You are on page 1of 20

Diktat Fisika SMA Kls XI

Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Pendahuluan
Perputaran (rotasi) terjadi pada semua skala, dari pergerakan electron dalam
atom sampai pergerakan seluruh galaksi. Pada bahasan ini kita akan membahas
mengenai benda-benda dengan ukuran dan bentuk tertentu yang dapat
mengalami gerak translasi maupun gerak rotasi.
Gaya-gaya yang bekerja dapat mengubah bentuk (mendeformasi) benda. Benda
tersebut dapat neregang, memuntir, atau meremukan. Tapi untuk saat ini kita
akan mengabaikan deformasi - deformasi itu dan menganggap bahwa benda
memiliki bentuk dan ukuran yang tetap , tidak berubah akibat adanya gaya.
Model benda seperti ini kita sebut sebagai benda tegar (rigid body) .
Disamping dapat mendeformasi benda, gaya dapat juga menentukan arah
perpindahan benda dan jenis gerakan benda, ber-translasi atau ber-rotasi.

Momen Gaya
Momen gaya di sebut juga torsi adalah ukuran besar kecilnya gaya yang dapat
menyebabkan atau mengubah gerak rotasi dari suatu benda Besarnya momen
gaya terhadap suatu titik sama dengan perkalian gaya dengan lengan momen.
Untuk sumbu tetap dan gaya-gaya yang tidak mempunyai komponen yang
sejajar dengan sumbu tersebut, momen gaya dapat ditentukan dengan :
Poros O

τ = r⊥ F = rF⊥
r⊥ r
atau
τ = rFSin α

Dengan : τ = Momen gaya


F = gaya
r = jarak dari poros ke titik kerja gaya
α = sudut antara L dengan F

Dari persamaan di atas, momen gaya dapat dianggap sebagai suatu besaran
vektor yang dinyatakan sebagai perkalian vektor : τ = rxF

-1-
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Sesuai dengan sifat perkalian vektor, maka momen dapat digambarkan sebagai
suatu vektor yang tegak lurus pada r dan F , artinya tegak lurus pada bidang
yang memuat r dan F .
Momen gaya yang menyebabkan rotasi searah jarum jam diberi tanda positif
sedangkan momen gaya yang menyebabkan rotasi berlawanan arah jarum jam
diberi tanda negatif. y
Jika gaya yang bekerja pada suatu
benda lebih dari satu, maka Momen dapat F1
F2
ditentukan dengan persamaan : F3
r
τ = rxR dengan R = F1 + F2 + Fn Poros
x

Momen Kopel
Momen Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sama besar dan berlawanan
arah bekerja sepanjang garis sejajar tetapi tidak segaris kerja. Resultan kedua
vektor gaya tersebut sama dengan nol, R = F1 + F2 = 0 , yang menunjukan
bahwa kopel tidak menghasilkan efek translasi hanya menghasilkan efek rotasi.
Momen koppel terhadap semua titik sama besar, yaitu :

M=dxF

Dengan : M = momen kopel


F = gaya kopel
d = jarak antara kedua gaya

Contoh Soal :
Sebuah cakram berjari-jari 30,0 cm dapat berputar
pada sebuah poros mendatar. Di sekeliling cakram
diikatkan seutas tali. Ujung tali ditarik dengan gaya
yang besarnya tetap sebesar 15,0 N. Tentukanlah
besar momen gaya pada cakram !
Penyelesaian :
Diketahui : r = 30,0 cm = 0,3 m
F = 15,0 N
Ditanya :τ ?
Jawab : τ = rF
τ = 0,3 x 15
= 4,5 Nm
-2-
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Momen Inersia
Jika pada gerak translasi kita mengenal massa inersia yaitu kecenderungan
benda untuk tetap mempertahankan diri dalam keadaan semula maka ntuk gerak
rotasi, kecenderungan benda untuk tetap mempertahankan diri pada keadaan
semula disamping ditentukan oleh massa benda tetapi ditentukan juga oleh
momen inersia. Jadi momen inersia dapat didefinsikan sebagai besaran yang
menyatakan ukuran kelembaman benda yang mengalami gerak rotasi (analog
dengan massa pada gerak translasi)
Momen Inersia dapat juga didefinisikan sebagai jumlah massa setiap partikel
pada benda dikalikan dengan kuadrat jarak partikel tersebut dari sumbu rotasi.
Jadi momen inersia dari sebuah partikel bermassa m dan berjarak r dari poros
dapat ditentukan dengan persamaan :

