teori-teori yang dapat mendukung rumusan tersebut antara lain:

a. Paham Machiavelli (Abad XVII)

Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan kedalam bahasa dengan judul “The
Prince”, Machiavelli memberikan pesan tentang cara membentuk kekuatan politik yang
besar agar sebuah negara dapat berdiri dengan kokoh. Didalamnya terkandung beberapa
postulat dan cara pandang tentang bagaimana memelihara kekuasaan politik. Menurut
Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil berikut:
pertama, segala cara dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan; kedua,
untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (divide et impera) adalah sah; dan
ketiga, dalam dunia politik (yang disamakan dengan kehidupan binatang buas ), yang
kuat pasti dapat bertahan dan menang. Semasa Machiavelli hidup, buku “The Prince”
dilarang beredar oleh Sri Paus karena dianggap amoral. Tetapi setelah Machiavelli
meninggal, buku tersebut menjadi sangat dan banyak dipelajari oleh orang-orang serta
dijadikan pedoman oleh banyak kalangan politisi dan para kalangan elite politik.

b. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII)

Kaisar Napoleon merupakan tokoh revolusioner di bidang cara pandang, selain


penganut baik dari Machiavelli. Napoleon berpendapat bahwa perang di masa depan
akan merupakan perang total yang mengerahkan segala upaya dan kekuatan nasional.
Kekuatan ini juga perlu didukung oleh kondisi sosial budaya berupa ilmu pengetahuan
teknologi demi terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki dan menjajah negara-
negara disekitar Prancis. Ketiga postulat Machiavelli telah diimplementasikan dengan
sempurna oleh Napoleon, namun menjadi bumerang bagi dirinya sendiri sehingg akhir
kariernya dibuang ke Pulau Elba.

c. Paham Jendral Clausewitz (XVIII)

Pada era Napoleon, Jenderal Clausewitz sempat terusir oleh tentara Napoleon
dari negaranya sampai ke Rusia. Clausewitz akhirnya bergabung dan menjadi penasihat
militer Staf Umum Tentara Kekaisaran Rusia. Sebagaimana kita ketahui, invasi tentara
10
Napoleon pada akhirnya terhenti di Moskow dan diusir kembali ke Perancis.
Clausewitz, setelah Rusia bebas kembali, di angkat menjadi kepala staf komando Rusia.
Di sana dia menulis sebuah buku mengenai perang berjudul Vom Kriege (Tentara
Perang). Menurut Clausewitz, perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain.
Baginya, peperangan adalah sah-sah saja untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa.
Pemikiran inilah yang membenarkan Rusia berekspansi sehingga menimbulkan perang
Dunia I dengan kekalahan di pihak Rusia atau Kekaisaran Jerman.

d. Paham Feuerbach dan Hegel

Paham materialisme Feuerbach dan teori sintesis Hegel menimbulkan dua aliran
besar Barat yang berkembang didunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan komunisme
di pihak yang lain. Pada abad XVII paham perdagangan bebas yang merupakan nenek
moyang liberalisme sedang marak. Saat itu orang-orang berpendapat bahwa ukuran
keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus ekonominya, terutama
diukur dengan emas. Paham ini memicu nafsu kolonialisme negara Eropa Barat dalam
mencari emas ke tempat yang lain. Inilah yang memotivasi Columbus untuk mencari
daerah baru, kemudian Magellan, dan lain-lainnya. Paham ini juga yang mendorong
Belanda untuk melakukan perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara
selama 3,5 abad.

e. Paham Lenin (XIX)

Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang adalah


kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Bagi Leninisme/komunisme, perang atau
pertumpahan darah atau revolusi di seluruh dunia adalah sah dalam kerangka
mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia. Karena itu, selama perang dingin, baik Uni
Soviet maupun RRC berlomba-lomba untuk mengekspor paham komunis ke seluruh
dunia. G.30.S/PKI adalah salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun 1965. Sejarah
selanjutnya menunjukkan bahwa paham komunisme ternyata berakhir secara tragis
seperti runtuhnya Uni Soviet.

