You are on page 1of 34

SISTEM METABOLISME DAN PENGATURAN SUHU TUBUH

A. METABOLISME

Manusia memerlukan energi yang berasal dari lingkungannya untuk kehidupannya. Energy,
didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja. Sumber energi tubuh adalah karbohidrat,
lemak, protein (termasuk vitamin, mineral dan air). Agar dapat digunakan, sumber energi harus
dirubah menjadi ATP (adenosin triphosphat) melalui bantuan katalisator berupa enzim. ATP
merupakan komponen berenergi tinggi yang diperlukan untuk kontraksi otot dan melaksanakan
fungsi sel yang lain. Perubahan sumber energi dilaksanakan melalui rantai metabolisme. Energi
dalam tubuh dibutuhkan untuk :

(1) kinerja (bio)-kimiawi, untuk mensintesis komponen sel yang diperlukan,


menempertahankan dan mengubah sumber energi di dalam tubuh,

(2) Kinerja mekanis, untuk kerja otot;

(3) Transport work pumping of substances across membranes

(3) Kinerja elektrokimia, untuk kerja saraf, otot, transpor aktif, pertukaran ion, membentuk
perbedaan konsentrasi ion, dan transmisi impuls syaraf.

Energi dapat dijumpai dalam beberapa macam, antara lain :

(1) Energi potensial : adalah kapasitas melakukan kerja,

(2) Energi kinetik : adalah energi untuk bergerak,

(3) Energi termal : berupa panas (berasal dari transfer energi ke ATP),

(4) Energi kimia: adalah energi potential molekules yang dapat diukur dengan satuan Kalori
(=Kal).
Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya menggunakan beberapa ratus kalori
dari 8 kkal yang tersedia untuk kerja, sehingga sisa energi ini akan dirubah dalam bentuk panas.

Mekanisme umum perubahan zat gizi (karbohidrat, lemak dan protein) menjadi energi di semua
sel pada dasarnya sama, yaitu menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk
membentuk energi. Energi digunakan untuk membentuk sejumlah besar Adenosine TriPosphate
(ATP). Selanjutnya, ATP tersebut digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel. ATP
merupakan senyawa kimia labil yang terdapat di semua sel, dan semua mekanisme fisiologis
yang memerlukan energi untuk kerjanya mendapatkan energi langsung dari ATP. ATP adalah
suatu nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen adenin, gula pentosa ribosa dan tiga rantai fosfat.
Dua rantai fosfat yang terakhir dihubungkan dengan bagian sisa molekul oleh ikatan fosfat
berenergi tinggi yang sangat labil sehingga dapat dipecah seketika bila dibutuhkan energi untuk
meningkatkan reaksi sel.

Enzim-enzim oksidatif yang mengkatalis perubahan Adenosine Diphospate (ADP) menjadi ATP
dengan serangkaian reaksi menyebabkan energi yang dikeluarkan dari pengikatan hidrogen
dengan oksigen digunakan untuk mengaktifkan ATPase dan mengendalikan reaksi untuk
membentuk ATP dalam jumlah besar dari ADP. Bila ATP di urai secara kimia sehingga menjadi
ADP akan menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk berlangsungnya hampir
semua langkah reaksi kimia dalam tubuh.

ATP

Gambar 1. Struktur Pospat berenergi tinggi

ATP bukan zat yang terbanyak disimpan sebagai ikatan phospate berenergi tinggi dalam sel,
melainkan Creatine Phospate (CP) yang mengandung ikatan phospate berenergi tinggi lebih
banyak (9,5 kkal/mol pada suhu tubuh) terutama di otot. CP dapat memindahkan energi dengan
saling bertukar dengan ATP. Karena itu, CP merupakan senyawa “bufer/penyangga” ATP. Efek
ini berguna untuk mempertahankan konsentrasi ATP hampir pada tingkat puncak selama CP
tetap di dalam sel.

ATP ↔ ADP (adenosine diphosphate) + P + Energy


ADP ↔ AMP (adenosine monophosphate) + P + Energy

ADP + CP + ENERGY (Input) → ATP + H2O

Gambar 2. Hidrolisis ATP

Dalam produksi energi, terdapat dua macam metabolisme, yaitu:

1. Anaerob (tanpa oksigen), hanya untuk karbohidrat, terjadi di sitosol.


2. Aerob (dengan oksigen), karbohidrat, lemak, dan protein, terjadi di mitokondria.

Setiap mol glukosa dalam proses anaerob yang terjadi di sitoplasma/sitosol menghasilkan 2 ATP,
sedangkan pada proses aerob yang terjadi di mitokondria menghasilkan 36 ATP, sehingga total
produksinya sebanyak 38 ATP (304 kkal/mol). Tiap mol glukosa dapat memberikan energi
sebesar 686 kkal, sehingga energi yang tersisa dirubah dalam bentuk panas, kecuali di otot yang
digunakan untuk melakukan beberapa bentuk kerja di luar tubuh. Hasil dari proses metabolisme
yang terjadi di otot, berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua
bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan makanan dan air menjadi
bentuk energi. Sedangkan untuk setiap mol lemak menghasilkan 2340 kkal (3,5 kali dibanding
glukosa) atau sebanyak 146 ATP.

C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H20 + ENERGY

Sebagian besar energi yang dirubah menjadi panas digunakan untuk :

• membentuk panas inti di dalam tubuh.

• menyiapkan suhu optimal untuk kerja enzim.

• merenggangkan sistem arteri sehingga menyebabkan reservoar energi potensial. Pada saat
darah mengalir melalui pembuluh darah kapiler, gesekan dari lapisan darah yang mengalir satu
sama lain terhadap dinding pembuluh mengubah energi ini menjadi panas.

• Simpanan energi kinetik untuk pergerakan molekul-molekul.


Mitokondria dinamakan “pusat energi” bagi sel, karena menyaring energi dari zat gizi dan
oksigen dan selanjutnya menyediakan sebagian besar energi (95%) yang diperlukan agar sel
dapat melakukan fungsinya. Jumlahnya dalam setiap sel berbeda (dari puluhan sampai ribuan),
tergantung pada jumlah energi yang diperlukan oleh setiap sel, dan mitokondria mengadakan
replikasi sendiri sampai tercapai jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan energi sel.

Di dalam sel, bahan makanan secara kimia bereaksi dengan oksigen dibawah pengaruh berbagai
enzim yang mengawasi kecepatan reaksi dan menyalurkan energi yang dikeluarkan dalam arah
yang tepat. Energi yang dihasilkan membentuk ATP, yang kemudian ditransfer keluar
mitokondria menuju semua bagian sitoplasma dan nukleoplasma. Adapun, energi digunakan
untuk memberi tenaga pada fungsi-fungsi sel. Oleh karena itu, ATP dinamakan sebagai bentuk
energi sel karena dapat disimpan dan dibentuk kembali.

Berdasarkan hukum termodinamik I – Jumlah energi selalu tetap, tidak dapat dibuat atau
dihilangkan, tetapi dapat dirubah bentuk. Perubahan bentuk (konversi) energi umumnya bersifat
reversibel. Berdasarkan energi panas yang dihasilkan energi dapat dikelompokkan dalam (1)
Endergonic – energi panas berada di dalam tubuh; dan (2) Exergonic – energi panas dikeluarkan
dari dalam tubuh.

Jalur Reaksi Metabolisme

Sebagian besar jalur reaki metabolisme terjadi secara reversibel. Berdasarkan reaksi metabolisme
ini dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu :

(1) Biosynthetic atau ANABOLISME – sintesis molekul menjadi molekul yang lebih besar;
mem-butuhkan energi; dan merupakan reaksi endergonik

(2) Degradative atau KATABOLISME – memecah molekul besar menjadi mulekul yang lebih
kecil; menghasilkan energi; merupakan reaksi eksergonik; dan respirasi aerobik.

Enzim – merupakan molekul katalitik (biological catalysts); yang berfungsi mempercepat reaksi
bikimiawi; tersusun dari protein dan beberapa dari RNA. Fungsi enzim semakin meningkat
ketika lingkungan sel berada dalam temperatur, pH dan salinitas yang sesuai dengan kerja
masing-masing enzim.

