You are on page 1of 5

POLA KEBUDAYAAN SUKU BANGSA BETAWI

Sebagai seorang yang dilahirkan di tanah Betawi, saya merasa perlu


memperkenalkan bagaimana pola kehidupan masyarakat betawi itu. Walau saya dilahirkan
dan dibesarkan di tanah Betawi, sebenarnya saya memiliki orang tua yang berbeda suku
bangsa. Ayah saya seorang yang bersuku bangsa Jawa dan Ibu saya seorang yang bersuku
bangsa Betawi asli, tetapi saya mungkin lebih condong kepada suku bangsa Betawi.
Walaupun begitu saya tetap menghormati suku-suku bangsa lain yang berada di Indonesia.
Dalam tulisan ini saya akan memperkenalkan, pola kehidupan masyarakat Betawi,
tetapi hanya terbatas pada sistem kekerabatan, sistem religi, sistem kesenian, dan sistem
bahasa. Walaupun saya dibesarkan dan dilahirkan di tanah Betawi, saya tetap merasa
belum mengetahui benar bagai mana pola kebudayaan masyarakat Betawi secara
terperinci, oleh karena itu mohon dimaklumi bila terdapat kesalahan-kesalahan dalam
pemberian informasi. Berikut ini adalah penjelasan tentang pola kebudayaan masyarakat
Betawi yang terbatas pada sistem kekerabatan, sistem religi, sisten kebudayaan, dan sistem
kesenian.

Sistem Kekerabatan
Pada masyarakat betawi, sistem kekerabatannya sesuai dengan sistem kekerabatan
di dalam budaya Islam yaitu sistem kekerabatan parental atau bilateral. Artinya kerabat
dekat dan kerabat jauh dapat ditelusuri dari kerabat Ayah dan kerabat Ibu. Kedudukan
dalam keluarga baik laki-laki maupun wanita hampir mempunyai kedudukan dan hak-hak
yang sama. Misalnya dalm memperoleh warisan, pendidikan dan lain-lain, hanya dalam
pembagian warisan anak laki-laki biasanya memperoleh dua kali lipat lebih banyak dari
perempuan. Tetapi untuk pendidikan masyarakat dahulu lebih mementingkan laki-laki,
sedang yang perempuan hanya tinggal dirumah. Sebab masyarakat Betawi dahulu
beranggapan bahwa, perempuan itu setelah menikah pasti ruang lingkup pekerjaannya
hanya dapur, sumur, dan kasur. Berbeda dengan sekarang, dalam hal pendidikan dan yang
lain-lain perempuan sudah disamakan, kecuali pada pembagian warisan hukum adat masih
berlaku sampai sekarang.

Adat Perkawinan
Perkawinan adat betawi lebih bernafaskan Islam. Hal ini dapat terlihat dari upacara
ijab qabul dan tarian-tarian pengantar dari acara yang dilaksanakan keluarga.
Dalam pelaksanaan adat perkawinan, suku bangsa Betawi mempunyai beberapa
tahapan yaitu:
a. Pengiriman utusan, dalam pengiriman utusan ini pemuda yang sudah
mempunyai ketetapan hati pada kekasihnya akan mengirim utusan untuk
melamar sigadis pujaannya. Hal ini dimaksudkan bahwa si pemuda adalah
orang yang baik, serta orang yang mempunyai latar belakang baik. Dalam
pengiriman utusan biasanya si pemuda didampingi oleh kedua orang tuanya.
b. Penentuan hari perkawinan, pada saat inilah diadakan rembukan kedua keluarga
untuk menentukan hari, tanggal, dan tahun yang baik uantuk mengadakan
perkawinan. Pada saat inilah si pemuda mulai memikirkan mas kawin apa yang
yang diberikan pada si gadis. Mas kawin yang lazim diberikan biasanya berupa
seperangkat alat shalat dan perhiasan emas untuk pihak gadis.
c. Ijab qabul, yaitu upacara pengesahan antara seorang laki-laki dan wanita untuk
hidup bersama dalam suatu rumah tangga.
d. Upacara adat, setelah upacara ijab qabul selesai maka telah syah hubungan
suami istri keduanya, namun ada kalanya kedua belah pihak ingin mengadakan
resepsi yang dilaksanakan secara adat asal kedua belah pihak mempelai.
Biasanya acara resepsi itu diadakan di rumah mempelai wanita.

