You are on page 1of 15

Air mani tumpah di dalam memekku

air maninya muncrat keluar dari kontolnya tumpah didalam memekku

JUmat berikutnya setelah training, mas Hide menelponku mengatakan


bahwa proposal kedua sudah siap. “Terus mau ditandatangani dimana
mas?” Tanyaku, karena aku tau pasti dia minta bonusnya juga. “Kita ke
villa saja ya, kamu bawa daleman yang seksi beberapa ya”, jawabnya.
“Nanti sabtu pagi aku jemput kamu”. Sabtu paginya aku sudah siap2
membawa beberapa daleman yang seksi dan mengenakan pakaian yang
seksi juga. Aku memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, toketku
ngintip dari belahan tank topku yang rendah.

Dalemannya sengaja aku pake yang bentuk bikini yang hanya ditalikan,
supaya dia cepat kalau mau melepaskannya. “Wow, seksi sekali kamu
Nes, belum apa2 aku sudah mulai ngaceng nih”, katanya ketika aku masuk
kemobil dan duduk disebelahnya. Akhirnya mobil pun meluncur ke arah
luar kota. “Vilanya jauh mas?” tanyaku. ”Kenapa, udah nggak sabar ya
pengen dikerjain. Nggak jauh kok paling sejam sudah sampai”, jawabnya
menggodaku. Sepanjang perjalanan aku ngobrol saja dengan dia. Dia
menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tangannya mengelus
pahaku. “Yang udah gak tahan Ines atau mas”, godaku sambil membiarkan
tangannya mengelus2 pahaku. Rabaannya semakin lama membuatku
semakin napsu. Kubuka pahaku agak lebar. Melihat aku mengangkangkan
pahaku, tanggannya bergerak ke atas ke selangkanganku. Jari2nya mulai
mengelus belahan memekku dari luar. Wow rasanya, aku sudah gak sabar
lagi untuk dientot. CDku langsung menjadi lembab karena cairan memekku
membanjir. “Mas”, kataku, “Ines udah basah mas”. “Udah napsu banget ya
Nes, aku juga sudah napsu, sebentar lagi bucat kok”.

Kami memasuki gerbang vilanya. vilanya tidak terlalu besar, sebuah vila
yang sangat asri. Halamannya lumayan luas mengelilingi bangunan vila
model country, sehari-hari hanya dijaga oleh sepasang suami istri usia
setengah baya. Rupanya mereka tidak terkejut oleh kehadiran ku, mungkin
dia sebelumnya sudah biasa mengajak perempuan lain ke vila ini,
sehingga pasangan suami istri ini tidak begitu peduli dengan siapa diriku.
Istri penjaga vila itu tidak membutuhkan waktu lama untuk menyajikan kopi
dan teh dalam teko, sementara suaminya di luar sana sedang sibuk
mencuci mobil, mungkin tugas ini sudah rutin dilakukannya saat mas Hide
datang berkunjung ke vilanya. Tak lama kemudian si istri kembali masuk ke
dalam ruangan dimana kami duduk sambil membawa kacang, singkong
dan jagung rebus. Seselesainya si bapak membersihkan mobil, mereka
pamitan. Rupanya mereka tau bahwa mas Hide tak ingin diganggu selama
bersamaku. Setelah beristirahat sejenak mas Hide mengajakku melihat2
vilanya. Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh
rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan
orang luar yang mau mengintip ke dalam.”Mau berenang?” tanyanya.
“Yuk”, jawabku. “Aku pake daleman bikini kok”. “Gak pake apa2 lebih baik”
katanya tersenyum. Aku langsung saja melepas tanktopku, kemudian
kulepas celana ketatku. Pakaian kuletakkan di dipan yang ada dipinggir
kolam. Dipan itu ada matras tipisnya dan dipayungi rimbunnya pohon. Dia
melotot memandangi tubuhku yang hanya berbalut daleman bikini. Karena
CDku mini, jembutku yang lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan
kanan CDku. Segera aku mencebur ke kolam, sementara dia membuka
kaos dan celananya, sehingga hanya memakai CD. Kontolnya kelihatan
besar, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDnya. Kemudian dia pun
nyebur ke kolam, menghampiriku dan memelukku.

