You are on page 1of 105

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Republik Indonesia

INDONESIA 2005 - 2025


lfi e
m
BUKU PUTIH

sd
g e
n
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu

a
Pengetahuan dan Teknologi

b
Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan

tli
untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan

a
Energi Tahun 2025

b
Jakarta, 2006
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN

Dalam tata informasi, terdapat 9 dokumen dan produk hukum yang berkaitan
dengan kebijakan penyelenggaraan pembangunan Iptek di Indonesia, yaitu UUD
1945, UU No. 18 tahun 2002, Inpres No. 4 tahun 2003, Peraturan Pemenrintah No.
20 tahun 2005, Visi Misi Iptek 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) 2005-2009, Visi Misi Lembaga Litbang dan yang terakhir adalah Naskah
akademik dalam bentuk “Buku Putih”. Muara dari seluruh informasi, dokumen dan
arahan itu adalah Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009), yang merupakan pedoman arah,
prioritas dan kerangka kebijakan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi
tahun 2005-2009.

Mengikuti arahan pembangunan sebagaimana digariskan dalam Rencana


Pembangunan Jangka Menengah 2005-2009 dan dirumuskan strateginya secara
mendalam dalam JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009, maka naskah akademik “buku
putih” disusun dalam 6 bidang fokus yaitu pangan, energi, transportasi, teknologi
informasi, teknologi pertahanan dan kesehatan.

Tujuan penting yang hendak dicapai dengan penyusunan naskah akademik


”buku putih” adalah memberikan dukungan informasi dan landasan akademik setiap
bidang fokus dan juga memberikan tahapan pencapaian atau ”roadmap” dari
strategi pembangunan Iptek sebagaimana direncanakan dalam RPJM 2005-2009
atau dirumuskan sebagai kebijakan strategis di dalam JAKSTRANAS IPTEK 2005-
2009.

i
Diharapkan melalui Buku Putih Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan
Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Energi Baru Dan Terbarukan Untuk
Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2005 - 2025 ini seluruh pihak
yang berkepentingan dengan pembangunan Iptek di Indonesia, baik pemerintah,
swasta, perguruan tinggi maupun lembaga litabang dapat memanfaatkan sebaik-
baiknya informasi yang disampaikan, untuk diterapkan sebagai bagian strategi yang
disusun oleh masing-masing institusi.

Jakarta, Agustus 2006

Menteri Negara Riset dan Teknologi

Kusmayanto Kadiman

ii
DAFTAR ISI
Hal
Sambutan i
Daftar isi ............................................................................................................... iii
Daftar Singkatan dan Gambar ............................................................................. ii
I. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
II. KONDISI SEKARANG ..................................................................................... 2
2.1 Ketersediaan Energi Saat Ini ................................................................. 2
2.2 Antisipasi Terhadap ”Doomsday” Energi dan Usulan 4
untuk Menyelesaikannya ......................................................................
2.3 Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) .............................. 10
III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS ....................................................... 12
3.1 Kekuatan dan Kelemahan ..................................................................... 12
3.2 Peluang dan Tantangan ........................................................................ 12
3.3 Solusi ........................................................................... 13
IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN 15
PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENDUKUNG
KETERSEDIAAN ENERGI 2025 ....................................................................
4.1 Visi ......................................................................................................... 15
4.2 Misi ........................................................................................................ 15
4.3 Tujuan .................................................................................................... 15
4.4 Sasaran ................................................................................................. 15
4.5 Metodologi ............................................................................................. 16
4.6 Roadmap ............................................................................................... 17
4.7 Strategi .................................................................................................. 17
4.8 Rekomendasi Kebijakan ........................................................................ 20
4.9 Prakondisi dan Indikator Keberhasilan .................................................. 20
V. PENUTUP ....................................................................................................... 22
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 23
Anggota Gugus Tugas Energi dan Nara Sumber ................................................ 24
Lampiran Roadmap Sektor Energi........................................................................ 28
1 Roadmap sektor energi Bio-Diesel .............................................................. 29
2 Roadmap sektor energi Bio-Ethanol ............................................................ 34
3 Roadmap sektor energi Bio-Oil .................................................................... 39
4 Roadmap sektor energi Pure Plant Oil ........................................................ 42
5 Roadmap sektor energi Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa ............ 45
6 Roadmap sektor energi Panas Bumi ........................................................... 48
7 Roadmap sektor energi Angin / Bayu .......................................................... 53
8 Roadmap sektor energi Mikro Hidro ............................................................ 56
9 Roadmap sektor energi Surya (Fotovoltaik) ................................................ 59
10 Roadmap sektor energi Surya / Thermal ..................................................... 63
11 Roadmap sektor energi Arus Laut ............................................................... 67
12 Roadmap sektor energi Gelombang ............................................................ 70
13 Roadmap sektor energi Hidrogen/Fuel Cell ................................................. 73
14 Roadmap sektor energi Nuklir ..................................................................... 77
15 Roadmap sektor energi Batubara ................................................................ 83
16 Roadmap sektor energi Gas Bumi ............................................................... 87
17 Roadmap sektor energi Minyak Bumi .......................................................... 93
18 Roadmap konservasi energi .................................... .................................. 97
iii
DAFTAR SINGKATAN

No Singkatan Kepanjangan
1 SBM Setara Barel Minyak
2 BOE Barrels of Oil Equivalent
3 TWh Terra Watt-hours (Terrawatt-jam =TWjam)
4 TWth Terra Watt-tahun
5 GWth Gega Watt tahun
6 MMBTU Millions British Thermal Unit
7 TSCF Trillion Standard Cubic Feet
8 NPV Net Present Value
9 FOB Free on Board
10 PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batubara, Minyak, Gas)
11 PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
12 PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya
13 PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

DAFTAR GAMBAR

No. Nama Gambar Hal

1 Proyeksi kebutuhan energi final Nasional per sektor 5

2 Proyeksi penyediaan energi nasional 6

3 Proyeksi produksi pembangkitan listrik Nasional 6

4 Produksi listrik Jamali sesuai jenis bahan bakarnya 7

5 Grafik proyeksi ekspor-impor minyak mentah dan BBM 7

6 Grafik emisi gas buang sektor energi 8

7 NPV tahunan sektor energi 8

iv
I. PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan unsur kemajuan peradaban


manusia yang sangat penting, karena melalui kemajuan IPTEK, manusia dapat
mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupannya. Kemajuan IPTEK
juga mendorong terjadinya globalisasi budaya kehidupan manusia karena manusia
semakin mampu mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya.
Penguasaan Iptek suatu bangsa akan sangat mempengaruhi posisi tawar dalam
persaingan global. Beberapa indikasi sering diungkapkan di media ataupun dalam
pembicaraan di masyarakat, yaitu bahwa masyarakat Indonesia secara umum masih
tertinggal tingkat kesejahteraan dan pendidikannya, lemah dalam menghasilkan
karya yang inovatif dan kurang kreatif . Oleh karena itu bangsa Indonesia belum
sepenuhnya mandiri di tengah persaingan dengan bangsa lain di dunia.

Sudah diakui dunia, bahwa salah satu faktor penting penentu daya saing suatu
negara adalah penguasaan teknologi. Semua hal tersebut di atas mendasari visi
penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(litbangrap IPTEK) bidang energi, yaitu: ”Terwujudnya ketersediaan energi yang
didukung kemampuan nasional IPTEK” yang mengacu pada amanat Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Undang-undang No 18 tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek, Inpres No.
4/2003 tentang Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis
Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Perpres No. 5/2006
tentang Kebijakan Energi Nasional.

Mengingat bahwa Pemerintah Indonesia mempunyai keterbatasan dalam sarana dan


pra-sarana yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka langkah
yang fokus dan strategis sangat diperlukan, sehingga pencapaian tujuan dari Visi
IPTEK 2025 Kementerian Ristek dapat berhasil. Dalam sistem nasional penelitian,
pengembangan dan penerapan Iptek, ada langkah yang dipandang sangat
mendesak, yaitu langkah yang harus dilakukan segera (urgent) untuk kelangsungan
hidup (survival) bangsa; dan ada langkah yang penting (important), yaitu langkah
yang strategis dan jangka panjang untuk kemandirian bangsa, dengan tetap
mengindahkan pengaruh dan konvensi internasional.

1
II. KONDISI SEKARANG

2.1. Ketersediaan Energi Saat Ini


Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan
lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi
kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan
akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan prasyarat utama untuk
meningkatkan standar hidup masyarakat.
Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per
kapita masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita
pada saat ini sekitar 3 SBM yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per
kapita rerata negara ASEAN. Dua pertiga dari total kebutuhan energi nasional
berasal dari energi komersial dan sisanya berasal dari biomassa yang digunakan
secara tradisional (non-komersial). Sekitar separuh dari keseluruhan rumah tangga
belum terjangkau dengan sistem elektrifikasi Nasional.
Data dari dokumen HDI (Human Development Index) tahun 2005 menyebutkan
bahwa konsumsi tenaga listrik/orang di Indonesia masih 463 kWh/cap. Angka ini
masih di bawah negara tetangga kita Malaysia, (3.234 kWh/cap), Thailand (1.860
kWh/cap), Filipina (610 kWh/cap), dan Singapura (7.961 kWh/cap).
Sumberdaya energi primer baik energi fosil maupun energi terbarukan yang ada di
Indonesia saat ini dapat ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Sumber energi
terbarukan, antara lain panas bumi, biomasa, energi surya dan energi angin relatif
cukup besar.
Penggunaan energi sampai saat ini secara ekonomi juga belum optimal, hal ini
ditunjukkan oleh elastisitas penggunaan energi yang masih di atas 1 (satu) dan
intensitas pemakaian energi yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas
rerata dari negara ASEAN. Indonesia memerlukan energi sekitar 4,1 kg setara
minyak untuk menghasilkan setiap $1 GDP (GDP per unit of energy use 2000 PPP
US$ per kg of oil equivalent). Sedangkan negara-negara lainnya memerlukan kurang
dari angka tersebut untuk menghasilkan GDP yang sama.

Tabel 1. Sumber Energi Primer di Indonesia (Tahun 2005)2

RASIO CAD/PROD
JENIS ENERGI SUMBER PRODUKSI
CADANGAN (tanpa ekplorasi)
FOSIL DAYA (per Tahun)
Tahun
86,9 9,1 387
Minyak 23
miliar barel miliar barel juta barel
384,7 185,8 2,97
Gas 62
TSCF TSCF (P1+P2) TSCF
58 19,3 132
Batubara 146
miliar ton miliar ton juta ton

2
ENERGI SUMBER SETARA PEMAN KAPASITAS
NON FOSIL DAYA FAATAN TERPASANG
845,0
Tenaga Air 75,67 GW 6.8851,0 GWh 4,2 GW
juta BOE
219,0
Panas Bumi 27,14 GW 2.593,50 GWh 0,852 GW
juta SBM
Mini/micro hydro 0,46 GW 0,46 GW 0,084 GW
Biomassa 49,81 GW 0,302 GW
4,80
Tenaga Surya 0,008 GW
kWh/m2/hari
Tenaga Angin 9,29 GW 0,0005 GW
Uranium 24.112 ton*) 33,0 GW*)
*)hanya di daerah Kalan, Kalimantan Barat
1)
PPP tahun 2000
2)
DESDM

Kita harus bersyukur bahwa negara kita dikaruniai dengan berbagai jenis sumber
energi, meskipun tidak banyak dibandingkan dengan cadangan dunia. Namun
apabila diperhatikan bahwa jumlah penduduk Indonesia juga cukup banyak, maka
cadangan per-kapita ternyata tidak cukup besar. Oleh karena itu kita harus cermat
dalam mengelola sumber energi tersebut.
Penggunaan BBM meningkat pesat, terutama untuk transportasi, yang sulit
digantikan oleh jenis energi lainnya. Ketergantungan kepada BBM masih tinggi, lebih
dari 60 persen dari konsumsi energi final. Pembangkitan tenaga listrik di beberapa
lokasi tertentu masih mengandalkan BBM karena pada waktu yang lalu harga BBM
masih relatif murah (karena di subsidi), jauh dari sumber batubara, jaringan pipa gas
bumi masih terbatas, lokasi potensi tenaga air yang jauh dari konsumen dan
pengembangan panas bumi serta energi terbarukan lain yang relatif masih lebih
mahal.
Kebutuhan energi dalam negeri selama ini dipasok dari produksi dalam negeri dan
sebagian dari impor, yang pangsanya cenderung meningkat. Komponen terbesar
dari impor energi adalah minyak bumi dan BBM. Kemampuan produksi lapangan
minyak bumi semakin menurun sehingga membatasi tingkat produksinya. Dalam
satu dekade terakhir, kapasitas produksi kilang BBM dalam negeri tidak bertambah,
sedangkan permintaan BBM di dalam negeri meningkat dengan cepat. Pada tahun
2005 peranan minyak bumi impor untuk kebutuhan bahan baku kilang BBM sudah
mencapai 40 persen sedangkan peranan BBM impor untuk pemakaian dalam negeri
mencapai 32 persen.
Ekspor minyak dan kondensat cenderung semakin menurun sejalan dengan produksi
minyak dalam negeri yang cenderung terus menurun karena penuaan sumur yang
ada dan juga keterlambatan investasi untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber
minyak baru. Bilamana tidak segera ditemukan sumber minyak baru, Indonesia akan
semakin menjadi negara “net oil importer country” seperti yang sudah terjadi saat ini.
Suatu gejala yang cukup merisaukan bagi keberlanjutan penyediaan energi jangka
panjang, apalagi di tengah harga minyak internasional yang semakin tinggi seperti
sekarang ini.
Penggunaan energi terbarukan belum besar, kecuali tenaga air, karena biaya
produksinya belum kompetitif dibandingkan dengan energi konvensional. Pada
umumnya harga listrik yang dibangkitkan dari PLTS, PLTB, Geothermal dan PLT
energi terbarukan lainnya masih lebih tinggi daripada yang dibangkitkan dengan

3
BBM (bersubsidi) kecuali PLTMH. Sampai dengan tahun 2005, kapasitas terpasang
energi baru dan terbarukan hanya sekitar 3,0 % dari potensi yang tersedia.
Kapasitas terpasang dari PLTS sebesar 8 MW, dari PLTB sebesar 0,5 MW, dari
PLTMH sebesar 54 MW dan dari PLT terbarukan lainnya (biomassa) sebesar 302,5
MW. Sedangkan energi nuklir belum dapat dimanfaatkan meskipun sudah dapat
mencapai nilai keekonomiannya, karena adanya hambatan dari aspek penerimaaan
masyarakat dan besarnya investasi awal yang dibutuhkan.

2.2. Antisipasi terhadap ”Doomsday” Energi dan usulan untuk


menyelesaikannya
Kondisi kehidupan yang bergantung pada BBM import yang semakin besar, harga
minyak yang cenderung meningkat, subsidi yang sulit dihentikan, dan penggunaan
energi yang sangat boros, serta pertumbuhan penduduk masih tinggi, akan
membawa kehidupan ke berbagai permasalahan yang menghambat pertumbuhan
ekonomi. Apabila kondisi buruk ini (doomsday) terjadi, maka akan sulit untuk
memperbaikinya.
Pada saat ini kondisi energi nasional mengalami masa transisi dari monopoli-
sentralisasi ke arah terbuka-desentralisasi. Tantangan globalisasi dan reformasi
telah membentuk restrukturisasi sektor energi agar dapat meningkatkan efisiensi dan
transparansi. Penggunaan energi nasional meningkat pesat sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi
yang andal dan terjangkau merupakan salah satu prasyarat penting untuk
meningkatkan standar hidup masyarakat.
Untuk itu diperlukan suatu kebijakan nasional jangka panjang di bidang energi yang
dapat menjawab beberapa tantangan utama yang tengah dihadapi masyarakat
Indonesia dalam mewujudkan penyediaan energi yang berkelanjutan (energy
sustainability). Penyediaan energi berkelanjutan meliputi antara lain: memperluas
akses kepada kecukupan pasokan energi, andal dan terjangkau dengan
memperhatikan seluruh sarana/prasarana yang diperlukan (energy security) dan
dampak lingkungan yang ditimbulkan. Untuk itu perlu dibuat suatu studi perencanaan
energi jangka panjang yang dapat memberikan kepastian jaminan pasokan energi
yang berkelanjutan.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan energi nasional
dapat disebut sebagai “Doomsday Scenario” yaitu keterpurukan di bidang
penyediaan energi yang akan berdampak besar pada kehidupan sosial, politik,
ekonomi dan lingkungan di Indonesia.
Studi perencanaan energi yang dilakukan pada tahun 2003/2004 terdiri atas empat
tahap perhitungan yaitu mengembangkan sebuah skenario yang realistik, membuat
proyeksi kebutuhan (demand), membuat rencana pengembangan pembangkit listrik,
membuat kesetimbangan energi yang mempertemukan kebutuhan dan pasokan
(supply) berdasar prinsip market equilibrium. Studi ini memperkirakan pertumbuhan
penduduk rerata 1,4% per tahun atau dari 212 juta tahun 2002 menjadi 273 juta pada
tahun 2020. Sedangkan pertumbuhan ekonomi diasumsikan rerata sekitar 6%
pertahun. Harga minyak bumi diasumsikan 25 US$/barrel di awal studi dan
meningkat menjadi 28 $/barrel, harga batubara 24 US$/ton dan meningkat menjadi
27 US$/ton, harga gas adalah 2.2 US$/MMBTU (FOB) dengan peningkatan sesuai
harga minyak dan dengan discount rate 10%.
Dalam perkembangannya, pada tahun 2005 asumsi-asumsi yang digunakan dalam
studi ini telah mengalami banyak perubahan terutama asumsi mengenai harga

4
energi. Pada tahun 2005 harga minyak dunia rata-rata sebesar 53 US$/barel,
harga-harga energi fosil biasanya menyesuaikan dengan harga minyak bumi.
Dengan kondisi seperti ini, permasalahan energi di Indonesia menjadi semakin berat.
Mengingat wilayah Indonesia sangat luas, maka untuk dapat lebih merefleksikan
perkembangan masing-masing daerah dalam studi ini wilayah Indonesia dibagi
menjadi empat wilayah, yaitu: Jawa, Madura dan Bali (Jamali), Sumatra, Kalimantan,
dan Pulau Lain (Sulawesi, Maluku, Papua, NTB dan NTT). Pada bahasan tentang
permasalahan yang terkait dengan Doomsday Scenario, yang sering dimunculkan
adalah disparitas antara Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dan Luar Jawa, karena di
kedua sisi wilayah tersebut muncul perbedaan besar hampir di semua sektor,
khususnya di sektor energi, baik dari sisi kebutuhan maupun dari sisi penyediaan.

Hasil proyeksi kebutuhan energi (demand) dan hasil proyeksi penyediaan energi
(supply):

350.00
16080 Juta SBM
300.00

250.00

200.00

150.00 673 Juta SBM

100.00

50.00

0.00
2002 2005 2010 2015 2020

Industry Freight transp. Passenger transp. Households Services

Gambar 1. Proyeksi Kebutuhan Energi Final Nasional per Sektor (GWth)

5
K SMB
1,400,000

1,200,000

1,000,000

800,000

600,000

400,000

200,000
-
02

04

06

08

10

12

14

16

18

20
20

20

20

20

20

20

20

20

20

20
Minyak Gas
Batubara Biomassa,E. Matahari
Panas Bumi,Hidro Nuklir

Gambar 2. Proyeksi Penyediaan Energi Nasional (KSBM)

Hasil proyeksi kapasitas pembangkitan listrik nasional:

TWh
400

350

300

250
86,3 Twh

200

150

100

50

-
2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Jawa Sumatra Kalimantan Pulau lain

Gambar 3. Proyeksi Produksi Pembangkitan Listrik Nasional (TWjam)

6
Produksi Listrik Menurut Jenis Bahan Bakar Pembangkit
Juta SBM
300

250

200 PLTN
TENAGA AIR
PANAS B
150
GAS
MINYAK
100 BATUBARA

50

-
02

04

06

08

10

12

14

16

18

20

22

24
20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20
Gambar 4. Produksi Listrik Jamali sesuai Jenis Bahan Bakarnya (Juta SBM)

Hasil proyeksi ekspor-impor energi dan hasil proyeksi emisi gas buang

KSBM
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
-
02

04

06

08

10

12

14

16

18

20
20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

Impor Minyak Mentah & BBM Ekspor Minyak Mentah

Gambar 5. Grafik Proyeksi Ekspor-Impor Minyak Mentah dan BBM

7
Jumlah Emisi Tahunan, Ribu Ton
1000000

100000

10000

1000

100

10
02

04

06

08

10

12

14

16

18

20
20

20

20

20

20

20

20

20

20

20
CO2 NO x SO x CH4 PM10

Gambar 6. Grafik Emisi gas buang sektor energi

Hasil proyeksi nilai ekonomi sektor energi (NPV):

NPV Tahunan
35,000.00
30,000.00
25,000.00
Juta Dollar

20,000.00
15,000.00

10,000.00
5,000.00

0.00
02

04

10

12

14

20
16
0

1
20

20

20

20

20

20

20
20

20

20

Tahun

Skenario Dasar Skenario-B Selisih

Gambar 7. NPV tahunan sektor energi.

Dari beberapa contoh tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa ”Doomsday”
di bidang energi dapat terjadi bilamana diversifikasi energi dan peningkatan efisiensi
penggunaan energi tidak diperhatikan dengan serius, khususnya di Jawa.
Rangkuman kesimpulan studi tersebut adalah sebagai berikut:

8
1. Kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 122 GWth (674 juta SBM) pada
tahun 2002 menjadi 304 GWth (1680 juta SBM) pada tahun 2020, meningkat sekitar
2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar 5,2%.
Sekitar 51 % dari kebutuhan energi nasional ini akan digunakan di wilayah Jawa-
Madura-Bali (Jamali).
2. Kebutuhan energi untuk listrik meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi dari
112,2 TWjam pada tahun 2002 menjadi 356,8 TWjam pada tahun 2020, mening
kat sekitar 3.2 kali lipat, atau dengan pertumbuhan rerata 6,6% per tahun.
Sekitar 68 % dari kebutuhan listrik nasional ini akan digunakan di wilayah Jamali.
3. Dalam waktu dekat Indonesia sudah akan menjadi net importer untuk total minyak
mentah dan BBM. Pada tahun 2002 import BBM mencapai sebesar 126,8 juta
BOE dan akan meningkat menjadi 797,7 juta BOE (6,3 kali lipat). Sedangkan net
importer hanya minyak mentah baru akan terjadi pada tahun 2011, dimana pada
tahun 2020 jumlah impor minyak mentah diperkirakan mencapai 207,2 juta barel
per tahun atau sekitar 1,7 kali lipat dari impor pada tahun 2002 yang berjumlah
123,9 juta barel.1
4. Konsumsi total batubara pada tahun 2002 mencapai 22,8 juta ton. Dari jumlah
tersebut 78,7% digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Sampai dengan
tahun 2020 akan terjadi peningkatan penggunaan energi batubara secara besar-
besaran di bidang pembangkitan listrik dari 50 TWjam menjadi 320 TWjam (4,6
kali lipat). Pasokan batubara akan terus meningkat sehingga pada tahun 2020
akan dibutuhkan batubara sebanyak 108,3 juta ton, dan sekitar 84,2% dari total
produksi tahunan batubara akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Jawa.
5. Sampai tahun 2020 total produksi gas di proyeksikan mencapai 63,58 TSCF,
sebagian berasal dari cadangan gas yang telah terikat dalam kontrak jangka
panjang (committed), sisanya berasal dari cadangan gas yang belum terikat
kontrak (non committed). Pada tahun 2020 masih cukup tersedia sisa cadangan
sebesar 123,41 TSCF atau lebih dari setengah total cadangan gas (proven,
probable, possible) sebesar 185 TSCF.
6. Peningkatan emisi gas buang hasil pembakaran berupa CO2 dari 183,1 juta Ton
pada tahun 2002 menjadi 584,9 juta Ton pada tahun 2020 (3,2 kali lipat), NOX
dari 651,5 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 2.292,5 ribu Ton pada tahun 2020
(3,5 kali lipat), SOx dari 192,5 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 600 juta Ton
pada tahun 2020 (3,1 kali lipat), CH4 dari 131,7 ribu Ton pada tahun 2002
menjadi 286,7 juta Ton pada tahun 2020 (2,2 kali lipat), abu terbang dari 81,2
ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 238,1 ribu Ton pada tahun 2020 (2,9 kali
lipat).
7. Dengan harga energi yang lebih tinggi (Skenario B), maka perbandingan nilai
uang ( net present value -NPV) yang dibelanjakan di sektor energi akan menjadi
lebih tinggi sekitar 19 %. Hal ini akan mempersulit neraca keuangan negara dan
masyarakat, karena akan menyebabkan peningkatan subsidi yang selanjutnya
akan menurunkan daya saing bangsa, sehingga akan dapat mengganggu laju
pertumbuhan ekonomi nasional dan akhirnya akan berdampak pada program
pembangunan nasional.

