Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
1. Inspeksi (Inspection)
Konsep mutu modern dimulai pada tahun 1920-an kelompok mutu utama
adalah inspector yang mengukur hasil produksi berdasarkan spesifikasi
kemudian melapor ke pabrik. Tokohnya : Walter A.sewhart (1924),
H.P.Dodge & H.G. Romig (1920).
Satu hal yang menjadikan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total
Quality Management (TQM) sesuatu yang istimewa adalah bahwa MMT dapat
membantu segala strategi operasi. Mutu melalui pemberdayaan dan
pengendalian mutu menurunkan waktu pengembangan produk sehingga
memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan diri pada konsumen dan
menjadi lebih andal dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Hasilnya : apa saja yang penting & apa saja yang harus dicapai
1. Prinsip-prinsip Mutu :
♦ Orientasi pada konsumen
♦ Perbaikan yg terus menerus
♦ Pemberdayaan karyawan
♦ Benchmarking/ pembandingan
♦ Just-in-time
♦ alat2 TQM
1. Customer Satisfaction
♦ Winning orders
♦ Repeat customers
Hasilnya : Organisasi yang efektif dengan keuntungan kompetitif
Standar AS
ISO 14000
SNI
Implementasi QFD secara garis besar dibagi dalam 3 (tiga) tahap, tetapi
sebelum memasuki ketiga tahap tersebut selalu ada Tahap Perencanaan
dan Persiapan. Adapun ketiga tahap tersebut adalah:
Tahapan QFD
Pada tahap ini akan dilakukan survey untuk memperoleh suara pelanggan
yang tentu membutuhkan waktu dan ketrampilan untuk mendengarkan.
Proses QFD membutuhkan data konsumen yang ditulis sebagai atribut-
atribut dari suatu produk atau jasa. Tiap atributmempunyai data numerik
yang berkaitan dengan kepentingan relatif atribut bagi konsumen dan
tingkat performansi kepuasan konsumen dari produk yang dibuat
berdasarkan atribut tadi.
Afinity diagram
Rekayasa kualitas secara on-line merupakan suatu aktivitas untuk mengamati dan
mengendalikan kualitas pada setiap proses produksi secara langsung. Aktivitas ini
sangat penting dalam menjaga agar biaya produksi menjadi rendah dan secara
langsung pula dapat meningkatkan kualitas produk. Rekayasa kualitas secara on-line
ini juga dapat mengontrol mesin-mesin produksi sehingga dapat mencegah
terjadinya kerusakan pada mesin-mesin produksi tersebut. Usaha-usaha yang
tercakup dalam on-line quality control adalah pengdiagnosaan dan penyesuaian
proses, pengontrolan proses, dan inspeksi hasil proses. Usaha-usaha ini adalah
pengendalian kualitas yang berlangsung saat proses produksi sedang berjalan.
a) Pelanggan
b) Kepuasan Pelanggan
c) Nilai (Value)
Perbaikan berkelanjutan
Getting Started with Continous Improvement
1. Train employee in the methods of statistical process control
(SPC) and
other tools for improving quality and performance.
2. Make SPC methods a normal aspect of daily operations.
3. Build work teams and employee involvement.
4. Utilize problem-solving tools withion the work teams.
5. Develop a sense of operator ownership in the process.
Pemberdayaan Karyawan
Perbandingan (Benchmarking)
Kaizen
Metode Taguchi
Pengertian Kualitas Menurut Taguchi
Metode Taguchi dicetuskan oleh Dr. Genichi Taguchi pada tahun 1949 saat
mendapatkan tugas untuk memperbaiki sistem telekomunikasi di Jepang.
Metode ini merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan
untuk memperbaiki kualitas produk dan proses serta dapat menekan biaya
dan resources seminimal mungkin. Sasaran metode Taguchi adalah
menjadikan produk robust terhadap noise, karena itu sering disebut sebagai
Robust Design.
Definisi kualitas menurut Taguchi adalah kerugian yang diterima oleh
masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan. Filosofi Taguchi terhadap
kualitas terdiri dari tiga buah konsep, yaitu:
1. Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar
memeriksanya.
2. Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target.
3. Produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor lingkungan
yang tidak dapat dikontrol.
4. Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu
dan kerugian harus diukur pada seluruh sistem.
Metode Taguchi merupakan off-line quality control artinya pengendalian
kualitas yang preventif, sebagai desain produk atau proses sebelum sampai
pada produksi di tingkat shop floor. Off-line quality control dilakukan
dilakukan pada saat awal dalam life cycle product yaitu perbaikan pada awal
untuk menghasilkan produk (to get right first time).
