You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
Makalah Kewarganegaraan
1.1. Latar Belakang Masalah
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran
banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak.
Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan
terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Meski
demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran
bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan
motivasi dlam menciptakan suasana damai.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam paper ini akan dibahas beberapa masalah, diantaranya :
1 Konsep ketahanan nasional berlapis-lapis.
2 Konsepsi dasar ketahanan nasional .
3 Tujuan ketahanan nasional .
4 Ketahanan astagatra .
5 Bentuk hakikat ketahanan nasional .
6 Sifat-sifat ketahanan nasional .

1.3. Metode Penulisan


Dalam pembuatan makalah ini penyusun mengumpulkan data mengenai pembahasan lebah dan manfaatnya melalui teknik studi
literatur dan media maya untuk mencari data yang relevan dalam pembuatan makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A. Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional


Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang berintegrasi, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan
ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Untuk menjamin identitas, integritas kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan yang selaras, serasi dan seimbang dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan
Pancasila, UUD ’45 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi ketahanan nasional Indonesia merupakan sarana untuk
meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan
pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan = Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya
kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani.
Keamanan = Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.

B. Konsep Dasar Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional (Tannas) adalah konsep bangsa Indonesia, Keselamatan Nasional (National Security) atau kelangsungan hindup
bangsa (national survival). National security yang sering kita tejemahkan dengan keamanan nasional, lebih fokus pada kekuatan
militer daripada kekuatan lain yang ada dalam kehidupan suatu bangsa. Tannas yang juga disebut sebagai comprehensive security,
berpendapat bahwa kelangsungan hidup suatu bangsa atau masyarakat tergantung pada keserasian aspek kehidupan seperti Ideologi-
Politik-Ekonomi-Sosial Budaya-Militer, dimana tiap aspek saling mempengaruhi. Stabilitas dari networking aspek-aspek tersebut
akan menciptakan Tannas yang kuat. Tannas lahir di Seskoad (Sekolah Staf & Komanda Angkatan Darat) pada tahun 1969-1970,
yang pada saat itu berusaha mengembangkan doktrin sendiri tentang national security, berdasarkan pengalaman sendiri dan bangsa
lain. Hasilnya menyatakan bahwa kelangsungan hidup suatu masyarakat tidak hanya ditentukan oleh kekuatan militer saja, tetapi juga
tergantung pada kemampuan aspek kehidupan yang lain. Keadaan ekonomi dan konflik antar kelompok karena alasan politik, agama
dan sumberdaya dapat menghancurkan kemampuan negara untuk bertahan. Pada tahun 1966 kita menghentikan konfrontasi dengan
Malaysia dan Singapore, dan Indonesia tidak ingin dianggap negara yang agresif. Strategi yang mendukung tercapainya Tannas dalam
menghadapi ancaman, terutama ancaman militer atau kekerasan adalah strategi tidak langsung, konsep Andre Beaufre – jendral
Prancis. Untuk pertahanan dikembangkan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta dan untuk kemanan dalam negeri dikembangkan
Operasi Keamanan Dalam Negeri, strategi dari keduanya didasarkan pada strategi tidak langsung. Strategi tidak langsung barangkali
