Professional Documents
Culture Documents
RATIONALE AND DESING OF THE ORAL HEMe IRON POLYPEPTIDE AGAINST TREATMENT WITH
ORAL CONTROLLED RELEASE IRON TABLETS TRIAL FOR THECRRECTION OF ANAEMIA
IN PERITONIAL DIALYSIS PATIENTS
Disusun Oleh :
SKENARIO
Pada suatu Poliklinik Kesehatan Desa ada beberapa ibu hamil periksa pada Bidan Desa. Beberapa ibu
mengeluh sering pusing, lemah, lesu, cepat lelah dan sering mata berkunang-kunang khususnya pada
saat berdiri. Ada anggapan mereka menderita anemia yang berakibat kurang baik pada ibu dan janin
yang dikandung baik saat hamil, bersalin dan nifas seperti yang dilihat pada layar kaca, kemudian
bertanya-tanya bagaimana dengan manfaat minum SANGOBION tablet seperti yang banyak ditawarkan.
ANALISA PICO
Untuk memudahkan pelacakan publikasiilmiah di internet dengan membuat pertanyaan klinis sebagai
berikut
1. P ( Patient ) = ibu hamil ( Mother )
2..I ( Intervension ) = Minum tablet Sangobion/ Besi Polipepdida
3.C ( Comparation ) =Minum zat besikonvensional ( Ferrogradument )
4. O ( Out Come ) = Peningkatan kadar HB / tidak anemia
PERMASALAHAN
Ibu hamil yang menderita anemia yang minum tablet Sangobion/ Besi polipeptida lebih cepat sembuh dari
pada minum tablet ferrogradument?
LANGKAH PELACAKAN
Klik GOOGLE
Klik Pub Med Central
Klik Pregnancy muncul 1 20f 11.792
Klik Pregnancy with anaemi muncul 1 -2 0f 376
Klik Mother muncul 1 -2of 10.325
Klik #Pregnancy anaemi and #mother muncul 1 20f 10.325
Klik pollid acid muncul 1 8 of 8
Klik #pregnancy anaemi #mother and therapi with # pollid acit RCT muncul 1-20f 94
Klik limits, klik 3 tahun terakhir all teks muncul 1 16
Buka Rationale and design of the oral HEMe iron polypeptide Against Treatment with Oral Controlled
Release Iron Tablets trial for the correction of anaemia in peritonial dialysis patients
BUKTI ILMIAH
Rationale and design of the oral HEMe iron polypeptide AgainstTreatment with Oral Controlled Release
Iron Tablets trial for thecorrection of anaemia in peritoneal dialysis patients(HEMATOCRIT trial)
Katherine A Barraclough1, Euan Noble1, Diana Leary1, Fiona Brown2,
Carmel M Hawley1,3, Scott B Campbell1, Nicole M Isbel1, David W Mudge1,Carolyn L van Eps1, Joanna
M Sturtevant1 and David W Johnson*1,3
Methode
Desain penelitian
Study prospective, open-label, Randomised controlled trial
Tempat
Melbourne, Australia
Waktu
Desember 2008 s/d Mei 2009
Pasient/ Sample
n = 6orang, Populasi dewasa umr 18 th atau lebih serta bersedia menjadi sampel
3orang eksperimen intervensi, 3orang untuk control intervensi
Intervensi
Eksperimen intervensi
HIP (ProferrinES, Colorado Biolabs, USA) is approved for use as a dietary/nutritional supplement in
Canada and the United States of America.
Control intervensi:
Slow-release ferrous sulphate (Ferrogradumet, Abbott,Sydney, Australia) is registered in Australia for use
as anoral iron supplement and is one of the most common supplements prescribed in dialysis
populations.
Pengolahan data
Primer analisis:
Dengan analisis KOVARIANS ( ANKOVA )
Sekundairanalisis:
Uji t-berpasangan dan uji chi kuadrat
Penyajian data
Kesimpulan
polipeptida besi heme lisan (HIP; Proferrin ES)lebih efektif meningkatkan cadangan zat besi dalam
stimulasi erythropoietic agent (ESA) pasien daripada suplemen zat besi oral konvensional
(Ferrogradumet ).
