Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Isak Wamaer
Kayama Bisay
Penulisan makalah ini merupakan suatu upaya untuk menjelaskan tentang pengaruh
kedisipilinan siswa maupun guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai
dengan prestasi belajar siswa sekolah. Selain itu, untuk menemukan strategi yang tepat
dalam menanamkan dan meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa di sekolah.
Berbagai upaya dan usaha telah dilakukan agar dapat meningkatkan mutu
pendidikan disekolah. Akan tetapi, upaya itu dihalangi oleh sikap rendahnya disiplin oleh
para pelaku pendidikan, baik oleh guru sebagai tenaga pendidik maupun oleh para siswa di
sekolah sebagai peserta didik.
Guna mendukung data dalam penulisan makalah ini, penulis peroleh melalui
kepustakaan dengan mencari berbagai referensi melalui media elektronik internet. Selain itu,
dengan melakukan wawancara dengan Bpk Fery lembong selaku guru bimbingan konseling
dan Siti Nurjannah selaku salah satu murid berprestasi di SMA N 1 Biak Kota.
Hasil yang diperoleh terbukti bahwa sikap disiplin dari warga sekolah baik siswa
sebagai peserta didik maupun guru sebagai tenaga pengajar sangat mempengaruhi mutu
pendidikan. Cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan sikap disiplin siswa antara lain
menjadikan guru sebagai teladan yang baik bagi para siswa di sekolah. Sekolah juga
diharapkan untuk tidak hanya mampu membuat suatu peraturan. Namun, harus juga
mampu mengaplikasikannya dan mensosialisasikannya baik kepada guru dan siswanya.
KATA PENGANTAR
Terdorong oleh rasa ingin tahu dan usaha keras yang didukung serta diarahkan oleh
Ibu guru maka, penulis memberanikan diri untuk menyusun makalah ini.
Dalam menyelesaikan Karya tulis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. baik secara langsung maupun tidak langsung Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bpk. Fery Lembong selaku guru bimbingan konseling (BK) SMA N 1 Biak kota dan
Siti Nurjannah selaku siswa yang telah bersedia menjadi narasumber dalam
wawancara guna melengkapi data dalam pembuatan makalah ini.
2. Ibu Dra. Cesilia selaku guru Bahas Indonesia yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat melaksanakan
proses demi proses dalam penyelesaian makalah ini.
3. Orang tua yang telah memberikan bantuan doa serta dukungan baik berupa moril
maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya para siswa
sebagai tunas bangsa untuk lebih memahami perlunya kedisiplinan yang baik dalam
meningkatkan mutu pendidikan yang dapat di tandai dengan prestasi belajar siswa di
sekolah.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Rendahnya mutu pendididkan adalah masalah dan tanggung jawab bersama yang
harus diselesaikan oleh semua pihak. Salah satu penyebab masih rendahnya mutu
pendidikan di sekolah adalah minimnya kesadaran siswa untuk menaaati tata tertib yang
berlaku. Segala kegiatan yang berlangsung disekolah sebenarnya sudah di atur dalam tata
tertib sekolah.
Tidak dapat di pungkiri bahwa berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah. Upaya dan usaha yang telah diwujudkan oleh sekolah itu
seperti mengikuti kurikulum nasional yang telah ditetapkan pemerintah, meningkatkan
kompetensi guru melalui pelatihan (penataran), pengadaan buku dan alat pelajaran , serta
pengadaan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan. Akan tetapi, usaha peningkatan
mutu pendidikan itu terasa akan sia-sia bila tidak disertai dengan rasa disiplin. Disiplin
adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan
orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata
lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa
pamrih.
Sikap disiplin yang baik, sebenarnya akan menciptakan suasana proses belajar
mengajar yang lebih efektif. Oleh sebab itu, setiap warga sekolah baik siswa maupun tenaga
pengajar atau guru sudah seharusnya mampu menanamkan sikap disiplin diri dalam
kehidupan sehari-hari termasuk di lingkungan sekolah. Pihak sekolah juga diharapkan
mampu untuk melaksanakan segala peraturan dan tata tertib yang berlaku untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
1. Untuk mengetahui pengaruh sikap disiplin dari warga sekolah baik guru maupun
siswa terhadap peningkatan mutu pendidikan.
2. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menanamkan sikap disiplin para siswa
di lingkungan sekolah dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
1.4 Hipotesis
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih
mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu
dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukan nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban.
Masalah yang penulis batasi dalam pembuatan makalah ini adalah sikap disiplin dalam
mematuhi peraturan sekolah yang berlaku oleh guru sebagai tenaga pendidik atau pengajar
serta para siswa sebagai peserta didik dalam proses belajar mengajar di sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang
berlaku di sekolahnya itu disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan
berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.
Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari
berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa
dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib tersebut. Tidak hanya
itu, pada sekolah-sekolah tertentu bisanya tata tertib itu dilengkapi dengan janji siswa. Janji
siswa inilah yang mengharuskan setiap siswa untuk mematuhi dan menuruti tata tertib dan
peraturan yang berlaku di sekolah. Salah satu sekolah yang memiliki janji siswa untuk
menunjang jalannya tata tertib dan peraturan sekolah adalah SMA N 1 Biak Kota. Adapun
bunyi janji siswa tersebut adalah:
JANJI SISWA SMA NEGERI 1 BIAK KOTA
Kami siswa-siswi SMA N 1 Biak kota berjanji :
Apabila dikemudian hari kami ingkar janji, maka siap menerima sanksi sesuai tata
tertib sekolah. Demikian janji ini kami ucapkan dengan sungguh-sungguh untuk
dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan.
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan
perilaku negatif siswa.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan
penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin, sebagai
berikut :
2. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang
menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang
kurang atau tidak disiplin.
3. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari keluarga
yang broken home.
4. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu
kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor
lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah
satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah
seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap,
teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik
oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya
kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang
ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa
di sekolah.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, seorang guru harus mampu
menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru harus
mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal
dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan
kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani
berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan
mengembangkan dirinya secara optimal.
2. Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar mengajar dapat
dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik antara siswa, siswa
dengan guru, maupun siswa dengan lingkungannya.
4. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya disiplin dalam
proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang hak dan
kewajibannya, serta akan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang
lain.
5. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan selalu
dijumpai hal yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Melalui disiplin
siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak
menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan dalam proses belajar
mengajar pada khususnya.
Sementara itu, Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi
umum merancang disiplin siswa, yaitu : (1) konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri
siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,
menerima, hangat dan terbuka; (2) keterampilan berkomunikasi; guru terampil
berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong
kepatuhan siswa; (3) konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat
menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam
mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah; (4)
klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-
nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri; (5) analisis transaksional; guru disarankan guru
belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi
masalah; (6) terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan
meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab; dan (7)
disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk
mengembangkan dan mempertahankan peraturan; (8) modifikasi perilaku; perilaku salah
disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan
lingkungan yang kondusif; (9) tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat
terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertama di sekolah,
dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi
sebagai pemimpin
3.1 Data
Adapun data untuk melengkapi data pendukung dalam karya tulis ini, penulis
dapatkan melalui :
3.1.2 Wawancara
3.2 Pembahasan
Berbagai upaya dan usaha telah dilakukan agar dapat meningkatkan mutu
pendidikan disekolah . Upaya dan usaha yang telah diwujudkan oleh sekolah itu seperti
mengikuti kurikulum nasional yang telah ditetapkan pemerintah, meningkatkan kompetensi
guru melalui pelatihan (penataran), pengadaan buku dan alat pelajaran , serta pengadaan
dan perbaikan sarana prasarana pendidikan. Akan tetapi, upaya itu dihalangi oleh sikap
rendahnya disiplin oleh para pelaku pendidikan, baik oleh guru sebagai tenaga pendidik
maupun oleh para siswa di sekolah sebagai peserta didik. Padahal sikap disiplin sangat
mempengaruhi mutu pendidikan. Semakin tinggi sikap disiplin oleh guru dan siswa di
sekolah semakin tinggi pula mutu pendidikan di sekolah tersebut.
Jika dalam kehidupan di lingkungan sekolah para siswa ditanamkan rasa disiplin
terhadap tata tertib dan peraturan yang berlaku, otomatis siswa tersebut akan menanamkan
sikap disiplinnya dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah. Apabila hal ini telah terjadi,
sangat mungkin siswa itu akan meraih prestasi belajar siswa di sekolah. Sikap siswa yang
selalu menunda membuat pekerjaan rumah merupakan salah satu contoh kecil akibat dari
tidak disiplinnya siswa itu di sekoah. Hal ini, jelas akan berdampak pada prestasi belajar
siswa di sekolah. Oleh sebab itu, perlu ditingkatkannya sikap disiplin di sekolah untuk setiap
warga sekolah. Hal ini merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa yang nantinya akan menjadi tolak ukur meningkatnya mutu
pendidikan.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari
berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa
dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di
sekolahnya. Disiplin sekolah dilakukan sebagai usaha sekolah untuk memelihara perilaku
siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan
norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Ketidaktepatan dalam hal guru masuk kelas ini mengakibatkan jeda waktu
pergantian jam bisa dimanfaatkan siswa untuk melakukan tindakan indisipliner. Pada kondisi
seperti ini, pada umumnya para siswa tidak mengisi waktu luang itu dengan belajar ataupun
kegiatan posistif lainya seperti mengunjungi perpustakaan. Namun, para siswa mengisinya
dengan kegiatan bermain, bercanda bahkan tidak jarang melakukan pelanggaran tata tertib
seperti merokok di dalam kelas dan berkeliaran baik di dalam maupun diluar sekolah.
Selain itu, sikap indisipiliner guru yang terlambat mengakibatkan para guru sering
mengambil atau mencuri jam pelajaran guru lainnya. Padahal guru tersebut sudah tidak
memilki hak untuk mengajar siswa di dalam kelas . Komitmen guru dalam hal ini kadang
sering menjadi penyebabnya. Masih banyak guru yang lebih mementingkan kepentingan
pribadi daripada kewajibannya mengajar siswa di sekolah. Dalam manajemen sekolah,
biasanya pengawasan banyak yang tidak bisa berjalan dengan baik, lebih-lebih jika
komitmen guru dan siswa rendah maka sekolah-pun akhirnya sulit meningkatklan mutu
pendidikan.