f. Paham Lucian W.Pye dan Sidney

Dalam buku Political Culture and Political Development (Princeton University


Press, 1972 ), mereka mengatakan :”The political culture of society consist of the
system of empirical believe expressive symbol and values which devidens the situation
in political action can take place, it provides the subjective orientation to politics.....The
political culture of society is highly significant aspec of the political system”. Para ahli
tersebut menjelaskan adanya unsur-unsur sebyektivitas dan psikologis dalam tatanan
dinamika kehidupan politik suatu bangsa, kemantapan suatu sistem politik dapat dicapai
apabila sistem tersebut berakar pada kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan.

11
2.3.

Pengertian Wawasan Nusantara.

Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional (national outlook) yang merupakan


visi bangsa yang bersangkutan meneju ke masa depan. Adapun wawasan nasional
bangsa Indonesia di kenal dengan Wawasan Nusantara.

Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua buah kata yakni wawasan dan
nusantara. Wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang,
meninjau atau melihat. Sehingga wawasan dapat berarti cara pandang, cara meninjau,
atau cara melihat. Sedangkan Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti pulau –
pulau, dan ‘antara’ yang berarti diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan
benua Australia serta dua samudera yakni samudera Pasifik dan samudera Hindia).
Berdasarkan teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah pancasila, latar
belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya, dan aspek kesejarahan,
terbetuklah satu wawasan nasional indonesia yang disebut wawasan nusantara dengan
rumusan pengertian yang sampai ini berkembang sebagai berikut:

1. Pengertian wawasan nusantara berdasarkan ketetapan majelis permusyawarahan


rakyat tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah wawasan nusantara yang merupakan
wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.

2. Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Dr. Wan usman (Ketua Program S-2
PKN – UI ) “wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai diri
dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam.”. Hal tersebut disampaikannya saat lokakarya wawsan nusantara dan
ketahanan nasional di Lemhanas pada Januari 2000. Ia juga menjelaskan bahwa
wawasan nusantara merupakan geopolitik indonesia.

3. Pengertian wawasan nusantara, menurut kelompok kerja wawasan nusantara, yang


diusulkan menjadi ketetapan majelis permusyawaratan rakyat dan dibuat di Lemhanas
tahun 1999 adalah “cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang berseragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. ”
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan
12
posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita – cita
nasionalnya. Sedangkan arti dari wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta
sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam
mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan nusantara
berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelengaraan kehidupannya
serta sebagai rambu – rambu dalam perjuanagan mengisi kemerdekaan. Wawasan
nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina
persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam
mencapai tujuan dan cita – citanya.

2.4.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara diantaranya:

1. Wilayah (geografi).

a. Asas Kepulauan (archipelagic principle)

Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal dari kata Italia yakni ‘archipelagos’. Akar
katanya adalah ‘archi’ yang berarti terpenting, terutama dan ‘pelagos’ berarti laut atau
wilayah lautan. Jadi archipelago adalah lautan terpenting.

Istilah archipelago antara lain terdapat dalam naskah resmi perjanjian antara
Republik Venezza dengan Michael Palaleogus (1268) yang menyebutkan ‘arc(h)
Pelego’yang maksudnya adalah ‘Aigaius Pelagos’ atau laut Aigia yang dianggap
sebagai laut terpenting oleh negara – negara yang bersangkutan kemudian pengertian ini
berkembang tidak hanya laut Aigia tetapi juga termasuk pulau – pulau di dalamnya.

Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau – pulau tersebut


selalu dalam kesatuan utuh, sementara tempat unsur perairan atau lautan antara pulau –
pulau berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan sebagai unsur pemisah.

b. Kepulauan Indonesia.

Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan


Nederandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian
menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk
kepulauan ini sudah banyak nama yang dipakai yaitu ‘Hindia Timur’, ‘Insulinde’ oleh
Multatuli, ‘Nusantara’, ‘Indonesia’, ‘Hindia Belanda (Nederlandsch-indie)’ pada masa
penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat mencintai nama ‘Indonesia’ walaupun
13
bukan dari bahasanya sendiri tetapi ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung
arti yang tepat, yaitu kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan
‘nesos’ berarti pulau.

