You are on page 1of 6

SEJARAH PERADABAN ISLAM

PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA TENGAH

Azerbaijan

Sebagaimana Republik Georgia, bila tidak ada perestroika (reformasi) yang dicanangkan
oleh Mikhail Gorbachev, mantan Presiden Uni Soviet dekade 90-an yang lalu, maka Republik
Azerbaijan, tak mudah dikenali seperti saat ini. Azerbaijan dikenal sebagai sebuah negara di
semenanung Balkan (sepenggal wilayah Eropa) yang mayoritas penduduknya beragama Islam
sejak tahun 642 Masehi. Konflik berkepanjangan dengan Armenia, negara tetangganya, terjadi
karena masalah Nagorno-Karabakh yang menyita perhatian dunia pada tahun 1980 hingga saat
ini, suatu wilayah di Azerbaijan yang didominasi oleh penganut Kristen Ortodox.

Dengan luas wilayah 86.600 km2, sedikit lebih kecil dari negara bagian Maine Amerika
Serikat, Republik Azerbaijan mempunyai iklim kering dengan padang rumput yang luas. Negara
ini berbatasan dengan Rusia, Iran, Armenia, dan Laut Caspia. Berpenduduk sekitar 7.911.974
orang, terdiri dari berbagai suku, antara lain Azeri, Dagestan, Rusia, Armenia, mayoritas
beragama Islam (93,4%), Kristen Ortodox (4,8%) dan lainnya 1,8%. Angka pertumbuhan
penduduk rata-rata di bawah 0,59% per-tahun, angka kelahiran 10,4 per-1000, dan angka
kematian 9,86 per-1000. Bahasa nasional mereka adalah Azerbaijan, di samping bahasa Rusia,
dan Armenia.

Ekonomi
Azerbaijan adalah negara baru bekas jajahan Uni Sovyet yang termasuk beruntung
mempunyai sumber cadangan minyak yang cukup besar, dan oleh karenanya menjadi sumber
devisa nomer satu bagi Azerbaijan. Kegiatan utama perekonomiannyatermasuk negara yang
sukses dalam mengembangkan perekonomiannya, dan tidak memerlukan uluran tangan dari
lembaga-lembaga keuangan dunia, seperti IMF maupun Bak Dunia. Walaupun tanpa bantuan
lembaga keuangan dunia, Azerbaijan cukup mampu mengendalikan inflasi. Indikatornya adalah
pertumbuhan ekonominya cukup fantastik mencapai sekitar 9,8% (2004), inflasi hanya sebesar
4,6% dan income per-kapita sebesar US $ 3,800. Dengan angkatan kerja sebanyak 5,09 juta
orang, 41% diserap oleh pertanian dan kehutanan, jasa 52% dan industri 7%, Sebagaimana
Georgia, Azerbaijan termasuk negara yang cukup kaya di Eropa Timur.
Produk pertaniannya berkisar pada kapas, padi-padian, beras, anggur, buah-buah-buahan,
sayuran, teh, tembakau, ternak kambing dan domba serta babi. Sedangkan industrinya berkisar
pada minyak dan gas, baja, biji besi, semen, kimia dan petrokimia serta tekstil. Hasil komoditi
yang dieksport minyak dan gas (90%), mesin, kapas, dan makanan olahan. Negara tujuan eksport
adalah Italia, Ceko, Jerman, Turki, Rusia, Georgia dan Perancis. Sedangkan komoditi yang
diimport adalah mesin dan peralatannya, produk minyak, makanan olahan, dan kimia. Import
berasal dari Inggris, Turki, Rusia, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Italia dan Ukraina.
Indonesia belum termasuk di dalamnya. Mata uang yang digunakan adalah Azerbaijan Manat
(AZM), dan US $ 1,- senilai 4,913.48 AZM.

