Professional Documents
Culture Documents
Atonia Uteri juga dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan,
dengan memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha melahirkan
plasenta, sedang sebenarnya belum terlepas dari uterus.
Menurut Roestman (1998), faktor predisposisi terjadinya Atonia Uteri adalah :
1. Umur : umur yang terlalu muda atau tua
2. Paritas : sering dijumpai pada multipara dan grademultipara
3. Obstetri operatif dan narkosa
4. Uterus terlalu diregang dan besar, pada gemeli, hidramnion, atau
janin besar
5. Kelainan pada uterus seperti mioma uteri
6. Faktor sosio ekonomi yaitu mal nutrisi
B. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum ibu : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda vital
TD : 110/80 mmHg Pols : 80 x / menit
RR : 23 x / menit Temp : 370 C
4) Tinggi badan : 157 cm
5) Berat badan :
BB sebelum hamil : 47 kg
BB sesudah hamil : 55 kg
Kenaikan berat badan selama hamil : 8 kg
2. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : tidak ada benjolan dan lesi
2) Rambut : kotor, berwarna hitam, ada ketombe
dan mudah rontok
3) Muka : simetris, tidak pucat, ada cloasma
gravidarum dan tidak ada oedema
4) Mata : simetris kanan-kiri, konjungtiva merah
muda, fungsi penglihatan baik, sclera
tidak ikterik, dan tidak ada oedema.
5) Hidung : simetris kanan kiri, fungsi penciuman
baik, bersih, dan tidak ada pembesaran
polip.
6) Gigi dan mulut : fungsi pengecapan baik, kebersihan
cukup, ada caries dan stomatitis, bibir
pecah-pecah.
7) Telinga : simetris kanan kiri, kebersihan cukup,
tidak ada serumen fungsi pendengaran
baik.
8) Leher :
1) vena jugularis : tidak ada pembengkakan
2) kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
3) kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
9) Dada : Simetris kanan kiri, gerakan dada saat
inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak
terdengar ronchi dan wheezing dan
jantung normal, tidak terdengar mur-
mur.
10) Payudara : Simetris kanan kiri, puting susu
menonjol, konsistensi lunak,
pengeluaran kolostrum sudah ada,
tidak ada benjolan dan tumor.
11) Punggung dan Pinggang : posisi tulang belakang tidak lordosis
dan tidak ada nyeri pinggang.
12) Ekstermitas atas
1. Jari-jari : lengkap
2. Oedema tangan : tidak ada
3. Kekuatan otot sendi : tidak ada
4. Fungsi ektremitras : baik
5. Kemerahan : tidak ada
Estermitas bawah
1. Fungsi ekstermitas : baik
2. Varises : tidak ada
3. Reflek patella : positif
13) Abdomen
1. Inspeksi
1) Bekas luka : tidak ada
2) Konsistensi : keras
3) Pembesaran : sesuai usia kehamilan
4) Benjolan : tidak ada
5) Pembesaran liver : tidak ada
6) Kandung kemih : kosong
2. Palpasi
1) Leopold I : TFU 32 cm
2) Leopold II : perut sebelah kanan ibu teraba paparan
panjang dan luar yang berarti
punggung. Pada perut sebelah kiri ibu
teraba bagian kecil janin yang berarti
ekstermitas.
3) Leopold III : bagian terendah kepala.
4) Leopold IV : bagian terendah sudah masuk PAP.
5) TBJ : (TFU – 11) x 155
: 21 x 155 : 3255 gram
3. Auskultasi :
Denyut jantung janin : ada
DJJ : 136 x/ menit
14) Genetalia
1. Inspeksi : tidak ada oedema pada vulva dan
vagina, perenium elastis, warna
merah kebiruan, tidak ada fistula,
ada bekas luka perineum dari
persalinan yang lalu.
