Professional Documents
Culture Documents
aku punya tetangga baru, si bapak lelaki tampan umur kukira 40an, atletis
badannya, istrinya kliatannya umurnya beda jauh sama si bapak dan
seorang anak lelaki, masi balita. Aku pertama2 kenal keluarga itu melalui
sang istri, kemudian kenal dengan seluruh kluarga. Si bapak, yang aku
panggil mas itu sering melahap tubuhku dengan pandangan yang lapar,
padahal dia punya istri yang belon tua dan cukup sexy dan cantik, masi ja
jelalatan ngeliatin aku. Pelahap memek juga rupanya (ni niru pelahap
mautnya Harpot). Ya aku biarkan aja dia ngeliatin aku kaya gitu, malah aku
sengajain kalo kerumahnya aku gak pake bra sehingga dia bisa melihat
goyangan toketku kalo aq bergerak, pernah dia gak nahan dan kebetulan
istrinya ada diruang laen, dia menepuk pantatku sambil berbisik, "Nes
kamu bahenol banget deh". "Ih si mas, genit, ntar ketauan mbaknya lo",
jawabku sambil tersenyum, "tapi mas suka kan liat aku". Sengaja aku bikin
dia tambah penasaran. "Banget". Aku tertawa ja mendengar jawabannya.
Ya sampe disitu ja omongan nakalnya karena ada istrinya dirumah.
Sampe pada satu hari, mereka berencana keluar kota mengunjungi mertua
si mas. Rencananya pulang ari, si mbak minta aku nungguin rumah, aku
iyakan aja, walaupun tau si mas kan nyopirin mobil keluar kota. Waktu
mereka berangkat, si mas berbisik saat kita berdua ada diluar rumah,
"sayang aku mesti nyopir". "Kalo enggak?" Gak keburu dia jawab, istri dan
anaknya dah kluar rumah. Sepeninggal mereka, aku gak da kerjaan ya
brosing rumahnya ja he he. Karena mereka percaya banget ma aku, gak
da tuang yang dikunci, demikian pula lemari kuncinya nempel dipintunya
semuanya. Aku memang gak niat buat nyolong, cuman iseng ja pengen tau
apa aja si yang mereka punya. Mulai dari ruang tamu, gak da yang aneh,
ruang makan pun demikian pula, kecuali dilemari es banyak sekali
disediain makanan jadi dehingga aku tinggal ngangetin pake microwave. Di
kamar anak juga maenan mlulu, maka terkahir aku brosing dikamar mreka.
Besar kamarnya, ranjang besar, jendelanya juga besar2 sehingga terang
sekali siang itu tanpa menyalakan lampu. Aku melongok kelemari, isinya
pakean mulu, si mbak demen banget blanja rupanya sampe lamrinya
penuh ma pakean sedang pakean si mas cuma setumpuk saja, gak
sebanyak pakean istrinya. Aku melihat2 perangkat audio visual yang ada di
kamarnya. Mataku tertumbuk pada seonggok film dvd, kulihat satu persatu,
sampe pada dua dvd yang gak da judulnya, yang lainnya ada judulnya
semua dan umunya filme terbaru yang masi diputar di bioskop. Aku
penasaran juga ma 2 dvd tanpa judul itu. Aku keluar kamar karena diruang
keluarga yang merangkap ruang makan ada juga pengakat audiovisual
malah dengan tv lcd 42 inch. Pembantu gak ada karena memang
pembantu mereka pulang, alias gak nginep. si mbak takut pembantunya
dimakan ma suaminya kali, karena aku liat pembantunya masi abege juga,
lumayan manis lah. Karena aku sendirian ya aku santai ja, pintu depan
sudah kukunci dan kuncinya kucabut, kuletakkan di meja dekat pintu itu.