Islam di Azerbaijan

Sebagaimana dirilis oleh Wikipedia, the free ecyclopedia, Islam masuk ke Azerbaijan
pada abad ke-7 (tahun 642), bertepatan dengan invasi Arab ke negara tersebut dan secara
berangsur-angsur menggantikan posisi Zoroaster dan aliran animisme di negara tersebut, hingga
jumlah pemeluknya mencapai 96% dari total penduduk. Imperium Bani Seljuk Turki pada abad
ke-10 masuk ke Azerbaijan dan mengalahkan imperium Byzantium pada abad ke-11 dan
terjadilah kawin campur antara bangsa Turki dan Persia. Pada abad ke-13, Mongol masuk
Azerbaijan ketika Temudjin atau Genghis Khan.

Kejayaan Islam di Azerbaijan semakin terasa, ketika Dinasti Safavid berkuasa di


Azerbaijan pada abad ke-15. Shah (raja) pertama dinasti Safavid, yaitu Shah Ismail I (1486-
1524) mendeklarasikan paham Syiah Islam sebagai agama resmi negara, walaupun mayoritas
penganut Islam di Azerbaijan adalah Sunni. Hal ini menimbulkan ketidaksenangan pemerintahan
Ottoman Turki yang menganut paham sunni.

Pada abad ke-19, banyak warga muslim sunni Azeri bermigrasi dari Rusia ke Azerbaijan,
namun jumlah penganut Syiah pada akhir abad ke-19 terlanjur menjadi mayoritas di Azerbaijan
(70%), sedangkan Sunni 30%. Para penganut Syi’ah maupun Sunni, akhirnya bersepakat untuk
mengurangi ketegangan dan lebih menjunjung perasaan nasionalismenya sebagai warga
Azerbaijan. Ketika Uni Soviet menginvasi Azerbaijan pada tahun 1806, dan menjadi bagian tak
terpisahkan dengan Uni Soviet tahun 1920, di Azerbaijan terdapat 2.000 masjid. Namun
sedihnya, setelah Uni Soviet menguasai Azerbaijan dan pengaruh komunis Soviet sangat
mendalam, maka keberadaan Islam di Azerbaijan tercabik-cabik, sehingga pada tahun 1930
sampai perang dunia kedua, banyak masjid yang ditutup. Hal ini berlanjut hingga tahun 1980,
sehingga masjid di ibukota Baku saja hanya tingal 2 (dua) masjid besar dan 5 (lima) masjid kecil.

Alhamdulillah, ketika Azerbaijan memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun
1991, kehidupan agama Islam bangkit kembali. Pembangunan masjid dan pembelajaran terhadap
Islam tumbuh pesat, serta bantuan dari negara Islam, seperti Saudi Arabia, Iran dan Oman masuk
dengan deras. Namun pengaruh Uni Soviet tetap terasa. Indikatornya, walaupun Islam dipeluk
oleh 96% warga Azerbaijan, negara tidak otomatis mengadopsi Islam sebagai dasar negara. Pada
Artikel 6 Undang-Undang Dasar Azerbaijan disebutkan bahwa ‘Azerbaijan adalah negara
sekuler’. Demikian pula peran politikus Islam, sangat terbatas, baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kazakhstan adalah sebuah negara yang terletak di Asia Tengah, merupakan negara ke-9
terbesar wilayahnya di dunia. Negara ini sarat dengan multi budaya, yaitu perpaduan antara
kekuatan Turki dan Mongol. Rentang waktu yang panjang kedua suku bangsa tersebut
menguasai Kazakhstan sejak abad ke-6 hingga abad ke-18, mempunyai pengaruh besar terhadap
suku bangsa yang mendiami Kazakhstan saat ini. Secara genetik, mereka adalah percampuran
antara suku bangsa Turki dan Mongol. Pada abad ke-17, para pedagang dan tentara Rusia mulai
memasuki Kazakhstan, dan pada akhirnya mereka menguasai negara ini hingga abad ke-20.