2. Pengeluaran pervaginam : lendir bercampur darah.
2. Masalah
a.Gangguna rasa nyeri
Dasar :
1) Ibu terlihat gelisah dan kesakitan
2) Ibu mengatakan nyeri pada daerah sekitar pinggang menjalar sampai
ke perut
b. Gangguan pola aktifitas
Dasar : ibu terlihat tidak banyak bergerak
3. Kebutuhan
1) Penyuluhan tentang cara mengurangi rasa nyeri
2) Penyuluhan cara menggedan yang efektif
3) Penyuluhan tekhnik relaksasi
4) Pemberian support mental pada ibu
5) Pemberian pemenuhan cairan dan nutrisi pada ibu
6) Pertolongan persalinan yang aman dan nyaman
V. Rencana Manajemen
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
a.Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini.
b. Jelaskan tentang kondisi bayinya saat ini
c.Jelaskan kemajuan persalinan
2. Ajarkan pada ibu
a.Teknik mengejan pada ibu
b. Teknik relaksasi dan pernafasan
c.Teknik mengurangi rasa nyeri
3. Pemberian informasi tentang proses persalinan
a.Jelaskan pada ibu tentang tahap-tahap persalinan yang akan dilaluinya.
b. Jelaskan pada ibu tentang posisi saat mengedan.
c.Jelaskan pada ibu tentang pentingya reposisi saat proses persalinan.
4. Anjurkan pada ibu untuk BAB dan BAK bila kandung kemih dan
rectum terasa penuh.
5. Persiapan persalinan
a.Persiapan diri
b. Persiapan alat
c.Persiapan ibu
d. Persiapan keluarga
6. Anjurkan ibu minum dan makan makanan ringan
7. Yakinkan ibu bahwa persalinan akan lancer
8. Anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan
9. Lakukan pengawasan kala dua/observasi dengan partograf
VII. Evaluasi
1. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini bahwa ibu sedang menjalani
proses persalinan
2. Alat-alat persalinan telah disterilisasi dan siap digunakan untuk
menolong persalinan
3. Alat genetalia externa ibu terlihat cukup bersih
4. Ibu berada di ruangan yang nyaman
5. Melakukan pemeriksaan vital dengan hasil yaitu :
TD : 110/80 mmHg RR : 23 x / menit
Pols : 80 x / menit Temp : 37,00C
6. Melakukan pengawasan kala I
7. Ibu yakin persalinan akan berjalan lancar dengan didampingi suami
dan keluarga
8. Ibu menjadi tenang setelah diberi penjelasan tahap-tahap persalinan
yang akan ibu jalani
9. Kandung kemih dan kandung rectum telah kosong
10. Ibu terlihat tenang dengan posisi tidur miring dan mengelus-ngelus
punggung dan perut ibu
11. Ibu mengerti cara mengedan yang baik bila his / kontraksi timbul
12. Ibu telah menghabiskan nutrisi yang diberikan
13. Hasil observasi DJJ 136 x / menit
Kala II
Tanggal 5 Oktober 2007 pukul 14.00 WIB
S : 1. Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengejan
2. Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama merambat
dari pinggang ke perut bagian bawah
A : 1. Diagnosa
G5P4A0 hamil 39 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, letak
memanjang, presentasi kepala, inpartu kala II fase aktif
Dasar
1. Ibu mengatakan ingin mengedan dan merasa ingin
BAB
2. His ada dengan frekuensi 4 x / 10 menit lamanya > 45
detik
3. Pada inspeksi tampak anus mengembang, perineum
menonjol dan vulva membuka
4. DJJ : 136 x / menit, punctum maksimum 3 jari di
bawah pusat sebelah kanan
5. Pada pemeriksaan dalam pukul 14.00 WIB, di dapat
portio tidak teraba, ketuban sudah pecah, pembukaan lengkap
10 cm, presentasi kepala UUK kanan depan, penurunan
bagian terendah 0/5 hodge IV
2. Masalah
1. Ibu cemas menghadapi persalinan
2. Nyeri His
Dasar :
1) Ibu memasuki kala II persalinan
2) Ibu mengatakan nyeri semakin kuat
3) Kebutuhan
a.Beri asuhan pertolongan persalinan normal
0. Cara mengejan yang baik
1. Pernafasan saat his
2. Relaksasi
3. Pertolongan persalinan
b. Informasi tentang kondisi ibu saat ini
c.Dukungan psikologi
Kala III
Tanggal 5 Oktober 2007 pukul 14.30 WIB
S : 1. Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega dan senang atas kelahiran
bayinya
2. Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya
O : 1. Bayi lahir spontan pervaginam, letak belakang kepala, jenis
kelamin perempuan
2. Ibu tampak senang dan bahagia
TD : 110/70 mmHg Pols : 85 x / menit
RR : 20 x / menit Temp : 37,20 C
3. Plasenta belum lahir
4. Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta
a. Bentuk uterus berubah jadi bulat/globuler
b. Uterus naik
c. Tali pusat mamanjang
d. Ada pengeluaran darah, baik semburan/mengalir
e. perdarahan + 150 cc
5. Pada inspeksi tidak terdapat robekan jalan lahir
6. Keadaan kandung kemih kosong
A : a. Diagnosa
P5A0 partus spontan pervaginam, inpartu kala III
Dasar
1) Bayi lahir pukul 14.20 WIB
2) Plasenta belum lahir
b. Masalah
Gangguan rasa nyaman, ibu cemas karena proses persalinan
belum selesai.
