You are on page 1of 48

BAB I.

CARA BETERNAK AYAM KAMPUNG

A. Ayam Kampung dan Kehidupanya

Ayam kampung sudah sejak dulu dikenal masyarakat sebagai ternak penghasil daging dan telur yang
berprotein tinggi. Ayam kampung termasuk keluarga unggas/Aves bersifat jinak sehingga banyak orang
memeliharanya. Selain dagingnya enak telurnya bermanfaat untuk kesehatan. Ada juga maksud
pemeliharaan Ayam kampung yaitu untuk memenuhi kesenangan dan kegemaran seseorang seperti untuk
disabung, untuk didengarkan suaranya sehingga dapat memberikan kegembiraan. Kecuali itu bulu ayam
bisa digunakan untuk bahan lukisan dan pembersih debu. Kotoranya dapat digunakan untuk memupuk
tanaman dan sayur-sayuran.
Pemeliharaan ayam kampung tidak terlalu sulit, karena ayam tersebut, Karena ayam tersebut tahan
terhadap serangan penyakit. Biaya pemeliharanya rendah, tidak memerlukan lahan yang luas, serta
makananya murah dan mudah didapat. Sifatnya jinak yang memungkinkan hidupnya menyatu dengan
lingkungan kehidupan manusia. Ayam kampung cepat berkembang biak, tidak terikat pada masa birahi,
seekor pejantan dapat mengawini beberapa ekor betina.
Ayam bangsa unggas yang tidak dapat terbang jauh, tidak mempunyai kelenjar keringat, tetapi
mempunyai pusat pengatur suhu didalam tubuhnya, sehingga tidak berpengaruh pada suhu di sekitarnya.
Ayam kampung yang terkenal adalah ayam Kedu. Ayam lain yang tubuhnya tidak besar disebut Ayam
sayur. Ayam jantan sedring disebut ayam Jago karena suka bertarung, gemar kawin dengan beberapa ekor
betina dalam kelompoknya.

B. Pemilihan induk ayam kampung

Induk ayam kampung sebaiknya dipilih dari bibit ayam kampung unggul yang tinggi produksinya.
Dalam pemilihan bibit ayam kampung perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Anak ayam sehat, bertubuh dan berkepala besar, tidak cacat, kakinya kokoh, matanya bulat
bercahaya cerah, paruh pendek, tidak melengkung, gerakanya gesit dan lincah, aktif
mencari makanan.
- Ayam dewasa yang dijadikan induk sebaiknya bertubuh sehat, seimbang, badanya berat,
kakinya kokoh besar, aktif mencari makanan, gesit dan lincah serta dada lebar memanjang
berisi.

C. Pembuatan kandang dan persyaratannya

Bangunan kandang sebaiknya berbentuk panggung dengan alas dari bambu berbentuk kisi bilah-bilah
kecil dengan jarak ½ s.d 1 cm. Maksudnya agar kotoran ayam mudah jatuh kebawah. Bahan untuk
kandang cukup murah dan mudah diperoleh seperti bambu, kayu dan kawat kasa. Kandang didaerah
tropis sebaiknya sebagian terbuka supaya udara dalam kandang tidak lembab, sehingga sirkulasi udara
baik. Di sekitar kandang, tidak boleh tergenang air tidak dibawah pohon-pohon besar yang menghalangi
sinar matahari. Atap yang baik dari genteng atau asbes. Kandang sebaiknya dibuat menghadap ketimur
supaya masuk sinar matahari pagi. Untuk menghindari hembusan angin kencang bagian kandang yang
sering tertiup angin, diberi penghalang berupa tanaman atau pagar yang tinggi.
Peralatan kandang yang diperlukan di antaranya:
- Tempat pakan/minum dari plastik atau bambu,
- Tempat bertengger sepanjang 20 s.d 25 cm untuk setiap ekor.
- Alat-alat kebersihan berupa sapu, sikat, sekop dan alat pembuangan kotoran.
Gambar Kabdang ayam kampung

Kandang berlantai litter

Kandang berlantai kisi

Tempat pakan dan minum diletakkan lebih tinggi 3 cm diatas badan ayam sehingga ransum pakan
tidak terbuang dan tetap bersih. Kebersihan kandang perlu selalu dijaga agar ayam tetap sehat. Minuman
ayam hendaknya cukup tersedia dalam keadaan yang bersioh dan segar.

Luas kandang yang diperlukan sekitar 1m2 untuk 4 s.d 5 ekor ayam.

D. Cara pemeliharaan ayam kampung dan pemberian makanannya

Dalam tata laksana pemeliharaan ayam kampung diperlukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Pemeliharaan anak ayam


Anak ayam memerlukan penanganan yang khusus dan pemeliharaan yang baik, karena belum dapat
bertahan kuat terhadap lingkungan. Pada malam hari harus bersama induknya, sedangkan pada siang hari
dapat dilepas dan diumbar. Sebaiknya diusahakan ditempat yang teduh dan kering.
Perlu diberikan vaksinasi ND paling sedikit dua kali selama pemeliharaan. Untuk anak ayam dengan
tujuan pembesaran, dapat diberikan campuran dedak halus, pecahan jagung dan pecahan kedele. Selain
itu diperlukan penambahan vitamin seperti vitamin A, B, C, D, E, dan K. Fungsi dari pada vitamin
tersebut ialah untuk mengganti sel-sel yang rusak, mencegah serangan penyakit dan meningkatkan
produksi ternak ayam.

2. Pemeliharaan ayam dewasa/petelur


Di dalam kandang harus ada sangkar untuk bertelur dan ketenangan bagi indukl. Vaksinasi juga perlu
dilakukan terutama menjelang pergantian musim, baik musim kemarau maupun penghujan.
Pada dasarnya pakan ayam kampung diperoleh dari alam sekitarnya. Namun ada baiknya diberi pakan
tambahan yang memadai. Untuk mencukupi kebutuhan pakan, ayam tersebut diberikan pakan tambahan
seperti butiran jagung, gabah, beras, sisa-sisa makanan dapur misalnya ikan, sayuir-sayuran, dan jeroan
lainya, cacing dan bekicot cukup baik untuk pertumbuhan ayam.
Pengembangbiakan ayam kampung dapat dilakukan dengan musim tetas. Perkawinannya dapat pula
dilakukan dengan kawin suntik atau kawin alami.

3. Pemberian vitamin
a. Vitamin A dibutuhkan untuk pertumbuhan daging, tulang dan untuk
produksi telur, disamping itu dapat memelihara dan mengganti serta
memperbaiki jaringan epitheel. Kekurangan Vitamin A dapat
mengakibatkan pertumbuhan lambat, terjadi peradangan mata, produksi
telur rendah dan menimbulkan matinya embrio telur sebelum menetas.
Sumber vitamin A dapat diperoleh dari daging, hati, susu, minyak ikan. Pro
vitamin A terdapat pada hijauan, wortel, dan jagung kuning.
b. Vitamin BI dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan dan
pengembangbiakan. Kekurangan vitamin B I dapat mengakibatkan
kelumpuhan, pertumbuhan lambat dan menimpulkan penyakit beri-beri.
Sumber vitamin B I dapat diperoleh dari jagung, kacang hijau, bungkil
kacang tanah dan bekatul.
c. Vitamin B 2 dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan, meningkatkan
daya tetas telur.
Kekurangan vitamin B 2 dapat menyebabkan kelumpuhan, pertumbuhan lambat dan produksi telur
rendah.
Sumber vitamin B 2 dapat diperoleh dari jagung, kacang-kacangan, tepung ikan, beras, hijauan dan
ragi.
d. Vitamin B 6 dibutuhkan untuk menambah nafsu makan dan membantu
proses pertukaran asam amino. Kekurangan vitamin B 6 dapat
mengakibatkan pertumbuhan lambat, terjadi anemia, produksi telur turun,
kejang-kejang dan kerdil.
e. Vitamin B 12 dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan, menaikkan
daya tetas dan pembentukan sel darah merah. Kekurangan vitamin B 12
dapat menyebabkan daya tetas rendah, pertumbuhan bulu jelek dan anemia.
Sumber vitamin B 12 banyak terdapat pada kotoran binatang memamah biak, tepung ikan, dan sisa-
sisa hasil fermentasi.

f. Vitamin D berguna untuk metabolisme dan mengatur keseimbangan Ca dan


P dalam proses pembentukan, pertumbuhan serta pemeliharaan tulang dan
kulit telur.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan pincang, malasd bergerak, pertumbuhan terganggu, sendi-
sendi bengkak, tulang benjol-benjol, dan paruh lunak.
Vitamin D banyak terdapat pada minyak ikan, susu, kacang-kacangan, dan sinar matahari.

g. Vitamin E dibutuhkan untuk kesuburan/fertilitas serta membantu proses


metabolisme dalam tubuh.
Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan mandul,produksi telur menurun, dan gangguan syaraf.
Vitamin E dapat diperoleh dari kecambah, kacang-kacangan, padi-padian dan susu.

h. Vitamin K dibutuhkan untuk pembekuan darah.


Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan pendarahan dibawah kulit, dalam otot, rongga perut,
usus, pembekuan darah lambat dan apabila luka, darah sukar membeku.
4. Pemberian mineral dan unsur-unsur mineral yang diperlukan.
Mineral sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan jenis unggas seperti ayam, agar sehat, tahan terhadap
penyakit dan dapat meningkatkan produksi yang tinggi. Unsur-unsur mineral adalah: Kalsium, Postosium,
Yodium, Kuprum, Magnesium, Ferrum, Zincum, Phosphor, Mangan dan Kobalat. Ayam kampung
sebaiknya dilepas, sore hari baru dimasukkan kandang. Bila selamanya dalam kandang akan kekurangan
Kalsium, Mangan, Phosphor dan Zincum. Kekurangan mineral menyebabkan pertumbuhan ayam
terlambat, mengalami gangguan syaraf, lumpuh, tidak produktif dan akhirnya mati.
Di dalam pakan perlu ditambahkan mineral B 12 karena dengan pemberian mineral ini akan
memperbaiki kualitas telur, mempercepat pertumbuhan anak ayam, mencegah tulang lunak, lumpuh,
gangguan otot syarat dan untuk pertumbuhan bulu serta meniadakan kebiasaan ayam makan telurnya
sendiri.

E. Bahan-bahan makanan dan penyusunan ransum

Ayam kampung secara tradisional diberi pakan seperti beras, nasi, jagung, sayur-sayuran, kecambah,
dan daun kangkung. Kecuali itu ayam kampung dapat dibiarkan mencari makan sendiri.
Pemberian pakan anak ayam, ayam dewasa yang bertelur, bila diternakkan secara intensif adalah
sebagai berikut:
Tabel : Pemberian ransum pakan dan air Minum
untuk 100 ekor / hari.

Umur ayam Pakan/hari Minuman Plus/Vitamin


(minggu) (kg) (liter)
0–2 1 –2 2,5 – 5 chicken vit kurinose
3–4 1–3 5–8 “
4–6 3–4 8 – 10 “
7–8 4–6 10 – 15 “
9 – 12 6–8 15 – 20 “
13 – 16 8–9 20 – 25 Amino Egg, Dorradl
17 – 20 9 – 10 25 – 30 “
20 keatas 10 – 13 30 - 35 Multi Egg, Babonnal

Pakan ternak ayam yang baik terdiri dari bahan:


- Hijauan daun-daunan/rumput/sayuran-sayuran.
- Biji-bijian seperti kacang hijau/jagung, padi, beras.
- Sisa-sisa produksi pertanian berupa dedak, sisa makanan berupa nasi, ditambah dengan
vitamin dan mineral.

F. Macam-macam penyakit dan cara pencegahanya

Berdasarkan kenyataan, ayam kampung jarang terserang penyakit. Namun demikian penyakit-
penyakit yang kadang kala menyerang ayam perlu dihindari dan dicegah. Pencegahan penyakit tersebut
perlu diketahui sebab-sebab dan gejala-gejalanya.
Penyebab penyakit dapat dibagi dua yaitu penyebab dari dalam dan penyebab dari luar .
Penyebab dari dalam yaitu antara lain adanya gangguan metabolisme, hormonal dan faktor keturunan.
Penyebab dari luar antara lain kurangnya zat makanan dalam tubuh, adanya kekuatan fisis dan bibit
penyakit.
Cara-cara penularan penyakit adalah adanya kontak langsung dengan penderita maupun melalui tempat
pakan/minum bekas penderita dan melalui serangga.
Infeksi disebabkan karena kuman penyakit yang masuk ke tubuh ayam. Penyebab infeksi ini berupa
bakteri, virus dan parasit. Cara pemberian obat adalah melalui mulut, suntikan dan melalui kulit dengan
digosokkan atau ditaburkan pada kulitnya.

Penyakit-penyakit yang kadangkala menyerang ayam kampung antara lain adalah:

1. Penyakit berak kapur


Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Tanda-tanda/gejala-gejala penyakit ini
ayam kelihatan pucat, bulu kusam, nafsu makan turun, produksi telor menurun, dan kotorannya berwarna
putih.

Pencegahan:
- Pemberian obat pullarum, misalnya Coccidin, Trisulfa dan Sulfakok.
- Dipisah dari ayam sehat dan pembersihan kandang setiap hari, penyemprotan kandang
dengan Asepto, minimal seminggu sekali.
- Kotoran ayam sakit dimusnahkan.
- Pemberian obat sesuai dengan dosis yang tertera pada bungkus obat.

2. Penyakit tetelo
Penyakit ini disebabkan virus, menyerang alat pernafasan, susunan dan jaringan syaraf serta alat-alat
reproduksi telur. Gejala-gejala/tanda-tanda penyakit Tetelo: ayam lesu, pernapasan tercekik, anak ayam
sempoyongan, berputar-putar, leher terputar dan bulu berdiri, mati mendadak dan cepat menular.

Pencegahan:
- Pemeliharaan sanitasi secara rutin.
- Penyemprotan kandang, ayam yang sakit dipisahkan dari kelompoknya.
- Program vaksinasi: vaksin hervac untuk anak ayam, dan vaksin Losovac untuk ayam
dewasa/muda.
- Menggunakan vacsin NCD in aktif.

3. Penyakit bronchitis
Tanda-tanda/gejala-gejala yang ditimbulkan akaibat penyakit bronchitis: susah bernafas, berat
badanya menurun, hidung berlendir dan anak ayam banyak mati.

Pencegahan:
- Vaksinasi dan tatalaksana pemeliharaan secara baik.
- Menekan daya tular penyakit, jangan sampai ada lalat atau binatang sejenis keluar dari
kandang.

4. Penyakit koolera/berak hijau


Penyebab kuman Pateurella multicida, dengan gejala-gejala, ayam sulit bernafas, nafsu makan turun,
dari paruh keluar cairan kental, jengger dan pial kebiruan dan produksi telur rendah.
Penularan Penyakit Kolera melalui:
- Udara, makanan/minuman yang telah tercemar penyakit
- penyebaran melalui orang atau binatang yang keluar masuk kandang

Pencegahan:
- Pengawasan yang ketat terhadap orang/binatang yang keluar masuk kandang
- Tatalaksana pemeliharaan, dan sanitasi yang baik
- Kandang dan peralatannya dibersihkan dengan Asepto
- Ayam yang mati dibakar atau ditanam
- Isolasi ayam yang sakit dan diberi Biocillin Powder dalam air minumnya.

