Professional Documents
Culture Documents
Ayam kampung sudah sejak dulu dikenal masyarakat sebagai ternak penghasil daging dan telur yang
berprotein tinggi. Ayam kampung termasuk keluarga unggas/Aves bersifat jinak sehingga banyak orang
memeliharanya. Selain dagingnya enak telurnya bermanfaat untuk kesehatan. Ada juga maksud
pemeliharaan Ayam kampung yaitu untuk memenuhi kesenangan dan kegemaran seseorang seperti untuk
disabung, untuk didengarkan suaranya sehingga dapat memberikan kegembiraan. Kecuali itu bulu ayam
bisa digunakan untuk bahan lukisan dan pembersih debu. Kotoranya dapat digunakan untuk memupuk
tanaman dan sayur-sayuran.
Pemeliharaan ayam kampung tidak terlalu sulit, karena ayam tersebut, Karena ayam tersebut tahan
terhadap serangan penyakit. Biaya pemeliharanya rendah, tidak memerlukan lahan yang luas, serta
makananya murah dan mudah didapat. Sifatnya jinak yang memungkinkan hidupnya menyatu dengan
lingkungan kehidupan manusia. Ayam kampung cepat berkembang biak, tidak terikat pada masa birahi,
seekor pejantan dapat mengawini beberapa ekor betina.
Ayam bangsa unggas yang tidak dapat terbang jauh, tidak mempunyai kelenjar keringat, tetapi
mempunyai pusat pengatur suhu didalam tubuhnya, sehingga tidak berpengaruh pada suhu di sekitarnya.
Ayam kampung yang terkenal adalah ayam Kedu. Ayam lain yang tubuhnya tidak besar disebut Ayam
sayur. Ayam jantan sedring disebut ayam Jago karena suka bertarung, gemar kawin dengan beberapa ekor
betina dalam kelompoknya.
Induk ayam kampung sebaiknya dipilih dari bibit ayam kampung unggul yang tinggi produksinya.
Dalam pemilihan bibit ayam kampung perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Anak ayam sehat, bertubuh dan berkepala besar, tidak cacat, kakinya kokoh, matanya bulat
bercahaya cerah, paruh pendek, tidak melengkung, gerakanya gesit dan lincah, aktif
mencari makanan.
- Ayam dewasa yang dijadikan induk sebaiknya bertubuh sehat, seimbang, badanya berat,
kakinya kokoh besar, aktif mencari makanan, gesit dan lincah serta dada lebar memanjang
berisi.
Bangunan kandang sebaiknya berbentuk panggung dengan alas dari bambu berbentuk kisi bilah-bilah
kecil dengan jarak ½ s.d 1 cm. Maksudnya agar kotoran ayam mudah jatuh kebawah. Bahan untuk
kandang cukup murah dan mudah diperoleh seperti bambu, kayu dan kawat kasa. Kandang didaerah
tropis sebaiknya sebagian terbuka supaya udara dalam kandang tidak lembab, sehingga sirkulasi udara
baik. Di sekitar kandang, tidak boleh tergenang air tidak dibawah pohon-pohon besar yang menghalangi
sinar matahari. Atap yang baik dari genteng atau asbes. Kandang sebaiknya dibuat menghadap ketimur
supaya masuk sinar matahari pagi. Untuk menghindari hembusan angin kencang bagian kandang yang
sering tertiup angin, diberi penghalang berupa tanaman atau pagar yang tinggi.
Peralatan kandang yang diperlukan di antaranya:
- Tempat pakan/minum dari plastik atau bambu,
- Tempat bertengger sepanjang 20 s.d 25 cm untuk setiap ekor.
- Alat-alat kebersihan berupa sapu, sikat, sekop dan alat pembuangan kotoran.
Gambar Kabdang ayam kampung
Tempat pakan dan minum diletakkan lebih tinggi 3 cm diatas badan ayam sehingga ransum pakan
tidak terbuang dan tetap bersih. Kebersihan kandang perlu selalu dijaga agar ayam tetap sehat. Minuman
ayam hendaknya cukup tersedia dalam keadaan yang bersioh dan segar.
Luas kandang yang diperlukan sekitar 1m2 untuk 4 s.d 5 ekor ayam.
Dalam tata laksana pemeliharaan ayam kampung diperlukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
3. Pemberian vitamin
a. Vitamin A dibutuhkan untuk pertumbuhan daging, tulang dan untuk
produksi telur, disamping itu dapat memelihara dan mengganti serta
memperbaiki jaringan epitheel. Kekurangan Vitamin A dapat
mengakibatkan pertumbuhan lambat, terjadi peradangan mata, produksi
telur rendah dan menimbulkan matinya embrio telur sebelum menetas.
Sumber vitamin A dapat diperoleh dari daging, hati, susu, minyak ikan. Pro
vitamin A terdapat pada hijauan, wortel, dan jagung kuning.
b. Vitamin BI dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan dan
pengembangbiakan. Kekurangan vitamin B I dapat mengakibatkan
kelumpuhan, pertumbuhan lambat dan menimpulkan penyakit beri-beri.
Sumber vitamin B I dapat diperoleh dari jagung, kacang hijau, bungkil
kacang tanah dan bekatul.
c. Vitamin B 2 dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan, meningkatkan
daya tetas telur.
Kekurangan vitamin B 2 dapat menyebabkan kelumpuhan, pertumbuhan lambat dan produksi telur
rendah.
Sumber vitamin B 2 dapat diperoleh dari jagung, kacang-kacangan, tepung ikan, beras, hijauan dan
ragi.
d. Vitamin B 6 dibutuhkan untuk menambah nafsu makan dan membantu
proses pertukaran asam amino. Kekurangan vitamin B 6 dapat
mengakibatkan pertumbuhan lambat, terjadi anemia, produksi telur turun,
kejang-kejang dan kerdil.
e. Vitamin B 12 dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan, menaikkan
daya tetas dan pembentukan sel darah merah. Kekurangan vitamin B 12
dapat menyebabkan daya tetas rendah, pertumbuhan bulu jelek dan anemia.
Sumber vitamin B 12 banyak terdapat pada kotoran binatang memamah biak, tepung ikan, dan sisa-
sisa hasil fermentasi.
Ayam kampung secara tradisional diberi pakan seperti beras, nasi, jagung, sayur-sayuran, kecambah,
dan daun kangkung. Kecuali itu ayam kampung dapat dibiarkan mencari makan sendiri.
Pemberian pakan anak ayam, ayam dewasa yang bertelur, bila diternakkan secara intensif adalah
sebagai berikut:
Tabel : Pemberian ransum pakan dan air Minum
untuk 100 ekor / hari.
Berdasarkan kenyataan, ayam kampung jarang terserang penyakit. Namun demikian penyakit-
penyakit yang kadang kala menyerang ayam perlu dihindari dan dicegah. Pencegahan penyakit tersebut
perlu diketahui sebab-sebab dan gejala-gejalanya.
Penyebab penyakit dapat dibagi dua yaitu penyebab dari dalam dan penyebab dari luar .
Penyebab dari dalam yaitu antara lain adanya gangguan metabolisme, hormonal dan faktor keturunan.
Penyebab dari luar antara lain kurangnya zat makanan dalam tubuh, adanya kekuatan fisis dan bibit
penyakit.