Sebutan ‘Indonesia’ merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of The
Indian Archipelago And East Asia (1850). Sir W.E. Maxwell (seorang ahli hukum) juga
memakainya dalam kegemarannya mempelajari rumpun melayu. Kata Indoneis semakin
terkenal berkat peran Adolf Bastian, seorang etnolog yang menegaskan arti kepulauan
ini dalam bukunya Indonesien Order Die Inseln Des Malaysichen Archipels (1884 –
1889). Setelah cukup lam istilah itu hanya dipakai sebagai nama keilmuan, maka pada
awal abad ke-20 perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut dirinya
sebagai ‘Perhimpunan Indonesia’.

Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28-10-1928 kata Indonesia di


pakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan bahasa. Kemudian dipertegas lagi pada
proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nam
resmi negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang.

c. Konsep tentang Wilayah Lautan.

Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsep mengenai


kepemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :

~ Res Nullius : menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.

~ Res Cimmunis : menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena
tidak dapat dimiliki oleh masing – masing negara.

~ Mare Liberum : menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua
bangsa.

~ Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea) : menyatakan bahwa hanya
laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara sejauh yang dapat
dikuasai dari darat (kira – kira sejauh 3 mil).

~ Archipelagic State Principles (asas negara kepulauan) : menjadi dasar dalam


konvensi PBB tentang hukum laut.

Saat ini konvensi PBB tentang hukum laut (United Nation Convention on the
Law of the Sea – UNCLOS) mengakui adanya keinginan untuk membentuk tertib
hukum dan samudera yang dapat mempermudah komunikasi internasional,
mendayagunakan sumber kekayaan alam secara adil dan efisien, konservasi dan
pengkajian sumber kekayaan hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian lingkungan
laut.

14
Sesuai dengan hukum laut internasional, secara garis besar Bangsa Indonesia
sebagai negara kepulauan memiliki Laut Teritorial, Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi
Ekskusif dan Landasan Kontinen.

~ Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih
kepulauan dan dapat mencakup pulau – pulau yang lain. Kepulauan adalah suatu
gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan diantaranya.

~ Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut
diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah
sepanjang pantai.

~ Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari
garis pangkal.

~ Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis
pagkal. Di dalam ZEE, negara yang bersangkutan memiliki hak kedaulatan untuk
keperluan eksplorasi, ekploitasi, konservasi dan pengelolan sumber kekayaan alami
hayati dari perairan.

~ Landasan Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya
yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah
daratannya.. Jaraknya 200 mil dari garis pangkal tau dapat lebih dari itu dengan tidak
melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut
sedalam 2500 m.

d. Karakteristik Wilayah Nusantara.

Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan
benua Australia dan diantara samudra Pasifik dan samudra Indonesia, yang terdiri dari
17.508 pulau besar maupun kecil.
Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi sbb:
Utara : ± 6°08’ LU
Selatan : ± 11°15’ LS
Barat : ± 94°45’ BT
Timur : ± 141°05’ BT
Jarak utara-selatan sekitar 1.888 Kemerdekaan, sedangkan jarak barat-timur sekitar
5.110 Kemerdekaan. Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km², yang
terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km² dan perairan seluas 3.166.163 km².

15
2. Geopolitik dan Geostrategi.

a. Geopolitik.

Pengertian Geopolitik.

Geografi mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik


mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan
nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi
perkembangan suatu wawasan nusantara.

Pandangan ajaran Frederich Ratzel.

Pokok-Pokok ajaran F.Ratzel adalah sebagai berikut :

1) Dalam hal-hal tertentu pertumbuhan negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan


organisme yang memerlukan ruang lingkup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup,menyusut dan mati.

2) Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti
kekuatan. Makin luas potensi ruang tersebut, makin besar kemungkinan kelompok
politik itu tumbuh (teori ruang, konsep ruang)

3) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari


hukum alam. Hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup.

4) Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhan akan sumber akan
sumber daya alam. Apabila wilayah/ruang hidup tidak mendukung, bangsa tersebut
akan mencari pemenuhan kebutuhan akan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi).
Hal ini melegitimasikan hukum ekspansi yaitu perkembangan atau dinamika budaya
dalam bentuk gagasan kegiatan (ekonomi, perdagangan, perindustrian/produksi) harus
diimbangi oleh pemekaran wilayah; batas-batas suatu negara pada hakikatnya bersifat
sementara.

Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen

Frederich Ratzel pada akhir abad ke – 19 mengenbangkan kajian geografi politik


dengan dasar pandangan bahwa Negara adalah mirip organisme (makhluk hidup).
Negara adalah ruang yang ditempati oleh kelompok mayarakat politik (bangsa). Jika
bangsa dan negara ingin tetap eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan hukum
ekspansi (pemekaran wilayah).

Di samping itu Rudolf Kjellen berpendapat bahwa negara adalah organisme yang
harus memiliki intelektual. Negara merupakan sistem politik yang mencakup geopolitik,
ekonomi politik, kratopolitik, dan sosiopolitik.

16
Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Kjellen menegaskan
bahwa negara adalah suatu organisme yang dianggap sebagai “prinsip dasar”. Esensi
ajaran Kjellen adalah sebagai berikut:

1. Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup, yang memiliki


intelektual. Negara dimungkinkan untuk memperoleh ruang yang cukup luas agar
kemampuan dan kekuatan rakyatnya dapat berkembang secara bebas.

2. Negara merupakan suatu sistem politik/ pemerintahan yang meliputi bidang- bidang:
geopolitik, ekonomi politik, demokrasi politik , sosial politik,dan krato politik(politik
memerintah).

3. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar. Ia harus mampu
berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk
meningkatkan kekuatan nasionalnya: ke dalam, untuk mencapai persatuan dan kesatuan
yang harmonis dan ke luar, untuk memperoleh batas-batas negara yang lebih baik.

Pandangan Karl Houshofer.

Pandangan demikian ini semakin jelas pada pemikiran Karl Haushorfer yang
pada masa itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman di bawah pimpinan Adolf Hittler.
Pemikiran Haushorfer di samping berisi paham ekspansionisme juga mengandung
ajaran rasialisme, yang menyatakan yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras
paling unggul yang harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam ini juga di dunia
berkembang di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat
militerisme dan fasisme.

Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika negara ini berada di bawah
kekuasaan Adolf Hitler. Pokok-pokok teori Karl Haushofer ini pada dasarnya menganut
teori Kjellen,yaitu:

1. Kekusaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan imperium
maritim untuk menguasai pengawasan di laut.

2. Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa Barat
(Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya.

3. Rumusan ajaran Karl Haushofer lainnya adalah sebagai berikut:

Geopoltik adalah doktrin negara yang manitikberatkan soal-soal strategi


perbatasan. Ruang hidup bangsa dan tekanan-tekanan kekuasaan dan sosial yang rasial
mengharuskan pembagian baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah landasan
bagi tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang hidup.

17
Pandangan Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan.

Kedua ahli ini mempunyai gagasan “wawasan bahari”, yaitu kekuatan di laut.
ajarannya mengatakan bahwa barang siapa menguasai laut akan menguasai
“perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai ” kekayaan dunia”sehingga
pada akhirnya menguasai dunia.

Pandangan Ajaran Nicholas J. Spkyman.

Ajaran ini menghasilkan teori yang dinamakan Teori Daerah Batas (rimland)
yaitu teori wawasan kombinasi yang menggabungkan kekuatan darat, laut, dan udara.
Dalam pelaksanaannya, teori ini disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara

Pandangan Ajaran Sir Halfold Mackinder.

Teori ahli geopolitik ini pada dasarnya menganut ”konsep kekuatan” dan
mencetuskan wawasan benua, yaitu konsep kekutan di darat. Ajarannya menyatakan :
barang siapa dapat menguasai “daerah jantung”, yaitu Eurasia (Eropa dan Asia), ia akan
dapat menguasai “pulau dunia”, yaitu Eropa, Asia dan Afrika.

