You are on page 1of 17

Rasionalisme

Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.


Lompat ke: pandu arah, gelintar

Rasionalisme adalah suatu kaedah penyelidikan dan ujikaji yang menyatakan bahawa akal
adalah sumber utama pengetahuan. Bertentangan dengan empirisisme secara teorinya, ia
menafikan pengalamaan pancaindera sebagai sumber pengetahuan. Konsep utama yang
menjadi pegangan ini ialah kepercayaan terhadap kemampuan dan autoriti akal fikiran
(alasan) untuk menyingkap ilmu dan kebenaran. Rasionalisme mengukur bahawa daya intelek
yang wujud secara semulajadi dalam diri manusia mampu mencari dan menanggapi
kebenaran. Rasionalisme menganggap akal sebagai sumber tertinggi untuk mendapat
kebenaran dan mencapai segala ilmu pengetahuan. Rasionalisme yang berasaskan nilai-nilai
saintifik menolak adanya wahyu dan mukjizat keranan dianggap tidak logik. Ukuran sama ada
sesuatu itu saintifik atau tidak juga terletak pada sama ada ia logik ataupun tidak.

Dari sudut sejarah, perintis awal aliran rasionalisme ialah Heraclitus, yang meyakini akal
melebihi pancaindera sebagai sumber ilmu. Menurut beliau akal manusia boleh berhubung
dengan akal ketuhanan yang memancarkan sinaran cahaya tuhan dalam diri manusia. Pada
zaman pertengahan rasionalisme Yunani berkembang di tangan tokoh-tokoh Socrates, Plato
dan Aristotle. Rasionalisme mencapai zaman kemuncaknya pada zaman Aristotle yang
berusaha menangkis serangan pemikiran aliran Sufastho’iyyun yang menyebarkan pegangan
bahawa ‘Sesuatu perkara itu adalah dianggap baik bila manusia mengira ia adalah baik’,
dengan kata lain ‘Manusia adalah kayu pengukur segala perkara’. Hasil dari pengaruh
tersebut, Aristotle telah memperkemaskan rasionalisme dengan menyusun kaedah ilmu logik
secara sistematik dalam karyanya yang terkenal iaitu Organaon. Rasionalisme telah
menguasai tamadun Yunani sehinggalah kepada zaman Helenisme. Di antara aliran moden
yang berpaksi kepada rasioanalisme ialah aliran idealisme yang dipelopori oleh Spinoza
(1632-1677) dan Leibniz (1646-1716). Tokoh lain yang mengembangkan rasionalisme ialah
Descartes (1596-1716). Edward de Bono dalam bukunya, Thinking Course menyatakan
bahawa logik ialah satu cara menjana maklumat daripada sesuatu keadaan. Maklumat yang
hendak dijana ialah sesuatu yang benar dan diterima akal. Kebiasaannya, tokoh-tokoh yang
mengembangkan rasionalisme mereka digelar sebagai seorang idealis.

Diambil daripada "http://ms.wikipedia.org/wiki/Rasionalisme"


RASIONALISME.

a. Pengertian Pokok.
Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, idea-
idea yang masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
Zaman Rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad ke XVII sampai akhir abad ke
XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaan yang
eksklusif daya akal budi (ratio) untuk menemukan kebenaran.

Ternyata, penggunaan akal budi yang demikian tidak sia-sia, melihat tambahan ilmu
pengetahuan yang besar sekali akibat perkembangan yang pesat dari ilmu-ilmu alam. Maka
tidak mengherankan bahwa pada abad-abad berikut orang-orang yang terpelajar Makin
percaya pada akal budi mereka sebagai sumber kebenaran tentang hidup dan dunia. Hal ini
menjadi menampak lagi pada bagian kedua abad ke XVII (abad 17) dan lebih lagi selama
abad XVIII (abad 18) antara lain karena pandangan baru terhadap dunia yang diberikan oleh
Isaac Newton (1643 -1727). Berkat sarjana geniaal Fisika Inggeris ini yaitu menurutnya
Fisika itu terdiri dari bagian-bagian kevil (atom) yang berhubungan satu sama lain menurut
hukum sebab akibat.

Semua gejala alam harus diterangkan menurut jalan mekanis ini. Harus diakui bahwa Newton
sendiri memiliki suatu keinsyafan yang mendalam tentang batas akal budi dalam mengejar
kebenaran melalui ilmu pengetahuan. Berdasarkan kepercayaan yang makin kuat akan
kekuasaan akal budi lama kelamaan orang-orang abad itu berpandangan dalam kegelapan.
Baru dalam abad mereka menaikkan obor terang yang menciptakan manusia dan masyarakat
modern yang telah dirindukan, karena kepercayaan itu pada abad XVIII disebut juga zaman
Aufklarung (pencerahan).

b. Tokoh-tokohnya
1. Rene Descartes (1596 -1650)
2. Nicholas Malerbranche (1638 -1775)
3. B. De Spinoza (1632 -1677 M)
4. G.W.Leibniz (1946-1716)
5. Christian Wolff (1679 -1754)
6. Blaise Pascal (1623 -1662 M)

http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/04/dualisme-empirisme-rasionalisme.html