G. Analisa biaya dan keuntungan usaha


suatu contoh analisa biaya dan keuntungan uisaha pemeliharaan ayam kampung dengan kapasitas
pemeliharaan 100 ekor induk ayam adalah sebagai berikut:
1. Biaya investasi..................................................................................Rp 90.000,-
a. Pembuatan kandang 20 m2 x Rp 4.000,-.......................Rp. 80.000,-

b. Perlengkapan kandang ................................................. Rp. 10.000,-


2. Biaya operasional...........................................................................................Rp. 425.000,-
a. Beliinduk ayam dan pejantan 110 ekor x Rp 2.500,- ....Rp. 275.000,-
b. Biaya pakan tambahan + 150 kg x Rp. 200,- ....Rp. 30.000,-
c. Obat-obatan dan vitamin ...........................Rp. 10.000,-
d. Perlengkapan lainnya .................................Rp. 20.000,-
e. Biaya pekerja (enam bulan) .......................Rp. 90.000,-
3. Total modal usaha (1 + 2) .............................................................................Rp. 515.000,-
4. Pendapatan hasil produksi ............................................................................Rp. 630.000,-
a. Penjualan telur ayam 20% dari produksi
= 200 butir x Rp. 150,-.................................................Rp. 30.000,-
b. Penjualan ayam berumur 6 bulan
= 100 x 4 ekor x Rp. 1.500,-........................................Rp. 600.000,-
5. Keuntungan hasil usaha..................................................................................Rp. 115.000,-

--- o ---
DAFTAR PUSTAKA

Pubis D.A., Prof. Dr. Ilmu Makanan Ternak, PT. Pembangunan Jaya, Jakarta, 1963.

Marah, Maradjo, Fauna Indonesia Ayama Kampung dan Hasilnya, P.T. Gita Karya, Jakarta, 1984.

Sasroamidjojo, Somad M., Drs. dan Soeradji Drh., Peternakan Umum, C.V. Yasaguna, Jakarta.

Whendrato I, Drh. dan Madyana I.M., BA., Beternak Ayam Secara Populer, Eka Offset, Semarang, 1986.
Gambar ayam kampung
BAB II. CARA BETERNAK AYAM NEGERI

A. Ayam negeri dan kehidupannya


Ayam negeri juga dikenal sebagai ayam ras dan sudah cukup dikenal masyarakat sebagai ternak yang
berproduksi tinggi. Dilihat dari hasil prduksinya ayam negeri dapa dibedakan sebagai berikut:
1. Ayam broiler/ayam pedaging yaitu ayam negeri yang diternakkan untuk memproduksi
daging;
2. Ayam layer/ayam petelur, yaitu ayam negeri yang diternakkan untuk memproduksi telur.

Berdasarkan pengalaman, pemeliharaan ayam negeriu memerlukan ketelatenan, karena ayam tersebut
peka terhadap lingkungan sekitarnya. Dianjurkan pemeliharaan ayam negeri sebaiknya berlokasi agak
jauh dari kebisingan kota. Iklim di Indonesia cocok untuk peternakan ayam negeri, yang memerlukan
sinar matahari. Produksi ayam negeri dapat mengahsilkan produksi yang tinggi, bila peternak menangani
ternaknya dengan baik yaitu lingkungannya yangt memenuhi syarat seperti tenang, aman, dan tidak
terganggu oleh kegaduhan serta keramaian.

B. Perkandangan yang memenuhi syarat


Pembuatan kandang ayam negeri disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan. Sebelum kandang dibuat,
perlu dipertimbangkan lokasi peternakan sehingga memenuhi syarat-syarat seperti berikut:
- Lokasi peternakan terletak jauh dari pemukiman penduduk kota agar peternakan terhindar
dari keramaian kota.
- Lokasi peternakan tidak jauh dari sumber air dan bersumber energi (listrik).
- Lokasi yang dipilih berdekatan dengan jalan/transportasi umum sehingga hubungan
komunikasi dengan pemasaran lancar.

Konstruksi kandang yang baik adalah sebagai beirikut:


1. Dinding kandang sebagain terbuka,
2. Ventilasi baik yang memungkinkan pertukaran udara,
3. Atap cukup tinggi dengan kemiringan yang sesuai guna memberikan kesejukan pada
ayam,
4. kandang sebaiknya memperoleh sinar matahari yang cukup,
5. kandang hendaknya dibangun sejajar dengan terbitnya sinar matahari yaitu dari arah timur
ke barat sehingga sinar matahari masuk ke dalam kandang tidak secara langsung. Sinar
matahai tidak langsung cukup menghangatkan ayam serta memberikan kenyamanan,
6. luas kandang sebaiknya jangan lebih dari 7 m2 (2 x 3,5 m),
7. bahan bangunan dibuat dari bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti bambu, papan,
dan kawat kasa,
8. alas kandang dibuat dari kisi-kisi bambu dengan jarak ½ s.d 1 cm, hendaknya diusahakan
supaya kotoran tidak menggumpal dan berbau. Alas kandang dari kisi-kisi bambu yang
dibelah kecil-kecil agar kotoran ayam jatuh ke alas seng supaya mudah dibuang.

C. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan


Peralatan kandang yang diperlukan meliputi induk buatan, tempat makanan dan minuman, tirai
pembatas, lampu listrik atau lampu minyak, termometer, tengeran dan sarang untuk bertelur.
Perlengkapan lain yang diperlukan ialah suntikan, obatan-obatan dan perlengkapan sanitasi.
Cahaya yang dipancarkan lampu listrik atau lampu minyak tanah, diperlukan untuk penghangat anak
ayam dan berfungsi sebagai induk buatan.
D. Teknik pemeliharaan ayam pedaging (broiler)

1. Tahap dan phase pemeliharaan


Pemeliharaan ayam pedaging ada dua tahap, yaitu:
a. Tahap/periode stater yaitu anak ayam yang berumur dari 0 hari s.d 6
minggu.
b. Tahap/periode finisher yaitu anak ayam yang telah berumur lebih dari 6
minggu.

Pada masa stater membutuhkan induk buatan karena anak ayam petumbuan bulunya belum sempurna.
Indk bauatn berupa lampu listrik atau lampu minyak. Setelah bulunya tmbuh sempurna, cahaya dapat
dukurangi. Cahaya tersebut berfungsi menerangi dan memberi kehangatn bagi anak ayam, juga
merangsang agar anak ayam suka makan, sehingga mempercepat pertumbuhan.
Pada masa grower (ayam dara) pemberian cahaya dikurangi. Kandang pemeliharaan untuk ayam
pedaging dibuat dalam bentuk litter dan diusahakan anak ayam berumur 0 s.d 6 minggu sebanyak 12
ekor/m2 dan kepadatan untuk anak ayam berumur 8 s.d 9 minggu sebanyak 10 ekor/m2.

2. Pemberian makanan dan minuman


Pemberian makanan ayam negeri diusahakan mencukup, yakni makanan yang mengandung protein +
24%, untuk ayam yang berumur lebih dari 1 bulan diberikan makanan yang mengandung protein + 22%
dari jumlah makanan. Pemberian makanan dilakukan 2 atau 3 kali sehari.
Pemberian minuman yang cukup, jangan sampai kotak air kosong. Untuk mempercepat pertumbuhan
ayam, air minumnya dicampur dengan viamin Broiyet atau Nikabio serta Vitachick. Selain pemberian
vitamin juga diperlukan pemberian mineral seperti mineral seperti BR. Apabila anak ayam tersebut
lumpuh, perlu diberikan Osteolin. Pemberian antibiotika seperti Ocidiostat berguna dalam mencegah
penyakit Coccidiosis.

3. Vaksinasi, pemberian vitamin dan mineral serta antibiotika


Vaksinasi dilakukan bila ternak ayam telah berumur 4 hari, juga diberikan lagi vaksinasi setelah ayam
berumur 4 minggu, dengan tujuan pencegahan dari penyakit. Vaksin yang diberikan yaitu vaksin ND atau
tetelo pada umur 0 hari (masa stater). Vaksin diberikan dengan cara injeksi atau melalui air minum.
Vaksinasi ini juga dilakukan pada ayam yang sehat. Selain itu, dalam pemeliharaan ayam pedaging perlu
dilakukan pengafkiran atau pengasingan dipisahkan tempatnya dari ayam yang memiliki sifat kanibal dan
suka mematuk-matuk ayam lain. Ayam yang bersifat kanibal tersebut perlu dipisahkan karena akan
menggangu ketentraman ayam lain. Kecuali itu pengafkiran juga dilakukan terhadap ayam yang sakit atau
ayam yang tidak baik. Pemberian cahaya diberikan sampai anak ayam berumur 3 s.d 4 minggu atau
tergantung kecepatan petumbuhan bul. Apabila menggunakan lampu listrik dapat dipakai bohlam/lampu
listrik 40 watt atau 60 sesuai dengan temperatur suhu yang dikehendaki. Temperatur induk buatan pada
minggu pertama 300C. kemudian diturunkan suhunya 50C perminggu. Misalnya minggu kedua 250C.,
minggu ketiga 200C., minggu keempat 180C.

E. Teknik pemeliharaan ayam petelur (layer)

1. Tahap dan phase pemeliharaan


Tahap dan phase pemeliharaan ayam petelur dibagi atas tiga tahap:
a) Tahap stater berumur 0 hari s.d 8 minggu.
b) Tahap grower berumur 9 minggu s.d 20 atau 22 minggu.
c) Tahap layer (bertelur) berumur lebih dari 20 minggu.
Tahap stater
Tahap stater ialah pemeliharaan anak ayam yang berumur 0 hari sampai 8 minggu dimana periode ini
perlu penanganan khusus karena dengan berhasilnya pemeliharaan peruiode ini akan menunjang
keberhasilan selanjutnya dalam pemeliharaan ayam petelur. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada periode
ini yaitu dalam hal memilih bibit, pilihlah bibit terbaik. Selanjutnya anak ayam ini membutuhkan induk
buatan, dari kotak yang dilengkapi lampu minyak. Kegunaan lampu tresebut untuk memberikan
kehangatan pada anak ayam, bila suhu dan cuaca terlalu dingin. Anak ayam sangat peka terhadap
lingkungan sekitar, maka diperlukan lampu penghangat bagi anak ayam sebelum tumbuh bulunya..
Kandang anak ayam diusahakan terpisah dari kandang ayam dewasa. Tenaga kerja yang digunakan
untuk memelihara ternak ayam sebaiknya berbeda antara tenaga kerja pada periode stater, grower maupun
layer.
Kandang dibuat sebagian besar tertutup. Kapasitas/kepadatan kandang untuk ayam yang berumur 0
hari s.d 4 minggu 15 ekor per m2, sedangkan untuk ayam yang berumur 5 sampa 8 minggu 10 ekor per
m2, bila mengunakan kandang sistem batere. Tetapi apabila menggunakan kandang sistem litter, 20
ekor/m2. Kandang sistem litter yaitu kandang yang berlantai litter dimana tiap lapisan 10 cm yang terdiri
dari sekam, kerikil kecil, pasir, dan kapur.

Gambar 1. Lantai litter tiap lapis 10 cm

a. litter (sekam,grajen dsb)


b. kerikil batuan kecil
c. pasir
d. kapur
e. pasir

2. Pengaturan makanan dan minuman


Pemberian makanan pada periode starter harus teratur dan diberikan ransum stater dengan kandungan
protein 20% untuk anak ayam berumur 0 hari s.d 6 minggu, sedangkan anak ayam berumur lebih dari 6
minggu diberikan makanan yang mengandung protein 16%. Pemberian ransum rata-rata sebanyak sebagai
berikut:
Minggu I : 2 – 2,5 kg untuk 50 ekor;
Minggu II : 4 – 5 kg untuk 50 ekor;
Minggu III : 7 – 7,5 kg untuk 50 ekor;
Minggu IV : 10 kg untuk 50 ekor;
Minggu V : 12 kg untuk 50 ekor;
Minggu VI : 15 kg untuk 50 ekor;
Minggu VII : 17 kg untuk 50 ekor;
Minggu VIII : 20 kg untuk 50 ekor;

Jadi pada periode stater anak ayam yang berumur 1 hari sampai 2 bulan membutuhkan 89 kg : 50 =
1,75 kg. Sedangkan untuk anak ayam pedaging dari umur 1 hari s.d 2 bulan membutuhkan makanan 5 s.d
6 kg/ekor. Pemberian makanan periode stater diberikan 2 atau 3 kali sehari. Anak ayam yang berumur 1
hari sampai dengan 4 hari pemberian makanannya ditaburkan di atas koran atau baki. Setelah berumur
lebih dari 4 hari diberikan pada tempat makanan ayam biasa. Makanan ayam perlu ditambahkan mineral,
misalnya mineral B-12 vitamin Chicken vit dan kurinox.
Pemberian minuman diberikan tidak terbatas, air minum diusahakan dalam bentuk segar atau bersih.
Dalam air minum dapat diberikan vitamin seperti Vitachick.
Anak ayam perlu pula diberi vaksinasi seperti vaksinasi ND dengan tujuan mencegah serangan
penyakit tetelo. Vaksinasi juga dilakukan terhadap ayam yang sehat seperti pemberian antibiotika,
misalnya Coccidiostat.

Tahap Grower (ayam dara)


Tahap/periode grower mulai umur 9 minggu sampai dengan 22 minggu. Tahap grower tidak
memerlukan induk buatan, kandang sebagian terbuka, dan dibuat terngeran. Biasanya menggunakan
kandang sistem litter.
Luas kandang dan kepadatannya untuk tipe ringan 7 s.d 9 ekor/m2, sedangkan tipe sedang 5 s.d 7 ekor/m2.
Peralatan kandang selain tenggeran, juga tempat minum dan tempat makanan 7,5 cm per ekor sedangkan
makanan 7,5 cm per ekor.

Pemberian makanan pada periode ini harus diperthiungkan secara ekonomis untuk dapat
mengahsilkan telur yang menguntungkan. Kebutuhan protein sekitar 16% pada umur 14 s.d 22 minggu
sekitar 12% dari jumlah makanan.

Tabel 1. Pemberian pakan ayam periode grower

Umur ayam Banyak pakan


(bulan) (gr/ekor/hari)
<1 20 – 30
1–2 40
2 –3 50
3–4 60
4–5 80
5–6 100
6 dst. 100 – 120

Diusahakan ternak ayam pada periode ini jangan terlalu gemuk karena akan mengakibatkan
terlambatnya berproduksi, kemudian telurnya kecil-kecil atau tidak dapat bertelur. Oleh karena itu perlu
adanya pengontrolan berat badan.
Bila ayam yang dipelihara terlalu gemuk perlu dilakukan pengurangan makanannya. Minuman cukup
tersedia dengan air bersih dan segar.

3. Pemberian vaksinasi dan vitamin


Pada tahap grower ayam perlu diberi viamin misalnya vitamin AMINO EGG yang berfungsi antara
lain mengatur pertumbuhan alat-alat reproduksi sehingga dapat bertelur besar, berat, dan lama bertelur.
Pemberian mineral B-12 untuk mencegah kekurangan mineral. Vaksinasi ND dan CRD dimulai pada
umur 3 bulan. Pada tahap ini ayam diberi obat cacaing tiap 1 bulan sekali pada kandang sistem litter,
sedangkan pada kandang sistem batery 3 bulan sekali. Bila terlihat gejala ayam stress cepat-cepat
diberikan obat anti stress. Disamping itu perlu dilakukan seleksi ayam yang cacat (kerdil, kaki bengkok,
paruh cacat).
Tahap layer (bertelur)
Paeriode layer dimulai saat ayam berumur 5 bulan (20 minggu). Bila bertelur terlalu cepat maka
produksi telurnya kecil-kecil dan masa produksinya pendek. Bila terdapat ayam yang telah berumur 7
bulan belm bertelur, maka sebaiknya ayam tersebut diafkirkan, kemungkinan mengalami kelainan pada
alat reproduksinya.
Perkandangan untuk periode layer biasanyamemakai kandang sistem batery setiap kotak diisi seekor
dengan ukuran setiap kotak 23 x 40 x 40 cm. Kandang sistem batery ini dapat dibuat dari kawat, kayu
atau bambu.
Bila menggunakan kandang sistem koloni, setiap kotak dapat diisi 5 ekor/m 2 dan harus disediakan
sarang dan tenggeran (gambar 3).