Gambar 3. Pemecahan makanan hingga siap di gunakan

Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme karbohidrat meliputi : (1) Glikolisis (2) Glukoneogenesis, (3) glikogenolisis, (4)
Glicogen synthesis, (5) metabolism Galaktose, (6) metabolism fruktose and manose, (7)
Glyoxylate pathway, dan (8) siklus asam sitrat (Kreb’s) (lihat teksbook biokimia).

Metabolisme Lemak

Reaksi metabolisme lemak meliputi : (1) Lipolisis (hormone sensitive lipase), (2) Carnitine
shuttle (fatty acid uptake), (3) Mitochondrial β-oxidation, (4) Peroxisomal β-oxidation, (5)
Glycerol catabolism, (6) Fatty acid synthesis, (7) Fatty acid elongation and desaturation, (8)
Triacylglyceride synthesis, (9) Phospholipids biosynthesis, (10) Synthesis and utilization of
ketone bodies, (11) Sphingolipid and ceramide synthesis (lihat teksbook biokimia).

Metabolisme Energi

Reaksi metabolisme energi terjadi melalui : (1) Posporilasi Oksidative, dan (2) sintesis ATP
(lihat teksbook biokimia).

Gambar 4. Siklus ATP dan pembentukan ATP

Kecepatan Metabolisme

Kecepatan metabolisme adalah jumlah energi total yang dibutuhkan per unit waktu. Pengukuran
kecepatan metabolisme menggunakan Basal metabolic rate (BMR). BMR adalah kecepatan
metabolisme dalam keadaan standar (subjek dalam keadaan fisik dan dan mental istirahat tetapi
tidak tidur dalam temperatur nyaman dan tidak makan selama 12 jam). Pada kondisi BMR,
energi sebagian besar digunakan untuk mempertahankan kondisi vegetatif tubuh atau untuk
aktivitas kelenjar, jantung, liver, ginjal dan otak.
Proses metabolisme juga dikontrol oleh hormon-hormon. Hormon yang ikut meregulasi
metabolisme adalah hormon tiroid, glukagon, epinephrine, kortisol, dan hormon
pertumbuhan.

1. Hormon Tiroid, dapat meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi panas pada
sebagian besar jaringan tubuh, yang disebut dengan efek kalorigenik, melalui
mengurangan produksi ATP
2. Epinephrine, meningkatkan BMR dengan efek kalorigenik. Epinephrine menstimulasi
katabolisme glikogen dan triasilgliserol.
3. 3. Glukagon, merangsang pembongkaran simpanan glukosa hingga gula darh
kembali normal (glikogenolisis), dan meningkatkan penggunaan lemak (lipolisis).
4. 4. Kortisol, menghambat metabolisme lemak dan karbohidrat, dengan menstimulasi
proses glukoneogenesis dan lipolisis, meningkatkan protein katabolisme,
menurunkan penyerapan glukose pada sel otot dan sel lemak, dan meningkatkan
pemecahan triasilgliserol.
5. Growth hormone, menstimulasi pertumbuhan dan anabolisme protein.

B. REGULASI SUHU TUBUH

Manusia mempunyai komponen dalam menjaga keseimbangan energi dan keseimbangan suhu
tubuh pada kisaran 37,0 ± 2°C, diantaranya adalah hipotalamus, asupan makanan, kelenjar
keringat, pembuluh darah kulit dan otot rangka. Pemakaian energi oleh tubuh menghasilkan
panas yang penting dalam pengaturan suhu tubuh. Manusia dapat hidup di beberapa wilayah
dengan suhu yang berbeda, oleh karena itu mereka harus terus-menerus mengatur panas internal
untuk mempertahankan suhu tubuh, karena kecepatan reaksi kimia sel bergantung pada suhu
tubuh. Panas yang berlebihan dapat merusak protein sel (Sherwood, 1996).

(a) (b)
Gambar 5. Reseptor suhu (a) dan Pengaturan panas di dalam tubuh (b)

Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk
memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat
tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian dikoordinasi
dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan
keperluan untuk mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal.
Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01ºC (Sherwood, 1996).

Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti melalui
reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor hangat, dingin
dan nyeri di perifer). Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi suhu
primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral yang
terletak di hipotalamus serta di susunan syaraf pusat dan organ abdomen (Sherwood, 1996).

Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu, yaitu di regio posterior dan anteror.
Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang memperantarai
produksi panas dan konservasi panas. Sedang, regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat,
memicu refleks yang memperantarai pengurangan panas.

Mekanisme Kehilangan panas

Tubuh akan kehilangan panas melalui mekanisme (1) radiation (60%), (2) konduksi (10-15%),
(3) konveksi, dan (4) evaporasi/penguapan air (20-27%). Kehilangan panas melalui keluarnya
cairan tubuh terjadi melalui (1) Evaporasi air dari kulit, proporsi kehilangan panas 20-27%
(±7300-9700 kJ per jam), (3) Perspirasi, antara lain melalui kulit/Transepidermal water loss
(TEWL), (± 400-500 g/hr pada dewasa muda dalam temperatur kamar) ± 970—1210 kJ ketika
terjadi evaporasi lengkap. Sedang, kehilangan panas melalui respirasi (1-2% atau 200 g/hr
dalam keadaan istirahat). Pada suhu dingin, kerja keras berguna untuk meningkatkan suhu dan
kelembaban tubuh. Kehilangan panas dapat mencapai > 20-25%. Sedang melalui respirasi, tubuh
akan kehilangan air mencapai 8-12 L/mnt sampai 50—60 l/min. Pakaian dapat menghambat
evaporasi melalui kulit.

Refleks pengaturan suhu


Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis reseptor, yaitu oleh (1) termoreseptor di kulit
(peripheral thermoreceptors) dan (2) termoreseptor sentral di hipotalamus, korda spinalis, dll.
(central thermoreceptors). Termoreseptor sentral memiliki umpan balik negatif esensial untuk
mempertahankan suhu inti sedang termoreseptor periper berfungsi menghantar sinyal ke pusat
integrasi dingin di hipotalamus. Hipotalamus melayani seluruh refleks integrasi suhu dan
mengirimkan sinyal kembali melalui saraf simpatis autonom ke kelenjar keringat, pembuluh
darah kulit, kelenjar adrenalis, dan melalui neuron motoris pada otot skeletal.

Kontrol produksi panas

Perubahan aktivitas otot merupakan kontrol produksi panas utama dan menurunkan suhu inti.
Pada suhu panas, tubuh akan mengurangi gerakan otot, sedang pada suhu dingin, akan terjadi
stimulasi pada gerakan otot yang disebut dengan menggigil (rhythmical muscle contractions/
shivering thermogenesis).

Produksi panas dapat meningkat dan menurun, bahkan dapat meningkat sampai 15-20 kali BMR
melalui aktivitas saraf autonomik atau muskular. Sedang, temperatur tubuh dapat meningkatkan
BMR 10-15% (Ganong, 1997; dll). Produksi panas pada basal metabolic rate (rata-rata BMR
pada dewasa muda adalah 75-110W) dan kerja fisik (otot). Liver dan organ dalam abdominal
menghasilkan 50% BMR, otak dan susunan saraf pusat 15-20%, Jantung dan sistem sirkulasi
10% dan pada otot yang istirahat 20-25%.

Efek aktivitas otot pada BMR (Basal Metabolisme Rate) pria dewasa

• Istirahat : BMR 75—110W


• Peningkatan tonus otot : BMR 150—200W
• Menggigil : BMR 200—500W
• Bekerja agak keras : BMR 400W
• Bekerja keras : BMR 600—800W
• Olahraga berat dalam waktu pendek atau mencapai: BMR > 2 000W
Produksi panas dapat dipengaruhi oleh :

1. 1. Suhu Lingkungan,
2. Produksi suhu karena makanan – Makan dan makan makanan yang kaya protein akan
menghasilkan peningkatan produksi panas.
3. Aktivitas otot – aktivitas otot akan meningkatkan kontraksi otot. Selama bergerak atau
berolahraga atau menggigil, akan menstimulasi peningkatan BMR.
1. Regulasi Penyimpanan Energi total tubuh

Simpanan energi = Energi dari sumber makanan – (produksi panas internal+ kerja luar)

Berat badan diregulasi oleh kalori yang masuk dengan energi yang terpakai.