Bibirku diciumnya, lidah kami saling berbelit. Tangannya mulai menarik


ikatan braku sehingga terlepas, kemudian meremas2 toketku sambil
memlintir pentilnya. Segera pentilku menjadi keras. “Toketmu kenceng ya
Nes,pentilnya gede.”, katanya. Aku diam saja sambil menikmati remasan
tangannya.Kontolnya yang keras menekan perutku. “Mas, ngacengnya
sudah keras banget”, kataku. “Kita ke dipan yuk” Aku sudah tidak bisa
menahan napsuku lagi. Segera aku keluar kolam membawa braku yang
sudah dilepas. Aku telentang didipan, menunggu dia yang juga sudah
keluar dari kolam. Dia berbaring disebelahku, bibirku kembali diciumnya
dengan penuh napsu dan tangannya kembali meremas2 toketku sambil
memlintir2 pentilnya. “Isep dong Mas..” pintaku sambil menyorongkan
toketku itu ke wajahnya. Langsung toketku disepnya dengan penuh napsu.
Pentilku dijilatinya.”Ohh.. Sstt..” erangku keenakan. Jarinya mulai
mengelus jembutku yg nongol keluar dari CDku, kemudian disusupkannya
ke dalam CD-ku. Jarinya langsung menyentuh belahan bibir memekku dan
digesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya selalu berakhir di itilku
sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Memekku langsung
berlendir, rasanya lendir juga membasahi seluruh bagian dinding dalam
memekku. “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahku sambil menekan tangannya yang
satunya untuk terus meremas-remas toketku. Aku sungguh sudah tidak
tahan lagi, “Mas, Ines udah gak tahan nih”. Tali ikatan CD-ku di kiri dan
kanan pinggang digigit dan ditarik dengan giginya sehingga terlepas.
Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas bulu jembutku yang
lebat. Dia kembali meraba dan mengelus memekku. Dia menyelipkan
jarinya ke belahan memekku yang sudah basah dan menyentuh dinding
dalam memekkku. “Mas..! Aduuh! Ines sudah enggak tahan, udah pengen
dimasukkin”, pintaku. Bukannya langsung memenuhi permintaanku malah
jarinya beralih menggosok-gosok itilku. “Aduuh! mas..nakal!” seruku. Aku
pun semakin tidak karuan, kuremas kontolnya yang sudah keras sekali dari
luar CD nya. Toketku yang sudah keras sekali terus saja diremas2,
demikian juga pentilku. “Ayo dong mas dimasukin, aku sudah benar-benar
enggak kuu.. at!” rengekku lagi. Kemudian dimasukkannya jarinya ke
dalam memekku yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa menemukan
kesulitan jarinya menyeruak masuk ke dalam memekku. Aku belum pernah
hamil apa lagi melahirkan, jadi sebenarnya memekku pun masih sempit
sekali, namun dalam kondisi basah seperti ini, memekku menjadi mudah
dimasuki jarinya. Memekku langsung dikorek2, dindingnya digaruk-garuk.
Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang memekku
dimainkannya dengan ujung jarinya hingga badanku tiba-tiba menggigil
keras dan kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti permainan ujung
jarinya. Dia menelungkup diselangkanganku dan mulutnya langsung
mengulum bibir memekku. Cairan yang membasahi sekitar
selangkanganku dijilatinya dan setelah bersih bibirnya kembali mengulum
bibir memekku. Kemudian giliran itilku mendapat giliran dikulum dan
dilumat dengan mulutnya. Jari tangannya kembali menyeruak masuk ke
dalam memekku, aku benar-benar hampir pingsan dibuatnya. Tubuhku
kembali terguncang hebat, kakiku jadi lemas semua, otot-otot perutku jadi
kejang dan akhirnya aku bucat, cairan memekku yang banjir ditampung
dengan mulutnya dan tanpa sedikit pun merasa jijik ditelan semuanya. Aku
menghela napas panjang, dia masih dengan lahapnya melumat memekku
sampai akhirnya selangkanganku benar-benar bersih kembali. Memekku
terus diusap2nya, demikian juga itilku sehingga napsuku bangkit kembali.
“Terus Mas.. Enak..” desahku. “Ayo dong Mas.. Ines udah nggak tahan”.
tetapi dia masih tetap saja menjilati dan menghisap itillku sambil meremas2
toket dan pentilku.

Dia melepaskan CDnya, kontolnya yang besar dan lumayan panjang sudah
ngaceng keras sekali mengangguk2. Aku dinaikinya dan segera dia
mengarahkan kontolnya ke memekku. Perlahan dimasukkannya kepala
kontolnya. “Enak Mas..” kataku dan dia sedikit demi sedikit meneroboskan
kontolnya ke memekku yang sempit. Memekku terasa sesek karena
kemasukan kontol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih kontolnya
mulai dienjot keluar masuk. “Terus Mas.. Kontolnya enak” erangku
keenakan. Dia terus mengenjot memekku sambil menyorongkan dadanya
ke mulutku. Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama dienjot, dia mengajak
tukar posisi. Sekarang aku yang diatas Kuarahkan memekku ke kontolnya
yang tegak menantang. Dengan liar aku kemudian mengenjot tubuhku naik
turun. Toketku yang montok bergoyang mengikuti enjotan badanku. Dia
meremas toketku dan menghisap pentilnya dengan rakus. “Mas..
Kontolnya besar, keras banget..”, aku terus menggelinjang diatas
tubuhnya. “Enak Nes?’ tanyanya. “Enak Mas.. entotin Ines terus Mas..” Dia
memegang pinggangku yang ramping dan menyodokkan kontolnya dari
bawah dengan cepat. Aku mengerang saking nikmatnya. Keringatku
menetes membasahi tubuhnya. Akhirnya, “Ines bucat Mas” jeritku saat
tubuhku menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhku
lunglai menimpa tubuhnya. Dia mengusap-usap rambutku sambil mencium
bibirku. Setelah beberapa saat, kontolnya yang masih ngaceng dicabut dari
dari memekku. Aku ditelentangkannya, dan dia naik ke atasku. Kembali
memekku dijilatinya. Kedua lututku didorongkannya sedikit ke atas
sehingga bukit memek ku lebih menungging menghadap ke atas, pahaku
lebih dikangkangkannya lagi, dan lidahnya dijulurkan menyapu celah-celah
memekku. Lidahnya dijulurkan dan digesekkan naik turun diujung itil ku.
Aku hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas- remas kontolnya
dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari memekku
dengan lahap dihisapnya. Bibirnya terus mencium dan melumat habis bibir
memekku. Dapat kurasakan hisapan mulutnya yang kuat menghisap
memekku, lidahnya menjulur masuk ke dalam memekku dan sempat
menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutnya menekan
memekku, hidungnya yang mancung menempel dan menekan itilku. Aku
kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajahnya dengan
sengaja digeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungnya
tetap menempel di itilku dan bibirnya tetap mengulum bibir memekku
sambil lidahnya terus mengorek memek ku. Aku tak kuasa membendung
napsuku. “Oocch!Mas.. Teruu.. Uus! Aku bucat lagi mas”, suaraku semakin
parau saja. Kugoyangkan pantatku mengikuti irama gesekan wajahnya
yang terbenam di selangkanganku. Kujepit kepalanya dengan pahaku,
badanku menggigil hebat bagaikan orang kejang. Aku menarik nafas
panjang sekali, semua cairan memekku dihisap dan ditelannya dengan
rakus sekali hingga habis semua cairan yang ada di sekitar memekku.Dia
tetap dengan asyiknya menjilati memekku. Kemudian jilatannya naik ke
atas, ke arah perutku. Lidahnya bermain-main di pusarku, sambil
tangannya langsung meraba dan meremas kedua toketku, jilatannya juga
semakin naik menuju toketku. Jengkal demi jengkal jilatannya semakin
naik. Mulutnya sudah sampai ke dadaku. Kini giliran toketku dijilatinya,
mulutnya seakan ingin menelan habis toketku, lidahnya kini menari-nari di
ujung pentil ku. Jari tangan kanannya meraba-raba selangkanganku,
menggesek- gesek itilku hingga memekku basah lagi, nafsuku naik
kembali. Sementara tangan kirinya tetap meremas toketku dan tangan
kanannya tetap bergerilya di memekku, bibirnya kini mencium dan melumat
bibirku. Kubalas lumatan bibirnya dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku
masuk ke rongga mulutnya. Dia menghisap lidahku, secara bergantian dia
juga menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan kubalas dengan hisapan
pula.