Gambar 2. Kandang sistem batery

Gambar 3. Kandang sistem koloni

Pada periode layer ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Pemberian makanan 2 atau 3 kali sehari dengan kadar protein sekitar 18% dari jumlah makanan,
b. Pemberian air minum harus cukup, bila kekurangan ir minum akan mengakibatkan produksi telur
menurun,
c. Penempatan tempat makanan dan minuman sekitar 3 cm lebih tinggi dari badan ayam,
d. Diperlukan pemberian vitamin yang berfungsi meningkatkan produksi telur dan memelihara alat-
alat reproduksi, misalnya Multi Egg, Babonnal dan vitamin B-12,
e. Pemberian sinar/cahaya sekitar 16 jam sehari yaitu antara pukul 4 pagi sampai pukul 7 malam.
Cahaya ini diperlukan untuk memelihara makanan/minuman, dan proses pembentukan telur,
f. Kandang jangan terlalu lembab, karena akan mengandung bibit penyakit. Udara pun harus segar,
g. Pengawasan yang teliti dan sanitasi terhadap ayam yang dipelihara. Bila ada yang sakit cepat-
cepat diobati. Program vaksinasi dilakukan minimal 3 bulan sekali seperti vaksinasi ND,
h. Bila ayam mati segera dipisahkan, demikian juga ayam-ayam yang cacat.

Penggunaan ransum dan air minum untuk pemeliharaan 100 ekor ayam petelur.

Tabel 2. Ransum pakan dan air minum ternak ayam untuk 100 ekor

UMUR AYAM PAKAN MINUMAN


PERIODE VITAMIN *)
(MINGGU) PER HARI PER HARI
0–2 Starter 1 – 2 kg 0,5 – 5 lt Chichen vit, kurinox
3–4 Starter 2 – 3 kg 5 – 8 lt Chichen vit, kurinox
5–6 Starter 3 – 4 kg 8 – 10 lt Chichen vit, kurinox
7–8 Starter 4 – 6 kg 10 – 15 lt Chichen vit, kurinox
9 – 12 Starter 6 – 8 kg 15 – 20 lt Chichen vit, kurinox
13 – 16 Starter 8 – 9 kg 20 – 25 lt Chichen vit, kurinox
17 – 20 Grower 9 – 10 kg 5 – 30 lt Emino Egg, Darradae
20 ke atas layer 10 – 23 kg 35 – 40 lt Multi Egg, Babbonal

*) Vitamin dicampur dalam minum sesuai dengan dosis.

4. Cara meningkakan produksi telur adalah:


a. Pemeliharaan yang sempurna pada masa starter dan masa grower
(misalnya penggunaan chicken vit, Amino Egg, dan vaksinasi
Lasovac).
b. Keberhasilan kandang, ventilasi/peredaran udara yang baik dan
pemberian cahaya.
c. Menghindari stress dengan suasana kandang tenang.
d. Pemberian makanan yang cukup kualitas maupun kuantitasnya.
Pemberian minuman yang cukup dan bersih.
e. Pada masa rontok bulu ayam perlu diberikan Amino Egg.
f. Pemberian Multi Egg secara kontinyu.
g. Penanganan yang serius terutama mengenai tata laksana
pemeliharaan.
h. Pemberian desinfektan secara Asepto untuk pemberantas hama
kandang.

F. Macam-macam penyakit dan cara pencegahannya

1. Stress
Stress bukan disebabkan oleh bakteri, jamur atau penyebab lain, tetapi disebabkan oleh keadaan
dimana ayam tidak mempunyai kelenjar keringat, karena itu ayam cepat sekali stress. Akibat stress
kondisi ayam menjadi lemah serta mudah terserang penyakit, reproduksi telur menurun, nafsu makan
berkurang. Penyebab stress misalnya cuaca/iklim seperti hujan lebat, perubahan udara yang mendadak,
suara yang terlalu bising, pindah kandang serta pergantian makanan yang kualitasnya rendah. Pencegahan
dan pengobatannya dengan anti stress.

2. Penyakit berak darah


Penyakit berak darah disebabkan oleh protozoa. Adapun gejalanya ayam nampak lesu, sayap
menggantung, kurus, bulu kusam. Ayam terserang penyakit berak darah kotoran mencret dan berdarah.
Pencegahan penyakit ini dengan pemberian obat Coxalin selama 3 hari, pembersihan kotoran dari
kandang setiap hari, supaya kotoran tidak dimakan ayam, serta dilakukan penyemprotan kandang
seminggu sekali dengan Asepto.

Pengobatan/pencegahannya:
Ayam yang terkena penyakit ini dipisahkan dan diobati dengan Coccidiosis seperti Coxalin, Coccilin.
3. Penyakit Tetelo ( New Castle Desease NCD/ND)
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menular dengan cepat, dapat mati mendadak, dan tercatat
mempunyai angka kematian yang tinggi. Gejalanya seperti lesu, sesak nafas, ngorok, batuk, tercekik,
mencret berwarna putih hijau, gerakannya sempoyongan, berputar-putar, bulu berdiri, pucat, dan berjalan
mundur.

Pencegahannya:
Sanitasi yang baik, pengobatan yang sakit dan vaksinasi ND dengan vaksin Herac dan Lasovac.

4. Penyakit cacingan
Penyakit ini disebabkan oleh cacing Ascaris dan menular melalui kotoran.
Gejala penyakit ini ayam terlihat kurus dan pucat serta sayap terkulai, kemudian ayam mengalami diare.

Pencegahannya:
b. Lantai kandang selalu kering dan sanitasi yang baik serta penyemprotan kandang dengan Asepto.
c. Pemberian makanan yang mengandung vitamin A dan B complex serta pengobatannya dengan
pemberian Anti Worm, Triple Caps.

5. Penyakit cacing pita (Davainea proglotina)


Penularan penyakit ini melalui serangga, cacing tanah, dan binatang-binatang lain. Gejala penyakit
ini, ayam terlihat pucat, kurus, lemah, tumbuh lambat, produksi telur merosot sampai berhenti sama
sekali, sayap menggantung, bul kasar, diare, kadangkala lumpuh.
Pencegahan diusahakan kandang tetap bersih dan kering, dan pengobatan dengan pemberian Triple Caps.

6. Penyakit gumburo
Penyakit ini disebabkan oleh virus RNA. Melalui kontak langsung ayam yang sakit, dan alat kandang
yang kotor.
Gejala penyakit ini, ayam lesu, mengantuk, bulu berkerut, mencret, mencret berlendir dengan warna
putih, ayam terlihat membungkuk, mudah terkejut, dan apabila tidur paruh diletakkan di atas lantai.
Ciri khasnya sering mematuk duburnya sendiri. Pencegahan penyakit ini melalui tata laksana yang baik
serta sanitasi kandang, vaksinasi, dan mencegah kontak langsung antara ayam yang sakit dengan yang
sehat.
Pengobatan dengan pemberian vaksin NCD inaktif 2 dosis selang satu minggu.

7. Penyakit berak kapur (Pullorum)


Disebabkan oleh Salmonella pullorum. Gejala penyakit ini, ayam terlihat pucat, kedinginan, lemah,
lesu, mengantuk dan bulu kusam, sayap menggantung, nafsu makan kurang, dan kotoran encer berwarna
putih.
Pencegahan dengan obat pullorum, dan sanitasi yang baik.
Pengobatan dengan obat Coccidin, sulfakok, Trisulfa dan pemisahan ayam yang sakit.

8. Penyakit cacar (Fowl pox)


Pada muka, jengger, pial timbul bintik-bintik merah kemudian bintik-bintik tersebut dapat membesar
dan berwarna merah, kemudian berwarna gelap, mengeluakan cairan dari mata dan hidung, nefsu makan
menurun, ayam terlihat kurus.

Pencegahannya dengan ventilasi kandang harus baik, kepadatan kandang perlu diperhatikan, sanitasi yang
baik, serta dipisahkan ayam yang sakit. Selanjutnya pemberian vitamin dalam ransum serta diadakan
vaksinasi.

Penularan penyakit dapat melalui kontak langsung yang disebabkan ole lalat, serangga, melalui
makanan, minuman, dan peralatan kandang.

G. Analisa biaya dan keuntungan usaha


Untuk mengetahui rancangan biaya usaha peternakan ini dikemukakan suatu contoh analisa biaya dan
keuntungan yang akan diperoleh.

Contoh analisa biaya dan keuntungan dari pemeliharaan ayam pedaging satu unit 500 ekor:

1. Biaya investasi..................................................................................Rp. 375.000,-


a. Pembuatan kandang......................................................Rp. 250.000,-
b. Perlengkapan kandang ................................................. Rp. 25.000,-
d. Bangunan-bangunan lain...............................................Rp. 100.000,-
6. biaya operasional............................................................................................Rp. 750.000,-
a. Harga anak aam starter 500 ekor ...............Rp. 75.000,-
b. Biaya pakan 2 bulan 2,750 kg ...................Rp. 550.000,-
c. Obat-obatan dan vitamin ...........................Rp. 50.000,-
d. Biaya pekerja (dua bulan) ..........................Rp. 40.000,-
e. Perlengkapan lain ...................................... Rp. 35.000,-
7. Total modal usaha (1 + 2) .............................................................................Rp. 1.125.000,-
8. Pendapatan hasil produksi ............................................................................Rp. 1.347.840,-
Penjualan ayam 468 ekor x 1,8 x Rp. 1.600,-
9. Keuntungan usaha .........................................................................................Rp. 222.840,-
Pendapatan hasil produksi – modal usaha

Adapun contoh analisa biay dan keuntungan pemeliharaan ayam petelur (layer) satu unit 500 ekor:

1. Biaya investasi..................................................................................Rp. 825.000,-


a. Pembuatan kandang 100 m2..........................................Rp. 500.000,-
b. Perlengkapan kandang 15% .........................................Rp. 75.000,-
e. Bangunan lain................................................................Rp. 250.000,-
2. biaya operasional..................................................................................................Rp. 5.700.000,-
a. Harga anak aam starter 500 ekor ...............Rp. 75.000,-
b. Biaya pakan 74 minggu 24.845 kg ............Rp. 4.980.000,-
c. Obat-obatan dan vitamin ...........................Rp. 200.000,-
d. Biaya pekerja 19 bulan ..............................Rp. 380.000,-
e. Perlengkapan lain ...................................... Rp. 65.000,-
3. Total modal usaha (1 + 2) ...................................................................................Rp. 6.525.000,-
4. Pendapatan hasil produksi ..................................................................................Rp. 10.800.000,-
Penjualan telur 450 ekor x 360 x 1 butir
= 162.000 : 15/kg @ Rp 1.000,-
5. Keuntungan hasil usaha .......................................................................................Rp. 4.275.000,-
Pendapatan hasil produksi – modal usaha (4 – 3)

--- o ---
DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kanisius, Pemeliharaan Ayam Ras, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1981.

Jull, MA., Paultry Husbandry, Third Edition, MC Graw Hill Book Company, Ine New York, Toronto,
London.

Pramu S. Siregar, Dr. AP. BSc. MSc., Teknik Beternak Ayam Ras di Indonesia, Margie Group, Jakarta,
1980.

Rasyaf, M. Ir, Ms., Pengelolaan Penetasan, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1984.

Whendrato I. Drh, dan Madyana I.M. BA., Beternak Ayam Secara Populer, Eka Offset, Semarang, 1986.
BAB III. CARA PEMELIHARAAN TERNAK BEBEK

A. Asal-usul bebek dan jenis-jenisnya


Bebek (Anas Boscha) sudah banyak yang dikenal masyarakat. Dari ternak bebek dapat diambil
hasilnya berupa daging, telur, bulu, dan kotorannya sebagai pupuk.
Jenis-jenis bebek yang terdapat di Indonesia antara lain:

1. Bebek Tegal
Bebek ini berasal dari India yang banyak terdapat di Jawa. Ciri-cirinya antaraa lain: bulu berwarna
coklat atau coklat muda, ada pula yang berwarna hitam, bergaris-garis lurik, tubuhnya langsing, kepala
kecil, mata merah, leher panjang dan bulat, berjalan tegak dan bila terlihat dari samping seperti botol.
Produksi telur banyak.

2. Bebek Alabio
Bebek ini berasal dari Amuntai, Kalimantan Selatan, dikenal dengan bebek Indian Rinner. Bebek
tersebut bertelur dua kali sehari. Tanda-tandanya: paruh dan kaki warna kuning, badannya agak mendatar,
bulunya berwarna kuning keabu-abuan dan bergaris-garis lurik hitam. Produksi telrunya 250 s.d 300 butir
per tahun.

3. Bebek Mojopura
Bebek ini berasal dari daerah Mojopura, Jawa Timur. Bulunya berwarna coklat tua kemerah-merahan.
Bentuk badannya lebih kecil bila dibandingkan dengan bebek Tegal. Produksi telurnya 180 s.d 225 butir
per tahun.

4. Bebek Manila atau Entog


Bebek ini berasal dari Brazilia, badannya besar dan persegi, mempunyai kaki kkuat dan dapat terbang
jauh. Bulunya dapat dicabut setiap 35 hari, lebih kurang 100 helai untuk dimanfaatkan. Bebek ini dapat
mengerami dan menetaskan telurnya.

5. Bebek Brati atau Togri


Bebek ini hasil kawin silang antara bebek dengan entog. Badannya berbentuk entog tetapi kepalanya
seperti bebek. Produksi telurnya cukup tinggi, antara 180 sampai 225 butir per tahun.

6. Bebek Bali
Bebek ini berasal dari Bali, terbagi atas dua jenis: bebek Jambul dan bebek Bali. Bulu berwarna putih
dan kuning. (warna jerami). Tanda dan ciri bebek Jambul: bulu kepala menyerupai jambul, berbadan
egak, lehernya pendek, bagian belakang sempit dengan ekor pendek hampir mendatar. Produksi telurnya
cukup 140 sampai 200 butir pertahun. Bebek ini digunakan untuk upacara adat dalam agama Hindu.

7. Bebek Khaki Champbell


Bebek ini berasal dari Inggris, merupakan hasil kawin silang antara bebek Indonesia dengan bebek
Rolaan dari Perancis dan bebek Liar Eropa yang dilakukan oleh Ny. Campbell. Ciri-cirinya: bulu
berwarna kuning tua atau warna khaki, karenanya disebut Khaki Campbell. Produksi telurnya tinggi bila
dibandingkan dengan bebek-bebek lain. Warna telurnya putih dengan ukuran kecil.

8. Bebek Peking
Bebek ini berasal dari Tiongkok, yang merupakan tipe dwiguna, manfaat telur dan daging. Berat
badan pejantan 4½ kg. Berbadan besar dengan kaki pendek sehingga perutnya tersentuh tanah. Bulunya
berwarna putih, dan bagian belakang lehernya tampak bulu yang melengkung ke atas. Paruh berwarna
oranye atau kuning tua.

B. Penetasan telur
Untuk memperoleh bibit bebek dalam jumlah besar perlu dilakukan penetasan telur dengan mesin
penetas. Sebelum telru ditetaskan hendaknya dipilih telur-telur yang baik sehingga diperoleh hasil tetasan
yang tingga dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Telur harus dari bebek yang berproduksi tinggi di atas 200 butir per tahun.
- Telur dari bebek yang berumur setahun.
- Telur belum lebih seminggu dari simpanan.
- Telur harus berwarna biru laut, kulitnya normal dan agak tipis.
- Bentuk telur yang baik bulat.
- Lubang hawa telur tepat di tengah pada bagian ujung yang tumpul.
- Perbandingan telur jantan dan betina 1:10.
- Telur tidak bercak-bercak coklat.

Jika telur bebek dierami oleh induk ayam, setelah induk ayam mengerami selama 5 sampai 7 hari
perlu diperiksa keadaannya dengan menggunakan senter. Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui hal-
hal sebagai berikut:
- Terlihat ada titik-titik merah dengan serabut akar, berarti telur berisi bibit.
- Telur terlihat terang benderang berarti telur kosong, tidak ada bibit.
- Bila dalam telur terdapat benang merah melingkar, dan banyak terdapat titik hitam maka
telur itu mati.
Telur yang terlihat titik merah dengan serabut akar, terus dieramkan. Sedangkan telur yang lainnya
disingkirkan. Setelah dierami selama 28 hari, maka telur tersebut akan menetas. Selain induk ayam, entog
juga dapat mengerami telur bebek.

