You are on page 1of 6

BIROKRASI AUSTRALIA

Dalam setiap pemerintahan suatu negara, selain jajaran legislatif, eksekutif, dan
pengadilan tinggi, peranan birokrasi sebagai eksekutor Undang-undang yang sesungguhnya di
lapangan sangatlah urgen keberadaannya. Hal yang sama juga berlaku di Negeri Kangguru yang
terletak jauh di belahan bumi selatan, Australia. Di negara yang masih berstatus sebagai negara
persemakmuran Britania Raya ini, kaum birokrat sangat berperan penting dalam menjaga kinerja
pemerintah, baik di tingkat Federal, Negara bagian, maupun di tingkat lokal.

Birokrasi berasal dari kata bureaucracy, diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki
rantai komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat bawah dari
pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya administratif maupun militer1

Secara umum, kaum birokrat sering juga disebut pegawai negeri, yang mencakup
berbagai profesi seperti tenaga pengajar, petugas keamanan, pegawai telekomunikasi, pegawai
jasa transportasi, para juru tulis, hingga administrator. Di Australia, peranan birokrat sangat
urgen. Hal ini dikarenakan semakin luas dan kompleksnya tugas-tugas pemerintahan, sehingga
diperlukan ada pendelegasian tugas. Bahkan tak jarang terjadi pula, para menteri menjadi sangat
tergantung pada para pegawainya, seperti dalam hal saran dan bantuan untuk merumuskan
Undang-undang yang akan diajukan. Hal ini terutama terjadi pada para menteri yang menduduki
jabatan senior di departemennya.

CABANG BIROKRASI

Cabang-cabang birokrasi federal di Australai tidak memiliki bentuk yang tetap, tetapi
dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu, tergantung kebutuhan dan kebijakan pemerintah
berkuasa. Hampir setiap kali pergantian Perdana Menteri, terjadi pula perubahan di tingkat
departemen, entah penambahan, pengurangan, peleburan, penggabungan, ataupun penyesuaian
fungsi departemen. Namun beberapa diantaranya yang hampir selalu ada dalam tiap
pemerintahan:

1
www.wikipedia.org/birokrasi/ diakses pada tanggal 13 oktober 2008, 23.00 WITA

1
1. Departemen Parlementer
2. Departemen Kementrian
3. Badan-badan Otoritas
4. Badan Pelengkap, yang antara lain terdiri dari: Komisi Pegawai Negeri (Public Service
Commission), Badan Pemeriksa Keuangan (Auditor General). dan Badan Arbitrasi
Pegawai Negeri (Public Service Arbitrator).

PERKEMBANGAN BIROKRASI

Peningkatan jumlah pegawai negeri terutama terjadi antara tahun 1945-1965, dimana
dalam kurun waktu tersebut erjadi peningkatan jumlah pegawai dari 99.484 pegawai menjadi
182.698. Sepuluh tahun kemudian, yakni pada tahun 1975, jumlah pegawai negeri mencapai
jumlah tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah Australia, 277.455 pegawai. Namun
demikian, pada tahun yang sama pula, segera dilakukan pengurangan jumlah pegawai secara
besar-besaran, dan sejak itu pula jumlah pegawai negeri di negara tersebut tak lagi pernah
mencapai angka 200.000.

Besarnya jumlah pegawai negeri federal ini sejalan dengan makin meningkatnya peranan
pemerintah dalam penanganan masalah-masalah negara, baik dalam maupun luar negeri. Banyak
bidang yang pada mulanya ditangani oleh pihak negara bagian, kini tanggung jawabnya diambil
alih oleh pihak federal, seperti masalah pendidikan. Selain itu, banyak terjadi penambahan
departemen-departemen baru sehubungan dengan meningkatnya jumlah masalah yang harus
ditangani, seperti masalah penanganan masalah mantan tentara, pelayanan, pembangunan,
perdagangan, masalah konsumen, hingga masalah lingkungan dan aborigin.
TABEL 1
Jumlah Pegawai Negeri Federal dari tahun ke tahun. Jumlah Departemen Federal dari tahun ke tahun
TAHUN JUMLAH PEGAWAI 1945 20
1945 99.484 1956 25
1950 154.992 1972 27
1955 151.998 1970 230.927
1960 162.898 1975 277.455
1965 182.689 1980 150.743
TAHUN DEPARTEMEN 1981 151.761
1904 7 1982 150.900
1938 11 1983 159.190