Kini dia membetulkan posisinya sehingga berada di atasku, kontol nya


sudah mengarah ke hadapan memekku. Aku merasakan sentuhan ujung
kontolnya di memekku, kepala kontol nya terasa keras sekali. Dengan
sekali dorongan, kepala kontolnya langsung menusuk memekku.
Ditekannya sedikit kuat sehingga kepala kontol nya terbenam ke dalam
memekku. Walau kontol nya belum masuk semua, aku merasakan
getaran-getaran yang membuat otot memekku berdenyut, cairan yang
membasahi memekku membuat kontolnya yang besar mudah sekali masuk
ke dalam memekku hingga dengan sekali dorongan lagi maka kontolnya
masuk kedalam sarangnya, blee.. ess.. Begitu merasa kontolnya sudah
memasuki memek ku, kubalik badannya sehingga kembali aku berada di
atas tubuhnya, kududuki batang kontol nya yang cukup panjang itu.
Kugoyangkan pantatku dan

kuputar-putarkan, kukocok naik turun hingga kontolnya keluar masuk


memekku, dia meremas- remas kedua toketku. Lebih nikmat rasanya
ngentot dengan posisi aku diatas karena aku bisa mengarahkan gesekan
kontol besarnya ke seluruh bagian memekku termasuk itilku. Kini giliran
nya yang tidak tahan lagi dengan permainanku, ini dapat kulihat dari
gelengan kepalanya

menahan nikmat yang sebentar lagi tampaknya akan ngecret. Dan ternyata
benar juga, dia

memberikan aba-aba padaku bahwa dia akan ngecret. “Kita bucat sama-
sama..mas”, rintihku sambil mempercepat kocokan dan goyangan
pantatku. “Aa.. Aacch!” Akupun bucat lagi, kali ini secara bersamaan
dengan dia, bibir memekku berkedutan hingga meremas kontolnya. Air
maninya dan lendir memekku bercampur menjadi satu membanjiri
memekku. Karena posisiku berada diatas, maka cairan kenikmatan itu
mengalir keluar merembes melalui kontolnya sehingga membasahi
selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak
kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai
lemas di dipan. Posisiku tengkurap di sampingnya yang terkulai telentang
memandang rimbunnya dedaunan. “Mas, pinter banget sih ngerangsang
Ines bucat berkali2 bucat, udah gitu kontol mas kalo udah masuk terasa
sekali gesekannya, abis gede banget sih”, kataku. “Memekmu juga nikmat
sekali Nes, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke kontolku”,
jawabnya sambil memelukku. Kami berdua sempat tertidur cukup lama
karena kelelahan dan tiupan angin sejuk sepoi2. Ketika terbangun, kami
masuk ke vila karena dia mengajakku mandi. ”Kita mandi sama-sama yuk!”
ajaknya, “Badanku lengket karena keringat”. Kami masuk ke vila menuju ke
kamar mandi beriringan sambil berpelukan, bertelanjang bulat.

Kamar mandinya tidak terlalu besar namun cukup bagus, ada ruangan
berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya kira-kira seperti
lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan menyalakan shower,
aku dan dia saling berganSantin menggosok tubuh kami, demikian pula
saat menyabuni tubuh kami lakukan berganSantin, saling raba, saling
remas, bibir kami saling pagut bergantian.

Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut dengan


hisapan, dan secara berganSantin pula kujulurkan lidahku ke dalam
mulutnya. Diapun menyambutnya dengan lumatan. Rabaan tangannya
berpindah ke toketku. Diremas-remasnya toketku yang mulai mengencang
lagi pertanda napsuku bangkit lagi. Tanganku pun tidak mau kalah, kuraih
kontolnya yang kembali sudah berdiri tegak dan kukocok-kocok lembut
dengan jariku. Ujung kontolnya sesekali menyenggol bagian depan
pangkal pahaku. Luar biasa staminanya, barusan selesai ngecret di
memekku sudah ngaceng lagi. “Betul kan, kalo cewek jembutnya lebat
pasti napsunya besar, kaya kamu ya Nes”, katanya. Kuarahkan kontolnya
ke belahan bibir memekku. Dengan menggunakan tanganku, kugesek-
gesekkan ujung kontolnya ke belahan bibir memekku. Kutempelkan ujung
kontolnya ke ujung itilku dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini memekku
kembali mengeluarkan cairan bening.Lalu dia mematikan shower sambil
duduk di samping bathtub. Aku dipangkunya dengan posisi
memunggunginya.Kontolnya yang sudah ngaceng keras kembali
dimasukkannya ke dalam memekku dalam posisi seperti itu. Karena
kondisi bathtub yang sempit mengharuskan posisiku merapatkan pahaku,
maka memekku menjadi kian sempit saja. Awalnya agak sulit juga
kontolnya masuk kedalam memekku. Tetapi dengan sedikit bersusah
payah akhirnya ujung kontolnya berhasil menyeruak ke dalam memekku
yang kubantu dengan sedikit menekan badanku kebawah, dan kuangkat
kembali pantatku hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolnya
amblas semua ke dalam memekku. Dengan posisi begini membuatku
harus aktif mengocok kontolnya seperti di kolam renang tadi dengan cara
mengangkat dan menurunkan kembali pantatku, sehingga memekku bisa
meremas dan mengocok-ngocok kontolnya. Kontolnya terasa sekali
menggesek-gesek dinding bagian dalam memekku. Saat aku duduk terlalu
ke bawah, kontolnya terasa sekali menusuk keras memekku, nikmat yang
kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. Memekku
semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolnya dalam
memekku sudah tidak sesesak tadi. Kini aku pun sudah tidak kuat lagi
menahan napsuku. Aku tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan
pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa terduduk dalam posisi kontolnya
masih tertancap di dalam memekku. Kugoyang-goyangkan saja pantatku
sambil duduk di pangkuannya, persis seperti layaknya Inul
menggoyangkan pinggul dan pantatnya, ngebor diatas panggung saat
menyanyi. Kedua tangannya sedari tadi asyik meremas kedua toketku.
Pentilku dicubit dan dipilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi
tersendiri bagiku. Dia rupanya tidak mampu bertahan lama merasakan
goyang ngebor gaya Inul yang kulakukan. “Aduuh..! Nes, hebat banget
empotan memek kamu! Aku hampir ngecret nich!” serunya sambil tetap
memilin pentilku. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutku sambil
mempercepat goyanganku. Dia rupanya sudah benar- benar tidak mampu
bertahan ebih lama lagi hingga didorongnya aku sedikit ke depan sambil
dia berdiri, sehingga posisiku menungging membelakanginya, tetapi
kontolnya masih menancap di dalam memekku. Dia berdiri sambil
mengambil alih permainan, dia mengocok-ngocokkan kontolnya keluar
masuk memekku dalam posisi doggy style. “Aa.. Aacch!” kini giliranku yang
menyeracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam
memekku, terasa sekali semburan hangat yang menerpa dinding
memekku, air maninya rupanya langsung muncrat keluar memenuhi
memekku. Bersamaan dengan itu, aku pun mengalami hal yang serupa,
kurasakan kedutan memekku berkali- kali saat aku bucat. Kami bucat
dalam waktu hampir bersamaan hingga memekku kembali penuh dengan
cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung
seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui
celah memekku dan merembes keluar hingga membasahi perutku karena
posisiku masih setengah menungging saat itu. Kami pun melanjutkan
mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai
mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk,
dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ruang makan. Tiba2 hpnya
berbunyi, dia ke teras sambil menerima panggilan telpon. Tidak lama
kemudian dia kembali, dia mengeluarkan buah2an dari lemari es dan
berkata “Aku harus kembali Nes, proposalnya sudah siap tapi mesti
diambil, mungkin agak lama. Kamu makan buah2an ini dulu ya, nanti aku
belikan makanan”. “aku mau tidur saja, cape dienjot terus sama mas”,
kataku. “Tapi enakkan?” katanya lagi sambil mengenakan pakaiannya.
“Enak banget mas, Ines masih mau lagi lo mas”, jawabku sambil mulai
mengupas buah. “So pasti, kita kesini kan untuk ngentot bucat loyo. Aku
pergi dulu ya”, sambil mencium pipiku. “Hati2 ya mas, Ines nungguin lo”.
Seperginya, aku berbaring sambil memakan buah2an yang telah kukupas.
Aku makan beberapa potong sehingga akhirnya aku merasa kenyang dan
mengantuk lagi. Aku berbaring di sofa dan akhirnya tertidur.

Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tiba2 aku terbangun karena merasa
toketku ada yang mengelus2. Aku terbangun dan terkejut melihat pak Mat,
penjaga vila itu sedang duduk disebelahku dan sedang mengelus2 toketku.
“Pak, mau apa?” kataku marah. “Mau ngentot sama non”, jawabnya sambil
cengengesan. “Tadi bapak ngintip non dientot pak Hide di kolam renang,
bucat bapak napsu banget. Ketika bapak liat pak Hide pergi, makanya
bapak gak tahan lagi pengen ngentot juga sama non. Mau ya non”. Pak
Mat lalu meremas2 toket dengan napsunya. Aku hanya bisa diam dan
bengong. Karena aku terdiam dia terus saja meremas toketku, malah
sambil memlintir2 pentilku, perlahan pentilku mulai mengeras. Aku
memandangi wajah tuanya, masih tersisa kegagahannya di waktu muda.
“Non, toket non besar juga yah…, enak nggak diginiin?’ sambil tangannya
terus meremas-remas toketku. “Pak, aah”, napsuku makin meninggi. Heran
juga aku kok mau saja diremas2 sama penjaga vila yang sudah tua itu.
Sambil toketku diremasnya terus, dia menjilati seluruh tubuhku, mulai dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Dijilatinya pula toketku, disedotnya
pentilku sampai aku gemetar saking napsunya. Kakiku dan kedua pahaku
yg mulus itu dibukanya sambil dielus2 dengan satu tangan masih meremas
toketku. Setelah itu memekku dijilatin dengan lidahnya yg kasar.Rasanya
nggak keruan. Bukan hanya bibir memekku aja yg dijilatinnya, tapi lidahnya
juga masuk ke memekku, aku jadi menggelinjang nggak terkontrol,
wajahku memerah sambil terdongak keatas. Melihat napsuku sudah naik,
dia melepas seluruh pakaian dan celananya. Aku diam aja sambil
memperhatikan dengan seksama. Badannya yang kehitaman masih
nampak tegap berotot, dan kontolnya yang besar sekali sudah ngaceng
dengan keras. Ya ampun aku hampir tak dapat memegangnya dengan
kedua tanganku. Kontolnya lebih besar dari kontol mas Hide. “Dikocok
non”, pintanya, aku nurut saja dan mengocok kontolnya dengan gemas,
makin lama makin besar dan panjang. “Non diemut dong”, katanya
keenakan. Ngelunjak juga situa ini, udah dikocok sekarang minta diemut.
Dia berdiri disamping sofa dan aku duduk sambil mengarahkan kontol yg
ada digenggamanku ke arah mulut ku. Aku mencoba memasukkan
kedalam mulutku dengan susah payah, karena besar sekali jadi kujilati dulu
kepala kontolnya. Dia mendesah2 sambil mendongakkan kepalanya.
Kutanya “Kenapa pak”. “Enak banget, terusin non, jangan berhenti”,
ujarnya sambil merem melek kenikmatan. Aku teruskan aksiku, aku jilatin
kontolnya mulai dari kepala kontolnya sampai ke pangkal batang, aku
terusin ke biji pelirnya, semua aku jilatin. Aku coba untuk memasukkan
kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku. Dia
memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan
pantatnya, mengentoti mulutku. Sedang tangan satunya lagi meremas
toketku sebelah kanan. gerakannya semakin lama semain cepat. Tiba2 dia
menghentikan gerakannya. Kontolnya dikeluarkan dari mulutku. Dia
menaiki tubuhku dan mengarahkan kontolnya ke toketku. “Non, bapak mau
ngerasain kontol bapak kejepit toket non yang montok ya”. Aku paham apa
yang dia mau, dan dia kemudian menjepit kontolnya di antara toketku.
“Ahh.. Enak non. Diemut enak, dijepit toket juga enak. Tinggal dijepit
memek yang belum”, erangnya menahan nikmat jepitan toketku. Dia terus
menggoyang kontolnya maju mundur merasakan kekenyalan toketku.
Sampai akhirnya “Aduh non, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di
mulut non ya”. “Jangan pak, di memekku saja”, jawabku. Aku tidak ingin
merasakan air maninya dimulutku, lebih baik dingecretkan di memekku,
aku juga bisa ngerasain nikmat. Diapun naik keatasku sambil
mengarahkan kontolnya ke memekku. Dia mulai memasukkan kontolnya
yang besar dan panjang itu ke memekku.Pantatnya semain didorong dan
didorong, sampai aku merem melek keenakan ngerasain memekku
digesek kontolnya. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar dan masuk
dimemekku yang sempit itu. “Wuah, non, sempit betul memekmu, tak
pernah terbayang dibenakku aku akan menikmati tubuh seorang
perempuan yang montok dan cantik. Ternyata ngentot dengan non lebih
enak dari segalanya. Untunglah pak Hide bisa ngentotin non”, dia
menggumam tak keruan. Aku mulai merasakan nikmat yg tak terkatakan,
luar biasa enak sekali rasanya. Secara naluri aku gerakkan pantatku
kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolnya yg keluar masuk, wuihh
tambah nikmat. Kulihat wajah tuanya menikmati sekali gesekkan kontolnya
di memekku. Tubuhnya yg hitam berada diatas tubuhku yang putih mulus,
bergoyang-goyang maju mundur, dia memperhatikan kontolnya sendiri
yang sedang keluar masuk di memekku. Selang beberapa saat, dia
mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging seperti
anjing, dan dia menyodokkan kontolnya dari belakang ke memek ku.
Nikmaat sekali permainan ini. “Ennngghh…” desahnya tak keruan. Sambil
menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan
erat, aku merasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama dia
menggenjot memekku dari belakang seperti itu, makin lama makin keras
sehingga akhirnya aku bucat lagi “Pak, enjot yang keras, nikmat sekali
rasanya”, jeritku. Dia mengenjot kontolnya lebih cepat lagi dan kemudian
air maninya muncrat didalam memekku berulang-ulang, banyak sekali.
‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Aku merasa memekku agak membengkak
akibat disodok oleh kontolya yang besar itu. “Non, memek non luar biasa
deh cengkeramannya, nikmat banget non. Mimpi apa bapak semalem bisa
ngentotin non. Kerasa sekali gesekannya dikontol bapak, kapan ya bapak
bisa ngentot sama non lagi”, katanya sambil terengah2. Enak aja, pikirku.
Belum tentu juga mas Hide ngajak aku ke vilanya lagi. Harus kuakui dientot
pak Mat tidak kalah nikmatnya dari ngentot dengan mas Hide sekalipun.
Setelah istirahat beberapa saat, dia bertanya padaku “Gimana non? enak
kan?”. “Enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, memekku bucat sesek
kemasukan kontol bapak, abis gede banget sih”, jawabku. Dia mencabut
kontolnya yang sudah lemes dari memekku. Kontolnya berlumuran air
maninya dan cairan memekku. Mungkin saking banyaknya ngecretin air
maninya dimemekku.Dia pamit meninggalkan aku yang kelelahan dan
terkapar di sofa. Aku kembali kekamar dan tertidur lagi karena kelelahan
tapi nikmat sekali. Saking capenya dientot 2 lelaki, aku sampai gak
mendengar ketika mas Hide kembali. Aku terbangun ketika merasa bibirku
ada yang mengecup, kukira pak Mat kembali pengen mengentoti aku lagi,
ternyata mas Hide. “Cape ya Nes, tidurnya nyenyak betul”, katanya
tersenyum. Dalam hati aku bergumam, gimana gak mau capek, dientot 2
lelaki ya ngabisin enersi. tetapi aku tidak menceritakan apa yang aku alami
dengan pak Mat. Nanti pak Mat bisa dipecat karena ikut mengentoti
perempuan yang dibawa majikannya. Toh aku merasakan nikmat dientot
pak Mat. “Makan yuk, sudah lewat magrib. Tadi siang kan kamu cuma
makan buah”,ajaknya. “Aku mau siram2 badan dulu ya mas”‘ jawabku.
“Tadi kan udah mandi”, katanya. “Biar seger saja mas, gak lama kok”,
jawabku. Aku mengguyur badanku di shower beberapa saat kemudian
menyabuni tubuhku, menghilangkan keringatku yang bercampur dengan
keringat pak Mat. Selesai mandi, aku mengenakan blus dan rok mini yang
aku bawa dari rumah, dalemannya aku pakai yang tipis dan minim.