Perkembangan tentang ketersediaan energi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh


situasi internasional, terutama terkait dengan harga minyak mentah internasional.
Sejak akhir tahun 2004 pada saat studi tentang kondisi “doomsday scenario” selesai,

1
Data dalam Blue-Print PEN 2005-2025 (Dep. ESDM) menyebutkan bahwa produksi minyak mentah (MM) Indonesia di tahun
2004 adalah sebesar 1.125 ribu barel per hari (RBPH), ekspor MM sebesar 514 RBPH, penggunaan dalam negeri 1.098
RBPH, impor MM sebesar 487 RBPH. Sedangkan produksi BBM dalam negeri sebesar 822 RBPH, kebutuhan BBM dalam
negeri 1.034 RBPH, sehingga diperlukan impor sebesar 212 RBPH.

9
harga minyak mentah telah bergejolak dan bahkah sampai saat ini masih
memperlihatkan situasi yang belum kembali ke harga yang semula digunakan
sebagai referensi dalam kajian tersebut.
Perkembangan ini juga sangat berpengaruh terhadap konsep pengelolaan energi
Nasional. Blue-print Pengelolaan Energi Nasional yang dibuat pada awal tahun 2005
selalu harus direvisi untuk mengakomodasikan kondisi perubahan harga minyak
mentah yang akhirnya juga mempengaruhi harga energi fosil lainnya. Sampai
akhirnya pada awal tahun 2006, Kebijakan Energi Nasional dituangkan dalam bentuk
Perpres No. 5 tahun 2006, yang pada prinsipnya, isinya menekankan pada:
1. Mengoptimalkan penggunaan bauran energi (diversifikasi)
2. Melakukan penghematan dan meningkatkan efisiensi energi (konservasi)
3. Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan yang sudah siap secara teknis
maupun ekonomis serta ramah lingkungan, seperti:
• Bahan Bakar Nabati (biodiesel, bio-ethanol/gasohol, bio-oil dan Pure Plant Oil)
• Bahan bakar sintetis ( Batubara Cair, GTL, DME,dll)
• Panas Bumi
• Mini dan mikro hidro
• Nuklir
• Surya
• Angin/bayu
• Hidrogen (fuel cell).
• Energi arus & gelombang samudera
4. Meningkatkan eksplorasi energi fosil (intensifikasi)
5. Meningkatkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur energi, baik disisi
hulu maupun disisi hilir, seperti:
• Industri pengilangan minyak dan sarana transportasinya
• Instalasi pemipaan atau terminal LNG dan sarana distribusinya
• Sarana transportasi dan pelabuhan batubara
• Pembangkit listrik dan sarana transmisi serta distribusinya.
6. Memperhatikan permasalahan lingkungan, khususnya di Jawa yang mempunyai
populasi sekitar 945 orang/km2, antara lain:
• Pengembangan teknologi energi fosil bersih
• Melakukan penelitian daya dukung lingkungan (lokasi, populasi, sos-bud, dll)
• Melakukan penelitian dan kajian tentang dampak lingkungan dan biaya
kerugian yang ditimbulkannya (eksternalitas).
7. Melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi pada sektor tersebut di atas, serta melibatkan industri nasional
dalam rangka peningkatan kemampuan nasional.

2.3. Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Data sumber energi yang tersedia di Indonesia, serta kebijakan yang menjadikan
sumber daya energi sebagai suatu komoditas untuk mendapatkan devisa guna
menunjang pembangunan perlu dicermati. Ekspor sumber energi yang dilakukan
dengan suatu mekanisme kontrak jangka panjang, menimbulkan kekhawatiran
tentang prinsip terjaminnya pasokan energi nasional (security of energy supply) yang
diperlukan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Terjaminnya

10
pasokan energi lebih mendasarkan pada prinsip penguasaan sumber energi dan
bukan kepemilikan sumber energi tersebut. Hal ini sudah dibuktikan kebenarannya
oleh beberapa negara yang tidak memiliki sumber energi, tetapi mempunyai
kemampuan menguasai sumber energi sehingga pertumbuhan industrinya terjamin
dan berlangsung dengan baik sehingga menjadi negara maju. Berbagai pendapat
dari ahli kebijakan energi telah mengingatkan masalah tersebut. Beberapa
diantaranya telah menuangkan pendapatnya dalam beberapa tulisan yang
menyarankan perlunya dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sumber
energi, termasuk diantaranya adalah langkah diversifikasi, pengembangan dan
peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan.

11
III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

3.1. Kekuatan dan Kelemahan

a. Letak Indonesia di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara membentang
di sepanjang garis khatulistiwa. Posisi ini memberikan intensitas sinar matahari
yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini
merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi
surya.
b. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin
yang bermacam-macam, diantaranya mempunyai prospek dalam pengembangan
Energi Angin (Bayu). Demikian pula adanya potensi dinamika lautan dapat
dijadikan sebagai sumber energi samudera.
c. Limpahan energi surya hampir sepanjang tahun serta kecukupan air memberikan
jaminan terjadinya proses fotosintesa atau asimilasi untuk produksi biomassa
yang dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pengembangan energi
biomassa.
d. Indonesia mempunyai struktur geologi yang memiliki potensi sumber energi
seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi
tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi (kecuali panas bumi) sehingga
jumlah cadangannya sudah mulai menyusut, namun eksplorasi masih membuka
peluang untuk mendapatkan sumber energi.
e. Indonesia terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian
membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan
penanganan yang tidak mudah.
f. Indonesia tergolong negara berpenduduk padat. Jumlah penduduk tahun 2005
telah mencapai sekitar 220 juta. Lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal
di pulau Jawa. Jumlah dan sebaran penduduk tersebut memerlukan sumber
energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat.
g. Emisi gas CO2 dan CH4 berperan penting dalam gejala pemanasan global atau
dikenal sebagai gejala rumah kaca (green house effect) yang diikuti oleh
penipisan lapisan ozon, telah menimbulkan ketidak-teraturan iklim dunia. Dampak
ini dapat berpengaruh terhadap pola iklim di Indonesia, mengganggu ekosistem,
merusak SDA hayati yang merupakan sumber energi berbasis biomassa. Oleh
karena itu pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan energi yang
berbasis pada sumber energi terbarukan (seperti antara lain biomassa, panas
bumi, surya, angin dll.) harus menjadi pertimbangan yang utama dalam
pengelolaan dan pemakaian sumber energi dimasa datang.
h. Tingkat kesejahteraan dan daya beli sebagian masyarakat Indonesia masih
rendah sehingga menuntut penyediaan energi yang terjangkau dan rasional.
i. Pola hidup sebagian besar masyarakat yang bersifat konsumtif dan budaya tidak
hemat memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi.
j. Budaya masyarakat yang kurang mencintai produk bangsa sendiri dapat
menghambat pengembangan litbangrap di bidang energi.
k. Sistem transportasi umum yang tidak kondusif memberikan dampak pada
pemborosan sumber daya energi.

12
3.2. Peluang dan Tantangan

a. Potensi iklim tropis basah dan sinar matahari merupakan “dapur” yang sangat
produktif untuk produksi biomassa melalui proses asimilasi yang merupakan
keunggulan komparatif terhadap negara lain.
b. Indonesia dengan penduduk yang demikian besar merupakan pangsa pasar yang
potensial. Namun demikian, pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat
menjadikan beban dalam mengupayakan pemenuhan ketersediaan energi.
c. Penyebaran penduduk Indonesia di berbagai pulau dan tidak merata memberikan
dampak terhadap distribusi penyediaan energi.
d. Pelaksanaan otonomi daerah yang konsisten diharapkan dapat memacu
pengembangan sumber energi sesuai dengan potensi dan kompetensi daerah.
e. Keberhasilan IPTEK bidang energi di negara maju dapat merupakan peluang
untuk alih teknologi dengan memanfaatkan teknologi informasi.
f. Terbukanya kerjasama dengan pihak asing di bidang IPTEK dapat memberikan
peluang untuk kegiatan litbangrap di bidang energi. Kerja sama ini sangat
menguntungkan ditengah minimnya anggaran pemerintah untuk penelitian masih
sangat minim.
g. Banyaknya komponen impor untuk kegiatan produksi dan distribusi sumber
energi dari luar (impor). Hal ini merupakan peluang untuk dapat disubstitusi
dengan hasil litbangrap nasional.
h. Issue global yang dihembuskan negara maju seperti isu HAM, demokrasi,
lingkungan hidup, Trades-related Intellectual Properties Rights (TRIPs),
penerapan standar internasional (ISO 14000 tentang menejemen lingkungan
hidup) dapat merupakan tantangan bagi dunia usaha Indonesia yang bergerak di
bidang energi.
i. Pengaruh kepentingan negara maju terhadap negara produsen minyak di Timur
Tengah masih merupakan faktor yang dominan dalam penciptaan fluktuasi harga
minyak dunia. Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi pasar energi di dalam
negeri, dan dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada litbangrap energi.
j. Masih rendahnya minat investor untuk melakukan kegiatan investasi di bidang
energi.
k. Meningkatnya pembangunan di sektor industri dan transportasi meningkatkan
kebutuhan energi. Hal ini merupakan permasalahan tersendiri dalam pemenuhan
kebutuhan energi.
l. Tingginya kebutuhan energi memerlukan inovasi dalam berbagai sumber energi
sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan
kompetensi,
m. Banyak hasil litbangrap dalam negeri bidang energi belum dapat didayagunakan
secara maksimal, karena masih banyak yang belum berorientasi ekonomi dan
pasar kurangnya kerja sama antara lembaga litbang dengan dunia usaha.

3.3. Solusi

Dari tinjauan kondisi saat ini dan analisa lingkungan stratejik SWOT tersebut di atas,
Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi.
Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak mungkin kebutuhan tersebut
dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung
ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka

13
pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan
issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara
arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk
memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, harus diterapkan konsep bauran
energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi
(technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource
base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK bidang
energi menjadi semakin jelas untuk mendukung kebijakan energi ke depan yang
berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, skenario terburuk di bidang
penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tidak terjadi.

14
IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK
ENERGI BARU DAN TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG KEAMANAN
KETERSEDIAAN ENERGI 2005 - 2025

4.1. Visi
Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK.

4.2. Misi
1. Menyusun kebijakan dan strategi litbangrap IPTEK di tingkat pusat dan daerah
untuk mendukung dan menjamin ketersediaan energi.
2. Meningkatkan kemampuan litbangrap dalam bidang energi.
3. Mengoptimalkan litbangrap untuk mendapatkan energi dengan nilai tambah
tinggi.
4. Melakukan litbangrap untuk mendorong diversifikasi sumber daya energi dan
pemanfaatannya, serta meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
5. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbangrap dalam pengelolaan energi secara
etis (energy ethics) dan berkelanjutan.
6. Meningkatkan peran litbangrap dalam penyediaan energi yang terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.

4.3. Tujuan
a. Mempersiapkan arah dan tahapan pencapaian pembangunan IPTEK yang
mempertimbangkan perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumber
energi nasional.
b. Menjadi acuan bagi penyusunan strategi pembangunan IPTEK di tingkat
pusat, daerah dan masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi nasional.
c. Mewujudkan peran litbangrap IPTEK pada pembangunan energi yang
berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing nasional.
d. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan bauran energi (energy
mix) di Indonesia yang memenuhi nilai keekonomian dan ramah lingkungan.
e. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan sumber daya energi
lokal spesifik berkelanjutan.

4.4. Sasaran
a. Terwujudnya peran teknologi dan infrastruktur energi bangsa sendiri guna
mendukung bisnis energi.
b. Terwujudnya peran litbangrap untuk mencapai rasio elektrifikasi sektor
rumah tangga sebesar 90%.
c. Terwujudnya peran litbangrap dalam meningkatkan pangsa energi
terbarukan1 (selain panas bumi) menjadi sekurang-kurangnya 5%.
d. Digunakannya hasil litbangrap dalam pemanfaatan energi nuklir dengan
pangsa sekitar 4% dari produksi listrik nasional.
e. Digunakannya hasil litbangrap dalam penyediaan bio-fuels sektor
transportasi sebesar 10 %.

1
Hidro skala besar tidak diperhitungkan sebagai energi terbarukan

15
f. Digunakannya hasil litbangrap dalam penggunaan gas untuk sektor industri
& pembangkitan listrik, transportasi, dan rumah tangga
g. Terwujudnya peran Litbangrap untuk pemakaian energi perkapita sebesar
10 SBM.
h. Digunakannya hasil litbangrap dalam mendukung terwujudnya infrastruktur
energi yang mampu memaksimalkan akses masyarakat terhadap energi dan
pemanfaatannya untuk ekspor.
i. Digunakannya hasil litbangrap untuk mencari sumber energi di dalam dan
luar negeri.
j. Digunakannya hasil litbangrap konservasi energi untuk menurunkan
elastisitas energi lebih kecil dari 1.
k. Digunakannya hasil litbangrap dalam meningkatkan penggunaan kandungan
lokal dan meningkatnya peran sumber daya manusia nasional dalam industri
energi.
l. Digunakannya hasil litbangrap untuk memenuhi 100% kebutuhan listrik
masyarakat yang tidak terjangkau jaringan nasional.

4.5. Metodologi
Penetapan langkah strategis Buku Putih Litbangrap Energi Nasional adalah
menggunakan metodaTechnology Roadmapping (Peta Jalan) sebagai salah satu
alat stratejik dalan Technology Foresight (peramalan teknologi) untuk pencapaian
keberhasilan penyediaan energi. Peta jalan tersebut digunakan untuk membantu
mengidentifikasi teknologi dan kebijakan kunci yang harus dibuat dan langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi
untuk keberhasilan penyediaan energi nasional.
Penetapan Peta Jalan Litbangrap energi diharapkan dapat menimbulkan:
- Komunikasi: interaksi antar berbagai kelompok pemangku kepentingan
- Konsentrasi atau fokus: untuk perencanaan jangka panjang
- Koordinasi: menyatukan pemaham umum dari permasalahan
- Konsensus: membentuk gambaran yang jelas tentang arah atau tindakan
yang harus dilakukan
- Komitmen: yang lebih berupa tindakan/aksi, bukan hanya teori.
- Komprehensif: pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan perubahan
lingkungan yang dapat terjadi.

Metodologi dan Langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta jalan litbangrap
energi nasional adalah sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan para pakar dan berbagai pihak pemangku kepentingan.
2. Scenario planning sederhana: dengan memakai skenario “Keterpurukan
Energi” (Doomsday Scenario) nasional sebagai dasar.
3. Critical technology: pemilihan teknologi penentu yang dapat mempengaruhi
litbangrap IPTEK energi nasional.

Diharapkan dengan peta jalan tersebut timbul teknologi yang market driven yang
dapat dilakukan oleh industri Indonesia, perencanaan yang pasti dalam jangka
menengah-panjang, dan membuat dasar yang kuat bagi pengambil keputusan

16
maupun investor. Semua itu membutuhkan kerjasama antara pemerintah, lembaga
riset dan industri.

4.6. Roadmap
Transformasi penguasaan IPTEK perlu diupayakan agar dapat mencapai nilai
ambang batas yang dapat memicu dan memacu tumbuhnya kemandirian dalam
upaya menciptakan pembaharuan sumber daya RIPTEK secara keseluruhan. Untuk
mencapai tingkat itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dapat
“membuktikan” bahwa aktivitas penguasaan dan pemberdayaan litbangrap IPTEK
bidang energi pasti akan memberikan sumbangsih bagi kehidupan negara. Oleh
karena itu diperlukan waktu yang panjang (15 – 25 tahun) untuk melakukan investasi
secara berkelanjutan sebelum teknologi potensial dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu ditetapkan pembuatan peta jalan
IPTEK Energi sampai tahun 2025, sehingga dapat :

a. Diprediksi dengan cermat capaiannya, dengan menggunakan indikator yang


jelas, menggunakan asumsi dasar yang sahih.
b. Diidentifikasi critical enabling technology dan jarak yang ada antara teknologi
yang ada saat ini dan yang akan dikembangkan kemudian.
c. Ditingkatkan kerja sama dan kemitraan melalui tukar menukar pengetahuan dan
teknologi.
d. Diwujudkan suatu konsensus nasional untuk bergerak maju dalam litbangrap
IPTEK Energi.

4.7. Strategi
Dengan tahapan pencapaian yang jelas, maka dapat ditetapkan Ilmu pengetahuan
dan teknologi Energi yang strategis dari berbagai cabang Iptek yang memiliki
keterkaitan yang luas dengan kemajuan iptek secara menyeluruh, atau berpotensi
memberikan dukungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat, kemajuan
bangsa, keamanan dan ketahanan bagi perlindungan negara, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur budaya bangsa, serta peningkatan
kehidupan kemanusiaan.
Menyadari jalan panjang yang ditempuh, dalam Buku Putih Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Energi Baru dan
terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi 2025, akan ditempuh
sesuai dengan kerangka perioritas waktu yang bertahap, yaitu:
1. Pertama – Jangka Pendek (2005-2010)
Tahap ketahanan nasional yang dilakukan pada 5 tahun pertama dengan
indikator utama menjadikan IPTEK sebagai elemen kunci dalam tahap mencapai
kemandirian dalam pengelolan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan
secara terkendali dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi di bidang energi.
Tahap Pertama untuk mencapai kemandirian mencakup:
a. Penguasaan litbangrap IPTEK bidang energi
b. Litbangrap IPTEK dalam penyediaan sumber energi nasional mencakup
teknologi Energi dari sumber nabati/Biofuel , mikro/minihidro, teknologi fuel
cell, teknologi energi panas bumi, persiapan pembangunan PLTN,

17
penyusunan master plan gas alam, teknologi angin, teknologi energi surya
hibrida dan teknologi pembangkit listrik dan uap panas (cogeneration)
berbahan bakar biomassa, serta teknologi pemanfaatan batubara kualitas
rendah/ teknologi batubara bersih.
c. Penguasaan dan penerapan IPTEK bagi pengelolaan lingkungan hidup.
d. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat
rendah dan teknologi pencairan batubara, fuel cell dan infrastruktur gas.

2. Kedua – Jangka Menengah (2011-2015)


Tahap kreasi kekayaan berbasis IPTEK (wealth creation) dalam periode 10 tahun
pertama, dengan indikator utama tercapai kemandirian dan daya saing di bidang
energi.

Tahap Kedua untuk mencapai IPTEK yang mandiri sekaligus memiliki daya saing
pasar yang ekonomis mencakup:
a. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi biomassa dan
biogas, teknologi intensifikasi gas bumi, teknologi mikro/ minihidro, hidrogen
dan biodiesel/bioetanol/bio-oil, teknologi pemanfaatan batubara berkualitas
rendah, teknologi energi surya, teknologi energi angin, dan teknologi energi
panas bumi.
b. Peningkatan litbangrap IPTEK untuk menunjang pemenuhan infrastruktur
energi.
c. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat
rendah dan teknologi pencairan batubara, Fuel Cell dan infrastruktur gas

3. Ketiga – Jangka Panjang (2016-2025)


Tahap percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan IPTEK
dalam pencapaian waktu 20 tahun, dengan indikator utama tumbuh dan
berkembangnya kehidupan sosial, ekonomis dan budaya berbasis IPTEK
(Knowledge Based Economy-KBE) dan masyarakat yang inovatif (innovative
society). Penguatan pilar ’Knowledge Based Economy-KBE’ menjadi tumpuan
dalam jangka panjang, yaitu:
a. Sistem Penyediaan Energi, yang menjamin masyarakat dapat memanfaatkan
IPTEK secara luas,
b. Sistem Inovasi, (termasuk sistem HKI) yang memungkinkan para peneliti dan
kalangan bisnis menerapkan secara komersial hasil RIPTEK,
c. Infrastruktur ICT, yang menjamin masyarakat dapat melakukan akses secara
efektif terhadap informasi sistem energi nasional,
d. Kerangka kelembagaan, peraturan perundang-undangan dan suasana yang
kondusif, yang menjamin kemantapan lingkungan makro ekonomi,
persaingan, lapangan kerja dan keamanan sosial.

Untuk mencapai sasaran ditetapkan strategi, yaitu:


ƒ Pentahapan litbangrap IPTEK
ƒ Pentahapan struktur litbangrap IPTEK yang kompetitif sesuai dengan aturan dan
permintaan pasar yang berlaku secara konsisten untuk mewujudkan industri
energi yang efisien

18
ƒ Pentahapan skema pendanaan, rezim fiskal, perpajakan dan insentif lainnya yang
kondusif untuk meningkatkan investasi.
ƒ Pemanfaatan IPTEK mandiri dengan memperhatikan kelompok masyarakat tidak
mampu;
ƒ Pemanfaatan IPTEK mandiri yang dapat bersaing sesuai dengan mekanisme
pasar agar dicapai harga yang paling menguntungkan bagi konsumen dan
produsen.
ƒ Pemanfaatan IPTEK mandiri yang menjadi pilihan yang kompetitif pada sisi
produsen untuk melayani kepentingan konsumen sehingga konsumen
mempunyai banyak pilihan
ƒ Pemanfaatan IPTEK mandiri untuk menciptakan open access pada sistem
penyaluran energi khususnya untuk BBM, gas dan listrik (mandiri bisa diganti
dengan “berbasis kemampuan bangsa sendiri”)
ƒ Pemberdayaan Daerah dalam pengembangan IPTEK
ƒ Mengembangkan perencanaan pengembangan IPTEK berbasis daerah sebagai
bagian dari perencanaan energi nasional dengan memprioritaskan energi
terbarukan
ƒ Pengembangan infrastruktur IPTEK
ƒ Mengembangkan infrastruktur IPTEK yang terpadu terutama di daerah yang
tingkat konsumsi energinya tinggi.
ƒ Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengembangan
infrastruktur IPTEK.
ƒ Litbangrap IPTEK untuk peningkatan efisiensi energi
ƒ Litbangrap IPTEK dalam Demand Side Management (DSM) melalui peningkatan
efisiensi pemanfaatan listrik, penerapan standar dan pengendalian pemakaian
energi
ƒ Litbangrap IPTEK dalam Supply Side Management (SSM) melalui peningkatan
kinerja pembangkit yang sudah ada, jaringan transmisi dan distribusi listrik
ƒ Pemanfaatan IPTEK dalam meningkatkan peran industri energi nasional
ƒ Menyiapkan sumber daya manusia dalam negeri yang andal di bidang energi
ƒ Meningkatkan penguasaan teknologi energi yang mengutamakan industri
manufaktur nasional
ƒ Meningkatkan kemampuan perusahaan nasional dalam industri energi
ƒ Peningkatan kegiatan litbangrap untuk investasi oleh dunia usaha (industri dan
jasa) di bidang energi baru dan terbarukan:
¾ Peningkatan litbangrap untuk pendayagunaan dan peningkatan nilai tambah
gas bumi:
¾ Peningkatan keberdayaan masyarakat dengan pengembangan kapasitas
IPTEK-nya.
ƒ Melembagakan kemampuan IPTEK dalam pemberdayaan masyarakat;
ƒ Menciptakan kelembagaan IPTEK secara kemitraan dalam rangka
pengembangan sarana dan industri energi
ƒ Meningkatkan kelembagaan IPTEK terhadap peranan swadaya masyarakat,
usaha kecil menengah dan koperasi dalam industri energi

4.8. Rekomendasi Kebijakan


Agar sasaran dan strategi pencapaian Buku Putih energi dapat tercapai langkah
kebijakan yang ditempuh adalah melaksanakan penelitian, pengembangan dan
penerapan dan pemanfaatan IPTEK yang beriorientasi pada intensifikasi,

19
diversifikasi, dan konservasi energi di segala bidang, serta diikuti oleh langkah
pendukung yang antara lain:
• Meningkatkan dukungan iptek pada kelompok usaha kecil, menengah dan
koperasi, terutama di bidang material dan manufaktur.
• Mempermudah akses bagi dunia usaha/industri ke fasilitas penyedia IPTEK,
termasuk pemanfaatan kapasitas untuk peningkatan keterampilan tenaga kerja.
• Menajamkan prioritas kegiatan litbang pada sektor energi.
• Mengembangkan atau memperkuat hubungan antara industri besar dan industri
kecil dan menengah, khususnya yang berdampak pada peningkatan penguasaan
IPTEK.
• Menyusun skema insentif untuk mempercepat difusi IPTEK khususnya dari hasil
litbang dalam negeri bidang energi
• Meningkatkan dukungan IPTEK untuk menunjang daya saing sektor produksi
energi, serta sektor yang berpotensi untuk memberikan dampak ekonomi yang
luas.
• Meningkatkan peran lembaga penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai
mitra dunia usaha/industri untuk mengembangkan kemampuan inovasi pelaku
usaha/industri, serta mendorong pembangunan kelembagaan iptek di daerah.
• Mempersiapkan prasarana untuk pengembangan HKI, standar mutu, keamanan
produksi dan lingkungan, serta membina sumber daya manusia dan
memberdayakan organisasi profesi ilmiah.