Bila dalam penetasan telur mempergunakan mesin penetas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Telur diletakkan pada tempat yang tidak dipengaruhi suhu atau angin dari
luar,
2) Bak diisi air sekurang-kurangnya 1/3 bagian, apabila kurang segera diisi
kembali dan jangan dibiarkan kosong,
3) Sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas, disemprot dengan
desimfektan, setelah itu diatur suhunya agar konstan. Dan apabila telah
mencapai suhu 380C, selama tiga jam baru dapat dimasukkan telur yang
akan ditetaskan,
4) Pemutaran telur dilakukan pada hari ketigasampai dengan tiga hari
menjelang menetas. Waktu pemutaran telur dilakukan 3 kali sehari yaitu
pukul 06.00, pukul 12.00, dan pukul 17.00. yang dilakukan hingga hari ke
25.
5) Pendingin dan kelembaban udara perlu diatur sedemikian rupa paling tidak
satu kali dalam sehari.
6) Pada hari ke 5 diseleksi. Bila telur terlihat jernih dan terang, bercak-bercak
hitam, atau benang merah yang melingkar, perlu segera disingkirkan.
Apabila telur terlihat ada titik merah dengan cabang-cabang bergerak, telur
tersebut ditetaskan.
7) Telur bebek membutuhkan kelembababn lebih besar daripada telur ayam
atau telur puyuh. Oleh karena pada hari keempat sampai hari ke 14 perlu
dibasahi dengan kain yang telah direndam pada air hangat kuku kemudian
diperas. Setelah dilap dengan kain tersebut baru dilakukan pendinginan.
Pada hari ke 14 s.d 25 pembasahan dilakukan dua kali sehari pada pagi dan
sore.
8) Tiga hario sebelum menetas bak air harus dalam keadaan penuh kemudian
ruang pintu penetas harus ditutup rapat samapi telur tersebut menetas.
Untuk ventilasi, pada hari keempat dibuka ¼ bagian, hari kelima ½ bagian,
dan pada hari keenam diseleksi, hari ke tujuh telur diseleksi, hari ketujuh
ventilasi dibukan ¾ bagian, hari kedelapan dibuka semuanya, hari
kesembilan s.d 14 ventilasi dibuka semuanya dengan pendinginan 15 menit,
dan pada hari ke 15 s.d 25 diadakan seleksi kedua, telur yang busujk
dikeluarkan kemudian dilakukan pembasahan.pada hari ke 25 bak air harus
penuh dan ruang tertutup rapat.

Tanda-tanda perbedaan anak bebek jantan dengan anak bebek betina:


(1) Suara anak bebek betina lebih nyaring daripada anak bebek
jantan,
(2) Warna bulu anak bebek betina lebih terang dibandingkan anak
bebek jantan,
(3) Paruh dan kaki anak bebek betina berwarna hijau tanduk
(kembang telansah –Jawa Barat), sedangkan anak bebek jantan
berwarna hitam dan kelihatan cembung,
(4) Bebek jantan penisnya menonjol, sedangkan anak bebek betina
tidak.

C. Pemeliharaan anak bebek


Agar didapatkan hasil yang maksimal maka diperlukan beberapa syarat: bibit yang baik, makanan
yang cukup, dan tata laksana pemeliharaannya. Anak bebek memerlukan program vaksinasi, seleksi
kelamin, dan pemberian makanan yang seimbang.
Anak bebek yang baru menetas, selama 24 jam tidak boleh diberi makanan, karena belum mampu
mencerna, akibatnya bisa mati. Setelah berumur dua hari baru anak bebek dapat diberi makanan berupa
nasi yang dibasahi dengan air dan ditaburkan di sekelilingnya. Beberapa hari kemudian pakannya dapat
dicampur dengan konsentrat yang ditaburkan di atas lantai atau di tempat pakan. Selanjutnya dapat
dicampur dengan dedak atau bekatul. Setelah berumur lebih dari 10 hari baru dapat diberi jenis pakan
tepung-tepungan. Anak bebek yang baru berumur 15 dapat diberi pakan yang terdiri dari campuran dedak
atau bekatul dan dapat ditambah dengan rajangan sayur-sayuran atau daun-daunan. Kemudian pakannya
berupa tepung yang dicampur dengan air hingga menjadi bubur kental. Supaya anak bebek terpelihara
kesehatannya perlu diberikan vaksinasi yaitu pada umur sau minggu, satu bulan, empat bulan, dan
selanjutnya setiap enam bulan sekali. Vaksinasi dilakukan terhadap anak bebek yang sehat.vaksinasi yang
sering dilakukan adalah vaksinasi penyakit ND. Bila vaksinasi melalui air minum, maka sebelum
dilakukan vaksinasi anak bebek tidak boleh diberi minum selama lebih-kurang 6 jam.
Dalam rangka meningkatkan produksi telur perlu dilakukan peremajaan bebek petelur. Peremajaan ini
dapat dilakukan dengan cara menetaskan telur sendiri atau dengan bebek dara yang berumur 8 sampai 12
bulan. Sedangkan induk yang telah berumur 2½ tahun s.d 3 tahun harus diganti dengan induk yang baik
dengan umur kurang dari 1 tahun. Pengafkiran perlu dilakukan untuk mencapai produksi telur yang tingi
dengan cara:
a. Sebelum menetaskan telur perlu dipilih yang sama bentuk, warna, dan berat.
b. Pada waktu menetas pengafkiran dilakukan terhadap anak bebek yang tidak normal, paruh
bersilang, maa satu, terlalu kecil, serta keadaannya lemah.
c. Bebek yang sakit dipisahkan.
d. Induk bebek yang tidak berproduksi, dan pejantan yang tidak diperlukan harus diafkir.
Tanda-tanda bebek yang berproduksi tinggi:
a. Cepat dewasa kelamin atau cepat bertelur.
b. Masa bertelur lama.
c. Bebek bertingkah laku lincah, riang, aktif mencari makan.
d. Mempunyai bentuk kepala halus, lebar, pipih, dan mata cerah.
e. Bulunya kering, lusuh, dan mudah patah.

Sedangkan bebek yang tidak produktif ialah mempunyai kepala kasar, sempit, cekung, mata suram,
sayap menggantung, dan berbulu bersih.

D. Perkandangan bebek yang memenuhi syarat


Bebek memerlukan temapt berlindung dan beristirahat terutama pada malam hari. Sebaiknya lokasi
kandang dekat dengan air, misalnya dengan persawahan, atau daerah perairan lainnya. Kandang bebek
yang baik dibuat tiga bagian:

1. Kandang anak bebek


Kandang anak bebek dibua dari kotak kayu, alas kandang dari kawat kasa atauanyaman bambu yang
mempunyai lubang besar sehingga mempermudah keluarnya kotoran ke bawah. Adapun ukuran kandang
anak bebek yang berumur 0 sampai 3 minggu, lebar 1 m dan panjang 3 m, dapat menampung 250 ekor
anak bebek. Sedangkan kota yang berukuran 1 m2 dapat menampung + 50 ekor. Kandang anak bebek
diberi penerang pada malam hari dengan lampu listrik atau lampu minyak.induk penerang diberikan
selama satu minggu dan minggu berikutnya tidak diperlukan lagi pemanasan.

Kandang yang baik membujur dari selata ke utara dengan atap miring. Bagian sebelah timur lebih tingi
daripada bagian barat. Kandang dibua bentuk panggung, tinggi dari tanah satu meter, tempat pakan tidak
ada. Untuk memberi makan, disediakan alas dengan dilapisi korang, setelah makan, alas koran tersebut
dipindahkan.

Gambar 1 Kandang anak bebek.

2. Kandang bebek dara


Bebek dara berumur 1 s.d 5 bulan di pindahkan ke kandang Ren yaitu kandang yang dilengkapi
dengan halaman. Sebaiknya dilengkapi dengan kolam karena bebek merupakan hewan yang lebih senang
hidup di air/berenang . Kandang dibuat dari bambu atau kawat. Dalam halaman diberikan tempat minum,
pemberian pakan pada bebek tiap hari 75 gram berupa tepung dan 30 gram makanan berbutir. Arah
kandang dibuat menghadap ke timur. Untuk 100 ekor bebek memerlukan tempat seluas kira-kira 15 m 2
dan pada sebelah sisi diberikan pintu untuk memudahkan ternak tersebut. Alas kandang diberi sekam
padi setebal lebih kurang 10 cm dan disebelah atas ditambah jerami setebal 10 cm.
3. Kandang bebek petelur.
Kandang bebek petelur diusahakan tenang, jauh dari keramaian dan tersedia kolam untuk tempat
mandi, minum dan bermain, juga digunakan untuk melakukan perkawinan. Sinar matahari berguna
menjaga kesehatan bebek. Kandang berbentuk Ren dengan tinggi pagar 1 s.d 1 ½ m, agar bebek tidak
keluar dari halaman .
Sebagai patokan untuk areal tanah seluas 100 m2 dapat menampung 150 s.d 200 ekor, ukuran kolam
panjang 4 m dan lebar 2 m, dengan kedalaman kolam 40 s.d 60 cm. Halaman kandang bebek untuk
bermalam dan bertelur berukuran ¼ m2 per ekor. Jadi untuk 50 ekor = 50 x ¼ m2 = 12,5 m2. Lantai
kandang diplester atau dari tanah yang telah dipadatkan dan dilapisi dengan jerami kering atau rumput
kering. Kandang dilengkapi sarang bertelur, dibuat dari plesteran dengan tonjolan kurang lebih 25 cm
yang dalamnya 20 s.d 25 cm dari permukaan lantai. Juga diberikan jerami agar telur tidak pecah .

Gambar 2. Kandang ren untuk bebek petelur

E. Pemeliharaan sistem sederhana dan sistem intensif

1. Pemeliharaan sistem sederhana


Untuk anak bebek, kandang dibuat berbentuk kotak. Untuk bebek dara dan petelur kandang tersebut
dapat dipindah-pindahkan. Lantai kandang dialasi jerami. Kandang pemeliharaan sistem ini jarang
dibuatkan atap.
Cara Pemeliharaan sederhana bebek digembalakan di daerah persawahan yang baru panen, di selokan
irigasi dan daerah rawa-rawa. Gembala menggiring sekitar 70 ekor bebek. Pada cara ini bebek dipelihara
bukan dalam jumlah banyak dan tidak diperhatikan perbandingan antara jantan dan betina demikian juga
kegiatan bebek kecuali ketika bebek bertelur. Cara pemeliharaan ini biasanya digembala pada pagi hari
untuk mendapatkan makanan seperti rontokan padi. Jumlah yang digembalakan lebih kurang 100 ekor.
Jantan 6 s.d 8 ekor yang berfungsi untuk mengawini. Peternak pada siang hari membawakan tambahan
makanan seperti singkong yang dipotong halus, sagu aren, sagu nipah, jagung atau gabah. Kadang-kadang
diberikan dedak yang dicampur dengan air sehingga berbentuk bubur, jatah pemberianya kurang bagi
bebek yaitu sekitar 50 gram/hari. Karena itu bebek tersebut digembalakan oleh peternak untuk kebutuhan
makanannya. Menjelang pukul 4 atau 5 sore bebek dimasukkan kedalam kandang. Malam hari biasanya
bebek tersebut bertelur. Bebek dikeluarkan dari kandang sebaiknya setelah pikul 08.00 pagi, supaya tidak
bertelur waktu di gembala.
Seekor pejantan dapat mengawini 50 s.d 70 ekor bebek betina dan mulai bertelur ketika berumur
enam bulan dan dapat dipelihara sampai dengan umur 3 tahun.

2. Pemeliharaan sistem intensif


Tujuan utama dari pemeliharaan secara intensif agar didapatkan keuntungan yang optimal. Pada
pemeliharaan ini dibutuhkan penanganan khusus, seperti pakan, bibit dan tata laksana pemeliharaan yang
baik.
Dalam pemeliharaan sistem ini dibagi 3 phase:
a. Phase Starter berumur 1 hari s.d 2 bulan.
b. Phase Grower/pertumbuhan dimulai umur 2 s.d 6 bulan (siap bertelur).
c. Phase Layer dimulai umur 6 bulan (bertelur) sampai umur 3 tahun diafkir.

Phase starter
Anak bebek yang berumur 1 hari s.d 2 bulan mempunyai pertumbuhan pesat karena itu ia
membutuhkan pakan dengan kadar protein 22% dari jumlah pakan.
Bahan makanan untuk anak bebek umur 1 hari s.d 1½ bulan adalah jagung, bungkil kelapa, tepung
ikan, kedelai, dedak halus masing-masing 2 kg dan 1 kg kacang hijau, ditumbuk hingga menjadi tepung
halus. Setelah anak bebek menetas, umur satu hari dapat diberi pakan berupa mihun yang dicampur
dengan air hangat diaduk sampai menjadi bubur dan diletakan dalam tempa pakan. Pada hari kedua
mihun dicampur dengan makanan di atas yang sudah dihaluskan. Hari ketiga baru diberi nasi yang telah
dilumat dan dicampur dengan tepung diatas dan diambah air.pemberian pakan anak bebek lima kali
sehari. Kemudian setelah anak bebek berumur 1½ bulantida kali sehari dan disediakan tempat minum.
Anak bebek ditempatkan dalam kandang dilengkapi dengan induk buatan dan bentuk kandang seperti
kotak.

Phase Grower
Bebek berumur 2 s.d 6 bulan (siap bertelur) bulu bebek mulai lengkap. Pemberian pakan untuk
perioode ini hampir sama dengan pemberian pakan periode Starter, hanya saja pada waktu pagi hari pukul
10.00 diberikan pakan berupa sayur-sayuran seperti kecambah, kangkung, atau bayam yang dipotong
kecil-kecil. Pada pemeliharaan periode ini disediakan kolam untuk berenang. Ukuran kolam tergantung
jumlah bebek yang dipelihara, misalnya tiap 25 ekor bebek membutuhkan kolam seluas 1 m 2. Jadi bila
dipelihara 100 ekor bebek membutuhkan kolam 4 m2 dengan kedalaman 40 cm. Letak kolam jauh dario
kandang. Agar bebek tidak keluar dibuakan pagar dari bambu setinggi 60 cm, sedangkan luas halaman 25
m2 dan disediakan tempat berteduh. Pada sore hari bebek diberi makanan jagung/gabah sebanyak 50
gram/ekor.

Phase Layer
Phase layer bebek berumur 6 bulan sampai diafkir. Pada umur 5 dan 6 bulan mulai bertelur, dan
diusahakan jangan mudah terkeju karena kalau bebek terkejut tidak mau bertelur. Ransum makanannya
dapat dibua sebagai berikut:
Bungkil kelapa, jagung, dedak masing-masing 4 kg dan tepung ikan, tepung hewan masing-masing 2 kg,
dan tepung tulang 1 kg serta kapur ¾ kg.
Pemberian pakan pada phase layer berupa bubur kental dan diberikan dalam jumlah banyak. Dapat
juga diberikan makanan berupa sisa-sisa dapur. Sore hari diberikan gabah, jagung, kerak nasi, yang
direndam dalam air panas yang dapat mempengaruhi produksi telur. Sedangkan pada pagi hari pukul
10.00 diberikan sayur-sayuran seperti kangkung, kobis, daun pepaya, genjer, semanggi. Setiap ekor
dibutuhkan 1 ¼ ons/hari .
Bila kesukaran dalam ransum dapat dipenuhi dengan membeli di toko makanan ternak berupa
konsentrat 144. Konsentrat 144 dicampur dengan 2 kg jagung dan 2 kg jagung bekatul. Untuk
meningkatkan produksi telur ditambahkan premix albae. Pada waktu memberikan pakan, air yang
digunakan dicampur dengan eggs stimulan atau dodecal. Setelah bebek bertelur selama 6 bulan akan
mengalami masa luruh sebaiknya bebek diberi pakan yang cukup sehingga masa luruh cepat berakhir
dan bertelur kembali. Kelebihan dari pemeliharaan sistem intensif antara lain peternak dapat mengamati
secara langsung , produksi telur dan kesehatan bebek terjamin.
Pemeliharaan sistem intensif dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Bebek penghasil telur yang tidak ditetaskan. Dalam satu kelompok 50 ekor bebek betina
dengan satu pejantan.
b. Bebek penghasil telur tetas, satu kelompok disediakan 10 ekor bebek betina dengan satu
pejantan. Kelompok ini dalam makananya ditambahkan premit B untuk mempertinggi produksi
telur dan menaikkan daya tetas.