Malam itu, ternyata dia membawa sopir, Mail namanya, masih muda dan
dari mukanya tampak mengagumi keseksianku. Mail tinggal disekitar vila,
rupanya dia sering disuruh nyetirin mobil mas Hide. Memang aku
mengenakan blus yang berdada rendah sehingga belahan toketku
menyembul keluar. “Nes, Mail dari tadi ngeliatin kamu terus tuh” katanya
berbisik.”Ah.. Masa sih” jawabku tertawa. “Iya tuh.. Lihat aja di kaca spion”.
Memang terkadang Mail melirik kaca untuk melihatku yang duduk di kursi
belakang bersama mas Hide. Melihat itu, rasa isengnya pun muncul. “Kita
godain yuk..” ajaknya sambil merengkuh pundakku. Dia mengelus-elus
pundakku. “Jangan ah.. Malu” jawabku. “Nggak apa deh.. Coba aja..”
katanya sambil mulai menciumi pipiku. Aku kemudian tak menolak dan
kamipun berciuman. Mail tampak makin sering melirikkan matanya lewat
kaca. “Awas. Nanti nabrak gimana” bisikku sambil tertawa. Dia mencium
bibirku kembali dan menjilati leherku. Belahan toketku diusap2nya,. Kulihat
Mail melotot lewat kaca spion melihat adegan itu. Blusku dibukanya,
sehingga aku hanya mengenakan bra yang tipis. pentilku tampak menonjol,
sudah mengeras. Perlahan dia menciumi toketku. Aku mulai mendesah
perlahan ketika pentilku dihisapnya dari balik braku. Mobil pun terasa
berjalan makin perlahan. Setelah puas menikmati toketku, dia menciumku
kembali. “Tuh lihat dia udah terangsang Nes..” katanya. “Mas nakal ihh..”
jawabku manja. “Kamu ganSantin dong.. Hisap kontolku” katanya
lagi.Sambil tertawa kubuka retsleting celananya sekaligus dengan CDnya,
sehingga kontolnya yang sudah tegang membengkak mencuat keluar.
Kontolnya mulai kukocok-kocok perlahan. Kulihat Mail menonton adegan
kami engan penuh nafsu. Dia mendorong kepalaku ke arah kontolnya.
“Isep Nes..” desahnya ketika mulutku mulai mengulum kepala kontolnya.
Kontolnya kukocok2 perlahan. “Nikmat Nes” erangnya. Dia menyibakkan
rambut yang menutupi wajahku, sehingga Mail dapat melihat dengan jelas
tonjolan dipipiku yang disesaki kontolnya. “Terus Nes, enak banget.., ”
katanya lagi. Akupun mengeluarkan kontolku dari mulutnya dan mulai
menjilatinya. Kemudian kontolnya kujejalkan dalam mulutku. Dia mengelus-
elus rambutku, ketika mulutku memompa kontolnya. Tidak lama, karena
kita sudah bucat ditempat makan. Kami mengisi perut sekenyangnya.