Sejarah Filsafat Eropa

Sebuah Pengantar
Sejarah Singkat
Dilihat dari pendekatan historis, ilmu filsafat dipahami melalui sejarah perkembangan
pemikiran filsafat. Menurut catatan sejarah, filsafat Barat bermula di Yunani. Bangsa Yunani
mulai mempergunakan akal ketika mempertanyakan mitos yang berkembang di masyarakat
sekitar abad VI SM (6) . Perkembangan pemikiran ini menandai usaha manusia untuk
mempergunakan akal dalam memahami segala sesuatu. Pemikiran Yunani sebagai embrio
filsafat Barat berkembang menjadi titik tolak pemikiran Barat abad pertengahan, modern dan
masa berikutnya. Di samping menempatkan filsafat sebagai sumber pengetahuan,

Barat juga menjadikan agama sebagai pedoman hidup, meskipun memang harus diakui bahwa
hubungan filsafat dan agama mengalami pasang surut. Pada abad pertengahan misalnya dunia
Barat didominasi oleh dogmatisme gereja (agama), tetapi abad modern seakan terjadi
pembalasan Akibatnya, Barat mengalami kekeringan spiritualisme. Namun selanjutnya, Barat
kembali melirik kepada peranan agama agar kehidupan mereka kembali memiliki makna.
Secara garis besar, perkembangan sejarah filsafat dibagi dalam lima tahap:
1. Filsafat Yunani Klasik
2. Filsafat Yunani
3. Filsafat Abad Pertengahan
4. Filsafat Modern
5. Filsafat Posmodern

• Yunani Kuno
Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha menggunakan akal untuk
berpikir. Kegemaran bangsa Yunani merantau secara tidak langsung menjadi sebab
meluasnya tradisi berpikir bebas yang dim iliki bangsa Yunani.
Kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan di Yunani sebelumnya tidak pernah ada agama
yang didasarkan pada kitab suci. Keadaan tersebut jelas berbeda dengan Mesir, Persia, dan
India. Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir bangsa Yunani
dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara bersamaan. terhadap agama.
Peran agama dimasa modern digantikan ilmu-ilmu positif
Pada m asa Yunani kuno, filsafat secara umum sangat dominan, meski harus diakui bahwa
agama masih kelihatan memainkan peran. Hal ini terjadi pada tahap permulaan, yaitu pada
masa Thales (640-545 SM ).
Demikian juga Phitagoras (572-500 SM ) belum murni rasional. Pada masa Yunani Klasik,
pertanyaan-pertanyaan yang berkembang adalah pertanyaan yang berhubungan alam semesta.
Ini berangkat dari kekaguman manusia terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya. Sebagai
contoh, ketika manusia melihat segala sesuatu yang ada di sekeliling mereka, muncul
pertanyaan-pertanyaan mengenai segala sesuatu itu. Begitupun para filsuf zaman Yunani
klasik ini. Mereka mempertanyakan hakikat kehidupan ini. Sebagai contoh, Thales, salah
seorang filsuf yang hidup pada masa itu, mendapatkan kesimpulan bahwa penyebab pertama
kehidupan adalah air karena ia melihat adanya kehidupan ini karena ada air.

• Filsafat Yunani
Filsafat zaman Yunani ini diwakili oleh Plato dan Aristoteles. Pada zaman ini, pertanyaan-
pertanyaan tentang kehidupan mulai berkembang. Mereka tidak lagi hanya melihat keluar
(oustside), akan tetapi juga mulai melihat ke dalam (inside). Persoalan tentang manusia mulai
dipertanyakan. Misalnya, apa hakikat manusia? Dari mana manusia berasal? Dari pertanyaan-
pertanyaan tersebut lahirlah suatu jaw aban. Salah satunya adalah jawaban yang muncuk dari
Plato bahwa hakikat manusia itu terdiri dari tubuh dan jiwa. Secara struktur, jiwa lebih tinggi
dari tubuh. Menurut Plato, tubuh menjadi penjara jiwa. Jiwa akan bebas ketika ia lepas dari
tubuhnya. Sementara itu, Aristoteles mengatakan hakikat manusia tidak terpisah antara tubuh
dan jiwa. Tidak ada yang lebih tinggi secara struktur. Manusia terdiri dari forma dan materi.

• Abad Pertengahan
Filsafat abad pertengahan lahirnya agama sebagai kekuatan baru. Banyak filsuf yang lahir dari
latar belakang rohaniwan. Dengan lahirnya agama-agama sebagai kekuatan baru, wahyu
menjadi otoritas dalam. menentukan kebenaran. Sejak gereja (agama) mendominasi, peranan
akal (filsafat) menjadi sangat kecil. Karena, gereja telah membelokkan kreatifitas akal dan
mengurangi kemampuannya. Pada saat itu, pendidikan diserahkan pada tokoh-tokoh gereja
yang dikenal dengan "The Scholastics", sehingga periode ini disebut dengan masa skolastik.
Para filosof aliran skolastik menerima doktrin gereja sebagai dasar pandangan filosofisnya.
Mereka berupaya memberikan pembenaran apa yang telah diterima dari gereja secara
rasional.
Di antara filosof skolastik yang terkenal adalah Augustinus ( 354-430). Menurutnya, dibalik
keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu Tuhan.
Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala
sesuatu diciptakan oleh Tuhan dari yang tidak ada (creatioex nihilo). Kehidupan yang terbaik
adalah kehidupan bertapa, dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan.
Ciri khas filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan Santo Anselmus (1033--1109),
yaitu credo utintelligam (saya percaya agar saya paham). Filsafat ini jelas berbeda dengan
sifat filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada iman.