4.9. Prakondisi dan Indikator Keberhasilan

Prakondisi
1. Tercapai kesamaan persepsi dan adanya dukungan dari seluruh sektor
terkait/pemangku kepentingan terhadap pemanfaatan hasil litbangrap.
2. Komitmen pemerintah dalam mengalokasikan anggaran yang memadai untuk
kegiatan litbangrap.
3. Adanya komitmen dari pihak swasta untuk meningkatkan rasio kontribusi
anggaran non pemerintah untuk kegiatan litbangrap.
4. Komitment pelaku riset dan lembaga litbang untuk melaksanakan program
litbangrap secara terencana, sungguh-sungguh, konsisten dan tepat waktu.
5. Adanya kebijakan fiskal, moneter dan peraturan perundangan yang berpihak
pada masyarakat dan UKM bidang energi.
6. Meningkatnya budaya masyarakat cinta produksi dalam negeri, hemat energi dan
tidak konsumtif.

Indikator Input
1. Tersusun perencanaan litbangrap yang saling mendukung/komplemen antar
kelembagaan IPTEK.
2. Alokasi anggaran yang memadai dari setiap unit penelitian yang terkait dengan
bidang energi di atas 20 % untuk pelaksanaan Buku Putih.
3. Alokasi dana penelitian melalui program insentif, program kompetitif dan
sejenisnya untuk pelaksanaan litbangrap yang mendukung Buku Putih, minimal
sebesar 15 %.
4. Tersedia sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan Buku Putih.
5. Tersedia SDM yang kompeten dan memadai untuk mendukung pelaksanaan
Buku Putih.

20
Indikator Proses
1. Tercipta iklim yang kondusif terhadap pelaksanaan litbangrap
2. Ada motivasi yang kuat dari SDM dalam pelaksanaan litbangrap.
3. Terealisasi inovasi dalam litbangrap yang mengacu pada Buku Putih.
4. Terlaksana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Buku Putih
5. Terdokumentasikan dengan baik hasil pelaksanaan Buku Putih.

Indikator Output
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil litbangrap.
2. Peningkatan jumlah publikasi dan jumlah patent.
3. Paket teknologi dan model implementasi yang mendukung ketersedian energi
meningkat jumlahnya.
4. Diseminasi hasil litbangrap yang mendukung ketersediaan energi terjadi.
5. Akses informasi terhadap hasil litbangrap ke seluruh stakeholder meningkat.

Indikator Outcome
1. Tersedia dan dipakai hasil litbangrap (teknologi, inovasi, dan kebijakan) pada
tingkat pengguna.
2. Tersedia lapangan kerja baru di bidang produksi dan distribusi energi.
3. Terwujudnya budaya cinta produk dalam negeri dan hemat energi.
4. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.
5. Tersedia energi untuk seluruh lapisan masyarakat.

21
V. PENUTUP

Letak Indonesia yang berada di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara
membentang di sepanjang garis khatulistiwa memberikan intensitas sinar matahari
yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini
merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi
surya. Indonesia dengan iklim tropis nya menjadikan suatu rahmat dengan tumbuh
suburnya tanaman yang dapat menjadi sumber energi terbarukan yang potensial.

Indonesia yang mempunyai struktur geologi memiliki potensi sumber energi seperti
batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut
sebagian sudah sekian lama dieksploitasi dan sudah mulai menyusut jumlah
cadangannya (kecuali panas bumi), namun hasil eksplorasi masih membuka peluang
untuk mendapatkan sumber energi.

Indonesia yang terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam
demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan
perencanaan dan penanganan yang cermat.

Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang
bermacam-macam, yang diantaranya mempunyai prospek pengembangan Energi
Bayu.

Indonesia yang tergolong negara berpenduduk padat memerlukan pasokan energi


yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Indonesia ke depan
akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi
ketersediaan energi sekarang tidak memungkinkan kebutuhan tersebut dapat
tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung
ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka
pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan
issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara
arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk
memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, maka harus diterapkan konsep
bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis
teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya
(resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang
IPTEK untuk energi menjadi semakin jelas dalam mendukung kebijakan energi ke
depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, Skenario terburuk di
bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tak terjadi.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan litbangrap IPTEK yang mendukung


pencapaian ketersediaan energi adalah:
ƒ Anggaran yang tersedia jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan
ƒ Minat investor masih relatif kecil
ƒ Sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi masih sangat
kurang.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Kebijakan Energi Nasional 2003 – 2020, Departemen Energi Sumber Daya


Mineral, 24 Februari 2004.
2. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005 – 2025, Departemen Energi
Sumber Daya Mineral
3. Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Energi di Indonesia Tahun 2020, Kementerian
Negara Riset dan Teknologi – Komite Nasional Indonesia-World Energy Council
(KNI-WEC)
4. Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional IPTEK 2005 – 2009, Kementerian
Negara Riset dan Teknologi
Visi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2025, Kementerian Negara Riset dan
Teknologi

23
Anggota Gugus Tugas Energi (GTE)
Tim Koordinasi Gugus Tugas Bidang Prioritas
Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan
Tahun Anggaran 2006,
Kepmen Nomor:17/M/Kp/II/2006

No. Nama Jabatan/Instansi Tugas


1. Dr. Hudi Hastowo Sesmenegristek Ketua Gugus Tugas
2. Dr. Bambang S. Pratomosunu Dep. Perkemb. Riptek Penanggung Jawab
3. Dr. Agus Rusyana Hoetman Asdep. Rekayasa, KNRT Sekretaris Gugus Tugas

4. Prof. Dr. Martin Djamin Staf Ahli Energi Anggota Gugus Tugas
5. Ir. Nenny Sri Utami Dep. ESDM Anggota Gugus Tugas
6. Dr. Arnold Y. Soetrisnanto BATAN Anggota Gugus Tugas
7. Ir. Aris Subarkah, MT BPPT Anggota Gugus Tugas
8. Dr. Widodo W. Purwanto UI Anggota Gugus Tugas
9. Dr. Mesdin K. Simarmata BAPPENAS Anggota Gugus Tugas
10. Dr. Tatang Hernas Surawidjaja ITB Anggota Gugus Tugas
11. Dr. Ing. Harwin Saptoadi, MSE UGM Anggota Gugus Tugas
12. Dr. Ir. Erliza Hambali IPB Anggota Gugus Tugas
13. Dr. Arief Yudiarto BPPT Anggota Gugus Tugas
14. Dr. Khoirul Huda, M.Eng BAPETEN Anggota Gugus Tugas
15. Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng BPPT Anggota Gugus Tugas
16. Dr. Agus Eko Tjahyono BPPT Anggota Gugus Tugas
17. Dr. Unggul Priyanto BPPT Anggota Gugus Tugas
18. Ir. Soni Solistia Wirawan M.Eng BPPT Anggota Gugus Tugas
19. Ir. Adiwardojo BATAN Anggota Gugus Tugas
20. Ir. Maryono Ismail, MSc. LAPAN Anggota Gugus Tugas
21. Drs. Suripno LAPAN Anggota Gugus Tugas
22. Dr. Priyo Sardjono LIPI Anggota Gugus Tugas
23. Ir. Raharjo Binudi LIPI Anggota Gugus Tugas
24. Dr. Djedi Widarto LIPI Anggota Gugus Tugas
25. Dr. Ir. Robert Manurung, M.Eng ITB Anggota Gugus Tugas
26. Dr. Ing. Putu M. Santika KNRT Anggota Gugus Tugas
27. Dr. Ir. Erie Sandhita G, MsAe, DEA KNRT Anggota Gugus Tugas
28. Dr. Herry Haeruddin LIPI Anggota Gugus Tugas

24
Daftar Anggota Narasumber
Gugus Tugas Energi 2006

No. Nama Instansi Tugas

1. Dr. Bukin Daulay P3 Tekmira Narasumber

2. Dr. Arya Rezavidi BPPT Narasumber

3. Ir. Endah Agustina, MS IPB Narasumber

4. Ir. Novi Irawati BPPT Narasumber

5. Dr. Hadi Punomo Lemigas Narasumber

6. Ir. Endang Lestari, MSc P3TK - EBT Narasumber

7. Dra. Nenen Rusnaeni LIPI Narasumber

8. Ir. Ismail Zaini, M.Sc BPPT Narasumber

9. Dr. M.A.M Oktaufik BPPT Narasumber

10. Dr. Adiarso BPPT Narasumber

11. Dra. Yenny Sofaeti, M.Si P3 TEKMIRA Narasumber

12. Dr. Djedi Widarto LIPI Narasumber

13. Ir. Jatmiko P. Atmojo, M.Eng. BPPT Narasumber

14. Dr. Rustiono BPPT Narasumber

15. Ir. Yusep K. Caryana Lemigas Narasumber

Sekretariat Anggota Gugus Tugas Energi:


No. Fax (021) 3102014
Email: arhoetman@ristek.go.id

1. Ir. Ramlan Mamentu Telp. 3169288 , Hp. 08128654395 Email: ma_mentu@yahoo.com


2. Drs. Wawan Gunawan Telp. 3169288 , Hp. 081318643323 Email: wgun@ristek.go.id
3. Yuli Sulastri Telp. 3169286, Hp. 0816908016 Email: yuliristek@yahoo.co.id

25
ANGGOTA GUGUS TUGAS ENERGI 2005
Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi
No : 115/M/Kp/IX/2005

No Nama Instansi
1 Dr. Hudi Hastowo BATAN

2 Prof. Dr. Ir. Bambang Sutjiatmo Kementerian Negara Riset dan Teknologi

3 Dr. Bambang Setiadi, MS Kementerian Negara Riset dan Teknologi

4 Ir. Hari Purwanto, MSc.DIC Kementerian Negara Riset dan Teknologi

5 Soekarno Suyudi BATAN

6 Dr. Neni Sintawardani LIPI

7 Dr. Ir. Bambang Prasetya, APU LIPI

8 Prof. Lillik Hendrajaya, MSc Kementerian Negara Riset dan Teknologi

9 Dr. Ing. Raldi Artono Koestoer Kementerian Negara Riset dan Teknologi

10 Ir. Adiwardoyo BATAN

11 Dr. Arnold J. Sutrisnanto BATAN

12 Dr. Agus Rusyana Hoetman BPPT

13 Drs. Ajat Sudradjat, MSc BPPT

14 Drs. Suripno LAPAN

15 Drs. Arjuno Brojonegoro LIPI

16 Dr. Achiar Oemry LIPI

17 Drs. Bambang Supriyo Utomo BSN

18 Ir. Nenny Sri Utami ESDM

19 Dr. Ir. As Natio Lasman BAPETEN

20 Dr. Agus Salim Dasuki, MEng BPPT

21 Ir. Soni Solistia Wirawan, MEng BPPT

22 Dr. Rahayu Dwi Hartati ESDM

23 Dr. Verina J. Wargadalam ESDM

24 Dr. Totok M.S. Soegandi, MSc. APU LIPI

25 Anjar Susatyo, ST LIPI

26
NARA SUMBER

NO NAMA INSTANSI
1 Suryadarma PhD Pertamina
2 Dr. Tatang H. Surawidjaja ITB
3 Dr. Evita Legowo Departemen ESDM
4 Noke Kiroyan Kaltim Prima Coal (KPC)
5 Dr. Rinaldy Dalimi UI
6 Mukaiyama Takehiko Japan Atomic Industrial Forum (JAIF)
7 Dr.Ir. Hardiv Situmeang KNI-WEC
8 Dr. Ir. Nur Pamuji KNI-WEC
9 Gene Baranowski BP Indonesia
10 Sujiastoto MA Departemen ESDM
11 Dr. Emmy Perdanahari Departemen ESDM
12 Dr. Ir. M. Arif Yudiarto MEng BPPT
13 Dr. Ir. Unggul Priyanto MSc BPPT
14 Ir. Rohmadi Ridlo MEng BPPT
15 Dr. M.A.M. Oktaufik BPPT
16 Drajat Pandjawi KPC
17 Amir Fauzi Pertamina

Sekretariat GUGUS TUGAS ENERGI

1. Drs. Sjaeful Irwan (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)


2. Mustapa, S.Sos (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)

27
LAMPIRAN

ROADMAP SEKTOR ENERGI

28
1. Roadmap Sektor Energi Bio Diesel

Tahun 2005-2010 2011-2015 2016-2025

Pasokan Biodiesel Pasokan Biodiesel


Pasokan Biodiesel
6.4 juta KL(20% Solar
Pasar 1,5 Jt kL10% 3 juta kL15% Solar Transportasi)
Solar Transportasi (5% Konsumsi Solar)

STANDAR BIODIESEL NASIONAL


Produk
Biodiesel Sawit/ Biodiesel Biodiesel
Biodiesel Kualitas
Kualitas Tinggi
Tinggi
Jarak Pagar Berbiaya Produksi Rendah Angka
Angka Setana
Setana Tinggi
Tinggi
Titik
Titik Kabut
Kabut Rendah
Rendah

Pabrik Komersial Pabrik Komersial Komersialisasi


Teknologi Kapasitas Kapasitas 20.000 s/d Formula Biodiesel
(5000 - 20000 Ton/Thn 100.000 Ton/tahun Kualitas Tinggi

Rekayasa &
Intensifikasi Disain Pabrik
Proses Desain
Uji Unjuk
Biodiesel Enjiniring Kerja
Pemutakhiran Optimasi
Litbang Standardisasi
Dan
Modifikasi
dan Uji Unjuk Desain plant
Kerja
Teknologi Teknologi
blending Pembuatan
aditif

Gugus Tugas Energi


Kementrian Negara Riset dan Teknologi

29
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
• Penelitian dan • Penelitian dan • Penelitian dan
pengembangan pengembangan proses pengembangan aditip
intensifikasi teknologi produksi biodiesel berbiaya biodiesel berkualitas
produksi biodiesel dari rendah tinggi
bahan baku sawit, kelapa,
jarak pagar dan tumbuhan
lain.
• Penelitian dan • Pemanfaatan gliserol • Pemanfaatan produk
pengembangan konversi menjadi produk turunan turunan gliserol dalam
gliserol menjadi etanol lainnya (surfaktan, produk akhir (polimer,
dan produk turunan monomer plastik, dll) consumer goods, dll)
lainnya seperti surfaktan
• Peningkatan kualitas • Penyediaan bibit unggul • Penyediaan bibit unggul
tanaman jarak pagar dan tanaman jarak pagar dan tanaman jarak pagar
bahan baku potensial bahan baku potensial skala besar dengan teknik
lainnya lainnya in vitro
• Rekayasa dan konstruksi • Rekayasa dan Konstruksi • Formulasi biodiesel
pabrik biodiesel secara pabrik biodiesel berbiaya berkualitas tinggi
bertahap skala 5.000- produksi rendah 20.000-
20.000 ton/tahun 100.000 ton/tahun
• Uji karakteristik, unjuk • Pemutakhiran uji • Pemutakhiran uji
kerja,uji jalan, karakteristik, unjuk kerja, uji karakteristik, unjuk kerja,
pemutakhiran standar dan jalan, standar dan uji jalan, standar dan
pembentukan lembaga pembentukan Laboratorium pembentukan
sertifikasi mutu biodiesel Uji Biodiesel di seluruh Laboratorium Uji Biodiesel
(LSPro) serta propinsi di setiap kabupaten
Laboratorium Uji Biodiesel
di beberapa propinsi
Peran Industri
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Mendukung penelitian dan Komersialisasi hasil Komersialisasi hasil
pengembangan perbaikan penelitian teknologi produksi penelitian teknologi
proses produksi biodiesel di biodiesel berbiaya rendah formulasi biodiesel
Perguruan Tinggi dan berkualitas tinggi
lembaga litbang melalui
cost sharing dan kerjasama
kemitraan
Peningkatan kandungan Peningkatan mesin dan Mesin dan peralatan
lokal mesin dan peralatan kandungan lokal peralatan biodiesel dengan
pabrik biodiesel sampai pabrik biodiesel sampai kandungan lokal 100%
minimum 50% minimum 75%
Pengembangan teknologi Pengembangan teknologi Pengembangan teknologi
engine agar dapat engine lanjutan agar dapat engine lanjutan agar dapat
mengikuti perkembangan mengikuti perkembangan mengikuti perkembangan
penggunaan biodiesel penggunaan biodiesel penggunaan biodiesel
Membantu dalam Membantu dalam Membantu dalam
pemutakhiran standar pemutakhiran standar pemutakhiran standar
biodiesel nasional biodiesel nasional biodiesel nasional
30
Peluang Pasar
Peran Pemerintah

Program Langit Biru yang Peningkatan target Program Peningkatan target


merujuk pada standar Langit Biru yang merujuk Program Langit Biru yang
lingkungan global pada standar lingkungan merujuk pada standar
global lingkungan global
Pengurangan subsidi solar Penghapusan subsidi solar Pengenaan pajak
untuk transportasi umum dan pengenaan pajak lingkungan terhadap solar
lingkungan terhadap solar sebesar 25%
sebesar 10 %
Peran Industri
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)

Sosialisasi penghematan Sosialisasi lanjutan Sosialisasi lanjutan


BBM karena kelangkaan penghematan BBM karena penghematan BBM karena
BBM fosil dan harga yang kelangkaan BBM fosil dan kelangkaan BBM fosil dan
terus meningkat harga yang terus meningkat harga yang terus meningkat
Sosialisasi penggunaan Penggunaan pada Penggunaan pada
biodiesel pada kendaraan transportasi umum di seluruh transportasi umum di
operasional di instansi Indonesia maksimum 20% seluruh Indonesia sampai
pemerintah dan transportasi (B20) 100% (B100)
umum maksimum 10%
(B10)
Fasilitasi Pemanfaatan Fasilitasi Pemanfaatan Fasilitasi Pemanfaatan
Mekanisme Pembangunan Mekanisme Seperti CDM di Mekanisme Seperti CDM di
Bersih (CDM) oleh industri rezim iklim pasca Protokol rezim iklim pasca Protokol
biodiesel di Indonesia Kyoto oleh industri biodiesel Kyoto oleh industri biodiesel
di Indonesia di Indonesia
• Sebesar 10% kebutuhan • Sebesar 15% kebutuhan • Sebesar 20% kebutuhan
solar transportasi dipenuhi solar transportasi dipenuhi solar transportasi dipenuhi
dari biodiesel yaitu 1.5 dari biodiesel yaitu 3 juta kL dari biodiesel yaitu 7.5
juta kL juta kL

• Sebesar 600 ribu kL • Sebesar 1.5 juta kL • Sebesar 3 juta kL


dipenuhi dari biodiesel dipenuhi dari biodiesel jarak dipenuhi dari biodiesel
jarak pagar pagar jarak pagar

Peran Industri
Kawasan industri harus Kawasan industri harus Kawasan industri harus
memenuhi standar emisi memenuhi standar emisi memenuhi standar emisi
yang disyaratkan oleh ISO yang disyaratkan oleh ISO yang disyaratkan oleh ISO
14000 14000 14000
Peran Industri
Peningkatan produksi Peningkatan produksi Peningkatan produksi
biodiesel untuk pemakaian biodiesel untuk pemakaian biodiesel untuk pemakaian
oleh industri paling sedikit oleh industri paling sedikit oleh industri paling sedikit
10% 20% 50%
Sosialisasi penggunaan Peningkatan peran industri Peningkatan peran industri
bahan bakar biodiesel oleh otomotif dan alat berat dalam otomotif dan alat berat
industri otomotif penggunaan biodiesel dalam penggunaan
biodiesel
31
Kebijakan
Peran Pemerintah
• Mendorong budidaya dan • Mendorong budidaya dan • Mendorong budidaya dan
produksi bahan baku produksi bahan baku produksi bahan baku
potensial skala komersial potensial skala komersial potensial skala komersial
• Kebijakan penanaman • Kebijakan penanaman jarak • Kebijakan penanaman
jarak pagar seluas 1.5 juta pagar seluas 3.4 juta hektar jarak pagar seluas 7.5 juta
hektar hektar
Pemberlakuan peraturan Pemberlakuan peraturan Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar penggunaan bahan bakar penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan sesuai ramah lingkungan sesuai ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku standar yang berlaku standar yang berlaku di
terutama di kota-kota besar terutama di kota-kota besar seluruh kota
berpolusi tinggi
Penetapan target 10% dari Penetapan target 15% dari Penetapan target 20% dari
kebutuhan solar kebutuhan solar transportasi kebutuhan solar
transportasi dipenuhi dari dipenuhi dari bahan bakar transportasi dipenuhi dari
bahan bakar biodiesel biodiesel bahan bakar biodiesel
Kebijakan
Peran Pemerintah
Membuat kebijakan yang Membuat kebijakan yang Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya mendorong tumbuhnya mendorong tumbuhnya
industri biodiesel : industri biodiesel : industri biodiesel :
• Harga biodiesel kompetitif • Harga biodiesel lebih murah • Harga biodiesel lebih
dibanding solar dibanding solar murah dibanding solar
• Pinjaman lunak (bunga • Pinjaman lunak (bunga • Pinjaman lunak (bunga
lebih rendah dengan lebih rendah dengan waktu lebih rendah dengan
waktu pengembalian lebih pengembalian lebih waktu pengembalian lebih
panjang) bagi panjang) bagi pengembang panjang) bagi
pengembang industri industri biodiesel pengembang industri
biodiesel biodiesel
• Pengurangan pajak bagi • Pengurangan pajak bagi • Pengurangan pajak bagi
industri yang industri yang menggunakan industri yang
menggunakan 100% 100% biodiesel sebagai menggunakan 100%
biodiesel sebagai pengganti solar biodiesel sebagai
pengganti solar pengganti solar
• Pemberian tax holiday • Pemberian tax holiday bagi • Pemberian tax holiday
bagi usaha perkebunan usaha perkebunan jarak tahun bagi usaha
jarak pagar pagar perkebunan jarak pagar
• Bagi perkebunan tanaman • Bagi perkebunan tanaman • Bagi perkebunan
jarak pagar diberikan Hak jarak pagar diberikan Hak tanaman jarak pagar
Guna Usaha (HGU) Guna Usaha (HGU) selama diberikan Hak Guna
selama 50 tahun 50 tahun Usaha (HGU) selama 50
tahun
• Pengurangan berbagai • Pengurangan berbagai • Pengurangan berbagai
jenis pajak dan retribusi jenis pajak dan retribusi jenis pajak dan retribusi
daerah untuk industri daerah untuk industri daerah untuk industri
biodiesel yang digunakan biodiesel yang digunakan di biodiesel yang digunakan
di dalam negeri. dalam negeri di dalam negeri
• Kewajiban industri • Kewajiban industri biodiesel • Kewajiban industri
biodiesel memasok memasok kebutuhan dalam biodiesel memasok
kebutuhan dalam negeri negeri kebutuhan dalam negeri

32
• Pengurangan pajak bagi • Pengurangan pajak bagi • Pengurangan pajak bagi
perusahaan yang perusahaan yang perusahaan yang
bekerjasama dengan bekerjasama dengan bekerjasama dengan
perguruan tinggi dan perguruan tinggi dan perguruan tinggi dan
lembaga litbang yang lembaga litbang yang lembaga litbang yang
melakukan riset dan melakukan riset dan melakukan riset dan
pengembangan pengembangan pengembangan
peningkatan kualitas peningkatan kualitas bahan peningkatan kualitas
bahan baku, intensifikasi baku,intensifikasi teknologi bahan baku, intensifikasi
teknologi produksi dan produksi dan pemanfaatan teknologi produksi dan
pemanfaatan hasil hasil samping proses pemanfaatan hasil
samping proses produksi produksi biodiesel samping proses produksi
biodiesel biodiesel
Peran Industri
Menerapkan kebijakan Menerapkan kebijakan Menerapkan kebijakan
penggunaan biodiesel penggunaan biodiesel penggunaan biodiesel
sebagai bahan bakar lain sebagai bahan bakar lain sebagai bahan bakar lain
sebesar 10% untuk sebesar 15% untuk sebesar 20% untuk
transportasi transportasi transportasi
Partisipasi Pemanfaatan Partisipasi Pemanfaatan Partisipasi Pemanfaatan
Mekanisme Pembangunan Mekanisme Seperti CDM di Mekanisme Seperti CDM di
Bersih (CDM) oleh industri rezim iklim pasca Protokol rezim iklim pasca Protokol
biodiesel di Indonesia Kyoto oleh industri biodiesel Kyoto oleh industri biodiesel
di Indonesia di Indonesia
Peran Industri
Kerjasama Kerjasama kelompok Kerjasama kelompok
petani/perkebunan dengan petani/pekebun untuk petani/pekebun untuk
produsen biodiesel dalam memiliki pabrik biodiesel memiliki pabrik biodiesel
bentuk skema inti plasma

33
2. Roadmap Sektor Energi Bio-Etanol

Tahun 2005 – 2010 2011-2015 2016-2025

Pasokan Bioetanol 1,85 Pasokan Bioetanol Pasokan Bioetanol


Market jt kl (10% total 3,08 jt kl ( 15% total 4,99 jt kl ( 20 % total
Pasar konsumsi bensin) konsumsi bensin) konsumsi bensin)

Produk Gasohol E-10 Gasohol/ FGE (Bioetanol dari Gasohol/ FGE (Bioetanol dari
(Bioetanol dari pati &molases) pati , nira dan molases) lignoselulosa, nira dan pati )