c. Kebutuhan
1) Memberikan oksitosin 10 U IM di 1/3 paha bagian luar
2) Melakukan PTT
3) Masasse fundus
Dasar :
1) Uterus teraba lembek, kontraksi uterus tidak ada
2) Ada pengeluaran darah yang terus mengalir dari uterus
3) Ibu mengeluh badan merasa lemah.
4) Perdarahan 400 cc
3. Kebutuhan
1) Penghentian perdarahan dengan Kompresi Bimanual
Internal (KBI), kalau tidak timbul kontraksi lakukan
kompresi bimanual eksternal (KBE)
2) Penggantian cairan tubuh yang hilang
3) Pemenuhan nutrisi dan cairan tubuh
4) Pemantauan kala IV
P : 1. Lakukan messase fundus setelah plasenta lahir (maksimal 15
detik)
2. Hentikan perdarahan dengan Kompresi Bimanual Internal (KBI)
selama 5 menit
a. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril, dengan lembut masukkan tangan (dengan cara
menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus ke dalam
vagina ibu
b. Periksa vagina dan serviks, jika ada selaput
ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri langsung
bersihkan, mungkin hal ini yang menyebabkan uterus tidak
dapat berkontraksi secara penuh
c. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada
forniks anterior tekan dinding anterior uterus ke arah tangan
luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus
ke arah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan dan
belakang
d. Tekan kuat uterus diantara kedua tangan.
Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada
pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta) di
dinding uterus dan juga merangsang myometrium untuk
berkontraksi
e. Evaluasi keberhasilan :
1) Jika uterus berkontraksi dan perdarahan
berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2 menit,
kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam
vagina dan pantau kondisi ibu secara ketat selama kala IV
2) Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus
berlangsung, periksa ulang perenium, vagina, dan seviks
apakah terjadi laserasi.Jika demikian,segera lakukan
penjahitan untuk menghentikan perdarahan
3) Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5
menit, ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi
bimanul eksternal :
1. Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan
dinding depan korpus uteri dan diatas simpisis pubis
2. Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan
dinding belakang korpus uteri ,sejajar dengan dinding
depan korpus uteri.Usahakan memegang bagian
belakang uterus seluas mungkin
3. Lakukan kompresi uterus dengan cara saling
mendekatkan tangan depan belakang agar pembuluh
darah di dalam anyaman myometrium dapat dijepit
secara manul.Cara ini dapat menjepit pembuluh darah
uterus dan membantu uterus untuk berkontraksi
3. Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 600 -1000 mcg
per rectal.Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan
hipertensi karna ergometrin dapat menaikkan tekanan darah
4. Pasang infuse dengan jarum ukuran 16 atau 18, berikan infuse
RL 500 + 20 unit oksitosin guyur dalam waktu 10 menit
5. Pakai sarung tangan steril dan ulangi KBI
6. Jika uterus berkontraksi pantau ibu secara seksama selama
persalinan kala IV
7. Dan jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2
menit, segera rujuk ibu dan dampingi ibu ketempat rujukan
8. Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin dalam 500 cc / jam hingga
tiba ditempat rujukan atau menghabiskan 1,5 liter
infus.Kemudian berikan 125 cc / jam. Jika tidak tersedia cairan
yang cukup , berikan 55cc kedua dengan kecepatan sedang dan
berikan minum untuk rehidrasi
DAFTAR PUSTAKA