• Filsafat Modern
Masa filsafat modern diawali dengan munculnya Renaissance sekitar abad XV dan XVI M,
yang bermaksud lepas dari dogma-dogma, akhirnya muncul semangat perubahan dalam
kerangka berfikir. Problem utama masa Renaissance, sebagaimana periode skolastik, adalah
sintesa agama dan filsafat dengan arah yang berbeda. Era Renaissance ditandai dengan
tercurahnya perhatian pada berbagai bidang kemanusiaan, baik sebagai individu maupun
sosial.
Diantara filosof masa Renaissance adalah Francis Bacon (1561-1626). Ia berpendapat bahwa
filsafat harus dipisahkan dari teologi. Meskipun ia meyakini bahwa penalaran dapat
menunjukkan Tuhan, tetapi ia menganggap bahwa segala sesuatu yang bercirikan lain dalam
teologi hanya dapat diketahui dengan wahyu, sedangkan wahyu sepenuhnya bergantung pada
penalaran. Hal ini menunjukkan bahwa Bacon termasuk orang yang membenarkan konsep
kebenaran ganda (double truth), yaitu kebenaran akal dan wahyu. Puncak masa Renaissance
muncul pada era Rene Descartes (1596-1650) yang dianggap sebagai Bapak Filsafat Modern
dan pelopor aliran Rasionalisme. Argumentasi yang dimajukan bertujuan untuk melepaskan
dari kungkungan gereja. Salah satu semboyannya "cogito ergo sum" (saya berpikir maka saya
ada). Pernyataan ini sangat terkenal dalam perkembangan pemikiran modern, karena dianggap
mengangkat kembali derajat rasio dan pemikiran sebagai indikasi eksistensi setiap individu.
Dalam hal ini, filsafat kembali mendapatkan kejayaannya dan mengalahkan peran agama,
karena dengan rasio manusia dapat memperoleh kebenaran. Kemudian muncul aliran
Empirisme, dengan pelopor utamanya, Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Locke (1632-
1704). Aliran Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan dan pengenalan berasal dari
pengalaman, baik pengalaman batiniah maupun lahiriah. Aliran ini juga menekankan
pengenalan inderawi sebagai bentuk pengenalan yang sempurna.
Di tengah bergemanya pemikiran rasionalisme dan empirisme, muncul gagasan baru di
Inggris, yang kemudian berkembang ke Perancis dan akhirnya ke Jerman. Masa ini dikenal
dengan Aufklarung atau Enlightenment atau masa pencerahan sekitar abad XVIII M. Pada
masa Aufklarung ini muncul keinginan manusia modern menyingkap misteri dunia dengan
kekuatan akal dan kebebasan berpikir. Tokoh filsuf yang sangat mengagungkan kekuatan akal
dan dianggap sebagai Bapak Filsafat Modern adalah Rene Descartes. Pada abad ini
dirumuskan adanya keterpisahan rasio dari agama, akal terlepas dari kungkungan gereja,
sehingga Voltaire (1694-1778) menyebutnya sebagai the age of reason (zaman penalaran).
Sebagai salah satu konsekuensinya adalah supremasi rasio berkembang pesat yang pada
gilirannya mendorong berkem bangnya filsafat dan sains. Periode filsafat modern di Barat
menunjukkan adanya pergeseran, segala bentuk dominasi gereja, kependetaan dan anggapan
bahwa kitab suci sebagai satu-satunya sumber pengetahuan diporak-porandakan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa abad modern merupakan era pembalasan terhadap zaman
skolastik yang didominasi gereja.

• Posmodernisme
Filsafat postmodern ditandai dengan keinginan untuk mendobrak sifat-sifat filsafat modern
yang mengagungkan keuniversalitasan, kebenaran tunggal, dan kebebasnilaian. Karena itu,
filsafat postmodern sangat mengagungkan nilai-nilai relativitas dan mininarasi, berbeda
dengan filsafat modern yang mengagungkan narasi-narasi besar. Filsafat postmodern
cenderung lebih beragam dalam hal pemikirian.
Pada awal abad XX, di Inggris dan Amerika muncul aliran Pragmatisme yang dipelopori oleh
William Jam es (1842-1910). Sebenarnya, Pragmatisme awalnya diperkenalkan oleh C.S.
Pierce (1839-1914). Menurutnya, kepercayaan menghasilkan kebiasaan, dan berbagai
kepercayaan dapat dibedakan dengan membandingkan kebiasaan yang dihasilkan. Oleh
karena itu, kepercayaan adalah aturan bertindak. William James berpendapat bahwa teori
adalah alat untuk memecahkan masalah dalam pengalaman hidup m anusia. Karena itu, teori
dianggap benar, jika teori berfungsi bagi kehidupan manusia. Sedangkan agama, menurutnya,
mempunyai arti sebagai perasaan (feelings), tindakan (acts) dan pengalaman individu manusia
ketika mencoba memahami hubungan dan posisinya di hadapan apa yang m ereka anggap
suci. Dengan demikian, keagam aan bersifat unik dan membuat individu menyadari bahwa
dunia merupakan bagian dari system spiritual yang dengan sendirinya memberi nilai bagi atau
kepadanya. Agak berbeda dengan William James, tokoh Pragmatisme lainnya, John Dewey
(1859-1952) menyatakan bahwa tugas filsafat yang terpenting adalah memberikan pengarahan
pada perbuatan manusia dalam praktek hidup yang harus berpijak pada pengalaman.
Pada saat yang bersamaan, juga berkembang aliran Fenomenologi di Jerman yang dipelopori
oleh Edmund Husserl (1859-1938). Menurutnya, untuk mendapatkan pengetahuan yang benar
ialah dengan menggunakan intuisi langsung, karena dapat dijadikan kriteria terakhir dalam
filsafat. Baginya, Fenomenologi sebenarnya merupakan teori tentang fenomena; ia
mempelajari apa yang tampak atau yang menampakkan diri. Pada abad tersebut juga lahir
aliran Eksistensialisme yang dirintis oleh Soren Kierkegaard (1813-1855).