STANDAR FUELGRADE ETHANOL (FGE) & GASOHOL NASIONAL


Technology
Teknologi
Produksi bioetanol 99,5% (FGE) Produksi bietanol 99,5% (FGE) dg Produksi bioetanol 99,5% (FGE) dari serat
dengan teknik dehidrasi kimiawi laju produksi dan rasio energi lignoselulosa (limbah
dan molecular sieving berbahan tinggi berbahan baku pati dan nira pertanian/kehutanan) nira dan pati
baku molases dan skala pada skala komersial (termasuk algae) pada skala komersial
komersial

Dehidrasi
Litbang bioetanol dg Teknologi.
R&D adsorben membran utk serat lignoselulosa
dehidrasi sbg bahan baku
Teknologi bietanol & bahan
proses bakar
fermentasi
Sumber daya
karbohidrat untuk
bahan baku
Perbaikan
bioetanol
strain yeast

Gugus Tugas Energi


34 Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Millestones Bio Etanol
Demo plant
BPPT
8 kL/hari
Pembangunan Pembangunan
104 plant @ 60kL/hari 62 plant @ 60kL/hari Pembangunan 114 plant @ 60kL/hari

2005 2007 2009 2010 2013 2015 2018 2020 2023 202 5

Catatan :
1). Kapasitas 60 kL/hari merupakan kapasitas terendah plant bioetanol komersial dengan
bahan baku ubikayu. Diperlukan modal sekitar Rp 150 milyar per-plant.
2). Agar lebih efisien, investor perlu didorong untuk membangun plant 2-3 kali lipat dari
kapasitas di atas.
3). Pengembangan plant komersial di bawah 60 kL/hari dimungkinkan dengan bahan baku
lokal (khususnya nira-nira aren, lontar, nipah, tebu dan sorgum manis) untuk kawasan
terpencil dengan harga BBM yang tinggi

35
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Litbang teknologi produksi Litbang teknologi fermentasi: Litbang teknologi produksi
bioetanol dengan bahan perbaikan galur yeast tahan bioetanol menggunakan
baku molases dan pati temperatur tinggi dan selulase dan bahan baku
serta perbaikan strain yeast penerapannya pada lignoselulosa.
fermentasi berbahan baku
nira (tebu dll) dan pati.
Pengkajian dan produksi Litbang teknologi dehidrasi Penerapan teknologi utilitas
FGE skala 200 L/hari etanol dengan teknologi (steam dan listrik) secara
dengan molecular sieve dan membran zeolit dan co-generation pada demo
penambahan unit dehidrasi penambahan unit dehidrasi plant 8 kL/hari berbahan
pada demo-plant 8 kL/hari membran pada demo plant 8 baku lignoselulosa.
kL/hari.
Uji karakteristik gasohol dan Pengembangan teknologi Uji karakteristik gasohol dan
kinerja kendaraan berbahan utilitas (steam dan listrik) kinerja kendaraan berbahan
bakar gasohol E-10 serta secara co-generation. bakar gasohol dengan
penyusunan standar kandungan etanol
gasohol nasional > 10% .
Penyuluhan dan pelatihan Asistensi teknis rancang Asistensi teknis rancang
budidaya bahan baku bangun pabrik bioetanol bangun pabrik bioetanol
bioetanol secara skala komersial. skala komersial.
berkelanjutan (ramah
lingkungan).
Studi kelayakan Pembangunan dua pabrik
pembangunan pabrik percontohan di Sulawesi
bioetanol di wilayah Selatan & Papua berbahan
Indonesia timur. baku lokal kaps. 60 kL/hari.
Peran Industri
Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam rancang Kerjasama dalam penerapan Kerjasama dalam rancang
bangun pabrik bioetanol & teknologi utilitas (steam dan bangun pabrik bioetanol
peningkatan penggunaan listrik) secara co-generation berbahan baku
bahan industri lokal untuk lignoselulosa.
pembangunan pabrik
bioetanol.
Pengembangan formula
bahan bakar gasohol untuk
mesin otomotif dengan
spesifikasi tertentu.
Membantu dalam
penyusunan standar
gasohol nasional.
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Persyaratan kandungan
oksigen yang tinggi pada
bahan bakar bensin
36
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Sumber BBM fosil menipis Sumber BBM fosil menipis Sumber BBM fosil menipis
dan harga terus meningkat, dan harga terus meningkat, dan harga terus meningkat,
sedangkan biaya produksi sedangkan biaya produksi sedangkan biaya produksi
bioetanol cenderung bioetanol cenderung bioetanol cenderung
menurun atau tetap. menurun atau tetap. menurun atau tetap.
Sosialisasi penggunaan Penggunaan gasohol untuk Penggunaan gasohol untuk
gasohol pada kendaraan transportasi umum di transportasi umum di
berbahan bakar bensin di berbagai kota besar di seluruh wilayah Indonesia.
kawasan padat lalu lintas Indonesia.
(Jakarta, dll) bekerjasama
dengan Pemda setempat.
Implementasi Program
CDM berdasarkan Kyoto
Protocol
Konsumsi premium tahun Ditargetkan pada tahun 2015 Ditargetkan pada tahun
2004 sebesar 15 juta kL, penggunaan bioetanol 2025 penggunaan bioetanol
dan pada tahun 2009 akan mencapai 3,08 jt kL (15% mencapai 4,99 juta kL (20%
mencapai sekitar 21 juta kL dari total konsumsi bensin) dari total konsumsi bensin)
(laju konsumsi 7% per
tahun). Ditargetkan
penggunaan bioetanol 1,85
jt kL (10% dari total
konsumsi bensin)
Peran Industri
Kawasan industri yang harus memenuhi persyaratan lingkungan secara global.
Meningkatnya peran
investasi dan industri
bioetanol lokal untuk
memenuhi kebutuhan
gasohol, khususnya di
daerah terpencil/pulau-
pulau kecil.
Sosialisasi penggunaan
bahan bakar gasohol oleh
industri otomotif
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Mendorong budidaya dan Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial
produksi bahan baku skala komersial
potensial skala komersial
Pemberlakuan peraturan Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan sesuai ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku, standar yang berlaku,
terutama di kota-kota besar terutama di kota-kota besar
berpolusi tinggi berpolusi tinggi
Mendorong dan Mendorong dan memberikan Kebijaksanaan Energi
memberikan contoh dalam contoh dalam penggunaan Nasional mentargetkan 5%
penggunaan gasohol yang gasohol yang ramah (2025) dari kebutuhan
ramah lingkungan lingkungan energi dipenuhi dari bahan
bakar terbarukan
37
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Membuat kebijakan yang Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya mendorong tumbuhnya
industri bioetanol : industri bioetanol :
• Pemberian subsidi • Pemberian subsidi dengan
dengan menyamakan menyamakan harga
harga gasohol E-10 gasohol E-10 dengan harga
dengan harga premium premium yang disubsidi
yang disubsidi • Pemberian kredit lunak
• Pemberian kredit lunak untuk produksi bioetanol
untuk produksi bioetanol skala kecil-menengah.
skala kecil-menengah. • Pemberian kredit lunak
• Pemberian kredit lunak untuk petani produsen
untuk petani produsen bahan baku etanol
bahan baku etanol.

Peran Industri
Menerapkan kebijakan penggunaan bahan bakar yang memenuhi standar lingkungan
Partisipasi Industri dalam Partisipasi Industri dalam
implementasi program implementasi program CDM-
CDM-Kyoto Protocol Kyoto Protocol
Kerjasama Kerjasama
petani/perkebunan dengan petani/perkebunan dengan
produsen bioetanol produsen bioetanol

38
3. Roadmap Sektor Energi Bio-oil (Pirolisa)
Tahun 2005 - 2010 2011-2015 2016-2025

Sosialisasi dan Penggunaan Bio Oil Penggunaan Bio Oil


Penggunaan Bio Oil Konsumsi Minyak sebesar 2,5% konsumsi
Market
Pasar di Jawa Barat Bakar Minyak Bakar & IDO

Product Bio Oil (Crude) Bio Oil (treated) Bio Oil (treated)
Produk

Standar Bio Oil untuk keperluan panas Standar Bio Oil untuk keperluan panas
Standar Bio Oil untuk keperluan Panas dan mesin dan transportasi

Technology
Teknologi Produksi bio oil untuk keperluan panas Produksi dan upgrading bio oil pada Produksi dan upgrading bio oil
dengan teknologi pirolisa cepat skala skala komersial 50-100 ton/hari pada skala komersial 50-100
semi komersial 8 ton/hari s/d
Skala komersial 100 ton/hari
Konversi 60-80% ton/hari
Konversi 20-60%

Model Reak- Penambaha


tor Pirolisa n Solvent
R&D
Litbang Catalytic vapor
Cepat Emulsifikasi cracking dan
hydrotreating biooil
Teknologi
Piro- lisa
Cepat
Sumber daya limbah
biomassa sebagai
baku bio oil

Gugus Tugas Energi 39


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Litbang teknologi produksi Litbang teknologi pirolisa Litbang teknologi produksi
bio oil dengan teknologi cepat bio oil bio oil dan upgrade bio oil
pirolisa cepat dan untuk keperluan mesin
pemetaan potensi bahan penggerak.
baku, produsen bio oil,
kerjasama dengan pihak
lain, dan diseminasi produk.
Pengkajian dan produksi Litbang teknologi pirolisa Penerapan teknologi
bio oil skala 8 -100 cepat dan upgrade bio oil pirolisa cepat secara
ton/hari,konversi perolehan dengan skala 50-100 ton/hari komersial untuk keperluan
10-40% dengan konversi 60% bahan bakar campuran
minyak diesel.
Uji karakteristik bio oil di Pengujian bio oil plus aditif Pengujian bio oil sebagai
boiler industri untuk sebagai bahan campuran campuran minyak disel
keperluan panas dengan minyak diesel untuk untuk penggunaan mesin
penggunaan mesin diesel disel untuk keperluan
stasioner. transportasi.
Pengkajian reaktor pirolisa Rancang bangun pabrik bio Rancang bangun pabrik bio
cepat dan perangkat oil dan sistem upgrade bio oil oil dan sistem upgrade bio
utilitasnya, skala semi skala komersial. oil skala komersial.
komersial
Studi kelayakan dan Studi kelayakan dan Studi kelayakan dan
pembangunan pabrik bio oil pembangunan pabrik bio oil pembangunan pabrik bio oil
di industri berbasis di industri berbasis biomassa. di industri berbasis
biomasa. biomassa.
Peran Industri
Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam rancang Kerjasama dalam penerapan Kerjasama dalam
bangun pabrik bio oil dan teknologi dan rancang penerapan teknologi dan
pemanfaatan bio oil skala bangun teknologi pirolisa rancang bangun teknologi
semi komersial untuk cepat dan upgrade bio oil pirolisa cepat dan upgrade
produksi komponen dan juga mendukung bio oil skala komersial juga
sistem pendukung pabrik memperbanyak komponen penyedia komponen dan
bio oil. lokal. sistem pendukung pabrik
bio oil.
Pengembangan bio oil Pengembangan bio oil untuk Pengembangan bio oil
untuk industri untuk mesin disel stasioner untuk mesin disel
keperluan panas. transportasi
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Sosialisasi penggunaan bio Penggunaan bio oil untuk Penggunaan bio oil untuk
oil di industri mengganti bahan bakar campuran keperluan panas dan bahan
minyak berat (marine fuel mesin penggerak dan bakar campuran untuk
oil) untuk keperluan panas. keperluan panas. mesin disel transportasi.

40
Implementasi Program Kemudahan peraturan dan
CDM berdasarkan Kyoto perundangan yang
Protocol dan kesempatan mendorong penggunaan bio
pasar luar negeri dalam oil
program Renewable
Portfolio Standar di
beberapa negara.
Peran Industri
Meningkatnya peran Meningkatnya peran Meningkatnya peran
investasi pada industri bio investasi pada industri bio oil investasi pada industri bio
oil khususnya di industri khususnya di industri oil khususnya di industri
berbasis biomassa. berbasis biomassa. berbasis biomassa.
Sosialisasi penggunaan Sosialisasi penggunaan Sosialisasi penggunaan
bahan bakar bio oil oleh bahan bakar bio oil oleh bahan bakar bio oil oleh
industri untuk keperluan industri untuk keperluan industri untuk keperluan
panas panas panas
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Pemberlakuan peraturan Mengutamakan komponen Kebijaksanaan Energi
penggunaan bahan bakar lokal Nasional mentargetkan 5 %
ramah lingkungan terutama (2025) dari kebutuhan
yang terbarukan. energi dipenuhi dari bahan
bakar terbarukan
Mendorong dan
memberikan contoh dalam
penggunaan bio oil di PTPN
Membuat kebijakan yang Membuat kebijakan yang Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya mendorong tumbuhnya mendorong tumbuhnya
industri bio oil industri bio oil industri bio oil
Peran Industri
Partisipasi Industri dalam Partisipasi Industri dalam Partisipasi Industri dalam
implementasi program implementasi program CDM- implementasi program
CDM-Kyoto Protocol Kyoto Protocol CDM-Kyoto Protocol
Kerjasama industri berbasis Kerjasama industri berbasis Kerjasama industri berbasis
biomassa dengan produsen biomassa dengan produsen biomassa dengan produsen
bio oil bio oil bio oil

41
4. ROAD-MAP PURE PLANT OIL

Tahun 2005 – 2010 2011-2015 2016-2025

Pemanfaatan Pure Plant Oil


Pemanfaatan Pure Plant Oil
Pasar untuk konsumsi Minyak Solar
disekitar industri & transportasi untuk subtitusi Minyak Solar di
Peningkatan Pemanfaatan Pure
Plant Oil untuk subtitusi Minyak
Kend. Berat & Kerosin sektor industri & transp. dan Solar di sektor industri& Tranp.
kerosin & Kerosin

Pure Plant Oil High grade Pure Plant Oil High grade Pure Plant Oil
Produk dari Sawit dan Jarak pagar Dari Sawit, Jarak pagar, dll Sawit, Jarak Pagar, dll

Standar PPO untuk keperluan Industri


Standar PPO untuk Keperluan Industri Standar PPO untuk keperluan Industri dan transportasi dan transportasi

Teknologi Produksi PPO untuk Produksi PPO skala Produksi dan upgrading
keperluan industri dari komersial untuk keperluan PPO pada skala
berbagai bahan baku Industri dan transportasi komersial

Optimasi
PPO dari Teknologi
Bermacam Pengembangan
Pembuatan Pengembangan
bahan baku teknologi PPO
pembuatan PPO bahan baku lain
Teknologi menjadi PPO
Litbang Pembuatan PPO
Pencampuran,
Pengujian,
standardisasi

42 Gugus Tugas Energi


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Litbang teknologi produksi Litbang optimasi teknologi Litbang teknologi produksi
PPO dengan teknologi produksi PPO dalam rangka PPO dalam rangka upgrade
murah dan pemetaan upgrade kualitas untuk kualitas untuk keperluan
potensi bahan baku, keperluan transportasi. transportasi.
produsen PPO, kerjasama
dengan pihak lain, dan
diseminasi produk.
Uji karakteristik PPO untuk Uji karakteristik PPO untuk Uji karakteristik PPO
keperluan diesel engine keperluan diesel engine upgrade kualitas untuk
industri dan keperluan transportasi keperluan diesel engine
panas transportasi
Standarisasi karakteristik Standarisasi karakteristik Standarisasi karakteristik
produksi PPO untuk produksi PPO untuk produksi PPO upgrade
keperluan diesel engine keperluan diesel engine kualitas untuk keperluan
industri dan keperluan transportasi. diesel engine transportasi.
panas
Studi kelayakan dan Studi kelayakan dan Studi kelayakan dan
pembangunan pabrik PPO pembangunan pabrik PPO di pembangunan pabrik PPO
di industri berbasis sawit industri berbasis bahan di industri berbasis bahan
dan jarak pagar. biomassa lain. biomassa lain.
Peran Industri
Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam rancang Kerjasama dalam penerapan Kerjasama dalam
bangun pabrik PPO dan teknologi dan rancang penerapan teknologi dan
pemanfaatan dalam skala bangun teknologi proses dan rancang bangun teknologi
semi komersial untuk upgrade PPO juga proses dan upgrade PPO
produksi komponen dan mendukung memperbanyak skala komersial juga
sistem pendukung pabrik komponen lokal. penyedia komponen dan
PPO. sistem pendukung pabrik
PPO.
Pengembangan PPO untuk Pengembangan PPO untuk Pengembangan PPO
industri untuk diesel engine mesin diesel transportasi upgrade kualitas untuk
industri , transportasi berat, mesin diesel transportasi
dan keperluan panas.

Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Sosialisasi penggunaan Penggunaan PPO untuk Penggunaan PPO upgrade
PPO di industri untuk transportasi kualitas untuk keperluan
mengganti solar diesel diesel engine transportasi.
industri, transportasi berat,
minyak berat (marine fuel
oil) untuk keperluan panas
dan kompor rumah tangga.
43
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Implementasi Program Kemudahan peraturan dan Kemudahan peraturan dan
CDM berdasarkan Kyoto perundangan yang perundangan yang
Protocol dan kesempatan mendorong penggunaan mendorong penggunaan
pasar luar negeri dalam PPO PPO
program Renewable
Portfolio Standar di
beberapa negara.
Peran Industri
Meningkatnya peran Meningkatnya peran Meningkatnya peran
investasi pada industri PPO investasi pada industri PPO investasi pada industri PPO
khususnya di industri khususnya di industri khususnya di industri
berbasis minyak nabati. berbasis minyak nabati. berbasis minyak nabati.
Sosialisasi dan komitmen Sosialisasi dan komitmen Sosialisasi dan komitmen
penggunaan bahan bakar penggunaan bahan bakar penggunaan bahan bakar
PPO oleh industri untuk PPO oleh industri PPO oleh industri
keperluan panas transportasi transportasi
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Pemberlakuan peraturan Memberlakukan Kebijaksanaan Energi
penggunaan bahan bakar pengutamakan penggunaan Nasional mentargetkan 5 %
ramah lingkungan terutama komponen lokal (2025) dari kebutuhan
yang terbarukan. energi dipenuhi dari bahan
bakar terbarukan
Mendorong dan Mendorong dan memberikan Mendorong pertumbuhan
memberikan contoh dalam contoh penggunaan PPO penggunaan PPO untuk
penggunaan PPO di untuk sektor transportasi sektor transportasi
PTPLN, PTPN
Membuat kebijakan dalam Membuat kebijakan dalam Membuat kebijakan dalam
bentuk insentif yang bentuk insentif yang bentuk insentif yang
mendorong tumbuhnya mendorong tumbuhnya mendorong tumbuhnya
industri PPO industri PPO industri PPO
Peran Industri
Partisipasi Industri dalam Menerapkan pengunaan Menerapkan pengunaan
implementasi program komponen lokal dalam komponen lokal dalam
CDM-Kyoto Protocol industri PPO industri PPO
Kerjasama industri berbasis Kerjasama industri berbasis Kerjasama industri berbasis
minyak nabati dengan minyak nabati dengan minyak nabati dengan
produsen PPO produsen PPO produsen PPO

44
5. Roadmap Sektor Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa

Reduction of environmental
Reduction of environmental impacts
impacts Improvement of efficiency
Improvement of efficiency Increase of economy
2005- 2011- 2016-
Tahun 2010 2015 2025

Rumah Industri Industri PLN


tangga kecil menengah
Pasar dan besar

Energi listrik

Energi mekanis

Produk Energi termal


New Fuel
Type
Briket High quality Fuel Biogas
biomassa solid fuel gas (CH4)

cogeneration

Tungku pembakaran
(Fluidized bed, stoker, stove)
Desain dan
Teknologi rancang New
Desain bangun Conversion
Briquette Reaktor Gasifier Digester
machine karbonisasi Sistem komponen Technology

pembakaran

Litbang briquetting karbonisasi gasifikasi Anaerobic


digestion
Kontrol
Sistem
Material
science
Inventions &
Improvements
karakterisasi

Gugus Tugas Energi 45


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Panjang
Jangka Pendek Jangka Menengah
(2016-2025)
(2005-2010) (2011-2015)
Fokus : Efisiensi,
Fokus : Efisiensi & Fokus : Efisiensi, Lingkungan,
Lingkungan Lingkungan & Ekonomi
Ekonomi, Inovasi & Ekspor
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Mendukung karakterisasi Mendorong penyempurnaan
berbagai macam biomassa berkelanjutan litbang
di seluruh propinsi Teknologi Pembriketan,
Karbonisasi, Gasifikasi dan
Anaerobic Digestion macam
macam biomassa, serta
pembuatan prototipenya
Mendorong Mendorong penyempurnaan
penyempurnaan berkelanjutan litbang
berkelanjutan litbang Teknologi Pembakaran
Teknologi Pembriketan, berbagai macam biomassa,
Karbonisasi, Gasifikasi dan serta pembuatan prototipenya
Anaerobic Digestion
berbagai macam biomassa, Mendorong litbang untuk
serta pembuatan penemuan jenis bahan bakar
prototipenya dan teknologi konversi baru
Mendorong Mendorong penyempurnaan
penyempurnaan berkelanjutan litbang desain
berkelanjutan litbang dan rancang bangun
Teknologi Pembakaran komponen dan sistem
bebagai macam biomassa, pendukung
serta pembuatan
prototipenya
Mendorong Bekerjasama dengan industri
penyempurnaan nasional dalam semua langkah
berkelanjutan litbang desain tersebut
dan rancang bangun
komponen dan sistem
pendukung

Peran Industri
Peningkatan kemampuan Mengembangkan kapasitas
SDM untuk menunjang industri komponen & sistem
Memberikan informasi kegiatan manufakturnya energi nasional
kemampuan & fasilitas Bekerjasama dengan Bekerjasama dengan
manufaktur untuk pemerintah dalam pembuatan pemerintah dalam pembuatan
pembuatan prototipe & penggunaan peralatan & penggunaan peralatan
peralatan konversi energi biomassa konversi energi biomassa

46
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Memberikan insentif finansial Memberikan insentif finansial /
/ pajak / subsidi kepada pajak / subsidi kepada industri
industri yang menggunakan yang menggunakan briket /
Membuka kesempatan
briket / gas biomassa gas biomassa
ekspor bahan bakar
biomassa (sejauh kebutuhan
Memberikan subsidi kepada Memberikan subsidi kepada dalam negeri sudah
rumah tangga yang rumah tangga yang tercukupi)
menggunakan briket / gas menggunakan briket / gas
biomassa biomassa

Peran Industri
Investasi untuk fasilitas Meningkatkan kemampuan
manufakturing manufacturing
Mengembangkan model bisnis
Memanfaatkan insentif di bidang pembangkitan energi
Mengembangkan pasar
pemerintah untuk dan penyediaan bahan bakar
domestik dan internasional
pengembangan kekuatan Memanfaatkan insentif
bisnis pemerintah untuk
pengembangan kekuatan
bisnis
Kebijakan
Peran Pemerintah
Mendorong dan Mendorong program untuk Mendorong peningkatan
mengarahkan pemakaian mengutamakan produksi teknologi dan kapasitas
bahan bakar biomassa di bahanbakar biomassa dari produksi bahan bakar
rumah tangga & industri Indonesia yang lebih ekonomis biomassa, apabila
dan ramah lingkungan memungkinkan untuk
diekspor
Peran Industri
Kesediaan untuk diversifikasi Kesediaan untuk diversifikasi Meningkatkan kapasitas
energi, terutama pemakaian energi, terutama pemakaian produksi bahan bakar
energi dari biomassa yang energi dari biomassa yang biomassa, apabila
ekonomis dan ramah ekonomis dan ramah memungkinkan untuk
lingkungan lingkungan diekspor
Mengoperasikan peralatan Mengoperasikan peralatan
pembakaran / gasifikasi skala pembakaran / gasifikasi skala
besar besar

47
6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi

Tahun 2005 2010 2011

Badan Usaha Pemerintah / Swasta


Pasar
bidang Eksplorasi & Eksploitasi Panasbumi

• G-G-G Explorations SOP • Reservoir Modeling & Simulation


• Processing & Modeling Softwares Softwares
Produk • Reservoir Image and/or Model • Reservoir Monitoring SOP
• Tracer Types • Re-injection SOP
1
2
• Data Acquisition & Processing Technology (software) • Monitoring Technology
• Data Modeling (soft- and hard-wares) • Re-injection Technology
Teknologi • Down-hole Imaging Technology (soft- & hard-wares) • Modeling & Simulation Technology
• Tracer Technology

Exploration Science & Engineering Geothermal Reservoir Engineering

GEOLOGY
• Remote sensing GEOPHYSICS GEOCHEMISTRY RESERVOIR SYSTEM
& mapping
Litbang • Volcano-
• Electromagnetics
(MT/CSAMT, TDEM)
• Geothermometry
• Geochronology /
• Characterization
geothermy • Modeling & Simulation
• Electrical Resistivity Absolute dating
• Petrology & • Self Potential • Isotope
• Monitoring
Mineralogy
• Gravity & Magnetic Geochemistry • Re-injection
• Hydrogeology • Others
• Borehole geophysics
• Fluid Inclusion

Investment Expertise
Resources
(Instrumentations & Laboratories, Human Res Dev)

48 Gugus Tugas Energi


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi

Tahun 2015 - 2016 2025

Badan Usaha Negara / Badan Usaha Negara / Swasta di


Swasta bidang Eksplorasi & bidang Pembangkitan Tenaga Listrik /
Pasar Eksploitasi Panasbumi Agro-Industri

• Drilling SOP (big hole & directional)


• Mud mixing SOP Small-scale [<10 MWe] PLTP
• Cementation SOP Binary PLTP & Direct Use (55 MWe)
Produk • Safety SOP
Related-Industries
• Piping & Separator SOP
1
2

• Big hole drilling technology


• Directional drilling technology Binary PLTP Engr. PLTP Design
• Mud drilling technology Design & &
Teknologi • Cementation technology
Direct Use Engineering
• Safety drilling technology
• Piping & Separator tech.

