Professional Documents
Culture Documents
PROKLAMASI
KEMERDEKAAN
PROKLAMASI
KEMERDEKAAN
Apa relevansinya
dengan PKn?
Apa tujuannya?
Pembentukan BPUPKI
20 Mei 1942, pemerintahan militer Jepang di Jawa dan Madura
mengeluarkan UU No. 3 yang melarang segala perbincangan,
pergerakan, anjuran atau propaganda yang mengarah pada
kemerdekaan Indonesia.
Pada masa itu pernah digagas pembentukan negara Indonesia Merdeka
dengan PM Abikusno Tjokrosujoso dan Wakil PM Ir. Soekarno.
1944 : Posisi Jepang dalam Perang Pasifik semakin terdesak oleh
Sekutu. Tuntutan Indonesia Merdeka semakin meningkat.
7 September 1944, PM Kaiso mengucapkan “janji kemerdekaan
Indonesia di kelak kemudian hari” di depan sidang Teikoku Gikei (DPR).
29 April 1945 (Ultah Kaisar Tenno Haika), bangsa Indonesia
memperoleh “hadiah ulang tahun” berupa janji (kedua) kemerdekaan
tanpa syarat, dinyatakan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Sipil
dari Pemerintahan Militer Jepang di Jawa dan Madura) No. 23,
sekaligus pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Zyunbi Cosakai).
Tugas BPUPKI
Anggota BPPKI berjumlah 62 orang tokoh bangsa Indonesia
ditambah 6 orang anggota Jepang, tanpa hak suara (Pranarka);
67 orang ditambah 7 orang (Nugroho), yang diketuai oleh dr.
Rajiman Wedyodiningrat.
Pelantikan anggota BPUPKI tgl. 28 Mei 1945 di Gedung Coo
Sangi In (Badan Penasehat Pemerintah Jepang), yang pada
masa Belanda adalah Gedung Volksraad (semacam DPR), kini
disebut Gedung Pancasila di komplek Departemen Luar Negeri.
Tugas BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal
penting yang berhubungan dengan segi-segi politik, ekonomi,
tata pemerintahan dll yang diperlukan dalam usaha
pembentukan negara Indonesia Merdeka. Kenyataannya, rapat-
rapat BPUPKI lebih terfokus pada perdebatan tentang dasar
negara dan UUD negara.
Peristiwa Rengasdengklok
15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Berita itu
diketahui oleh sebagian pemuda Indonesia. Para pemuda mengadakan
rapat di ruang Laboratorium Mikrobiologi di Pegangsaan Timur,
dipimpin oleh Chaerul Saleh dan diikuti oleh Wikana dan Darwis.
Rapat mendesak Sukarno-Hatta agar segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia sehingga lepas dari ikatan Jepang. Sukarno-
Hatta tidak menyetujui kemauan golongan pemuda. Golongan tua
berpendapat perlunya rapat PPKI sebagai persiapan. Para pemuda
“menculik” Sukarno-Hatta ke luar kota.
Penculikan dilakukan oleh Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih. Pada tgl.
16 Agustus 1945 Sukarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok, sebuah
kota kawedanan di pantai utara Kabupaten Karawang, tempat
kedudukan sebuah kompi tentara Peta. Tujuannya untuk menjauhkan
Sukarno-Hatta agar tidak terpengaruh oleh Jepang. Peristiwa ini
berakhir setelah Ahmad Soebardjo memberikan jaminan bahwa
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan segera dikumandangkan
paling lambat keesokan harinya. Cyodanco Subeno, komandan kompi
tentara Peta di Rengasdengklok, bersedia melepaskan Sukarno-Hatta.
Pada malam hari itu juga Sukarno-Hatta kembali ke Jakarta.
Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disusun di rumah
Laksamana Tadashi Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
Maeda adalah kepala perwakilan angkatan laut Jepang di
Jakarta yang bersimpati terhadap perjuangan bangsa
Indonesia. Naskah Proklamasi dirumuskan oleh Sukarno,
Mohammad Hatta, dan Ahmad Soebardjo dengan disaksikan
oleh Sukarni, B.M. Diah, Mbah Diro, Sayuti Melik dan beberapa
orang anggota PPKI.
Hasil rumusan mereka masih berupa rancangan yang kemudian
diketik oleh Sayuti Melik dengan mengalami beberapa
perubahan yakni kata ’tempoh diganti tempo” dan ”Wakil-wakil
bangsa Indonesia” diganti ”Atas nama bangsa Indonesia” serta
penulisan ”Djakarta, 17-8-’05” diganti ”Djakarta hari 17 boelan
8 tahoen ’05”.
Usul penandatanganan naskah Proklamasi oleh anggota-anggota
PPKI sebagai “wakil-wakil bangsa Indonesia” ditolak, karena
PPKI dianggap badan buatan Jepang. Rapat memutuskan
bahwa yang menandatangani adalah Sukarno-Hatta atas nama
bangsa Indonesia.
Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17
Agustus 1945 pk 10.00 pagi waktu Jawa di
Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, di
halaman rumah Ir. Sukarno.
Naskah dibaca oleh Ir. Sukarno didampingi
Mohammad Hatta dilanjutkan pengibaran
Sang Saka Merah Putih oleh Suhud, Abdul
Latief Hendraningrat dan Tri Murti.
Makna Proklamasi Kemerdekaan