Diposkan oleh Hendri Ansori di 03:24

Label: cabang-cabang filsafat, Filsafat, Filsafat Ilmu, filsafat modern, Filsafat yunani,
perkembangan filsafat, Perkembangan Filsafat Ilmu, Sejarah, sejarah filsafat, sejarah filsafat
eropa

http://www.hendria.com/2010/03/sejarah-filsafat-eropa.html

DEFINISI RASIONALISME.

Rasionalisme didefinisikan sebagai aliran ideologi yang meyakini bahawa segala pengetahuan
dapat diraih oleh manusia melalui akal fikirannya semata-mata, kerana segala sesuatu tidak
terbatas bagi akal manusia. (3). Rasionalisme, dalam erti mendewakan akal fikiran dan
menjadikannya kayu ukur dalam menilai segala sesuatu, yang menjadi asas peradaban Barat
juga dianut oleh golongan modenis dan liberal Muslim. (4).

Rasional adalah suatu kecenderungan pemikiran yang berorientasikan upaya menafsirkan


alam dan segala fenomena manusia dan perbuatannya dengan tertumpu pada sejumlah teori.
Oleh yang demikian, mazhab rasionais boleh muncul dalam wilayah pemikiran keagamaan,
meskipun ada sebahagian yang menolak kemungkinan ini, dengan alas an adanya paradoks
dan apresiasi terhadap rasio manusia dengan keyakinan adanya kekuatan ghaib yang
merupakan cirri keimanan dalam agama. Aliran rasionalisme tidak terletak pada
pengembalian segala sesuatu kepada konsep semata-mata, melainkan pada upaya menafsirkan
gejala-gejala,baik alam ataupun manusia, sesuai dengan kaedah-kedah rasional (5)
Daripada definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahawa rasionalisme adalah penerimaan
bahawa fikiran sebagai prinsip yang tertinggi yang merupakan organ ilmu yang
menghakimkan segala dan penolakan segala yang mengatasinya seperti wahyu, nubuwwah.

(3)http://ppips.utm.my/web/islambest/index.php?
option=com_content&task=view&id=114&Itemid=105

(4) http://ilmiah.blogdrive.com/archive/51.html

(5) Dr. Ahmad Mahmud Shubhi, 2001.Filsafat Etika Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta.

CIRI-CIRI RASIONALISME.

Falsafah moden bermula di Barat di Benua Eropah pada abad ke 17 dengan kemunculan
aliran rasionalisme. Ahli falsafah rasionalis menyatakan bahawa kebenaran adalah
bersumberkan ketaakulan, ia lebih agung dan wujud secara bebas daripada pengalaman
pancaindera dan ilmu pengetahuan adalah bersifat a priori . (6).

Kemunculan aliran rasionalisme banyak dipengaruhi oleh perkembangan sains dan matematik
dengan membawa pendekatan bahawa ketepatan falsafah menyamai ketepatan matematik.
Mereka memberikan penekanan kepada kesanggupan minda manusia sebagai sumber
kebenaran samada berkaitan manusia mahupun dunia. Golongan rasionalis menganggap apa
yang difikir oleh akal secara jelas wujud diluar akal mereka, bukan wujud secara khayali
semata-mata. Bahkan Descartes dan Leibniz menganggap wujud idea sedia (innate idea)
dalam minda manusia. (7)

Oleh yang demikian boleh dikatakan ciri-ciri rasionalisme menjurus kepada aspek
penggunaan akal semata-mata dalam menjelaskan kebenaran. Antara ciri-ciri rasionalisme
yang dapat dijelaskan iaitu :

1.Rasionalisme menekankan fikiran sebagai sumber utama pengetahuan manusia


2.Akal pemegang autoriti terakhir bagi penentuan kebenarannya.
3.Sikap atau pemikiran yang mempercayai bahawa kepercayaan agama seharusnya ditolak
jika ia didirikan tanpa asas rasional.
4.Setiap benda hanya boleh dijelaskan melalui satu sistem sahaja iaitu ketaakulan
5.Optimis bahwa kesejahteraan umat manusia akan ditunjang oleh kemajuan sains dan
teknologi.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
(6) Ahmad Sunawari Long,2006, Sejarah Falsafah , Bangi : Penerbit Universiti Kebangsaan
Malaysia. hlm 93
(7) Ibid hlm hlm 94

Apa yang jelas di sini terdapat perbezaan yang ketara di antara pandangan Islam dan barat.
Pandangan dunia barat adalah berpaksikan kepada fahaman akal fikiran, rasionalisme dan
kebendaan dalam kehidupan mereka. Akal, perkembangan sains dan ketepatan matematik
sebagai rujukan asas dalam kehidupan telah dipisahkan dari sumber wahyu yang akhirnya
akan menyebabkan manusia tidak mengenali jalan menuju Tuhannya.

