You are on page 1of 3

Handout kuliah Farmakologi

Dr Bahana Sugiri

Obat Sistem Kardiovaskuler

Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi &


memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara
langsung ataupun tidak langsung

Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur


peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme
jaringan dapat terangkut dengan baik.
Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah
sebagai penyalur darah ke jaringan.

Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA, nodus AV, berkas
His, dan serabut Purkinye.
Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis.
Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan kelainan pada sistem
kardiovaskuler.

Obat kardiovaskuler, 9 sub kelas :


1. Obat inotropik positif
2. Obat anti-aritmia
3. Obat antihipertensi
4. Obat anti-angina
5. Diuretik
6. Obat sistem koagulasi darah
7. Obat hipolipidemik
8. Obat untuk syok dan hipotensi
9. Obat untuk gangguan sirkulasi darah.

1.Obat inotropik positif (anti gagal jantung )

Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung (miokardium).
Indikasi : gagal jantung, keadaan jantung gagal untuk memompa darah dalam volume
yang dibutuhkan tubuh. Keadaan tersebut terjadi karena jantung bekerja terlalu berat
(kebocoran katup jantung, kekakuan katub, atau kelainan sejak lahir di mana sekat
jantung tidak terbentuk dengan sempurna ) atau karena suatu hal otot jantung menjadi
lemah.

Ada 2 jenis obat inotropik positif, yaitu :


Glikosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis purpurea yang
kemudian diketahui berisi digoksin dan digitoksin.
Penghambat fosfodiesterase merupakan penghambat enzim fosfodiesterase yang
selektif bekerja pada jantung. Hambatan enzim ini menyebabkan peningkatan kadar
siklik AMP (cAMP) dalam sel miokard yang akan meningkatkan kadar kalsium intrasel.
Contoh : Milrinon , Aminiron

2. Obat-obat antiaritmia

Indikasi : untuk membuat denyut jantung teratur. Obat-obat antiaritmia dapat dibagi berdasar
penggunaan kliniknya untuk :
aritmia supraventrikel misal : adenosin, verapamil, digoxin
aritmia supraventrikel dan aritmia ventrikel misal : disopiramid, beta bloker
aritmia ventrikel misal : lidokain, meksiletin

3. Obat antihipertensi
Sering digunakan obat yang melebarkan pembuluh darah (vasodilator), yang bisa
melebarkan arteri, vena atau keduanya.
Pelebar arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan darah sehingga
mengurangi beban kerja jantung.
Pelebar vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang yang lebih untuk darah yang
telah terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian kanan jantung sehingga mengurangi
penyumbatan dan mengurangi beban jantung
Contoh vasodilator :
Paling banyak digunakan adalah ACE-inhibitor (Angiotensin Converting Enzyme inhibitor).
Efek pada pembuluh darah :
ACE-inhibitor : melebarkan arteri & vena
Nitroglycerin : hanya melebarkan vena
Hydralazine : hanya melebarkan arteri

4. Obat-obat antiangina

Sebagian besar pasien angina pektoris ( nyeri dada ) diobati dengan beta-bloker atau antagonis
kalsium. Meskipun demikian, senyawa nitrat kerja singkat, masih berperan penting untuk
tindakan profilaksis sebelum kerja fisik dan untuk nyeri dada yang terjadi sewaktu istirahat.
a. Golongan nitrat
merelaksasi otot polos pembuluh vena, menyebabkan alir balik vena berkurang sehingga
mengurangi beban hulu jantung.
merupakan vasodilator koroner yang poten
contoh : ISDN ( Isosorbid dinitrat )
b. Golongan antagonis kalsium
Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium transmembran,
yaitu mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat ke dalam sel otot
polos, otot jantung dan saraf.
Berkurangnya kadar kalsium bebas di dalam sel-sel tersebut menyebabkan berkurangnya
kontraksi otot polos pembuluh darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung (inotropik
negatif), serta pembentukan dan konduksi impuls dalam jantung (kronotropik dan
dromotropik negatif).
Contoh : Diltiazem , Nifedipin
c. Golongan beta-bloker
Menghambat adrenoseptor beta (beta-bloker) di jantung, pembuluh darah perifer,
bronkus, pankreas & hati.
Beta-bloker dapat mencetuskan asma dan efek ini berbahaya. Karena itu, harus
dihindarkan pada pasien dengan riwayat asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis.
Contoh : Propranolol

5. Diuretik

Sering sebagai kombinasi obat jantung


Fungsi : mengurangi penimbunan cairan, menambah pembentukan air kemih, membuang
natrium dan air dari tubuh melalui ginjal.
Contoh : Hidroclortiazide (HCT) & Furosemide
Mengurangi cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke jantung sehingga
mengurangi beban kerja jantung.
Pemberian diuretik sering disertai dengan pemberian tambahan Kalium, karena diuretik
tertentu menyebabkan hilangnya Kalium

6. Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah

Pembentukan trombus berlangsung melalui 3 tahap, yaitu :


1. pemaparan darah pada suatu permukaan trombogenik vaskuler yang rusak.
2. suatu rangkaian peristiwa terkait dengan trombosit.
3. pengaktifan mekanisme pembekuan melalui peran penting trombin dalam pembentukan
fibrin. Trombin sendiri merupakan suatu perangsang agregasi dan adhesi platelet yang
sangat kuat.
Macam obat sistem koagulasi darah

a. Antikoagulan,
dibagi menjadi 2 yaitu : antikoagulan parenteral, contoh : Heparin dan antikoagulan oral,
contoh : Warfarin
Antikoagulan oral mengantagonisasi efek vitamin K
Efek samping utama semua antikoagulan oral adalah pendarahan
b. Antiplatelet (antitrombosit)
bekerja dengan cara mengurangi agregasi (perlekatan ) platelet, sehingga dapat menghambat
pembentukan trombus pada sirkulasi arteri, di mana trombi terbentuk melalui agregasi platelet
dan antikoagulan menunjukkan efek yang kecil.
Contoh : Asetosal, Dipiridamol
c. Fibrinolitik
bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen untuk membentuk
plasmin, yang lebih lanjut mendegradasi fibrin dan dengan demikian memecah trombus.
Contoh : streptokinase, urokinase, alteplase.
d. Hemostatik dan antifibrinolitik
Defisiensi faktor pembekuan darah dapat menyebabkan pendarahan.
Pendarahan spontan timbul apabila aktivitas faktor pembekuan kurang dari 5% normal.
Contoh obat : Asam traneksamat

Peranan Perawat dalam pemberian obat kardiovaskuler

Prinsip umum pengelolaan dan pemberian obat obatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
adalah:
1. Memahami Jantung adalah organ vital.
2. Obat-obat kardiovaskuler biasanya memiliki dosis kecil dengan potensi yang besar
(implikasi sistemik), jadi harus berhati-hati dalam pemberiannya.
3. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan pada sistem
kardiovaskuler
4. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakitnya,
baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti
tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang
merawatnya

www.berbagi-sehat.com

You might also like