1. Kontrol asupan makanan – pengaturan asupan makanan dapat dipengaruhi oleh


hormon leptin yang terdapat pada jaringan lemak. Hormon ini akan merangsang
hipotalamus untuk mengurangi asupan makanan dengan menghambat pelepasan
neuropeptida yang merangsang makan. Hormon leptin penting untuk kontrol
jangka panjang. Sedang kontrol jangka pendek diatur oleh bermacam-macam
sinyal seperti hormon insulin, suhu tubuh, jumlah makanan yang berada di GIT.
2. Kelebihan berat badan dan Obesitas – penurunan kalori dari asupan makanan akan
menurunkan kecepatan metabolisme sehingga dapat menurunkan kehilangan berat badan,
sebaliknya dengan berolahraga akan mengatur set poin penurunan penyimpanan lemak.
3. Gangguan Konsumsi Makan - Anorexia nervosa adalah keadaan patologis akibat takut
berat badan bertambah sehingga mengurangi jumlah makan. Keadaan ini akan
mengakibatkan penurunan tekanan darah, turunnya suhu tubuh, dan perubahan sekresi
hormon dan dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan kematian; dan Bulemia yaitu
keadaan patologis akibat takut berat badan bertambah dan berusaha mengurangi asupan
makanan. Namun, keadaan ini mengakibatkan orang yang bersangkutan akan mengalami
periode ingin makan banyak secara berulang-ulang sehingga mengakibatkan banyak
ingin muntah, sering BAK (buang air kecil) dan BAB (buang air besar), dan olahraga.
1. Tinggi, berat dan luas permukaan tubuh,
2. Jenis kelamin dan umur,
10. Kondisi emosional.

Transfer Panas

Transfer panas terjadi melalui (1) radiasi, (2) konveksi, (3) konduksi, (4) evaporasi (Parsons
1993, Elias & Jackson 1996, Ganong 1997). BAK dan BAB dapat menurunkan suhu ± 1%.
Panas inti ditransfer dari jaringan tubuh ke permukaan kulit melalui sirkulasi darah dan
penghantaran panas jaringan (tissue conductance).

Kontrol Kehilangan panas melalui radiasi dan konduksi

Kulit merupakan bagian tubuh yang efektif sebagai insulator pada kontrol fisiologis, melalui
perubahan aliran darah di kulit. Semakin banyak aliran darah ke kulit maka akan semakin kecil
perbedaan dengan suhu lingkugan. Jika, kapasitas pembuluh darah ke kulit berkurang
penghantaran panas ke perifer semakin kecil, sehingga pengeluaran panas ke lingkungan dapat
semakin kecil juga. Vasokonstriktor karena rangsangan simpatis, akan terinervasi karena suhu
dingin dan akan meningkat ketika suhu meningkat.

Sedang mekanisme perubahan perilaku, seperti tubuh melingkar/mlungker ketika suhu dingin,
akan mengurangi luar permukaan yang terpapar suhu lingkungan yang dingin, dengan demikian
akan menurunkan pembebasan panas tubuh ke lingkungan (melalui reaksi radiasi dan konduksi)
dan menurunkan hantaran suhu lingkungan ke dalam tubuh. Demikian juga sebaliknya.

Kontrol kehilangan panas melalui Evaporasi

Kehilangan air melalui kulit, kelenjar keringat, dan jalan pernafasan juga dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pembebasan panas.

Integrasi mekanisme efektor

Suhu lingkungan yang dapat ditoleransi oleh tubuh melalui vasokonstriksi dan vasodilatasi di
kulit saja saja disebut dengan thermoneutral zone. Di bawah atau di atas zona ini tubuh masing-
masing harus meningkatkan produksi panas atau meningkatkan pengeluaran panas.
Aklimatisasi Suhu

Perubahan keringat, baik dalam volume dan komposisi ditentukan adaptasi terhadap kenaikan
temperatur. Sodium yang hilang keringat akan berkurang karena peningkatan reabsorbsi akibat
sekresi aldosteron.

Tabel 1. Mekanisme efektor terhadap regulasi suhu

STIMULASI DINGIN
Penurunan kehilangan panas 1. Vasokronstriksi pembuluh darah kulit, terutama
ekstri-mitas
2. Penurunan luas permukaan tubuh yang kontak
dengan suhu dingin (bersedekap, mlungker(jw)/
a protective “fetal” position)

3. Pilo ereksi

1. Tindakan (Menghindari terpapar dingin, jaket,


berselimut, menaikkan suhu ruang, minuman
hangat, dll)
Peningkatan produksi panas 1. Peningkatan tonus otot,
2. Peningkatan tekanan darah
3. Menggigil dan meningkatkan aktivitas otot
volunter
4. Meningkatkan sekresi epinefrin,

5. Meningkatkan rasa lapar


Adaptasi Autonomik toleransi dingin 1. Adaptasi psikologis
2. Adaptasi SSP (susunan saraf pusat)
3. Aklimatisasi dingin

4. Membiasakan diri hidup di tempat dingin


STIMULASI PANAS
Peningkatan kehilangan panas 1. Vasokronstriksi pembuluh darah kulit
2. Berkeringat

3. Tindakan (menurunkan suhu ruang,


menggunakan pakaian yang minim/tipis, dll)
Penurunan produksi panas 1. Penurunan tonus otot dan aktivitas otot volunter
2. Menurunkan sekresi epinefrin

3. Mengurangi nafsu makan.

(a) (b)
Gambar 7. Transfer suhu dingin di seluruh tubuh (a) dan area sensitive dingin di wajah

Demam dan hipertermia

Demam adalah peningkatan suhu tubuh karena pengaturan ulang termostat di hipotalamus. Suhu
tubuh selalu diusahakan untuk dipertahankan. Pada umumnya, demam disebabkan oleh infeksi
dan stres. Pengaturan termostat tubuh akan menimbulkan sensasi dingin di seluruh tubuh, yang
kadang akan menunjukkan kedinginan dan menggigil. Jika rekaman dalam termostat dihentikan,
maka demam akan berhenti dan tubuh akan merasa hangat kembali.

Termostat dapat dihentikan oleh biochemical messengers, yang disebut endogenous pyrogen
(EP), yang terdiri dari interleukin (IL-1 dan IL-6) yang dikeluarkan dari makrofag, yang
diaktivasi oleh hipotalamus. Stimulasi peningkatan suhu tubuh ditimbulkan oleh infeksi dan
olahraga.

Peningkatan produksi panas tubuh akan mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen, produksi
karbon dioksida dan peningkatan curah jantung. Jika terjadi peningkatan suhu tubuh maka
konsumsi oksigen ke otak akan menurun, akibat terjadinya peningkatan konsumsi oksigen pada
organ lain tentunya akan menyebabkan iskemik yang meluas.

Menurut Molton (2005), respon tubuh terhadap hipertermi seperti demam dan terjadinya
peningkatan aliran darah ke otak dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intra-kranial (TIK).
Peningkatan tekanan intra-kranial sering menyebabkan kematian. Untuk itu, perlu sekali
dilakukan kontrol terhadap peningkatan suhu untuk menghindari peningkatan tekanan intra
kranial dan perluasan area iskemik.

Manfaat menurunkan suhu inti untuk menghindari kerusakan yang luas dan komplikasi pada
otak. Menurut Dr. Ginsberg, variasi temperature sangat erat kaitannya dengan injuri neuronal
meliputi penurunan pengeluaran glutamate, mekanisme radikal bebas, depolarisasi iskemik, dan
aktifitas kinase, terjaganya aliran darah ke otak dan sitoskeleton, serta penekanan mekanisme
inflamasi. Berdasarkan hasil penelitian, penurunan suhu dapat meningkatkan kadar glutamate
dan menghindari perluasan iskemik dengan adanya hidroksil radikal.

Menurut Steiner, penurunan temperature otak dapat dilakukan dengan menurunkan suhu kulit
atau suhu sentral/inti. Meskipun target dan lamanya pendinginan masih diperdebatkan tetapi
terapi hipotermi sangat mudah dilakukan dan aman. Penurunan suhu permukaan atau suhu kulit
dapat dilakukan dengan memberikan alkohol (+air), selimut pendingin dan matras pendingin.
Metode ini dapat dilakukan selama 3,5-6,5 jam untuk menurunkan suhu inti sampai 32ºC.