1
Apakah pemilihan pasien dilaksanakan secara acak
ya
2
Apakah pengambilan sample dijelaskan secara rinci
ya
3
Apakah pengamatan / follow up pasien dilakukan cukup panjang/ lama dan lengkap
Tidak
4
Apakah pasien dalam kel yangdiacak, dianalisis ( bila drop out besar, > 2% dilakukan intervension to treat
analisis dengan pengambilan skenario terburuk
Ya
5
Apakah pasien, klinisi dan staf peneliti dibutakan terhadap terapi yang diberikan
Ya
6
Apakah semua kelompok diperlakukan sama selain dari terapi yang diuji
Ya
7
Apakah kelompok terapi dan kontrol sama/mirip pada awal penelitian
Ya
2
Seberapa estimasi pengaruh terapi tersebut?
10 kali
Kejadian : Kekuatan statistik yang memadai ( 80% probabilitas ) untuk mendeteksi klinis peningkatan
yang signifikan dalam TSAT dari 7% mengasumsikan = 0,05 dan standar deviasi populasi 8%.
III. Apakah kita dapat menerapkan bukti tentang aspek terapi yang valid dan penting ini pada pasien kita?
1
Apakah terdapat perbedaan antara pengelolaan ibu hamil anaemia pada pelayanan kita dengan hasil
penelitian
Ya
2
Apakah terapi tersebut dapat diterapkan / dikembangkan pada pasien kita
Tidak
3
Apakah ada potensi yang menguntung kan buat kita apabila terapi tersebut dapat diberlakukan pada
pasien kita
Tidak
4
Apakah nilai pengharapan pasien kita bila hasil penelitian kita terapkan pada pasien kita yang menderita
anemia?
Kejadian anemia dapat dikurangi, sehingga komplikasi kehamilan, persalina dan nifas dapat dicegah.
Kesimpulan:
Polipeptida besi heme lebih efektif meningkatkan cadangan zat besi pasiendari pada suplement zat besi
oral konvensional.
Hasil penelitian tidak dapat diterapkan pada pasien kita oleh karena pengelolaan ibu hamil anaemi
berbeda.
TUGAS INDIVIDU
DISUSUN :
Disusun Oleh
NAMA SRI SUPARTI
NIM S. 540809319
KELAS PARALEL VI
MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA ( MU PDPK )
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2010
TUGAS INDIVIDU
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa kurikulum lebih ditekankan pada serangkaian pengalaman
belajar.
Diskusi
Peragaan dan peragaan balik
Latihan menilik dengan daftar tilik Lembar kerja 3Persiapan resusitasi
Peralatan untuk peragaan ( 1set ) dan peragaan balik oleh peserta 2 set
Meja u/ pera gaan resusitasi
Daftar tilik belajar ketramp
Kotak alat resusitasi u/ setiap peserta
4menit
IV
KEPUTUSAN RESUSITASI BBL Umum:
Melakukan penilaian dan membuat keputusan kapan BBL perlu resusitasi dan tindakan yang tepat
Khusus:
Menjelaskan apa yang harus dinilai pd BBL dan bagaimana caranya
Membuat keputusan resusitasi BBL dengan menjawab soal kasus
Menyebutkan tindakan yang tepat terhadap kasus tersebut Penilaan BBL
Keputusan Resusitasi BBL
Kasus Keputusan resusitasi BBL
Diskusi
Membaca Bk acuan
Kasus keputusan resu sitasi BBL
Demonstrasi keputus an resusitasi BBL
Poster bagan alur Manaje
menBayi baru lahir
Bagan kepu tusan resusitasi BBL Bk acuan
Lembar kerja IV 3menit
V
RESUSITASI BBL LANGKAH AWAL Umum:
Mendemonstrasikan langkah awal resusitasi
Khusus:
Menjelaskan 5 langkah awal resusitasi BBL
Mendemonstrasikan langkah awal resusitasi pada model scr berurutan dng benar sesuai daftar tilik