Aku rebahan di sofa dan menyalakan dvd dengan remote control. Rupanya
film bokep, bule ma cewek tampang asia, diawal film gak tau cewek thai pa
indonesia, mirip banget sih, kalo dari omongannya sih cewek thai. Mereka
maennya dipinggir kolam renang. Aku jadi hanyut melihatnya, palagi waktu
tu cewek ngemut kontol si bule yang besar dan panjang. Memekku
langsung gatel liatnya, kebetulan dah lama juga aku gak ngrasain kon tol
ngegesek memekku kluar masuk sejak bubaran ma cowokku. Aku milai
menggosok2 memekku sembari memlintir2 pentilku. Karena pakean
menghalangi keasikanku, maka akupun berbugil ria ja, lagian dirumah
ndirian kan. aku ngangkang sembari ngilik tilku dan memilin pentil sembari
terdanag meremas toketku sendiri. Aku makin terhanyut sampa akhirnya
akupun klimax, film dah lama abis gak aku perhatiin. Aku ampe lemes
saking asiknya ngilik diri ndiri. aku haus, aku ambil airputih dingin dari
lemari es dan memasang film kedua, wah 3 some rupanya. pemainnya
orang jepang dan ceweknya thai juga. Kontol jepang gede2 juga rupanya,
tu cewek dibolak balik ma 2 lelaki jepang itu, aku kembali terhanyut dan
melakukan ngilik ronde ke 2. Itilku jadi sasaran, juga jari tengah
kumasukkan ke memekku untuk menggesek gspotku sembari terus
memilin pentil dan merems2 toketku ndiri. sampe akhirnya aku klimax lagi,
lebi dahsyat rasanya klimax yang kedua ini, sampe aku lemes banget. Aku
tertidur setelah 2 kali klimax, gak tau brapa lama.
Aku terbangun karena ada yang manggil2 aku, "Nes, ngapain". Aku buka
mata dan kaget melihat si mas dengan matanya yang berbinar2 sedang
melahap tubuh tlanjangku. "wah kamu mrangsang sekali Nes, maen ndiri
ya, gak ngajak2 si". Aku segera duduk dan menutupi badanku yang
telanjang itu dengan bantal besar. "Gak usah malu, aku dah liat lama kok
badan kamu, asik banget deh Nes, jadi pengen ikutan maen ma kamu,
mau gak?", katanya sembari menarik bantal dari pelukanku. "Kok mas dah
pulang, mbaknya mana?" "Mreka mo ngeinep, jadi aku pulang ja karena
besok mesti kerja, lusa nanti aku jemput mreka lagi. Besok ada miting
penting yang aku haruis hadiri dan hari ini ada miting yang lebi penting lagi
ma kamu, mau ya Nes". Aku sampe gelagepan ketika dia duduk
disebelahku dan menarik aku ke pelukannya. "Kamu rajin olahraga ya,
makanya badan kamu kenceng dan montok". "Memang aku rutin berenang
di club house. Aku jadi member disana, untuk menghindari orang2 jail yang
suka usil kalo liat prempuan berenang pake bikini". "Wah seksi banget,
pengen aku ngeliat kamu pake bikini". Skarang kan mas dah liat aku
tlanjang, ngapain lagi liat aku pake bikini". Kusautin ja omongannya, dah
nanggung, aku juga pengen kok maen ma dianya. Biar tadi dah 2 kali
bucat, tapi kan lebi afdol kalo bucat gak pake jari tangan tapi pake jariny
tengahnya yang ada dislangkangannya.
Dia mulai merayuku "Kamu seksi sekali Nes, toket kamu besar, pantat
kamu juga padet. Apalagi jembut kamu juga lebat", katanya sambil
mengelus tanganku. "Sejak liat kamu pertama kali, aku dah pengen banget
ngentotin kamu, skarang baru kesampaen". "Mangnya aku dah bilang mau
dientot mas?" Jawabku mengganggunya. Berhasil, dia jadi penasaran
sampe menghiba2, "Mau ya Nes, aku dah lama nunggu kesempatan ini,
masak mo dilewatkan bgitua aja. Kamu mo apa, aku beliin deh". "aku gak
mo apa2 kok mas, aku mau kon tol mas ajah". "Na gitu dong". Tangan
lainnya mulai mengelus2 pundakku. "mangnya kalo jembutnya lebat
kenapa mas", tanyaku. "Prempuan yang jembutnya lebat, napsunya besar,
kalo maen gak puas kalo cuma seronde, mesti berkali2 baru puas, iya
kan", jawabnya. Aku tidak menjawab, kepalaku kusenderkan dipundaknya.