I = mr 2

Dengan I = momen inersia


m = massa benda
r = jarak partikel ke sumbu putar

Jika terdapat banyak partikel dengan massa m1 , m2 , m3 , . . . dan mempunyai


jarak r1 , r2 , r3 , . . . terhadap poros,momen inersia total adalah penjumlahan
momen inersia setiap partikel , yaitu :

I = ∑ mr 2 = m1 r1 + m2 r2 + m3 r3 + ...
2 2 2

y
Untuk benda pejal yang terdiri dari
distribusi materi yang kontinyu, maka dm
kita dapat menganggap benda
terdiri dari sejumlah besar elmen r
massa dm yang tersebar merata di seluruh benda.
Momen inersia benda dapat ditentukan dengan : Sumbu x
Rotasi

I = ∫ r 2 dm

-3-
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Contoh :
1. Seorang ahli mesin sedang mendesain
suatu bagian mesin yang terdiri dari tiga
penyambung yang dihubungkan oleh tiga
topangan ringan (lihat gambar). Ketiga
penyanbung dpat dianggap sebagai
partikel yang dihubungkan oleh batang-
batang ringan yang massanya dapat
diabaikan.
a. tentukanlah momen inersia bagian
mesin ini terhadap poros melalui A ?
b. tentukanlah momen inersia terhadap
poros yang bertepatan batang BC ?

2. Dua buah partikel masing-masing


bermassa 1,0 kg dan 2,0 kg dihubungkan
satu sama lain dengan sebuah batang yang
massanya dapat diabaikan . Panjang
batang 0,5 m. Jika batang diputar pada
suatu sumbu yang jaraknya 0,20 m dari
partikel yang bermassa 2,0 kg dengan
kecepatan sudut 1 rad/s, tentukanlah besar
momen inersia system !

3. Tentukan momen inersia sebuah batang tipis serbasama relative terhadap


sebuah sumbu yang tegak lurus terhadap batang dan melalui salah satu
ujung batang dengan jarah h !
Penyelesaian :
- Sebagai elemen massa kita pilih sebuah
bagian pendek dari batang dengan panjang
dx yang berjarak x dari O. Perbandingan
massa elemen dl terhadap massa total M
sama dengan perbandingan panjang
elemen dx terhadap panjang batang L :
dm dx M
= dari persamaan ini diperoleh dm = dx , masukan ke dalam
M L L
persamaan I = ∫ r 2 dm dengan r = x dan batas integral dari –h sampai
dengan L-h .
L−h L −h
M
I= ∫ x 2 dm = ∫x
2
dx
−h
L −h

-4-
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

L−h
⎡M ⎛ x 3 ⎞⎤
=⎢ ⎜⎜ ⎟⎟⎥
1
(
= M L2 − 3Lh + 3h 2 )
⎣L ⎝ 3 ⎠⎦ − h 3

Dari persamaan umum ini, kita dapat mencari momen inersia pada sumbu
yang melalui titik manapun pada batang. Contohnya , jika sumbu terletak di
ujung kiri batang, h = 0 maka momen inersia :

1
I= ML2
3

Jika sumbu melalui pusat batang, maka h = L/2 sehingga :

1
I= ML2
12

Dengan menggunakan persamaan integral dan cara yang sama seperti pada
contoh di atas, maka dapat ditentukan momen inersia dari berbagai jenis benda
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

-5-
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Hukum II Newton pada Gerak Rotasi