2
1984 165.999
1985 169.930
1986 173.014

Peningkatan peran birokrasi pemerintahan ini terlihat jelas dari pertumbuhan badan-
badan publik yang dibentuk oleh pemerintah, entah berbentuk dewan, komisi, ataupun
perusahaan negara. Pada tahun 1978, tercatat sekitar 1.300 badan publik tersebar di seluruh
negara bagian Australia, dengan jumlah bervariasi untuk tiap negara bagian. Meskipun jelas-jelas
merupakan badan publik milik pemerintah, namun kadang-kadang sulit dibedakan dengan
perusahaan swasta dikarenakan sifatnya komersial. Aitkin, Jinks, dan Warhurst mengidintefikasi
badan-badan publik tersebut sebagai berikut:
1. Badan-badan yang kegiatannya semata-mata komersial, seperti penerbangan, pelayanan
pos, dan keperluan publik.
2. Badan-badan yang beraktivitas di bidang komunikasi, pendidikan, dan penelitian.
Contohnya universitas-universitas, lembaga penelitian, ataupun kantor berita (termasuk
ABC-Australian Broadcasting Corporation). Di lembaga-lembaga ini, campur tangan
politik sedapat mungkin berusaha dihindari.
3. Badan-badan pemasaran produksi, seperti Australian Wheat Board, Australian Wool
Corporation, dll.
4. Badan-badan yang melayani kebutuhan masyarakat akan fasilitas umum, seperti
perpustakaan umum dan perparkiran.
5. Badan-badan yang mengatur pelayanan dan okupasi, semacam, Rumah sakit, tenaga-
tenaga terampil, dll.

Pengelolaan keuangan badan publik terlepas dari campur tangan pemerintah, sekalipun masih
harus diaudit oleh Auditor General. Selain itu, badan publik diberi kuasa penuh untuk
mengangkat, memilih, dan menentukan standarnya sendiri atas staff pegawainya. Meskipun
demikian, badan-badan publik ini masih tetap bertanggung jawab kepada parlemen, baik secara
langsung ataupun mellaui menteri yang bertanggung jawab. Itulah mengapa setiap badan publik
wajib memberikan laporan tahunan kepada menteri yang membawahinya.

3
BIROKRASI DAN PEMERINTAH

Berbeda dengan badan-badan publik, lembaga birokrasi pemerintah pada umumnya


masih terikat oleh peraturan-peraturan kaku yang mengikat.Salah satu yang dituntut adalah
netralitas pegawai negeri. Sejak awal telah ditekankan bahwa pegawai negeri hanya melayani
tugas-tugas pemerintahan, dengan dedikasi yang sama, tanpa memandang pemerintahan dari
partai mana yang berkuasa. Meskipun demiukian, hal ini hanya berlaku jika menyangkut
masalah yang mempengaruhi tanggung jawabnya di pemerintahan, terlepas dari itu, mereka
berhak menentukan pilihan politiknya sendiri. Sebagai implikasinya, pemecatan pegawai negeri
di Australia tidak ditentukan oleh pemerintahan yang berkuasa, tetapi karena perbuatan tercela
ataupun ketidakmampuan mereka.

REFORMASI BIROKRASI

Pada dekade 1970-1980, kaum birokrat Australia pernah mengalami masa kejayaan
akibat besarnya pengaruh politik yang mereka miliki. Pada masa itu, para pejabat birokrasi,
terutama para pejabat senior, sangat mendominasi proses pengambilan keputusan dalam
pemerintahan federal.

Satu departemen yang sangat menentukan pada masa ini adalah Departemen Bendahara.
Akibat besarnya kekuasaan keuangan yang mereka miliki, para bendaharawan mampu
mendiktekan kebijakan-kebijakan departemennya terhadap departemen lain. Tahun 1976,
diputuskan untuk melakukan reformasi birokrasi dengan menghilangkan kekuasaan besar yang
dimilki departemen ini.

Reformasi birokrasi selanjutnya terjadi pada tahun 1987, yakni reorganisasi struktur
kepegawaian yang semula terbagi atas empat divisi, oleh PM Hawke, dijadikan tiga divisi
dengan melebur divisi tiga dan empat.