Heat Exhaustion dan Heat Stroke

Panas yang hebat (Heat Exhaustion) dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi, akibat (1)
penurunan volume plasma darah akibat semakin besarnya volume pengeluaran keringat,
sehingga akan menurunkan CO jantung; dan (2) dilatasi berlebih pada pembuluh darah kulit
sehingga menurunkan resistensi perifer. Sedang, serangan panas (heat stroke) akan menyebabkan
rusaknya sistem regulasi panas di otak, sehingga suhu tubuh menjadi semakin panas. Hal ini
akan mengakibatkan umpan balik positif, yang mengakibatkan semakin meningkatnya suhu
tubuh, meningkatnya metabolisme tubuh dan produksi panas yang terus berlangsung. Keadaan
ini akan menunjukkan gejala kolaps, tidak sadar, delirium, seizures. Serangan ini diakibatkan
oleh overesktensi pana

Kelainan Endokrin

1. Kelainan Hipotalamus dan kelenjar pituitaria (hipofisis)


 Kelenjar pituitaria anterior berasal dari kantong Rathke sebagai invaginasi
endoderma oral, yang kemudian lepas dari epitelium oral dan menjadi struktur sel
yang berproliferasi dengan cepat.

Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di


dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak.sela tursika melindungi
hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang.Jika
hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan
daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan
sakit kepala atau gangguan penglihatan.hipofisa mengendalikan fungsi dari
sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus,
yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa.Hipofisa memiliki 2 bagian
yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).

hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara


melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah
yang secara langsung menghubungkan keduanya. pengendalian lobus posterior
(neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.lobus anterior menghasilkan
hormon yang pada akhirnya mengendalikan fungsi:
 kelenjar tiroid, kelenjar adrenal dan organ reproduksi (indung telur dan buah
zakar)
 laktasi (pembentukan susu oleh payudara)
 pertumbuhan seluruh tubuh.
 adenohipofisa juga menghasilkan hormon yang menyebabkan kulit berwarna
lebih gelap dan hormon yang menghambat sensasi nyeri.hipofisa posterior
menghasilkan hormon yang berfungsi:
 mengatur keseimbangan air
 merangsang pengeluaran air susu dari payudara wanita yang menyusui
 merangsang kontraksi rahim.

Dengan mengetahui kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berada
dibawah kendali hipofisa (kelenjar target), maka hipotalamus atau hipofisa bisa
menentukan berapa banyak perangsangan atau penekanan yang diperlukan oleh
hipofisa sesuai dengan aktivitas kelenjar target.Hormon yang dihasilkan oleh
hipofisa (dan hipotalamus) tidak semuanya dilepaskan terus menerus. Sebagian
besar dilepaskan setiap 1-3 jam dengan pergantian periode aktif dan tidak
aktif.Beberapa hormon (misalnya kortikotropin yang berfungsi mengendalikan
kelenjar adrenal, hormon pertumbuhan yang mengendalikan pertumbuhan dan
prolaktin yang mengendalikan pembuatan air susu) mengikuti suatu irama yang
teratur, yaitu kadarnya meningkat dan menurun sepanjang hari, biasanya
mencapai puncaknya sesaat sebelum bangun dan turun sampai kadar terendah
sesaat sebelum tidur.Kadar hormon lainnya bervariasi, tergantung kepada
beberapa faktor. pada wanita, kadar lh (luteinizing hormone) dan fsh (follicle-
stimulating hormone) yang mengendalikan fungsi reproduksi, bervariasi selama
siklus menstruasi.Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya satu atau lebih hormon
hipofisa menyebabkan sejumlah gejala yang bervariasi.

Fungsi hipofisa anterior.


Lobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar hipofisa. bagian ini
melepaskan hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan fisik yang
normal atau merangsang aktivitas kelenjar adrenal, kelenjar tiroid serta indung
telur atau buah zakar.

Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka kelenjar
endokrin lainnya juga akanmelepaskan hormon yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit.

salah satu hormon yang dilepaskan oleh lobus anterior adalah kortikotropin (acth,
adenocorticotropic hormone), yang merangsang kelenjar adrenal untuk
melepaskan kortisol dan beberapa steroid yang menyerupai testosteron
(androgenik).
tanpa kortikotropin, kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti
menghasilkan kortisol, sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal.Beberapa
hormon lainnya dihasilkan secara bersamaan dengan kortikotropin, yaitu beta-
melanocyte stimulating hormone, yang mengendalikan pigmentasi kulit serta
enkefalin dan endorfin, yang mengendalikan persepsi nyeri, suasana hati dan
kesiagaan.tsh (thyroid-stimulating hormone) juga dihasilkan oleh lobus anterior
dan berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon
tiroid.terlalu banyak tsh menyebabkan pembentukan tiroid yang berlebihan
(hipertiroidisme), terlalu sedikit tsh menyebakbn berkurangnya pembentukan
hormon tiroid (hipotiroidisme).
2 hormon lainnya yang dihasilkan oleh lobus anterior adalah lh (luteinizing
hormone) dan fsh (follicle-stimulating hormone). keduanya merupakan
gonadotropin, berfungsi merangsang indung telur dan buah zakar.pada wanita,
kedua hormon ini merangsang pembentukan estrogen dan progesteron serta
merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur.pada pria,
merangsang buah zakar untuk menghasilkan testosteron dan fsh merangsang
pembentukan sperma.salah satu hormon terpenting yang dihasilkan oleh lobus
anterior adalah hormon pertumbuhan, yang merangsang pertumbuhan otot dan
tulang serta membantu mengatur metabolisme.
hormon pertumbuhan dapat meningkatkan aliran gula ke otot dan lemak,
merangsang pembentukan protein di hati dan otot serta memperlambat
pembentukan jaringan lemak.
efek jangka panjang dari hormon pertumbuhan adalah menghambat pengambilan
dan pemakaian gula sehingga kadar gula darah meningkat dan meningkatkan
pembentukan lemak dan kadar lemak dalam darah.kedua efek tersebut sangat
penting karena tubuh harus menyesuaikan diri dengan kekurangan makanan
ketika berpuasa.Bersamaan dengan kortisol, hormon pertumbuhan membantu
mempertahankan kadar gula darah untuk otak dan memindahkan lemak, sehingga
sel-sel tubuha lainnya dapat menggunakannya sebagai cadangan sumber
energi.Pada berbagai kasus, hormon pertumbuhan tampaknya bekerja dengan cara
mengaktifkan sejumlah faktor pertumbuhan, yang paling penting adalah faktor
pertumbuhan yang menyerupai insulin (igf-1, insulin-klike growth factor).

fungsi lobus posterior.


Lobus posterior hanya menghasilkan 2 macam hormon, yaitu hormon antidiuretik
dan oksitosin.sesungguhnya kedua hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf di
dalam hipotalamus; sel-sel saraf ini memiliki tonjolan-tonjolan (akson) yang
mengarah ke hipofisa posterior, dimana hormon ini dilepaskan.hormon
antidiuretik dan oksitosin tidak merangsang kelenjar endokrin lainnya, tetapi
langsung mempengaruhi organ target. hormon antidiuretik (disebut juga
vasopresin) meningkatkan penahanan air oleh ginjal. hormon ini membantu tubuh
menahan jumlah air yang memadai.

jika terjadi dehidrasi, maka reseptor khusus di jantung, paru-paru. otak dan aorta,
mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak
hormon antidiuretik. kadar elektrolit (misalnya natrium, klorida dan kalium)
dalam darah harus dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berfungsi
secara normal. kadar elektrolit yang tinggi (yang dirasakan oleh otak) akan
merangsang pelepasan hormon antidiuretik.

pelepasan hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress, olah raga, kadar
gula darah yang rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu
(misalnya klorpropamid, obat-obat kolinergik dan beberapa obat yang digunakan
untuk mengobati asma dan emfisema).alkohol, steroid tertentu dan beberapa zat
lainnya menekan pembentukan hormon antidiuretik. kekurangan hormon ini
menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan dimana ginjal terlalu banyak
membuang air.