Cara-cara penularan penyakit adalah adanya kontak langsung dengan penderita maupun melalui tempat
pakan/minum bekas penderita dan melalui serangga.
Infeksi disebabkan karena kuman penyakit yang masuk ke tubuh ayam. Penyebab infeksi ini berupa
bakteri, virus dan parasit. Cara pemberian obat adalah melalui mulut, suntikan dan melalui kulit dengan
digosokkan atau ditaburkan pada kulitnya.
Pencegahan:
- Pemberian obat pullarum, misalnya Coccidin, Trisulfa dan Sulfakok.
- Dipisah dari ayam sehat dan pembersihan kandang setiap hari, penyemprotan kandang
dengan Asepto, minimal seminggu sekali.
- Kotoran ayam sakit dimusnahkan.
- Pemberian obat sesuai dengan dosis yang tertera pada bungkus obat.
2. Penyakit tetelo
Penyakit ini disebabkan virus, menyerang alat pernafasan, susunan dan jaringan syaraf serta alat-alat
reproduksi telur. Gejala-gejala/tanda-tanda penyakit Tetelo: ayam lesu, pernapasan tercekik, anak ayam
sempoyongan, berputar-putar, leher terputar dan bulu berdiri, mati mendadak dan cepat menular.
Pencegahan:
- Pemeliharaan sanitasi secara rutin.
- Penyemprotan kandang, ayam yang sakit dipisahkan dari kelompoknya.
- Program vaksinasi: vaksin hervac untuk anak ayam, dan vaksin Losovac untuk ayam
dewasa/muda.
- Menggunakan vacsin NCD in aktif.
3. Penyakit bronchitis
Tanda-tanda/gejala-gejala yang ditimbulkan akaibat penyakit bronchitis: susah bernafas, berat
badanya menurun, hidung berlendir dan anak ayam banyak mati.
Pencegahan:
- Vaksinasi dan tatalaksana pemeliharaan secara baik.
- Menekan daya tular penyakit, jangan sampai ada lalat atau binatang sejenis keluar dari
kandang.
Pencegahan:
- Pengawasan yang ketat terhadap orang/binatang yang keluar masuk kandang
- Tatalaksana pemeliharaan, dan sanitasi yang baik
- Kandang dan peralatannya dibersihkan dengan Asepto
- Ayam yang mati dibakar atau ditanam
- Isolasi ayam yang sakit dan diberi Biocillin Powder dalam air minumnya.
--- o ---
DAFTAR PUSTAKA
Pubis D.A., Prof. Dr. Ilmu Makanan Ternak, PT. Pembangunan Jaya, Jakarta, 1963.
Marah, Maradjo, Fauna Indonesia Ayama Kampung dan Hasilnya, P.T. Gita Karya, Jakarta, 1984.
Sasroamidjojo, Somad M., Drs. dan Soeradji Drh., Peternakan Umum, C.V. Yasaguna, Jakarta.
Whendrato I, Drh. dan Madyana I.M., BA., Beternak Ayam Secara Populer, Eka Offset, Semarang, 1986.
Gambar ayam kampung
BAB II. CARA BETERNAK AYAM NEGERI
Berdasarkan pengalaman, pemeliharaan ayam negeriu memerlukan ketelatenan, karena ayam tersebut
peka terhadap lingkungan sekitarnya. Dianjurkan pemeliharaan ayam negeri sebaiknya berlokasi agak
jauh dari kebisingan kota. Iklim di Indonesia cocok untuk peternakan ayam negeri, yang memerlukan
sinar matahari. Produksi ayam negeri dapat mengahsilkan produksi yang tinggi, bila peternak menangani
ternaknya dengan baik yaitu lingkungannya yangt memenuhi syarat seperti tenang, aman, dan tidak
terganggu oleh kegaduhan serta keramaian.
Pada masa stater membutuhkan induk buatan karena anak ayam petumbuan bulunya belum sempurna.
Indk bauatn berupa lampu listrik atau lampu minyak. Setelah bulunya tmbuh sempurna, cahaya dapat
dukurangi. Cahaya tersebut berfungsi menerangi dan memberi kehangatn bagi anak ayam, juga
merangsang agar anak ayam suka makan, sehingga mempercepat pertumbuhan.
Pada masa grower (ayam dara) pemberian cahaya dikurangi. Kandang pemeliharaan untuk ayam
pedaging dibuat dalam bentuk litter dan diusahakan anak ayam berumur 0 s.d 6 minggu sebanyak 12
ekor/m2 dan kepadatan untuk anak ayam berumur 8 s.d 9 minggu sebanyak 10 ekor/m2.
Jadi pada periode stater anak ayam yang berumur 1 hari sampai 2 bulan membutuhkan 89 kg : 50 =
1,75 kg. Sedangkan untuk anak ayam pedaging dari umur 1 hari s.d 2 bulan membutuhkan makanan 5 s.d
6 kg/ekor. Pemberian makanan periode stater diberikan 2 atau 3 kali sehari. Anak ayam yang berumur 1
hari sampai dengan 4 hari pemberian makanannya ditaburkan di atas koran atau baki. Setelah berumur
lebih dari 4 hari diberikan pada tempat makanan ayam biasa. Makanan ayam perlu ditambahkan mineral,
misalnya mineral B-12 vitamin Chicken vit dan kurinox.
Pemberian minuman diberikan tidak terbatas, air minum diusahakan dalam bentuk segar atau bersih.
Dalam air minum dapat diberikan vitamin seperti Vitachick.
Anak ayam perlu pula diberi vaksinasi seperti vaksinasi ND dengan tujuan mencegah serangan
penyakit tetelo. Vaksinasi juga dilakukan terhadap ayam yang sehat seperti pemberian antibiotika,
misalnya Coccidiostat.
Pemberian makanan pada periode ini harus diperthiungkan secara ekonomis untuk dapat
mengahsilkan telur yang menguntungkan. Kebutuhan protein sekitar 16% pada umur 14 s.d 22 minggu
sekitar 12% dari jumlah makanan.
Diusahakan ternak ayam pada periode ini jangan terlalu gemuk karena akan mengakibatkan
terlambatnya berproduksi, kemudian telurnya kecil-kecil atau tidak dapat bertelur. Oleh karena itu perlu
adanya pengontrolan berat badan.
Bila ayam yang dipelihara terlalu gemuk perlu dilakukan pengurangan makanannya. Minuman cukup
tersedia dengan air bersih dan segar.
Pada periode layer ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Pemberian makanan 2 atau 3 kali sehari dengan kadar protein sekitar 18% dari jumlah makanan,
b. Pemberian air minum harus cukup, bila kekurangan ir minum akan mengakibatkan produksi telur
menurun,
c. Penempatan tempat makanan dan minuman sekitar 3 cm lebih tinggi dari badan ayam,
d. Diperlukan pemberian vitamin yang berfungsi meningkatkan produksi telur dan memelihara alat-
alat reproduksi, misalnya Multi Egg, Babonnal dan vitamin B-12,
e. Pemberian sinar/cahaya sekitar 16 jam sehari yaitu antara pukul 4 pagi sampai pukul 7 malam.