Perhatikan sebuah partikel dengan massa m yang berotasi pada lingkaran
dengan jari-jari r akibat gaya tangensial F seperti pada gambar. Gaya tangensial
menimbulkan percepatan tangensial ar sesuai dengan hukum newton diperoleh :
F = mar . Karena τ = Fr dan percepatan tangensial at = rα , maka :
τ = Fr = r (mrα ) = mr 2α ; jadi : y

τ = Iα
m
r
F x
Dengan : τ = momen gaya
I = momen inersia
α = percepatan sudut z

Jika kita perhatikan persamaan τ = Iα pada gerak rotasi ternyata merupakan


analog dari persamaan F=ma pada gerak translasi ( Hukum II Newton).

Contoh Soal :
1. Seutas kabel seperti pada gambar
di bawah ini dililitkan beberapakali
pada sebuah silinder padat
homogen yang dapat berputar
mengelilingi sumbunya.

Silinder tersebut memiliki diameter


0,120 m dan massa 50 kg. Kabel
ditarik dengan gaya 9,0 N. Dengan
asumsi bahwa kabel terurai tanpa
mengalami slip, berapakah
percepatannya?

-6-
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

2. Dari bambar di bawah ini, carilah


percepatan obyek bermassa 1 kg dan
percepatan sudut silindernya ( anggap
silinder pejal).

h = 1m
M = 8 kg
g = 10 m/s2

Energi Kinetik Rotasi


Apabila pada gerak translasi kita mengenal besaran energi kinetik yang
besarnya adalah ½mv2, maka pada gerak rotasi kita juga mengenal adanya
energi kinetik rotasi. Untuk menentukan besar energi kinetik rotasi dapat
diturunkan dari persamaan energi kinetik translasi seperti di bawah ini :
1
Ek = mv 2 ; karena v = r ω , maka v 2 = r 2ω 2 , dengan demikian :
2
1 2 2
Ek = mr ω , dimana mr 2 = I
2

1 2
Ek r = Iω
2
Dimana I = momen inersia
ω = kecepatan sudut
Ekr = Energi kinetik rotasi
Sebuah benda yang berotasi sementara pusat massanya mengalami gerak
translasi akan memiliki Ek rotasi maupun Ek translasi. Misalnya gerak roda
menggelinding menuruni bukit, maka roda tersebut memiliki Ek rotasi dan Ek
translasi, selama sumbu rotasi tetap arahnya. Dengan demikian energi kinetik
totalnya adalah :
EkT = Ek translasi + Ek rotasi

1 2 1 2
Ek T = mv + Iω
2 2
Dimana : m = massa benda
ω = kecepatan sudut
I = momen inersia
v = kecepatan
EkT = Energi kinetik total
-7-
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Contoh soal :

1. Sebuah bola pejal bermassa 3 kg


dan jari-jari 20 cm diberikan
suatu gaya sehingga dari keadaan
diam bola pejal tersebut berputar
terhadap sumbu yang melalui
pusat bola dengan percepatan
5 rad/s2. Tentukanlah energi
kinetik bola tersebut setelah
berputar selama 2 detik !

2. Tentukanlah laju bola padat dengan


massa M dan jari-jari R ketika
mencapai kaki bidang miring jika
mulai dari keadaan diam pada
ketinggian vertikal H dan
menggeliding ke bawah tanpa slip!

Penyelesaian:
Energi total pada tiap titik dengan jarak y di atas dasar bidang miring adalah :
1 1
Mv 2 + Iω 2 + Mgy dengan v adalah laju linier pusat massa bola.
2 2
Menuru Hk. Kekekalan Energi Mekanik , energi total di puncak ( y = H, v =0,
ω = 0) sama dengan energi total di dasar ( y = 0)
1 1
0 + 0 + MgH = Mv 2 + Iω 2 + 0
2 2
dari tabel diketahui momen inersia bola padat adalah I = 2 MR 2 , maka :
5
1⎛2 ⎞⎛ v ⎞
2
1
MgH = Mv 2 + ⎜ MR 2 ⎟⎜⎜ 2 ⎟⎟
2 2⎝5 ⎠⎝ R ⎠
⎛1 1⎞
gH = ⎜ + ⎟v 2 10
⎝ 2 5⎠ v= gH
7