kadang hormon antidiuretik diproduksi secara berlebihan, misalnya pada siadh


(syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone). pada siadh, kadar
hormon antidiuretik terlalu tinggi sehingga tubuh menahan air dan kadar beberapa
elektrolit dalam darah (misalnya natrium) menurun. sindroma ini terjadi pada
penderita gagal jantung dan penderita penyakit hipotalamus.kadang hormon
antidiuretik dibuat diluar hipofisa, terutama oleh beberapa kanker paru-paru.
karena itu jika ditemukan kadar hormon antidiuretik yang tinggi, selain dilakukan
pemeriksaan terhadap fungsi kelenjar hipofisa, juga dilakukan pemeriksaan
terhadap kanker. oksitosin menyebabkan kontraksi rahim selama proses
persalinan dan segera setelah persalinan untuk mencegah perdarahan.oksitosin
juga merangsang kontraksi sel-sel tertentu di payudara yang mengelilingi kelenjar
susu. pengisapan puting susu merangsang pelepasan oksitosin oleh hipofisa. sel-
sel di dalam payudara berkontraksi, sehingga air susu mengalir dari dalam
payudara ke puting susu.
hormon organ target
hormon antidiuretik Ginjal
Beta-melanocyte stimulating hormone Kulit
kortikotropin Kelenjar adrenal
endorfin Otak
enkefalin Otak
fsh indung telur atau buah zakar
hormon pertumbuhan otot & tulang
lh indung telur atau buah zakar
oksitosin rahim & kelenjar susu
prolaktin Kelenjar susu
tsh Kelenjar tiroid

Hormon hipofisis diproduksi oleh 2 bagian :

• Bagian depan (adenohipofisis) menghasilkan hormon gonadotropin,


kotikotropin, tirotropin, somatropin dan prolaktin
• Bagian belakang (neurohipofisis) menghasilkan hormon oxitosin dan
vasopressin
• Hormon hipofisis bagian depan (adreno-hipofisis)
• Gonadotropin (hormon gonadotrop),sekresinya diatur oleh hormone
• Hipotalamus. Gonadotropin terdiri dari 2 jenis hormon :

 Fsh (follicle stmulating hormones), berfungsi merangsang


perkembangan
 Folikel di ovarium dan merangsang produksi air mani
(spermatozoa) di testes

• lh (luteinic hormones), berfungsi merangsang pembentukan corpus


luteum dari folikel yang sudah masak, produksi estrogen dan progesteron
di ovarium
• Kortikotropin (hormon kortikotrop) atau acth = adreno cortico
tropic hormone), berfungsi merangsang produksi kortisol dan hormon-
hormon kelamin
• Tirotropin (hormon tirotrop) atau tsh = tirotrope stimulating
hormones. Berfungsi merangsang produksi tiroksin oleh kelenjar tiroid
• Somatropin (somatropine hormone = sth), disebut juga hormon
pertumbuhan atau gh = growth hormone, karana berfungsi mengatur
pertumbuhan umum dan jaringan
• Prolactine (hormon luteotrop = lth), berfungsi merangsang
memproduksi dan sekresi air susu
• Hormon hipofisis bagian belakang (neuro-hipofisis)
• Oksitosin (hormon oxytosin) :

Hormon ini diproduksi oleh hipotalamus dan dikirim ke hipofisis


Lalu hormon ini disekresi oleh hipofisis bagian balakang. Berfungsi untuk
merangsang kontraksi rahim dan produksi laktasi di mammae

• Vasopresin (hormon vasopresin) atau adh = anti diuretic


hormones,hormon ini diproduksi oleh hipotalamus dan dikirim ke
hipofisis lalu hormon ini disekresi oleh hipofisis bagian belakang
berfungsi untuk mencegah atau menghambat ekskresi (pengeluaran) air
atau urine yang berlebihan oleh ginjal
1. Hipopituitarisme

Status hipopituitaria yang dihubungkan dengan defisiensi hormone


pertumbuhan ( growth hormone ). Anak ynag terkena memiliki fenotip
bersama gangguan pertumbuhan yang secara spesifik dikoreksi dengan
penggantian GH.

ETIOLOGI
Defek congenital, hypoplasia kelenjar pituitaria bias terjadi sebagai
fenomena tersendiri atau bersama dengan kelainan perkembnagn yang
lebih luas, seperti an ensefali, holoprosensefali ( yaitu siklopia, sebosefali,
hipotelorisme orbita ), dan displasia septo optic ( sindrom de
morsier ).Pada sindrom Hall Pallister, tidak adanya kelenjar pituitaria
dikaitkan dengan hemartoblastoma hipotalamus, polidaktili postaktial,
displasia kuku, epiglottis bifida, anus imperforata, dan anomali jantung,
paru paru dan ginjal.

Hipoplasia kelenjar pituitaria dengan anensefali telah lama diketahui,


tetapi observasi baru menunjukkan bahwa hipoplasia dapat merupakan
akibat defek hipotalamus. Dengan hormone pelepas hipotalamik
dimungkinkan menentukan apakah defek hipotalamus. Defisiensi GH
terjadi pada 4% penderita dengan celah bibir atau celah palatum dan 32%
diantara mereka juga mewakili perawakan pendek.Anomali wajah tengah
atau penemuan insisivus maksila sentral soliter menunjukkan
kemungkinan besar adanya defisiensi GH. Hipoplasia saraf optic bilateral
atau unilateral sering dikaitkan dengan hipopituitarisme. Bila ia terkait
juga dengan tidak adanya septum pellusidum, kondisinya dikenal sebagai
diplasia septo optic. Fundusnya menunjukkan discus hipoplastik dengan
tepi ganda khas dan pembuluh darah retina jarang. Defisiensi multiple
kelenjar pituitary paling sering melibatkan GH saja, tetapi defisiensi
multiple kelenjar pituitary, termasuk diabetes insipidus, bias terjadi
defejnya terletak terutama pada hipotalamus. Kelambatan dalam
pertumbuhan linier bias mulai seawall umur 3 bulan atau dapat tidak
diketahui sebelum berumur 3 4 tahun. Bayi baru lahir yang terkena sering
menderita apnea, hipotonia, dan kejang kejang, ikterus yang lama,
hipoglikemia tanpa hiperinvolinisme, dan ( pada laki laki ) mikrosefalus

a. Hipoglikemia
Hipoglikemia lebih sering terjadi pada masa neonatal. Gejala sulit dikenali
pada bayi, pengawasan rutin diindikasikan pada bayi dengan resiko tinggi.
Jika hipoglikemia dibiarkan terus terjadi, dapat terjadi kerusakan
neurologist permanent. Hal ini kemudian menyebabkan palsi serebral,
masalah belajar, dan epilepsy. Pada anak yang pingsan, diberikan infuse
dekstros. Pemeriksaan penunjang yang dibuutuhkan kompleks. Penyebab
hipoglikemia adalah karena hormonal ( insulin berlebih dan kekurangan
kortisol misalnya hyperplasia adrenal congenital ), dank arena metabolic
( hipoglikemia ketokik, penyakit hati, kelainan penyimpanan glikogen,
galaktosemia, kesalahan metabolisme intrinsic lainnya).

b. Defisiensi Hormon Pertumbuhan


Defisiensi hormone pertumbuhan ( growth hormone / GH) merupakan
penyebab gagal tumbuh yang sering dijumpai, namun penting diketahui.
Mungkin berdiri sendiri, atau berhubungan dengan defisiensi hormone
hipofisis lain. Kadang sekunder akibat lesi intracranial.
Diagnosis tergantung pada ketiadaan respons terhadap stimulasi sekresi
hormone pertumbuhan. Tes ini dikombinasikan dengan penilaian hormone
lain. Sekresi GH distimulasi dengan klonidin atau glukagon dan dapat
diambil sample darah setelah beberapa jam.
Suntikan GH manusia dapat diberikan dibawah supervise ahli pengawasan
ketat. GH juga telah digunakan untuk menterapi anak dengan poatur
pendek tanpa defisiensi ( misalnya sindrom Turner, akondroplasia).
Penyakit Creutzfeldt-jakob dapat terjadi pada sejumlah kecil anak yang
diterapi GH pada waktu masih menggunakan GH cadaver pad atahun 1958
hingga 1985.

c. Pemborosan Garam otak


Anak dengan kerusakan system saraf sentral kronis atau akut dapat terjadi
sindrom pemborosan garam tersendiri. Kelainan ini dikaitkan dengan
trauma kepala, pembedahan system saraf sentral, tumor, atau meningitis.
Anak ini , tidak seperti anak dengan SIADH, menderita hipovolemia,
angka aliran urin berlebihan pada waktu mendapat cairan rumatan,
hilangnya sejumlah besar natrium, dan kadar ADH plasma yang menurun.
Kadar hormone natriuretik ( natriuretik hormone / ANH ) meningkat,
tetapi kadar renin dan aldosteron plasma menurun; hal ini menujukkan
bahwa sindrom disebabkan oleh sekresi ANH yang tidak tepat. Terapi
terdiri dari penggantian urin yanghilang per volume denagn larutan
natrium klorida 0,9% atau 3%. Keadaannya biasanya membaik tetapi
dapat kuamt, dan pada beberapa keadaan menetap.