dapat digambarkan yang dalam bahasa Jawa disebut: “nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake“, yang artinya kira-kira: berlaga
tanpa pasukan, menang tanpa mengalahkan. Dalam permainan game/strategi ini disebut “non zero sum game“, dalam suatu
penyelesaian sengketa kedua belah pihak mendapat manfaat. Awalnya konsep Tannas ini diberi nama Pembinaan Nusantara, yang
terdiri dari pembinaan Wilayah (untuk menciptakan kesejahteraan) dan pembinaan Teritorial (untuk menciptakan keamanan).
Keduanya saling berkaitan, tidak mutually eksklusif, kita tidak bisa meng-antagoniskan kedua pembinaan, karena dalam setiap
pembinaan kedua unsur tersebut harus diperhatikan, hanya yang mana lebih diutamakan hanya masalah prioritas sesuai dengan
kondisi pada saat itu. Teori lain yang dipakai adalah teori kelangsungan hidup suatu social system yang dikembangkan oleh Talcot
Parson. Parson berpendapat jika suatu sistem sosial ingin mempertahankan hidupnya dia harus mampu mengembangkan kemampuan:
1. pattern maintainence; 2. adaptation; 3.goal attainment; 4. integration; 5. goal setting. Tidak social system mampu mengembangkan
semua fungsi. Sebelum konsep ini berkembang sampai mempunyai kerangka yang jelas, pada tahun 1972 presiden Suharto meminta
agar konsep ini dikelola oleh Lemhannas (Lembaga Pertahanan Nasional yang kemudian menjadi Lembaga Ketahanan Nasional.
Perkembangan konsep ini kemudian tidak sesuai dengan apa yang semula digagas di Seskoad. Wawasan Nusantara adalah suatu
konsep bagaimana bangsa ini melihat dirinya sendiri yang merupakan negara kepulauan. Jika didasarkan hukum yang berlaku pada
saat itu, maka Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi perairan teritorial sepanjang 12 mil, maka selebihnya menjadi
wilayah internasional, situasi demikian membahayakan keamanan nasional dan internasional, karena rawan konflik. Maka Indonesia
mengusulkan agar wilayah laut pedalaman, yang pengukurannya didasarkan berdasarkan pada prinsip-prinsip tertentu dapat menjadi
wilayah nasional. Hubungan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional adalah, bahwa Wawasan Nusantara memperkuat dan
mempermudah pengelolaan Ketahanan Nasional. Tetapi masalahnya justru adanya Wawasan Nusantara orang berpendapat bahwa
sebagai negara maritim kita harus mempunyai kekuatan maritim (baca: Angkatan Laut) yang kuat. Teknologi sekarang sudah
memungkinkan terciptanya networking antar unsur untuk mencapai tujuan strategi. Diharapkan generasi muda berusaha mendalami
dan menggali pengalaman masa lalu, supaya kita dapat menciptakan konsep yang cucuk dengan suasana dan lingkungan kita sendiri.
Manfaat suatu konsep adalah jika dapat dipraktekan, hobi kita suatu konsep untuk terus menjadi wacana, yang hanya menghasilkan
orang pintar bicara. Apabila kita menggali ilmu di luar negeri, kita ambil intisari ilmu untuk mengkaji keadaan kita berdasarkan ilmu
tersebut. Bukan kita tiru aplikasi ilmu itu dalam kondisi lain, lalu hasilnya ingin diterapkan di Indonesia. Ini akan merugikan bangsa
kita, kerugian tidak segera nampak, karena proses berjalan lama. Ibarat kita beli sepatu, tidak cocok di kaki kita, jangan kakinya yang
dirubah tetapi sepatunya. Para pemuda harus menggeluti ilmu dari muda, mau mempelajari sejarah secara teliti, karena sejarah adalah
masa lalu kita. Masa depan dibangun dari pengambilan hikmah masa lalu. Tetapi juga harus disadari bahwa penulisan sejarah kita,
kebanyakan adalah untuk kepentingan penulis atau subyek yang ditulisnya, sehingga sebetulnya tidak bermanfaat untuk kepentingan
kita. Pelajari sejarah dan pengalaman secara sangat kritis, jangan takut untuk dicap tidak patriotis, karena pengalaman menunjukkan
bahwa orang yang menyebut orang lain tidak patriotis, dia sendiri selalu berlindung dalam kemunafikan.