Melakukan langkah awal pd 3detik Langkah awal resusitasi BBL
Peragaan dan peragaan balik Demonstrasi Langkah awal
Peragaan baik o/ peser ta
Latihan intensifPengamatan dan umpan balik Bagan Alur BManajemen Asfiksia BBL
Boneka serta peralatan dan bahan u/ peragaan resusitasi
Daftar tilik belajar ketrampilan resusitasi
Lembar kerja 5 6menit
VI
RESUSITASI BBL VENTILASI Umum:
Mendemontrasikan langkah ventilasi pada resusitasi BBL
Khusus:
1.Menjelaskan langkah ventilasi scr berurutan dan alasan mengapa itu dilakukan
2. Mendemonstrasikan langkah ventilasi BBL pd model scr berurutan dng benar sesuai daftar tilik
3. Mendemontrasikan kemampuan meniup dengan tabung / balon dan sungkup dengan kekuatan dan
frekuensi yang sesuai Pengertia dan langkah ventilasi
Pergaan ventilasi
Latihan tiup/ pompa
Peragaan
Peragaan Ulang
Pengamatan dan umpanbalik
Diskusi Algoritme resusitasi BBL
Boneka, pera latan dan bahan u/ peragaan resusitasi
Daftar tilik belajar ketram pilan resusitasi 9menit u/ ventilasi
3menit u/ latihan mandiri
VII
MANAJEMEN AIR KETUBAN BER CAMPUR MEKONIUM Umum:
Mendemonstrasikan langkah resusitasi BBL bila air ketuban bercampur mekonium
Khusus:
1. Menjelaskan pengrtian dasar mekonium
2. Memperagakan langkah ventilasi BBL bila air ketuban bercampur mekonium pd model secara
berurutan dengan benar sesuai daftar tilik. Pengertian dasar mekonium
Peragaan resusitasi BBL bila air ketuban bercampur mekonium Membaca Bk acuan
Peragaan
Peragaan ulang,penga matan dan umpan balik
Diskusi Bagan alur AManajemen BBL normal
Bagan Alur BManajemen Asfiksia BBL
Bagan alur CManajemen Air Ketuban bercampur mekonium
Boneka serta peralatan dan bahan untuk peragaan
Daftar tilik belajar ketrampilan Resusitasi
3menit
VIII
ASUHAN PASKA RESUSITASI Umum:
Mendemonstrasikan asuhan bayi dan keluarganya paska esusitasi
Khusus:
Menjelaskan asuhan paska resusitasi BBL bila resusitasi berhasil
Menjelaskan pemantauan BBL paska resusitasi, kriteria rujukan dan nasehat rujukan
Membuat pencatatan paska resusitasi
Mendemonstrasikan konseling paska resusitasi BBL bila resusitasi berhsil dan tidak berhasil
Asuhan paska resusitasiBBL bila resusitasi berhsil
Asuhan paska resusitasi BBL bila perlu rujukan
Asuhan paska resusitasi bila resusitasi tidak berhasil Demontrasi
Main peran/ Roll Play
Diskusi Kursi dan meja u/ main peran
Boneka
Bk panduan peserta
Bk Acuan
PosterAsuhan paska resusitasi 6menit
IX
ASUHAN PASKA LAHIR
Umum:
Menjelaskan asuhan paska lahir bayi paska resusitasi pada kunjungan neonatal
Khusus:
Menyebutkan tanda bahaya bayi
Menyebutkan 4 informasi yang perlu disampaikan pd ibu
Menyebutkan 5 pesan utama pemberian ASI
Menyebutkan cara melindungi bayi dari infeksi
Tanda-tanda bahaya
Pemberian ASI
Menjaga bayi tetap hangat
Melindungi bayi dari infeksi
Kunjngan neonatal Lomba asuhan paska lahir Bk Acuan
Bk Panduan peserta
Poster tanda bhaya
Papan tulis
Lembar balik 45 menit
X
PNCEGAHAN INFEKSI Umum:
Menjelaskan langkah pencegahan infeksi dalam rsusitasi BBL
Khusus:
Menjelaskan manfaan cuci tangan dan demonstrasi caracucitangan
Menjelaskan 4 tahap pencegahan infeksi untuk alat dan bahan
Menjelaskan tujuan dan cara dekonta minasi alat dan bahan