SEJARAH KEMUNCULAN RASIONALISME.

Menurut sejarah kemasukan pemikiran asing dalam Islam berlaku melalui dua saluran iaitu
pertama ,melalui proses asimilasi bangsa dan kedua, melalui kegiatan penterjemah karya-
karya asing dalam bahasa Arab.(8). Saluran pertama pengaliran pemikiran asing berlaku
apabila wilayah-wilayah yang telah begitu lama dipengaruhi oleh tamadun Greek -Rumawi
telah ditawan oleh tentera Islam seperti wilayah Syria. (9).

John of Damascus,menerapkan ajaran Kristian dan pemikiran Greek ke dalam pemikiran


Islam. Masalah besar menunjukkan teologi Islam dipengaruhi pemikiran Greek dan Kristian
ialah tentang keqadiman al_quran, kebebasan bertindak dan tentang sifat tuhan. Menurut
ajaran Rasulullah SAW, baginda pernah melarang para sahabat membangkitkan persoalan
qadar atau takdir Allah SWt kerana kesannya akan mencacatkan dan menggugat
keimanan.Oleh disebabkan pertembungan budaya perkara ini diketepikan.Sausan (kristian
dari Iraq peluk Islam kemudian murtad) memperkataka tentang qadar.Daripada Sausan,
Maabad al-Juhani mempelajari tentang qadar.(10).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
(8) F.E Peters, 1968. Aristotle and the Arabs: The Aristotelian Tradition in Islam. New
York:New York University Press, hlm58-68.
(9) Morris s.Seale, 1961.Muslim Theology: A Study of Origins with Reference to The Church
Fathers. London: Luzac & Co. Ltd., hlm 4.
(10) W.Montgomerry Watt,1973. The Formative of Islamic Though. Edinburgh: Edinburgh
University Press,hlm 85.

Maabad ialah pelopor aliran qadariah menafikan takdir Allah SWT menekan kebebasan
manusia bertindak.Beberapa orang Sahabat Abdullah ibn Abbad, Abu Hurairah, Jabir,Ans
menasihatkan orang ramai memulaukan penganut aliran ini.Selepas Maabad aliran Qadariah
disebarkan oleh seorang Qibti iaitu Ghailan al-Dimashqi.

Rentetan daripada fahaman Qadariah muncullah al-Ja`ad ibn Dirham dan juga Jahmn Ibn
Safwan di khurasan mengasaskan fahaman Jabariah.Fahaman ini mengajar bahawa manusia
sebenarnya tidak mempunyai sebarang kekuasaan terhadap sesuatu, kerana segala-galanya
dibawah kawalan Allah SWT sepenuhnya.al-Ja`ad ibn Dirham terima aliran ini daripada
Ibban Sam`an dan beliau terima dari Talut ibn A`sam ( seorang Yahudi hidup sezaman
dengan Nabi). Jahmn Ibn Safwan pula terpengaruh dengan John of Damascus.tentang
penafian sifat tuhan. (11). Dengan kematian Maabad al-Juhani dan Ghailan al-Dimashqi
Qadariah tidak terus terhapus. Begitu juga kematian Jahmn Ibn Safwan tidak menyebabkan
ajaran terhapus. Sebaliknya terus hidup dibawah naungan aliran baru Muktazillah.Wasil ibn
`Ata’ pengasas aliran muktazillah berpendapat orang yang melakukan dosa besar bukan
seorang yang kafir atau muslim tetapi terletak diantara kedua-duanya.

Dalam Tamadun Islam , orang Islam merujuk kepada ajaran Nabi Muhammad dalam
menyelesaikan masalah. Selepas kewafatan nabi,umat Islam terdedah dengan situasi, isu dan
kejadian yang baru memerlukan ijtihad bagi menyelesaikan sesuatu perkara dan masalah.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(11) Morris S. Seale, op.cit., hlm 46 -47.

Ijtihad ialah satu proses yang dilakukan oleh ulama untuk melakukan sesuatu hukum dengan
dilakukan secara bersungguh-sungguh bagi situasi yang tidak wujud pada zaman Nabi
Muhammad SAW. Ijtihad menggunakan logik sebagai pemangkin dan logic banyak
digunakan dalam berhujah.Tokoh falsafah banyak menggunakan logik akal ialah golongan
Muktazillah.Golongan Asyariyyah memegang kepada ajaran Islam yang asal..Golongan
Muktazillah ditentang oleh golongan Asyariyyah terutama Imam Ghazali. Ianya ditentang
kerana logik digunakan untuk berhujah tentang benda ghaib sehingga bertentangan dengan
akidah Islam.Imam al-Ghazali seorang yang menulis buku yang besar menentang fahaman
Muktazillah iaitu Tahafut al-Falasifah (Sanggahan Falsafah). (12).