Dalam perjalanan pulang ke vila, mas Hide malah lebih gila lagi. Rupanya
selama makan napsunya tetep berkobar2 sehingga kontolnya ngaceng
terus. aku disuruhnya duduk di atas pangkuannya sambil menghadap ke
depan. Dia menciumi pundakku, ketika dia menyibakkan rokku dan CDku
dan mengarahkan kontolnya yang sudah berdiri tegak lepas dari CDnya, ke
memekku. “Ohh.. mas, besarnya.. Enak.. Ahh.. entotin Ines mas”, desahku.
Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku, gerakannya terbatas
karena aku ada pangkuannya. Braku dilepasnya dan toketku yang
berayun-ayun seirama enjotannya diremasnya. mengenjot memekya.
Kulirik kaca spion dan tampak Mail melotot menyaksikan aku yang sedang
mendesah-desah nikmat di atas pangkuan mas Hide. “Ohh.. Mas.. Enak
Mas.. Enjot terus mas..” kataku sambil melingkarkan tanganku ke belakang
merengkuh kepalanya. Dia menciumku bibirku sebentar dan kemudian
menghisap toketnya sambil terus mengenjot memekku. “Ohh mas.. enak
banget.. besar banget.. ” eranganku semakin menjadi, dan tak lama aku
pun menjerit. Tubuhku menggelinjang-gelinjang dalam dekapannya. Tak
lama, diapun mengerang nikmat ketika ngecret dalam memekku. Kamipun
melepas lelah sejenak sambil berciuman kembali. “Enak ya Mas” kataku
sambil mengenakan kembali blusku, braku tidak kupakai lagi. Dia
membereskan CD dan celananya. “Luar biasa” jawabnya. “Mail enak ya
dapat pemandangan gratis” kataku sambil tertawa.