Dengan luas wilayah 2.717.300 km2, setara dengan empat kali luas wilayah negara
bagian Texas Amerika Serikat, Kazakhstan mempunyai iklim kering, dingin di musim dingin dan
panas di musim panas. Negara ini berbatasan dengan Rusia, Cina, Kyrgyzstan, Turkmenistan dan
Uzberkistan. Berpenduduk sekitar 15.185.844 orang, terdiri dari berbagai suku, antara lain
Kazakh, Rusia, Ukraina, Uzbek, Jerman, Tatar, Uygur, mayoritas beragama Islam (47%), Rusia
Ortodox (44%) dan lainnya 9%. Angka pertumbuhan penduduk rata-rata 0,3% per-tahun, angka
kelahiran 15,78 per-1000, dan angka kematian 9,46 per-1000. Bahasa nasional mereka adalah
Kazakh, di samping bahasa Rusia yang dipergunakan untuk bisnis dan bahasa antar etnik.

Ekonomi
Ketika Kazakhstan ditaklukkan Uni Soviet pada abad ke-18, dan menjadi salah satu
republik di lingkungan negara federal Uni Soviet tahun 1936, Kazakhstan dikenal dengan
sebutan ‘virgin lands’, artinya secara harfiah, banyak tanah di Kazakhstan yang belum tersentuh,
khususnya pemanfaatannya dalam bidang pertanian. Baru pada era tahun 1950-1960, Uni Soviet
mengeksplorasi tanah perawan tersebut menjadi lahan pertanian. Setelah memperoleh
kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991, pemerintah Kazakhstan bergerak cepat untuk
memanfaatkan sumberdaya alam, seperti minyak dan gas serta sektor pertambangan lainnya
untuk dijadikan sebagai sumber devisa negara. Dan pada tahun 1995-1997 pemerintah
mencanangkan program reformasi ekonomi dan privatisasi, dan hasilnya dapat dirasakan ketika
pada tahun 2001/02, pertumbuhan ekonominya mencapai 9,5%.

Kegiatan utama perekonomiannya didominasi oleh bidang jasa, industri dan


pertanian.Tidak jauh beda dengan Azerbaijan, Kazakhstan termasuk negara yang sukses dalam
mengembangkan perekonomiannya, sehingga pada tahun 2004, pertumbuhan ekonominya
mencapai 9,1%, sedangkan inflasi hanya mencapai 6,9%. Income per-kapita cukup tinggi, yaitu
sebesar US $ 7,800. Angkatan kerja sebanyak 7,95 juta orang, 50% diserap oleh jasa, 30% oleh
industri dan 20% diserap oleh pertanian. Oleh karena itu, Kazakhstan termasuk negara makmur
di Asia Tengah.

Produk pertaniannya berkisar pada padi-padian, kapas dan hewan ternak. Sedangkan
industri dan hasil tambang sangat melimpah, meliputi minyak dan gas, batubara, biji besi,
mangaan, seng, tembaga, titanium, bauksit, emas, perak, fosfat. belerang, besi baja, traktor dan
mesin pertanian lainnya, motor elektrik, dan material konstruksi.

Komoditi eksportnya adalah minyak dan produk minyak, kimia, mesin, biji-bijian, wol,
daging dan batubara. Negara tujuan eksport adalah Rusia, Bermuda, Cina, Jerman, Swiss dan
Perancis. Sedangkan komoditi yang diimport adalah mesin dan peralatannya, produk metal, dan
makanan olahan. Import berasal dari Rusia, Cina, Jerman dan Perancis. Indonesia belum
termasuk di dalamnya. Mata uang yang digunakan adalah Tenge (KZT), dengan nilai tukar US $
1,- senilai 136,04 tenge.

Perkembangan Islam di Kazakhstan

Menurut Talgat Ismagambetov, penulis artikel Is Islamic Fundamental a Threat in


Kazakhstan, Islamisasi di Kazakhstan terjadi dalam 3 (tiga) gelombang besar, pertama terjadi
pada abad ke-10, kedua abad ke-19 dan terakhir pada tahun 1990. Mayoritas penganut Islam di
Kazakhstan mengikuti paham Sunni (Hambali).