Sistem Religi
Umumnya masyarakat Betawi beragama Islam, ini dapat terlihat dari kegiatan
keagamaan sehari-hari, misalnya pada seni tari, seni musik, dan seni suara.
Di suku Betawi terdapat upacara adat yang berkaitan dengan religius. Upacara-
upacara tersebut antara lain:
a. Kekeba/upacara nujuh bulan
Kekeba adalah upacara nujuh bulan yang diadakan pada saat hamil tujuh
bulan, dan biasanya dipimpin oleh seorang dukun atau paraji.
b. Potong Rambut
Potong rambut adalah upacara pemotongan rambut bayi yang pertama kali
setelah bayi berumur 36 hari dan upacara ini sering disebut upacara selapanan.
c. Upacara Kerik tangan
Upacara kerik tangan adalah upacara serah terima perawatan bayi kepada
pihak keluarga yang melahirkan. Selama berlangsungnya upacarra ini harus
diiringi dengan pembacaan shalawat Nabi sebanyak 7 kali.
d. Upacara Khitanan
Upacara khitanan adalah upacara peralihan dari masa kanak-kanak
memasuki masa remaja dengan maksud agar kesehatan alat kelamin mudah
dibersihkan. Upacara ini biasanya juga disebut dengan upacara sunatan/sunat.

Sistem Kesenian
Kesenian masyarakat Betawi terdiri dari seni musik, seni tari.
Seni Musik Betawi
Musik Betawi menunjukkan keanekaragaman cikal bakal masyarakat
Betawi, misalnya :
- Orkes Samrah  tampak unsur melayu yang dominan
- Gambang Kromong  unsur Cina yang ditonjolkan
- Orkes Tanjidor  terdapat unsur Eropa yang dominan

a. Orkes Samrah
lagu-lagu pokok orkes samrah adalah lagu-lagu melayu seperti Burung
Putih dan Pulau Angsa Dua; sedang lagu-lagu yang sudah dianggap khas Betawi
adalah Lenggang-lenggang Kangkung. Kostum yang dipakai pemain musik
samarah ada dua macam, yaitu:
- peci, jas, dan kain pelekat
- baju sandaria dan celana batik
DAerah penyebaran musik samrah adalah daerah tengah wilayah budaya
Betawi yaitu Tanah Abang, Cikini, Paseban, Tanah Tinggi, Kemayoran, Sawah
Besar, dan Petojo.

b. Gambang Kromong
Lagu-lagu gambang kromong Betawi yang terkenal adalah jali-jali dan
kicir-kicir. Gambang kromong ada dua unsur asal alat yaitu; dari pribumi dan dari
Cina. Dari pribumi adalah gambang, kromong, gendang, kecrek, dan gong. Sedang
dari Cina adalah ningnong, kongahyan, tehyan, dan sukong.
c. Orkes Tanjidor
Alat-alat yang digunakan pada musik tanjidor antara lain: piston, trombon,
tenor klarinet, bass, dan tambur atau genderang. Lagu-lagu yang biasa dibawakan
adalah lagu Batalion, Kramton, dan Bananas.

4.2 Seni Tari


Seni tari suku Betawi yang tersebar di seluruh wilayah Betawi antara lain: tari
cokek, tari belenggo, tari japin atau zapin, tari samrah, tari uncul, dan tari pencak silat.
Tari-tari ini biasanya ditampilkan pada acara-acara khusus seperti pada acara
pernikahan, khitanan, dan lain-lain.

Bahasa Betawi
Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar individu dan kelompok pada
orang Jakarta disebut dengan berbagai nama, ada yang menyebutkan dialek Melayu
Jakarta, omong Jakarta, dan bahasa Betawi.
Bahasa Betawi mempunyai ciri khas yaitu bila pada bahasa Indonesia berakhir
dengan vokal “a”, maka dalam bahasa Betawi diganti dengan vokal “e”.
Contoh : - apa  ape’
- gula  gule’
- tua  tue’
- saya  saye’

Masih dalam hal tata ucap, secara fonologis juga ditandai dengan hilangnya konsonan
“h” yang pada tiap kata bahasa Indonesia menggunakan vokal “h”. Contoh:
- duapuluh  duapulu’
- tujuh  tuju’
- pilih  pili’
- boleh  bole’
Dalam bentuk kalimat ciri yang paling menonjol adalah penggunaan partikel dong,
deh, sih, yang tidak terdapat kesamaannya dengan bahasa Melayu klasik. Bahasa Betawi
juga mendapat pengaruh dari bahasa Cina yaitu: - lu = kau, dari bahasa hokkian “lu”
- nya = ibu, dari bahasa Cina Mandarin “nyiang”
Bahasa Betawi konvensional ditandai oleh pemunculan huruf vokal “e” secara
hampir konsisten pada setiap kata, yang dalam bahasa Indonesia berakhir dengan vokal
“a” dan pada kata akhir ditambah kata “ah”. Sedangkan bahasa Betawi modern hanya
menggunakan vokal “e” dalam kata-kata yang termasuk kosa kata dasar. Contoh:

Bahasa Konvensional Modern


Indonesia
Saya Gue Gue
Kau Ente Ente
Apa Ape Ape,Apa
Darah Dare darah

You might also like