Sesampainya di villa,Aku masuk kekamar mandi yang menjadi satu


dengan kamar tidur. Selang beberapa saat aku keluar lagi hanya
mengenakan lilitan handuk dibadanku tanpa pakaian lainnya lagi. “Udah
siap lagi ya Nes”, dia menggangguku. “Iyalah mas, kan kita kesini untuk
ngentot. Kata mas mau ngentotin Ines bucat loyo”, jawabku. Belahan
dadaku sedikit tersembul dibalik handuk yang menutup dada serta pahaku.
Melihat itu sepertinya dia napsu lagi. Luar biasa juga taminanya, gak
puas2nya dia ngentoti aku. Kontolnya menjadi berdiri tegang. Kelihatan
sekali dibalik CDnya. Dia juga sudah melepaskan semua pakaiannya, dan
berbaring di ranjang. “Maaas…. ngelihatnya kok begitu amat sih ?” kataku
sambil berjalan menuju kaca. Aku duduk di depan kaca sambil
menumpangkan pahaku kepaha satunya. “Nes…. sudah malam nih…. kita
tidur saja…” katanya. “Mau tidur atau nidurin Ines mas”, godaku. “Tidur
setelah nidurin kamu lagi dong”, jawabnya. Aku berbaring disebelahnya,
segera lilitan handukku dilepaskannya sehingga telanjang bulatlah aku.
Toketku dielus2nya. “Nes, kamu seksi sekali, mana binal lagi kalo lagi
dientot. Jadi istriku saja mau nggak. Kita bisa ngentot tiap malem”, katanya
merayu. Aku hanya tersenyum, tidak menjawab rayuannya. Elusan
tangannya di toketku berubah menjadi remasan remasan halus.
“Maaaaaaaaas…. “, aku memeluknya. Dia memelukku juga serta mencium
bibirku. Aku begitu menggebu gebu melumat bibirnya, kujulurkan lidahku
kedalam mulutnya. Nafasku menjadi cepat serta tidak beraturan. Setelah
beberapa saat kami berciuman, akus menggerakkan dan menggeser
badanku sehingga sekarang sudah berada di atas badannya. Aku semakin
ganas saja dalam berciuman. Dia memeluk badanku rapat2 sambil
menciumiku. Kemudian aku menciumi lehernya dan terus turun kearah
dadanya. Dia berdesis “Nes…. ssssssshhhh.” Aku terius menciumi
badannya, turun ke bawah dan ketika sampai disekitar pusarnya, kucium
sambil menjilatinya sehingga terasa sekali kontolnya kian menegang
dibawah CDnya. “Nes….. adduuuuuhh” dan aku secara perlahan lahan
terus turun dan ketika sampai disekitar kontolnya, kucium dan kuhisap
daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya dari balik CDnya.
“Sssssssshhh… Nes… lepasin CDku” katanya lagi. Segera kulepas
CDnya, dia mengangkat pantatnya supaya aku bisa memelorotkan CDnya.
Kontolnya sudah ngaceng keras sekali, mengacung ke atas. Kupegang
kontolnya dan kukocok pelan pelan. Kontolnya kumasukkan kemulutku.
“Aaaaaaaaaaaaaaahh……”, teriaknya keenakan. Aku segera menaik
turunkan mulutku pelan2 dan sesekali kusedot dengan keras. “Nes…..
enaaaaaaakkk. Ayoooo…. doooong… Nes….. Nesiiiii….. aku… juga
kepingin” , katanya sambil menarik badanku. Aku mengerti kemauannya
dan kuputar badanku tanpa melepas kontolnya dari mulutku. Posisi nya
sekarang 69 dan aku berada diatas badannya. Memekku yang dipenuhi
jembut yang lebat dijilatinya. Aku menggelinjang seSantip kali bibir
memekku dihisapnya. Dengan mulut yang masih tersumpal kontolnya aku
bergumam. Dia membuka belahan memekku pelan2 dan dijulurkannya
lidahnya untuk menjilati dan menghisap hisap seluruh bagian dalam
memekku. Kulepas kontolnya dari mulutku sambil mengerang
“maaaaaas…. oooohhh”, sambil berusaha menggerak gerakkan pantatku
naik turun sehingga sepertinya mulut dan hidungnya masuk semuanya
kedalam memekku. “Maaaaas….. teruuuuuss… maaaaaaas” Apalagi
ketika itilku dihisap, gerakan pantatku yang naik turun itu makin kupercepat
sambil mengerang lebih keras “maaaaaas…. teeruuuuuuss”. Itilku terus
dihisap hisapnya dan sesekali lidahnya dijulurkan masuk kedalam
memekku. Gerakan pantatku semakin menggila dan cepat, semakin cepat
dan akhirnya “maaaaaaaaaaasss….. akuuuuuuuuu…. bucatee”, sambil
menekan pantatku kuat sekali kewajahnya. Aku terengah engah. Perlahan
lahan dia menggeser badanku kesamping sehingga aku tergeletak di
tempat tidur. Dengan masih terengah2 aku memanggilnya
“Maaaaaass……. peluk Ines….. maaaaas… ” dan segera saja dia memutar
posisi badannya lalu memelukku dan mencium bibirku. Mulutnya masih
basah oleh cairan memekku. “Maaaas….. “,kataku dengan nafas nya
sudah mulai agak teratur. “Apaa… Nes…. “sahutnya sambil mencium
pipiku. “Maaaas…..nikmat banget ya dengan mas, baru dijilat saja Ines
sudah bucat. Ines mau deh jadi istrinya mas, asal dientot, dikasi nikmat
kaya begini Santip malem”, kataku manja. “Nes sekarang…… boleh gak
akuuuuuuuu…… “, sahutnya sambil meregangkan kedua kakiku. Dia
mengambil ancang2 diatasku sambil memegang kontolnya yang dipaskan
pada belahan memekku. Perlahan terasa kepala kontolnya menerobos
masuk memekku. Dia mengulum bibirku sambil menjulurkan lidahnya
kedalam mulutku. Aku menghisap dan mempermainkan lidahnya,
sementara dia mulai menekan pantatnya pelan2 sehinggga kontolnya
makin dalam memasuki memekku dan…. bleeeeeeeeeeeeeesss……
kontolnya sudah masuk setengahnya kedalam memekku. Aku berteriak
pelan… “aaaaaaaaaaaaaahh…… maaaaaass…… “sambil mencengkeram
kuat di punggungnya. Kedua kakiku segera kulingkarkan ke punggungnya,
sehingga kontolnya sekarang masuk seluruhnya kedalam memekku. Dia
belum menggerakkan kontolnyau karena aku sedang mempermainkan
otot2 memekku sehingga dia merasa kontolnya seperti dihisap hisap
dengan agak kuat. “Nes….. teruuuuus….. Nes…. enaaakkk… sekaliiii…
Nes….”, katanya sambil menggerakkan kontolnya naik turun secara pelan
dan teratur. Aku secara perlahan juga mulai memutar mutar pinggulku.
SeSantip kali kontolnya ditekan masuk kedalam memekku, aku melenguh
“sssssssshhhh….. maaass”, karena kurasakan kontolnya menyentuh
bagian memekku yang paling dalam. Karena lenguhanku, dia semakin
terangsang dan gerakan kontolnya keluar masuk memekku semakin cepat.
Aku semakin keras berteriak2, serta gerakan pinggulku semakin cepat
juga. Dia semakin mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk
memekku. Aku melepaskan jepitan kakiku di pinggangnya dan
mengangkatnya lebar2, dan posisi ini mempermudah gerakan kontolnya
keluar masuk memekku dan terasa kontolnya masuk lebih dalam lagi.
Tidak lama kemudian kurasakan

rasa nikmat yang menggebu2, kupeluk dia semakin kencang dan akhirnya
“ayoo…. maaaaaaaass…. akuuuuuuu….mauuuuuuu…… keluaaaaaar….
maaaaas” “Tungguuuuuu….. Nes…….kitaaaaaa… .samaaaaa…
samaaaa”, sahutnya sambil mempercepat lagi gerakan kontolnya.
“Adduuuuuuhh… maaaaas….. Ines… nggaaaaak…… … tahaaaaaaaaan…
maaaaaas… ayooooooo….. se…. karaaaaaang…” , sambil melingkarkan
kembali kakiku di punggungnya kuat2. “Nes…… … akuuuuu…
jugaaaaaaaaaaa…”, dan terasa …… creeeeeeet….creeeeeet….
crrreeettt..air maninya muncrat keluar dari kontolnya dan tumpah didalam
memekku. Terasa dia menekan kuat2 kontolnya ke memekku. Dengan
nafas yang terengah engah dan badannya penuh dengan keringat, dia
terkapar diatasku dengan kontolnya masih tetap ada didalam memekku.
Setelah nafasku agak teratur, kukatakan didekat telinganya “Mas……
terima kasih ya. Ines puas banget barusan,” sambil kukecup telinganya.
Dia tidak menjawab atau berkata apapun dan hanya menciumi wajahku.
Setelah diam beberapa lama lalu aku diajaknya membersihkan badan di
kamar mandi dan terus tidur sambil berpelukan.

You might also like