Cahaya ini diperlukan untuk memelihara makanan/minuman, dan proses pembentukan telur,
f. Kandang jangan terlalu lembab, karena akan mengandung bibit penyakit. Udara pun harus segar,
g. Pengawasan yang teliti dan sanitasi terhadap ayam yang dipelihara. Bila ada yang sakit cepat-
cepat diobati. Program vaksinasi dilakukan minimal 3 bulan sekali seperti vaksinasi ND,
h. Bila ayam mati segera dipisahkan, demikian juga ayam-ayam yang cacat.
Penggunaan ransum dan air minum untuk pemeliharaan 100 ekor ayam petelur.
Tabel 2. Ransum pakan dan air minum ternak ayam untuk 100 ekor
1. Stress
Stress bukan disebabkan oleh bakteri, jamur atau penyebab lain, tetapi disebabkan oleh keadaan
dimana ayam tidak mempunyai kelenjar keringat, karena itu ayam cepat sekali stress. Akibat stress
kondisi ayam menjadi lemah serta mudah terserang penyakit, reproduksi telur menurun, nafsu makan
berkurang. Penyebab stress misalnya cuaca/iklim seperti hujan lebat, perubahan udara yang mendadak,
suara yang terlalu bising, pindah kandang serta pergantian makanan yang kualitasnya rendah. Pencegahan
dan pengobatannya dengan anti stress.
Pengobatan/pencegahannya:
Ayam yang terkena penyakit ini dipisahkan dan diobati dengan Coccidiosis seperti Coxalin, Coccilin.
3. Penyakit Tetelo ( New Castle Desease NCD/ND)
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menular dengan cepat, dapat mati mendadak, dan tercatat
mempunyai angka kematian yang tinggi. Gejalanya seperti lesu, sesak nafas, ngorok, batuk, tercekik,
mencret berwarna putih hijau, gerakannya sempoyongan, berputar-putar, bulu berdiri, pucat, dan berjalan
mundur.
Pencegahannya:
Sanitasi yang baik, pengobatan yang sakit dan vaksinasi ND dengan vaksin Herac dan Lasovac.
4. Penyakit cacingan
Penyakit ini disebabkan oleh cacing Ascaris dan menular melalui kotoran.
Gejala penyakit ini ayam terlihat kurus dan pucat serta sayap terkulai, kemudian ayam mengalami diare.
Pencegahannya:
b. Lantai kandang selalu kering dan sanitasi yang baik serta penyemprotan kandang dengan Asepto.
c. Pemberian makanan yang mengandung vitamin A dan B complex serta pengobatannya dengan
pemberian Anti Worm, Triple Caps.
6. Penyakit gumburo
Penyakit ini disebabkan oleh virus RNA. Melalui kontak langsung ayam yang sakit, dan alat kandang
yang kotor.
Gejala penyakit ini, ayam lesu, mengantuk, bulu berkerut, mencret, mencret berlendir dengan warna
putih, ayam terlihat membungkuk, mudah terkejut, dan apabila tidur paruh diletakkan di atas lantai.
Ciri khasnya sering mematuk duburnya sendiri. Pencegahan penyakit ini melalui tata laksana yang baik
serta sanitasi kandang, vaksinasi, dan mencegah kontak langsung antara ayam yang sakit dengan yang
sehat.
Pengobatan dengan pemberian vaksin NCD inaktif 2 dosis selang satu minggu.
Pencegahannya dengan ventilasi kandang harus baik, kepadatan kandang perlu diperhatikan, sanitasi yang
baik, serta dipisahkan ayam yang sakit. Selanjutnya pemberian vitamin dalam ransum serta diadakan
vaksinasi.
Penularan penyakit dapat melalui kontak langsung yang disebabkan ole lalat, serangga, melalui
makanan, minuman, dan peralatan kandang.
Contoh analisa biaya dan keuntungan dari pemeliharaan ayam pedaging satu unit 500 ekor:
Adapun contoh analisa biay dan keuntungan pemeliharaan ayam petelur (layer) satu unit 500 ekor:
--- o ---
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius, Pemeliharaan Ayam Ras, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1981.
Jull, MA., Paultry Husbandry, Third Edition, MC Graw Hill Book Company, Ine New York, Toronto,
London.
Pramu S. Siregar, Dr. AP. BSc. MSc., Teknik Beternak Ayam Ras di Indonesia, Margie Group, Jakarta,
1980.
Whendrato I. Drh, dan Madyana I.M. BA., Beternak Ayam Secara Populer, Eka Offset, Semarang, 1986.
BAB III. CARA PEMELIHARAAN TERNAK BEBEK
1. Bebek Tegal
Bebek ini berasal dari India yang banyak terdapat di Jawa. Ciri-cirinya antaraa lain: bulu berwarna
coklat atau coklat muda, ada pula yang berwarna hitam, bergaris-garis lurik, tubuhnya langsing, kepala
kecil, mata merah, leher panjang dan bulat, berjalan tegak dan bila terlihat dari samping seperti botol.
Produksi telur banyak.
2. Bebek Alabio
Bebek ini berasal dari Amuntai, Kalimantan Selatan, dikenal dengan bebek Indian Rinner. Bebek
tersebut bertelur dua kali sehari. Tanda-tandanya: paruh dan kaki warna kuning, badannya agak mendatar,
bulunya berwarna kuning keabu-abuan dan bergaris-garis lurik hitam. Produksi telrunya 250 s.d 300 butir
per tahun.
3. Bebek Mojopura
Bebek ini berasal dari daerah Mojopura, Jawa Timur. Bulunya berwarna coklat tua kemerah-merahan.
Bentuk badannya lebih kecil bila dibandingkan dengan bebek Tegal. Produksi telurnya 180 s.d 225 butir
per tahun.
6. Bebek Bali
Bebek ini berasal dari Bali, terbagi atas dua jenis: bebek Jambul dan bebek Bali. Bulu berwarna putih
dan kuning. (warna jerami). Tanda dan ciri bebek Jambul: bulu kepala menyerupai jambul, berbadan
egak, lehernya pendek, bagian belakang sempit dengan ekor pendek hampir mendatar. Produksi telurnya
cukup 140 sampai 200 butir pertahun. Bebek ini digunakan untuk upacara adat dalam agama Hindu.
8. Bebek Peking
Bebek ini berasal dari Tiongkok, yang merupakan tipe dwiguna, manfaat telur dan daging. Berat
badan pejantan 4½ kg. Berbadan besar dengan kaki pendek sehingga perutnya tersentuh tanah. Bulunya
berwarna putih, dan bagian belakang lehernya tampak bulu yang melengkung ke atas. Paruh berwarna
oranye atau kuning tua.
B. Penetasan telur
Untuk memperoleh bibit bebek dalam jumlah besar perlu dilakukan penetasan telur dengan mesin
penetas. Sebelum telru ditetaskan hendaknya dipilih telur-telur yang baik sehingga diperoleh hasil tetasan
yang tingga dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Telur harus dari bebek yang berproduksi tinggi di atas 200 butir per tahun.
- Telur dari bebek yang berumur setahun.
- Telur belum lebih seminggu dari simpanan.
- Telur harus berwarna biru laut, kulitnya normal dan agak tipis.
- Bentuk telur yang baik bulat.
- Lubang hawa telur tepat di tengah pada bagian ujung yang tumpul.
- Perbandingan telur jantan dan betina 1:10.
- Telur tidak bercak-bercak coklat.