DRILLING ENGINEERING FLUIDS UTILIZATIONS & POWER PLANT


• Big-hole type ECONOMIC • Turbine
• Directional • Heater & Dryer System • Generator
• Drilling Mud • Direct Use of Steam
• Condenser
Litbang • Casing & Cementation • Heat Exchanger
• Cooling Tower
• Safety • Fluids Utilization
PIPING • Industrial Partnerships • Control Panels
SEPARATOR • Economic Analyses • Materials & Scaling

Competence/
Resource Expertise

Gugus Tugas Energi 49


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Kebijakan, Penelitian dan pengembangan (litbang) dan Teknologi
Peran Pemerintah
Menyiapkan perangkat Menyiapkan perangkat Menyiapkan perangkat
kebijakan di bidang litbang kebijakan litbang sains dan kebijakan di bidang litbang
sains dan teknologi teknologi pemanfaatan sains dan teknologi
panasbumi, khususnya panasbumi, khususnya di pemanfaatan panasbumi
eksplorasi panasbumi untuk bidang eksploitasi panasbumi untuk meningkatkan local
meningkatkan local content untuk meningkatkan local content di bidang industri
di bidang industri jasa content dalam pengusahaan pembangkit tenaga listrik
eksplorasi pemanfaatan uap panasbumi dan pembangkit
langsung listrik panasbumi
Menyediakan perangkat Menyediakan perangkat keras Menyediakan perangkat
keras dan lunak, serta dan lunak, serta laboratorium keras dan lunak, serta
laboratorium untuk keperluan untuk keperluan litbang sains laboratorium untuk
litbang sains dibidang dan teknologi simulasi reservoir keperluan litbang teknologi
panasbumi dan teknologi dan eksploitasi panasbumi, di pemanfaatan energi
eksplorasi panasbumi yang antaranya: panasbumi, di antaranya:
masih belum tersedia. • Reservoir simulator and • Disain dan rekayasa
Bidang Geologi: modeling sistem pembangkit listrik
• Absolute dating (K-Ar, Ar- • Artificial reservoir simulator tenaga panasbumi
Ar, Zircon-Apatite) • Fracture imaging • Material & Scaling
• Fluid inclusion technology • Teknologi sistem pembangkit
technology
Bidang Geofisika: listrik skala kecil.
• Electromagnetic/
magnetotelluric
exploration system (natural
source dan controlled-
source)
• Multi-electrode resistivity
meter
• Borehole geophysics
Bidang Geokimia:
• X-Ray diffraction clay
mineralogy
• Isotope hydrology
• Gas detector/ monitoring
system
• Rekayasa pemanfaatan
langsung (direct use)
panasbumi
Peningkatan kualitas dan Peningkatan kualitas dan Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM di bidang kuantitas SDM di bidang sains kuantitas SDM di bidang
sains & teknologi & teknologi simulasi reservoir teknologi pemanfaatan
eksplorasi,eksploitasi dan dan eksploitasi panasbumi,dan energi panasbumi melalui
pemanfaatan panasbumi, teknologi pemanfatan pendidikan di dalam maupun
50
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
melalui pendidikan di dalam panasbumi melalui pendidikan luar negeri
maupun luar negeri di dalam maupun luar negeri
Melaksanakan litbang sains Melaksanakan litbang sains dan Melaksanakan litbang
dan teknologi di bidang teknologi di bidang eksploitasi teknologi di bidang
eksplorasi sumberdaya sumberdaya energi panasbumi, pemanfaatan energi
energi panasbumi, yang yang menyangkut: panasbumi, yakni
terdiri dari berbagai studi, • Reservoir characterization, menyangkut,
yakni: • Fluid utilizations,
• Reservoir simulation and
Geologi: modeling • Heater & dryer system,
• Remote sensing • Reservoir monitoring and re- • Direct use system,
• Volcano-geothermy injection • Heat exchanger,
• Petrology & mineralogy • Drilling technology • Power plant systems,
• Hydrogeology • Piping • Material & scaling
• Fluid inclusion • Separator technology.
Geofisika: • Fracture imaging
• Electromagnetics • Teknologi pemanfaatan
(MT/CSAMT, TDEM) panasbumi untuk listrik
• Electrical resistivity
• Self potential
• Gravity & magnetic
• Borehole geophysics
Geokimia:
• Chemical geothermometry
• Isotope hydrology
• Thermodynamics
Serta teknologi pemanfatan
panas bumi untuk skala kecil
dan pemanfaatan langsung
Peran Industri/Swasta
Membangun kemitraan Membangun kemitraan dengan Membangun kemitraan
dengan Pemerintah di Pemerintah di bidang litbang dengan Pemerintah di
bidang litbang sains dan sains dan teknologi eksploitasi bidang teknologi
teknologi eksplorasi dan dan pemanfaatan untuk tenaga pembangkitan energi
eksploitasi sumberdaya listrik dari sumberdaya panasbumi
panasbumi panasbumi
Peluang Pasar
Peran Pemerintah

Mendorong pengusahaan di Mendorong pengusahaan di Mendorong pemanfaatan


bidang eksplorasi & bidang eksplorasi & eksploitasi energi panasbumi sebagai
eksploitasi sumberdaya sumberdaya energi panasbumi pembangkit listrik maupun
energi panasbumi penggunaan secara
langsung (direct use)

51
Memberikan insentif kepada Memberikan insentif kepada Memberikan insentif kepada
industri di bidang industri di bidang pengusahaan industri di bidang
pengusahaan eksplorasi dan eksplorasi dan eksploitasi pemanfaatan sumberdaya
eksploitasi sumberdaya sumberdaya energi panasbumi energi panasbumi agar
energi panasbumi tercapai harga ke-
ekonomian
Peran Industri/Swasta

Meningkatkan kegiatan Meningkatkan kegiatan Meningkatkan pemakaian


pengusahaan eksplorasi dan pengusahaan eksplorasi dan sumberdaya energi
eksploitasi sumberdaya eksploitasi sumberdaya energi panasbumi untuk
energi panasbumi dan panasbumi dan pembangkit listrik dan
pemanfaatannya pemanfaatannya pemanfaatan secara
langsung (direct use)

52
7. Roadmap Sektor Energi Bayu

2005-2010 2011-2015 2016-2025

Pasar 1 MW off grid, 5 MW off grid


600 kW of grid dan
25 MW on Grid terpasang 125 MW on Grid terpasang
10 MW on grid terpasang US$ 39 juta US $ 195 juta
US$ 15.9 juta

Produk
SKEA skala s/d SKEA skala s/d 750
300 kW kW SKEA skala s/d > 1 MW

Teknologi SKEA skala menengah 300 kW SKEA skala menegah/besar, 750 kW SKEA skala besar s/d > 1 MW
(kandungan lokal tinggi) (kandungan lokal tinggi) (kandungan lokal tinggi)

generator
generator magnet magnet permanen, advanced airfoil ,
permanen putaran advanced airfoi , struktur ringan dan
rendah, advanced airfoil, kuat serta sistem
struktur ringan & kuat strukturl ringan & kuat
Litbang serta sistem kontrol serta sistem kontrol kontrol efisien

Pembuatan peta Pembuatan peta potensi


Pembuatan peta energi angin perwilayah
potensi energi angin
potensi energi angin berdasarkan titik
global berdasarkan titik pengukuran dan
regional dan peta
pengukuran pengguna
pengguna

Gugus Tugas Energi 53


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melaksanakan litbang dengan Melaksanakan litbang Melanjutkan litbang dalam
mengoptimasi sistem kendali, untuk meningkatkan material, system control,
rotor SKEA pada regim kec. performance terhadap rancang bangun dan rekayasa
angin rendah, pemilihan sistem kendali advanced air komponen SKEA dengan
material ringan dan kuat foil dan generator dan teknologi tinggi untuk daya s/d
untuk daya s/d 300 kW material yang ringan, kuat 1 MW.
dan tahan korosi untuk
daya s/d 750 kW
Meningkatkan partisipasi Meningkatkan kemampuan Mengembangkan pemanfaatan
masyarakat daerah dalam analisis desain dan teknologi SKEA untuk
pengembangan dan rancang bangun SKEA penyediaan Hidrogen
pemanfaatan teknologi SKEA
Peran Industri
Menurunkan biaya produksi Memproduksi komponen Meningkatkan kualitas
dengan meningkatkan volume yang inovatif, handal dan produksi komponen –
produksi efisien dengan tingkat komponen SKEA
perawatan yang rendah
Mengurangi biaya konstruksi Mendukung pemerintah Meningkatkan penggunaan
komponen dan instalasi SKEA dalam pembiayaan riset- komponen lokal untuk
dengan optimasi penggunaan riset komponen SKEA pembuatan komponen SKEA
komponen bahan baku
Mengembangkan peralatan Meningkatkan kehandalan Menyiapkan infrastruktur
dan proses untuk kegiatan sistem melalui pemilihan pemanfaatan teknologi SKEA
produksi SKEA material yang ringan dan untuk penyediaan Hidrogen
kuat namun relatif murah
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan Melanjutkan pemetaan Melanjutkan pemetaan potensi
potensi energi angin dan potensi energi angin dan energi angin dan pengguna
pengguna untuk pemanfaatan pengguna untuk untuk pemanfaatan SKEA
SKEA pemanfaatan SKEA
Menyelenggarakan Meningkatkan informasi Melaksanakan training dan
openhouse, pameran, dan dan pendidikan (sekolah penyuluhan kepada
workshop dan luar sekolah) dalam masyarakat pengguna
pemanfaatan SKEA
Menerbitkan / Mendukung mekanisme Mengembangkan strategi
mempublikasikan hasil – hasil pasar dalam efektifitas untuk mendapatkan material
litbang dan produk SKEA distribusi komponen unggulan untuk penggunaan
komponnen pembangkit khusus bagi keperluan
listrik pengembangan SKEA
Melaksanakan diseminasi Membuat / mengadopsi
hasil – hasil litbang melalui standar – standar dan
proyek percontohan menerbitkan sertifikat
SKEA
Peran Industri
Melaksanakan promosi produk Mengembangkan Meningkatkan partisipasi
SKEA yang ada di pasaran kemungkinan pembiayaan dalam pengembangan dan
dalam pemanfaatan SKEA pemanfaatan teknologi SKEA
54
Melaksanakan optimasi dalam Mengembangkan dan Menyiapkan dana untuk
proses produksi komponen memproduksi berbagai pembangunan infrastruktur
SKEA model dan kapasitas SKEA pabrik SKEA skala besar
untuk berbagai segmen
pasar
Melaksanakan produksi Melaksanakan pabrikasi Melaksanakan pabrikasi
massal komponen SKEA komponen SKEA skala komponen SKEA skala
skala kecil s/d 10 kW kecil - menengah menengah - besar
Berkembangnya peluang Makin bertambahnya peran Banyaknya usaha swasta
usaha swasta produsen listrik usaha swasta produsen produsen listrik (IPP) yang
yang berbasis SKEA baik listrik (IPP) yang berbasis berbasis SKEA dan dapat go
untuk off-grid (stand alone) SKEA dengan kapasitas public (perusahaan public)
maupun grid connected besar baik untuk off-grid
(stand alone) maupun grid
connected
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang Mendorong pembangunan Membuat kerangka kerja
mendukung pengembangan infrastruktur teknologi peraturan dan kebijakan yang
pasar dengan pemberian SKEA (standar, sertifikat) mendukung pengembangan
insentif pajak dan regulasi dan pemanfaatan teknologi
lainya SKEA
Mendukung dan memberikan Mendukung standar Mendukung pemberian insentif
kemudahan kredit untuk nasional dan international pajak dan komponen biaya
program listrik pedesaan yang yang relevan untuk produk lainya dalam pengembangan
menggunakan teknologi SKEA SKEA dan pemanfaatan energi hijau
Meningkatkan koordinasi antar Melakukan koordinasi antar Melakukan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di pelaku litbang dan bisnis di pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEA bidang teknologi SKEA bidang teknologi SKEA
Membuat kerangka kerja Membuat kerangka kerja Mendorong usaha listrik yang
peraturan dan kebijakan yang peraturan dan kebijakan memanfaatkan teknologi SKEA
lebih mendukung usaha listrik yang mendukung usaha agar dapat menjadi
yang memanfaatkan teknologi listrik yang memanfaatkan perusahaan publik
SKEA teknologi SKEA agar dapat
menjadi perusahaan publik
Peran Industri
Mendukung terciptanya pasar Membangun infrastruktur Mendorong berlakunya
yang kompetitif jaringan distribusi untuk mekanisme pasar SKEA yang
memasarkan produk SKEA kompetitif dan terbuka
Meningkatkan pengertian dan Bersama sama pemerintah Bersama sama pemerintah
kepedulian masyarakat melanjutkan kegiatan melanjutkan kegiatan
terhadap pelaku bisnis dan penyuluhan, training penyuluhan, training kepada
pengguna SKEA kepada masyarakat dan masyarakat dan pengguna
pengguna

55
8. Roadmap Sektor Mikro Hidro

2005-2010 2010-2015 2015-2025

PASAR

PRODUK

TEKNOLOGI

LITBANG

56 Gugus Tugas Energi


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Percontohan PLTMH yang Mengembangkan generator Melanjutkan pengembangan
lengkap dan berskala dan sistem kendali PLTMH generator dan sistem kendali
komersial produk lokal PLTMH produk lokal

Pengembangan Turbin Low Pengembangan turbin Melanjutkan pengembangan


head PLTMH yang efisien dan turbin PLTMH yang efisien
pengembangan sistem dan pengembangan sistem
kapasitas 750 kW kapasitas 1 MW
Melakukan studi-studi Updating data potensi Updating data potensi PLTMH
kelayakan di daerah yang PLTMH di daerah dan di daerah dan melanjutkan
berpotensi untuk penerapan pembuatan Feasibility pembuatan Feasibility Study
PLTMH Study PLTMH PLTMH

Peran Industri
Memberi dukungan Mengusahakan pabrikasi Mengusahakan pabrikasi hasil
pendanaan pada proyek hasil pengembangan turbin, pengembangan turbin,
percontohan PLTMH yang generator dan sistem generator dan sistem kendali
lengkap dan berskala kendali PLTMH PLTMH
komersial
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Membentuk Pusat data dan Membentuk Pusat data dan Mengintegrasikan seluruh
informasi terpadu pada level informasi terpadu pada Pusat data dan informasi
nasional sebagai bagian level propinsi/ kabupaten terpadu yang ada dengan
promosi sebagai bagian promosi sistem jaringan informasi
regional maupun internasional
sebagai bagian promosi
Mengembangkan skema Bekerjasama dengan Mengembangkan inovasi
pendanaan untuk industri perbankan dan sistem pendanaan untuk
penyebarluaskan penggunaan finansial untuk mendorong mendorong pendanaan untuk
PLTMH yang pendanaan untuk industri industri kelistrikan yang
berkesinambungan kelistrikan yang berbasis berbasis pada PLTMH
pada PLTMH
Peran Industri
Melakukan investasi untuk Menciptakan model bisnis Melakukan inovasi-inovasi
manufakturing sistem PLTMH kelistrikan yang berbasis untuk model bisnis kelistrikan
guna memenuhi pasar pada PLTMH baik yang off yang berbasis pada PLTMH
domestik dengan target 60 grid (stand alone) maupun baik yang off grid (stand
MW on-grid, 15 MW off-grid yang terintegrasi dengan alone) maupun yang
terpasang jala-jala listrik (grid terintegrasi dengan jala-jala
connected) bekerjasama listrik (grid connected) untuk
dengan lembaga mencapai target pemanfaatan
perbankan dan finansial PLTMH 500 MW on-grid, 330
untuk mencapai target MW off-grid terpasang.
pemanfaatan PLTMH 150
MW on-grid, 50 MW off-grid
terpasang.

57
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menetapkan target Menetapkan target Menetapkan target
pemanfaatan PLTMH 0,02% pemanfaatan PLTMH pemanfaatan PLTMH 0,22%
energy mix nasional 0,06% energy mix nasional energy mix nasional
Peran Industri
Memberikan masukan kepada Memberikan masukan Menciptakan inovasi-inovasi
pemerintah dan legislatife kepada pemerintah untuk sistem financial untuk
tentang kebijakan yang harus mendorong dikeluarkannya mendukung perluasan pasar
dibuat untuk mendorong kebijakan sistem dukungan PLTMH
dikeluarkannya kebijakan financial yang lebih
insentif untuk investasi industri kondusif untuk usaha
komponen PLTMH kelistrikan berbasis PLTMH

58
9. Roadmap Sektor Energi Surya (Fotovoltaik)

Tahun 2005-2010

Pasar

Produk

Teknologi

Litbang

Gugus Tugas Energi


Kementerian Negara Riset dan Teknologi 59
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melaksanakan litbang Melanjutkan pelaksanakan Melaksanakan penelitian
Pemurnian silikon hingga ke litbang pemurnian silikon material dasar sel surya
’electronic grade’ hingga ke ’electronic grade’ lain selain silikon

Melaksanakan litbang untuk Melanjutkan melaksanakan Melanjutkan


bahan metal-organic gases litbang bahan metalorganic melaksanakan litbang
gases metalorganic gases untuk
mendukung industri sel
surya thin-film
Melaksanakan litbang teknologi Melaksanakan litbang Melanjutkan litbang
pembuatan sel surya silikon teknologi pembuatan sel teknologi pembuatan sel
monokristal dan silikon surya silikon monokristal dan surya silikon monokristal
polykristal silikon polykristal dengan dan silikon polykristal
tujuan untuk meningkatkan dengan tujuan untuk
kualitas dan umur sel dan meningkatkan kualitas
modul surya dan umur sel dan modul
surya
Melaksanakan koordinasi Melaksanakan litbang Melanjutkan litbang
seluruh balitbang dan teknologi pembuatan modul teknologi pembuatan modul
perguruan tinggi untuk surya dan pengembangan surya dan pengembangan
melakukan pemilihan jenis aplikasinya (hybrid, grid- aplikasinya (hybrid, grid-
teknologi sel surya yang sudah connected, building connected, building
siap diproduksi secara integrated, dll) integrated, dll)
komersial
Membangun pilot proyek Memberikan dukungan Melanjutkan memberikan
pabrikasi sel dan modul surya litbang kepada industri sel dukungan litbang kepada
untuk kebutuhan dalam negeri dan modul surya lokal industri sel dan modul
surya lokal
Peran Industri/Swasta
Mendukung kegiatan litbang Mengembangkan model Menciptakan bahan baru
modul surya untuk volume produksi yang dan peralatan dengan
monocrystal/polycrystal dengan tinggi dengan melihat efisiensi tinggi dan harga
menyiapkan dana pasokan bahan mentah yang murah
tersedia
Menggalang kerjasama Mengembangkan produk Mengembangkan metoda
kegiatan litbang PLTS skala kecil yang quality assurance/quality
mudah diinstalasi control untuk pengujian di
pabrik
Mengembangkan sistem Mengembangkan teknologi Mengembangkan industri
aplikasi PLTS yang handal dan komponen sistem-sistem komponen sistem-sistem
murah PLTS (misalnya hybrid, grid PLTS yang diintegrasikan
connected) pada bangunan.
Mengembangkan pilot proyek Melanjutkan pengembangan Mengembangkan industri
sistem PLTS untuk sistem PLTS untuk komponen sistem-sistem
dihubungkan ke jala-jala PLN dihubungkan ke jala-jala PLN PLTS untuk dihubungkan
ke jala-jala PLN

60
Peluang Pasar & Produk
Peran Pemerintah
Melaksanakan penerapan dan Melakukan pengkajian Melanjutkan pengkajian
pengkajian sistem PLTS secara penerapan sistem-sistem penerapan sistem-sistem
terus menerus dan bertahap PLTS hasil litbang PLTS hasil litbang
yang bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah
Melakukan pelatihan , dan Melanjutkan training dan Melanjutkan training dan
melaksanakan “public “public awareness” tentang “public awareness”
awarness” tentang PLTS secara PLTS di Indonesia. tentang PLTS di
terus menerus Indonesia.
Mengembangkan skema Bekerjasama dengan industri Mengembangkan inovasi
pendanaan untuk perbankan dan finansial untuk sistem pendanaan untuk
penyebarluasan penggunaan mendorong pendanaan untuk mendorong pendanaan
PLTS yang berkesinambungan industri kelistrikan yang untuk industri kelistrikan
berbasis pada PLTS yang berbasis pada PLTS
Memfasilitasi pengembangan Memfasilitasi pengembangan Memfasilitasi
infrastruktur distribusi untuk infrastruktur distribusi untuk pengembangan
penjualan retail penjualan retail infrastruktur distribusi
untuk penjualan retail
Menetapkan SNI sistem dan Menetapkan SNI komponen Menetapkan SNI
komponen PLTS agar terjadi dan sistem PLTS hasil inovasi komponen dan sistem
persaingan yang lebih sehat baru PLTS hasil inovasi baru
dalam upaya mendukung
diversifikasi sistem PLTS
sebagai pilihan konsumen
Peran Industri / Swasta
Menyiapkan pendanaan untuk Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem
pembangunan industri dan PLTS
melaksanakan promosi secara
intensif tentang pasar domestik
dan internasional.
Melakukan investasi untuk Menciptakan model bisnis Melakukan inovasi-inovasi
manufakturing sistem PLTS kelistrikan yang berbasis pada untuk model bisnis
guna memenuhi pasar PLTS baik yang off grid (stand kelistrikan yang berbasis
domestik, dengan target pasar alone) maupun yang pada PLTS baik yang off
rata-rata 50 MW per tahun terintegrasi dengan jala-jala grid (stand alone) maupun
listrik (grid connected) yang terintegrasi dengan
bekerjasama dengan lembaga jala-jala listrik (grid
perbankan dan finansial untuk connected)
mencapai target pemanfaatan
PLTS rata-rata 50 MW per
tahun

61
Kebijakan
Peran Pemerintah
Mengeluarkan kebijakan insentif Mengeluarkan kebijakan insentif (misalnya fiskal, moneter
seperti keringanan pajak bagi dan kolateral) untuk mendorong usaha kelistrikan yang
usaha PLTS dan mendorong berbasis pada PLTS
lembaga keuangan dan
perbankan menciptakan inovasi
“kredit” untuk mendorong
pemanfaatan sistem PLTS
Membuat Standard Nasional Mendorong pengembangan Menerapkan kewajiban
Indonesia untuk semua sistem- infrastruktur, seperti sertifikasi bagi penjualan
sistem PLTS laboratorium uji untuk sistem-sistem PLTS
sertifikasi
Mengeluarkan kebijakan tariff Menerapkan standard porto Mewajibkan standard
listrik khusus yang diarahkan folio energi terbarukan bagi porto folio energi
pada pencapaian pemanfaatan produsen listrik/ energi sebesar terbarukan bagi produsen
PLTS sesuai target yang 5% dari total pembangkitan listrik/ energi sebesar 5%
ditetapkan dalam Perpres dari total pembangkitan
05/2006
Mendorong keluarnya Memantau pelaksanaan Memantau pelaksanaan
kebijakan-kebijakan baik di kebijakan-kebijakan baik di kebijakan-kebijakan baik
tingkat pusat maupun daerah tingkat pusat maupun daerah di tingkat pusat maupun
yang lebih kondusif untuk yang lebih kondusif untuk daerah yang lebih
penerapan sistem PLTS penerapan sistem PLTS kondusif untuk penerapan
sistem PLTS
Peran Industri / Swasta
Memberikan masukan kepada Memberikan masukan kepada Menciptakan inovasi-
pemerintah dan legislative pemerintah untuk mendorong inovasi system finansial
tentang kebijakan yang harus dikeluarkannya kebijakan untuk mendukung
dibuat untuk mendorong sistem dukungan finansial perluasan pasar PLTS
dikeluarkannya kebijakan yang lebih kondusif untuk
insentif untuk investasi industri usaha kelistrikan berbasis
komponen PLTS PLTS
Bersama-sama pemerintah Mendorong penggunaan Memproduksi komponen-
membuat Standard Nasional standar nasional Indonesia komponen sistem PLTS
Indonesia untuk semua sistem- untuk produk-produk sesuai SNI dan
sistem PLTS komponen dan sistem yang bersertifikat
dihasilkan

62
10. Roadmap Sektor Surya Thermal

Surya Termal
2006 - 2010 2011 - 2015 2016 - 2025

Rumah Tangga, UKMK, Industri, Rumah Tangga, UKMK, Industri,


Pasar

Rumah Tangga, UKMK, Agroindustri, Rumah


Pasar

Rumah Sakit/Puskesmas, Rumah Sakit/Puskesmas,


Sakit/Puskesmas, Bangunan Komersial
Bangunan Komersial Bangunan Komersial

Solar Dryer, Solar Cooker , Solar


Solar Dryer , Solar Cooker, Solar Cooler/
Cooler/Refrigerator, Solar Water
Solar Dryer (Multi-produk), Solar Cooker , Solar Refrigerator, Solar Water Heater, Solar
Heater, Solar Still /Desalination , Eco-
Produk