Pandangan Ajaran W. Mitchel, A.Saversky, Giulio Douhet dan John Frederik


Charles Fuller.

Keempat ahli geopolotik ini berpendapat bahwa kekuatan di udara justru yang
paling menentukan..Mereka melahirkan teori ”wawasan dirgantara” yaitu konsep
kekuatan di udara. Kekuatan di udara hendaknya mempuyai daya yang dapat diandalkan
untuk menangkis ancaman dan melumpuhkan kekuatan lawan dengan
menghancurkannya dikandangnya sendiri agar lawan tidak mampu lagi menyerang.

Geopolitik Bangsa Indonesia.

Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai


Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam
Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih
cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena
penjajahan tidak sesuai denga peri kemanusiaan dan peri keadilan. Bangsa yang
berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut faham perang dan damai : ” Bangsa
Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Wawasan nasional bangsa
Indonesia tidak mengembangkan ajaran mengenai kekuasaan dan adu domba, karena
hal tersebut mengandung benih-benih persengketaan dan ekspansionisme. Ajaran
wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa : Ideologi digunakan sebagai
landasan idiil dalam menentukan politik nasional, dihadapkan pada kondisi dan
konstelasi geografis Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya
adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya
ditengah-tengah perkembangan dunia.

18
Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham
kebangsaan (nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan
menolak pandangan chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk menjalin
kerjasama antar bangsa yang saling menolong dan saling menguntungkan. Semua ini
dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia yang abadi.
Dalam menentukan, membina, dan mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa
Indonesia menggali dan mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di
lingkungan Indonesia sendiri. Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh
pemahaman kekuasaan bangsa indonesia yang berlandaskan falsafah Pancasila dan
pandangan geopolitik Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan
kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai
pemikiran pembinaan dan pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari :

a. Latar Belakang Pemikiran beradasarkan Falsafah Pancasila

b. Latar belakang pemikiran aspek kewilayahn Nusantara

c. Latar belakang pemikiran aspek Sosial Budaya bangsa Indonesia

d. Latar belakang aspek Kesejarahan bangsa Indonesia

b. Geostrategi.

Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan
atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan keinginan politik. Sebagai contoh
pertimbangan geostrategis untuk negara dan bangsa Indonesia adalah kenyataan posisi
silang Indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek aspek geografi juga dari aspek .
Aspek demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam. Posisi silang
Indonesia tersebut dapat di rinci sebagai berikut :

1) Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia; serta si
antara samudra Pasifik dan samudra Hindia.

2) Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di selatan


(Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)

3) Ideologi : ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara liberalisme di selatan


( Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara ( RRC, Vietnam dan Korea
Utara).

4) Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di selatan dan


demokrasi rakyat ( diktatur proletar) di utara.

19
5) Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi Kapitalis dan selatan
Sosialis di utara.

6) Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualisme di selatan


dan masyarakat sosialisme di utara.

7) Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan dan budaya
Timur di utara.

8) Hankam : Geopolitik dan geostrategis Hankam (Pertahanan dan Keamanan)


Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan maritim di selatan dan wawasan kekuatan
kontinental di utara.

Dengan demikian geostrategis adalah perumusan strategi nasional dengan


memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utama.

3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnnya

a. Sejak 17-8-1945 sampai dengan 13-12-1957

Pada masa tersebut wilayah Negara Republik Indonesia bertumpu pada wilayah daratan
pulau-pulau yang saling terpisah oleh perairan atau selat di antara pulau-pulau itu.
Wilayah laut teritorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah
perairan sejauh 3 mil disekelilingnya.

b. Dari Deklarasi Juanda ( 13-12-1957) sampai dengan 17-2-1969


Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan Deklarasi Juanda dengan tujuan sebagai
berikut:

1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
bulat.

2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asas Negara


kepulauan (archipelagic state principles).