Jika telur bebek dierami oleh induk ayam, setelah induk ayam mengerami selama 5 sampai 7 hari
perlu diperiksa keadaannya dengan menggunakan senter. Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui hal-
hal sebagai berikut:
- Terlihat ada titik-titik merah dengan serabut akar, berarti telur berisi bibit.
- Telur terlihat terang benderang berarti telur kosong, tidak ada bibit.
- Bila dalam telur terdapat benang merah melingkar, dan banyak terdapat titik hitam maka
telur itu mati.
Telur yang terlihat titik merah dengan serabut akar, terus dieramkan. Sedangkan telur yang lainnya
disingkirkan. Setelah dierami selama 28 hari, maka telur tersebut akan menetas. Selain induk ayam, entog
juga dapat mengerami telur bebek.
Bila dalam penetasan telur mempergunakan mesin penetas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Telur diletakkan pada tempat yang tidak dipengaruhi suhu atau angin dari
luar,
2) Bak diisi air sekurang-kurangnya 1/3 bagian, apabila kurang segera diisi
kembali dan jangan dibiarkan kosong,
3) Sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas, disemprot dengan
desimfektan, setelah itu diatur suhunya agar konstan. Dan apabila telah
mencapai suhu 380C, selama tiga jam baru dapat dimasukkan telur yang
akan ditetaskan,
4) Pemutaran telur dilakukan pada hari ketigasampai dengan tiga hari
menjelang menetas. Waktu pemutaran telur dilakukan 3 kali sehari yaitu
pukul 06.00, pukul 12.00, dan pukul 17.00. yang dilakukan hingga hari ke
25.
5) Pendingin dan kelembaban udara perlu diatur sedemikian rupa paling tidak
satu kali dalam sehari.
6) Pada hari ke 5 diseleksi. Bila telur terlihat jernih dan terang, bercak-bercak
hitam, atau benang merah yang melingkar, perlu segera disingkirkan.
Apabila telur terlihat ada titik merah dengan cabang-cabang bergerak, telur
tersebut ditetaskan.
7) Telur bebek membutuhkan kelembababn lebih besar daripada telur ayam
atau telur puyuh. Oleh karena pada hari keempat sampai hari ke 14 perlu
dibasahi dengan kain yang telah direndam pada air hangat kuku kemudian
diperas. Setelah dilap dengan kain tersebut baru dilakukan pendinginan.
Pada hari ke 14 s.d 25 pembasahan dilakukan dua kali sehari pada pagi dan
sore.
8) Tiga hario sebelum menetas bak air harus dalam keadaan penuh kemudian
ruang pintu penetas harus ditutup rapat samapi telur tersebut menetas.
Untuk ventilasi, pada hari keempat dibuka ¼ bagian, hari kelima ½ bagian,
dan pada hari keenam diseleksi, hari ke tujuh telur diseleksi, hari ketujuh
ventilasi dibukan ¾ bagian, hari kedelapan dibuka semuanya, hari
kesembilan s.d 14 ventilasi dibuka semuanya dengan pendinginan 15 menit,
dan pada hari ke 15 s.d 25 diadakan seleksi kedua, telur yang busujk
dikeluarkan kemudian dilakukan pembasahan.pada hari ke 25 bak air harus
penuh dan ruang tertutup rapat.
Sedangkan bebek yang tidak produktif ialah mempunyai kepala kasar, sempit, cekung, mata suram,
sayap menggantung, dan berbulu bersih.
Kandang yang baik membujur dari selata ke utara dengan atap miring. Bagian sebelah timur lebih tingi
daripada bagian barat. Kandang dibua bentuk panggung, tinggi dari tanah satu meter, tempat pakan tidak
ada. Untuk memberi makan, disediakan alas dengan dilapisi korang, setelah makan, alas koran tersebut
dipindahkan.
Phase starter
Anak bebek yang berumur 1 hari s.d 2 bulan mempunyai pertumbuhan pesat karena itu ia
membutuhkan pakan dengan kadar protein 22% dari jumlah pakan.
Bahan makanan untuk anak bebek umur 1 hari s.d 1½ bulan adalah jagung, bungkil kelapa, tepung
ikan, kedelai, dedak halus masing-masing 2 kg dan 1 kg kacang hijau, ditumbuk hingga menjadi tepung
halus. Setelah anak bebek menetas, umur satu hari dapat diberi pakan berupa mihun yang dicampur
dengan air hangat diaduk sampai menjadi bubur dan diletakan dalam tempa pakan. Pada hari kedua
mihun dicampur dengan makanan di atas yang sudah dihaluskan. Hari ketiga baru diberi nasi yang telah
dilumat dan dicampur dengan tepung diatas dan diambah air.pemberian pakan anak bebek lima kali
sehari. Kemudian setelah anak bebek berumur 1½ bulantida kali sehari dan disediakan tempat minum.
Anak bebek ditempatkan dalam kandang dilengkapi dengan induk buatan dan bentuk kandang seperti
kotak.
Phase Grower
Bebek berumur 2 s.d 6 bulan (siap bertelur) bulu bebek mulai lengkap. Pemberian pakan untuk
perioode ini hampir sama dengan pemberian pakan periode Starter, hanya saja pada waktu pagi hari pukul
10.00 diberikan pakan berupa sayur-sayuran seperti kecambah, kangkung, atau bayam yang dipotong
kecil-kecil. Pada pemeliharaan periode ini disediakan kolam untuk berenang. Ukuran kolam tergantung
jumlah bebek yang dipelihara, misalnya tiap 25 ekor bebek membutuhkan kolam seluas 1 m 2. Jadi bila
dipelihara 100 ekor bebek membutuhkan kolam 4 m2 dengan kedalaman 40 cm. Letak kolam jauh dario
kandang. Agar bebek tidak keluar dibuakan pagar dari bambu setinggi 60 cm, sedangkan luas halaman 25
m2 dan disediakan tempat berteduh. Pada sore hari bebek diberi makanan jagung/gabah sebanyak 50
gram/ekor.
Phase Layer
Phase layer bebek berumur 6 bulan sampai diafkir. Pada umur 5 dan 6 bulan mulai bertelur, dan
diusahakan jangan mudah terkeju karena kalau bebek terkejut tidak mau bertelur. Ransum makanannya
dapat dibua sebagai berikut:
Bungkil kelapa, jagung, dedak masing-masing 4 kg dan tepung ikan, tepung hewan masing-masing 2 kg,
dan tepung tulang 1 kg serta kapur ¾ kg.
Pemberian pakan pada phase layer berupa bubur kental dan diberikan dalam jumlah banyak. Dapat
juga diberikan makanan berupa sisa-sisa dapur. Sore hari diberikan gabah, jagung, kerak nasi, yang
direndam dalam air panas yang dapat mempengaruhi produksi telur. Sedangkan pada pagi hari pukul
10.00 diberikan sayur-sayuran seperti kangkung, kobis, daun pepaya, genjer, semanggi. Setiap ekor
dibutuhkan 1 ¼ ons/hari .
Bila kesukaran dalam ransum dapat dipenuhi dengan membeli di toko makanan ternak berupa
konsentrat 144. Konsentrat 144 dicampur dengan 2 kg jagung dan 2 kg jagung bekatul. Untuk
meningkatkan produksi telur ditambahkan premix albae. Pada waktu memberikan pakan, air yang
digunakan dicampur dengan eggs stimulan atau dodecal. Setelah bebek bertelur selama 6 bulan akan
mengalami masa luruh sebaiknya bebek diberi pakan yang cukup sehingga masa luruh cepat berakhir
dan bertelur kembali. Kelebihan dari pemeliharaan sistem intensif antara lain peternak dapat mengamati
secara langsung , produksi telur dan kesehatan bebek terjamin.