-8-
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Usaha
Usaha yang dilakukan pada benda yang
berotasi pada sumbu yang tetap, seperti roda
pada gambar di samping, dapat dituliskan
dengan menggunakan besaran-besaran sudut.
Sebagaimana ditunjukkan pada gambar
disamping, gaya F yang memberikan torsi τ =
rF pada roda melakukan usaha W = F Δl pada
roda yang berotasi dalam jarak Δl yang pendek.
Roda berotasi melalui sudut kecil Δθ = Δl . Jadi
r
:
W = FΔl = FrΔθ , karena τ = rF maka :

W = τΔθ atau W = τθ

Dimana : τ = torsi (momen gaya)


θ = perpindahan sudut
W = Usaha

Contoh Soal :
Sebuah motor listrik mengeluarkan torsi
konstan τ = 10 Nm pada sebuah gerinda
yang dipasang pada batang porosnya.
Momen inersia dari gerinda adalah
I=2,0 kg.m2 . Jika sistem mulai dari
keadaan diam, carilah usaha yang
dilakukan oleh motor dalam 8,0 s dan
energi kinetiknya pada akhir waktu
tersebut. Tentukan pula daya rata-rata
yang diberikan motor !

Momentum Sudut Benda Tegar


Dalam gerak translasi kita mengenal konsep momentum yang didefinisikan
sebagai massa dikalikan dengan kecepatan benda ( p = mv ), maka dalam gerak
rotasi terdapat besaran yang analog dengan momentum pada gerak translasi
yaitu momentum sudut.

-9-
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

y
Momentum sudut suatu partikel
L
yang berputar terhadap suatu
titik O didefinisikan sebagai :

L=rxp θ r
p x

p merupakan momentum partikel


dan r adalah vector posisi partikel
z
Dalam perkalian vector, r x p dapat
dituliskan dalam bentuk r p sin θ ( dari gambar θ = 900) dan p = mv sehingga
persamaan momentum sudut L dapat dituliskan :

L = r mv sin 900
= r m ( ω r)
= mr2 ω
r
=I ω,
r
tanda ω menunjukan bahwa kecepatan sudut merupakan besaran vektor. Secara
umum apabila hanya besarnya saja maka momentum sudut dapat dituliskan
dalam bentuk :

L= I ω

Dengan L = momentum sudut


I = momen Inersia
ω = kecepatan sudut
Contoh soal :

Sebuah partikel bermassa 0,2 gr


bergerak melingkar dengan kecepatan
sudut tetap 10 rad/s. Jika jari-jari
lintasan partikel 3 cm , tentukanlah
momentum sudut partikel !

- 10 -
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Monetum sudut merupakan salah satu konsep yang penting dalam fisika, karena
dalam kondisi tertentu , konsep ini merupakan besaran yang kekal. Hukum
kekekalan momentum sudut dapat dirumuskan :
”Jika tidak ada momen gaya yang bekerja pada suatu system yang
mengalami gerak rotasi ( ∑τ luar = 0 ) , maka momentum sudut
system selalu tetap”.

Secara matematis dapat dituluskan :


∑ Lsistem = 0
Lsistemsebelumperubahan = Lsistemsetelahperubah an

Contoh kasus :
1. Seorang pemain seluncur es yang melakukan I besar I kecil
spin di ujung sepatu seluncurnya, seperti pada ω kecil ω besar
gambar disamping. la berotasi dengan laju yang
relatif lambat dengan lengan terentang, tetapi
ketika ia memelukkan lengannya ke tubuhnya,
tiba-tiba ia berputar jauh lebih cepat. Dengan
mengingat definisi momen inersia sebagai
I = ∑ mr 2 , jelas bahwa ketika ia menarik
tangannya menjadi lebih dekat ke pusat rotasi, r
untuk lengan diperkecil, sehingga momen
inersianya diperkecil.
Karena momentum sudut Iω tetap konstan (kita abaikan momen yang kecil
yang disebabkan gesekan), jika I berkurang, maka kecepatan sudut ω harus
bertambah. Jika pemain seluncur es tersebut memperkecil momen inersianya
sebesar faktor 2 , maka ia akan berotasi dengan kecepatan sudut dua kali
lipat.