3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 4/Prp/1960


tanggal 18 Februari 1960. tentang Perairan Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan
bentuk sejauh 12 mil dari titik-titik pulau terluar yang saling berhubungan.

c. Dari 17-2-1969 (Deklarasi Landas kontinen) Sampai Sekarang


Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan konsep politik yang
berdasarkan wilayah. Disamping di pandang pula sebagai upaya untuk mewujudkan
pasal 33 ayat 3 UUD 1945.

20
Asas-asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas kontinen sebagai
berikut:

1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah
milik eksklusif Negara Republik Indonesia.

2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelenggarakan soal garis batas landasan kontinen


dengan negara-negara tetangga melalui perundingan.

3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang di tarik di
tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar negara tetangga.

4) Klaim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landasan
kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.

Asas-asas pokok tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1973


tentang Landasan Kontinen Indonesia. Di samping itu UU No. 1/1973 juga memberi
dasar bagi pengaturan eksplorasi serta penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas
kontinen dan masalah-masalah yang ditimbulkan.

d. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Pengumuman Pemerintah tentang Zona Ekonomi Eksklusif terjadi pada 21 Maret 1980.
Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia.
Alasan-alasan yang mendorong sebagai – berikut:

1) Persediaan ikan yang semakin terbatas.

2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia

3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.

2.5.

UNSUR-UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA.


1. Wadah

a. Wujud Wilayah

Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya
terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu
Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya.
Setelah bernegara dalam negara kesatuan Republik Indonesia, bangsa indonesia
memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagi kegiatn kenegaraan
21
dalam wujud suprastruktur politik. Sementara itu, wadah dalam kehidupan
bermasyarakat adalah lembaga dalam wujud infrastruktur politik.

Letak geografis negara berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan benua
Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan poliyik,
ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.

b. Tata Inti Organisasi

Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem
pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Kedaulatan di tangan rakyat yang dilaksanakan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Sistem pemerintahan, menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan
bersadarkan UUD 1945. Indonesia adalah Negara hukum ( Rechtsstaat ) bukan Negara
kekuasaan ( Machtsstaat ).

c. Tata Kelengkapan Organisasi

Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara
yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan
organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara. Yang dapat diwujudkan
demokrasi yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal
berdasarkan dasar filsafat pancasila.

2. Isi Wawasan Nusantara

Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
nasional yang terdapat pada pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai aspirasi yang
berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas,
bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan dalam kehidupan nasional. Isi menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian cita-cita dan
tujuan nasional.

b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.

Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia meliputi
:

a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang


menyebutkan : :

22
1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
3) Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh


menyeluruh meliputi :

1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan perairan dan dirgantara
secara terpadu.

2. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu
ideologi dan identitas nasional.

3. Satu kesatuan sosial-budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas
dasar “Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.

4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.

5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu system terpadu, yaitu sistem
pertahanan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).

6. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.

3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah

Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri dari
tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa,
semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa indonesia, sedang tata laku lahiriah
tercermin dalam tindakan , perbuatan, dan perilaku dari bangsa idonesia. Tata laku
lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan. Meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.

Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian bangsa
indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan
cinta kepada bangga dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi
dalm segala aspek kehidupan nasional.

2.6.

HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA


23
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara
pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan
nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negar harus
berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan
negara indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus
dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia, tanpa
menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan dan orang
per orang.

2.7.

ARAH PANDANG WAWASAN NUSANTARA.


1. Arah Pandang Ke Dalam

Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap


aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun sosial. Arah pandang ke dalam
mengandung arti bahwa bangasa indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah
dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan
harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatua dan kesatuan dalam
kebhinekaan.

2. Arah Pandang Ke Luar

Arah pandang ke luar ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam duna
serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta dalam melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta kerja
sama dan sikap saling menghormati. Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa
kehidupan internasionalnya, bangsa Idonesia harus berusaha mengamankan kepentingan
nasionalnya dalam semua aspek kehidupan demi tercapainya tujuan nasional sesuai
tertera pada Pembukaan UUD1945.

2.8.

KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA.


1. Kedudukan

a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran


yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan
penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
b. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya
sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai
landasan idiil.