F. Penyusunan ransum dan pemberian pakan

1. Pemberian pakan bebek pada sistem sederhana


Biasanya peternak memberikan pakan tanpa memperhitungkan berapa kebutuhan pakan yang
seharusnya diberikan. Pakan terdiri dari gaplek ubi, gaplek singkong yang di potong kecil-kecil atau sagu
nipah, sagu aren, padi/gabah sehingga kekurangan zat putih telur. Akibatnya produksi telur rendah. Bebek
yang digembalakan memperoleh zat putih telur dari cacing, ikan, bekicot, remis dengan komposisi protein
lebih kurang 40 s.d 50% kandungan protein itu diperoleh dari kedelai, kecambah, kubis, bayam dan
sebagainya.
Pemberian pakan anak bebek berumur satu hari s.d tujuh minggu diberi menir ditambah dengan ikan
teri, anak katak serta keong yang kecil-kecil. Setelah berumur lebih satu minggu menir diganti dengan
beras biasa dicampur sedikit daun cabe, atau jahe yang berguna untuk menghangatkan tubuh anak bebek.
Anak bebek berumur dua minggu diberi makanan yang terdiri dari campuran dedak dengan nasi berupa
bubur. Bubur ini diberikan sampai anak bebek dapat mencari makan sendiri.

2. Pakan bebek buatan pabrik


Ransum yang dibuat pabrik biasanya telah memenuhi kebutuhan ternak dan mudah disediakan.
Macam-macam bahan makanan tersebut dapat di golongkan menjadi 3 macam yaitu:
a. Makanan berupa tepung terdiri dari kacang kedelai, kacang hijau, jagung kering, beras merah,
tepung ikan, bungkil kelapa dan dedak halus.
b. Makanan butiran yaitu jagung, kacang hijau, beras merah.
c. Makanan hijauan yaitu kubis, kangkung, taoge, dan selada air.

Untuk mencapai produksi yang optimal pemberian pakan bebek harus sesuai dengan kebutuhannya
yaitu cukup kandungan protein, zat tepung greet, vitamin, sayur-sayuran dan air. Kegunaan unsur-unsur
tersebut adalah:
- Protein berguna mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak, untuk pertumbuhan dan
pembentukan telur,protein ini diperoleh dari ikan, keong, cacing kecil, ditambah ikan dan
tepung darah.
- Zat tepung berguna untuk pembentukan telur, terdapat pada katul, jagung,beras, dan ketela
pohon
- Greet untuk pembentukan tulang dan pembentukan kulit telur, diperoleh dari cangkang
bekicot, kerang dan tepung darah.
- Vitamin untuk meningkatkan produksi dan daya tahan tubuh bebek. Vitamin tersebut
didapat dari sayur-sayuran, kacang hijau ditambah vitamin B complex, vitamin D yang
didapatkan dari sinar matahari.
- Sayur-sayuran diberikan dua kali sehari pagi dan sianghari, berguna untuk pembentukan
telur. Sayuran yang disenangi seperti kangkung, bayam, kubis, , daun pepaya dan
kecambah yang diberikan setelah dicincang.
- Pemberian air yang cukup.

3. Cara pemberian pakan bebek pada sistem intensif dibagi dalam beberapa tahap:

a. Tahap pakan anak bebek umur dua hari s.d enam minggu
- Protein 20 s.d 21 %
- Menggunakan bahan makanan yang baik
- Meningkatkan pengembangan tulang dan otot yang kuat.

Bahan pakan yang diperlukan pada ransum anak bebek adalah sebagai berikut:

Nama bahan Banyaknya


Tepung ikan 7 kg
Kacang kedelai 23 kg
Jagung kering 23 kg
Kacang hijau 14 kg
Beras merah 25 kg
Bungkil kelapa 6 kg
Bekatul 4 kg
Jumlah 100 kg

Pedoman pemberian pakan untuk setiap anak bebek/hari adalah sebagai berikut:

Umur Banyaknya Keterangan


Pakan/hari

2 – 7 hari 9 gram pakan tersebut terus ditambah hingga


7 – 14 hari 17 gram mencapai umur 6 minggu. Yang perlu
14 – 21 hari 26 gram diberikan pakan sebanyak 60 gram/hari.

b. Tahap pakan anak bebek umur 1 ½ s.d 3 bulan


Pemberian pakan anak bebek yang berumur 1 ½ bulan tiap hari adalah 60 gram pakan tepung, dan
lima gram pakan perbutir. Anak bebek yang berumur 3 bulan diberi pakan sebanyak 75 gram pakan
tepung dan 30 gram pakan berbutir, selain itu perlu diberikan hijauan dalam jumlah yang cukup, empat
kali sehari.

c. Tahap pakan bebek dara umur 3 s.d 6 bulan


Kandungan protein 16 s.d 17 %, dengan maksud agar bebek tidak terlalu muda bertelur.
Pemberian pakan bebek umur tiga bulan sama dengan bebek dewasa karena pertumbuhanya tidak
secepat pada periode starter. Bebek berumur 3 s.d 6 bulan lebih membutuhkan protein yang berasal dari
tepung ikan dan tepung udang. Pemberian pakan pada umur tiga bulan: 75 gram berbentuk tepung dan 30
gram berbentuk butiran. Selain itu perlu diberi hijauan secukupnya dengan tambahan kapur dan phospor
secukupnya, diberikan tiga kali sehari. Greet harus disediakan dalam jumlah cukup.

d. Tahap pakan bebek petelur umur 6 s.d 12 bulan


Pada periode ini dibutuhkan pakan yang berkadar protein 17 s.d 18%. Unsur pakan ini diperlukan
untuk peningkatan produksi telur. Pakan tersebut harus mengandung zat putih telur.
Kebutuhan zat putih telur diperlukan 21 s.d 30% dari ransum pakan yang diberikan.
Rata-rata pemberian pakan bebek dewasa 100 gram/ ekor/hari dengan tambahan kapur lebih kurang
1%. Pemberian pakan butiran seperti jagung atau beras sebanyak lebih kurang 80 gram/hari/ekor dan
perlu tambahan hijauan secukupnya. Makanan bebek petelur diberikan perhari per ekor adalah
sebagai berikut:

Jenis makanan Pagi hari Siang hari Sore hari

Pakan bentuk tepung 75 gr + hijauan - -


Pakan berbutir + 1,5% kapur - 80 gr
Pakan hijauan - Taoge, kubis, -
kangkung, daun
lamtoro,
Dan bayam

4. Kebutuhan konsentrat bebek petelur


Dengan kebutuhan maka wujud pakan menjadi lengkap dan komplit. Konsentrat 40% ditambah 60%
jagung mengnadung vitamin-vitamin, gizi yang sangat dibutuhkan untuk menghasilkan telur yang banyak
dan baik mutunya.

Tabel : Ransum bebek lengkap

Bebek Protein Lemak Serat kasar Kalori


(%) (%) (%) (Kkal)
Anak bebek berumur 20 – 21 3–6 4–5 2700 – 2300
0 – 4 minggu
Bebek dara umur 16 – 17 3–6 4–5 2600 – 2900
4 – 20 minggu
Bebek petelur umur 17 – 18 3–6 4–5 2700 – 2900
21 minggu s.d akhir
Bebek pedaging umur 16 – 17 3–6 4–5 2700
5 minggu s.d dijual

*) Catatan : 40 % konsentrat dan 60 % jagung.

G. Peningkatan produksi telur


Usaha untuk meningkatkan produksi telur diperlukan bibit induk yang unggul dan baik. Produksi
telur dapat dicapai dalam jumlah yang banyak, diperlukan bebek yang tahan terhadap macam-macam
penyakit. Bebek yang berumur 7 bulan s.d 2 tahun, produksi telurnya cukup baik. Lebih dari dua tahun
produksi telurnya menurun. Oleh karenanya bebek perlu diremajakan .

H. Pencegahan dan pengobatan penyakit .

Penyakit-penyakit yang sering menyerang bebek antara lain adalah:

1. Penyakit cacing
Diakibatkan karena bebek makan makanan dari selokan yang kotor. Tanda-tanda penyakit ini
produksi telurnya menurun, badanya kurus, kotoranya berwarna kemerah-merahan dan mencret terus
menerus. Penyakit cacing ini dicegah dengan cara memberikan air minum yang dicampur dengan
Dodecal dan diberikan dua kali sehari dan kapsul Tetrakhlor.

2. Penyakit lumpuh
Diakibatkan oleh kekurangan vitamin B didalam ransumnya, dengan tanda lututnya membengkak.
Pencegahan dan pengobatan dilakukan dengan pemberian vitamin B kompleks pada air minumnya. Dan
juga diberikan Dodecal.

3. Bulbul
Penyakit ini biasa menyerang bebek yang digembalakan pada selokan kotor. Tandanya bisul pada
telapak kaki, dan jalanya pincang. Pengobatannya: bisul disilet, bekas luka diberi yodium tincture yang
dapat dibeli di apotik.

4. Snel marmose
Penyakit ini akibat dari baksil/bakteri pada telur yang dio teteskan. Penyakit ini menyerang kantong
telur bebek. Pada bebek jantan menyerang alat kelamin. Anak bebek yang terserang bibit penyakit Snel
marmose pertumbuhannya lambat dan umumnya mati sebelum dewasa. Penyakit ini belum ada obatnya
yang khusus. Sebaiknya dilakukan pencegahan dengan cara memisahkan bebek sakit dari kelompoknya.

5. Penyakit kolera
Disebabkan oleh Bacillusovi septicus. Bebek yang diserang penyakit ini mengakibatkan sakit
ngorok. Apabila tidak cepat diobati dalam waktu 3 atau 5 hari bebek dapat mati Bebek yang diserang
mula-mula tidak menampakkan gejala apa-apa, tetapi lama kelamaan bebek kelihatan lesu, menyendiri
,demam,nafsu makan menurun, minum banyak. Pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan dengan
suntikan serum, dan yang menderita sakit dipisahkan dari kelompoknya.

10. Keracunan dengan makanan yang busuk dan kotor


Tanda-tandanya, kelihatan lesu, leher, sayap, dan kaki sehingga lehernya terkulai, tidak dapat berdiri,
bulunya rontok, mencret berwarna putih kehijau-hijauan. Pencegahan melalui pemberian pakan yang
baik, dan kebersihan kandang. Pengobatan dilakukan dengan diberikan Laxantia (obat cuci perut) atau
diminumkan minyak kelapa satu sendok makan.

I. Analisa biaya dan keuntungan usaha


Suatu contoh analisa biaya dan keuntungan usaha pemeliharaan bebek dengan kapasitas
pemeliharaan 100 ekor induk adalah sebagai berikut:

1. Biaya investasi...................................................................................................Rp. 87.000,-


a. Pembuatan kandang 12,5 m x Rp 5.000,-.....................Rp. 62.500,-
b. Perlengkapan kandang ................................................. Rp. 15.000,-
f. Bangunan lainnya..........................................................Rp. 10.000,-
2. Biaya operasional................................................................................................Rp. 781.000,-
a. Pembelian induk bebek 100 ekor terdiri dari 90 ekor
betina dan 10 ekor pejantan
betina 90 x Rp. 1.500,- .................................................Rp. 135.000,-
pejantan 10 x Rp. 1.000,- .............................................Rp. 10.000,-
b. Biaya pakan untuk 10 ekor bebek, dibutuhkan
180 gram/hari. Untuk setengah tahun
= 100 x 180 x 180 = 3.240.000 gram = 3.240 kg
pakan @ Rp. 150/kg =..................................................Rp. 486.000,-
c. Obat-obatan dan vitamin............................Rp. 20.000,-
d. Perlengkapan lainnya .................................Rp. 10.000,-
e. Biaya pekerja selama ½ tahun @ Rp. 20.000,-/bulan Rp.....120.000,-
3. Total modal usaha (1 + 2) ..................................................................................Rp. 868.000,-
11. Pendapatan hasil produksi ............................................................................Rp. 1.050.000,-
Penjualan telur bebek selama setengah tahun = 10.500 butir x @ Rp. 1.600,-
12. Keuntungan hasil usaha .................................................................................Rp. 181.500,-
Pendapatan hasil produksi – modal usaha (4 – 3)

--- o ---
DAFTAR PUSTAKA

Bharata Kun D. Cara Beternak Itik, C.V ANEKA, Semarang, 1981.

Campbell, J.R and J.F Lasley, The Science of Animal that Serve Mankind, Tata M.c Graw Hill, New
Delhi, 1977.

Marah , Maradjo, Itik dan Hasilnya, PT Gita Karya , Jakarta, 1984.

Patrick, H and P.J Schaible, Poultry and Nutrition. AVI Publishing Company, Inc. Connecticut,
1980

Zamrowi M,dkk . Cara beternak Itik, Pustaka Dian, Jakarta, 1986.


Gambar Domba
BAB IV. CARA BETERNAK DOMBA

A. Jenis-jenis domba yang baik dipelihara

Sejak dahulu domba sudah banyak diternak orang. Manfaat dari peternakan domba selain sebagai
penghasil daging, bulunya sebagai bahan kain wool dan kotorannya dapat dijadikan pupuk.

Ternak domba yang telah dikenal di Indonesia dewasa ini antara lain adalah:

1. Domba asli Indonesia

Domba ini terbagi atas 3 jenis: Domba kacang, Domba Priangan, dan Domba Ekor Gemuk.

Ciri-ciri domba asli Indonesia adalah:

a. Domba kacang atau domba Lokal


Tubuhnya kecil, warna bulunya bermacam-macam, dan bertanduk bagi domba jantan. Berat badan
domba jantan sekitar 30 s.d 40 Kg sedangkan domba betina 15 s.d 20 Kg Domba ini tahan terhadap
daerah yang kurang baik tapi pertumbuhannya lambat.

b. Domba Priangan/Garut
Domba priangan berasal dari daerah Priangan/garut Jawa Barat.
Ciri dan tanda-tanda Domba ini, jantan bertanduk besar kokoh dan kuat, biasanya dipakai sebagai
domba aduan. Domba betina tidak bertanduk Berat badan domba jantan sekitar 60 s.d 80 Kg dan domba
betina antara 30 s.d 40 kg Daun telingannya kecil, dan meruncing. Ekornya berukuran sedang agak lebar
dan kuat. Warna bulunya macam-macam seperti putih, hitam,coklat atau campuran ketiga warna tersebut.
Domba Priangan juga merupakan domba penghasil daging yang baik.

c. Domba Ekor Gemuk


Domba ini berasal dari Madura, juga ada dari Sulawesi. Ciri-ciri Domba ini ekornya panjang,
lebar,besar dan ujungnya kecil. Ujung ekor merupakan tempat penyimpanan lemak yang berguna apabila
kekurangan makanan. Cadangan lemak tersebut dapat digunakan untuk pemeliharaan tubuhnya. Domba
ini berbulu kasar dan gembel. Jantan dan betian tidak bertanduk. Berat jantan 50 s.d 70 kg dan betina
sekitar 30 sampai 40 kg.

2. Domba Impor
Selain domba asli yang diternakkan, pemerintah pernah mengimpor domba dengan tujuan untuk
memperbaiki mutu genetik dan mutu memperpaiki genetik dan keturunan dari domba yang baik
diternakkan, dengan cara kawin silang antara domba lokal dengan doba luar negeri. Domba-domba yang
pernah diimpor antara alin: domba Texel. Domba Suffolk, Domba Dorset, Domba Merino, Domba Ram
Buillet, DombaHampshire dan Domba Southdown.