2. Seorang peloncat indah seperti yang ditunjukkan


pada gambar disamping melakukan lompatan dan
memutarkan tubuhnya di udara. Dorongan pada
saat ia meninggalkan papan memberinya momen-
tum sudut awal di sekitar pusat massanya. Ketika
ia menggulung tubuhnya, ia berotasi lebih cepat
satu kali atau lebih . Ia kemudian meluruskan
tubuhnya kembali, menaikkan momen inersia,
yang mengurangi kecepatan sudut menjadi nilai
yang kecil, dan kemudian ia masuk ke air.
Perubahan momen inersia dari posisi lurus ke
gulungan bisa mencapai faktor sebesar 3,5 .

- 11 -
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Dari kedua peristiwa di atas dapat disimpulkan bahwa agar mementum sudut
kekal maka torsi total harus nol, tetapi gaya total tidak harus nol. Misalnya gaya
total pada peloncat indah di atas tidak nol karena gaya gravitasi masih bekerja,
tetapi torsi total yang bekerja padanya nol.

Contoh Soal :

1. Gambar disamping menunjukkan dua


piringan, yang satu adalah sebuah roda
gila mesin, lainnya adalah piringan
kopling yang melekat pada batang
transmisi. Momen inersianya adalah IA
dan IB; pada mulanya kedua piringan itu
B

berputar dengan kecepatan sudut konstan


ωA dan ωB. Kemudian kita
B

mendempetkan kedua piringan tersebut


hingga bersatu dengan gaya yang
bekerja di sepanjang sumbu, sehingga
tidak menimbulkan torsi terhadap satu
piringan pun. Piringan-piringan tersebut
saling bergesekan dan akhirnya
mencapai laju sudut akhir yang sama
yaitu ω. Turunkan sebuah persamaan
untuk ω.

- 12 -
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

2. Sebuah massa m yang diikat di ujung sebuah tali berputar dalam


lingkaran pada permukaan meja yang tidak memiliki gesekan.

Ujung lain dari tali tersebut dilewatkan


ke lubang pada meja (lihat gambar di
samping). Pada awalnya, massa
tersebut berputar dengan laju v1 = 2,4
m/s membentuk lingkaran dengan
radius rl = 0,80 m. Tali kemudian
ditarik perlahan-lahan melalui lubang
sehingga radius diperkecil sampai r2 =
0,48 m. Berapa laju v2 dari massa itu
sekarang?

3. Suatu piringan berputar 33 rpm dan


mempunyai massa 100 gr. Piringan
lain tiba-tiba dijatuhkan diatas piringan
pertama. Akibat gaya gesekan antara
kedua piringan itu, mereka bergerak
dengan kecepatan yang sama. Jika jari-
jari piringan 15 cm, Jika momen
1
inersia piringan I = MR 2 hitunglah
2
a. kecepatan sudut kedua piringan
itu sekarang.
b. Energi kinetik rotasi yang hilang

- 13 -
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Analogi Besaran-besaran Translasi dan Rotasi


Dalam gerak translasi kita mengenal besaran-besaran seperti massa, percepatan,
gaya, momentum, energi kinrtik, dan usaha. Besaran-besaran tersebut memiliki
analogi pada gerak rotasi seperti ditunjukan pada tabel di bawah ini :