"Nes pahamu mulus sekali ya", katanya. "Ah., ma ngegombal
neh".balasku. Kurasakan tangannya mengelus dan mengusap pahaku, aku
diam saja, aku menikmatinya, napsuku makin lama makin berkobar. Aku
menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat
memekku. Kelihatan sekali selangkangannya menggembung, rupanya dia
juga sudah napsu sekali. Dia menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat
menyentuh bibirku dengan lembut. Kurasakan lidahnya mencari-cari
lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-
hisapannya dengan penuh napsu. Separuh tubuhnya sudah menindih
tubuhku, terasa gembungan di selangkangannya menempel di pahaku
sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke toketku. Dia meremas toketku
dengan lembut sambil menghisap bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh
tubuhnya, kuusap
punggungnya. Dadaku berdesir enak sekali, remasan jarinya sangat ahli,
kadang pentilku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.
Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap
wajahnya, dia tersenyum dibelainya wajahku. "Nes kamu cantik" dia
memujaku. "Bagaimana Nes? kita teruskan?" tangannya masih mengusap
rambutku. "Ya iyalah mas, dah nanggung gini". ,dia juga melepaskan
semua yang melekat dibadannya, sehingga telanjang utuh. Seluruh
tubuhnya mengkilat karena keringat, kontolnya panjang dan besar berdiri
tegak. "Wow, jembutmu dah basah ya, kamu pasti sudah napsu banget ya
Nes", katanya tersenyum. Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku
lebar-lebar. Kulihat memekku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat
lembab, itilku terasa sudah membesar dan memerah, memekku telah
terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi setiap barang yang akan masuk.
Belum lagi reda rasa nikmatku dia manarik kontolnya keluar dari memekku.
Melihat kontolnya yang besar itu membuat napsuku bangkit kembali lalu
dengan reflek kugenggam dan dengan lincah kumasukkan kepalanya
kedalam mulutku, kukocok lagi, sambil kuhisap kuat-kuat dan dengan
cepat mulutku maju mundur untuk mencoba merangsang agar air maninya
cepat ngecret. Mulutku mulai payah tapi air mani yang kuharapkan tak juga
keluar. Aku tersentak merasakan dia menarik kontolnya agak keras
menjauh dari mulutku dan dengan sigap dibukanya memekku dengan
tangan kiri dan tangan kanan menuntun kontolnya yang gede menuju
memekku. Didorongnya perlahan, dia melihatku sambil tersenyum dan
bleeesssss, digenjotnya kuat pantatnya kedepan hingga kontolnya kembali
menghunjam semuanya kedalam memekku. Aku menjerit. Aku berusaha
mengejan sehingga kontolnya merasa kupijit pijit. Dia mengenjotkan
kontolnya keluar masuk dengan keras dan cepat. Tidak lama kemudian
dipeluknya tubuhku sambil mengerang. "Nes, .. aku mau ngecret".
"Keluarin aja mas didalem" pintaku agar kenikmatan yang kurasakan
bertambah dan akhirnya air maninya menyemprot didalem memekku,
kurasakan ada semburan hangat dimemekku. Dia memelukku erat
demikian pula aku. Dia tersenyum puas. "Nes, . enak banget deh me mek
kecil seperti punyamu ini, memijit kontolku sampai nggak karuan rasanya,
aku puas Nes. Kamu?". Aku diam saja, dia juga tau kalo aku mendapatkan
kenikmatan luar biasa dari permainannya.