Ciri dan jenis dombayang pernah diimpor ke Indonesia antara lain


a. Domba Texel
Berasal dari Negeri Belanda, keturunannya telah tersebar di daerah-daerah sekitar Bogor, dan
Baturaden Jawa Tengah. Badannya lebih besar dari domba Priangan, dengan berat badan domba jantan
antara 100 s.d 130 kg. Domba ini termasuk penghasil daging yang baik dan dapat menghasilkan wool
sekitar 4 s.d 6 kg per tahun.
b. Domba Suffolk
Berasal dari Inggris, merupakan tipe pedaging yang baik dan wool. Domba ini tubuhnya berwarna
putih dengan kepala dan kaki berwarna hitam, dan berkaki pendek. Berat badan domba jantan sekitar 60
s.d 80 kg sedangkan domba betina sekitar 40 s.d 60 kg. Hasil perkawinan domba Suffolk dengan domba
Merino dinamakan domba Sufmer dan sudah banyak diternakkan di Jawa Barat.

c. Domba Dorset
Berasal dari Inggris, yang telah dikembangbiakkan di Australia, kemudian diimpor ke Indonesia.
Jenis ini merupakan penghasil daging dan wool. Domba ini ada yang bertanduk ada yang tidak. Bentuk
tanduknya melingkar. Hasil persilangan domba Dorset dengan domba Merino dinamakan domba Dormer.
Berat domba jantan mencapai 102 kg, berat badan betina 79 kg.

d. Domba Merino
Berasal dari Asia Kecil yang dapat menghasilkan wool bermutu baik. Berat badan domba jantan
antara 64 s.d 79 kg dan domba sekitar 45 s.d 57 kg. Badannya ditutupi wool yang halus, tebal dan merata,
panjang wool 10 cm. Produksi wool per ekor lebih kurang 10 kg.
Dalam pemeliharaan domba dianjurkan untuk memilih induk bibit yang bermutu baik. Tanda-tanda
induk bibit yang unggul dan bermutu baik antara lain:
1) Domba dalam keadaan baik
2) Bulunya halus dan merata
3) Matanya cerah, bersinar, dan bersih
4) Gerakannya aktif, lincah, dan gesit
5) Bentuk badan yang seimbang dan bernafsu makan kuat/rakus

B. Daerah-daerah yang cocok bagi peternakan domba


Domba adalah salah satu ternak yang dapt beradaptasi dengan berbagai lingkungan. Dapat hidup di
daera pegunungan yang bercurah hujan tinggi, dapat juga hidup di daerah dataran rendah, dan mampu
hidup bertahan pada musim kemarau panjang. Daerah yang cocok untuk peternakan domba sebagai
penghasil bibit adalah daerah pegunungan. Sedangkan daerah yang cocok untuk penggemukan adalah
daerah dataran rendah. Di Indonesia baru dirintis ternak domba sebagai pengahsil bahan wool terutama di
daerah-daerah pegunungan.

1. Daerah pegunungan
Daerah pegunungan sangat cocok untuk pemeliharaan domba sebagai penghasil bibit dan sebagai
pengahsil bahan wool. Induk yang telah beranak tiga kali, dapat dijual ke daerah dataran rendah dan
perbukitan, karena kondisi ainduk tersebut masih dapat beradaptasi dengan baik, karena tumbuh-
tumbuhan dan makanan di daerah dataran rendah cukup banyak, sehingga induk domba akan dapat
beranak lagi.
Umumnya ternak domba di daerah dataran tinggi secara ekstensif dipelihara dengan cara digembalakan
dan disediakan juga pakan di dalam kandang.

2. Daerah perbukitan
Daerah ini banyak terdapat rumput-rumputankarena kesuburannya. Biasanya peternakan di daerah
ini dilakukan secara intensif dimana kandang dan perlengkapannya disediakan sesuai kebutuhan
pemeliharaan. Domba yang diternakkan di daerah perbukitan mengalami pertumbuhan cepat dan subur
serta mudah dilakukan kawin silang.
3. Daerah datarn rendah
Daerah ini sangat cocok untuk ternak domba hasil kawin silang yang menghasilkan domba potong.
Permintaan pasar akan daging dari daerah ini lebih banyak.

C. Perkandangan dan persyaratan


Kandang ternak domba berfungsi antara lain melindungi ternak dari matahari, cuaca buruk; tempat
berlindung dari binatang buas; dan terpelihara dalam keadaan sehat. Sebelum kandang dibuat harus
diperhatikan lokasinya. Usahakan dekat dengan sumber air, agak di luar kota dengan tujuan agar tidak
menggangu masyarakat dan bagi ternak sendiri memerbikan kenyamana tidak bising, udara segar dan
bersih. Transportasi atau pengangkutan hasil ternak dapat dilakukan dengan lancar. Diusahakan dekat
dengan sumber makanan sehingga ternak yang dipelihara dapat berkembang dengan baik.
Syarat-syarat kandang yang baik:
- Kandang dibuat menghadap ke timur, ke utara atau ke selatan sehingga cukup sinar matahari,
- Ventilasi kandang diatur dengan baik,
- Kandang tidak tergenang air dan di bawah pohon yang rindang,
- Kandang untuk pengembangbiakan sebaiknya disediakan ruangan untuk bergerak dan cukup
mendapat sinar matahari,
- Bentuk kandang mudah dibersihkan dan cukup luas,
- Lubang penampungan kotoran jauh dari kandang + 10 meter,
- Kandang yang baik berbentuk panggung sehingga kotoran jatuh ke tanah.

Gambar Kandang domba sistem unggul

Ukuran kandang untuk seekor domba dewasa diperlukan 1 x 1,5 meter terutama domba yang besar.
Apabila tidak dipetak ruangan tersebut ukurannya cukkup separunya. Bagi domba kecil ukurannya 1 x 1
meter, dan domba pejantan dibutuhkan 2 x 1½ meter. Untuk dinding kandang dan bagian samping kanan
dan kiri ditutup rapat sampai ke atas, sedangkan dinding bagian belakang ditutup rapat satu meter, bagian
lainnya dibua dari bambu/ruji-ruji, dinding depan terbuka yang terbuat dari belahan bambu. Pintu
kandang lebarnya 80 cm dan tinggi kandang 200 cmm. Kemiringan tangga 45 derajat dan dibuat alur-alur
sebagai penahan kaki domba. Tinggi kolong 50 cm, di bawahnya dibuat lubang penimbun kotoran dan
sisa makanan. Disamping itu perlu dibuat serambi untuk menaruh hijauan/pakan sebelum diberikan.
Dipagari dengan tanaman seperti pohon turi, petai cian. Atap dapat dipergunakan asbes, genteng, atau
rumbia.

Perlengkapan kandang yang diperlukan antara lain:


a. Tempat pakan dengan ukuran: alas 25 cm, tinggi 50 cm, lebar 50 cm, ruji-ruji 30 cm,
tinggi dari lantai 20 cm.
b. Temapt minum diletakkan dekat tempat makan.
c. Tempat garam dibuakan dari bambu dan dekat dengan tempat pakan.
D. Unsur-unsur pakan dan kebutuhannya
Pakan bagi ernak sangat besar peranannya. Pemberian pakan yang seimbang dapat diharapkan
produksi yang tinggi. Pakan yang diberikan hendaknya memenuhi persyaratan misalnya mengandung gizi
yang lengkap seperti protein, karbohidrat, vitamin dan mineral serta digemari ternak dan mudah dicerna.
Pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan pemeliharaannya. Unsur-unsur pakan yang dibuthkan
adalah hijauan dan rumput-rumputan. Kebutuhan hijauan dan rumput-rumputan untuk seekor domba
sehari tergantung kualitas hijauan, berat badan, dan keadaan domba. Sebagai berikut:
- Berat badan 20 kg dibutuhkan hijauan 10 kg
- Berat badan 25 kg dibutuhkan hijauan 12 kg
- Berat badan 30 kg dibutuhkan hijauan 13 kg
- Berat badan 35 kg dibutuhkan hijauan 16 kg
- Berat badan 40 kg dibutuhkan hijauan 18 kg

Kebutuhan pakan penguat (konsentrat)


Bila pemberian hijauan tidak mencukupi, untuk lebih meningkatkan produksi tenak, maka perlu
diambahkan makanan penguat (konsentrat) pada ransumnya. Konsentrat diberikan kepada kambing
bunting, induk yang menyusui dan pejantan terutama pada saat mau kawin.

Untuk induk bunting perlu ditambahkan konsentrat berupa dedak, jagung dan campuran bungkil kelapa
yang diberikan sebanyak ½ kg sejak 1½ bulan menjelang beranak dan ditambah ½ kg lagi mendekati
akhir kebuntingan.

Bagi induk menyusui yang beranak satu ekor diberikan konsentart 0,9 kg dan bila lebih dari seekor
diberikan konsentart 1,4 kg. Apabila anak domba sudah berumur lebih dari tiga minggu konsentratnya
dikurangi. Bagi anak domba setelah berumur tiga minggu diberikan sedikit konsentrat dan lama kelamaan
diberikan sesuai kebutuhannya.

Kebutuhan mineral dan vitamin


Mineral dan vitamin juga dibutuhkan oleh domba. Pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral dapat
dicukupi melalui pemberian air minum dengan penambahan mineral buatan maupun dari pabrik dan
vitamin-vitamin yang diperlukan. Misalnya untuk menambahkan rasa pada hijauan diberikan garam yang
merupakan sumber mineral. Kebutuhan garam sebanyak 5 s.d 10 gram/ekor/hari. Kebutuhan kalsium
phosphat sebanyak 10 s.d 15 gram/ekor/hari. Disamping itu pemberian tepung tulang sebanyak 13 s.d 19
gram/ekor/hari terutama untuk domba dewasa.

E. Pengembangbiakan biasa maupun kawin silang


Berhasilnya pengembangbiakan dipengaruhi oleh keberhasilan suatu perkawinan. Untuk itu
dibutuhkan perhatian dari peternak bila ternak itu dikawinkan. Ternak domba kelamin biasanya umur 7
s.d 8 bulan, tetapi sebaiknya ternak yang dikawinkan setelah dewasa kelamin dan dewasa tubuh. Tanda-
tanda induk birahi: gelisah, tidak tenang dan mengembik, nafsu makan menurun, menunggangi kawan
jenisnya dan membiarkan diri ditunggangi, alat kelamin merah, hangat, membengkak, dan keluar lendir
yang jernih; menggibas-ngibaskan ekornya, dan mendekati pejantan lamanya siklus birahi biasanya 17
hari sekali dengan variasi antara 14 s.d 21 hari. Sebaiknya selalu diamati masa birahi tersebut selama tiga
hari dan dikawinkan pada saat yang tepat.
Bagi domba tipe pedaging, dewasa kelamin berumur 5s.d 7 bulan dan bagi tipe penghasil wool, dewasa
kelamin berumur 7 s.d 12 bulan. Tipe-tie tersebut biasanya diternakkan sampai umur 12 bulan baru
timbul siklus birahi dan saat yang tepat untuk mengawinkan adalah pada hari kedua birahi atau antara 18
s.d 20 jam dari timbulnya birahi.

Dalam pada itu waktu yang baik dikawinkan kembali 60 hari setelah beranak. Lamanya domba bunting
sekitar 144 s.d 15 hari. Domba menyapih setelah anaknya berumur 5 s.d 6 bulan. Batas umur domba
yangd diternakkan paling lama 5 tahun untuk betina dan delapan tahun untuk pejantan. Umumnya ternak
domba dapat beranak 1 s.d 2 ekor. Dalam pengembangbiakan domba antara jantan dan betina sebaiknya
seimbang yaitu untuk pejantan + 15 bulan mampu mengawini 15 ekor betina. Pejantan yang berumur
kurang dari tiga tahun mampu mengawini 35 eko betina.

1. Cara pengawinan
Sebelum doomba dikawinkan dianjurkan diberikan makanan tambahan berupa jagung atau dedak
padi, setiap hari selama tiga minggu, menggunting bulu atau wool pada daerah pantat dan alat kelamin
baik jantan maupun betina dengan maksud mempermudah kawin.
Cara mengawinkan domba ada dua yaitu individual dan kawin kelompok. Kawin individual yaitu
membawa domba betina ke kandang domba jnatan, biarkan pejantan mengawini betina dua kali agar
dapat bunting. Setelah pejantang mengawini betina tersebut dibiarkan berjalan untuk menghindari
tumpahnya mani. Kawin kelompok dibiarkan pejantan hidup bersama-sama dengan kelompok betina
selama 2 bulan. Pada akhir bulan kedua betina yang sudah kawin dipisahkan dari kelompoknya. Pejantan
yang akan mengawini jangan terlalu muda atau terlalu tua (seimbang). Perlu penambahan ransum yang
baik.

2. Masa bunting dan tanda-tandanya


Lama bunting domba 114 s.d 156 hari. Tanda-tanda kebuntingannya yaitu:
a. Tidak timbul birahi,
b. Tidak bayak bergerak, suka menyendiri,
c. Nafsu makan naik,
d. Bulu woolnya bersih dan bercahaya,
e. Perut bagian kanan makin lama makin besar dibandingkan dengan sebelah kiri, waktu pagi
hari sebelum domba diberi makan,
f. Suka makan tanah dan cabang kering,
g. Domba yang baru pertama kali bunting, tumbuh ambing, dan puting susunya keras.

Tanda-tanda domba mau beranak antara lain adalah:


1) Otot dan pangkal ekor sebelah kanan dan kiri kendur,
2) Ambing domba besar, tegang dan menurun,
3) Domba kelihatan gelisah serta mengembik,
4) Perutnya menggantung dan alat kelaminnya kendur.

Bila terliaht tanda tersebut, bulu di sekitar ekor, perut bawah dan paha bagian dalam serta embing
dicukur sehingga kelihatan bersih. Induk yang akan beranak disediakan kandang beralas jerami yang
kering bersih, dan dibuat suasana tenang.
Proses kelahiran, pertama air ketuban keluar, kemudian disusul anak domba dengan tali pusat putus
setelah anak domba jatuh di lantai kandang. Biasanya anak domba dapat berdiri selama 15 menit. Pada
saat anak doba lahir, maka induk menjilati anaknya dari ledir, karena apabila lendiri menutupi muka anak
domba sulit bernafas. Oleh karenanya perlu dibantu dan dibersihkan lendir pada anak domba, terutama
pada mukanya. Bila induk domba mengalami kesulitan beranak perlu dibantu dengan cara menarik anak
domba ke arah bawah bersama dengan mengejang hingga anak lahir. Bersihkan lendir yang terdapat pada
mulut, hidung, bila anak domba belum bernafas hembuskan dan tepuk-tepuk pada rusuknya. Tali pusat
diikat sepanjang 5 cm di luar ikatan. Sisa tali pusat yang menempel 10 cm ditempeli dengan yodium
tincture.

3. Merawat induk setelah beranak


Cuci pantat, ambing dan ekor dengan Lysol atau dengan air hangat. Ari-ari yang jatuh ditanam,
sedangkan ari-ari yang masih menggantung dipotong. Alas jerami yang basah diganti dengan yang kering.

4. Induk angkat
Apabila induk yang beranak mati, air susunya tidak keluar, kelebihan anak, menolak anaknya yang
terakhir maka diperlukan induk angkat dengan cara:
a. Induk angkat dimasukkan dalam kandang dan anak angkat diolesi cairan yang berasal dari
induk angkatnyasehingga induk tersebut mau menyusui.
b. Menyemprotkan bau-bauan pada anak angkat dan induk angkat, sehingga mereka dapat
berkumpul.

F. Pemeliharaan anak dan induk


1. Pemeliharaan anak domba
Anak domba yang baru lahir langsung menyusu induknya. Air susu induknya tersebut kolustrum
ialah cairan berwarna kuning yang sangat berguna bagi opertumbuhan dan penahan tubuh dari serangan
penyakit. Bila anak domba lemah dan tidak menyusu pada induknya perlu segera dibantu dengan cara
memberikan suisu yang lain. Pada umur dua minggi anak domba mulia mencoba makan rumput-
rumputan, pada umut tiga minggu sudah diperluksn konsentrat dan hijauan.pengadaan pakan sebaiknya
jangan dicamur dengan induknya, seupaya perkembangan anak domba lebih crpat.

