You are on page 1of 6

GULMA DOMINAN PADA TANAMAN CABAI

A. Pendahuluan

Keberadaan gulam pada tanaman budidaya dapat menurunkan hasil


maupun kualitas komoditas. Meski demikian, tanaman tidak perlu bersih gulma
selama hidupnya. Untuk menekan kehilangan kuantitas maupun kualitas hasil
komoditas, gulma perlu dikendalikan pada periode kritis yaitu pada waktu dan
frekuensi yang tepat. Kegiatan pengendalian gulma disisi lain dapat menimbulkan
tumbuhnya spesies gulma yang baru yang lebih kompetitif.
Pengendalian gulma yang dilakukan pada waktu yang berbeda dapat
mempengaruhi jenis gulma dan dominasi gulma pada lahan tersebut.
Kemunculan gulma pada akhir periode kritis, meski tidak menurunkan hasil,
namun dapat menyulitkan panen dan menurunkan kualitas hasil panen.

B. Gulma pada tanaman cabai


Keberadaan gulma pada tanaman cabai disamping dapat menurunkan hasil
maupun kualitasnya juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit ynag dapat
menyerang tanaman cabai. Tanaman cabai yang ditanam pada mulsa plastic
hasilnya menurun jika gulmanya tidak dikendalikan , kehilngan hasilnya dapat
mencapai 90 %.
Untuk menjaga kehilangan hasil total maupun hasil yang layak untuk
dipasarkan, cabai harus dikendalikan 2.1 mst dan cabai memerlukan waktu bebas
gulma kurang lebih 12. 2 minggu untuk menghindari kehilangan hasil 5 % atau
lebih. Keberadaan gulma pada 40 hari setelah pindah tanam dapat menurunkan
hasil panen sebanyak 10 %. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi, tanaman cabai
perlu dipertahankan bebas gulma antara 2 – 10 mst atau 4 – 10 mst jika ditanam
pada mulsa plastik.
Dengan demikian pengendalian gulma terhadap tanaman cabai tidak perlu
dilakukan selama siklus hidupnya atau hanya perlu dilakukan pada saat periode
kritis.
Penyiangan yang dilakukan secara teru-menerus akan memunculkan gulma yang
dominan terhadap penyiangan. Perbedaan waktu penyiangan dapat merubah
komposisi gulma.

Komposisi gulma

a. Gulma Daun Lebar


Pada umumnya gulam berdaun lebar adalah tumbuhan berkeping dua, meskipun
ada juga yang berkeping satu. Gulma berdaun lebar memiliki ciri-ciri bentuk daun
melebar dab tanaman tumbuh tegak atau menjalar. Kebanyakan gulma ini dari jenis

dikotil dan umumnya mempunyai lintasan C 3 .


– Ageratum conyzoides
– Borreria alata
– Borreria Leavis
– Cleome rutidospermae
– Croton hirtus
– Callopogonium
– Muconoides
– Mikania micranta
– Mimosa invisa
– Oxalis barrelieri
– Phyllantus niruri
– Physalis angulata
– Stachytarpeta indica
– Spigelia anthelmia
– Sinedrella nodiflora
b. Gulma Berdaun Sempit
Gulma ini memiliki ciri-ciri yang khas seperti daun menyerupai pita, batang
tanaman beruas-ruas, tanaman tumbuh tegak atau menjalar, serta memiliki pelepah dan
helaian daun. Kebanyakan gulma ini dari jenis monokotil dan pada umumnya mempunyai
lintasan C.
– Axonopus compressus
– Cynodon dactilon
– Eleusine indica
– Eragrotis tenela
– Imperata cylindrical

c. Gulma Teki
Gulma teki-tekian mirip dengan gulma rerumputan namun memiliki batang
segitiga, seperti Cyperus compresus .

Penyebaran gulma

Penyebaran gulam ada beberapa cara seperti :

1. manusia
2. angin
3. air
4. alat pertanian/hasil pertanian
5. hewan :
Epizoocorik = menempel pada tubuh hewan

Endozoocorik = termakan oleh hewan dan dikeluarkan dengan kotoran


hewan
C. Teknik Pengendalian Gulma

Untuk mengendalikan gulma ada tiga usaha:

o Usaha preventif
o Usaha Eradikasi
o Usaha Pengendalian
o Metode Kultur Teknis

a. PREVENTIF
Suatu usaha pencegahan perkembangbiakan dan penyebaran gulma melalui biji
 Biji gulma kecil dan ringan
 Dapat melekat pada alsintan
 Tercampur dengan benih tanaman

Usaha Preventif

 Memisahkan/menyeleksi biji gulma dari benih tanaman sebelum benih tersebut


ditanam.
 Membersihkan/mencuci alat-alat pertanian segera setelah selesai dipergunakan.
 Mengadakan peraturan yang mengharuskan benih bebas dari biji-biji gulma
(Perundang-undangan).

b. ERADIKASI

 Usaha pemberantasan gulma dengan cara memusnahkan gulma sebelum


berbunga dan berbiji, tanpa ada yang tersisa.
 Baik dilakukan pada tanah sempit dan tidak merupakan tanah yang miring.

c. PENGENDALIAN

 Suatu usaha untuk menekan populasi gulma sampai jumlah tertentu hingga tidak
menimbulkan gangguan terhadap tanaman.
 Lebih efektif dibandingkan eradikasi.