Kontribusi Taguchi pada kualitas adalah:
Higher is Better
Nominal is Best k(S2 +[y- m]2] )
Lower is Best k(y-m)2
k(y2)
Di mana:
L = kerugian m = target
y = hasil pengukuran S2 = variansi distribusi
k = konstanta kerugian y = rata-rata distribusi
MSAxB/M SS.AxB/SS
Interaksi AxB VAxVB SSAxB MSAxB
Se T
Six Sigma
Strategi penerapan six sigma yang diciptakan oleh DR. Mikel Harry dan
Richard Schroeder disebut sebagai The Six Sigma Breakthrough Strategy.
Strategi ini merupakan metode sistematis yang menggunakan pengumpulan
data dan analisis statistik untuk menentukan sumber-sumber variasi dan
cara-cara untuk menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000).
Six sigma mempunyai 2 arti penting, yaitu:
1. Six sigma sebagai filosofi manajemen : Six sigma merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh semua anggota perusahaan yang menjadi budaya
dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Tujuannya meningkatkan
efisiensi proses bisnis dan memuaskan keiginan pelanggan, sehingga
meningkatkan nilai perusahaan.
2. Six sigma sebagai sistem pengukuran : Six sigma sesuai dengan arti
sigma, yaitu distribusi atau penyebaran (variasi) dari rata-rata (mean)
suatu proses atau prosedur. Six sigma diterapkan untuk memperkecil
variasi (sigma).
Six sigma sebagai sistem pengukuran menggunakan Defect per Million
Oppurtunities (DPMO) sebagai satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran
Kumpulan Materi Kuliah Manajemen Mutu
Hj. Alvi Furwanti Alwie
yang baik bagi kualitas produk ataupun proses, sebab berkorelasi langsung
dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang. Dengan menggunakan tabel
konversi ppm dan sigma pada lampiran, akan dapat diketahui tingkat sigma.
Cara menentukan DPMO adalah sebagai berikut:
• Hitung Defect per Unit (DPU)
DPU = (1)
• Hitung DPMO terlebih dahulu menentukan probabilitas jumlah
kerusakan.
DPMO = (2)
Six Sigma sebagai program kualitas juga sebagai tool untuk pemecahan
masalah. Six sigma menekankan aplikasi tool ini secara metodis dan
sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan dalam peningkatan
kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat generik sehingga dapat
diterapkan baik dalam industri manufaktur maupun jasa.
• Keadaan proses
diluar
pengendalian Sistem industri
• Proses akan berada dalam
1. Tidak Tidak
menghasilkan kondisi paling
produk cacat terus buruk
menerus (keadaan
kronis)
………………….(3)
d. Improve (I)
Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentifikasi,
maka perlu dilakukan penetapan rencana tindakan untuk melakukan
peningkatan kualitas Six Sigma. Pada dasarnya rencana-rencana tindakan
akan mendeskripsikan tentang alokasi sumber-sumber daya serta prioritas
dan/atau alternatif yang dilakukan dalam implementasi dari rencana
tersebut.
Menetapkan Suatu Rencana Tindakan untuk Melakukan Peningkatan Kualitas
Six Sigma:
•
○ Dilakukan setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah
kualitas teridentifikasi
○ Rencana Tindakan mendeskripsikan tentang alokasisumber-
sumber daya serta prioritas dan/atau alternatif yang dilakukan
dalam implementasi dari rencana itu
○ Untuk mengembangkan rencana tindakan dapat menggunakan
metode 5W-2H
Six sigma adalah suatu metodologi sistematis yang berfokus pada faktor kunci yang
mengendalikan performansi suatu proses, mengaturnya pada tingkat yang paling
baik dan menjaganya agar tetap pada level tersebut.
c. ANALYZE
Tujuan tahap Analyze adalah untuk memverifikasi penyebab yang
mempengaruhi input kunci dan output kunci. Tahapan pada Analyze :
1. Menentukan input kritis : Penentuan letak masalah yang terjadi pada
suatu proses
2. Melakukan analisa data dan analisa proses : Pada tahap ini dilakukan
analisa mengenai data yang sudah didapat serta proses yang terjadi
dengan lebih terperinci. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui apa
akar penyebab masalah yang sebenarnya.
3. Menentukan akar penyebab masalah : Penentuan akar penyebab
masalah yang terjadi dalam proses dilakukan untuk setiap permasalahan
yang terjadi.
4. Menyusun prioritas akar penyebab permasalahan : Satu permasalahan
bisa mempunyai beberapa penyebab permasalahan. Pada tahap ini
dilakukan pemilihan akar penyebab yang akan menjadi target perbaikan.
