You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi


memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia.
Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti
amat bermanfaat. Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bias
dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita menjahit
dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit (Qardhawi, 1997). Dahulu Ratu
Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan dengan sarana komunikasi
tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua Amerika oleh Columbus
(?). Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh berita
pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana
komunikasi canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar
pendaratan Neil Amstrong di bulan (Winarno, 2004). Dulu orang naik haji dengan
kapal laut bias memakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang
dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Subhanallah?
Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan
membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan
ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Pada tahun
1995, Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya setelah dua tahun
ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya yang asli,
ternyata telah disimpan di ?bank? dan kemudian baru dititipkan pada bibinya,
Elenna adik Luigi (Kompas, 16/01/1995). Bayi tabung di Barat bias berjalan
walau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan dari suami isteri (Hadipermono,
1995). Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang
sudah berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus
influenza hingga mampu membunuh manusia dalam beberapa menit saja (Bakry,
1996). Kloning hewan rintisan Ian Willmut yang sukses menghasilkan domba
kloning bernama Dolly, akhir-akhir ini diterapkan pada manusia (humancloning).

1
Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit
mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya.
Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga
diindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan
teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber
crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.
Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk
ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh
dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya
semiminal mungkin. Sejauh manakah agama Islam dapat berperan dalam
mengendalikan perkembangan teknologi modern.

1.2 TUJUAN

• Makalah ini bertujuan menjelaskan peran Islam dalam perkembangan dan


pemanfaatan teknologi tersebut.
• Memenuhi tugas guna penilaian pada kegiatan belajar-mengajar mata
kuliah Pendidikan Agama Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1.1. DEFINISI IPTEK

Sains berarti ilmu pengetahuan.Pengetahuan adalah segala sesuatu yang


diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi, dan firasat.Ilmu
merupakan pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistemisasi dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif, sudah diuji
kebenarannya, dan dapat diuji secara ilmiah.
Kata teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan.Dalam sudut
pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil
penerapan praktis dari ilmu pengetahuan.Meskipun pada dasarnya teknologi juga
memiliki karakteristik obyektif dan netral.Dan dalam situasi tertentu teknologi
tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi
kekuasaan.Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif
berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya
yang berakibat kehancuran alam semesta.Netralitas teknologi dapat digunakan
untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia dan atau digunakan
untuk kehancuran manusia itu sendiri.
Islam merupakan agama yang antara wahyu dan akal sejalan, tetapi untuk
agama lain antara wahyu dan akal bertentangan.Sebagai contoh:
 Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta
(QS 3/190-192)

3
Artinya : “191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.”
dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat -ayat yang
telah dibuktikan oleh pengetahuan modern seperti :
 Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).

Artinya : “11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."
 Ayat bahwa bintang-bintang merupakan sumber panas yang tinggi (QS
86/3), matahari sebagai contoh tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C.

Artinya : “3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus,”


 Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (QS 37/6).

Artinya : 6.” Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat


dengan hiasan, yaitu bintang-bintang,”
 Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya
(nur/kaukab) dengan matahari sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16).

Artinya : “ Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan


menjadikan matahari sebagai pelita “
 Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi
(QS 39/5)

4
Artinya : “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar;
Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut
waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.”
 Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa
dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS 55/33).

Artinya : “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan”
 Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen)
tumbuhan (QS 15/22).

Artinya : “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan


(tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri
minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya.”
 Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan
bunga betina (ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS 13/3).
 Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan (farts)
lalu diserap oleh darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66), perlu

5
dicatat bahwa peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey 10 abad
setelah wafatnya nabi Muhammad SAW. Ayat tentang penciptaan
manusia dari air mani yang merupakan campuran (QS 76/2), mani
merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat spermatozoid),
vesicules seminates (membuat cairan yang bersama mani), prostrate
(pemberi warna dan bau), Cooper & Mary (pemberi cairan yang melekat
dan lendir).
 Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5),
dengan tumbuhnya villis yang seperti akar yang menempel pada rahim.
Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya
melalui lembar-lembar sejarah (QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan
kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya hari pembalasan, maka perhatikanlah
kaum Nuh, Hud, Shalih, Fir’aun, dan sebagainya, yang kesemuanya
keberadaannya dibenarkan dalam sejarah hingga saat ini.

II.1.2. SYARAT-SYARAT ILMU

Dari pengertian ilmu dan pengetahuan dapat disimpulkan bahwa ilmu


lebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan.Suatu pengetahuan dapat
dikategorikan sebagai ilmu apabila memenuhi 3 unsur pokok berikut ini:
• Ontologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki object
studi yang jelas.Obyek studi sebuah ilmu ada dua yaitu obyek material dan
obyek formal
• Epistimologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki
metode kerja suatu bidang studi yaitu metode deduksi, induksi, eduksi
• Aksiologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai
guna atau kemanfaatanya.Bidang studi tersebut dapat menunjukan nilai-nilai
teoritis,hukum-hukum, generalisasi, kecenderungan umum, konsep-konsep
dan kesimpulan-kesimpulan logis, sistematis, dan koheren.Dalam teori dan
konsep tersebut tidak terdapat kerancuan atau kesemerawutan pikiran, atau
penentangan kontradiktif diantara satu sama lain.