2. Pemeliharaan masa pertumbuhan


Anak domba disapih oleh induknya pada umur 3 s.d 5 bulan. Pada masa pertumbuhan dapat dilihat
bagaimana pertumbauhan berat badannya. Anak domba yang direncanakan sebagai calon induk sebaiknya
diberi kesempatan banyak bergerak dan diperlukan sinar matahari, sedangkan domba yang digemukkan
tidak perlu.
Anak domba jantan tidak sicampur dengan betina sehingga jantan tersebut tidak mengawini betina.
Bagi anak jantan unutk digemukan perlu dikebiri dan boleh dicampur dengan betina. Anak domba yang
terserang penyakit cacing segera diobati dan tiap bulan perlu diperiksa kukunya dan dipotong. Domba
perlu dimandikan apabila kotro.

3. Pemeliharan induk betina


Induk betina yang sedang bunting perlu perhatian denganbaik. Semenjak induk bunting 3 bulan,
dipisahkan dari kelompoknya. Diusahakan supaya tidak terkejut, jatuih ditanduk temannya dan jangan
diperlakukan kasar yang dapat menyebabkan keguguran. Induk bunting membutuhkan udara segar, sinar
matahari, kondisi badan yang gemuk, sehat, kuat dan gesit. Diperlukan ransum yang sesuai dengan masa
kebuntingan. Domba perlu kukunya tidak boleh panjang.

4. Pemeliharan pejantan
Pejantan yang baik untuk mengawini ialah berbadan sehat .kuat , aktif dan nafsu mengawini
besar .Hal yang perlu dilakukan agar di dapatkan pejantan yang baik adalah:

a. Biarkan pejantan bergerak bebas, mendapat sinar matahari dan cukup memperoleh udara
segar dan bersih.
b. Pemisahan antara kandang pejantan dan betina, tetapi masih berdekatan.
c. Pemberian ransum sesuai dengan kebutuhannya.
d. Mengatur perkawinannya, pejantan yang sehat dan kuat dapat mengawini 5 s.d 6 kali
sehari. Sebaiknya setelah pejantan mengawini betina diistirahatkan dahulu.
e. Kuku pejantan diusahakan pendek.
f. Pejantan perlu dimandikan terutama pada musim kemarau, ini diperlukan untuk menaikkan
daya reproduksi.

Pejantan yang dipelihara dengan baik dapat digunakan sampai berumur 7 s.d 8 tahun. Selain itu ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan domba yaitu:
- Kuku dilihat setiap bulan. Pemotongan kuiku sampai batas adanya suatu garis putih pada kuku
yang dipotong . Bila berdarah diobati dengan yodium tincture
- Domba jantan dengan tujuan untuk digemukkan dikebiri.

G. Peremajaan dan pemilihan bibit unggul


Dalam pemilihan bibit domba ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :

1. Keturunan : pilih bibit dari keturunan yang baik yaitu bibit


domba yang cepat dewasa, pertumbuhan cepat, dan
pertambahan berat badan cepat sesuai dengan umurnya.
2. Bangsa: pilih bibit dari bangsa yang murni sehingga didapatkan
keturunan yang baik.
3. Tanda–tanda bibit sehat diantaranya ialah : mata terang, bersih,
bulu wool warnanya bersih dan mengkilat, gerak-geriknya aktif,
senantiasa berada dalam kelompoknya , selaput lendir mata dan
kulit tidak pucat. Dari mulut dan hidung tidak pucat. Dari mulut
dan hidung tidak keluar cairan, kotorannya normal, dan berbadan
besar.

Dalam memilih pejantan beberapa syarat harus diperhatikan diantaranya:


a. Pejantan memilik badan yang tegap, besar, gerakan aktif, bila berjalan lehernya diangkat
tegak,
b. Kerangka tubuhnya besar,
c. Pejantan yang baik adalah menghasilkan wool yang baik mutunya,
d. Pejantan memeiliki kelamin yang sempurna.

Kemampuan berproduksi sangat dipengaruhi oleh umur ternak. Kemampuan menghasilkan anak yang
baik pada ternak domba adalah pada umur 3 s.d 6 bulan. Sebelum dan sesudah batas umur tersebut
kemampuan produksinya rendah. Peremajaan perlu dilakukan dalam usaha ternak. Peremajaan yang baik
adalah 20% dari jumlah induk pertahun.

H. Pencegahan dan pengobatan dari berbagai penyakit


Ternak yang sehat, akan menghasilkan produksi optimal. Ternak dapat terhindar dari penyakit dengan
cara memperhatikan sanitasi lingkungan seperti kandang, ternak dimandikan, pemberian makanan yang
baik, adakan vaksinasi. Penyakit-penyakit yang menyerang ternak domba diantaranya:

1. Keracunan tanaman
Pencegahannya jauhi tanaman yang beracun, jangan melepaskan domba pada saat lapar. Sebelum
dilepaskan untuk digembalakan berilah makanan sedikit dahulu, supaya domba tidak serakah. Pengobatan
dengan suntikan Ha2S2.

2. Penyakit mulut dan kuk


Penyakit ini diosebabkan oleh virus. Tanda-tandanya: nafsu makan menurun, adanya lepuh-lepuh
(pecah-pecah) pada selaptu lendir dan gusi, mengeluarkan banyak lendir, dan luka pada kuku.
Pencegahan dengan cara vaksinasi setiap 6 bulan sekali. Ternak domba yang menderita diobati dengan
Ciprotol pada lukanya, Vocantol E dan Catosal.

3. Kembung perut
Penyebabnya belum diketahui, kemungkinan diakibatkan oleh pemberian hijauan/kacang-
kacanganyang banyak mengandung karbohidrat tinggi. Juga disebabkan karena domba makan rumput
yang basah. Oleh karena itu jangan digembalakan domba terlalu pagi. Tanda-tanda penyakit ini yaitu:
perut sebelah kiri kembung dan membesar, terlihat membungkuk, bernafas cepat dan pendek.
Pencegahannya: sebelum digembalakan berikan rumput kering. Pengobatan kembung perut ini adalah
domba didudukkan kemudian dipijat-pijat sambil mulutnya diganjal dengan potongan kayu sehingga
mulutnya terbuka dan gas dapat keluar. Bila di dalam perutnya berisibuih-buih, obati dengan Poloxalene
dan minyak kacang yang diminumkan.

4. Penyakit cacingan
Penyebabnya antara lain kandang tidak bersih, ransum kurang baik sehingga menyebabkan kondisi
badan menurun. Juga disebabkan oleh beberapa jenis cacing. Tanda-tandanya: Perut kelihatan buncit,
domba tidak membuang kotoran, kemudian mencret, badanya kurus, lemah, pucat pada selaput lendir
mata dan pertumbuhannya lambat. Pencegahannya dengan pemberian ransum yang baik, pembersihan
lingkungan kandang dan jangan becek. Pengobatan penyakit cacing ini dilakukan dengan pemberian
Citarin, Concurat, Neguvon. Juga dapat diobati dengan obat tradisional yaitu tembakau 3 gram kemudian
dicampur dengan 30 gram terusi halus, dicampur sebanyak 50 cc diminumkan. Sebelum diberi obat
puasakan 12 jam sebelumnya dan 6 jam sesudahnya. Pengobatan ini dapat diulangi setelah seminggui
kemudian.

5. Kudis
Penyebabnya domba kotor dan kandang kurang bersih. Tanda-tandanya: gatal seluruh Badanya,
tempat yang gatal kulit terlihat bercak merah, tebal, bulu rontok, kulit bersisik keropeng, nafsu makan
turun dan kelihatan kurus. Pencegahannya dengan cara dimandikan, kandang diusahakan bersih, dan bulu
dicukur. Pengobatan yang terkena kudis secara tradisional yaitu membuat campuran belerang halus,
parutan kunyit serta minyak kelapa yang dimasak. Setelah itu digosok-gosok pada tempat yang berkudis
atau dengan pemberian obat luar yang terdiri dari 1 bagian kreolin dan 10 bagian spiritus.

6. Radang limpa (Antharax)


Disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Tanda-tandanya: demam tinggi, nafsu makan menurun,
sukar membuang kotoran, terdapat bengkak dibawah leher, dada, rusuk, perut. Umumnya domba mati
mendadak. Pencegahan dengannya dengan cara vaksinasi dua kali setahun. Domba yang terserang
penyakit ini tidak boleh dipotong.

7. Ngorok
Disebabkan oleh bakteri pasteureulla multocida. Tanda-tanda pada tenggorokan dibawah rahang
membengkak, lidah bengkak dan menjulur keluar, mulutnya berbuih terbuka, sulit bernafas, dan nafasnya
ngorok. Pencegahan penyakit ini dengan vaksinasi setiap enam bulan sekali. Pengobatan pemberian
serum S.E dengan antibiotika seperti Lukomycin dan Supranal.

8. Desentri
Penyakit ini timbul karena kandang yang terlalu padat. Penyebab penyakit ini yaitu Clostridium
welchii dan penularannya berasal dari kotoran. Tanda-tanda terserang penyakit ini anak domba malas
menyusui induknya, jalanya kaku dan kelihatan sakit. Bila buang kotoran terlihat kesakitan mula pertama
kotorannya terlihat normal, kemudian berubah merah kecoklatan dari mencret serta ada darah dalam
kotorannya. Pencegahan dengan injeksi tertiserum paling lambat 12 jam setelah anak domba lahir dan
dilakukan vaksinasi pada induknya dua kali yaitu sehabis kawin dan seminggu menjelang beranak.
Pengobatannya dengan antibiotika.

9. Gangguan pernafasan
Diakibatkan oleh udara yang lembab, dingin, kotor, juga dapat disebabkan oleh virus, dan bakteri.
Tanda-tanda penyakit ini turunya nafsu makan, demam, letih, bernafas cepat dan pendek, batuk-batuk
mengeluarkan lendir dari hidungnya. Pencegahannya penyakit ini agar kandang dan lingkungan
diusahakan bersih dan kering. Udara dalam kandang bersih dan segar. Domba yang menderita penyakit
ini ransumnya berkualitas baik dan cukup. Kandang dialasi dengan jerami yang tebal. Pengobatannya
dengan Leukomycin atau Bardomyocel.

I. Analisa biaya dan keuntungan usaha


Sebagai contoh suatu analisa biaya dan pendapatan usaha ternak domba, dalam satu unit dengan 48
ekor induk adalah sebagai berikut:

1. Biaya investasi...................................................................................................Rp. 1.000.000,-


a. Pembuatan kandang 100 m2 (20 x 5) x Rp. 8.500,-......Rp. 850.000,-
b. Perlengkapan kandang .................................................Rp. 50.000,-
c. Bangunan rumah jaga................................................... Rp. 100.000,-
2. Biaya operasional................................................................................................Rp. 6.415.000,-
a. Belian induk dan pejantan 50 ekor x Rp. 35.000,- .....Rp. 1.750.000,-
b. Biaya pakan (12 bulan) ................................................Rp. 3.855.000,-
c. Obat-obatan dan vitamin..............................................Rp. 100.000,-
d. Perlengkapan lainnya ...................................................Rp. 50.000,-
e. Biaya pekerjaan (12 bulan)...........................................Rp. 660.000,-
3. Total modal usaha (1 + 2) ..................................................................................Rp. 7.415.000,-
4. Pendapatan hasil produksi ................................Rp.
..................................3.240.000,-
Penjualan:
a. Domba
Diperkirakan dalam setahun 100 ekor x Rp. 30.000,-........Rp. 3.000.000,-
b. Wool
Diperkirakan dalam setahun 48 kg x Rp. 5.000,-................Rp. 240.000,-

keuntungan baru diperoleh setelah usaha tersebut berjalan lebih kurang 3 tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Davendra , M. Agr. Sci., Ph. D . ( et.al ), Goat and Sheep Production in the Tropics, First Edition,
Longman Group Ltd., London, 1982 .

Harensworth, T. B and Page Sharp J, Sheep and Wool Classing an Introduction to Sheep and Wool
Improvement, Department of Sheep and Wool, Melbourne School of Textiles, 1970.

Marah, Maradjo. Fauna Indonesia Kambing, Domba dan Hasilnya, P.T. Gita Karya, Jakarta, 1984 .

Sasroamidjojo, M. Samad, Drs. dan Soeradji, Drh., Peternakan Umum, C.V. Yasa Guna, Jakarta, 1978.

Sumopratomo C.da, Beternak Domba Pedaging dan Wool, Kaya Aksara, Jaklarta, 1987.
BAB V. CARA BETERNAK KAMBING

A. Asal-usul dan jenis kambing yan baik diternak


Kambing merupakan ernak yang berguna bagi manusia sebagaimana hewan-hewan ternak lainnya
seperti sapi, kerbau, kuda, domba, kijang, menjangan, rusa, dan babi. Ternak kambing menghasilkan
daging, susu, kulit, dan kotorannya dapat dipergunakan untuk pupuk. Perlu diketahui kotoran kambing
dapat digunakan sebagai pupuk kandang yang baik untuk memupuk tanaman. Kotoran kambing
mengandung unsur nitrogen dan fosfor yang tinggi sehingga akan memperbaiki zat hara tanah.
Ternak kambing termasuk jenis Capra, dan terdapat tia jenis Capra, yaitu:

- Capra Falconeri, berasal dari daerah sepanjang pegunungan Khemeer


- Capra Prisca Barasal ari semenanjung Balkan, dan
- Capra Hircus/
Capra Acgagusrus, berasal dari dataran India, Pakistan dan Turki.

Ketiga jeniskambing/capra tersebut merupakan asal-usul kambing yang dewasa ini.

Dilihat dari hasil produksi, kambing dapat dibagi sebagai berikut:


1. Jenis kambing penghasil daging yaitu kambing kambing Etawa, kambing Kacang dan kambing
Jawarandu.
a. Kambing Etawa berasal dari India atau daerah Jamnapari, dengan ciri-ciri hidung
melengkung, telinga terkulai panjang, kuku kaki panjang dan baik jantan maupun
betina bertanduk. Selain sebagai penghasil daging juga dapat diambil susunya.
b. Kkambing Kacang adalah kambing Indonesia asli, dengan ciri-ciri: warna bulu
bermacam-macam, seperti hitam, putih, coklat atau belang-belang. Selain sebagai
penghasil daging juga dapat dimanfaatkan kulitnya.
c. Kambing Jawarandu merupakan persilangan antara kambing Etawa dengan kambing
Kacang dengan ciri-ciri: tubuhnya besar dan tinggi, telinganya terkulai panjang, bulu
kaki panjang, baik jantan maupun betina bertanduk. Selain sebagai penghasil daging
juga dapat menghasilkan susu.

2. Jenis kambing penghasil susu yaitu kambing Saanen dan kambing Toggeburg.
Kedua jenis kambing yang berasal dari Swiss ini adalah kambing perahan yang dapat menghasilkan 3
sampai 4 liter susu dalam sehari.
Ciri-ciri kambing tersebut adalah :
- Kambing Saanen berwarna putih dan cream, jantan dan betina tidak bertanduk, telinga
tegak dan besar.
- Kambing Tonggenburg berwarna coklat. Pada kaki bagian bawah berwarna putih, begitu
juga pada bagian samping muka dan diawah pangkal ekor, baik jantan maupun betina
tidak bertanduk, telinga besar dan tegak.

3. Jenis kambing penghasil bulu yaitu kambing Angora.


Selain memperhatikan jenis kambing seperti tersebut diatas, bila ingin berternak kambing perlu
diperhatikan keadaan (perfomance) ternak antara lain matanya jernis dan bersih, bulu halus dan merata
tumbuhnya, berat bdcan sesuai dengan umurnya, bentuk kaki normal.