Hal inilah yang yang berdampak pada masih rendahnya tingkat kedisiplinanan siswa
siswi di sekolah. Banyak dari siswa itu beranggapan “Mengapa kita sebagai siswa harus
berdisiplin padahal guru yang sebenarnya menjadi panutan dan suri teladan bagi siswa tidak
berdisiplin”. Anggapan seperti ini merupakan anggapan yang salah, tugas utama para siswa
di sekolah adalah hanya untuk belajar. Bahkan, dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) dijelaskan bahwa, siswalah yang harus aktif dalam proses belajar mengajar di
sekolah bukan guru. Akan tetapi, dalam kenyataanya jika seorang guru tidak mampu
menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan
memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk
mencapai prestasi belajar siswa.
1. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru, guru biasanya menampakkan
sikap-sikap indisipliner pada muridnya. Bagaimana seorang siswa dapat disipilin
padahal gurunya sendiri yang seharusnya menjadi teladan dan di tiru itu tidak
disipilin.
2. Kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat
menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin. Sekolah juga kadang kala
hanya dapat membuat peraturan atau tata tertib sedangkan untuk menjalankannya
sangan susah. Ataupun, sekolah biasanya hanya menjalankannya pada saat-saat
tertentu (awal-awal).
3. Siswa itu sendiri. Siswa yang mempunyai masalah intern dari keluarga, biasanya
cenderung indisipliner. Sikap inilah yang akan ditularkan kepada teman-temannya
di sekolah.
Pihak sekolah hendaknya memiliki sifat disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin
preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang
berlaku. Dengan hal itu pula, siswa akan berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap
peraturan yang ada. Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi
peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki
dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada. Pihak sekolah juga hendaknya
tidak pandang bulu dalam menindak siswa yang indisipliner.
Bila hal ini masih tidak dapat dilaksanakan sekolah, sekolah dapat
mengantisipasinya dengan membentuk badan khusus yang bertugas mengontrol
kedisiplinan siswa. Badan ini tidak boleh beranggotakan para guru, namun anggotanya
dapat di ambil dari tenaga keamanan maupun staf tata usaha. Hal ini dilakukan karena
dikhawatirkan para guru akan memiliki peran ganda yaitu sebagai pengajar dan pengontrol
kedisipilinan siswa. Selain sebagai pengontrol kedisiplinan siswa, badan inilah yang
bertugas untuk memberikan tugas kepada para siswa bila guru berhalangan atau terlambat
masuk ke kelas. Tentunya, setelah berkoordinasi dahulu dengan guru yang bersangkutan.
Selain itu, kepemimpinan kepala sekolah dan kreatifitas guru yang profesional,
inovatif, kreatif, merupakan salah satu faktor dalam peningkatan mutu pembelajaran di
sekolah, yang ditandai dengan prestasi belajar siswa. Jadi hal ini sudah seharusnya
diterapkan setiap sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikannya. Hal ini dikarenakan
kedua bagian / elemen ini merupakan figur yang bersentuhan langsung dengan proses
pembelajaran . Selain itu, kedua bagian / elemen ini merupakan figur sentral yang dapat
memberikan kepercayaan kepada masyarakat serta orang tua siswa. Jika pelayanan yang
baik kepada masyarakat maka mereka tidak akan secara sadar dan secara otomatis akan
membantu segala kebutuhan yang di inginkan oleh pihak sekolah , sehingga dengan
demikian maka tidak akan sulit bagi pihak sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran
dan mutu pendidikan di sekolah.
5.1 KESIMPULAN
1. Sikap disiplin dari warga sekolah baik siswa sebagai peserta didik maupun guru
sebagai tenaga pengajar sangat memepengaruhi mutu pendidikan. Semakin tinggi
sikap disiplin oleh guru dan siswa di sekolah semakin tinggi pula mutu pendidikan di
sekolah tersebut.
2. Untuk menanamkan sikap disiplin siswa di lingkungan sekolah, cara yang dapat
dilakukan antara lain menjadikan guru sebagai teladan yang baik bagi para siswa di
sekolah. Sekolah juga diharapkan untuk tidak hanya mampu membuat suatu
peraturan. Namun, harus juga mampu mengaplikasikannya dan
mensosialisasikannya baik kepada guru dan siswanya.
5.2 Saran :
1. Untuk membangun dan meningkatkan mutu pendidikan yang tinggi dan berkualitas
sangat diharapkan adanya kesadaran dari para siswa sendiri agar dapat memiliki
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disiplin-siswa-di-sekolah/
http://annilasyiva.multiply.com/journal/item/46
http://www.bpkp.go.id/index.php?idpage=632&idunit=20
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
http://rienzumaroh16.blogspot.com/2008/06/pengertian-mutu.html
http://samuelchristiantjahyadiweb.wordpress.com/2008/08/23/mutu-pendidikan-di-indonesia/