Pemeliharaan sistem intensif dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Bebek penghasil telur yang tidak ditetaskan. Dalam satu kelompok 50 ekor bebek betina
dengan satu pejantan.
b. Bebek penghasil telur tetas, satu kelompok disediakan 10 ekor bebek betina dengan satu
pejantan. Kelompok ini dalam makananya ditambahkan premit B untuk mempertinggi produksi
telur dan menaikkan daya tetas.
Untuk mencapai produksi yang optimal pemberian pakan bebek harus sesuai dengan kebutuhannya
yaitu cukup kandungan protein, zat tepung greet, vitamin, sayur-sayuran dan air. Kegunaan unsur-unsur
tersebut adalah:
- Protein berguna mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak, untuk pertumbuhan dan
pembentukan telur,protein ini diperoleh dari ikan, keong, cacing kecil, ditambah ikan dan
tepung darah.
- Zat tepung berguna untuk pembentukan telur, terdapat pada katul, jagung,beras, dan ketela
pohon
- Greet untuk pembentukan tulang dan pembentukan kulit telur, diperoleh dari cangkang
bekicot, kerang dan tepung darah.
- Vitamin untuk meningkatkan produksi dan daya tahan tubuh bebek. Vitamin tersebut
didapat dari sayur-sayuran, kacang hijau ditambah vitamin B complex, vitamin D yang
didapatkan dari sinar matahari.
- Sayur-sayuran diberikan dua kali sehari pagi dan sianghari, berguna untuk pembentukan
telur. Sayuran yang disenangi seperti kangkung, bayam, kubis, , daun pepaya dan
kecambah yang diberikan setelah dicincang.
- Pemberian air yang cukup.
3. Cara pemberian pakan bebek pada sistem intensif dibagi dalam beberapa tahap:
a. Tahap pakan anak bebek umur dua hari s.d enam minggu
- Protein 20 s.d 21 %
- Menggunakan bahan makanan yang baik
- Meningkatkan pengembangan tulang dan otot yang kuat.
Bahan pakan yang diperlukan pada ransum anak bebek adalah sebagai berikut:
Pedoman pemberian pakan untuk setiap anak bebek/hari adalah sebagai berikut:
1. Penyakit cacing
Diakibatkan karena bebek makan makanan dari selokan yang kotor. Tanda-tanda penyakit ini
produksi telurnya menurun, badanya kurus, kotoranya berwarna kemerah-merahan dan mencret terus
menerus. Penyakit cacing ini dicegah dengan cara memberikan air minum yang dicampur dengan
Dodecal dan diberikan dua kali sehari dan kapsul Tetrakhlor.
2. Penyakit lumpuh
Diakibatkan oleh kekurangan vitamin B didalam ransumnya, dengan tanda lututnya membengkak.
Pencegahan dan pengobatan dilakukan dengan pemberian vitamin B kompleks pada air minumnya. Dan
juga diberikan Dodecal.
3. Bulbul
Penyakit ini biasa menyerang bebek yang digembalakan pada selokan kotor. Tandanya bisul pada
telapak kaki, dan jalanya pincang. Pengobatannya: bisul disilet, bekas luka diberi yodium tincture yang
dapat dibeli di apotik.
4. Snel marmose
Penyakit ini akibat dari baksil/bakteri pada telur yang dio teteskan. Penyakit ini menyerang kantong
telur bebek. Pada bebek jantan menyerang alat kelamin. Anak bebek yang terserang bibit penyakit Snel
marmose pertumbuhannya lambat dan umumnya mati sebelum dewasa. Penyakit ini belum ada obatnya
yang khusus. Sebaiknya dilakukan pencegahan dengan cara memisahkan bebek sakit dari kelompoknya.
5. Penyakit kolera
Disebabkan oleh Bacillusovi septicus. Bebek yang diserang penyakit ini mengakibatkan sakit
ngorok. Apabila tidak cepat diobati dalam waktu 3 atau 5 hari bebek dapat mati Bebek yang diserang
mula-mula tidak menampakkan gejala apa-apa, tetapi lama kelamaan bebek kelihatan lesu, menyendiri
,demam,nafsu makan menurun, minum banyak. Pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan dengan
suntikan serum, dan yang menderita sakit dipisahkan dari kelompoknya.
--- o ---
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, J.R and J.F Lasley, The Science of Animal that Serve Mankind, Tata M.c Graw Hill, New
Delhi, 1977.
Patrick, H and P.J Schaible, Poultry and Nutrition. AVI Publishing Company, Inc. Connecticut,
1980
Sejak dahulu domba sudah banyak diternak orang. Manfaat dari peternakan domba selain sebagai
penghasil daging, bulunya sebagai bahan kain wool dan kotorannya dapat dijadikan pupuk.
Ternak domba yang telah dikenal di Indonesia dewasa ini antara lain adalah:
Domba ini terbagi atas 3 jenis: Domba kacang, Domba Priangan, dan Domba Ekor Gemuk.
b. Domba Priangan/Garut
Domba priangan berasal dari daerah Priangan/garut Jawa Barat.
Ciri dan tanda-tanda Domba ini, jantan bertanduk besar kokoh dan kuat, biasanya dipakai sebagai
domba aduan. Domba betina tidak bertanduk Berat badan domba jantan sekitar 60 s.d 80 Kg dan domba
betina antara 30 s.d 40 kg Daun telingannya kecil, dan meruncing. Ekornya berukuran sedang agak lebar
dan kuat. Warna bulunya macam-macam seperti putih, hitam,coklat atau campuran ketiga warna tersebut.
Domba Priangan juga merupakan domba penghasil daging yang baik.
2. Domba Impor
Selain domba asli yang diternakkan, pemerintah pernah mengimpor domba dengan tujuan untuk
memperbaiki mutu genetik dan mutu memperpaiki genetik dan keturunan dari domba yang baik
diternakkan, dengan cara kawin silang antara domba lokal dengan doba luar negeri. Domba-domba yang
pernah diimpor antara alin: domba Texel. Domba Suffolk, Domba Dorset, Domba Merino, Domba Ram
Buillet, DombaHampshire dan Domba Southdown.
c. Domba Dorset
Berasal dari Inggris, yang telah dikembangbiakkan di Australia, kemudian diimpor ke Indonesia.
Jenis ini merupakan penghasil daging dan wool. Domba ini ada yang bertanduk ada yang tidak. Bentuk
tanduknya melingkar. Hasil persilangan domba Dorset dengan domba Merino dinamakan domba Dormer.
Berat domba jantan mencapai 102 kg, berat badan betina 79 kg.
d. Domba Merino
Berasal dari Asia Kecil yang dapat menghasilkan wool bermutu baik. Berat badan domba jantan
antara 64 s.d 79 kg dan domba sekitar 45 s.d 57 kg. Badannya ditutupi wool yang halus, tebal dan merata,
panjang wool 10 cm. Produksi wool per ekor lebih kurang 10 kg.