B. Perkandangan kambing sistem intensif


Kandang bagi ternak berfungsi selain melindungi ternak dari iklim dan cuaca, juga akan memberikan
kenyamanan dan memudahkan peternak dalam memelihara.
Syarat-syarat kandang yang baik adalah :
- kandang dibuat dari arah timur ke barat sehingga sinar mata-matahari dapat masuk secara
tidak langsung,
- kandang diberi sekat 2 x 3 m untuk tiap 2 s.d 3 ekor,
- kandang pejantan diushakan terpisah dari kandang betina, dengan ukuran 1 x 1,5 m,
- kandang anak kambing (cemple) sebaiknya agak luas tanpa sekat sehingga cemple leluasa
bermain.
Tipe kandang ada dua macam yaitu kandang sistim tunggal dan kandang sistim ganda.

Gambar 1. Kandang sistim tunggal

Gambar 1. Kandang sistim ganda

Bahan untuk kandang, dapat dipilih bahan-bahan yang kuat dan murah. Dinding terbuat dari papan
atau bambu. Arah yang kena angin ditupu lebih rapat, sedangkan dinding tempat pakan jaraknya agak
longgar, apabila dibuat dari bambu, tinggi antara 20 sampai 25 cm sehingga kepala kambing mudah
keluar. Alas kandang sebaiknya terbuat dari bambu, dan antara bambu yang satu dan bambu yang lain
berjarak 1 s.d1,5 cm sehingga kotoran kambing dapat jatuh ke bawah. Untuk bak pakan,sebaiknya
bagiandasar selebar 25 cm,bagian atas 35 sampai 40 cm, bagian dalamrak berukuran lebih kurang 50 cm.
Bahan bak pakan dapat dibuat dari bambu atau pakan.

C. Pemeliharaan anak, induk, dan pencegaha penyakit

1. Pemeliharaan anak kambing (cemple)


Anak kambing (cemple) yang baru lahir harus dibantu dengan membersihkan lendir pada muka dan
seluruh badannya, sehingga mudah bagi anak kambing bernafas.harus diperhatikan juga apakah induk
menyusui. Apabila susu induk kering (tidak ada) dapat diberi susu yang terbuat dari skim. Sebaiknya
diusahakan induk menyusui anaknya s.d 2 atau 3 bulan. Pada hari pertama sampai keempat,cemple
disusui oleh induknya untuk mendapatkan kolustrum yang berfungsi sebagai kekebalan (antibody) pada
anaknya. Cemple ditempatkan pada kandang yang tertutup, jangan terlalu kena angin dan pemberian
pakan yang sesuai dengan umurnya. Alas kandang sebaiknya diberi jerami.

2. Pemeliharaan pejantan
a. Pejantan dipisahkan dalam kandang tersendiri yang terletak di antara kandang kambing
betina dewasa sehingga pejantan timbul keinginan untuk kawin.
b. Diusahakan agar pejantan dapat bergerak bebas, selain dikandangkan juga sewaktu-waktu
dilepas dilapangan.
c. Kandang diusahakan bersih sehingga tak ada bibit penyakit. Kambing perlu dimandikan
seminggu sekali atau paling tidak tiga kali sebulan.
d. Pakan diberikan dalam keadaan cukup dan seimbang.
e. Sebaiknya sinar matahari masuk dalam kandang.

Pejantan yang baik berumur dua tahun digunakan untukpemancek betina dan selama setahun hanya boleh
dikawinkan dengan sekitar 25 s.d 50 ekor kambing betina.

3. Pemeliharaan induk
Dalam pemeliharaan induk ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
a. pakannya perlu diperhatikan jumlah maupun kualitasnya,
b. dilatih agar mudah bergerak atau berjalan menuju kandang peternakan yang nantinya untuktempat
beranak,
c. menjelang beranakperlu ditempatkan dalam kandang beranak yang diasingkan dari kawannya agar
terhindar dari perkelahian,
d. ukuran kandang yang baik bagi induk kambing adalah 1 x 1,5meter,
e. lanati diberi jeramikering yang bersih dan empuk.

Induk kambing yang hendak beranak memiliki tanda-tanda sebagai berikut:


a. bila putingnya diperah akan keluar cairan putih
b. kambing kelihatan gelisah dan mencakar-cakar lantai
c. dari kelaminnya keluar cairan berupa lendir yang jernih
d. induk kambing sering mengembik-embik

Induk kambing jarang mengalami kesulitan beranak. Tetapi sebaiknya ditunggu pada saat-saat akan
beranak, barangkali akan mengalami kesulitan. Kambing biasanya beranak dua ekor. Tenggang waktu
lahir yang pertama dan yang kedua sekitar 15 menit. Pada waktu induk mengeluarkan anaknya, segera
dibantu dengan membersihkan lendir yang menempel pada hidung dan mulut anak kambing sehingga
mudah bernafas. Apabila tidak cepat-cepat ditolong dapat menyebabkankematian.bila didapati anak
kambing susah bernafas, maka segera ditolong dengan meniup mulutnya dan memijit-mijit bagian
dada,kemudian mengangkat-angkat tubuh dari belakang.anak kambing yang baru lahirdiupayakan
pusarnya diberi yodium tincture atau parutan kunyit dan abuy dapur supaya tidak mengalamiinfeksi.

4. Perawatan induk setelah beranak


Dalam merawat induk kambing setelah beranak, pertama yang harus diperhatikan adalah keadaan di
sekitar alat kelamin,pantat,danputing susu. Kalau kotor harus dibersihkan dengan air hangat hingga
bersih. Setelah itu, puting susu diperah dan dikeluarkan susu asamnya guna memperlancar pengeluaran
susu sehatnya. Makanan penguat seperti konsentrat diberikan dengan perbandingan 1 : 6 seberat 0,2 s.d
0,5 kg perhari. Konsentrat untuk anak kambing diberikan setelah umur 1 s.d 1½ bulan seperti ukuran
tersebut di atas.
Penyapihan perlu dilakukan untuk menjamin kesehatan induk. Setelah saat penyapihan tiba, anak
kambing sudah dapat dilatih makan rumput.

5. Pencegahan dan pengobatan penyakit


Produksi usaha peternakan akan tercapai secara optimal biladiperhatikan masalah bibit, pakan dan
manajemen/tata laksana, juga memelihara ternak dari penyakit. Bila sakit, maka tidak akan mencapai
produksi tinggi sesuai dengan keinginan peternak. Untuk itu sedini mungkin perlu diperhatikan sedini
mungkin kesehatan ternak dengan jalan dengan jalan pencegahan penyakit.
Adapun pencegahan yang perlu dilakukan antara lain:
- Sanitasi lingkungan yaitu menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dari sumber penyakit,
- Pertukaran udara diusahakan tetap teratur dengan ventilasi cukup,
- Memberikan pakan yang cukup dan baik, kualitas maupun kuantitasnya,
- Kambing digembalakan jangan terlalu pagi karena rumput dan tanaman masih basah, hal ini
akan menyebabkan penyakit cacingan,
- Apabila ada kambing yang terserang penyakit,segera dipindahkan darikelompok agar tidak
menular.

Macam-macam penyakit yang sering menyerang ternak kambing:


a. Erithym cotagios (penyakit mulut dan kuku)
Disebabkan oleh virus, dengan tanda-tanda luka di bagian bibir kambing yang menjalar ke selaput
lendir mulut, dan luka-luka di bagian celah-celah kuku yang berdekatan dengan kulit. Penyakit
tersebut dapat menimbulkan kematian karena tidak dapat makan. Tindakan pertama yang perlu
dilakukan adalah pemberian obat yodium tincture pada saat permulaan.biasanya penyakit menyerang
kambing muda dan cepat menular.

b. Scabies atau kudis


Penyakit scabies atau kudis ini disebabkan oleh tungau atau parasit, dengan tanda-tanda terdapat
gelembung berwarna yang merah, kulit tebal, kasar dan bersisik, banyak bulu yang rontok dan
korengan. Bila kulit terkelupas akan keluar darah dan ternak kehilangan nafsu makan.badan semakin
kurus danlama-0kelamaan ternak akan mati.
Pencegahan/pengobatannya, yaitu: campuran serbuk belerang,parutan kunyit dan minyak kelapa
dengan perbandingan 1 : 1 : 1, lalu dipanaskan, kemudian dioleskan setelah dicampur dengan 1
bagian cleorin dan spiritus.

c. Penyakit cacing
Terjadi akbiat kandang dibuat di tanah becek. Tanda-tandanya: makannya banyak tetapi kurus, tidak
bersemangat, lesu, selaput mata pucat, lemah, perut kelihatan besar, bulu kusut, kepala selalu
menunduk, dagu bengkak, dan kadang-kadang mencret. Pengobatannya dengan Piperazine Powder
dan campuran antara 5 s.d 10 gram biji tepung pinang sebesar kacang tanah dan segenggam nasi yang
diberikan kepada kambing. Pencegahannya ialah dengan membersihkan kandang, mencegah agar
lingkungan kandang tidak becek dan tidak digembalakn pada pagi hari karena rumput masih basah.

d. Penyakit pernafasan
Penyakit ini disebabkan kandang terlalu lembab, dingin, dan kotor sehingga mengganggu pernafasan
dan banyak menyerang kambing muda. Tanda-tandanya antara lain ialah kambing kedinginan, nafsu
makan hilang, kelihatan lesu dan lemah, batuk-batuk dan berbunyi sewaktu bernafas. Pencegahannya
dengan cara membersihkan tempat-tempat yang kotor dan lembab. Kandang harus tetap bersih
dankering serta

e. Penyalit kembung perut (bloat)


Penyakit bloat timbul akibat mengembalakan kambing terlalu pagi, saat rumput masih basah.
Penyakit ini menyerang kambing muda ataupun dewasa. Tanda-tanda yang ditimbulkan perut sebelah
kiri kembung atau membesar, pungung bungkuk, frekuensi pernfasan tidak teratur sehingga lama-
kelamaan dapat menimbulkan kematian. Pertolongan yang dapat dilakukan ialah kaki kambing bagian
depan diangkat dan dletakkan pada temapat yang tingginya ½ meter, kemudian kedua sisi perut
ditekan besama-sama dengan perlahan-lahan. Mulut kambing dibuka dan masukkan sepotong kayu
untuk dikunyah selama 30 menit. Selaintiu diberiakn norit atau beras gosong atau air kopi kental.

f. Konstipasi
Penyakit ini sering menimpa kambing, karena kotoran yang keras sehingga sulit keluar. Tanda-
tandanya kambing beguling-guling, susah buang kotoran dan mengebik-embik karena kesakitan.
Pengobatannay dilakukan dengan memasukkan air sabun hangat dengan selang kecil ke dalam
duburnya, diulangi hingga kambing dapat mengeluarkan kotorannya.

g. Keracunan makanan
Kambing mengalami keracunan apabila terlalu banyak makan daun petai cina, daun koro, dan daun
koma. Tanda-tanda keracuan kambing muntah, berak, gelisah, lesu dan tidak bergairah. Pertolongan
pertama dapat dpat dilakukan dengan diberi minum minyak kelapa atau air kelapa hijau muda.

D. Pemberian pakan ternak kambing


Ternak kambing lebih menykai pakan daun-daunandi samping makan rumput. Jenis-jenis rumput
yang disukai adalah rumput benggala, rumput benda, dan rumput gajah. Sedangkan dari jenis-daun-
daunan ialah daun daun nangka, daun pisang, daun ketela pohon, daun turi, putri malu dan daun
kembang telang. Pemberian pakan diberikan secara teratur. Disamping rumput dan daun-daunan,
kambing juga perlu mendapat makan penguat (konsnentrat) yang terdiri campuran bekatul, jagung
giling, tepung beras merah, bungkil kelapa, tepung singkong ditambah dengan campuran mineral dan
sedikit garam dapur. Sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari antara ½ sampai 1 kg pehari.
Sedangkan hijauan diberikan untuk kambing dewasa 6 kg sehari.

E. Pengembangbiakan ternak kambig


Dalam rangka peningkatan populasi ternak kambing banyak cara dilakukan seperti kawin silang,
kawian suntik (inseminasi buatan) dan kawin dengan cara-cara lain. Sebelum ternak
dikembangbiakkan, peternak harus mengetahui lebih dahulu kapan ternak birahi. Biasanya ternak
kambing lama masa birahinya itu terjadi antara 24 s.d 36 jam. Kambing yang baik untuk dikawinkan
berumur 1 ½ s.d 2 tahun. Tanda-tanda masa birahi ternak kambing adalah:
- Kambing terlihat gelisah dan tidak tenang,
- Nafsu makan dan minum menurun,
- Berusaha untuk keluar dari kandang,
- Bila bertemu dengan lawan jenisnya kambing tersebut menjilati dan mengganggunya.

Bila terjadi tanda-tanda tersebut, segeralah kambing itu dikawinkan. Setelah dikawainkan tidak bunting
maka akan timbul kemabli masa birahi 2 s.d 3 minggu. Kambing yang telah dikawinkan kemudian
bunting selama 21 minggu dan akan beranak pada minggu ke 22. Ternak kambing yang baru beranak,
setlah 1 sampai 2 bulan akan timbul masa birahi lagi. Sebaiknya ditangguhkan dulu untuk dikawinkan,
supaya induk tesebut dapat mengasuh anaknya dan menyusui selam 2 s.d 3 bulan, baru setelah itu boleh
dikawinkan.
Suatu upaya untuk mendapatkan ternak kambing yang berpotensi genetik baik atau unggul dalam arti
ternak tersebut dapat menghasilkan produksi yang tinggi, dewasa ini banyak dilakukan perkawinan silang
antar jenis. Misalnya dengan cara mengawinkan pejantan unggul (kambing Etawa) dengan kambing
kacang. Cara demikian dapat menghasilkan kambing yang dikenal dengan sebutan kambing jawarandu.
Kambing jawarandu memiliki sifat-sifat turunannya dengan badan besar dan tinggi produksinya. Cara
perkawina tarsebut akan menghasilkan bibit unggul yang tangguh serta akan memberikan keuntungan
besar bagi peternak.

F. Analisa biaya dan keuntungan usaha


Sebagai contoh analisa biaya dan pendapatan usaha ternak kambing dalam satu unit dengan 48 ekor
induk adalah sebagai berikut:
1. Biaya investasi...................................................................................................Rp. 1.170.000,-
a. Pembuatan kandang 6 x 20 m2 xRp. 8.500,-.................Rp. 1.020.000,-
b. Perlengkapan kandang .................................................Rp. 50.000,-
c. Bangunan rumah jaga................................................... Rp. 100.000,-
2. Biaya operasional................................................................................................Rp. 5.608.000,-
a. Belian induk dan pejantan 50 ekor x Rp. 35.000,- .....Rp. 1.750.000,-
b. Biaya pakan (12 bulan) ................................................Rp. 3.345.000,-
c. Obat-obatan dan vitamin...............................................Rp. 100.000,-
d. Perlengkapan lainnya ...................................................Rp. 50.000,-
e. Biaya pekerjaan (12 bulan)...........................................Rp. 360.000,-
3. Total modal usaha (1 + 2) ..................................................................................Rp. 6.778.000,
4. Pendapatan hasil produksi tahun pertama ………………………. .................... Rp. 5.040.000,-
Penjualan kambimbing muda diperkirakan dalam
Waktu 12 bulan sekitar 144 ekor x Rp. 35.000,-

Keuntungan baru dapat diperoleh setelah usaha tersebutberjalan 2 tahun.

---- o ----
DAFTAR PUSTAKA

Davendra, M. Agr. Sci., Ph. D. (et.al.), 1982, Goat dan Sheep Production in The Tropics, First Edition,
Longman Group Ltd., London.

Gall C., 1981, Goat Production, Acadeemic Press London, New York, Toronto, San Francisco, Sidney.

Marah, Maradjo, 1984, Fauna Indonesia Kambing Domba dan Hasilnya, P.T. Gita Karya: Jakarta.

Muljiana W., 1982, Cara Beternak Kambing, C.V. Aneka; Semarang.

Soeryantoro, H.I., 1980, Penuntun Beternak Kambing, Usaha Nasional: Surabaya.

Sumoprastowo, 1980, Beternak Kambing yang Beehasilkan, Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

You might also like