Still /Desalination , Eco-House, Thermal-


Produk

Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still /


House, Thermal-Storage System,
Desalination , Eco-House, Thermal Storage System , Storage System , Solar Collector , Solar
Labelisasi Solar Collector , Solar Concentrator ,
Solar Collector , Solar Concentrator, Solar Thermal Concentrator, Solar Thermal Pump,
Solar Thermal Pump, Sterilisator ,
Pump, Sterilisator Sterilisator , Industrial Solar Process Heat ,
Industrial Solar Process Heat , Solar
OTEC, Solar Electric
Electric

Teknologi Surya Termal : Komponen Teknologi Teknologi Surya Termal & Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat
Teknologi
Teknologi

Passive /Noctural Cooiling , Surya Termal: Kolektor Pipe, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering
Fasilitas Lab . Heat Pump, Sistem Temperatur Tinggi
Uji Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam Turbine, Magnetized
Hibrida, Pendingin (Heat Pipe, dll),
Terakreditasi Termoelektrik, Pengering Thermal Storage, Plasma (Artificial Sun), OTEC, Absorber Coating (Thermal Material),
Multiproduk, Pompa Air Konsentrator Kolektor & Konsentrator Surya Termal

Kajian Teknologi
Skala Kecil-Medium : Survei Survei
Adsorption Cooling , Absorption Potensi Energi Surya , Potensi Potensi Energi Surya , Potensi
Cooling , Recirculation Solar Drying , Hasil Pertanian & Kelautan Hasil Pertanian & Kelautan
Daerah berbasis lokasi Daerah berbasis lokasi
Litbang

Konsentrator , Sterilisator,
Litbang

Desalinasi
Kajian /Pengembangan Kajian /Pengembangan
Kajian Teknologi
Material & Komponen : Material & Komponen :
Skala Kecil-Medium :
Material Baru untuk Thermoelectric Cooling , Material Baru untuk Thermoelectric Cooling ,
Adsorption Cooling , Absorption Cooling ,
Material Plastik UV Stabilized , Material Material Plastik UV Stabilized , Material
Standar Recirculation Solar Drying , Konsentrator ,
Transparent , Kolektor Tabung Hampa , Transparent , Kolektor Tabung Hampa ,
Peralatan & Sistem Sterilisator , Desalinasi
Thermal Storage Thermal Storage
Surya Termal

Gugus Tugas Energi 63


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2020)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melaksanakan litbang Melanjutkan litbang Teknologi Surya Termal skala
Teknologi Surya Termal skala aplikasi kecil-medium untuk kegiatan pra & pasca panen
aplikasi kecil-medium untuk pertanian, rumah tangga, klinik/puskesmas desa, industri
kegiatan pra & pasca panen kecil-menengah-Besar:
pertanian, rumah tangga, Adsorption Cooling, Absorption Cooling, Recirculation
klinik/puskesmas desa, industri Solar Drying, Konsentrator, Sterilisator, Desalinasi,
kecil-menengah: Industrial Solar Process Heat, OTEC
ƒ Pendingin Adsorbsi
(Adsorption Cooling),
Pendingin Absorpsi
(Absorption Cooling),
Pengering Surya Resirkulasi
(Recirculation Solar Drying),
Konsentrator, Sterilisator,
Desalinasi
Percontohan dan aplikasi Pengembangan aplikasi Pengembangan aplikasi
semi-komersial teknologi komersial teknologi Surya komersial : Solar Dryer,
Surya Termal: Solar Dryer Termal: Solar Dryer, Solar Solar Cooker, Solar
(Multi-produk), Solar Cooker, Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Solar
Solar Cooler/Refrigerator, Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar
Solar Water Heater, Solar Water Heater, Solar Still/Desalination, Eco-
Still/Desalination, Eco-House, Still/Desalination, Eco- House, Cool-Storage
Cool-Storage System, Solar House, Cool-Storage System, Solar Collector,
Collector, Solar Concentrator, System, Solar Collector, Solar Concentrator, Solar
Solar Thermal Pump, Solar Concentrator, Solar Thermal Pump,
Sterilisator Thermal Pump, Sterilisator, Sterilisator, Industrial
Industrial Solar Process Solar Process Heat,
Heat OTEC
Penelitian & Pengembangan Penelitian & Pengembangan Teknologi Surya Termal &
Komponen Teknologi Surya Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pipe, Heat
Termal: Kolektor Temperatur Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik,
Tinggi (Heat Pipe, dll), Thermal Pengering Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam
Storage, Konsentrator Turbine, Magnetized Plasma (Artificial Sun), OTEC,
Absorber Coating (Thermal Material), Kolektor &
Penelitian & Pengembangan Konsentrator Surya Termal
sistem Teknologi Surya
Termal: Passive/Noctural
Cooiling, Heat Pump, Sistem
Hibrida, Pendingin
Termoelektrik, Pengering
Multiproduk, Pompa Air

Mengembangkan Standar Peralatan & Sistem Surya Termal untuk aplikasi komersial
Pengembangan Fasilitas Lab. Uji Terakreditasi
Survei Potensi Energi Surya, Pengembangan Basis Data potensi aplikasi teknologi
Potensi Hasil Pertanian & Surya Termal
Kelautan Daerah berbasis
lokasi

64
Kajian /Pengembangan Material & Komponen: Material Baru untuk Thermoelectric
Cooling, Material Plastik UV Stabilized, Material Transparent, Kolektor Tabung Hampa,
Thermal Storage, etc.
Partisipasi dalam kegiatan Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait, dan
Litbang terapan terkait inisiatip melakukan investasi untuk produksi
Initiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga
Litbang dan Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target Bauran
energi Nasional

Market Opportunities (Peluang Pasar)


Peran Pemerintah
Sosialisasi: Sosialisasi:
• Kampanye, Konsultasi,
Pelatihan, Pendidikan, Menyediakan informasi
Penghargaan yang memadai dan akurat
• Menyediakan informasi yang yang diperlukan konsumen
memadai dan akurat yang
diperlukan konsumen
sebagai teknologi energi
alternatif untuk substitusi
BBM
Mengembangkan skema Bekerjasama dengan Mengembangkan inovasi
pendanaan untuk industri perbankan dan sistem pendanaan untuk
penyebarluasan penggunaan finansial untuk mendorong mendorong pendanaan
teknologi Surya Termal yang pendanaan untuk industri untuk industri produk
berkesinambungan produk teknologi Surya teknologi Surya Termal
Termal
Peran Industri
Menyiapkan pendanaan untuk Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem
pembangunan industri dan teknologi Surya Termal
melaksanakan promosi secara
intensif tentang pasar
domestik dan internasional.
Initiative procurement (Promosi peralatan Surya Termal)
Kebijakan
Peran Pemerintah
Membuat Standar Nasional Mendorong pengembangan Menerapkan kewajiban
Indonesia untuk semua infrastruktur, seperti sertifikasi/Labelisasi bagi
sistem-sistem Surya Termal laboratorium uji untuk penjualan sistem-sistem
dan Labelisasi sertifikasi & Labelisasi Surya Termal
Mendorong keluarnya Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di
kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk
tingkat pusat maupun daerah penerapan sistem energi surya
yang lebih kondusif untuk
penerapan sistem energi
surya
Kebijakan Insentif:
mendorong penerapan teknologi energi surya termal yang bersih lingkungan
Kebijakan Transformasi Pasar:
meningkatkan penggunaan produk yang memanfaatkan sumber energi surya termal di
masyarakat

65
Kebijakan Informasi:
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang sumber-sumber energi
terbarukan
Peran Industri
Partisipasi aktif dalam Memberikan masukan untuk
pelaksanaan kebijakan meningkatkan efektivitas
pemerintah dan memberikan kebijakan pemerintah
masukan untuk meningkatkan
efektivitas kebijakan
pemerintah
Bersama-sama pemerintah Mendorong penggunaan Memproduksi komponen-
membuat Standar Nasional standar nasional Indonesia komponen sistem
Indonesia untuk semua untuk produk-produk teknologi energi surya
sistem-sistem teknologi energi komponen dan sistem termal sesuai SNI dan
surya termal aplikasi bersertifikat
Memberikan masukan kepada Memberikan masukan Menciptakan inovasi-
pemerintah dan legislative kepada pemerintah untuk inovasi system finansial
tentang kebijakan yang harus mendorong dikeluarkannya untuk mendukung
dibuat untuk mendorong kebijakan sistem dukungan perluasan pasar teknologi
dikeluarkannya kebijakan finansial yang lebih kondusif energi surya
insentif untuk investasi industri untuk usaha produksi
komponen energi surya teknologi energi surya

66
11. Roadmap Sektor Energi Arus Laut

Tahun 2005 – 2010 2011 – 2015 2016 - 2025

Pasar Pengguna Khusus 12 x 25 kW off Grid 10 x 1000 mW of Grid

SKEAL Skala Kecil SKEAL Skala SKEAL Skala > 500 kW


Produk (Penelitian) 4 x 25kW (5 x 100kW)

Teknologi SKEAL Skala 25kW (terapung) SKEAL Skala > 500 kW


SKEAL Skala Kecil 1 kW
(Konstruksi Terapung, Terbenanm) SKEAL Skala 50 kW (terbenam) (terapung dan terbenam)
(Kandungan Lokal Tinggi) (kandungan lokal tinggi)

Struktur terapung, Struktur terapung, Struktur terapung,


struktur terbenam, generator kecp. struktur terbenam, generator kecp. struktur terbenam, generator kecp.
Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Rendah, Sudu Turbin, Gear Box,
Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor Sistem Kendali, SIstem Kapasitor
Sistem Kendali, SIstem Kapasitor /Inverter, Material, /Inverter, Material,
/Inverter, Material Sistem Insfeksi & Sertifikasi Sistem Inspeksi& Sertifikasi
Litbang

Pembuatan Peta Potensi Energi


Pemetaan Rinci Energi Arus Laut
Arus Laut di Wilayah Indonesia
di Daerah Potensial
(Survey & Simulasi Numerik)

Gugus Tugas Energi 67


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan Melaksanakan pemetaan Melaksanakan Litbang untuk
potensi arus laut untuk SKEAL lebih rinci untuk daerah- SKEAL skala menengah
( survey dan simulasi numerik) daerah yang potensial untuk dalam jumlah banyak
di Indonesia SKEAL (Marine Curent Turbin Tidal
Farm)
Melaksanakan litbang Melaksanakan litbang kinerja Meningkatkan litbang dalam
berbagai sistim konversi SKEAL terhadap lingkungan rancang bangun dan
energi Arus Laut ( SKEAL ) tropis dan sksla menegah rekayasa komponen SKEAL
yakni konversi SKEAL sumbu terhadap lingkungan laut dengan teknologi tinggi
turbin horisontal dan vertikal yang bergelombang

Melakasanakan litbang rotor Meningkatkan kemampuan Meningkatkan litbang


daun turbin yang cocok rancang bangun rekayasa rancang bangun sistem
dengan perairan Indonesia sistem Darieus turbine blade kendali SKEAL
dan meningkatkan tidak simetris skala kecil dan
performance dan efisiensi analisis disain rancang
SKEAL Darieus turbine blade bangun sistem SKEAL skala
tidak simetris skala kecil menengah.
Meningkatkan kinerja dan Meningkatkan kinerja dan Mengembangkan
efisiensi sistem SKEAL skalaefisiensi sistem SKEAL skala pemanfaatan teknologi
kecil dengan menengah dengan SKEAL untuk berbagai
mempertimbangkan pengaruh mempertimbangkan keperluan
gelombang dan lingkungan pengaruh gelombang dan
sekelilingnya serta lingkungan sekelilingnya
mengoptimumkan sistem serta mengoptimumkan
kendalinya. pengembangan sistem
kendalinya.
Membuat Prototipe SKEAL Membuat prototipe SKEAL
skala 1 kW skala 25 kW dan
meningkatkan kemampuan
rancang bangun SKEAL
skala menengah (50-300
kW)
Peran Industri
Menurunkan biaya produksi Menurunkan biaya Meningkatkan kualitas
dengan meningkatkan volume perawatan dengan pemilihan produksi komponen –
produksi komponen yang handal komponen SKEAL
Mengurangi biaya konstruksi Mendukung pemerintah Meningkatkan penggunaan
tower dan instalasi serta dalam pembiayaan riset-riset komponen lokal untuk
komponen lainya komponen SKEAL pembuatan komponen
SKEAL
Mengembangkan peralatan Meningkatkan kehandalan
dan proses untuk kegiatan sistem melalui pemilihan
produksi SKEAL material yang sesuai namun
relatif murah
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan Melanjutkan pemetaan Melanjutkan pemetaan
68
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
potensi energi Arus Laut dan potensi energi arus laut dan potensi energi Arus Laut
pengguna untuk pemanfaatan pengguna untuk dan pengguna untuk
SKEAL pemanfaatan SKEAL pemanfaatan SKEAL
Menyelenggarakan Meningkatkan informasi dan Melaksanakan training dan
openhouse, pameran, dan pendidikan (sekolah dan luar penyuluhan kepada
workshop sekolah) dalam pemanfaatan masyarakat pengguna
SKEAL
Menerbitkan / Mendukung mekanisme Mengembangkan strategi
mempublikasikan hasil – hasil pasar dalam efektifitas untuk mendapatkan material
litbang dan produk SKEAL distribusi komponen unggulan untuk penggunaan
komponnen pembangkit khusus bagi keperluan
listrik pengembangan SKEAL
Melaksanakan diseminasi Membuat / mengadopsi
hasil – hasil litbang melalui standar – standar dan
proyek percontohan menerbitkan sertifikat
SKEAL
Peran Industri
Melaksanakan promosi produk Mengembangkan Meningkatkan partisipasi
SKEAL yang ada di pasaran kemungkinan pembiayaan dalam pengembangan dan
dalam pemanfaatan SKEAL pemanfaatan teknologi
SKEAL
Melaksanakan optimasi dalam Mengembangkan dan Menyiapkan dana untuk
proses produksi komponen memproduksi berbagai pembangunan infrastruktur
SKEAL model dan kapasitas SKEAL pabrik SKEAL skala besar
untuk berbagai segmen
pasar
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang Mendorong pembangunan Membuat kerangka kerja
mendukung pengembangan infrastruktur teknologi peraturan dan kebijakan
pasar dengan pemberian SKEAL (standar, sertifikat) yang mendukung
insentif pajak dan regulasi pengembangan dan
lainya pemanfaatan teknoloogi
SKEAL
Mendukung dan memberikan Mendukung standar nasional Mendukung pemberian
kemudahan kredit untuk dan international yang insentif pajak dan komponen
program listrik menggunakan relevan untuk produk SKEAL biaya lainya dalam
teknologi SKEAL pengembangan dan
pemanfaatan energi hijau
Meningkatkan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEAL
Peran Industri
Mendukung terciptanya pasar Membangun infrastruktur Mendorong berlakunya
yang kompetitif jaringan distribusi untuk mekanisme pasar SKEAL
memasarkan produk SKEAL yang kompetitif dan terbuka
Meningkatkan pengertian dan Melanjutkan kegiatan
kepedulian masyarakat penyuluhan kepada
terhadap pelaku bisnis dan masyarakat dan memberikan
pengguna SKEAL training

69
12. Roadmap Sektor Energi Gelombang

2005-2010

Pasar

Produk

Teknologi

Litbang

70 Gugus Tugas Energi


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melaksanakan litbang berbagai Melaksanakan litbang untuk Meningkatkan litbang
sistim konversi energi meningkatkan performance dalam rancang bangun
gelombang selain OWC Berbagai Sistem Konversi dan rekayasa komponen
Energi Gelombang (SKEG) SKEG dengan teknologi
tinggi
Meningkatkan performance dan Meningkatkan kemampuan Meningkatkan litbang
efisiensi SKEG metode OWC rancang bangun rekayasa rancang bangun sistem
skala kecil sistem OWC kendali SKEG
interkoneksi
Meningkatkan partisipasi Meningkatkan kemampuan Mengembangkan
masyarakat daerah dalam analisis desain dan rancang pemanfaatan teknologi
pengembangan dan bangun SKEG SKEG untuk berbagai
pemanfaatan teknologi SKEG keperluan

Peran Industri
Menurunkan biaya produksi Menurunkan biaya perawatan Meningkatkan kualitas
dengan meningkatkan volume dengan pemilihan komponen produksi komponen –
produksi yang handal komponen SKEG
Mengurangi biaya konstruksi Mendukung pemerintah dalam Meningkatkan
tower dan instalasi serta pembiayaan riset-riset penggunaan komponen
komponen lainya komponen SKEG lokal untuk pembuatan
komponen SKEG
Mengembangkan peralatan dan Meningkatkan kehandalan
proses untuk kegiatan produksi sistem melalui pemilihan
SKEG material yang sesuai namun
relatif murah

Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan Melanjutkan pemetaan Melanjutkan pemetaan
potensi energi angin dan potensi energi gelombang dan potensi energi gelombang
pengguna untuk pemanfaatan pengguna untuk pemanfaatan dan pengguna untuk
SKEG SKEG pemanfaatan SKEA
Menyelenggarakan openhouse, Meningkatkan informasi dan Melaksanakan training
pameran, dan workshop pendidikan (sekolah dan luar dan penyuluhan kepada
sekolah) dalam pemanfaatan masyarakat pengguna
SKEG
Menerbitkan / mempublikasikan Mendukung mekanisme pasar Mengembangkan strategi
hasil – hasil litbang dan produk dalam efektifitas distribusi untuk mendapatkan
SKEG komponen komponnen material unggulan untuk
pembangkit listrik penggunaan khusus bagi
keperluan pengembangan
SKEG
Melaksanakan diseminasi hasil Membuat / mengadopsi
– hasil litbang melalui proyek standar – standar dan
percontohan menerbitkan sertifikat SKEG

71
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Peran Industri

Melaksanakan promosi produk Mengembangkan Meningkatkan partisipasi


SKEG yang ada di pasaran kemungkinan pembiayaan dalam pengembangan
dalam pemanfaatan SKEG dan pemanfaatan
teknologi SKEG
Melaksanakan optimasi dalam Mengembangkan dan Menyiapkan dana untuk
proses produksi komponen memproduksi berbagai model pembangunan
SKEG dan kapasitas SKEA untuk infrastruktur pabrik SKEG
berbagai segmen pasar skala besar
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang Mendorong pembangunan Membuat kerangka kerja
mendukung pengembangan infrastruktur teknologi SKEG peraturan dan kebijakan
pasar dengan pemberian (standar, sertifikat) yang mendukung
insentif pajak dan regulasi pengembangan dan
lainya pemanfaatan teknoloogi
SKEG
Mendukung dan memberikan Mendukung standar nasional Mendukung pemberian
kemudahan kredit untuk dan international yang relevan insentif pajak dan
program listrik menggunakan untuk produk SKEG komponen biaya lainya
teknologi SKEG dalam pengembangan
dan pemanfaatan energi
hijau
Meningkatkan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEG
Peran Industri
Mendukung terciptanya pasar Membangun infrastruktur Mendorong berlakunya
yang kompetitif jaringan distribusi untuk mekanisme pasar SKEG
memasarkan produk SKEG yang kompetitif dan
terbuka
Meningkatkan pengertian dan Melanjutkan kegiatan
kepedulian masyarakat penyuluhan kepada
terhadap pelaku bisnis dan masyarakat dan memberikan
pengguna SKEG training

72
13. Roadmap Sektor Energi Hidrogen/Fuel Cell

Tahun 2005 2010 2015 2025

Pasar

1 MW 50 MW 250 MW

Produk

Teknologi

Litbang

Gugus Tugas Energi 73


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)

Peran institusi Litbang : Peran institusi Litbang : Peran institusi Litbang :


Disain dan pengembangan Disain dan pengembangan Disain dan
stack Proton Exchange Fuel sistem PEFC kapasitas pengembangan system
Cell (PEFC) dan unit portable hingga 50 kW, dengan power generator PEFC
PEFC kapasitas per unit 2 – kandungan lokal 70-90 % . dengan kapasitas modular
5 kW dengan kandungan Sasaran untuk pembangkit 50 kW untuk digunakan
lokal hingga 70%. Sasaran listrik mikro di rumah tangga, sebagai unit utilitas, di
untuk pembangkit listrik mikro unit emergency, penggunaan Rumah sakit, maupun
di rumah tangga, unit khusus, telekomunikasi, dan hotel. Sasaran kandungan
emergency, penggunaan utk alat transportasi. lokal hingga 90 %.
khusus, dan telekomunikasi.

Peran Pemerintah : Peran Pemerintah : Peran Pemerintah :


- Keringanan pajak dan - Insentif pajak dan - Insentif pajak dan
dukungan kemudahan dukungan kemudahan dukungan kemudahan
import sistem/komponen untuk pengembangan untuk pengembangan
fuel cell untuk industri fuel cell di dalam industri fuel cell di dalam
pengembangan dan negeri. negeri.
penguasaan teknologi fuel - Penggunaan sistem - Secara konsisten dan
cell di dalam negeri. portable fuel cell di fasilitas- dukungan penuh untuk
- Mendorong penggunaan fasilitas yang dipunyai oleh meningkatkan peran
sistem portable fuel cell di pemerintah dan mendorong serta dan kesadran
fasilitas-fasilitas yang penggunaannya di publik dalam
dipunyai oleh pemerintah. masyarakat luas. penggunaan teknologi
- Pembuatan regulasi dan - Mendukung penyiapan fuel cell.
standarisasi yang sarana pendukung - Mendukung
diperlukan. penggunaan teknologi fuel pengembngan sarana
- Menetapkan persentase cell pendukung penggunaan
kontribusi pembangkit - Menetapkan tahapan teknologi fuel cell
energi ramah lingkungan persentase penggunaan - Pembuatan dan
dan terbarukan. komponen yang penyesuaain regulasi
- Sosialisasi Penggu-naan dikembangkan dengan dan standarisasi bila
Teknologi Energi Hidrogen teknologi bangsa sendiri diperlukan.
dan Ternologi Fuel Cell dalam industri manufaktur - Sosialisasi Penggu-
di Indonesia. naan Teknologi Energi
- Pembuatan dan Hidrogen dan Ternologi
penyesuaain regulasi dan Fuel Cell
standarisasi bila
diperlukan.
- Sosialisasi Penggunaan
Teknologi Energi Hidrogen
dan Ternologi Fuel Cell

74
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)

Peran Swasta : Peran Swasta : Peran Swasta :


ƒ Bekerjasama dan membuat ƒ Mengembangkan instalasi • Pengembangan dan
jaringan dengan institusi produksi, penyimpanan dan diversifikasi produk fuel
litbang dalam negri dalam pendistribusian gas cell.
pertukaran informasi, hidrogen. • Melakukan investasi
pengembangan prototipe ƒ Mendukung aktif dalam manufaktur untuk
untuk komponen subsitusi, pengembangan standar menigkatkan
dan manufucturing. industri untuk peralatan kemampuan dan
ƒ Mengembangkan unit fuel cell. pemenuhan permintaan
perakitan dengan multi ƒ Membangun dan pasar dalam negeri dan
sourcing components, dan mengembangkan peluang export.
dengan sasran terus kemampuan industri • Meningkatkan
meningkatkan kandungan manufucturing fuel cell di pengembangkan
komponen lokal. dalam negeri. instalasi produksi,
ƒ Meningkatkan kapasitas ƒ Pengembangan dan penyimpanan dan
produk dan dana investasi diversifikasi produk pendistribusian gas
serta menciptakan komponen fuel cell. hidrogen.
kerjasama dengan investor
luar negeri.