Dalam pemeliharaan domba dianjurkan untuk memilih induk bibit yang bermutu baik. Tanda-tanda
induk bibit yang unggul dan bermutu baik antara lain:
1) Domba dalam keadaan baik
2) Bulunya halus dan merata
3) Matanya cerah, bersinar, dan bersih
4) Gerakannya aktif, lincah, dan gesit
5) Bentuk badan yang seimbang dan bernafsu makan kuat/rakus
1. Daerah pegunungan
Daerah pegunungan sangat cocok untuk pemeliharaan domba sebagai penghasil bibit dan sebagai
pengahsil bahan wool. Induk yang telah beranak tiga kali, dapat dijual ke daerah dataran rendah dan
perbukitan, karena kondisi ainduk tersebut masih dapat beradaptasi dengan baik, karena tumbuh-
tumbuhan dan makanan di daerah dataran rendah cukup banyak, sehingga induk domba akan dapat
beranak lagi.
Umumnya ternak domba di daerah dataran tinggi secara ekstensif dipelihara dengan cara digembalakan
dan disediakan juga pakan di dalam kandang.
2. Daerah perbukitan
Daerah ini banyak terdapat rumput-rumputankarena kesuburannya. Biasanya peternakan di daerah
ini dilakukan secara intensif dimana kandang dan perlengkapannya disediakan sesuai kebutuhan
pemeliharaan. Domba yang diternakkan di daerah perbukitan mengalami pertumbuhan cepat dan subur
serta mudah dilakukan kawin silang.
3. Daerah datarn rendah
Daerah ini sangat cocok untuk ternak domba hasil kawin silang yang menghasilkan domba potong.
Permintaan pasar akan daging dari daerah ini lebih banyak.
Ukuran kandang untuk seekor domba dewasa diperlukan 1 x 1,5 meter terutama domba yang besar.
Apabila tidak dipetak ruangan tersebut ukurannya cukkup separunya. Bagi domba kecil ukurannya 1 x 1
meter, dan domba pejantan dibutuhkan 2 x 1½ meter. Untuk dinding kandang dan bagian samping kanan
dan kiri ditutup rapat sampai ke atas, sedangkan dinding bagian belakang ditutup rapat satu meter, bagian
lainnya dibua dari bambu/ruji-ruji, dinding depan terbuka yang terbuat dari belahan bambu. Pintu
kandang lebarnya 80 cm dan tinggi kandang 200 cmm. Kemiringan tangga 45 derajat dan dibuat alur-alur
sebagai penahan kaki domba. Tinggi kolong 50 cm, di bawahnya dibuat lubang penimbun kotoran dan
sisa makanan. Disamping itu perlu dibuat serambi untuk menaruh hijauan/pakan sebelum diberikan.
Dipagari dengan tanaman seperti pohon turi, petai cian. Atap dapat dipergunakan asbes, genteng, atau
rumbia.
Untuk induk bunting perlu ditambahkan konsentrat berupa dedak, jagung dan campuran bungkil kelapa
yang diberikan sebanyak ½ kg sejak 1½ bulan menjelang beranak dan ditambah ½ kg lagi mendekati
akhir kebuntingan.
Bagi induk menyusui yang beranak satu ekor diberikan konsentart 0,9 kg dan bila lebih dari seekor
diberikan konsentart 1,4 kg. Apabila anak domba sudah berumur lebih dari tiga minggu konsentratnya
dikurangi. Bagi anak domba setelah berumur tiga minggu diberikan sedikit konsentrat dan lama kelamaan
diberikan sesuai kebutuhannya.
Dalam pada itu waktu yang baik dikawinkan kembali 60 hari setelah beranak. Lamanya domba bunting
sekitar 144 s.d 15 hari. Domba menyapih setelah anaknya berumur 5 s.d 6 bulan. Batas umur domba
yangd diternakkan paling lama 5 tahun untuk betina dan delapan tahun untuk pejantan. Umumnya ternak
domba dapat beranak 1 s.d 2 ekor. Dalam pengembangbiakan domba antara jantan dan betina sebaiknya
seimbang yaitu untuk pejantan + 15 bulan mampu mengawini 15 ekor betina. Pejantan yang berumur
kurang dari tiga tahun mampu mengawini 35 eko betina.
1. Cara pengawinan
Sebelum doomba dikawinkan dianjurkan diberikan makanan tambahan berupa jagung atau dedak
padi, setiap hari selama tiga minggu, menggunting bulu atau wool pada daerah pantat dan alat kelamin
baik jantan maupun betina dengan maksud mempermudah kawin.
Cara mengawinkan domba ada dua yaitu individual dan kawin kelompok. Kawin individual yaitu
membawa domba betina ke kandang domba jnatan, biarkan pejantan mengawini betina dua kali agar
dapat bunting. Setelah pejantang mengawini betina tersebut dibiarkan berjalan untuk menghindari
tumpahnya mani. Kawin kelompok dibiarkan pejantan hidup bersama-sama dengan kelompok betina
selama 2 bulan. Pada akhir bulan kedua betina yang sudah kawin dipisahkan dari kelompoknya. Pejantan
yang akan mengawini jangan terlalu muda atau terlalu tua (seimbang). Perlu penambahan ransum yang
baik.
Bila terliaht tanda tersebut, bulu di sekitar ekor, perut bawah dan paha bagian dalam serta embing
dicukur sehingga kelihatan bersih. Induk yang akan beranak disediakan kandang beralas jerami yang
kering bersih, dan dibuat suasana tenang.
Proses kelahiran, pertama air ketuban keluar, kemudian disusul anak domba dengan tali pusat putus
setelah anak domba jatuh di lantai kandang. Biasanya anak domba dapat berdiri selama 15 menit. Pada
saat anak doba lahir, maka induk menjilati anaknya dari ledir, karena apabila lendiri menutupi muka anak
domba sulit bernafas. Oleh karenanya perlu dibantu dan dibersihkan lendir pada anak domba, terutama
pada mukanya. Bila induk domba mengalami kesulitan beranak perlu dibantu dengan cara menarik anak
domba ke arah bawah bersama dengan mengejang hingga anak lahir. Bersihkan lendir yang terdapat pada
mulut, hidung, bila anak domba belum bernafas hembuskan dan tepuk-tepuk pada rusuknya. Tali pusat
diikat sepanjang 5 cm di luar ikatan. Sisa tali pusat yang menempel 10 cm ditempeli dengan yodium
tincture.
4. Induk angkat
Apabila induk yang beranak mati, air susunya tidak keluar, kelebihan anak, menolak anaknya yang
terakhir maka diperlukan induk angkat dengan cara:
a. Induk angkat dimasukkan dalam kandang dan anak angkat diolesi cairan yang berasal dari
induk angkatnyasehingga induk tersebut mau menyusui.
b. Menyemprotkan bau-bauan pada anak angkat dan induk angkat, sehingga mereka dapat
berkumpul.
4. Pemeliharan pejantan
Pejantan yang baik untuk mengawini ialah berbadan sehat .kuat , aktif dan nafsu mengawini
besar .Hal yang perlu dilakukan agar di dapatkan pejantan yang baik adalah:
a. Biarkan pejantan bergerak bebas, mendapat sinar matahari dan cukup memperoleh udara
segar dan bersih.
b. Pemisahan antara kandang pejantan dan betina, tetapi masih berdekatan.
c. Pemberian ransum sesuai dengan kebutuhannya.
d. Mengatur perkawinannya, pejantan yang sehat dan kuat dapat mengawini 5 s.d 6 kali
sehari. Sebaiknya setelah pejantan mengawini betina diistirahatkan dahulu.
e. Kuku pejantan diusahakan pendek.
f. Pejantan perlu dimandikan terutama pada musim kemarau, ini diperlukan untuk menaikkan
daya reproduksi.