Pengendalian Secara Mekanis


 Usaha menekan pertumbuhan gulma dengan jalan merusak bagian gulma
sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya terhambat.
 Biasanya digunakan alat-alat mulai dari yang sederhana sampai yang
menggunakan mesin.

Cangkul
 Alat untuk mengolah tanah
 Alat pengendali gulma pada lahan kering
 Akar gulma dapat terpotong sehingga gulma mati
Lalandak
 Alat pengendali gulma pada lahan sawah
 Tipe sepatu dan roda
 Gulma akan tergusur dan tercabut akarnya, sehingga terangkat ke permukaan
tanah
 Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, penggunaan lalandak diikuti dengan
pencabutan gulma

Pemotong
 Dapat berupa clurit/arit dan parang
 Memotong bagian atas
 Tidak dianjurkan pada tanaman setahun
 Mengurangi pertumbuhan semak belukar

Pencabutan (Handweeding)
 Efektif pada gulma setahun dan tahunan yang masih muda
 Gulma yang dewasa. Ada bagian yang tertinggal dan dapat tumbuh kembali
 Pada lahan sempit (pekarangan)
 Areal luas (tenaga kerja yang banyak)

Pembakaran
 Pada jenis gulma alang-alang
 Dilakukan menjelang musim hujan untuk persiapan
 Pembakaran gulma dengan menggunakan BURNER (seperti alat las)

Penutupan tanah dengan sisa tanaman


 Sisa tanaman menutupi permukaan tanah yang ditumbuhi gulma
 Pertumbuhan terhambat karena terhalangnya cahaya matahari yang masuk ke
permukaan tanah

Penggenangan
 Dapat mengurangi pertumbuhan gulma, apabila air cukup
 Mengendalikan gulma terestrial
 Bagian yang tenggelam tidak dapat melangsungkan fotosintesis
 Akan muncul gulma baru (water dispersal)

d. METODE KULTUR TEKNIS


Akan berhasil apabila dilakukan pada daerah pertanian yang maju
 Penyediaan benih yang bebas biji gulma
 Pengaturan jarak tanam
 Penggunaan mulsa dan penutup tanah
 Rotasi tanaman

Penyediaan Benih yang bebas biji gulma


 Benih yang tercampur biji gulma menyebabkan masuknya gulma baru ke areal
pertanaman
 Terjadi pencampuran pada waktu panen
 Pemisahan biji gulma melalui perendaman

Pengaturan Jarak Tanam


 Jarak yang terlalu lebar dan sempit
 Jarak tanam optimum

Penggunaan Mulsa
 Sisa-sisa tanaman yang masih segar yang dipotong-potong, sehingga dapat
menutup lahan
 Pertumbuhan gulma terhambat (rendahnya cahaya matahari—fotoblastis)

Pengunaan Penutup tanah


 Legume Cover Crop (LCC) dari famili Leguminosae
 Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens, Pueraria javanica
 Sifatnya mudah cepat menutup dan tidak kompetitif
 Pada tanaman perkebunan= Cm:Cp:Pj = 3:2:1

Rotasi Tanaman
 Memanfaatkan tanah, sinar matahari, air, serta waktu secara optimum
 Pada suatu lahan ditanam berbagai jenis tanaman dalam waktu satu tahun dengan
cara multiple cropping
 Pertumbuhan gulma terhambat
 Dengan pergiliran tanaman, permukaan tanah selalu tertutup oleh naungan daun
tanaman
 Gunakan tanaman dengan kanopi yang rimbun

PENGENDALIAN HAYATI
 Orseoliella javanica (mengendalikan ilalang)

PENGENDALIAN TERPADU

 Menggunakan semua teknik pengendalian yang cocok untuk menekan


pertumbuhan gulma sampai batas tidak merugikan terhadap tanaman pertanian
 Dilakukan sekaligus dua atau lebih cara pengendalian gulma
 Harus memperhatikan keadaan lingkungan sehingga tidak menimbulkan kerugian

Metode Kimiawi
Pengendalian yang menggunakan bahan kimia yang dapat menekan atau bahkan
mematikan gulma. Bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma dalah
Herbal (gulma) sida (membunuh). Contoh herbisida untuk mengendalikan gulma adalah :
polaris, DMA, dan roundup.

You might also like