Professional Documents
Culture Documents
ANGGOTA DPRD
A. Pengantar
supervisi, monitoring atau auditing”. Dalam konteks pengawasan yang dilakukan oleh
apakah kebijakan publik itu telah dijalankan sesuai dengan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), kata yang tepat untuk mewakili istilah “pengawasan”
dijalankan DPRD merupakan bentuk pengawasan politik yang lebih bersifat strategis
dan bukan pengawasan teknis administrasi. Hal inilah yang membedakan fungsi
pengawasan yang dilakukan oleh DPRD dengan lembaga lain seperti BPK,
Bawasda, Inspektorat Daerah dan lainnya. Fungsi pengawasan DPRD lebih bersifat
politis, yang parameternya adalah PKPD yang ditetapkan tiap tahun berdasarkan
penjabaran visi dan misi atau janji politik kepala daerah dan wakil kepala daerah
tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD menyatakan, bahwa
disebutkan, bahwa salah satu tugas dan wewenang DPRD (sebagai sebuah
daerah.
mengingat di dalam undang-undang ini tidak ada satu pasal maupun satu ayat pun
mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam pasal 80 huruf (a) sampai
dengan huruf (h), serta pasal 81 huruf (a) sampai dengan huruf (j).
Dari penjelasan pasal demi pasal serta ayat demi ayat tersebut di atas
dapat dipahami bahwa fungsi dan kewenangan pengawasan itu melekat pada DPRD
perorangan. Artinya bila DPRD ingin menjalankan fungsi dan kewenangan di bidang
pengawasan, mestinya dilakukan melalui alat kelengkapan DPRD yang ada, baik
yang bersifat tetap seperti komisi-komisi dan panitia anggaran, maupun yang bersifat
rekomendasi, rumusan tindaklanjut dan lain-lainnya) diatur dalam Tata Tertib DPRD,
oleh lembaga semisal Tata Tertib DPRD atau Keputusan DPRD lainnya, tidak akan
tindak lanjut secara hukum) yang efektif, dan tidak lebih hanya pendapat pribadi yang
Oleh karena itu rule of law maupun rule of game dalam melaksanakan
fungsi dan kewenangan di bidang pengawasan serta standar akuntabilitas yang buku
harus diutamakan untuk menghindarkan diri dari politisasi fungsi pengawasan. Tanpa
sebagai lembaga pengawasan politik diragukan, bahkan sering diabaikan oleh mitra
kerja utamanya yaitu Pemerintah Daerah, karena alat kelengkapan dewan dan para
sesuai dengan warna dan selera politik masing-masing, yang pada akhirnya fungsi
pengawasan seringkali menjadi alat politik kepentingan dari pelaku politik tertentu,
pengawasan, dianggap masih bersifat global dan tidak bisa dijadikan panduan.
Fungsi pengawasan DPRD terhadap pemerintah agar tercipta check and balance
antara eksekutif dan legislatif yang lebih proporsional. Namun kondisi fungsi
pengawasan DPRD saat ini mengalami penurunan, dalam workshop yang dilakukan
oleh KPK ada beberapa variabel yang mempengaruhi terjadinya hal tersebut antara
hal ini berbeda dengan dua fungsi lainnya, yaitu fungsi legislasi dan anggaran.
Kedua fungsi terakhir ini telah memiliki pedoman dan prosedur baku yang diatur
tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri
nomor 13 tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan nomor 59 tahun 2007
pelaksanaan dan ketentuan fungsi pengawasan diatur dalam Tata Tertib DPRD.
yang jelas. Bahkan pengawasan yang dilakukan DPRD dalam PP ini hanya
disebukan dalam pasar 43, “DPRD sesuai dengan fungsinya dapat melakukan
Oleh karena itu, langkah yang paling mendasar untuk menguatkan fungsi
DPRD akan dapat menghindarkan diri dari politisasi fungsi pengawasan dan
terhindar dari dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya dan Ketiga, rumusan
standar atau ukuran yang jelas untuk menentukan sebuah kebijakan publik dikatakan
berhasil, gagal atau menyimpang dari RKPD yang telah ditetapkan; dan keempat,
merumuskan rekomendasi serta tindak lanjut dari hasil pengawasan, baik itu pada
tingkat kebijakan, proyek, atau kasus-kasus tertentu. Semua itu harus dirumuskan
dalam Tata Tertib DPRD, sehingga alat kelengkapan dewan yang akan melakukan
fungsi pengawasan punya satu pemahaman meskipun berasal dari fraksi yang
berbeda-beda.
E. Penutup
kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih langsung oleh masyarakat, terdapat
perubahan fundamental dalam hal hubungan kerja antara Pemerintah Daerah dan
DPRD. Sebagai mitra kerja DPRD, Kepala Daerah tidak lagi bertanggung jawab
pemerintah daerah selama satu tahun anggaran. Oleh karena itu, pengawasan yang
dilakukan oleh DPRD tidak lagi dalam kapasitas untuk menerima atau menolak, dan
oleh karenanya, memposisikan Pemerintah Daerah dan DPRD pada dua kutub yang
berlawanan: antara utara - selatan serta timur - barat adalah sebuah tindakan yang
tidak tepat dalam kontek otonomi daerah, karena kedua lembaga publik ini