Pejantan yang dipelihara dengan baik dapat digunakan sampai berumur 7 s.d 8 tahun. Selain itu ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan domba yaitu:
- Kuku dilihat setiap bulan. Pemotongan kuiku sampai batas adanya suatu garis putih pada kuku
yang dipotong . Bila berdarah diobati dengan yodium tincture
- Domba jantan dengan tujuan untuk digemukkan dikebiri.
Kemampuan berproduksi sangat dipengaruhi oleh umur ternak. Kemampuan menghasilkan anak yang
baik pada ternak domba adalah pada umur 3 s.d 6 bulan. Sebelum dan sesudah batas umur tersebut
kemampuan produksinya rendah. Peremajaan perlu dilakukan dalam usaha ternak. Peremajaan yang baik
adalah 20% dari jumlah induk pertahun.
1. Keracunan tanaman
Pencegahannya jauhi tanaman yang beracun, jangan melepaskan domba pada saat lapar. Sebelum
dilepaskan untuk digembalakan berilah makanan sedikit dahulu, supaya domba tidak serakah. Pengobatan
dengan suntikan Ha2S2.
3. Kembung perut
Penyebabnya belum diketahui, kemungkinan diakibatkan oleh pemberian hijauan/kacang-
kacanganyang banyak mengandung karbohidrat tinggi. Juga disebabkan karena domba makan rumput
yang basah. Oleh karena itu jangan digembalakan domba terlalu pagi. Tanda-tanda penyakit ini yaitu:
perut sebelah kiri kembung dan membesar, terlihat membungkuk, bernafas cepat dan pendek.
Pencegahannya: sebelum digembalakan berikan rumput kering. Pengobatan kembung perut ini adalah
domba didudukkan kemudian dipijat-pijat sambil mulutnya diganjal dengan potongan kayu sehingga
mulutnya terbuka dan gas dapat keluar. Bila di dalam perutnya berisibuih-buih, obati dengan Poloxalene
dan minyak kacang yang diminumkan.
4. Penyakit cacingan
Penyebabnya antara lain kandang tidak bersih, ransum kurang baik sehingga menyebabkan kondisi
badan menurun. Juga disebabkan oleh beberapa jenis cacing. Tanda-tandanya: Perut kelihatan buncit,
domba tidak membuang kotoran, kemudian mencret, badanya kurus, lemah, pucat pada selaput lendir
mata dan pertumbuhannya lambat. Pencegahannya dengan pemberian ransum yang baik, pembersihan
lingkungan kandang dan jangan becek. Pengobatan penyakit cacing ini dilakukan dengan pemberian
Citarin, Concurat, Neguvon. Juga dapat diobati dengan obat tradisional yaitu tembakau 3 gram kemudian
dicampur dengan 30 gram terusi halus, dicampur sebanyak 50 cc diminumkan. Sebelum diberi obat
puasakan 12 jam sebelumnya dan 6 jam sesudahnya. Pengobatan ini dapat diulangi setelah seminggui
kemudian.
5. Kudis
Penyebabnya domba kotor dan kandang kurang bersih. Tanda-tandanya: gatal seluruh Badanya,
tempat yang gatal kulit terlihat bercak merah, tebal, bulu rontok, kulit bersisik keropeng, nafsu makan
turun dan kelihatan kurus. Pencegahannya dengan cara dimandikan, kandang diusahakan bersih, dan bulu
dicukur. Pengobatan yang terkena kudis secara tradisional yaitu membuat campuran belerang halus,
parutan kunyit serta minyak kelapa yang dimasak. Setelah itu digosok-gosok pada tempat yang berkudis
atau dengan pemberian obat luar yang terdiri dari 1 bagian kreolin dan 10 bagian spiritus.
7. Ngorok
Disebabkan oleh bakteri pasteureulla multocida. Tanda-tanda pada tenggorokan dibawah rahang
membengkak, lidah bengkak dan menjulur keluar, mulutnya berbuih terbuka, sulit bernafas, dan nafasnya
ngorok. Pencegahan penyakit ini dengan vaksinasi setiap enam bulan sekali. Pengobatan pemberian
serum S.E dengan antibiotika seperti Lukomycin dan Supranal.
8. Desentri
Penyakit ini timbul karena kandang yang terlalu padat. Penyebab penyakit ini yaitu Clostridium
welchii dan penularannya berasal dari kotoran. Tanda-tanda terserang penyakit ini anak domba malas
menyusui induknya, jalanya kaku dan kelihatan sakit. Bila buang kotoran terlihat kesakitan mula pertama
kotorannya terlihat normal, kemudian berubah merah kecoklatan dari mencret serta ada darah dalam
kotorannya. Pencegahan dengan injeksi tertiserum paling lambat 12 jam setelah anak domba lahir dan
dilakukan vaksinasi pada induknya dua kali yaitu sehabis kawin dan seminggu menjelang beranak.
Pengobatannya dengan antibiotika.
9. Gangguan pernafasan
Diakibatkan oleh udara yang lembab, dingin, kotor, juga dapat disebabkan oleh virus, dan bakteri.
Tanda-tanda penyakit ini turunya nafsu makan, demam, letih, bernafas cepat dan pendek, batuk-batuk
mengeluarkan lendir dari hidungnya. Pencegahannya penyakit ini agar kandang dan lingkungan
diusahakan bersih dan kering. Udara dalam kandang bersih dan segar. Domba yang menderita penyakit
ini ransumnya berkualitas baik dan cukup. Kandang dialasi dengan jerami yang tebal. Pengobatannya
dengan Leukomycin atau Bardomyocel.
keuntungan baru diperoleh setelah usaha tersebut berjalan lebih kurang 3 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Davendra , M. Agr. Sci., Ph. D . ( et.al ), Goat and Sheep Production in the Tropics, First Edition,
Longman Group Ltd., London, 1982 .
Harensworth, T. B and Page Sharp J, Sheep and Wool Classing an Introduction to Sheep and Wool
Improvement, Department of Sheep and Wool, Melbourne School of Textiles, 1970.
Marah, Maradjo. Fauna Indonesia Kambing, Domba dan Hasilnya, P.T. Gita Karya, Jakarta, 1984 .
Sasroamidjojo, M. Samad, Drs. dan Soeradji, Drh., Peternakan Umum, C.V. Yasa Guna, Jakarta, 1978.
Sumopratomo C.da, Beternak Domba Pedaging dan Wool, Kaya Aksara, Jaklarta, 1987.
BAB V. CARA BETERNAK KAMBING
2. Jenis kambing penghasil susu yaitu kambing Saanen dan kambing Toggeburg.
Kedua jenis kambing yang berasal dari Swiss ini adalah kambing perahan yang dapat menghasilkan 3
sampai 4 liter susu dalam sehari.
Ciri-ciri kambing tersebut adalah :
- Kambing Saanen berwarna putih dan cream, jantan dan betina tidak bertanduk, telinga
tegak dan besar.