Tidak cukup hanya dengan sekali dua perubahan, birokrasi Australia terus melakukan

4
poerubahan. Dari birokrasi yang berbelit-belit, dengan e-business pemerintah Australia berhasil
membangun sistem layanan penyaluran dana sosial yang efisien dan berperformansi tinggi. Hal
ini sudah barang tentu tidak terjadi dalam sekejap mata. Australia sempat mengalami kesulitan
dalam pengelolaan dan penyaluran tunjangan sosial ke warga yang membutuhkannya akibat
birokrasi yang terlalu besar, proses yang berbelit-belit dan rivalitas antar badan pemerintah
ditengarai sebagai biang keladinya. Pemerintah Australia pun tidak tinggal diam. Pembenahan
dilakukan, layanan-layanan yang terkait dengan kesejahteraan sosial warganya diberikan melalui
satu atap2

Berbagai perubahan yang dilakukan oleh pemerintah Australia demi meningkatkan mutu
birokrasi ini, pada akhirnya memang tak sia-sia. Hal ini terbukti pada tahun 2001 lalu dimana
secara kualitas, birokrasi Australia berada di urutan ke empat. Peringkat kualitas birokrasi
selengkapnya adalah 1. Hongkong dengan skor 3,07 (dari 3,80 tahun lalu), 2. Amerika Serikat
3,58 (5,43), 3. Singapura 3,83 (2,71), 4. Australia 4,00 (6,19), 5. Jepang 5,50 (4,20), 6. Korsel
6,33 (8,33), 7.Taiwan 6,38 (6,22), 8. Malaysia 6,50 (7,50), 9. Cina 7,63 (8,89), 10. Filipina 8,00
(6,40).

Hal ini tentunya kemudian berimbas pada mudahnya melakukan bisnis dan membuka
usaha di negara ini. Dalam hal ini, Australia menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat.
Peringkat selengkapnya dari sisi biaya dan kemudahan melakukan bisnis adalah 1. AS (dengan
skor 2,50), 2. Australia (2,93), 3. Hongkong (3,42), 4. Singapura (3,47), 5. Jepang (4,14), 6.
Taiwan (5,00), 7. Malaysia (5,18), 8. Korsel (5,64), 9. Thailand (5,98), 10. Cina (6,72).

Birokrasi yang profesional, tegas, dan efisien, akan membawa keajaiban bagi
perekonomian suatu negara, dan hal ini juga terbukti pada Australia, dimana untuk indeks iklim
bisnis, urutan selengkapnya adalah 1. AS (2,39), 2. Jepang (3,05), 3. Singapura (3,17), 4.
Hongkong (3,36), 5. Taiwan (3,84), 6. Australia (3,94), 7. Korsel (4,04), 8. Cina (4,56), 9.
Malaysia (4,55), 10. Thailand (5,29).3

2
http://www.ebizzasia.com/0330-2005/feat,0330,01.htm, diakses pada tanggal 15 oktober 2008
3
http://els.bappenas.go.id/upload/other/Kualitas%20Birokrasi.htm diakses pada tanggal 15 oktober 2008

5
BIROKRASI DAN MASYARAKAT

Birokrasi yang ideal, menurut Guy Peters (1998), adalah birokrasi yang melayani
masyarakat, bukan sebaliknya. Ciri utama birokrasi yang melayani adalah sensitif, responsif, dan
proaktif, tidak arogan, pasif, dan menunggu4. berangkat dari pemahamna inilah sepatutnya
seetiap bentuk pemerintahan atau birokrasi bekerja dan berjalan melayani kebutuhan rakyatnya.
Berbicara tentang hal ini, birokrasi di Australia erat hubungannya dengan masyarakatnyahal ini
seperti yang telah dijelaskan diatas dibuktikan dengan peringkat Australia dalam hal ini
profesionalisme birokrasi, kekalahan banayak negara terlrtak pada ketidakpuasan rakyatnya
terhadap system birokrasi yang ada dalam suatu pemerintahan atau negara.

Australia sebagai sebuah negara maju sangat menjunjung tinggi nilai professional
tersebut, selalu menjaga hubungan diantara mereka meskipun konflik etnis dalam hal ini suku
Aborigin sering kali menjadi sejarah kelam tatanan birokrasi Australia. Akan tetapi bukan berarti
hal inilah yang menghilangkan segala kepentingan yang ada, dengan kata lain segala hal mesti
berjalan dengan konsepnya dan hal inilah yang terjadi di Australia sebagai negara yang
menjunjung tinggi nilai profesionalisme belum lagi kalau kita berbicara pada masalah pelayanan
public, di Australia kita akan dengan mudahnya mendapatkan informasi yang kita butuhkan
selain itu kepentingan kita akan layanan public sangat diperhatiakan oleh negara kanguru ini,
tercatat bahwa di Australia terdapat ratusan layanan informasi umum selain itu layanan
kesehatan yang modern menambah deretan kemegahan Australia sebagai negara persemakmuran
Britanica raya.

4
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0211/08/opini/peng04.htm) diakses pada tanggal 15 oktober 2008

You might also like