Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia tidak hanya telah diporak-porandakan oleh peperangan politis,
keberingasan kriminal ataupun ketergantungan akan obat bius, tetapi juga
datang dari jutaan ibu yang mengakhiri hidup janinnya. Aborsi telah menjadi
penghancur kehidupan umat manusia terbesar sepanjang sejarah dunia.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
a. Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Aborsi
1
b. Ager mahasiswa dapat mengantisipasi hal tersebut agar tidak melanggar
Etika Keperawatan
2. Tujuan Khusus
C. METODE PENULISAN
Dalam suatu penulisan Karta Tulis Ilmiah atau makalah diperlukan metode
penulisan yang tepat dan akurat dengan disesuaikan pada apa yang akan
dituliskan. Untuk itu dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Karena makalah ini memuat
materi yang bersifat diterangkan atau dijelaskan melalui presentasi.
E. STATISKA PENULISAN
Secara umum penulisan makalah ini penulis membagi menjadi 3 (tiga)
bab, diantaranya adalah:
BAB I Pendahuluan, memuat latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan.
3
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. DEFINISI ABORSI
Aborsi tetap saja menjadi masalah kontroversial, tidak saja dari sudut
pandang kesehatan, tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi
biasanya dilakukan atas indikasi medis yang berkaitan dengan ancaman
4
5
keselamatan jiwa atau adanya gangguan kesehatan yang berat pada diri si ibu,
misalnya tuberkulosis paru berat, asma, diabetes, gagal ginjal, hipertensi,
bahkan biasanya terdapat dikalangan pecandu ( ibu yang terinfeksi virus ).
Aborsi dikalangan remaja masih merupakan hal yang tabu, jangankan untuk
dibicarakan apalagi untuk dilakukan. Aborsi itu sendiri ada 3 macam :
Tetapi bagi kalangan pecandu atau pekerja seks aborsi seringkali terjadi
saat usia kehamilan sudah diatas 18 minggu. Biasanya mereka akan
mendatangi klinik - klinik yang mereka ketahui dan mereka seringkali tidak
memikirkan efek samping bagi tubuh mereka sendiri. Mereka melakukan
aborsi ini karena mereka tidak menginginkan kehamilan tersebut dan terkadang
mereka melakukan ini karena tidak ingin menularkan virus pada bayi mereka,
dikarenakan sebagian dari mereka mengetahui bahwa mereka telah terinfeksi
virus, tetapi bagaimana jika mereka tidak mengetahui jika mereka terinfeksi
virus dan menginginkan bayi tersebut lahir ? Ada juga dari mereka yang
memilih cara - cara alternatif, seperti melakukannya sendiri dengan meminum
jamu peluntur, loncat - loncat, mengurut perut, sampai memasukan benda-
benda tertentu kedalam rahim dan ada juga meminta bantuan orang yang
mampu mengatasi hal tersebut seperti mendatangi dukun dan sebagainya.
B. JENIS ABORSI
1. Aborsi spontan/ alamiah
Adalah aborsi yang berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
2. Aborsi buatan/ sengaja/ Abortus Provocatus Criminalis
Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat tindakan yang
disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam
hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
7
C. PANDANGAN ABORSI
Dalam membahas abortus biasanya dilihat dari dua sudut pandang, yaitu
moral dan hukum. Secara umum ada tiga pandangan Yang dapat dipakai dalam
memberi tanggapan terhadap abortus yaitu pandangann konservatif, moderat
dan liberal (Megan, 1991).
1. Pandangan konservatif
Menurut pandangan konservatif, abortus secara moral adalah, dan dalam
situasi apapun abortus tidak boleh dilakukan,, termasuk dengan alasan
penyelamatan (misalnya, bila kehamilan dilanjutkan, aakan menyebabkan ibu
meninggal dunia).
2. Pandangan moderat
Menurut pandangan moderat, abortus hanya merupakan suatu prima facia,
kesalahan moral dan hambatan penentangan abortus dapat diabaikan dengan
pertimbangan moral yang kuat. Contoh: Abortus dapat dilakukan selama tahap
presentience (sebelum fetus mempunyai kemampuan merasakan). Contoh lain:
Abortus dapat dilakukan bila kehamilan merupakan hasil pemerkosaan atau
kegagalaan kontrasepsi.
3. Pandangan liberal
Pandangan liberal menyatakan bahwa abortus secara moral diperbolehkan
atas dasar permintaan. Secara umum pandangan ini menganggap bahwa fetus
belum menjadi manusia. Fetus hanyalah sekelompok sel yang menempel
dinding rahim wanita. Menurut pandangan ini, secara genetik fetus dapat
dianggap sebagai bakal maanusia, tetapi secara formal fetus bukan manusia.