Aku hanya bisa pasrah saja ditindihnya. Dengan lembut dia mengecup
keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di bibir,
mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, kenikmatan
ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding
memekku. Toketku saling bergesekan dengan dadanya yang sedikit
berbulu, kedua pahaku kulingkarkan pada pinggangnya. Aku mendesah tak
karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara pinggulnya dihentak-
hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya melumat atau menjilati
bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya.
Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia angkat lengan
kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh..ternyata dia
sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu sehingga
desahanku bercampur dengan ketawa geli. Aku kembali bucat. memekku
terasa semakin banjir, namun tak ada tanda-tanda dia akan segera
ngecret, dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang bucat.
Suara kecipak cairan terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan
kontolnya. Tanpa melepas kontolnya, dia bangkit berlutut di antara kedua
pahaku dan menaikkan kedua betisku ke pundaknya. Tanpa memberiku
istirahat dia meneruskan mengocok memekku, aku sudah tidak kuat lagi
mengerang karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-
mengap."Aku udah mau ngecret Nes", desahnya dengan mempercepat
enjotannya. Enjotannya makin cepat sampai akhirnya dia mengerang keras
dan air maninya menyemprot deras didalam me mekku. "Mas enak benget
deh", kataku lemes. "Iya Nes, aku juga nikmat banget ngecret dimemek
kamu", jawabnya. Dia mencabut kon tolnya dan terkapar disebelahku.
Tak lama kemudian aku tertidur kecapaian.Ketika aku terbangun hari
sudah gelap'
dia sudah tidak ada di ranjang. Aku bangun dan ke kamar mandi untuk
membersihkan diri. Keluar dari kamar mandi, dengan bertelanjang bulat,
aku keluar kamar. Dia sedang duduk di meja makan, hanya dengan
menggunakan celana pendek. Rupanya dia menyiapkan makan malam
buat kami berdua. Makanan yang ada dilemari es diangetin di microwave,
demian pula denga nasinya. DIa mengajakku makan, aku duduk
disebelahnya sambil menyantap makanan yang telah disediakan. "aku
pengen gelutin kamu pakai bikini Nes, bawa gak", rupanya dia belum puas.
"Mas belum puas?" tanyaku. "Puas sih puas", jawabnya, "tapi pengen lagi,
boleh kan". Dia masuk ke kamar mandi dan terdengar shower dinyalakan.
Aku bisa mendengarnya karena pintu kamar mandi tidak ditutup. Tak lama
kemudian, shower terdengar berhenti dan dia keluar hanya bercelana
pendek. Ganti aku yg masuk ke kamar mandi, aku hanya membasahi
tubuhku dan dalam keadaan basah dalemanku yang berupa bikini tipisku
kupakai. Keluar dari kamar mandi, dia berbaring diranjang dan melotot
melihat bodiku. Karena basah, maka apa yang ditutupi bikini tipis menjadi
tranparan. "Nes, kamu memang napsuin", katanya. Aku duduk
disebelahnya diranjang. Langsung saja kutarik celana pendeknya. Dia
sudah tidak memakai CD lagi. Begitu celananya kutarik, kontolnya
langsung melonjak berdiri. Tanganku bergerak menggenggam kontolnya.
Dia melenguh seraya menyebut namaku. Aku mendongak melirik
kepadanya. Nampak wajahnya meringis menahan remasan lembut
tangannku pada kontolnya. Aku mulai bergerak turun naik menyusuri
kontolnya yang sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjukku
mengusap kepala kontolnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari
liangnya. Kembali dia melenguh merasakan ngilu akibat usapanku.
Kocokanku sudah semakin cepat. Kurasakan tangannya menggerayang ke
arah toketku yang masih dilapisi bra tipis. Dengan lembut dia mulai
meremas-remas toketku di balik bra. Remasan tangannya langsung terasa
karena kain bra yang sangat tipis.