Dalam bukunya tahafut al-falasifah beliau sendiri telah menyanggah pandangan ahli falsafah
yang membawa kepada kekufuran yakni hujah alam ini qadim, tuhan tidak mengetahui
bahagian sekecil-kecil alam ini, dan ketiadaan kebangkitan jasmani pada hari Qiamat. Al
Ghazali tega bangun ditengah-tengah gelanggang falsafah, dan merobek seluruh pemahaman
yang songsang dan bercelaru itu. (13).

bnu Rusyd, tokoh Muktazillah yang terakhir (dilahirkan di Sepanyol). Beliau menulis buku
menjawab buku yang ditukis oleh Imam Al-Ghazali iaitu Tahafut al Tahafut. Hujah yang
terdapat dalam buku karangan beliau itu tidak dapat menangkis hujah Imam Al-Ghazali.
Falsafah dan logik merosot dalam tamadun Islam. (14).

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
(12) Nota Kuliah Falsafah Sains.
(13) http://netlog.wordpress.com/tag/antara-syariat-dan-tasawuf/
(14) Nota Kuliah Falsafah Sains.
Kemunculan aliran rasionalisme di barat dirujuk kepada teori ilmu yang dipegang oleh ahli
falsafah utama pada abad 17 dan ke 18 iaitu :(15)
1. Rene Descartes ( 1596-1659 M)
2. Baruch Spinoza ( 1632 -1677)
3. Gottrfied Wilhelm Leibniz (1646 – 1716 M).

RENE DESCARTES
 Seorang Katolik Roman Perancis

 Mengkritik falsafah klasik dan berpegang dengan ilmu Matematik yang hanya
meyakinkan.
 Falsafah Descartes dibangunkan berdasarkan suasana Zaman Renaissance dan latar
belakang peringkat awal falsafah moden.

 Berfahaman humanisme yang menolak autoriti agama bertujuan mencapai ilmu sains
dan falsafah.

 Akal adalah asas dan panduan bagi mencapai kebenaran

 Bapa falsafah moden.

Karya- karya yang dihasilkan oleh Rene Descartes iaitu :(16).


1. Rules of the Direction of under Standing (1628)
2. Le Monde ( Sains dan Falsafah) (1634)
3. Discourse ( Fizik dan Matematik) (1637)
4. Meditations on the First Philosophy. (1641)
5. Prince of Philosophy (1644)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
(15)Ahmad Sunawari Long,2006, Sejarah Falsafah , Bangi : Penerbit Universiti Kebangsaan
Malaysia. hlm 94

Semasa revolusi sains berlaku orde lama ditumbang dan digantikan dengan orde baru . idea-
idea dan nilai-nilai lama digantikan dengan idea baru dan nilai baru yang mana membentukan
pandangan dunia/pandangan semesta yang baru. Perkembangan ajaran dan aliran ide yang
bersifat rasional dan sekular ini menyebabkan perasaan misteri dan ghaib terhadap alam
semula jadi mula dihakiskan .Lama kelamaan masyarakat Eropah tidak lagi takut meneroka
alam. Alam dianggap suatu fenomena yang boleh dikaji dan ditakluk untuk kepentingan
material dan keduniaan.Pemikir zaman renaisans mula menentang ajaran Kristian yang
mengongkong hidup mereka. Rene Descartes 1596- 1650 telah mula menunjukan tentangan
secara tersendiri. Sebagaimana yang kita tahu pada masa itu amat susah untuk menyoal pihak
agama dan institusi gereja dengan cara terbuka. Dimana pihak gereja mempunyai kuasa
pedagogi yang membolehkan menangkap, menyeksa dan membunuh sesiapa yang dianggap
anasir anti agama . Descartes menyoal ajaran kristian lama dalam buku 'discourse on the
method' mengenai peranan dan kuasa tuhan dalam alam semesta. Methodologi atau kaedah
saintifik Descatres membekalkan manusia dengan idea asas bersifat rasional dan logik.
Descartes menyoal pandangan lama yang mengatakan tuhan menentukan segala fenomena
yang wujud mengikut syarat dan hukum tertentu, katanya kita mungkin bermimpi, mabuk,
gila, dan sebagainya. Jadi baginya bagimana seseorang itu dapat tahu dengan pasti bahawa dia
itu sedang mengalami sesuatu pengalaman tertentu. Mengikut beliau tuhan mungkin tidak
jujur . Manusia hanya dapat berpegang pada akal fikirannya sendiri. Tujuan descartes adalah
membentuk methodologi baru yang dapat digunakan sebagai alat oleh manusia agar dapat
merombak kembali pegangan hidup mereka. Bagi beliau manusia dapat hidup dengan
bergantung kepada ilmu saintifik yang sistematik.