1. Diabetes insipidus

Penyakit yang jaran terjadi ini disebabkan kegagalan hipotalamus


memproduksi hormone antidiuretik ( antidiuretic Hormon / ADH ) dalam
jumlah yang mecukupi atau kegagalan tubulus ginjal memberikan respon
terhadap ADH ( diabetes insipidus nefrogenik). Anak merasa sangat haus
dan terdapat pengeluaran urin encer dengan osmolalitas rendah dalam
volume besar. Selalu terdapat risiko kekurangan cairan berat, terutama
dalam cuaca panas.

Defisiensi ADH dapat disebabkan oleh tumor otak, kista, kerusakan


vaskuler, dan meningitis. Diberikan terapi penggantian ADH. Diabetes
insipidus nefrogenik disebabkan oleh gen terkait X sehungga hanya terjadi
pada laki laki.

1. Hiperpituitarisme
Hipersekresi hormone kelenjar pituitaria , yaitu keadaan dimana adanya
defisinsi organ sasaran memberikan penurunan umpan balik hormonal,
seperti pada hipogonadisme atau hipogonadisme atau hipoadrenalisme
primer. Pada hipotiroidisme primer, hiperfungsi dan hyperplasia kelenjar
pituitari dapat memperbesar dan mengikis sella serta kadang kadang,
meningkatkan tekanan intracranial. Perubahan perubahan demikian tidak
boleh dirancukan dengan tumor kelenjar pituitari primer; perubahan
perubahan ini hilang hilang bila keadaan tiroid yang mendasari diobati.
Hiperplasia kelenjar pituitari juga terjadi karena respons terhadap
stimulasi oleh produksi ektopik hormone pelepas seperti yang kadang
kadang ditemukan pada penderita dengan sindrom cushing, akibat
kelebihan hormone pelepasan kortikotropin, atau pada anak dengan
akromegali akibat hormone pelepas kortikotropin, atau pada anak dengan
akromegali akibat hormone pelepas hormone pertumbuhan ( GHRH )
yang dihasilakan oleh berbagai tumor sistemik.
Hipersekresi hormone kelenjar pituitari primer oleh adenoma dugaan atau
terbukti jarang pada masa anak. Tumor kelenjar pituitaria yang terbukti
jarang pada masa anak. Tumor kelenjar pituitaria yang paling sering
ditemukan adalah tumor yan mensekresikan kortikotropin, prolaktin, atau
hormon pertumbuhan ( GH ).
Hemartoma hipotalamus yang menskresikan hormone pelepas
gonadotropin diketahui menyebabkan pubertsa prekoks. Diduga bahwa
beberapa tumor kelenjar pituitaria dapat diakibatkan oleh stimulasi dengan
hormon pelepas hipotalamus dan pada keadaan lain.

a. Gigantisme dan Akromegali


Pada orang muda denga epifisis terbuka. Produksi GH yang berlebihan
mengakibatkan gigantisme, pada orang orang dengan epifisis tertutup,
hasilnya adalah akromegali. Sering kali, beberapa gambaran akromegalik
ditemukan bersama dengan gigantisme, bahkan pada anak dan remaja;
setelah penutupan epifisis, gambaran akromegalik menjadi lebih
menonjol.

Etiologi

gigantisme pituitary jarang terjadi. Penyebabnya paling sering adalah


adenoma kelenjar pituitaria, tetapi gigantisme telah diamati pada anak laki
laki berusia 2,5 tahundengan tumor hipotalamus yang mungkin
mensekresi GHRH tumor tumor lain, terutama pada pankreas, telah
menyebabkan akromegali dengan mensekresikan GHRH. Tumor tumor
lain, terutama pada pancreas, telah menyebabkan akromegali dengan
mensekresikan sejumlah besar GHRH dengan akibat hiperlasia
somatotrof; GHRH mula mula disolasi dari dua tumor pancreas tersebut.
Adenoma pensekresi GH yang dikait dengan sindrom McCune- Albright
disebabkan oleh pengaktifan mutasi gena G5
Manifestasi klinis : yang biasa terdiri dari pertumbuhan linier yang cepat,
tanda tanda wajah kasar, dan pembesaran kaki dan tangan. Pada anak
muda, pertumbuhan cepat kepala dapat mendahului pertumbuhan linier.
Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku. Pada
kebanyakan kasus yang terekam, pertumbuhan abnormal menjadi nyata
pada masa pubertas, tetapi keadaan ini telah ditegakkan seawall masa bayi
baru lahir pada seorang anak dan pada usia 21 bulan pada yang lain.
Jangkung dapat tumbuh sampai ketinggian 8 kaki atau lebih. Akromegali
terutama terdiri dari pembesaran bagian distal tubuh, tetapi manifestasi
pertumbuhan abnormal melibatkan semua bagian. Lingkaran tengkorak
bertambah, hidung menjadi lebar, dan lidah sering membesar, dengan raut
muka kasar. Mandibula tumbuh secara berlebihan, gigi menjadi renggang.
Jari jari dan ibu jari tumbuh terutama kekebalannya. Mungkin ada kifosis
dorsal kelelahan dan kehabisan tenaga merupakan gejala awal.
Kematangan seksual dapat terlambat atau dapat terjadi hipogonadisme.
Tanda tanda kenaikan tekanan intrakranium muncul kemudian; kehilangan
penglihatan hanya dapat diperagakan dengan pemeriksaan yang teliti
bidang penglihatan.

b. Pubertas Prekoks Tergantung Gonadotropin


Dahulu tidak ada factor penyebab pubertas prekoks yang ditemukan pada
sekitar 80 90% anak perempuan dan 50% anak laki laki. Sken tomografi
komputasi (CT ) dan foto resonansi magnetik ( MRI ) menurunkan
persentasi anak dengan prekositas seksual idiopatik. Keadaan tersebut
terjadi setidaknya 10 kali lebih sering pada anak perempuan daripada pada
anal laki laki dan biasanya secara seporadis, meskipun beberapa kasus
familial ( keturunan ).
Manifestasi klinik : perkembangan seksual dapat mulai pada usia berapa
pun dan biasanya mengikuti urutan yang terjadi pada pubertas normal.
Pada anak perempuan, tanda pertama adalah tumbuhnya payudara; rambut
pubis dapat tumbuh secara bersamaan tetapi lebih sering tumbuh
kemudian. Maturasi genitalia eksterna, tumbuhnya rambut aksila, dan
mulainya maturasi mengikuti. Siklus menstruasi awal mungkin lebih tidak
teratur daripada siklus pada pubertas normal. Siklus awal biasanya
anovulatori, tetapi kehamilan telah dilaporkan seawall usia 5,5 tahun.
Pada anak laki laki, pembesaran testes diikuti dengan pembesaran penis,
tumbuhnya rambut pubis, dan jerawat. Ereksi biasa terjadi, dan emisi
boktural dapat terjadi. Suara lebih dalam dan pertumbuhan linier
dipercepat. Biopsi testes telah menunjukkan stimulasi semua elemen
testes, dan spermatogenesis telah terlihat seawall usia 5 6 tahun.
Pada anak laki laki dan anak perempuan yang terkena tinggi, berat, dan
maturasi tulangnya elbih maju. Peningkatan kecepatan penulangan
menyebabkan menutupnya epifisis awal dan perawakan akhir kurang
daripada yang seharusnya tanpa penanganan, sekitar sepertiga anak
perempuan dan bahkan sebagian yang lebih besar anak laki laki mencapai
tinggi dibawah persentil ke 5 ketika dewasa. Perkembangan mental
biasanya sejalan dengan usia kronologis. Perilaku emosional dan
perubahan suasana hati tidak jarang terjadi, tetapi masalah psikologis yang
serius sering terjadi.
Meskipun perjalanan klinis bervariasi, tiga pola utama perkembangan
dapat diidentifikasi, setidaknya pada anak wanita. Kebanyakan anak
wanita ( terutama mereka yang berusia kurang dari 6 tahun pada
mulainya) memiliki prekositas seksual yang progesif cepat, di tandai
dengan maturasi fisik dan tulang, menyebabkan kehilangan kemungkinan
peninggian dipertahankan. Sebagian kecil anak perempuan mengalami
kemunduran secara spontan atau pubertas prekoks sentral terhenti. Variasi
pada perjalanan alamiah prekositas seksual ini menekankan perlunya
pengamatan longitudinal pada mulainya perkembangan seksual, sebelum
penanganan dipertimbangkan.