Kesimpulannya, apapun alasan yang dikemukakan, abortus sering
menimbulkan komplik nilai bagi perawat bila ia harus terlibat dalam tindakan
abortus. Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, ataupun
Australia, dikenal tatanan hukum Conscience Clauses, yang memperbolehkan
dokter, perawat atau petugas rumah sakit untuk menolak membantu
pelaksanaan abortus. Di indonesia, tindakan abortus dilarang sejak tahun 1918
9
sesuai dengan pasal 346 s/d 3349 KUHP, dinyatakan bahwa “Barang siapa
melakukan sesuatu dengan sengaja yang menyebabkan keguguran atau matinya
kandungan dapat dikenai penjara”. Masalah abortus memang kompleks, namun
perawat profesional tidaak diperkenankan memaaksakan nilai-nilai yang ia
yakini kepada klien yang memiliki nilai berbeda, termasuk pandangaan
terhadap abortus.
D. ALASAN ABORSI
Bagi sebagian wanita menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan
yang tidak dikehendaki, dan sebagian wanita merasa bahagia menjalani
kehamilan. Terlepas dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi
dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah dikarenakan
kontrasepsi yang gagal, ekonomi, jenis kelamin atau hamil di luar nikah.
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil – baik yang telah menikah
maupun yang belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang
paling utama adalah alasan-alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi
buatan / sengaja)
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama
mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak
anak. Ada orang yang menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa
yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu akan keajaiban-keajaiban yang
dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan anak dalam
kandungannya.
10
Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang
mencoba meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam
kandungannya adalah boleh dan benar . Semua alasan-alasan ini tidak berdasar.
Data ini juga didukung oleh studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch
Forrest (1998) yang menyatakan bahwa hanya 1% kasus aborsi karena
perkosaan atau incest (hubungan intim satu darah), 3% karena membahayakan
nyawa calon ibu, dan 3% karena janin akan bertumbuh dengan cacat tubuh
yang serius.
Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang sifatnya untuk
kepentingan diri sendiri – termasuk takut tidak mampu membiayai, takut
dikucilkan, malu atau gengsi.
Jika aborsi untuk alasan medis, aborsi adalah legal, untuk korban an,
masih di grey area, aborsi masih diperbolehkan walaupun tidak semua dokter
mau melakukannya. Kasus an merupakan pilihan yang sulit. Meskipun bisa
saja kita mengusulkan untuk memelihara anaknya hingga lahir, lalu
diadopsikan ke orang lain, itu semua tergantung kematangan jiwa si ibu dan
dukungan masyarakat agar anak yang dilahirkan tidak dilecehkan oleh
masyarakat. Untuk kehamilan diluar nikah atau karena sudah kebanyakan anak
dan kontrasepsi gagal perlu dipirkirkan kembali karena masih banyak orang
mendambakan anak. Sebaiknya kita jangan mencari pemecahan masalah yang
pendek / singkat / jalan pintas, tapi harus jauh menyentuh dasar timbulnya
masalah itu sendiri. Prinsip melegalkan aborsi, sama seperti Prinsip
lokalisasi.Banyak celah yang justru akan dimanfaatkan untuk begituan. Karena
bebas sudah jadi realita sekarang ini, apalagi di kota-kota besar. Jika di data,
orang-orang yang ingin mengaborsi, berapa persen yang dikarenakan
anaknya 7 dan malnutrisi semua, dibandingkan karena hamil diluar nikah –
11
atau hamil dalam perselingkuhan, jauh lebih besar yg. karena di luar nikah
daripada karena alasan ekonomi.
Jadi solusinya bukan cuma dari rantai yang pendek, tapi dari ujung rantai
yang terpanjang, yaitu : penyuluhan tentang yang benar. Jika diliat kebelakang,
mengapa banyak remaja yg aborsi, karena mereka melakukan bebas untuk itu
diperlukan pendidikan agama agar moral mereka tinggi dan sadar bahwa free
tidak sesuai dengan agama dan berbahaya. Jika tidak ingin hamil gunakan
kontrasepsi yang paling aman dan kontrasepsi yang paling aman adalah tidak
berhubungan sama sekali. Segala sesuatu itu ada resikonya. Untuk itu sebelum
bertindak, orang harus mulai berpikir : nanti bagaimana bukannya bagaimana
nanti. Untuk yang menerima sex sebelum nikah seperti di USA sebaiknya
mereka mengetahui cara-cara kontrasepsi, dan pentingnya kontrasepsi, selain
mencegah kehamilan juga dapat mencegah penyakit menular, mungkinkah ini
bisa mengurangi jumlah aborsi.
Keputusan aborsi juga dapat keluar dalam waktu yang singkat, dan setelah
melewati waktu krisis, bisa saja keputusan aborsi dibatalkan karena ada
seseorang yang mendampingi memberikan support, dan dia tidak jadi
mengaborsi. Keputusan untuk aborsi, kemungkinan bisa menghantui seumur
hidupnya, mengaborsi anaknya, dan selama beberapa minggu dia masih
menyesali dan menangisi kejadian itu, seperti kematian seorang anak. Apalagi
12
jika aborsi dilakukan akibat paksaan, misalnya paksaan dari orangtua, demi
nama baik keluarga. Bayangkan berapa banyak orang-orang yang. bisa dipaksa
untuk menggugurkan, jika aborsi ini dilegalkan.