Langkah pertama yang Descartes lakukan ialah menimbulkan keraguan kepada sebarang
pernyataan kecuali disahkan melalui ujian. Beliau memetakan masalah supaya dapat
diselesaikan secara objektif. Kaedah ini juga dikenali sebagai aruhan akal dimana kejelasan
akal itu penting.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
(16) Ibid hlm 95

Beliau meletakan kekuatan akal rasional melalui ideanya 'I think, therefore I am'. Disebabkan
beliau memegang aliran idea humanisme, rasionalisme dan sekularisme beliau mementingkan
manusia dan manusia diletakan dipusat alam.Beliau mementingkan rasionalisme dan
menganggap idea rasional dan logikal lebih betul dan tepat dari idea-idea yang diwarisi dari
generasi lama serta menganggap urusan dan pergolakan dunia ini berlaku semulajadi tanpa
pengaruh atau arahan tuhan. Jelas dapat kita lihat Descartes menghubungkan teori sainsnya
yang bersifat empirikal itu kepada pemikiran masyarakat Eropah dimana semua fenomena
didunia ini berlaku mengikut hukum matematik yang mana dapat diselesaikan melalui cara
tersendiri tidak melalui tuhan atau kuasa ghaib yang mentadbirnya. Descartes bukanlah tidak
percaya tuhan malah beliau merupakan penganut khatolik yang kuat cuma beliau cuba
merubah paradigma yang salah itu.

http://jaishun.blogspot.com/2009/08/rasionalisme-dan-penjelasan-yang.html
Scrib

Rene Descartes (1596-1650)

Rene Descartes dilahirkan pada 31 Mac 1596, di La haye, sebuah Bandar kecil di
Touraine, Perancis. Beliau adalah anak yang ketiga dari keluarga yang amat disegani.
Rene Descartes telah mendapat pendidikan awal di Jesuit College of La Fleche. Pusat
pendidikan ini telah berpegang kuat dengan fahaman skolastik. Di sini beliau telah
menjalani kursus pendidikan selama sembilan tahun. Walaupun beliau adalah seorang
pelajar yang cemerlang di kolej itu, beliau sering dibebani dengan kesangsian dan
keraguan yang tidak berkesudahan.

Rene Descartes juga mengalami masalah kesihatan di mana beliau diberi kebebasan dan
kelonggaran untuk memiliki masa tidur yang secukupnya dan hanya bangun dari tidur
seawal 11 pagi setiap hari. Pada tahun 1649, Rene Descartes telah mendapat
pengiktirafan Queen Christina dari Sweden untuk menyertai halaqah perbincangan di
Stockholm dan meminta Rene Descartes mengajarnya falsafah. Walaupun pada awalnya
Descartes agak keberatan, namun akhirnya beliau menerima undangan tersebut yang
nyata telah menjadi penyebab kematiannya. Beliau telah diminta untuk memberi tutorial
kepada Queen Christina seawal lima pagi, sesuatu perkara yang tidak pernah beliau
lakukan selama ini. Keadaan ini diburukkan lagi dengan cuaca sejuk di Sweden. Beliau
telah meninggal dunia pada 11 Februari 1650 akibat menghidap penyakit pneumonia.
Jasad Rene Descartes telah dibawa pulang ke Perancis untuk dikebumikan

Falsafah Moden

Falsafah moden adalah tahap ketiga falsafah Barat yang nyata telah dipelopori oleh Rene
Descartes yang merupakan ahli matematik dan juga ahli sains. Beliau telah mengkritik
falsafah pra-moden dan beliau hanya mempunyai keyakinan dengan kebenaran ilmu
matematik yang akan tetap kekal atau kebenaran yang hakiki walaupun sesorang itu
melihat dari sudut metafizika atau dari sudut epistemologinya.

Falsafah moden telah bermula di Barat di Benua Eropah pada abad ke-17 dengan
munculnya aliran rasionalisme. Falsafah Descartes telah wujud berdasarkan suasana
Zaman Renaissance dan latar belakang peringkat awal falsafah moden. Falsafah
Descartes lebih tertumpu kepada peranan akal dan juga diri seseorang individu itu
sendiri. “I think therefore I am!” (Saya berfikir kerana itulah diri saya!). Bagi beliau, akal
adalah asas dan panduan bagi mencapai kebenaran.

Rene Descartes telah mengemukakan kaedah kesangsian dalam pengasasan epistemologi


Barat moden. Kaedah kesangsian ini telah ternyata menjadi asas falsafah ilmu dan
perkembangan ilmu Barat sehingga sekarang. Rene Descartes juga merupakan seorang
yang berfahaman humanisme yang menolak autoriti agama bertujuan untuk mencapai
ilmu dan falsafah.

Walaupun Rene Descartes berpegang kepada mazhab Katholik, beliau banyak


terpengaruh dengan cabaran golongan Reformasi dalam menentang pihak gereja terutama
cabaran menentang fahaman Aristotelianisme Zaman Pertengahan. Beliau telah terlibat
secara aktif dalam revolusi sains dan keinginan untuk menaikkan sekali lagi fahaman
skeptik Yunani dengan menentang Renaissance. Beliau juga telah melakukan reformasi
secara radikal dalam bidang intelektual yang menghasilkan perspektif baru dalam
falsafah dan akhirnya masyarakat telah menolak aliran skolastikisme.

Prinsip yang dipegang beliau ialah ‘mengelak sebarang prejudis dan penulisan yang tidak
tepat.’ Pada peringkat awal, kajiannya hanya terbatas kepada sains dan kemudiannya
beliau melibatkan diri dalam bidang metafizik. Di antara karya beliau yang unggul

Ialah Rules for the Direction of the Mind berkenaan metod sains dan falsafah yang ditulis
pada tahun 1628 tetapi hanya diterbitkan pada tahun 1701. Kemudian pada tahun 1637,
beliau telah menerbitkan Discourse on Method berkenaan subjek fizik dan matematik. Karya-
karya lain beliau ialah Meditations on the First Philosophy pada tahun 1641 dan Principles of
Philosophy pada tahun 1644.