C. Tujuan Ketahanan Nasional


Tujuan ketahanan nasional pada dasarnya untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (AHTG)
Jadi semakin kuat ketahanan nasional suatu bangsa semakin dapat menjamin kelangsungan hidup atau survival hidup suatu bangsa dan
Negara. Oleh karena itu, sekarang yang dibutuhkan adalah bagaimana membangun ketahanan nasional nasional secara bottom up
approach melalui pembinaan tingkat ketahanan dari mulai ketahanan nasional, ketahanan daerah, ketahanan lingkungan, ketahanan
keluarga dan ketahanan pribadi.
Dengan pembangunan ketahanan nasional melalui pendekatan dari bawah maka diharapkan dapat tercapai kondisi keamanan nasional
yang menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara dan sekaligus pelaksanaan pembangunan di berbagai daerah.
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia.
2. Ancama dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut
oleh musuh dari luar negri.
BAB IV
PEMBINAAN KETAHANAN NASIONAL
4.1 Langkah-langkah Pembinaan
1. Peningkatan dan pengembangan pengamalan Pancasila secara objektif dan
subjektif.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus di relevansikan dan di
aktualisasikan nilai instrumentalnya.
3. Sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang
bersumber dari Pancasila.
4. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara republik
Indonesia harus dihayati dan diamalkan secara nyata.

5. Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus menunjukkan

keseimbangan fisik material dengan pembangunan mental spirituil untuk

menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme.

6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain di sekolah.
4.2 Wujud Ketahanan Nasional Di Bidang Politik

Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang besifat absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan

dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat.

Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaan pendapat tidak menyangkut nilai dasar

sehingga tidak berseberangan yang dapat menjurus kepada konflik fisik.


Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam

masyarakat dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan

nusantara.

Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan anatar kelompok atau golongan dalam

masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapai tujuan nasional dan kepentingan nasional.

Indra Marhadi Putra-360861009/TI


15
4.3 Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Terhadap Bela Negara.

Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat

Indonesia. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama

lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk

menghindari berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai

permasalahan di kemudian hari.

4.3.1 Contoh Hak Warga Negara Indonesia

- Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.

- Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

- Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di

dalam pemerintahan.
- Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama

dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai.

- Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.

- Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan

Indonesia atau NKRI dari serangan musuh.


- Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat,
berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai
undang-
undang yang berlaku.
4.3.2 Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia
- Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam
membela, mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari
serangan
musuh.
- Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).

- Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,

hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan

sebaik- baiknya.
- Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala
hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia.
Indra Marhadi Putra-360861009/TI
16
- Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke
arah yang lebih baik
Indra Marhadi Putra-360861009/TI
17
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Pendahuluan

Manusia dikatakan mahluk sempurna karena memiliki naluri, kemampuan

berpikir, akal, dan ketrampilan, senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi,

pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, berupaya memenuhi baik materil maupun

spiritual. Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan-

hubungan dengan: Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Seni/Budaya, IPTEK,

dan Hankam.

Untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya, manusia

perlu mengadakan hubungan - hubungan, antara lain :

- Hubungan manusia dengan Tuhannya, yang kemudian melahirkan agama.

- Hubungan manusia dengan cita-cita yang kemudian melahirkan ideologi.

- Hubungan manusia dengan kekuatan atau kekuasaan yang kemudian

melahirkan
politik.
- Hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan yang kemudian

melahirkan ekonomi.

- Hubungan manusia dengan manusia yang kemudian melahirkan sosial.

- Hubungan manusia dengan keindahan yang kemudian melahirkan kesenian

atau dalam arti sempit dinamakan budaya.


- Hubungan manusia dengan pemanfaatan fenomena alam yang kemudian
melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Hubungan manusia dengan rasa aman yang kemudian melahirkan
pertahanan keamanan.
1.2 Pokok Pikiran

Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang

membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu


mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu

menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.

Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber

daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia

menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar.

Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif

terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan

membahayakan kelangsungan hidup dan eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa

Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk

tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun datangnya.

BAB II
PEMAHAMAN KETAHANAN NASIONAL
2.1 Pengertian

Tujuan nasional menjadi pokok pikiran ketahanan nasional karena sesuatu organisasi dalam proses kegiatan

untuk mencapai tujuan akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah internal dan eksternal sehingga perlu kondisi

yang siap menghadapi

Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri

atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan

nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan,

hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung

maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas,

identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam

mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan

kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan


keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan

menyeluruh berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara.