Aborsi dapat terjadi karena pernikahan yang tidak sehat, misalnya salah
satu dari suami-isteri merasa tidak nyaman tidak ada komunikasi yang baik di
antara suami istri dan saling pengertian. Adanya tekanan ataupun ancaman dari
pihak tertentu terhadap seorang wanita untuk dapat memberikan anak laki-laki.
Yang ada adalah rasa mementingkan diri sendiri saja dan pengeksploitasian.
Kehamilan bukan hanya peran wanita saja tetapi peran serta pria, juga dalam
hal mendapatkan jenis kelamin anak, karena pria yang meberikan kromosom X
atau kromosom Y. Jika seorang isteri mengalah untuk hamil lagi karena
tekanan demi keamanan rumah tangga tetapi dikemudian hari anak diasuh
dengan setengah hati akan berakibat buruh bagi seorang anak, untuk itu jika
mengalah menerima dengan berlapang dada, walaupun manusia sangat sedikit
yang mampu berlapang dada. Untuk pasangan suami-isteri yang tidak mampu
dari segi ekonomi, jasmani ataupun rohani untuk mendapatkan anak lagi,
pengunaan kontrasepsi merupakan salah satu cara untuk mencegah aborsi.
E. TINDAKAN ABORSI
Ada 2 macam tindakan aborsi yaitu, Aborsi dilakukan sendiri , Aborsi dilakukan
orang lain.
Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan
dalam
5 tahapan, yaitu:
(1) (2)
sampingan bagi si ibu banyak sekali ada yang mati akibat serangan
jantung waktu carian kimia itu disuntikkan.
6. Pil pembunuh
Pil Roussell-Uclaf (RU-486), satu campuran obat buatan Perancis
tahun 1980. Pengaborsiannya butuh waktu tiga hari dan disertai kejang-
kejang berat serta pendarahan yang dapat terus berlangsung sampai 16
hari.
F. RESIKO ABORSI
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa
resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam
buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari
segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga
memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang
wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion
Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat
dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam
penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-
hal seperti berikut ini:
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam
hidupnya.
G. HUKUM ABORSI
1. Hukum menurut UUD
KUHP Bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa pasal 346, 347, 348,
dan 349 menentukan sebagai berikut:
Pasal (347) :
Pasal (348) :
Pasal (349) :
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat
melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita
tersebut melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini
hukumnya boleh, karena operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara
tidak alami. Tujuannya untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya
sekaligus. Hanya saja, minimal usia kandungannya enam bulan. Aktivitas
medis seperti ini tidak masuk dalam kategori aborsi; lebih tepat disebut
proses pengeluaran janin ( melahirkan ) yang tidak alami.
2. Jika janinnya belum berusia enam bulan, tetapi kalau janin tersebut tetap
dipertahankan dalam rahim ibunya, maka kesehatan ibunya bisa terganggu.
Dalam kondisi seperti ini, kehamilannya tidak boleh dihentikan, dengan cara
menggugurkan kandungannya. Sebab, sama dengan membunuh jiwa.
Alasannya, karena hadis - hadis yang ada telah melarang dilakukannya
pengguguran, serta ditetapkannya diyat untuk tindakan seperti ini.
3. Jika janin tersebut meninggal didalam kandungan. Dalam kondisi seperti ini,
boleh dilakukan penghentian kehamilan. Sebab, dengan dilakukannya
tindakan tersebut akan bisa menyelamatkan nyawa ibu, dan memberikan
solusi bagi masalah yang dihadapinya; sementara janin tersebut berstatus
mayit, yang karenanya harus dikeluarkan.
4. Janin yang di bunuh dan wajib atasnya ghurrah adalah bayi yang suadh
berbentuk ciptaan ( janin ), misalnya mempunyai jantung, tangan, kaki,
kuku, mata, atau lainnya.
5. Mengenai peghentian kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqojia
telah berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang
mengharamkan. Menurut kami, jika penghentian kehamilan itij dilakukan
setelah empat puluh hari usia kehamilan, saat telah terbentuknya janin ( ada
bentuknya sebagai manusia ), maka hukumnya haram. Karenanya, berlaku
21
22
B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata SEMPURNA dan
masih banyak kekurangan dalam hal materi yang disampaikan maupun dalam
pengetikan. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang bersifat konstruktif. Untuk kedepannya saya dapat
menyempurnakan makalah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Emi, Suhaemi Mimin Dra. Hj. 2004. Etika Keperawatan Apliksi pada Praktek.
Jakarta : EGC
Magnis, Franz Dr. Suseno. 1989. Etika Dasar/ Masalah-masalah pokok filsafat
moral,Yogyaakarta : Pustaka Filsafat.
Sumber lain :
www.google.com
www.wikipedia.com