GERAK TRANSLASI GERAK ROTASI

Besaran Lambang Besaran Lambang Hubungan


Perpindahan
linier
s
Perpindahan
sudut θ θ=
s
r
Kecepatan
linier
v
Kecepatan
sudut
ω ω=
Δθ ; ω = v
Δt r
Percepatan
linier
a
Percepatan
sudut
α α=
Δω ;
Δt
α=
a
r
Massa m Momen Inersia I I = mr 2
Gaya F Momen Gaya τ τ = rF
Hk. II
Newton ∑ F = ma ∑τ = Iα
Momentum Momentum
P = mv L = Iω L = rp = rmv
linier sudut
Energi 1 2 Energi kinetic 1 2
Ek = mv Ek = Iω
kinetic 2 rotasi 2
Usaha W = Fs W = τθ
Daya P = Fv P = τω

- 14 -
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

Latihan Soal :

1. Hitunglah besarnya momen gaya akibat gaya F = 20 N yang bekerja pada


benda-benda berikut : F

F
A. B. 10 C.
A 300
F 75 cm

D. E. F.
F
300 60 cm
F
0
60

2. Perhatikan gambar disamping ini; F=12 N F= 8 N


Tentukanlah torsi jika :
a. A sebagai poros 300
A
b. B sebagai poros 2,0 m B 3,0 m C
c. C sebagai poros
F= 6 N

3. Gaya 8 N, 6 N, 5 N, 3 N, 7 N, 9 N dan 4 N
bekerja terhadap persegi panjang yang sisi-
sisinya berukuran : 4 m x 2 m seperti terlihat
pada gambar. Tentukan jumlah aljabar
momen gaya dengan pusat :
a. Titik A
b. Titik B
c. Titik C
d. Titik O

4. Pada sebuah batang horisontal AC


yang panjangnya 10 m bekerja tiga
buah gaya 3 N, 2 N dan 4 N seperti
terlihat pada gambar ! Tentukan :
a. Resultan dari gaya-gaya tersebut.
b. Momen gaya yang bekerja pada sumbu-sumbu yang melalui A, B dan C
c. Letak titik tangkap gaya Resultannya.

- 15 -
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

5. Batang AB yang panjangnya 5 meter dan beratnya boleh diabaikan,


padanya bekerja 5 buah gaya seperti tampak pada gambar di bawah ini. Jika
tg θ = 3/4. Tentukan besar dan letak dari gaya resultannya.

6. Batang AB yang mempunyai panjang 6 m mendapat gaya pada ujung-


ujungnya seperti tampak pada gambar. Tentukan besar dan letak gaya
resultannya.

7. Sebuah batang homogen AB panjangnya 6m


dan massanya 40 kg ditahan pada kedua
ujungnya. Dimana kita harus menempatkan
beban 2000 N pada batang itu agar tekanan-
tekanan di A dan B berbanding sebagai 2 : 1 .
Berat batang dianggap bertitik tangkap di
tengah-tengah batang.

8. Gaya-gaya F1=7,5 N dan F2= 5,3 N F1


diberikan secara tangensial pada sebuah
roda dengan jari-jari 0,33 m, seperti 0,33 m
tampat pada gambar di samping.
Berapakan torsi totalpada roda yang
disebabkan dua gaya ini untuk sumbu F2
yang tegak lurus roda dan melalui
pusatnya ?

9. Baut pada kepala selinder sebuah mesin 30 cm


perlu dikencangkan sampai torsi sebesar
80 Nm. Jika panjang sebuah kunci inggris 15 mm
30 cm,berapa besar gaya yang tegak lurus
harus diberikan oleh mekanik pada F pada baut F pada kunci
ujungnya? Jika kepala baut yang berisisi inggris
enam berdiameter 15 mm, tentukan gaya
yang diberikan di dekat keenam titiknya
oleh kunci inggris !