Sasaran Kapasitas Sasaran Kapasitas Sasaran Kapasitas


Terpasang dan Pengguna : Terpasang dan Pengguna : Terpasang dan
1 Mega Watt 50 Mega Watt Pengguna :
• 2005 : s.d 15 kW, jenis • Sistem dengan kapasitas 250 Mega Watt
portable, ±10 unit hingga 50 kW mulai di • Teknologi sistem
digunakan di rumah tangga gunakan, khususnya untuk Portable telah sangat
(rt) kls menengah keatas komplek industri pariwisata, maju dan teruji
sbg back-up sistem back up sistem pada keandalannya.
• 2006 : s.d 50 kW, instalasi khusus. • Harga investasi per kW
portable,± 20 unit • Terintegrasi dengan jenis telah sangat kompetitif
digunakan di rumah tangga EBT lain ( PV dan Wind) dengan pembangkit
kls menengah keatas sbg menjadi sistem pembangkit portable konvensional
back-up sistem tersebar yang digunakan menggunakan bahan
• 2007 : s.d 100 kW, ±50 pada daerah terpencil bakar non-EBT.
unit portable, digunakan untuk keperluan khusus, a.l • Mekanisme
juga di industri parawisata. daerah wisata, pangkalan perkembangan
• 2008 : s.d 250 kW, ±125 militer, telekomuni-kasi, penggunaan telah
unit portable di rt dan industri budidaya memasuki tahap
industri parawisata perikanan. mengkuti mekanisme
• 2009 : s.d 500 kW, ±200 • 2011 : s.d 5 MW , ± pasar.
unit, diperkirakan mulai 2500 unit* • Diperkirakan
digunakan juga pada sistem • 2012 : s.d 10 MW , ± penggunaan untuk
telekomunikasi sbg catu 5000 unit* sistem transportasi
daya dan back up system • 2013 : s.d 20 MW , ± 10 dimulai. Biaya per kW utk
• 2010 : s.d 1000 kW, ±400 000 unit* transportasi sudah
unit, digunakan di rt, unit • 2014 : s.d 35 MW , ± 17 mendekati US$ 100 s.d
parawisata, dan 500 unit* US $50.
telekomunikasi 2015 : s.d 50 MW ,

75
( 1kg Hidrogen ekivalen dengan 3,93 liter bahan bakar minyak, ekivalen dengan
33,5 kWjam listrik )
Penggunaan 5 jam per hari Penggunaan 7 jam per hari Penggunaan10 jam per hari
selama 1 tahun : selama 1 tahun : selama 1 tahun :
ƒ 2005 ; 1,6 ton Hidrogen ƒ 2005 ; 2,2 ton Hidrogen ƒ 2005 ; 3,2 ton Hidrogen
ƒ 2005 ; 5,4 ton Hidrogen ƒ 2005 ; 7,6 ton Hidrogen ƒ 2005 ; 10,9 ton Hidrogen
ƒ 2007 ; 10,8 ton Hidrogen ƒ 2007 ; 15,3 ton Hidrogen ƒ 2007 ; 21,8 ton Hidrogen
ƒ 2008 ; 27,2 ton Hidrogen ƒ 2008 ; 38,1 ton Hidrogen ƒ 2008 ; 54,5 ton Hidrogen
ƒ 2009 ; 54,5 ton Hidrogen ƒ 2009 ; 76,3 ton Hidrogen ƒ 2009 ; 109,5 ton Hidrogen
ƒ 2010 ; 108,9 ton ƒ 2010 ; 152,5 ton ƒ 2010 ; 217,9 ton
Hidrogen Hidrogen Hidrogen
ƒ 2011 ; 544,8 ton ƒ 2011 ; 762,7 ton ƒ 2011 ; 1089,5 ton
Hidrogen Hidrogen Hidrogen
ƒ 2012 ; 1089,5 ton ƒ 2012 ; 1525,4 ton ƒ 2012 ; 2179,1 ton
Hidrogen Hidrogen Hidrogen
ƒ 2013 ; 2179,1 ton ƒ 2013 ; 3050,7 ton ƒ 2013 ; 4358,2 ton
Hidrogen Hidrogen Hidrogen
ƒ 2014 ; 3813,4 ton ƒ 2014 ; 5338,8 ton ƒ 2014 ; 7626,9 ton
Hidrogen Hidrogen Hidrogen
ƒ 2015 ; 5447,7 ton ƒ 2015 ; 7626,9 ton ƒ 2015 ; 10.896,5 ton
Hidrogen Hidrogen Hidrogen
ƒ 2016-2020 ; 68.097 ton ƒ 2016-2020 ; 95.335 ton ƒ 2016-2020 ; 136.194 ton
Hidrogen Hidrogen Hidrogen

76
14. ROADMAP SEKTOR INDUSTRI ENERGI NUKLIR

Tahun 2005-2010 2011-2015 2016-2025

PLTN 1, 2, 3 & 4 beroperasi Tahun


Pasar
2016, 2017, 2023 & 2024 4-5% listrik Jamali

Konstruksi PLTN 3 & 4


Basis data untuk pengambilan Konstruksi PLTN 1 & 2
Tahun 2018 dan 2019
kebijakan pengelolaan energi Tahun 2010 dan 2011
Produk nuklir jangka panjang
Desain pabrik pengolahan bahan Desain sistem dan Peta Cadangan Uranium di
dan elemen bakar nuklir komponen PLTN seluruh Indonesia

Eksplorasi daerah potensial di Teknologi reaktor dan sistem PLTN Desain dan rancang-bangun
Indonesia Sistem & komponen PLTN
Teknologi
/Eksplorasi Pemilihan teknologi daur Rancang-bangun pabrikasi Pabrikasi BBN dan proses
BBN BBN dan pengelolaan limbah pengolahan limbah

Persiapan Litbang teknologi


pembangunan & operasi daur BBN

Litbang operasi Litbang industri


Litbang dan perawatan komponen PLTN

Litbang keselamatan
Kajian tekno- PLTN
ekonomi bahan
bakar nuklir (BBN)

Pemetaan cadangan uranium di seluruh wilayah Indonesia

Gugus Tugas Energi 77


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Basis data untuk pengambilan Updating data sebagai bagian Data terbukti tentang
kebijakan pengembangan dari pengembangan kapasitas pasokan Uranium jangka
bahan bakar nuklir dan pasokan Uranium jangka panjang untuk
pengelolaan Uranium jangka panjang. mengamankan operasi
panjang. PLTN.

Explorasi Uranium di daerah Eksplorasi Uranium di daerah Cadangan Uranium di


Kalimantan, serta Sumatera dan daerah lainnya seluruh wilayah Indonesia.
pengembangan pabrik di Indonesia.
Uranium Oksida (Yellow
Cake) skala pilot.
Kajian teknologi dan ekonomi Desain pabrik bahan dan Produksi bahan dan
bahan bakar nuklir yang elemen bakar nuklir. elemen bakar nuklir.
disesuaikan dengan jenis
PLTN yang akan
dikembangkan di Indonesia.
Kajian teknologi pengolahan Desain pabrik pengolahan Proses pengolahan limbah
limbah nuklir dan proses limbah nuklir dan nuklir dan penyimpanan
penyimpanan bahan bakar penyimpanan bahan bakar bahan bakar nuklir bekas.
nuklir bekas. nuklir bekas.

Teknologi Reaktor dan


Sistem PLTN

Dukungan untuk persiapan Penyiapan laboratorium Dukungan litbang untuk


pembangunan (Pre-project Science & technology base operasi dan perawatan
activities), penyiapan URD, bidang teknologi PLTN, serta desain komponen dan
BIS, PSAR, transfer teknologi khususnya nuklir sistem PLTN.
dan partisipasi industri
nasional.

Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000Mwe

Public information & Penerimaan masyarakat Penerimaan masyarakat


education, program terhadap pembangunan terhadap pengoperasian
penerimaan masyarakat PLTN. PLTN.
terhadap PLTN.
UU dan aturan Sistem perizinan untuk Perizinan pembangunan
pelaksanaannya, penyiapan Pembangunan dan PLTN ke 3, 4 dan izin
dan penyelesaian sistem pengoperasian PLTN. pengoperasian PLTN ke 1,
perizinan nasional, perizinan 2, 3, 4.
konstruksi PLTN ke 1 & 2.
Penyiapan tapak dan draf Penyiapan tapak dan draf Penyiapan studi tapak
78
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
dokumen pendukung URD, dokumen pendukung URD, terpilih lainnya di Wilayah
PSAR, BIS serta pendanaan PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4. Jamali.
dan pembentukan pemilik
(owner) untuk PLTN 1 & 2.
Litbang pembangunan dan Transfer teknologi dan Panas mencapai >30 %.
pengoperasian PLTN, serta partisipasi industri nasional.
transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional
(parnas).
Litbang keselamatan untuk Analisis keselamatan untuk Jaminan keselamatan
mendukung perizinan dokumen izin konstruksi. operasi PLTN berikutnya.
pembangunan dan
pengoperasian PLTN, serta
dikuasainya karakteristik
keselamatan calon reaktor.
Peran Industri
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan


litbang pemerintah dalam litbang pemerintah dalam institusi litbang pemerintah
pengembangan teknologi, pengembangan teknologi dalam pengembangan
ekonomi dan pendanaan produksi bahan bakar nuklir desain dan prototipe untuk
pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah komponen peralatan pabrik
dan pengolahan limbah radioaktif dalam rangka dan proses manufacturing,
radioaktif. transfer teknologi dan serta pengembangan
partisipasi industri nasional. material/bahan peralatan
yang semakin efisien
dengan harga yang makin
bersaing.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN

Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan


litbang pemerintah dalam litbang pemerintah dalam institusi litbang pemerintah
pengembangan teknologi, pengembangan teknologi dalam pengembangan
ekonomi dan pendanaan PLTN, khususnya bagian desain dan prototipe untuk
dalam rangka persiapan kenukliran (nuclear island) komponen PLTN dan
pembangunan PLTN, rangka dalam rangka transfer proses manufacturing,
transfer teknologi dan teknologi dan partisipasi serta pengembangan
partisipasi industri nasional. industri nasional. material/bahan peralatan
yang semakin efisien
dengan harga yang makin
bersaing.

79
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000Mwe

Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan


litbang pemerintah dalam litbang pemerintah dalam institusi litbang pemerintah
penyiapan tapak dan draf penyiapan tapak dan draf dalam pelaksanaan studi
dokumen pendukung URD, dokumen pendukung URD, detil tapak terpilih lainnya di
PSAR, BIS serta pendanaan PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4. Wilayah Jamali.
dan pembentukan pemilik
(owner) untuk PLTN 1 & 2.
Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan
litbang pemerintah dalam litbang pemerintah dalam institusi litbang pemerintah
pengembangan teknologi, pengembangan teknologi dalam pengembangan
ekonomi dan pendanaan PLTN, khususnya bagian desain dan prototipe untuk
dalam rangka persiapan kenukliran (nuclear island) komponen PLTN dan
pembangunan PLTN, rangka dalam rangka transfer proses manufacturing,
transfer teknologi dan teknologi dan partisipasi serta pengembangan
partisipasi industri nasional. industri nasional. material/bahan peralatan
yang semakin efisien
dengan harga yang makin
bersaing.
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Membantu BUMN dalam Membantu BUMN dalam Membantu BUMN dalam


mengusahakan transfer mengembangankan desain mengembangankan desain
teknologi tentang komponen komponen dan sistem dan manufacturing
dan sistem pabrikasi bahan pabrikasi, serta pembangunan komponen dan sistem
bakar nuklir dan pengolahan pabrik bahan bakar nuklir dan pabrikasi bahan bakar
limbah radioaktif. pengolahan limbah radioaktif. nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN

Membantu BUMN/Swasta
dalam mengushakan transfer Membantu BUMN/Swasta Membantu BUMN/Swasta
teknologi dan pengembangan dalam pengembangan desain dalam pengembangan
desain komponen dan sistem komponen dan sistem PLTN. desain komponen dan
PLTN. sistem PLTN.
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe

Membantu BUMN/Swasta Membantu BUMN/Swasta Membantu BUMN/Swasta


dalam program penyiapan dalam proses pembangunan dalam proses
pembangunan PLTN 1 & 2, PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.
termasuk penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4.
partisipasi industri nasional.

80
Peran Industri
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Mengusahakan transfer Mengembangkan desain Mengembangkan desain


teknologi tentang komponen komponen dan sistem dan manufacturing
dan sistem pabrikasi bahan pabrikasi, serta komponen dan sistem
bakar nuklir dan pengolahan pembangunan pabrik bahan pabrikasi bahan bakar
limbah radioaktif. bakar nuklir dan pengolahan nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif. limbah radioaktif.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN

Mengusahakan transfer Mengusahakan transfer Mengusahakan transfer


teknologi yang terkait dengan teknologi serta teknologi serta
komponen dan sistem PLTN. pengembangan desain pengembangan desain dan
komponen dan sistem PLTN. manufacturing komponen
dan sistem PLTN.
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe

Bekerjasama dengan institusi Berperan aktif pada proses Berperan aktif pada proses
litbang pemerintah pembangunan PLTN 1 & 2, pembangunan PLTN 3 & 4,
melaksanakan program khususnya partisipasi industri khususnya partisipasi
penyiapan pembangunan nasional dan penyiapan industri nasional.
PLTN 1 & 2, khususnya pembangunan PLTN 3 & 4.
partisipasi industri nasional.
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Bersama BUMN Menetapkan sistem insentif Menetapkan sistem insentif


merencanakan dan dan disinsentif dalam transfer dan disinsentif dalam
mengusahakan sendiri teknologi dan pengembangan pengembangan/desain
pabrikasi bahan bakar nuklir sistem pabrikasi bahan bakar komponen dan sistem serta
dan pengolahan limbah nuklir dan pengolahan limbah manufakturing pabrik
radioaktif, karena sifatnya radioaktif. bahan bakar nuklir dan
yang strategis secara politis pengolahan limbah
dan keamanan nasional. radioaktif.

Teknologi Reaktor dan


Sistem PLTN

Merencanakan dan Menetapkan sistem insentif Menetapkan sistem insentif


melaksanakan program dan disinsentif dalam transfer dan disinsentif serta
transfer teknologi, teknologi dan pengembangan pengembangan desain
pengembangan/desain desain komponen dan sistem komponen dan sistem
komponen dan sistem PLTN, PLTN. PLTN.
serta mengusahakan
partisipasi industri nasional

81
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe

Mendorong penggunaan Mendukung dan menetapkan Mendukung dan


energi nuklir dalam program sistem insentif dan disinsentif menetapkan sistem insentif
diversifikasi energi nasional, pada proses penyiapan dan dan disinsentif pada proses
serta menetapkan persentase pembangunan PLTN 1 & 2 pembangunan PLTN 3 & 4.
kontribusi energi nuklir dan penyiapan pembangunan
terhadap penyediaan energi PLTN 3 & 4.
nasional, dan kontribusi
prosentasi parnas.
Peran Industri
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Merencanakan dan Mengusahakan transfer Mengusahakan


mengusahakan pabrikasi teknologi dan pengembangan pengembangan/desain
bahan bakar nuklir dan sistem pabrikasi bahan bakar komponen dan sistem serta
pengolahan limbah radioaktif. nuklir dan pengolahan limbah manufakturing pabrik
radioaktif. bahan bakar nuklir dan
pengolahan limbah
radioaktif.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN

Merencanakan dan Melaksanakan program Melaksanakan program


melaksanakan program transfer teknologi dan pengembangan/ desain
transfer teknologi, pengembangan/desain dan manufakturing
pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN. komponen dan sistem
komponen dan sistem PLTN, PLTN.
serta mengusahakan
partisipasi industri nasional.

Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe

Mengusahakan pembentukan Mengusahakan proses Mengusahakan proses


pemilik (owner) PLTN dan penyiapan dan pembangunan pembangunan PLTN 3 & 4.
proses pendanaannya. PLTN 1 & 2 dan penyiapan
pembangunan PLTN 3 & 4.

82
15. Roadmap Sektor Energi Batubara
2005 - 2010 2011 - 2015 2016 - 2025

Coal Co. , Industri ( tekstil, semen, kimia,dll) , Daerah, PLN PLN, Daerah, Industri Industri (petrokimia),
Pasar Ekspor Transportasi

Mesin Polution Kemampuan B.B. Cair


Produk Marketable Control
Pulverizer Boile PLTU
Briket Nasional PLTU Chemicals
Coal r

Sistem
Teknologi
Proses/pembangkit
Upgrading Briket Polution Pulverizing Boiler Integrasi Liquefaksi, Separasi,
Efisien, Ramah
Teknologi Control
Sistem Lingkungan
B.B. Alternatif

Disain
Disain
Fine CB Mill Fire Konsep
Komp.
DeSOx

Up- Tek.
Karboni
grading
sasi Chemical
Analysis
Litbang Tek.
Pembakaran

Karakterisasi

Mapping Teknologi
Teknologi Hidrogenas
Bio-Coal Gasifikasi

Gugus Tugas Energi 83


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Finalisasi mapping dan
karakterisasi (sifat kimia dan
fisik) batubara Melakukan kerjasama Peningkatan kapasitas
Meningkatkan litbang dengan industri dan teknologi nasional di bidang
Teknologi up-grading perusahaan tambang pemanfaatan batubara
(blending, peningkatan nilai batubara untuk peningkatan peringkat rendah
kalor, pencucian, bio-coal ke skala komersial
mixed fuel, pembriketan
batubara) serta pembuatan
prototipe berdasarkan
kemampuan bangsa sendiri
Meningkatkan litbang di bidang Melakukan litbang di bidang Mendorong investor nasional
teknologi pembakaran dan teknologi pembakaran & dan internasional untuk
gasifikasi batubara peringkat gasifikasi batubara peringkat peningkatan ke skala
rendah, serta disain sistemnya rendah yang terintegrasi komersial, serta
dengan lebih memperhatikan melaksanakan integrasi
aspek lingkungan dan sistem
efisiensi.
Meningkatkan litbang di bidang Menjembatani kerjasama
rekayasa rancang bangun antar industri nasional dan
gasifier, peralatan/komponen internasional untuk
pem-bangkit listrik (boiler, pembuatan skala komersial,
BOP, dll), modifikasi boiler serta melaksanakan integrasi
industri (fuel switching) serta sistem
pembuatan prototipenya.
Meningkatkan litbang di bidang Melakukan kerjasama antar
teknologi desulfurisasi pada industri untuk peningkatan ke
sistem pembangkit dan skala komersial
pencegahan kebakaran
spontan batubara
Meningkatkan litbang di bidang Melakukan kerjasama
optimalisasi teknologi fines dengan industri dan
coal briquetting atau briket perusahaan tambang
limbah batubara halus batubara untuk pembuatan
skala komersial
Melakukan litbang di bidang Melanjutkan litbang Mendorong kerjasama
teknologi karbonisasi pembuatan skala prototipe dengan industri dan
(pembuatan kokas briket dan dan mendorong kerjasama perusahaan tambang
karbon aktif) dan hidrogenasi dengan industri untuk skala batubara untuk pembuatan
untuk penyediaan bahan bakar komersial terutama untuk skala komersial
alternatif dan produk kimia briket kokas dan karbon aktif

Mendorong kerjasama antar Mendorong tercapainya


industri dan perusahaan kontribusi batu bara cair
tambang batubara untuk sedikitnya 2 % terhadap
pembuatan industri bauran energi nasional pada

84
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
pencairan batubara dalam tahun 2025
skala demonstrasi/ komersial

Peran Industri
Memberikan informasi Peningkatan kemampuan Mengembangkan kapasitas
kemampuan & fasilitas SDM untuk menunjang industri komponen & sistem
manufaktur untuk pembuatan kegiatan manufaktur dan energi nasional
prototipe peralatan up-grading peluang pasar
batubara (blending, bio-coal
mixed fuel, peningkatan nilai
kalor, pencucian, pembriketan
batubara) serta sistem PLTU
dan boiler industri.
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Memberikan insentif finansial Investasi untuk peningkatan
maupun pajak kepada infrastruktur, serta jejaring
pengusaha dan fabrikator untuk distribusi
teknologi nasional
Membuka kesempatan
Memberikan kesempatan Memberikan fasilitas untuk pengembangan usaha di
kepada fabrikator untuk pengembangan SDM dalam negeri maupun luar
memproduksi komponen & negeri
sistem Memberikan kemudahan
keterlibatan swasta nasional
dalam program PLN, Industri
lain, dll
Peran Industri
Investasi untuk fasilitas Meningkatkan kemampuan
manufakturing manufakturing

Mengembangkan model
Menghimpun kemampuan bisnis di bidang pembangkit Mengembangkan pasar
manufakturing listrik, industri, penyediaan domestik dan internasional.
Memanfaatkan insentif bahan bakar, dan produk
pemerintah seoptimal mungkin kimia serta jaringannya
untuk pengembangan
kekuatan bisnis
Kebijakan
Peran Pemerintah
• Mengarahkan pemakaian • Mendorong industri untuk Meningkatkan kapasitas
batubara peringkat rendah mengutamakan produksi teknologi dan industri
baik digunakan sebagai bangsa sendiri pemanfaatan energi batubara
bahan bakar langsung peringkat rendah nasional
maupun tidak langsung • Mendorong perusahaan
melalui proses konversi di tambang batubara untuk
PLTU dan industri meningkatkan produksi

85
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
• Meningkatkan litbang untuk
peningkatan kandungan
lokal yang tinggi (≥ 68 %)
dalam pembangunan PLTU
skala kecil

Peran Industri
Mengkonsentrasikan pada Meningkatkan kemampuan Meningkatkan kapasitas dan
kebijakan peningkatan SDM dan fasilitas produksi daya saing produk
kemampuan untuk dapat
mandiri

86
16. Roadmap Sektor Gas Bumi
2005 - 2010 2011-2015 2016-2025

Konsumen Gas : Penggunaan Gas domestik Penggunaan Gas domestik


Pasar •Pembangkit Listrik minimal 15 % dalam Energi Mix. Mencapai 30,6 % dalam
• Industri Kandungan lokal meningkat Energi Mix. Kandungan lokal
•Rumah Tangga & Komersial dalam peralatan gas tinggi dalam peralatan gas
•Transportasi

Gas Pipa (Transmisi & Gas Pipa (Transmisi &


Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), BBG, LPG distribusi Gas), BBG, LPG
Produk distribusi Gas), LPG, LNG Hidrat, LNG, Syngas, listrik Hidrat, LNG, Syngas, listrik

Teknologi Infrastruktur Gas Pipa (Transmisi & Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), Teknologi distribusi Gas), Teknologi
(Pipa, BBG/SPBG, LPG) Small Scale : GTL, LNG,
Teknologi Teknologi CNG/LGV Small Scale : GTL, LNG, Hidrat, GTW, Fuel Cell
Teknologi PLTG Hidrat, GTW, Fuel Cell (Kandungan Lokal Tinggi)

Kelayakan Teknologi : Pilot Proyek Teknologi : Optimasi antara :


Pipa, CNG/BBG, LPG, PLTG (Small Scale) GTL , LNG, Hidrat, •Sumber Energi Gas
(Small Scale) GTL, LNG, •Penggunaan Gas Domestik
Hidrat, reduksi flare gas, Natural gas based Fuel Cell
•Infrastruktur
combustion, Fuel Cell •Kandungan/Komponen Lokal
Litbang

Pemetaan Sumber Energi Gas : Lapangan Gas/stranded,


CBM, Biogenic gas, Hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam.

Gugus Tugas Energi 87


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Penyusunan Peta/Pemetaan Evaluasi/Review Kebijakan Evaluasi & Review
Nasional Sumber Energi Gas: Energi, Peta Nasional Kebijakan Energi
lapangan Gas/stranded, Sumber Energi Gas:
CBM, Biogenic gas, hidrat di lapangan Gas/stranded,
darat/lepas pantai/laut dalam CBM, Biogenic gas, hidrat di
darat/lepas pantai/laut dalam.
Persiapan dan Penyusunan Evaluasi/Review Master Plan
Master Plan Gas: Alokasi, Gas: Alokasi, Harga,
Harga, Pengembangan/ Pengembangan / litbang,
litbang, Standarisasi Standarisasi diversifikasi
diversifikasi sumber (fosil sumber (fosil maupun energi
maupun energi terbarukan) terbarukan, dll.)