5. Melakukan peninjauan ulang terhadap tahap Analyze : Tools yang
digunakan dalam tahapan Analyze :
a) Cause and Effect Diagram : Cause Effect Diagram adalah suatu tools
yang membantu tim untuk menggabungkan ide-ide mengenai
penyebab potensial dari suatu masalah. Diagram ini juga biasa
disebut dengan diagram fishbone karena bentuknya yang seperti
tulang ikan. Masalah yang terjadi dianggap sebagai kepala ikan
sedangkan penyebab masalah dilambangkan dengan tulang-tulang
ikan yang dihubungkan menuju kepala ikan. Tulang paling kecil
Kumpulan Materi Kuliah Manajemen Mutu
Hj. Alvi Furwanti Alwie
adalah penyebab yang paling spesifik yang membangun penyebab
yang lebih besar (tulang yang lebih besar).
b) Pareto Chart : Pareto adalah tipe diagram batang, diagram ini biasanya
digunakan untuk menggolongkan beberapa kategori dan dilengkapi
dengan persentase masing-masing kategori. Kategori tersebut
dilambangkan dengan batang-batang (bar) yang tersusun dari yang
paling kecil ke besar. Diagram Pareto sangat membantu untuk
menentukan kategori yang paling berpengaruh terhadap suatu
masalah.
Secara umum, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) didefinisikan sebagai sebuah teknik
yang mengidentifikasi tiga hal, yaitu :
• Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan proses selama siklus
hidupnya,
• Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain produk, dan proses.
FMEA merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa keandalan suatu sistem dan penyebab
kegagalannya untuk mencapai persyaratan keandalan dan keamanan sistem, desain dan proses
dengan memberikan informasi dasar mengenai prediksi keandalan sistem, desain, dan proses.
Terdapat lima tipe FMEA yang bisa diterapkan dalam sebuah industri manufaktur, yaitu :
Berikut ini adalah tujuan yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan penerapan FMEA:
• Untuk membantu fokus engineer dalam mengurangi perhatian terhadap produk dan
proses, dan membentu mencegah timbulnya permasalahan.
Dari penerapan FMEA pada perusahaan, maka akan dapat diperoleh keuntungan – keuntungan
yang sangat bermanfaat untuk perusahaan, (Ford Motor Company, 1992) antara lain:
FMEA merupakan dokumen yang berkembang terus. Semua pembaharuan dan perubahan siklus
pengembangan produk dibuat untuk produk atau proses. Perubahan ini dapat dan sering
digunakan untuk mengenal mode kegagalan baru. Mengulas dan memperbaharui FMEA adalah
penting terutama ketika:
• Perubahan dibuat pada kondisi operasi produk atau proses diharapkan berfungsi.
• Perubahan dibuat pada produk atau proses (dimana produk atau proses berhubungan).
Jika desain produk dirubah, maka proses terpengaruh begitu juga sebaliknya.
Sumber pemeriksaan
Design of Experiment
Pengertian Perancangan Eksperimen
Selain itu desain eksperimen didefinisikan sebagai suatu pengujian atau serangkaian
pengujian yang bertujuan untuk melakukan perubahan terhadap variabel-variabel input
dari proses atau sistem sehingga dapat meneliti dan mengidentifikasi sebab perubahan
dari output.
1. Pendidikan :
2. Kesehatan :
"Dengan adanya kesepakatan ini, berarti terbuka kesempatan bagi produk buah-
buahan Indonesia di pasaran Jepang," kata Atase Pertanian Kedutaan Besar RI
untuk Jepang, Pudjiatmoko, di Tokyo, Rabu.
Menurut dia, persetujuan ini merupakan bagian dari kesepakatan RI-Jepang dalam
kerangka Perjanjian Kemitraan Ekonomi (EPA-Economic Partnership Agreement)
yang berakhir pertengahan April lalu.
Selama ini produk buah-buahan asal Indonesia tidak bisa masuk ke Jepang dengan
alasan belum memenuhi standar mutu yang berlaku di negara Matahari Terbit itu.
Sebaliknya, produk dari negara-negara tetangga, seperti Filipina dan Thailand,
begitu mendominasi pasaran Jepang.
Meski belum semua sektor disepakati dalam format EPA (Jepang tetap membantu
walau dengan komitmen bertahap), pemerintah Jepang juga menyetujui bantuan
peralatan untuk mengatasi hama penyakit lalat buah. Hama penyakit jenis ini
dikhawatirkan menyebar di Jepang.
Alat tersebut dikenal dengan istilah "vapour heat treatmen" atau pemanasan
melalui penguapan.
Selain itu, dengan adanya bantuan alat tersebut, kemungkinan tercemar oleh
pestisida juga menurun, sehingga mangga yang dipanen bebas dari residu
pestisida.
Jepang dan negara maju lainnya mampu menyediakan beragam jenis buah-buahan
tanpa terpengaruh musim panen, karena banyak mengimpor buah-buahan dari
berbagai negara dengan musim panen yang berbeda.
"Bagi Indonesia keuntungannya adalah jadi mengetahui ke mana saja negara tujuan
ekspor buah-buahan kita," ujarnya. (*)
Tipe Skripsi
Dokumen
Penulis AGUSTINI, Indah,
No. Panggil SPEM AGU h-2007
URN etd-0622107-095539
Judul HUBUNGAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU BERBASIS
ISO 9001:2000 DAN KINERJA PERUSAHAAN PADA PT.