Menjelaskan tujuan dan cara melakukan pencucian
Menjelaskan cara desinfektan tingkat tinggi
Menjelaskan cara penyimpanan alat Cuci tangan, manfaat, cara
Dengan sabun dan air mengalir
Dengan alkohol
Pencegahan infeksi u/alat dan bahan
Dekontaminasi
Pencucian
Desinfeksi tingkat tinggi
Penyimpanan alat Diskusi
Peragaan Alkohol dan gliserin
Ember 2 buah a 2lt
Lautan chlorin 5%
Alat dan bahan resusitasi
Sarung tngan serba guna. 6menit
DAFTARPUSTAKA
Hamalik.O,2008, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Rosda karya, Badung
Dep-Kes.RI,2003. Pedoman Kurikulum Modul Pelatihan Berorientasi Pembelajaran, Jakarta
Dep-Kes.RI.2007. Manajemen Asfiksia BBL, Panduan Pelatih, Jakarta
TUGAS INDIVIDU
Disusun Oleh
A.Tujuan :
1. TIU
Setelah mengikuti pembelajaran ini selama 12menit peserta latih dapat/ mampu
mendemonstrasikanresusita BBL pada langkah awal
2. TIK
Pada akhir pertemuan peserta latih mampu
Menjelaskan 5 langkah awal resusitasi BBL secara berurutan
Mendemonstrasikan langkah awal resusitasi pada model secara berurutan dengan benar sesuai dengan
daftar tilik
Melakukan langkah awal resusitasi dalam waktu 3detik
Pokok Bahasan:
Langkah awal resusitasi BBL
Peragaan dan peragaan balik
Sub PokokBahasan
Penjelasan penting nya langkah awal
Memahami langkah awal
Peragaan langkah awal
Peragaanbalik
Uji diri peserta latih
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan peserta latih Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Mengucapkan salam pembukaan
Memperkenalkan diri
Menjelaskan materi yang akan dibahas
Apersepsi Menjawab salam
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Evaluasi :
Prosedur : Tes
Bentuk : Peragaan
Soal : a. Peragakan/ demonstrasikan bayi lahir tidak bernafas atau bernafasmegap-megap
Jawab : Peserta latih melakukan:
Demontrasi Informasi pada ibu dan keluargabahwa bayi perlu resusitasi
Potong tali pusat diatas perut ibu, bayi ditutupi kain yang telah terpasang tanpa diikat, tanpa dibungkus
Pindahkan bayi ketempat resusitasi
Mulai peragaanlangkah awal :
Menjaga bayi tetap hangatpindahkan bayi ke tempat resusitasi yang per mukaannya keras,rata,bersih,
kering, hangat.peserta latih dapat menjelaskan pentingnya menjaga bayi tetap hangat.
Atur posisi kepala bayi Demonstrasikan dengan boneka bagaimana letak posisi kepala yang benar dan
bedakan dengan posisi yang salah disertai penjelasanposisikepala bayi penting selama resusitasi
Isap lendirDemontrasikan mengisap lendir dengan pengisap lendirDe LEE serta menjelaskan pengisapan
lendir lebih dulu dimulut baru hidung
Keringkan dan rangsang bayiDemonstrasikan menggosok seluruh tubuh bayi dengan sedikit tekanan
dengan kain dan hnduk hangat, mulai dari wajah,badan, tangan dan kaki serta menjelaskan manfaat
rangsangan taktil pada bayi
Reposisi kepala bayi dan bungkus bayiDemonstrasikan cara melepas kain basah dan menggantinya
dengan kain dan handuk bersih, kering dan hangat
MATERILANGKAHAWALRESUSITASI
BAYIBARULAHIR
PENDAHULUAN:
Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa BBL perlu resusitasi, tindakan harus segera
dilakukan. Penundaan pertolongan membahayakan bayi.Pemotongan tali pusat dapat dilakukan diatas
perut ibu atau dekat perinium.