Kajian Optimasi & Studi Kajian Optimasi/Studi Peningkatan kandungan


Kelayakan sumber-sumber Kelayakan pengembangan teknologi lokal pada industri
gas/stranded gas, stranded gas, peningkatan hulu gas bumi.
peningkatan teknologi teknologi produksi gas bumi.
produksi gas bumi,

Kajian Teknologi Pengawasan/monitoring Pengawasan/monitoring


Inspeksi/Monitoring Pipa Gas Transmisi dan Distribusi Gas Transmisi dan Distribusi
(Kehandalan sistem pipa) Bumi Gas Bumi

Kajian teknologi kendaraan Peningkatan kandungan


BBG, SPBG, tangki BBG teknologi lokal pada
Pemanfaatan BBG
transportasi.
Kajian kelayakan teknologi Peningkatan kandungan lokal
konversi pilihan (LNG, GTL, pada konversi pilihan (LNG,
H2, Hidrat.) GTL, H2, Hidrat.)
Peningkatan status Upaya penemuan cadangan Mempertahankan besar
cadangan gas dari kategori gas baru dari reservoir cadangan gas kategori
probable / possible menjadi overlook zone melalui kajian proven yang dapat
kategori proven melalui ulang lapangan-lapangan menjamin target produksi
pemboran sumur-sumur gas yang telah ditemukan. gas nasional
pengembangan di lapangan-
lapangan gas yang telah
ditemukan.
Upaya peningkatan nilai Upaya mengembangkan Tercapainya
keekonomian cadangan gas lapangan-lapangan gas pengembangan semua
dari lapangan-lapangan marjinal secara komersial potensi cadangan gas dari
marjinal melalui strategi melalui proyek terpadu lapangan-lapangan
pengembangan yang tepat marjinal
Pembangunan infrastruktur Kesinambungan Tersedianya infrastruktur
produksi gas secara terpadu pembangunan infrastruktur produksi gas terpadu
dalam upaya optimasi produksi gas secara terpadu sehingga semua lapangan
pengembangan lapangan- gas dapat dikembangkan
lapangan gas. secara ekonomis

88
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Pengembangan teknologi Implementasi teknologi Terciptanya standard baku
eksploitasi lapangan gas di pengembangan lapangan- (good engineering
laut dalam (deep offshore) lapangan gas di laut dalam practices) pengembangan
lapangan gas di laut dalam
Penelitian potensi cadangan Uji komersialisasi produksi Pengembangan lapangan
gas inkonvensional (coalbed gas inkonvensional dari coalbed methane dan gas
methane and gas hydrate) coalbed methane dan gas hidrat secara komersial
serta pelaksanaan proyek hidrat. skala penuh
pilot.
Eksplorasi gas di daerah Evaluasi dan monitoring Monitoring pengembangan
frontier & laut dalam di kegiatan eksplorasi lanjut prospek-prospek
Cekungan berpotensi untuk keperluan berpotensi mengandung
mengandung gas, di wilayah pelaksanaan pengembangan gas secara ekonomis di
Indonesia bagian Barat & lapangan gas cekungan-frontier & laut
Timur dalam.
Persiapan & implementasi:
kajian teknis penentuan
wilayah eksplorasi,
inventarisasi dan
kemudahan akses data
Peran Industri
Pengujian/percontohan Penerapan teknologi
Optimasi & Kelayakan peningkatan produksi Gas
sumber-sumber gas, Bumi
peningkatan teknologi
produksi Gas Bumi
Pilot proyek Penerapan Pengembangan & Penerapan
teknologi teknologi
pengawasan/keamanan pipa pengawasan/keamanan pipa
gas, konversi pilihan (LNG, gas, teknologi konversi pilihan
GTL, H2, Hidrat) (LNG, GTL, H2, Hidrat)
Berperan aktif dalam Pembentukan konsorsium Tercapainya
pelaksanaan pengembangan dan kerjasama yang saling pengembangan semua
cadangan gas nasional menguntungkan diantara potensi cadangan gas
melalui program kerja dan stakeholders dalam upaya nasional dalam upaya
investasi yang tepat. optimalisasi pengembangan memenuhi target produksi
cadangan gas nasional gas
Perencanaan, program kerja Implementasi pembentukan Pengembangan dan
dan pelaksanaan Speculative konsorsium antar instansi komersialisasi lapangan-
survey dan pemboran terkait (pemerintah & industri lapangan gas daerah
eksplorasi migas di Cekungan migas) untuk kegiatan frontier & laut dalam untuk
frontier & laut dalam eksplorasi lanjut menjamin pasokan gas
jangka panjang
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Kajian Pasar Gas Nasional & Pengembangan Pasar Gas
Internasional Nasional & Internasional
Penyusunan peta dan Evaluasi Rencana strategis
rencana strategis pengembangan industri
pengembangan industri pemakai gas
pemakai gas
89
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Rencana Induk Substitusi Evaluasi Rencana Induk
BBM oleh Gas/LPG Sektor Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Rumah Tangga Rumah Tangga
Rencana Induk Substitusi Evaluasi Rencana Induk
BBM oleh Gas/LPG Sektor Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Transportasi Sektor Transportasi
Kajian Kebutuhan dan Evaluasi/review dan
pelelangan Infrastruktur Gas monitoring Infrastruktur Gas
Bumi/LPG (Rencana Induk Bumi/LPG (Rencana Induk
Transmisi dan Distribusi Gas Transmisi dan Distribusi Gas
Bumi) Bumi)
Perencanaan, Monitor dan Evaluasi Monitor dan kendali
kendali Implementasi Implementasi Substitusi BBM
Substitusi BBM oleh Gas/LPG oleh Gas/LPG
Penyusunan Peta Evaluasi dan Review Peta
Pembangkit Gas bumi, dan Pembangkit Gas bumi, dan
kajian pengembangan PLTG, kajian pengembangan PLTG,
FC. FC.
Kajian peningkatan kandunga Meningkatkan kandungan
lokal sistem PLTG dan FC. lokal sistem PLTG dan FC.
Penetapan kebijakan Strukturisasi harga gas yang Terciptanya pemanfaatan
prioritas pemanfaatan tepat sehingga lebih gas secara nasional
produksi gas kompetitif
Pengembangan teknologi Pengembangan peluang Terciptanya peluang pasar
pemanfaatan gas skala kecil pasar domestik dalam gas domestik secara
dan menengah pemanfaatan gas secara nasional
ekonomis
Pembangunan sarana dan Peningkatan sarana dan Terciptanya sarana dan
prasarana untuk pemasaran prasarana sebagai upaya prasarana pemasaran gas
gas kepada konsumen berkesinambungan dari
rencana sebelumnya
Penyusunan peta sebaran Pemanfaatan potensi gas
potensi gas untuk pengembangan gas &
peningkatan produksi gas
Penyiapan dan Intensifikasi penawaran Mempertahankan
melaksanakan penawaran wilayah kerja eksplorasi gas pengembangan gas untuk
wilayah kerja eksplorasi gas menambah peningkatan
daerah froniter dan laut produksi gas
dalam
Peran Industri
Implementasi rencana induk Pengembangan industri Pengembangan industri
pengembangan industri pemakai gas lokal peralatan teknologi
pemakai gas
Distribusi Gas Bumi/LPG ke Perluasan distribusi gas bumi
Pengguna ke pengguna
Implementasi Rencana Induk Peningkatan/perluaan
Substitusi BBM oleh Gas/LPG substitusi BBM oleh Gas/LPG
Sektor Rumah Tangga Sektor Rumah Tangga
Pembangunan Infrastruktur Pengembangan infrastruktur
Gas Bumi/LPG gas bumi

90
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Pelaksanaan produksi gas Upaya mempertahankan Terpenuhinya kebutuhan
dalam upaya memenuhi produksi gas untuk memenuhi pasar gas baik domestik
kebutuhan pasar melalui kebutuhan pasar maupun ekspor
rencana kerja dan investasi
yang tepat
Penggunaan teknologi Mempercepat pelaksanaan Meningkatkan pelaksanaan
eksplorasi gas daerah frontier investasi eksplorasi gas investasi eksplorasi gas
dan laut dalam
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Mendukung dan memberikan Mendukung standar nasional Mendukung pemberian
kemudahan kredit untuk dan international yang insentif pajak dan
program peningkatan relevan untuk penggunaan komponen biaya lainnya
penggunaan gas di dalam gas bumi dalam pengem- bangan dan
negeri pemanfaatan Gas/LPG
Melakukan koordinasi antar Meningkatkan koordinasi
pelaku litbang dan bisnis di antar pelaku litbang dan
bidang teknologi Gas bisnis di bidang teknologi Gas
Perumusan dan penetapan Upaya perbaikan regulasi Terciptanyan regulasi yang
regulasi dalam pengusahaan untuk menarik investor baku sebagai acuan bagi
dan pengelolaan cadangan berpartisipasi dalam investor dalam
gas inkonvensional pengusahaan dan pengusahaan dan
pengelolaan cadangan gas pengelolaan cadangan gas
inkonvensional inkonvensional
Perumusan insentif Perbaikan rumusan insentif Terciptanya rumusan
(pajak/royalti) serta model (pajak/royalti) serta model insentif (pajak/royalti) serta
keekonomian dalam keekonomian yang saling model keekonomian yang
pengembangan lapangan menguntungkan bagi memiliki daya tarik bagi
gas marjinal serta lapangan pemerintah dan investor investor
gas inkonvensional.
Menciptakan kondisi sosial, Mempertahankan kondisi Terciptanya kondisi sosial,
politik dan keamanan sosial, politik dan keamanan politik dan keamanan
nasional yang kondusif bagi nasional yang kondusif bagi nasional yang kondusif
investor dalam kegiatan investor dalam kegiatan bagi investor dalam
pengusahaan cadangan gas pengusahaan cadangan gas kegiatan pengusahaan
cadangan gas
Penentuan regulasi insentif Evaluasi dan monitoring
eksplorasi gas daerah regulasi insentif, akses data
frontier dan laut dalam dan akuisisi data untuk
tujuan meningkatkan
investasi di bidang
eksplorasi gas
Penentuan regulasi Menjalin kerjasama dengan Peningkatan kerjasama
kemudahan akses dan investor disektor hulu dengan investor disektor
akuisisi data, serta hulu
penyiapan lahan eksplorasi
gas
Menyusun dan Melanjutkan pelaksanaan Melanjutkan pelaksanaan
melaksanakan rencana renstra eksplorasi renstra eksplorasi
strategis eksplorasi sumberdaya gas sumberdaya gas
sumberdaya gas
91
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Peran Industri
Percontohan/Long-term test Membangun infrastruktur Mendorong berlakunya
teknologi kendaraan BBG, jaringan Transmisi dan mekanisme pasar Gas/LPG
SPBG, tangki dan industri distribusi gas yang kompetitif dan terbuka
pemakai gas
Pengujian dan Piloting Peningkatan kandungan lokal
teknologi PLTG dan FC lokal. pada teknologi industri
pemakai gas komponen
automotif BBG, SPBG, PLTG
dan FC untuk pembangkitan
listrik
Mendukung terciptanya pasar Melanjutkan kegiatan
yang kompetitif serta penyuluhan kepada
meningkatkan pengertian dan masyarakat dan memberikan
kepedulian masyarakat pelatihan.
terhadap pelaku bisnis dan
pengguna Gas Bumi
Berperan aktif dalam Meningkatkan besar dan Menjamin terpenuhinya
pengembangan semua status cadangan gas melalui kebutuhan gas nasional
potensi cadangan gas program kerja dan investasi baik domestik maupun
nasional secara komersial yang berkesinambungan ekspor melalui konsep
baik yang berskala kecil, serta pemanfaatan usaha yang saling
menengah maupun besar perkembangan teknologi menguntungkan
Transfer teknologi akuisisi Eksplorasi dan Melanjutkan eksplorasi
data eksplorasi pengembangan gas secara dan pengembangan gas
komersial secara komersial

92
17. Roadmap Sektor Minyak Bumi

TAHUN 2005-2010 2011-2015 2016-2025

PASAR Residential Commercial Industry Electricity Transportation

Crude oil supply

Clean Petroleum Fuels & Blend with Biofuels& synfuels


PRODUK

Reliable Integrated
Petroleum Logistic Refinery

Exploration
Refinery
& Production
TEKNOLOGI
Logistic Clean
System Fuels Technology
Low grade crude oil Blending with bio-fuels
utilization and synthetic fuels

LITBANG Otimization
Energy efficiency & Improve Process
Logistic

E-P Offshore/Deep Water

Enhancement Oil Recovery

Gugus Tugas Energi 93


Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2025)
Penelitian dan Pengmbangan (litbang)
Peran Pemerintah
Explorasi dan Produksi
• Melaksanakan Libang • Melaksanakan litbang EOR • Melaksanakan litbang EOR
Enhanced Oil Recovery • Melaksanakan Litbang • Melaksanakan Litbang
(EOR) Eksplorasi – produksi migas Eksplorasi – produksi
• Melaksanakan Litbang offshore/deep water migas offshore/deep water
Eksplorasi – produksi
migas offshore/deep
water

Logistik Minyak Bumi


• Litbang optimisasi sistem
logistik minyak mentah Meningkatkan kehandalan Meningkatkan kehandalan
dan bahan bakar sistem logistik minyak bumi baik sistem logistik minyak bumi
• Litbang minimisasi emisi disisi wholesale maupun retail baik disisi wholesale maupun
polutan sistem distribusi retail
BBM di sisi retail (SPBU)
• Kilang Minyak

• Meningkatkan kinerja • Meningkatkan kinerja kilang • Meningkatkan kinerja


kilang baik dari aspek baik dari aspek efisiensi kilang baik dari aspek
efisiensi energi maupun energi maupun aspek efisiensi energi maupun
aspek lingkungan lingkungan aspek lingkungan
• Feasibility study (FS) • Intensifikasi proses kilang via • Intensifikasi proses kilang
pembangunan kilang baru bio-process via bio-process
dan revamping yang
memenuhi kebutuhan
BBM domestik dan
spesifikasi bahan bakar
ramah lingkungan

Bahan bakar bersih


Studi peningkatan kualitas Meningkatkan kualitas BBM Meningkatkan kualitas BBM
BBM dalam negeri melalui dalam negeri dalam negeri
pembangunan kilang modern
dan blending dengan
biofuels dan synfuels
Peran Industri
Eksplorasi dan Produksi
Bekerjasama dengan Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah litbang pemerintah institusi litbang pemerintah
melaksanakan riset dan melaksanakan riset dan melaksanakan riset dan
pengembangan EOR & pengembangan EOR & deep pengembangan EOR &
deep water/offshore water/offshore technology deep water/offshore
technology technology

94
Logistik Minyak Bumi
Bekerjasama dengan Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah litbang pemerintah institusi litbang pemerintah
melaksanakan riset melaksanakan FS melaksanakan FS
pengembangan logistik pembangunan infrastruktur pembangunan infrastruktur
minyak yang handal (kilang, transportasi, (kilang, transportasi,
penyimpanan) penyimpanan)

Kilang Minyak Bumi


• Bekerjasama dengan • Bekerjasama dengan institusi • Bekerjasama dengan
institusi litbang litbang, melaksanakan studi institusi litbang studi
melaksanakan Life Cycle Analysis (LCA) intensifikasi proses untuk
benchmarking kinerja kilang minyak meningkatkan kinerja
kilang minyak nasional • Bekerjasama dengan institusi kilang dan mereduksi
• FS pembangunan kilang litbang, melaksanakan studi limbah
baru dan revamping intensifikasi proses untuk
meningkatkan kinerja kilang
dan mereduksi limbah

Bahan bakar bersih


• Bekerjasama dengan • Bekerjasama dengan institusi • Bekerjasama dengan
institusi litbang litbang melaksanakan riset institusi litbang
melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, melaksanakan riset
produksi bahan bakar biofuels dan synfuels produksi bahan bakar
bersih, biofuels dan bersih, biofuels, dan
synfuels synfuels
• Bekerjasama dengan
institusi litbang
melaksanakan riset
blending BBM dengan
biofuels dan synfuels
Peluang Pasar
Peran Pemerintah

• Mendorong industri dalam • Mendorong industri dalam • Mendorong industri dalam


meningkatkan intensifikasi meningkatkan intensifikasi meningkatkan intensifikasi
melalui EOR, dan melalui EOR, dan eksplorasi – melalui EOR, dan
eksplorasi – produksi produksi potensi migas deep eksplorasi – produksi
potensi migas deep water/offshore potensi migas deep
water/offshore water/offshore

• Mempercepat • Mempercepat pembangunan • Mempercepat


pembangunan infrastruktur minyak bumi pembangunan infrastruktur
infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan minyak bumi untuk
untuk menjamin pasokan BBM nasional menjamin pasokan BBM
BBM nasional nasional
• Menetapkan target • Mendorong industri dalam • Mendorong produksi bahan
minimum kinerja kilang pembangunan kilang modern bakar bersih
• Mendorong industri dalam baru
pembangunan kilang
modern baru

95
• Menetapkan standar • Mendorong produksi bahan
kualitas bahan bakar yang bakar bersih
lebih bersih
Peran Industri

• Meningkatkan produksi • Meningkatkan produksi • Meningkatkan produksi


minyak melalui EOR dan minyak melalui EOR dan minyak melalui EOR dan
pengembangan lapangan pengembangan lapangan pengembangan lapangan
offshore/deep water offshore/deep water offshore/deep water

• Investasi pembangunan • Investasi pembangunan • Investasi pembangunan


infrastruktur minyak: infrastruktur minyak: kilang, infrastruktur minyak: kilang,
kilang, penyimpanan, penyimpanan, transportasi penyimpanan, transportasi
transportasi
• Produksi bahan bakar • Produksi bahan bakar bersih • Produksi bahan bakar
bersih bersih
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah

•Paket insentif untuk


meningkatkan produksi
minyak melalui EOR untuk
sumur tua dan cadangan
offshore

•Kebijakan skema financial •Kebijakan skema financial


percepatan pembangunan percepatan pembangunan
infrastruktur minyak bumi infrastruktur minyak bumi
untuk menjamin pasokan untuk menjamin pasokan BBM
BBM nasional nasional

• Menetapkan standar • Paket Insentif untuk • Paket Insentif untuk


kualitas bahan bakar yang meningkatkan produksi bahan meningkatkan produksi
lebih bersih bakar bersih termasuk biofuels bahan bakar bersih
dan synfuels termasuk biofuels dan
synfuels
Peran Industri
• Meningkatkan produksi • Meningkatkan produksi • Meningkatkan produksi
minyak melalui investasi minyak melalui investasi di minyak melalui investasi di
di kegiatan EOR untuk kegiatan EOR untuk sumur kegiatan EOR untuk sumur
sumur tua dan cadangan tua dan cadangan offshore tua dan cadangan
offshore/deep water /deep water offshore/deep water

• Investasi pembangunan • Investasi pembangunan • Investasi pembangunan


infrastruktur minyak bumi infrastruktur minyak bumi infrastruktur minyak bumi
• Investasi produksi bahan • Investasi produksi bahan • Investasi produksi bahan
bakar ramah lingkungan bakar ramah lingkungan baik bakar ramah lingkungan
baik melalui melalui pembangunan kilang baik melalui pembangunan
pembangunan kilang modern maupun blending kilang modern maupun
modern maupun blending blending

96
18. Roadmap Konservasi Energi

Gugus Tugas Energi


Kementerian Negara Riset dan Teknologi

97
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
(2005-2010) (2011-2015) (2016-2020)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Kajian Teknologi Konservasi Kajian Teknologi Konversi Litbang Teknologi Disain
Energi di sektor pemakai Energi Baru: Rekayasa & Manufaktur
energi; Industri, Bangunan Sistem Energi:
dan Rumah Tangga: •Prototipe Adv. Conversion/ • Prototipe komersial Adv.
ƒ Pengembangan Standar Generating Syst.: Fuel Cell, Conversion/ Generating
Peralatan Hemat Energi Hybrid, EBT Syst.: Fuel Cell, Hybrid,
ƒ Pengembangan metode EBT
analisis Energi/Exergi untuk
menentukan potensi
penghematan energi
ƒ Pengembangan metode
Integrasi Proses di Industri
Kajian Disain Sistem Litbang Optimasi Sistem Melanjutkan Kajian Disain
Teknologi Energi: & Komponen/Peralatan Sistem & Proses Konversi
ƒ Analisis Optimasi Sistem & Energi: Energi
Komponen/Peralatan ƒ Litbang Teknologi Disain ƒ Kajian Teknologi
Energi Rekayasa & Manufaktur Konservasi Energi di
ƒ Kajian Penyempurna Daya Sistem Energi sektor Industri,
Listrik ƒ Kajian Disain Sistem & Bangunan, Rumah
ƒ Kajian sistem Proses Konversi Energi Tangga & Transportasi
Kendali/Automatisation ƒ Prototipe Komersial
ƒ Kajian Bangunan Hemat
Energi
ƒ Kajian Pemanfaatan Kalor
Buang/Sisa, Optimasi
Disain Boiler Multifuel skala
menengah-kecil.
Pengembangan Standar Evaluasi Penerapan dan Melanjutkan Evaluasi
Peralatan Hemat Energi Pengembangan Standar Penerapan &
Peralatan Hemat Energi Pengembangan Standar
Peralatan Hemat Energi
Litbang Analisis/Audit Energi Melanjutkan Analisis/Audit Melanjutkan dan
& Benchmarking: Energi & Benchmarking; Mengembangkan
ƒ Pengembangan Evaluasi Indikator energi Analisis/Audit Energi &
Manajemen Energi nasional & sektoral Benchmarking
ƒ Pemetaan potensi (Elastisitas Energi, Intensitas
penghematan energi Energi
melalui analisis/audit energi
sektor pemakai energi
Peran Industri
Partisipasi dalam kegiatan Partisipasi dalam kegiatan Inisiatif melakukan
Litbang terapan terkait Litbang terapan terkait, dan investasi untuk produksi
inisiatif melakukan investasi peralatan hemat energi
untuk produksi peralatan atau implementasi
hemat energi atau teknologi yang lebih
implementasi teknologi yang efisien.
lebih efisien.

98
Inisiatif untuk membuat Inisiatif untuk membuat Komersialisasi teknologi
kegiatan litbang sendiri kegiatan litbang sendiri baru hasil litbang untuk
maupun secara kemitraan maupun secara kemitraan mencapai target
dengan lembaga Litbang dengan lembaga Litbang penurunan elastisitas
guna meningkatkan kinerja guna meningkatkan kinerja energi nasional.
perusahaan perusahaan
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Sosialisasi: Sosialisasi: Sosialisasi:
ƒ Kampanye, Konsultasi,
Pelatihan, Pendidikan, Menyediakan informasi yang Menyediakan informasi
Penghargaan, DSM memadai dan akurat yang yang memadai dan akurat
(Rumah tangga, PJU) diperlukan konsumen tentang yang diperlukan
ƒ Menyediakan informasi teknologi konservasi energi konsumen tentang
yang memadai dan akurat teknologi konservasi
yang diperlukan konsumen energi
tentang teknologi
konservasi energi dan
penggunaan energi
alternatif untuk substitusi
BBM

Insentif/Disinsentif: Insentif/Disinsentif: Insentif/Disinsentif:


ƒ Reduksi pajak ƒ Reduksi Pajak ƒ Reduksi Pajak
ƒ Dana Investasi berbunga ƒ Dana Investasi berbunga ƒ Dana Investasi berbunga
rendah rendah rendah
ƒ Kebijakan Tarif Energi ƒ Kebijakan Tarif Energi
ƒ Pemberian audit energi ƒ Menyediakan pedoman ƒ Mengembangkan
yang free of charge, atau standar yang pedoman atau standar
workshop dan pelatihan bermanfaat dalam yang bermanfaat dalam
ƒ Menyediakan pedoman perencanaan, perencanaan,
atau standar yang pengoperasian dan pengoperasian dan
bermanfaat dalam pengendalian suatu sistem pengendalian suatu
perencanaan, energi sistem energi
pengoperasian dan ƒ Mengembangkan Program ƒ Mengembangkan
pengendalian suatu sistem Demand Side Management Program Demand Side
energi Management
ƒ Mengembangkan
Penerapan Program
Demand Side Management
Peran Industri
Initiative procurement Initiative procurement Initiative procurement
(Promosi peralatan hemat (Promosi peralatan hemat (Promosi peralatan hemat
energi) energi) energi)
Menerapkan Manajemen Menerapkan & Menerapkan &
Energi di perusahaan mengembangkan mengembangkan
Manajemen Energi di Manajemen Energi di
perusahaan perusahaan
Menerapkan tindakan Menerapkan tindakan Menerapkan tindakan
efisiensi energi secara efisiensi energi secara efisiensi energi secara
kontinyu melalui manajemen kontinyu melalui manajemen kontinyu melalui
energi yang dimiliki (DSM) energi yang dimiliki (DSM) manajemen energi yang
dimiliki (DSM)

99
Mengikuti program Mengikuti program Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi standarisasi & Labelisasi standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat Energi Tanda Tingkat Hemat Energi Tanda Tingkat Hemat
dan Efisiensi (Peralatan dan Efisiensi (Peralatan Energi dan Efisiensi
Rumah Tangga dan Rumah Tangga dan (Peralatan Rumah Tangga
Peralatan Industri) Peralatan Industri) dan Peralatan Industri)
Kebijakan
Peran Pemerintah
Kebijakan Pengaturan: Kebijakan Pengaturan: Kebijakan Pengaturan:
mempercepat realisasi ƒ Tenaga fungsional ƒ Tenaga fungsional
program konservasi energi dan ƒ Manajemen energi ƒ Manajemen energi
menciptakan iklim yang ƒ Audit Energi ƒ Audit Energi
kondusif bagi implementasi ƒ Pengawasan Konsumsi ƒ Pengawasan Konsumsi
konservasi energi Energi Energi
ƒ Tenaga fungsional ƒ Target Intensitas & ƒ Target Intensitas &
ƒ Manajemen energi elastisitas Energi elastisitas Energi
ƒ Audit Energi ƒ Desain Efisien Energi ƒ Desain Efisien Energi
ƒ Pengawasan Konsumsi ƒ Pemberlakuan SNI ƒ Pemberlakuan SNI
Energi ƒ Standar Implementasi ƒ Standar Implementasi
ƒ Target Intensitas & ƒ Labelisasi Peralatan ƒ Labelisasi Peralatan
elastisitas Energi Listrik RT Listrik RT
ƒ Desain Efisien Energi
ƒ Pemberlakuan SNI
ƒ Standar Implementasi
ƒ Labelisasi Peralatan Listrik
RT
Kebijakan Insentif:
mendorong penerapan konsumsi energi yang bersifat cost efektif
Kebijakan Transformasi Pasar:
meningkatkan penggunaan produk yang hemat energi di masyarakat
Kebijakan Informasi:
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang konservasi energi
Peran Industri
Mengikuti program Mengikuti program Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi standarisasi & Labelisasi standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat Energi Tanda Tingkat Hemat Tanda Tingkat Hemat
dan Efisiensi (Peralatan Energi dan Efisiensi Energi dan Efisiensi
Rumah Tangga dan Peralatan (Peralatan Rumah Tangga (Peralatan Rumah Tangga
Industri) dan Peralatan Industri) dan Peralatan Industri)
Menerapkan kebijakan Manajemen Energi dan penghematan energi di perusahaan

100

You might also like