24
2. Undang0undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan
sebagai landasan konstitusional.

3. Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan visional.

4. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai kebijaksanaan nasional,


berkedudukan sebagai landasan operasional.

2. Fungsi

Wawsan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu


dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Tujuan

Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek


kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mementingkan kepentingan nasional dari pada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut
bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku
bangsa,atau daerah.

2.9.

IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA.


Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir,
pola sikap, dan pola tindak yangsenantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan
nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam
rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa
dan bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada
kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut :

1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila

Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang


sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai
sekarang.
Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan
kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan
bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.

2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional

25
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan
nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara
yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat
aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi


Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di samping itu, implementasi wawasan
nusantara mencerminkan tanggung jawab pengelolaa sumber daya alam yang
memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian
sumber daya alam itu sendiri.

1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan
milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara
merata.

2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.

3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai


usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.

c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya


Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan
sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan
hidup sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul
daerah, agama, atau kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya. Budaya
Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang
menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai
budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan
hasilnya dapat dinikmati.

d. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan


Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk
sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air
dan bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan
partisipasi setiap warga negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman
antara lain :

1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
26
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta
dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

3. Penerapan Wawasan Nusantara

a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan nusantara. Khususnya di
bidang wilayah. Adalah diterimanya konsepsi nusantara di forum internasional.
Sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial Indonesia. Laut nusantara yang
semula dianggap “laut bebas” menjadi bagian integral dari wilayah Indonesia.

b. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup tersebut menghasilkan sumber daya
alam yang mencakup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.

c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia internasional terutama
negara tetangga yang dinyatakan dengan persetujuan yang dicapai.

d. Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan negara di berbagai bidang


tampak pada berbagai proyek pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, komunikasi
dan transportasi.

e. Penerapan di bidang sosial dan budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan
bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air,
senasib sepenanggungan dengan asas pancasila.

f. Penerapan wawasan nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat pada


kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa dan Negara.

4. Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional

Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap mengarah pada


pencapaian tujuan nasional diperlukan suatu landasan dan pedoman yang kokoh berupa
konsepsi wawsan nasional untuk mewujudkan aspirasi bangsa serta kepentingan dan
tujuan nasional.

Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan


pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. sedangkan
ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian
tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Secara ringkas dapat dikatakan
bahwa wawasan nusantara dan ketahanan nasional merupakan dua konsepsi dasar yang
saling mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara agar tetap jaya dan berkembang seterusnya.

2.10.

27
SOSIALISASI/PEMASYARAKATAN WAWASAN NUSANTARA.
Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan Nusantara, disamping implementasi
seperti yang telah disebutkan diatas, perlu juga dilakukan pemasyarakatan materi
Wawasan Nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia. Pemasyarakatan Wawasan
Nusantara tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut :

1. Menurut sifat/ atau cara penyampaian, yang dapat dilaksanakan sebagai berikut
a. Langsung yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka
b. Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media cetak

2. Menurut metode penyampaian yang berupa :

a. Keteladanan. Melalui metode penularan keteladanan dalam sikap perilaku kehidupan


sehari-hari kepada lingkungannya serutama dengan memberikan contoh-contoh
berpikir, bersikapdan bertindak mementingkan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan sehingga timbul semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah air.

b. Edukasi, yakni melalui metode pendekatan formal dan informal. Pendidikan dormal
ini dimulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, pendidikan karier
di semua strata dan bidang profesi, penataran, kursus dan sebagainya. Sedangkan
pendidikan non-formal dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga, pemukiman,
pekerjaan, dan organisasi kemasyarakatan.

c. Komunikasi. Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi wawasan nusantara melalui
metode komunikasi adalah tercapainya hubungan komunikatif secara baik yang akan
mampu menciptakn iklim saling menghargai, menghormati, mawas diri, dan tenggang
rasa sehingga terciptanya kesatuan bahasa dan tujuan tentang wawasan nusantara.

d. Integrasi. Tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan/sosialisasi wawasan


nusantara melalui metode ini adalah terjalinnya pemahaman tentang wawasan nusantara
akan membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia baik pada saat ini
maupun di masa mendatang dan akan memantapkan kesadaran untuk mengutamakan
kepentingan nasional dan cita-cita tujuan nasional.