- Kambing Tonggenburg berwarna coklat. Pada kaki bagian bawah berwarna putih, begitu
juga pada bagian samping muka dan diawah pangkal ekor, baik jantan maupun betina
tidak bertanduk, telinga besar dan tegak.
Bahan untuk kandang, dapat dipilih bahan-bahan yang kuat dan murah. Dinding terbuat dari papan
atau bambu. Arah yang kena angin ditupu lebih rapat, sedangkan dinding tempat pakan jaraknya agak
longgar, apabila dibuat dari bambu, tinggi antara 20 sampai 25 cm sehingga kepala kambing mudah
keluar. Alas kandang sebaiknya terbuat dari bambu, dan antara bambu yang satu dan bambu yang lain
berjarak 1 s.d1,5 cm sehingga kotoran kambing dapat jatuh ke bawah. Untuk bak pakan,sebaiknya
bagiandasar selebar 25 cm,bagian atas 35 sampai 40 cm, bagian dalamrak berukuran lebih kurang 50 cm.
Bahan bak pakan dapat dibuat dari bambu atau pakan.
2. Pemeliharaan pejantan
a. Pejantan dipisahkan dalam kandang tersendiri yang terletak di antara kandang kambing
betina dewasa sehingga pejantan timbul keinginan untuk kawin.
b. Diusahakan agar pejantan dapat bergerak bebas, selain dikandangkan juga sewaktu-waktu
dilepas dilapangan.
c. Kandang diusahakan bersih sehingga tak ada bibit penyakit. Kambing perlu dimandikan
seminggu sekali atau paling tidak tiga kali sebulan.
d. Pakan diberikan dalam keadaan cukup dan seimbang.
e. Sebaiknya sinar matahari masuk dalam kandang.
Pejantan yang baik berumur dua tahun digunakan untukpemancek betina dan selama setahun hanya boleh
dikawinkan dengan sekitar 25 s.d 50 ekor kambing betina.
3. Pemeliharaan induk
Dalam pemeliharaan induk ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
a. pakannya perlu diperhatikan jumlah maupun kualitasnya,
b. dilatih agar mudah bergerak atau berjalan menuju kandang peternakan yang nantinya untuktempat
beranak,
c. menjelang beranakperlu ditempatkan dalam kandang beranak yang diasingkan dari kawannya agar
terhindar dari perkelahian,
d. ukuran kandang yang baik bagi induk kambing adalah 1 x 1,5meter,
e. lanati diberi jeramikering yang bersih dan empuk.
Induk kambing jarang mengalami kesulitan beranak. Tetapi sebaiknya ditunggu pada saat-saat akan
beranak, barangkali akan mengalami kesulitan. Kambing biasanya beranak dua ekor. Tenggang waktu
lahir yang pertama dan yang kedua sekitar 15 menit. Pada waktu induk mengeluarkan anaknya, segera
dibantu dengan membersihkan lendir yang menempel pada hidung dan mulut anak kambing sehingga
mudah bernafas. Apabila tidak cepat-cepat ditolong dapat menyebabkankematian.bila didapati anak
kambing susah bernafas, maka segera ditolong dengan meniup mulutnya dan memijit-mijit bagian
dada,kemudian mengangkat-angkat tubuh dari belakang.anak kambing yang baru lahirdiupayakan
pusarnya diberi yodium tincture atau parutan kunyit dan abuy dapur supaya tidak mengalamiinfeksi.
c. Penyakit cacing
Terjadi akbiat kandang dibuat di tanah becek. Tanda-tandanya: makannya banyak tetapi kurus, tidak
bersemangat, lesu, selaput mata pucat, lemah, perut kelihatan besar, bulu kusut, kepala selalu
menunduk, dagu bengkak, dan kadang-kadang mencret. Pengobatannya dengan Piperazine Powder
dan campuran antara 5 s.d 10 gram biji tepung pinang sebesar kacang tanah dan segenggam nasi yang
diberikan kepada kambing. Pencegahannya ialah dengan membersihkan kandang, mencegah agar
lingkungan kandang tidak becek dan tidak digembalakn pada pagi hari karena rumput masih basah.
d. Penyakit pernafasan
Penyakit ini disebabkan kandang terlalu lembab, dingin, dan kotor sehingga mengganggu pernafasan
dan banyak menyerang kambing muda. Tanda-tandanya antara lain ialah kambing kedinginan, nafsu
makan hilang, kelihatan lesu dan lemah, batuk-batuk dan berbunyi sewaktu bernafas. Pencegahannya
dengan cara membersihkan tempat-tempat yang kotor dan lembab. Kandang harus tetap bersih
dankering serta
f. Konstipasi
Penyakit ini sering menimpa kambing, karena kotoran yang keras sehingga sulit keluar. Tanda-
tandanya kambing beguling-guling, susah buang kotoran dan mengebik-embik karena kesakitan.
Pengobatannay dilakukan dengan memasukkan air sabun hangat dengan selang kecil ke dalam
duburnya, diulangi hingga kambing dapat mengeluarkan kotorannya.
g. Keracunan makanan
Kambing mengalami keracunan apabila terlalu banyak makan daun petai cina, daun koro, dan daun
koma. Tanda-tanda keracuan kambing muntah, berak, gelisah, lesu dan tidak bergairah. Pertolongan
pertama dapat dpat dilakukan dengan diberi minum minyak kelapa atau air kelapa hijau muda.
Bila terjadi tanda-tanda tersebut, segeralah kambing itu dikawinkan. Setelah dikawainkan tidak bunting
maka akan timbul kemabli masa birahi 2 s.d 3 minggu. Kambing yang telah dikawinkan kemudian
bunting selama 21 minggu dan akan beranak pada minggu ke 22. Ternak kambing yang baru beranak,
setlah 1 sampai 2 bulan akan timbul masa birahi lagi. Sebaiknya ditangguhkan dulu untuk dikawinkan,
supaya induk tesebut dapat mengasuh anaknya dan menyusui selam 2 s.d 3 bulan, baru setelah itu boleh
dikawinkan.
Suatu upaya untuk mendapatkan ternak kambing yang berpotensi genetik baik atau unggul dalam arti
ternak tersebut dapat menghasilkan produksi yang tinggi, dewasa ini banyak dilakukan perkawinan silang
antar jenis. Misalnya dengan cara mengawinkan pejantan unggul (kambing Etawa) dengan kambing
kacang. Cara demikian dapat menghasilkan kambing yang dikenal dengan sebutan kambing jawarandu.
Kambing jawarandu memiliki sifat-sifat turunannya dengan badan besar dan tinggi produksinya. Cara
perkawina tarsebut akan menghasilkan bibit unggul yang tangguh serta akan memberikan keuntungan
besar bagi peternak.
---- o ----
DAFTAR PUSTAKA
Davendra, M. Agr. Sci., Ph. D. (et.al.), 1982, Goat dan Sheep Production in The Tropics, First Edition,
Longman Group Ltd., London.
Gall C., 1981, Goat Production, Acadeemic Press London, New York, Toronto, San Francisco, Sidney.
Marah, Maradjo, 1984, Fauna Indonesia Kambing Domba dan Hasilnya, P.T. Gita Karya: Jakarta.
Sumoprastowo, 1980, Beternak Kambing yang Beehasilkan, Bhratara Karya Aksara, Jakarta.