Kesejahteraan adalah kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan

mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang

adil dan merata rohani dan jasmani.

Keamanan adalah kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai

nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.

Contoh bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka

karma) :

1. Ancaman di dalam negeri

Contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari

masyarakat indonesia.

2. Ancaman dari luar negeri

Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan

imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
KEKUATAN DIRGANTARA
UNTUK KEPENTINGAN PERTAHANAN

Oleh Yusuf Sarante, ST, Puslitbang Teknologi Balitbang Dephan

Umum

Kekuatan Dirgantara adalah salah satu bagian penting dari potensi nasional suatu bangsa yang pada dasarnya
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara.
Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,Bangsa Indonesia senantiasa bertekad untuk tetap mempertahankan dan
menegakkan kemerdekaan serta kedaulatan negara kesatuan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Oleh karena itu
kekuatan TNI yang diperlukan adalah kekuatan yang dapat dengan cepat digerakkan ke seluruh penjuru tanah air baik
melalui udara maupun laut yang memerlukan kekuatan dirgantara yang mampu mengamati arah datangnya Ancaman,
Gangguan,Hambatan dan Tantangan (AGHT) secara cepat dan akurat.

Kekuatan Dirgantara

Kekuatan dirgantara merupakan salah satu potensi nasional suatu bangsa yang dikelola untuk mampu menggunakan
wahana dirgantara dengan segenap potensi kedirgantaraan yang ada agar dapat menguasai, mempertahankan, dan
mendayagunakan Wahana dirgantara untuk kepentingan nasional. Oleh karena itu konsepsi dasar kekuatan dirgantara
yang akan diterapkan di Indonesia mengacu pada pengertian dasar dan memperhatikan pemahaman akan karakteristik
kekuatan dirgantara yang berlaku umum di dunia. Kekuatan Dirgantara nasional dalam fungsinya sebagai kekuatan
pertahanan dan keamanan negara yang tidak terpisah dari kekuatan darat maupun laut dalam mengantisipasi masalah
pertahanan dan keamanan suatu negara. Oleh karena itu kekuatan dirgantara untuk Indonesia merupakan bala
dirgantara dan bagian dari potensi nasional dalam keikutsertaannya di dalam mengemban tugas pembangunan nasional
untuk kepentingan kesejahteraan warga negara Indonesia sekaligus sebagai bala kekuatan TNI dalam mengemban tugas
pertahanan keamanan negara dalam keikutsertaannya mengemban tugas pembangunan nasional.

Tersedianya Teknologi Nasio-nal di bidang Pertahanan

Dewasa ini kita terbatas dalam kemampuan mengembangkan teknologi yang diperlukan untuk melaksanakan segala apa
yang kita inginkan. Untunglah pasar teknologi internasional cukup terbuka. Sementara itu kredibi-litas bangsa Indonesia
sebagai pembeli teknologi pun sudah mulai tampak. Disamping itu, persaingan teknologi antar negara maju makin besar
sehingga tidak ada negara yang berkei-nginan menanggung resiko tertinggal oleh lawannya dalam menawarkan
pengalihan tekno-loginya ke Indonesia. Sementara itu makin terbukti bahwa dalam beberapa bidang tertentu, misal-nya
pesawat terbang dan kapal,bangsa Indonesia semakin mam-pu menghasilkan produk proses nilai tambah teknologi tinggi
(high technology value added processes) dengan baik. Dengan tumbuhnya kemampuan ini, bangsa Indonesia makin
memi-liki kredibilitas di dalam rekayasa Industri, disamping kredibilitas yang tinggi dibidang ekonomi dan keuangan yang
telah dapat ditumbuhkan, sehingga taraf hidup manusia akan meningkat dan melahirkan cara – cara berpikir. Ilmu
pengetahuan dan Teknologi yang lebih maju lagi. Maka lahirlah suatu lingkaran peningkatan antara tingkat per-
kembangan teknologi,oleh karenanya teknologi nasional dibidang pertahanan harus menganut prinsip efisiensi dan
efektifitas dalam penyiapan maupun pengguna-annya dengan tetap memperhatikan kepentingan pembangunan nasional
dibidang kesejahteraan rakyat dan stabilitas pertahanan dan keamanan nasional.