TELKOM KANDATEL BANDUNG JLN. LEMBONG NO.11
Gelar Sarjana
Jurusan Manajemen
Pembimbing Nama Pembimbing Fungsi
Nani Sutarni Pembimbing 1
Rofi Rofaida Pembimbing 2
Kata Kunci • Kinerja Perusahaan
• ISO 9001:2000
• Manajemen Mutu
Abstrak
Dunia industri yang semakin kompetitif saat ini, mengharuskan setiap pelaku bisnis
yang ingin memenangkan kompetisi memberikan perhatian penuh kepada mutu
produk atau jasa yang dihasilkannya. Mutu yang baik hanya bisa dihasilkan melalui
proses internal organisasi yang baik pula, diantaranya dengan memiliki sistem
maupun program-program mutu. Salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan
sistem manajemen mutunya adalah dengan mengadopsi standar ISO 9001:2000. ISO
Kumpulan Materi Kuliah Manajemen Mutu
Hj. Alvi Furwanti Alwie
9001:2000 saat ini telah menjadi standar sistem manajemen mutu yang paling diakui
oleh dunia internasional.
Bagi perusahaan, penerapan manajemen mutu berbasis ISO 9001:2000 diharapkan
dan dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat, baik dalam bentuk perbaikan
sistem manajemen mutu internal maupun peningkatan kinerja perusahaan. Namun
dalam kenyataannya hasil yang diperoleh perusahaan tidak selalu ideal seperti yang
diharapkan. Oleh karena itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai masalah dan manfaat
sebenarnya dari penerapan manajemen mutu berbasis ISO 9001:2000 ini terhadap
perbaikan maupun peningkatan kinerja perusahaan di PT Telkom Kandatel Bandung,
Jln. Lembong No.11 terutama berdasarkan pengalaman empiris perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan penerapan
manajemen mutu berbasis ISO 9001:2000 dan kinerja perusahaan pada PT. Telkom
Kandatel Bandung Jln. Lembong No.11. Desain penelitian ini adalah metode
deskriptif-analitis, dengan pendekatan explanatory survey. Penelitian ini dilakukan
pada PT. Telkom Kantor Daerah Pelayanan Telekomunikasi (Kandatel) Bandung Jln.
Lembong No.11 yang telah mengimplementasikan Manajemen Mutu Berbasis ISO
9001:2000. Kemudian akan dikaji hubungan antara penerapan manajemen mutu
berbasis ISO 9001:2000, dan kinerja perusahaan. Responden penelitian yaitu 30
responden level manajerial dan para pimpinan (manajer, asisten manajer, kepala
bagian, supervisor) di PT Telkom Kandatel Bandung Jln. Lembong No.11.
Responden tersebut representatif sebagai wakil perusahaan karena dapat memberikan
gambaran yang lebih mendalam mengenai penerapan manajemen mutu berbasis ISO
9001:2000 dan kinerja perusahaan. Prosedur pengumpulan data primer melalui
penyampaian kuesioner kepada seluruh responden. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment.
Hasil analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa
kinerja perusahaan dipengaruhi sebesar 82,3 % oleh penerapan manajemen mutu
berbasis ISO 9001:2000.
Keyword: QFD
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Problem 1:
The accounts receivable department has documented the following defects over a 30-day period:
Invoice amount does not agree with the check amount 108
What techniques would you use and what conclusions can you draw about defects in the
accounts receivable department?
Answer :
Invoice amount does not agree with the check amount 108 54
Σ = 200 100
Use a Pareto chart to organize the defects and conclude that the obvious problem (about half the
defects) is the failure of the check to agree with the company’s records as to the correct amount.
Other problems are late payments and an apparent invoice-filing problem in the office. Notice
that 27% of these common errors appear to be the result of procedural problems within accounts
receivable (invoice not on record, no invoice issued, and invoice numbering problems). This
value could be considerably higher depending on how much of the problem of disagreement
between invoice and check amounts is the result of accounts receivable process problems.
Kumpulan Materi Kuliah Manajemen Mutu
Hj. Alvi Furwanti Alwie
Problem 2:
Prepare a flow chart for purchasing a Big Mac at the drive-through window at McDonalds.
Answer :
-- Pull up to speaker
-- Press button
-- Verbalize order
-- Wait
-- Wait
-- Leave
Problem 3:
Draw a fishbone chart detailing reasons why a part might not be correctly machined.
Answer :
Answer :
One possible solution:
-- Open door
-- Open trunk
-- Position jack
-- Inspect
-- Jack-up car
-- Remove wheel
-- Tighten lugs
-- Lower car
-- Inspect
-- Close trunk