Dalam melaksanakan pemasyarakatan, lingkup materi wawasan nusantara yang


disampaikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat, jenis, serta lingkungan pendidikan
agar materi yang disampaikan tersebut dapat mengerti dan dipahami.

2.11.

28
TANTANGAN DARI IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA.
Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari
bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-
nilai kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi
globalnya. Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta,
perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah.
Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan
wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan di
bentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa
Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau akan tetap
kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang menantang Wawasan
Persatuan bangsa. Tantangan itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal,
dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran warga negara.

29
BAB III
ISI
PEMBINAAN KETAHANAN NASIONAL

3.1.

Langkah-langkah Pembinaan

1. Peningkatan dan pengembangan pengamalan Pancasila secara objektif dan


subjektif.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus di relevansikan dan di
aktualisasikan nilai instrumentalnya.
3. Sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang bersumber
dari Pancasila.
4. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara republik Indonesia
harus dihayati dan diamalkan secara nyata.
5. Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan keseimbangan
fisik material dengan pembangunan mental spirituil untuk menghindari tumbuhnya
materialisme dan sekularisme.
6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain di sekolah.

3.2.

Wujud Ketahanan Nasional Di Bidang Politik


Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang besifat
absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai
penjelmaan seluruh rakyat.Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan
pendapat, namun perbedaan pendapat tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak
berseberangan yang dapat menjurus kepada konflik fisik.Kepemimpinan nasional
mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam masyarakat dengan tetap
berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara.Komunikasi politik
bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan anatar kelompok atau
golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapai tujuan nasional dan
kepentingan nasional.

3.3.
30
Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Terhadap Bela Negara.

Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat
Indonesia. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain
tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari
berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian
hari.

3.4.

Contoh Hak Warga Negara Indonesia

Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.- Setiap warga


negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.- Setiap warga negara
memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan.- Setiap
warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipercayai.- Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran.- Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan
Indonesia atau NKRI dari serangan musuh.- Setiap warga negara memiliki hak sama
dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan
tulisan sesuai undang- undang yang berlaku.

3.5.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia

Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan musuh.- Setiap warga
negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat
dan pemerintah daerah (pemda).- Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung
tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan
sebaik-baiknya.- Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap
segala hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia. 4.3.2 Contoh Kewajiban
Warga Negara Indonesia - Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan
serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan
musuh.- Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan
oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).- Setiap warga negara wajib
mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa
terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.- Setiap warga negara berkewajiban
taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara
Indonesia.

31
BAB IV

PENUTUP
4.1.

Kesimpulan.
Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai
banyak celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya
dapat meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia.
Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang
cukup ketat. Dimana pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri
saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri
saja yang persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik –
cabik oleh bangsa lain. Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa
persatuan di antara penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan
pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. sedangkan
ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian
tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu
konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.

4.2.

Saran.
Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku
yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam
kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan
nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih
meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah perlu kiranya pendidikan yang
membahas/mempelajari tentang wawasan nusantara dimasukan ke dalam suiatu
kurikulum yang sekarang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya :
pelajaran Kewarganegaraan, Pancasila, PPKn dan lain - lain).

Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi si pembuat makalah, pembaca makalah


serta yang lain) agar dapat menjaga makna dan hakikat dari wawasan nusantara yang
tercermin dari perilaku – perilaku sehari hari misalnya ikut menjaga keamanan dan
ketertiban lingkungan.

32
DAFTAR PUSTAKA

HAMDHAN MANSYUR, Drs.H “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”. PT


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 2002.

KAELAN, M.S. Drs.H, dkk “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk


Perguruan Tinggi”. Paradigma. Yoyakarta;2002

Winarno, S.PD, M.Si, Paradigma Baru : Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi


Aksara. Jakarta : 2007

33

You might also like