Kepentingan Nasional

Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar diberbagai pelosok di seluruh Indonesia, sehingga perlu
adanya upaya untuk melindungi kepentingan-nya. Masing – masing wilayah memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda
sehingga memerlukan kekuatan TNI yang berbeda pula, oleh karena itu kekuatan dirgantara merupakan kekuatan yang
diperlukan untuk dapat menjamin kemerdekaan dan kedaulatan wilayah Udara. Seluruh potensi kekuatan dirgantara yang
menjadi salah satu bagian yang integral dari potensi nasional tersebut, yang pada dasarnya didayagunakan sebesar
mungkin untuk kepentingan kesejahteraan warga masyarakatnya, disamping untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan bangsa dan negara.
Pengamanan Wilayah

Pengamanan wilayah yang Efektif dan Efisien adalah sistem yang didukung oleh sumber kekuatan satuan pengamanan
yang kuat dan juga didukung oleh kecepatan dan keakuratan data pe-ngamatan di lapangan. Tentara Nasional Indonesia
yang secara formal bertanggung jawab terhadap pengamanan wilayah yang selalu berubah dan terkait dengan
perubahan tatanan politik,ekonomi nasional atau internasional dan secara lebih teknis akan terkait dengan perkem-
bangan teknologi.

Perkembangan Teknologi Dirgantara

Perkembangan teknologi Dirgantara untuk pengamatan Udara (Air Surveillance) secepat radar telah maju sedemikian
pesatnya. Disuatu sisi kelemahan radar darat yang sangat dipengaruhi oleh keadaan lengkung bumi dan medan daratan,
berakibat ber-kembangnya radar udara yang mampu menggantikan sistem radar darat dan bahkan radar Angkasa Luar
(Space Radar) maupun jenis peralatan pengamat lainnya yang dapat mengamati berbagai aktivitas di permukaan bumi.

Disisi lain perkembangan jenis Pesawat Airbone Early Warning And Control System (AWACS) dan jenis pesawat yang
dikembangan untuk tidak dapat dideteksi radar (Stealth AirCraff) telah berkembang semakin banyak dan pemanfaatan
hasil penginderaan Jauh Satelit (inderaja Satelit) semakin banyak digunakan baik untuk kepentingan Militer maupun
untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. Untuk itu Balitbang Departemen Pertahanan membuat Pesawat
Terbang Tanpa Awak (PTTA) yang bekerja sama dengan pihak ADBC / ITB Bandung pada TA. 2001 ditujukan untuk
pengembangan pengendalian sampai mampu untuk pengendalian autonomous, yang pengkajian dan pengembangannya
menggunakan pendekatan kepentingan pertahanan nasional.

Kesimpulan

Indonesia merupakan negara kepulauan dan juga sebagai negara maritim, dan untuk mempertahankan segala asetnya
kita memerlukan peran kekuatan Dirgantara Indonesia. Sebagai kekuatan Hankam sangat diperlukan, terutama untuk
membentuk daya tangkal yang handal, sehingga mampu mencegah adanya An-caman, Gangguan, Hambatan dan
Tantangan yang datang dari luar ZEEI maupun dari dalam, serta mampu bertindak sebagai penegak Kedaulatan
dirgantara dan melindungi kepentingan nasional lainnya.

Saran

Kekuatan Dirgantara Indonesia selain sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan, baik pada tingkat strategis, taktis
maupun operasional, dapat pula dijadikan sebagai pedoman dalam memahami dan mengaplikasikannya untuk
kepentingan kesejahteraan rakyat secara umum.

Daftar Pustaka

• B.J. Habibi, Ilmu pengetahuan, Teknologi dan Pengembangan bangsa. , 1995.

• Kekuatan Dirgantara Indonesia (KDI), Markas Besar TNI AU, 1998.

• Majalah BPPT No.XXXVIII/1989.

You might also like