10. Hitung momen inersia bola 12,2 kg dengan radius 0,623 m jika sumbu
rotasi menembus pusatnya !
- 16 -
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

11. Sebuah benda yang terdiri dari dua buah


bola dengan massa masing-masing 5,0 kg
dihubungkan oleh sebuah batang kaku dan 5 kg 5 kg
O
ringan yang panjangnya 1,0 meter. Bola
A B
dapat diperlakukan sebagai partikel dan 1m
massa batang diabaikan. Tentukan momen
inersia benda terhadap sumbu yang tegak
lurus batang dan :
a. melalui pusat O
b. melalui salah satu bola

12. Empat buah partikel seperti A B


ditunjukan pada gambar
dihubungkan oleh sebuah batang
kaku ringan yang massanya dapat m
2m m 3m
diabaikan. Tentukan momen
b b b
inersia sistem partikel terhadap
poros :
a. sumbu AA’
b. sumbu BB’ A’ B’

3m A
13. Empat buah partikel seperti ditunjukan pada
gambar, dihubungkan oleh rangka melingkar
ringan yang massanya dapat diabaikan. 2m O 2m
b
Tentukan momen inersia sistem terhadap :
a. poros melalui pusat lingkaran dan
tegak lurus pada bidang kerja m A’
b. poros AA’

14. Suatu partikel mendapat momen gaya τ = 5 Nm sehingga berputar. Hitung


percepatan sudut yang timbul jika momen inersia benda I = 10 kg.m2 !
15. Suatu benda membunyai momen inersia I = 2 kg m2. Benda ini berputar
dengan percepatan sudut 1,5 rad/s2. Hitung momen gaya yang memutar
benda ini !
16. Suatu batang panjang L dan massa M dapat berputar bebas pada salah satu
ujungnya. Batang dilepas dari keadaan diam pada posisi mendatar. Hitung
percepatan sudut batang jika momen inersia batang yang berputar pada
1
ujungnya adalah I = ML2 !
3
17. Molekul gas oksigen terdiri dari dua atom O. Anggap kedua atom dalam
molekul ini berputar daiam bidang xy terhadap sumbu z yang melalui pusat
molekul. Pada suhu ruang jarak kedua atom ini adalah 1,21 x 10-10 m.
Hitung energi kinetik rotasi jika kecepatan sudut molekui terhadap sumbu z
adalah 2 x 1012 rad/s Massa atom O 2,66 x 10-26 kg.
- 17 -
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

18. Dua massa M dan m dihubungkan


dengan sebuah batang yang
panjangnya L dan massanya diabaikan.
Batang diputar di pusat massanya yang
M
berjarak x = dari massa yang
M +m
kecii dengan kecepatan sudut ω.
Hitung energi kinetik rotasi system ini

19. Suatu piringan hitam berputar 33 rpm. Jika jari jari piringan hitam 15 cm
hitung berapa massa piringan itu jika energi kinetik rotasi piringan ini
1
6 x 10-3 J ! (I = MR 2 )
2
20. Sebuah jeruk , berputar dengan kecepatan sudut 2 putaranl/etik. Hitung
energi kinetik jeruk itu jika jeruk dianggap seperti sebuah bola
2
berdiameter 9 cm dan massanya 250 gr. (momen inersia bola I = MR 2 )
5
21. Seorang penari balet berputar dengan kecepatan sudut 4 putaran/detik.
Hitung energi kinetik penari tersebut jika massa penari itu 50 kg dan
penari dapat dianggap sebagai berbentuk seperti sebuah selinder homogen
berdiameter 23 cm dan panjang 165 cm. Momen inersia selinder I = ½
MR2 dimana R adalah jari-jari selinder.

22. Momen inersia sebuah molekul oksigen 1,95 x 10-46 kg.m2. Hitung energi
kinetik molekul oksigen jika berputar dengan frekuensi 1013 Hz.
(petunjuk: gunakan ω =2πf ).

23. Momen inersia suatu ban yang berputar dengan laju 600 putaran per menit ,
adalah 70 kg.m2. Hitung energi kinetik rotasi ban itu.

24. Tiga partikel dihubungkan dengan


batang yang ringan seperti terlihat
pada gambar di samping. Sistem ini
diputar terhadap sumbu x dengan
kecepatan sudut 2 rad/s. Hitung
energi kinetik sistem!

- 18 -
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

25. Empat buah benda seperti pada gambar


di samping , diputar terhadap sumbu z
dengan kecepatan sudut 3 rad/s. Hitung
energi kinetik sistem. (petunjuk: hitung
energi kinetik tiap benda lalu
jumlahkan).