1. Kelainan Kelenjar Tiroid


Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan
terletak di leher (di bawah jakun). Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid
tidak terlihat dan hampir tidak teraba. Namun bila membesar, kita dapat
merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di
samping jakun.Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang
mengendalikan metabolisme tubuh. Hormon tiroid tersebut mempengaruhi
kecepatan metabolisme tubuh dengan dua cara, yaitu:

 merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan


protein
 meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel

Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium,


yaitu suatu elemen yang bisa diperoleh dari makanan dan air.Kelenjar
tiroid akan menangkapyodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid.
Setelah hormon tiroid digunakan, sisa yodium di dalam hormon akan
kembali ke kelenjar tiroid dan didaur ulang untuk kembali menghasilkan
hormon tiroid.Tubuh memiliki mekanisme yang cukup rumit untuk
menyesuaikan kadar hormon tiroid. Hipotalamus (terletak tepat di atas
kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin releasing hormone,
yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid stimulating
hormone (TSH). TSH merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan
hormon tiroid.Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar
tertentu, maka kelenjar hipofisa akan menghasilkan TSH dalam jumlah
yang lebih sedikit. Jika kadar hormon tiroid dalam darah berkurang, maka
kelenjar hipofisa akan mengeluarkan lebih banyak TSH.Hormon tiroid itu
sendiri terdapat dalam dua bentuk, yaitu tiroksin (T4) yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid dan hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan
metabolisme tubuh. Tiroksin selanjutnya diubah di dalam hati dan organ
lainnya menjadi bentuk yang aktif, yaitu tri-iodo tironin (T3). Perubahan
tersebut menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon yang aktif, sedangkan
20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.Perubahan T4 menjadi
T3 di dalam hati dan organ lainnya dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya kebutuhan tubuh itu sendiri. Sebagian besar T4 dan T3 terikat
erat pada protein dalam darah dan hanya aktif jika tidak terikat pada
protein tersebut. Dengan cara ini, tubuh akan mempertahankan jumlah
hormon tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan
metabolismenya tetap stabil.
Beberapa faktor yang harus bekerjasama dengan benar agar kelenjar tiroid
bisa berfungsi secara normal, yaitu:

 hipotalamus
 kelenjar hipofisa
Hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4
menjadi T3 di dalam hati serta organ lainnya)
beberapa kelainan yang menyerang kelenjar tiroid juga menyebabkan pembesaran
kelenjar (keadaan ini disebut goiter atau gondok).gondok bisa timbul jika kelenjar
tiroid kurang aktif (menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid) atau terlalu aktif
(menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid).pembesaran kelenjar tiroid yang sudah
ada sejak anak lahir disebut gondok kongenital sindroma pendred adalah suatu
penyakit keturunan yang ditandai dengan bisu-tuli dan gondok kongenital.

1. Hipotirodisme
Hipotiroidisme terjadi jika kelenjar tiroid tidak dapat memehuhi kebutuhan tubuh
akan hormon tiroid.gejala pada anak-anak dan remaja berbeda dengan gejala pada
dewasa. pada bayi baru lahir, hipotiroidisme menyebabkan kretinisme
(hipotiroidisme neonatorum), yang ditandai dengan:
- jaundice (sakit kuning).
- nafsu makan yang buruk.
- sembelit.
- suara menangis yang serak.
- hernia umbilikalis (penonjolan pada pusar).
-pertumbuhan tulang yang lambat.

jika tidak segera diobati, hiportiroidisme bisa menyebabkan keterbelakangan mental.


hipotiroidisme pada masa kanak-kanak (hipotiroidisme juvenil) menyebabkan
pertumbuhan menjadi lambat, kadang menyebabkan tengan menjadi pendek.
perkembangan gigi juga tertunda.hipertiroidisme pada masa remaja (hipertiroidisme
adolesens) menyerupai hipertiroidisme pada dewasa dan bisa menyebabkan
tertundanya masa pubertas.gejala lainnya adalah:.
-suara serak.
-berbicara lambat.
-kelopak mata turun.
-wajah bundar.
-rambut rontok.
- kulit kering.
- denyut nadi lambat.
-penambahan berat badan.

pada semua bayi baru lahir, kadar hormon tiroid dalam darah secara rutin diukur
pada umur 2 hari.kepada bayi baru lahir yang menderita hipotiroidisme diberikan
hormon tiroid untukmencegah kerusakan otak.kepada anak-anak dan remaja yang
menderita hipotiroidisme juga diberikan hormon tiroid..

1. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid yang terlalu aktif.


pada bayi baru lahir, penyebab dari hipertiroidisme yang paling sering ditemukan
adalah penyakit graves neonatorum. penyakit ini bisa berakibat fatal dan bisa terjadi
pada bayi yang ibunya menderita atau pernah menderita penyakit graves.penyakit
graves adalah suatu penyakit autoimun dimana tubuh menghasilkan antibodi yang
merangsang kelenjar tiroid.pada wanita hamil, antibodi ini bisa sampai ke janin dan
merangsang kelenjar tiroid janin.penyakit graves pada ibu bisa menyebabkan lahir
mati, keguguran atau kelahiran prematur.pada bayi baru lahir, gejala kelenjar tiroid
yang terlalu aktif bisa timbul dalam waktu beberapa hari setelah lahir:.
-berat badan tidak bertambah
-denyut jantung yang cepat
-tekanan darah tinggi
-rewel atau gelisah
-muntah dan diare
Gondok bisa menekan saluran udara dan mengganggu proses bernafas.
kadar hormon tiroid yang tinggi bisa menyebabkan denyut jantung menjadi cepat
yang selanjutnya dapat menyebabkan gagal jantung.seperti halnya pada dewasa,
pada bayi baru lahir, mata juga menonjol.jika dilakukan pengobatan, pemulihan akan
terjadi dalam beberapa minggu, tetapi bayi tetap memiliki resiko kekambuhan
selama 6 bulan sampai 1 tahun.kadar antibodi perangsang tiroid yang tetap tinggi
juga dapat menyebabkan penutupan dini ubun-ubun, keterbelakangan mental,
hiperaktivitas pada masa kanak-kanak dan pertumbuhan yang lambat.hipertiroidisme
diobati dengan obat propilthiouracyl, yang berfungsi menghambat pembentukan
hormon tiroid.mungkin juga perlu dilakukan pengobatan terhadap gagal jantung.jika
kadar tsh (thyroid-stimulating hormone) sangat tinggi, mungkin perlu dilakukan
transfusi darah ganti (sejumlah darah bayi dibuang dan diganti dengan darah dari
donor).

