Professional Documents
Culture Documents
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sebagai landasan hukum pengelolaan keuangan negara, pada tanggal 5
April 2003 telah diundangkan Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari aturan-
aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Peraturan terkait
a. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
b. UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
c. PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.
d. PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
II. Pokok-Pokok Isi
a. Ketentuan Umum.
b. Pejabat Perbendaharaan Negara.
c. Pelaksanaan APBN.
d. Pengelolaan Uang.
e. Pengelolaan Piutang.
f. Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
g. Penatausahaan dan Pertanggungjawaban APBN.
h. Pengendalian Intern Pemerintah.
i. Penyelesaian Keuangan Negara.
j. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU).
k. Ketentuan Peralihan.
l. Ketentuan Penutup.
III. Ringkasan
A. Ketentuan Umum
1. Pengertian
Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan,
yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.
2. Ruang Lingkup
Perbendaharaan Negara meliputi :
a. Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara.
b. Pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah.
c. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara.
d. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah.
e. Pengelolaan kas.
f. Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah.
g. Pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah.
h. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen
keuangan negara/daerah.
i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaa APBN/APBD.
j. Penyelesaian kerugian negara/daerah.
k. Pengelolaan Badan Layanan Umum.
l. Perumusan standar, kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan
keuangan negara.
3. Asas Umum
Undang-undang Perbendaharaan Negara ini menganut asas kesatuan,
asas universalitas, asas tahunan dan asas spesialitas.
Asas kesatuan :
Semua pendapatan dan Belanja Negara/Daerah disajikan dalam satu
dokumen negara.
Asas universalitas :
Setiap transaksi keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen
anggaran.
Asas tahunan :
Membatasi masa berlaku anggaran untuk suatu tahun tertentu.
Asas spesialitas :
Mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci secara jelas
peruntukkannya.
2. Pemisahan Kewenangan
a. Kewenangan pengelolaan administratif (Administratief Beheer)
yaitu kewenangan untuk pembuatan komitmen, pengujian dan
pembebanan serta perintah pembayaran yang dipegang oleh
Menteri Negara/Utusan Lembaga selaku pengguna anggara/barang.
b. Kewenangan komptabel (Komptabel Beheer) yaitu kewenangan
untuk pencairan dana yang dipegang oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara (BUN).
3. Kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga Menteri/Pimpinan Lembaga
selaku Pengguna Anggaran/Barang berwenang :
a. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran.
b. Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/Barang.
c. Menetapkan pejabat yang bertugas; melakukan pemungutan
penerimaan negara.
d. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang
dan piutang.
e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja.
f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan
perintah pembayaran.
g. Menggunakan barang milik ngara.
h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang
milik negara.
i. Mengawasi pelaksanaan anggaran.
j. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan; kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya.
5. Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
a. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota mengangkat
Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran pada kantor/
satuan kerja dilingkungan kementerian negara/lembaga/satuan
kerja perangkat daerah.
b. Bendaraha Penerimaan/Pengeluaran adalah pejabat fungsional.
c. Pejabat Bendahara Penerimaan/Pengeluaran tidak boleh dirangkap
oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau kuasa BUN.
D. Pengelolaan Uang
1. Penyelenggaraan Rekening Pemerintah
a. Menteri Keuangan selaku BUN berwenang mengatur dan
menyelenggarakan rekening pemeritah.
b. Dalam rangka penyelenggaraan rekening pemerintah Menteri
Keuangan membuka Rekening Kas Umum Negara.
c. Uang negara disimpan dalam Rekening Kas Umum Negara pada
bank sentral.
d. Dalam pelaksanaan operasional penerimaan dan pengeluaran
negara, BUN dapat membuka Rekening Penerimaan dan Rekening
Pengeluaran pada bank umum.
e. Rekening Penerimaan digunakan untuk menampung pemerimaan
negara setiap hari.
f. Saldo Rekening Penerimaan setiap akhir hari kerja wajib disetorkan
seluruhnya ke Rekening Kas Umum Negara pada bank sentral.
g. Rekening Pengeluaran pada kas bank umum diisi dengan dana yang
bersumber dari Rekening Kas Umum Negara pada bank sentral.
E. Pengelolaan Piutang
Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelola pendapatan, belanja
dan kekayaan negara/daerah wajib mengusahakan agar setiap piutang
negara/daerah diselesaikan seluruhnya dan tepat waktu.
I. Ketentuan Peralihan
1. Pembentukan Jabatan Fungsional Bendahara
2. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun anggaran 2008 dan
selama pengakuan dan pengukuran berbasis akrual belum
dilaksanakan, digunakan pengalaman dan pengukuran berbasis kas.
3. Penyimpanan uang negara dalam Rekening Kas Umum Negara pada
Bank Sentral dilaksanakan secara bertahap, sehingga terlaksana secara
penuh selambat-lambatnya pada tahun 2006.
J. Ketentuan Penutup
Pada saat berlakunya undang-undang ini ICW stbl 1925 No. 448 dinyatakan
tidak berlaku.