Letakkan bayi di tempat yang kerig, dpat diletakkan diataskain yang ada diperut ibu dengan posisi kepala
lebih rendah( ekstensi ), atau dekatperinium, lalu dibungkus dengan kain, dibka bagian dada dan perut,
dan potong tali pusat. Tali pusat tidak perlu diikat, tidak dibubuhkan apapun dan tidak dibungkus.
Pemotongan tali pusat
PENUTUP
Langkah awal harus dulakukan dalam 3detik.Dengan langkah awal biasanya bayi dapat bernafas spontan
dan teratur.
DAFTARTILIKBELAJARKETRAMPILAN
LANGKAH RESUSITASI BBLLANGKA AWAL
Keterangan:
Daftar tilik belajar keterampilan ini dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mempelajari keterampilan
Resusitasi BBL secara mandiri. Di kolom kiri didapatkan langkah-langkah yang harus dilakukan secara
berurutan dengan benar Kolom sebelah kanan untuk menilik (chek ) apakah langkah-langkah dilakukan
secara urut. Beri tanda V pada kolom yang sebaris bila dilakukan dengan benar
No TINDAKAN RESUSITASI BBL LANGKAH AWAL
Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap,
lakukan langkah berikut
1
II Atur Posisi
27 Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi agar jalan nafas terbuka
31 Mengisap lendir saat ujung kateter di dalam mulutdan saat menarik kateter keluar, tidak waktu
memasukkan
33 Menepuk/ menyentil telapak kaki bayi atau menggosok punggung / perut/ dada/ tungkai bayi dengan
telapak tangan
34 Mengganti kain ke-1 yang basah dengan kain dibawahnya yang kering
35 Menyelimuti bayi dengan kain kering, muka dan dada terbuka
UJI DIRI
Berlatih mandiri danuji diri apakah mampu melakukan Langkah awal dengan benar seluruhnya dalam
3detik
Keterangan :
Melakukan dengan benar nilai 1
Melakukan salah atau tidak melakukan nilai 0
DAFTAR PUSTAKA
Dep Kes RI, Manajemen Asfiksia BBL untuk Bidan, Jakarta 2007
Dep Kes RI, Perawatan Neonatal Dasar, Jakarta 2006
Penatalaksanaan BBl dengan Asfiksia
http/www.scirb.com/doc/16408570/2007
Peran korio amnionitis klinik ketuban pecah dini http:/www kalbe.co.id/files/cdk/files/158_07
TUGAS INDIVIDU
EVALUASI LABORATORIUM
MANAJEMEN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR
UNTUK BIDAN
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mk Ketrampilan Mengajar Bd Ksehatan
DOSEN PENGAMPU dr.P.MURDANI.K.MPHEd
DISUSUN :
OLEHSRI SUPARTI
NIM S. 540809319
KELASPARALEL VI
Pendahuluan
Evaluasi laboratorium merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran
secara sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh apakah
perubahan tersebut mempengaruhi pengetahuan, sikap perilakupeserta didik. (dikutip dari Bloom et.all
1971). Stufflebeam et.al 1971 mengatakan bahwa evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh
dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan output. Input adalah peserta
didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran
Prinsip Evaluasi
Evaluasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional pengajaran, materi
pembelajaran dan metode pengajaran.Keterlibatan peserta didik, prinsip ini merupakan suatu hal yang
mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak.-
Koherensi, evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan
ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur- Pedagogis, Perlu adanya tool penilai dari aspek
pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu
menjadi motivator bagi diri siswa Akuntabel, Hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan
pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat
secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3
macam yaitu (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2)
Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat
list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat
dalam obejek pengamatan.
C.Evaluasi Praktikum/Laboratorium
Nilai Praktikum/Laboratorium
Tujuan praktikum adalah untuk memperkuat teori yang telah dikuliahkan atau ditutorialkan. Untuk menilai
apakah mahasiswa memahami pengetahuan akan teori yang dipraktikumkan, maka bisa dilakukan
dengan melakukan ujian praktikum, yang diintegrasikan ke dalam ujian teori (ujian akhir blok) sebagai
nilai sumatif. Nilai pengetahuan ini dapat juga dilakukan dengan cara responsi atau dengan ujian
praktikum tersendiri. Metode ujian praktikum diserahkan pada laboratorium masing-masing. Hasil
penilaian praktikum berupa lulus atau tidak lulus didasarkan pada standar yang dibuat oleh laboratorium
tempat praktikum dilaksanakan. Jika tidak lulus harus mengikuti ujian ulang, yang dilakukan oleh
laboratorium maksimal 2 kali.