26. Sebuah partikel bermassa 20 gr bergerak melingkar dengan jejari 3 cm dan


dengan kecepatan sudut 180 rpm. Berapakah momentum sudut partikel ini
terhadap pusat lingkaran ?

27. Sebuah cakram dengan momen inersia 3 kg.m2 diputar 300 rpm. Hitunglah
a. Momentum sudut cakram ini
b. Energi kinetik cakram
28. Seorang penari balet berputar dengan tangan terentang dan dengan
kecepatan sudut 1,5 putaran tiap detik diatas lantai licin. Momen inersia
ketika tangan terentang 5,13 kg.m2. Kemudian ia menggerakan
tangannya kedekat tubuhnya sehingga kecepatan sudutnya bertambah
besar menjadi 3,4 putaran/detik. Hitung momen inersia penari tersebut
sekarang?
29. Pada gambar di samping , anggaplah
roda gila A memiliki massa 2,0 kg,
jari-jari 0,20 m, dan laju sudut awal
50 rad/s; sedangkan piringan kopling
B memiliki massa 4,0 kg, jari-jari
0,10 m dan laju sudut awal 200 rad/s.
Tentukan laju sudut akhir ω setelah piringan-piringan tersebut didempetkan
sampai bersatu. Apakah energi kinetik kekal selama proses ini?

30. Dua benda A dan B masing-masing bermassa 3 kg dan 2 kg dihubungkan


dengan sebuah tali melalui sebuah katrol bermassa 2 kg dan berjari-jari 10
cm. Hitunglah percepatan benda A !

31. Dua benda A dan B masing-masing bermassa 2 kg dan 4 kg dihubungkan


dengan sebuah tali melalui sebuah katrol bermassa 2 kg dan berjari-jari 10
cm. Benda A terletak pada bidang datar kasar dengan koefisien gesek 0,3
sedangkan benda B tergantung. Hitunglah percepatan sistem!

32. Dua benda A dan B masing-masing bermassa 2 kg dan 4 kg dihubungkan


dengan sebuah tali melalui sebuah katrol bermassa 2 kg dan berjari-jari 10
cm. Benda A terletak pada bidang miring kasar dengan koefisien gesek 0,3
sedangkan benda B tergantung. Jika sudut bidang miring 370, hitunglah
percepatan sistem!
- 19 -
Diktat Fisika SMA Kls XI
Usep Kasman – SMAN 6 Depok

33. Dua benda A dan B masing-masing bermassa 5 kg dan 2 kg dihubungkan


dengan sebuah tali melalui sebuah katrol bermassa 2 kg dan berjari-jari 10
cm. Hitung percepatan benda dan tegangan tali ! ( g = 10 m/s2 )
34. Dua benda A dan B masing-masing bermassa 2
kg dan 6. kg dihubungkan dengan sebuah tali
melalui sebuah katrol bermassa 2 kg dan
berjari-jari 10 cm. Benda A terletak di bidang
datar kasar dengan koefisien gesek 0,2
sedangkan benda B tergantung. Hitung
percepatan benda dan tegangan tali!

35. Dua benda A dan B masing-masing bermassa 8 kg


dan 6. kg dihubungkan dengan sebuah tali melalui
sebuah katrol bermassa 4 kg dan berjari-jari 10 cm.
Benda A terletak di bidang miring kasar dengan
koefisien gesek 0,2 sedangkan benda B tergantung.
Jika sudut bidang miring 530 , hitung percepatan
sistem !

36. Sebuah selinder A bergulir tanpa slip di atas bidang miring yang sudut
kemiringannya 37°. Selinder ini bermassa
6 kg dan berjari-jari 10 cm. Sebuah tali
menggulung di selinder A dan dihubungkan
dengan massa B (m = 10 kg ) melalui
sebuah katrol bermassa 2 kg dan berjari-jari
370 10 cm. Hitung percepatan benda B!

- 20 -

You might also like