Islam masuk pertamakali ke Kazakhstan pada abad ke-8, ketika bangsa Arab menguasai
Transoxania (Mavarannahr), suatu area di bagian selatan Kazakhstan, terletak antara sungai Syr-
dar’ya dan Amu-dar’ya. Sedangkan Islamisasinya terjadi pada abad ke-9 mendedkati abad ke-10.
Pada abad ini, Zoroaster, Kristen, Budha dan pagan masih banyak dianut oleh penduduk
Kazakhstan. Islamisasi ini berakhir ketika Mongol menguasai Kazakhstan pada tahun 1220-an.

Gelombang kedua Islamisasi terjadi pada abad ke-18 dan 19, ketika Islam mendominasi
di bidang politik. Namun Islamisasi pada gelombang kedua ini pun tidak berlangsung lama,
karena faktor politik pulalah, yang membuat Islamisasi di Kazakhstan mengalami kemandegan.
Faktor politik yang memberangus Islamisasi adalah kuatnya dominasi pemerintah komunis Rusia
pada saat itu.

Gelombang ketiga Islamisasi terjadi pada tahun 1990, di mana Islam tumbuh dengan
cepat antara tahun 1990-1995. Pembangunan masjid baru maupun menghidupkan masjid yang
terbengkelai ketika komunis Soviet berkuasa dilakukan hampir seluruh kota di seluruh
Kazakhstan. Edisi al-Qur’an pertama dalam bahasa Kazakhs yang didasarkan pada alfabet
Cyrillic diterbitkan di Almaty pada tahun 1992. Perguruan tinggi Islam banyak didirikan,
terutama untuk mengkaji literatur-literatur Arab. Dengan ghirah Islam seperti itu, banyak negara-
negara Islam yang bersimpati dan akhirnya memberikan bantuan dana demi tegaknya Islam di
Kazakhstan, antara lain berasal dari Turki, Mesir dan Saudi Arabia. Mereka memberikan donasi
sebesar US $ 10 juta untuk membangun Pusat Kebudayaan Islam (Islamic Cultural Center) di
Almaty, dan peletakan batu pertama dilakukan oleh Nursultan Nazarbayev, Presiden Kazakhstan
pada tahun 1993. Walaupun Islam berkembang cukup baik di Kazakhstan setelah jatuhnya Uni
Soviet, tidak secara otomatis Islam dijadikan sebagai dasar negara. Hal ini terbukti dengan
diberlakukannya Konstitusi tahun 1995 yang menyebutkan bahwa Kazakhstan adalah negara
sekuler.

Menyusul ditetapkannya konstitusi bahwa Kazakhstan adalah negara sekuler,


pertumbuhan komunitas Islam mengalami penurunan. Padahal logikanya, Islamisasi gelombang
ketiga adalah teradopsinya norma-norma, cita-cita dan ritus Islam dalam skala luas, termasuk di
dalamnya Islamisasi politik. Namun, pada umumnya masyarakat Islam Kazakhstan mempunyai
gairah rendah, dan pengetahuan mereka terhadap prinsip-prinsip Islam, sangat sedikit, termasuk
terhadap politik Islam. Akibatnya, Islam dianggap sebagai agama formalitas, dan ini dibuktikan
dari hasil poling yang dilakukan pada mahasiswa di Shymkent, Kazakhstan Selatan yang
hasilnya adalah: hanya 4% dari mereka yang aktif di masjid, 18% hanya datang sekali atau dua
kali dalam seminggu, 32% sekali atau dua kali dalam setahun, dan 44% tidak lebih sekali dalam
setahun. Walaupun begitu, para ahli demografi memprediksi, di tahun 2015, penduduk
Kazakhstan akan berjumlah 18 juta jiwa, dan 60% yang secara tradisional adalah pemeluk Islam.

You might also like