Rasionalisme

Rasionalisme adalah teori ilmu yang dipegang oleh ahli falsafah pada abad ke 17 dan 18.
Sebagai seorang ahli falsafah, beliau telah dipengaruhi oleh tradisi rasionalisme Plato.
Skeptisisme atau keraguan yang hampir menyerupai falsafah akademik Plato telah
banyak mempengaruhi karya dan latar belakang falsafah Descartes. Seiringan dengan
Plato, Descartes telah menolak pandangan golongan skeptik zaman pembaharuan yang
menolak dan menafikan bahawa manusia mampu untuk memperolehi pengetahuan.
Rasionalisme telah mendapat garapan yang lebih mendalam, sistematis dan utuh di
tangan Rene Descartes. Rene Descartes telah menjadi penyebab epistemologi atau teori
ilmu terangkat menjadi tumpuan kajian ahli falsafah. Pendekatan beliau dalam
pemecahan soal bagaimana akal manusia bekerja sebagai alat yang menghasilkan ilmu
telah menjadi ikutan sejumlah ahli falsafah ternama. Pendekatan beliau ini dikenali
sebagai “Kesangsian Radikal” (Radical Doubt). Perkataan radikal membawa maksud
kesangsian yang asas dan ekstrem kerana bagi Descartes, kebenaran mestilah sesuatu
yang pasti dan tidak goyah. Descartes juga percaya bahawa penggunaan kebolehan
penaakulan yang dikurniakan oleh Tuhan adalah satu-satunya cara manusia mencari
kebenaran yang hakiki.

Aliran rasionalisme mempercayai ketaakulan sahaja yang membolehkan seseorang


mencapai ilmu tentang kewujudan atau sesuatu atau setiap benda itu hanya boleh
dijelaskan melalui satu sistem sahaja iaitu ketaakulan. Aliran ini juga mempercayai
bahawa kepercayaan agama seharusnya ditolak jika ia didirikan tanpa asas rasional atau
sesuatu komitmen yang kuat kepada ketaakulan dan menentang sebarang bentuk
kepercayaan, prejudis, cara hidup ataupun apa juga pegangan yang dianggap tidak
rasional.

Rene Descartes yang dianggap sebagai pengasas kepada aliran rasionalisme di Barat cuba
menggunakan akal semata-mata tanpa mengaitkan peranan pancaindera dalam usahanya
untuk membuktikan bahawa ilmu itu hanya terhasil melalui proses taakulan. Keraguan yang
munasabah adalah teknik yang digunakan dan keraguan ini hanya terhasil setelah melalui
proses pemikiran. Descartes juga berkata bahawa, “kita tidak boleh menangani sifat
keraguan kerana hanya dengan keraguan kita boleh menghapuskan keraguan.” menemui
bukti yang mencukupi dan perkara tersebut tidak boleh diragui lagi.

Pada umumnya,terdapat dua prinsip utama yang mendasari teori Keraguan Descartes.
Pertama, penggunaan keraguan dilakukan secara berhati-hati, hanya bersedia untuk
menerima sesuatu perkara itu sebagai benar jika dapat dibuktikan kebenarannya dan
kebenaran yang terhasil tidak mungkin terdedah kepada kesilapan kerana ia berdasarkan
rasional seseorang. Kedua, sesuatu itu bermula dengan pembuktian jelas dan nyata dan
dilanjutkan dengan cara yang betul yang mana pada setiap tahap berdasarkan tahap
sebelumnya.
Falsafah rasionalisme Descartes mengimplikasikan kewujudan minda manusia yang
mutlak dan mampu untuk menjelaskan kejadian atau fenomena alam. Berdasarkan
falsafah Descartes ini bermakna Tuhan yang selalu dilihat sebagai ‘principle of explaination’
telah diketepikan oleh Descartes. Beliau hanya mempercayai dua bentuk kewujudan iaitu
akal fikiran manusia dan dunia fizikal ataupun dua bentuk dunia iaitu minda dan jisim. Beliau
juga menganggap sesuatu idea yang rasional dan logikal lebih tepat dan betul dari idea-idea
yang diwarisi dari generasi lama.

Kesimpulan

Walaupun aliran pemikiran Descartes banyak dipengaruhi oleh tokoh falsafah


sebelumnya seperti Aristotle dan Plato tetapi tidak boleh dinafikan lagi Rene Descartes
adalah salah seorang ahli falsafah yang teragung dalam sejarah dunia falsafah Barat
moden. Aliran pemikirannya telah membuka ruang baru kepada ilmu falsafah dan ahli-
ahli falsafah selepas zamannya. Rene Descartes telah dianggap sebagai bapa falsafah
moden kerana usaha dan kesungguhan beliau mencari satu kaedah dalam seluruh cabang
penyelidikan mengenai manusia dan usahanya memperkenalkan konsep dan hujah yang
boleh dijadikan asas dalam dunia falsafah.

http://www.scribd.com/doc/5372032/Rene-Descartes#open_download

You might also like