Ujian Skill lab (OSCE)
Dilakukan tiap akhir materi pembelajaran dalam bentuk OSCE. Nilai ujian OSCE ini memberi kontribusi
sebesar 30% dari nilai akhir pelatihan.
Skills lab, pesertadiharapkan dapat melaksanakan perasatserta mampu menerangkan cara dan tujuan
tindakankepada penderita. Praktikum/ demonstrasi oleh pesertadapat secara langsung melihat dan
mempelajari sistem yang sedang dipelajarinya dalam setiap sesi , termasuk belajar cara pemilihan alat-
alatuntuk tindakan tertentu.
OSCE (Objective Structure Clinical Examination, 20%) merupakan jenis ujian yang akan menilai
pengetahuan, keterampilan dan perilaku mahasiswa berdasarkan topik skills lab yang telah diberikan,
SOCA (Student Oral Case Analysis, 20%) peserta latih diberikan suatu skenario atau suatu masalah klinis
untuk dianalisis dan kemudian dipresentasikan serta didemontstrasikan tindakan yang perlu
dilaksanakan.1% sisanya adalah penilaian untuk attitude, behavior dan active learning, sehingga dari
keseluruhan didapat nilai akhir angka mutu 100%.Dengan metode pembelajaran ini peserta latih dituntut
untuk berperan aktif dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pihak penyelenggara
telah merancang strategi pembelajaran dan panduan yang akan membantu peserta latihmencapai
kompetensi yang harus dikuasai. Panduan yang diberikan hanya sebagai fasilitas yang berisi deskripsi
singkat mengenai hal yang akan di pelajari. Tugas peserta latih adalah untukbelajar secara mandiri,
kemudian melaksanakan uju diri terhadap perasat sesuai daftar tilik yang telah dibakukan.Bagi peserta
latih belajar untuk melatih psikomotor atau skill ini sangat penting dan harus dimiliki oleh karena setelah
pelatihan mereka dituntut untuk dapat melakukan tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan jiwa
saat mereka menghadapi kasus gawat darurat didaerah.,sehingga mereka siap memberikan pelayanan
yang berkualitas pada saat tindakan tersebut diperlukan.
V. Penutup
Proses Evaluasi Pembelajaran laboratoriumperlu mendapat penekanan dalam proses pembelajaran.
Evaluasi bukanlah semata-mata untuk mendefinisikan peserta yang berhasil dan tidak berhasil,
melainkan sebuah proses yang akan memperbaiki mutu pembelajaran dan mengetahui seberapa efektif
pembelajaran yang dilakukan.
Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa evaluasi akan susah
sekali mengukur tingkat keberhasilannya.Evaluasi pembelajaran laboratorium merupakan proses yang
sistematis dalam mengukur tingkat kemajuan yang dicapai peserta , baik ditinjau dari norma tujuan
maupun dari norma kelompok serta menentukan apakah peserta latihmengalami kemajuan yang
memuaskan kearah pencapaian tujuan pelatihan yang diharapkan.Evaluasi memegang peranan penting
karena hasil evaluasi menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai. Dan sebuah hasil evaluasi
diharapkan dapat membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan
program, pertanggung jawaban,motivasi, menambah pengetahuan, serta membantu mendapat dukungan
dari mereka yang terlibat dalam program tersebut. Secara umum evaluasi (evaluation) merupakan alat
(tool) dalam mengukur sejauhmana tujuan yang kita inginkan sudah tercapai. Dalam dunia pendidikan,
evaluasi merupakan hal mutlak dalam melihat kinerja (performance) pelaku pelatihan , utamanya pelatih/
fasilitator dan peserta latih.
`
DAFTAR PUSTAKA