1. Kelainan Kelenjar Paratiroid

Hormon Paratiroid
Dalam pemeriksaan, hormone paratiroid berfungsi mempertahankan konsentrasi ion
Ca dalam plasma dan mengontrol ekskresi calsium dan fosfat
Peningkatan PTH menyebabkan
- Meningkatkan Ca serum dan menurunkan fosfat serum.
- Meningkatkan ekskresi dari P tetapi menurunkan ekskresi Ca
- Merangsang pelepasan Ca dari tulang
- Meningkatkan alkali fosfatase serum bila terjadi perubahan tulang
- Mengaktivkan vit D dalam ginjal (25-hydroxycalciferol menjadi 1,25
dihydroxycholecalciferol)
PTH berupa molekul utuh yang dipecah dalam fragmen2 : frag terminal N (PTH-N),
mid-mol (PTH-M) dan frag terminal C (PTH-C). PTH-N & PTH-M memiliki
aktivitas biologic. PTH-C tidak sama dengan memiliki aktifitas biologik tapi
memiliki T yang lebih panjang, sering sebagai parameter laboratorium. Kontrol dari
sekresi melalui mekanisme feedback negatif oleh ion Ca.
Kalsium dalam darah dalam bentuk: ion Ca2+ (50%); Ca terikat protein (40%);
senyawa Ca dg sitrat, fosfat (10%).
Organ PTH kalsitonin vitamin :

 Tulang
 Ginjal
 Usus

Mobilisasi Ca dan P

Reabsorbsi Ca dan P

Penyerapan Ca dan P
Mobilisasi Ca dan P

Reabsorbsi Ca dan P

-
Transport Ca2+

Reabsorbsi Ca

Penyerapan Ca dan P

1. Hipoparatiroidisme

Kadar normal hormone paratiroid ( PTH ) rendah dalam darah tali pusat, ia mengikat
dua kali pada hari ke-6 sampai mencapai kadar hampir seperti kadar bayi dan anak
normal. Hipokalsemia adalah lazim sejak umur 12 72 jam, terutama pada bayi
prematur, pada bayi dari ibu ibu diabetes ( hipokalsemia neinatus lambat ). Peran
yang dimainkan oleh paratiroid pada bayi hipokalsemia ini tetap harus dijelaskan,
meskipun ketidakmatangan fungsional paratiroid pada bayi hipokalsemia ini tetap
harus dijelaskan, meskipun ketidakmatangan fungsional paratiroid sering dianggap
sebagai faktor patogenesis. Pada kelompok bayi penderita hipokalsemia idiopatik
sementara ( umur 1 8 minggu) kadar PTH serum jauuh lebih rendah daripada pada
bayi normal. Mungkin ketidakmatangan fungsional merupakan manifestasi dari
keterlambatan perkembangan enzim yang mengubah bentuk PTH glandular menjadi
PTH yang disekresikan.

1. Pseudohipoparatiroidisme

Berbeda dengan keadaan hipoparatiroidisme idiopatik, pada sindrom ini kelenjar


paratiroid normal atau secara histologis hiperplastis, dan dapat mensintesis dan
memsekresikan hormone paratiroid ( PTH . Kadar PTH imunoreaktif serum
meningkatkan ketika penderita mengalami hipokalsemia. PTH endogen atauyang
diberikan tidak meningkatkan kadar kalsium serum atau menurunkan kadar fosfor.
Defek genetik pada sistem siklase adenilat reseptor hormone digolongkan kedalam
berbagai tipe yang tergantung pada temuan temuan fenotipik dan biokimia.

Tipe A . tipe ini penderita yang terkena menderita efek generatif subunit protein
pengikat nukleotid perangsang guanine. Defek diwariskan sebagai ciri autosom
dominan, dan sedikitnya transmisi dari ayah ke anak diduga karena menurunnya
fertilitas pada laki laki. Tetani sering merupakan tanda pada saat dating. Anal yang
terkena memiliki bentuk tubuh pendek, gemuk, dan wajah bulat. Dan biasanya ada
brakhidaktili dengan dekik dorsum tangan. Metakarpal kedua sedikitnya sering
terlibat. Sebagai akibatnya, jari telunjuk kadang kadang dapat lebih panjang daripada
jari tengah. Demikian juga, metatarsal kedua sangat jarang terkena. Mungkin ada
kelainan skeleton lain seperti falanges pendek dan lebar, melengkung,
pembengkakan tulang, dan menebalnya kalvaria. Penderita ini sering memiliki
endapan kalsium dan pembentukan tulang metaplastik secara subkutan. Tingkat
retardasi mental sedang, klasifikasi ganglia basalis, dan katarak lensa adalah lazim
pada penderita yang terlambat didiagnosis.

Tipe IA dengan pubertas prekoks. Dua anak laki laki dengan PHP tipe IA dilaporkan
memiliki pubertas prekoks tidak tergantung gonadotropin. Mereka memiliki mutasi
Gs tunggal yang memerankan potein G sensitive suhu testes yang lebih dingin ( 33 0
C ), Gs menyebabkan aktivasi utama reseptor hormon luteinasi dan pubertas
prekoks.
Tipe IB. Penderita yang terkena memiliki kadar aktivitas protein G dan penampakan
fenotip normal. Penderita ini resisten terhadap PTH tetapi tidak terhadap hormone
lain. Kadar kalsium serum, fosfor, dan PTH imunoreaktif sama seperti kadar pada
penderita dengan PTH tipe IA; namun, PTH bioaktif tidak meningkat. Patofisiologi
gangguan pada kelompok penderita ini belum jelas. Penjelasan yang diusulkan
meliputi produksi hormone yang secara biologis kurnga sempurna, adanya peptide
PTH penghambat, dan defek pada reseptor PTH atau pada subunit adenil siklase
katalitis. Mungkin penyebab kelianan pada kelompok ini adalah heterogen.

Tipe II. Tipe ini telah dideteksi pada hanya sebagian kecil penderita dan berbeda dari
tipe I dalam hal ekskresi cAMP urin yang meningkat baik pada status basal maupun
sesudah stimulasi denga PTH, tetapi fosfaturia tidak meningkat. Tampak bahwa
cAMP aktivasi secara normal diaktifkan, tetapi sel tidak mampu berespons pada
isyaratnya.

1. Hiperparatiroidisme

Produksi hormone paratiroid yang berlebihan dapat berasal dari defek primer
kelenjar paratiroid seperti adenoma atau hyperplasia ( hiperparatiroidisme primer).
Lebih sering, peningkatan produksi PTH bersifat kompensasi, biasanya ditujukan
untuk memperbaiki keadaan hipokalsemia karena berbagai sebab
( hiperparatiroidisme sekunder ).

Hiperparatiroidisme primer jarang terjadi pada anak. Bila mulainya terjadi pada
neonatus, kelainan ini selalu disebabkan oleh hyperplasia menyeluruh pada kelenjar
paratiroid, tetapi yang mulai selama anak biasanya akaibat dari adenoma benigna
tunggal.

Hiperparatiroidisme neonatus primer telah dilaporkan pada kurang dari 50 bayi.


Gejala gejala berkembang segera setelah lahir dan terdiri dar anoreksia, iritabilitas,
letargi, konstipasi, dan gagal tumbuh. Rontgenogram menunjukkan resorpsi tulang
periosteum, osteoporosis, dan fraktur patologis. Gejala gejala mungkin ringan,
sembuh tanpa pengobatan, atau mengalami perjalanan yang mematikan dengan cepat
jika diagnosis dan pengobatan ditangguhkan. Secara histologis, kelenjar paratiroid
terdiri dari hyperplasia difus. Banyak bayi yang terkena berada pada keluarga
dengan tanda tanda klinis dan biokimia hiperkalsemia hipokalsiurik familial ( bayi
bayi ini adalah homozigot untuk mutasi pada gena reseptor pengindra Ca 2+
seseorang dengan satu kopi mutasi ini menunjukkan hiperkalsemia hipokalsiurik
familial autosom dominant.

Hiperparatiroidisme masa anak biasanya menjadi nampak setelah berusia 10 tahun


dan paling sering disebabkan oleh adenoma tunggal. Ada banyak keluarga yang tiga
atau lebih anggotanya menderita hiperparatiroidisme. Pada kasus hiperparatiroidisme
autosom dominant demikian, kebanyakan dari anggota keluarga yang terkena adalah
orang dewasa, tetapi anak yang terlibat pada sekitar sepertiga turunannya ( pedigree).
Beberapa penderita yang terkena dalam keluarga ini tidak bergejala dan hanya
terdeteksi dengan penelitian yang cermat. Pada beberapa keluarga,
hiperparatiroidisme juga terjadi sebagai bagian dari susunan yang dikenal sebagai
sindrom neoplasia endokrin multiple ( NEM ).

Hiperparatiroidisme neonatus sementara telah terjadi pada sebagian kecil bayi yang
lahir dari ibu dengan hipoparatiroidisme ( idiopatik atau bedah ) atau dengan
pseudohipoparatiroidisme. Pada setiap kasus, penyakit ibu ini belum terdiagnosis
atau diobati secara tidak cukup selam kaehamilan. Penyebab keadaan ini adalah
pemjanan intrauteri kronis terhadap hipokalsemia dengan akibat hyperplasia kelenjar
paratiroid janin. Pada bayi baru lahir, manifestasinya melibatkan terutama tulang dan
penyembuhan terjadi antara 4 dan 7 bulan.

You might also like