6
Sehingga ilmu pengetahuan atau sains didefinisikan sebagai himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat
diterima oleh ratio atau nalar (pengetahuan sistematis).

II.1.3. ALQUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN DAN


PEDOMAN

Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah
Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma
Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.Paradigma Islam
inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini. Bukan paradigma
sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah telah
terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat dala segala-galanya;
dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan.
Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan, mengapa di dalam
sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan system ekonomi kapitalis
yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu
menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan
dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori Darwin yang dusta dan
sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam.
Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan
fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler
yang ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam
(bukan paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu
pengetahuan manusia.
Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah
Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus
bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek
harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits
dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996:12).
Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti
bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada

7
ayat tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok
dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu Allah yang meliputi segala
sesuatu (lihat QS An-Nisaa` [4] :126 dan QS Ath-Thalaq [65] :12), bukan berarti
konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Misalnya saja dalam
astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran cahaya
dan panas (QS Nuh [71] : 16), bahwa langit (bahan alam semesta) berasal dari
asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi (pemekatan) gas
tersebut (QS Fushshilat [41] : 11-12), dan seterusnya. Ada sekitar 750 ayat dalam
Al-Qur`an yang semacam ini (Lihat Al-Baghdadi, 2005:113).
Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi
segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan berarti bahwa
konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek
bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits,
tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan Al-Hadits.
Ringkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan
bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang
dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan tidak boleh
bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek
bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu berarti harus
ditolak.

II.2. INTEGRASI IMAN, ILMU, dan AMAL

Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dan


seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam
suatu sistem yang disebut dinul islam.Didalamnya ada 3 unsur pokok, iman, ilmu
dan amal sholeh.
Islam adalah agama yang sempurna, dimana terdapat iman, islam, dan ikhsan,
dalam Qs ibrahim 24-25 dinyatakan:

8
Artinya : “24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit, 25. pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”
Ayat diatas menggambarkan keutuhan iman, ilmu dan amal.Hal ini
digambarkan sebagai sebuah pohon yang akarnya menghujam kuat ke bumi,
batang menjulang tinggi, dan mengeluarkan buah di tiap musimnya atas izin
Allah.Disini Allah mengumpamakan iman sebagai akar, ilmu bagai batang pohon
yang akhirnya menghasilkan akhlak yang diumpamakan sebagai buah.

II.3. KEUTAMAAN ORANG BERIMAN DAN BERAMAL

Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila perbuatan
tersebut tidak dibangun diatas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar.Sama halnya
pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai
ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam
lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.
Manusia sebagai makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah,yaitu
diciptakan dengan akal.Akal berfungsi untuk berfikir yang akhirnya menghasilkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat
manusia termasuk bagi lingkungannya.Allah berjanji dalam Qs Al Mujadilah 11:

9
Artinya : “11. Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Menurut al Ghozali, sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah
hatinya.Tugas utama pendidik adalah menyempurnakan, membersihkan, dan
mengiring peserta didik agar hatinya selalu dekat dengan Allah melalui
pengembangan ilmu pengetahuan.Dan kegiatan pembelajaran adalah kegiatan
yang sangat mulia yang dapat menentukan masa depan seseorang.Bahkan dalam
bagian awal kitab ihya ulumudin karangan Al ghozali, dimulai dengan
pembahasan ilmu, pembelajaran dan keutamaannya.Al Ghozali mengatakan
bahwa makhluk yang mulia dimuka bumi ini adalah manusia,sedangkan bagian
tubuh manusia yang paling mulia adalah hatinya.Guru sibuk menyempurnakan,
mengagungkan, menyucikannya serta menuntunnya agar selalu dekat kepada
Allah SWT.Oleh karena itu, mengajarkan ilmu termasuk dihitung sebagai ibadah
pada Allah.Sampai-sampai tidurnya orang 'alim lebih baik dari ibadahnya orang
bodoh.

II.4. TANGGUNG JAWAB ILMUWAN TERHADAP ALAM DAN


LINGKUNGAN

Ada fungsi utama manusia di dunia, yaitu 'abdun' dan khalifah Allah
dibumi.Esensi dari 'abdun' adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada
kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab

10
terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam.
Dalam kontek 'abdun', manusia menempati posisi sebagai ciptaan
Allah.Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan
patuh terhadap penciptanya.Keengganan manusia menghambakan diri kepada
Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang
diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan
kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal.Dengan hilangnya rasa syukur
mengakibatkan ia menghambakan diri kepada selain Allah termasuk
menghambakan diri kepada selain Allah termasuk menghambakan diri kepada
hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan
mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.
Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan
kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada dan kecenderungan kepada
perbuatan fasik.Sebagaimana firman Allah, faalhamaha fujuroha
watakwaha.Artinya "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia kefasikan
dan ketakwaan".Dengan kedua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk
berupa agama sebagai alat manusia untuk mengarahkan potensinya kepada
keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu
amarah. Untuk itu Allah berfirman "wahadainahu najdaini"."Aku tunjukan kamu
dua jalan".Akal memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik bagi
dirinya.
Fungsi yang kedua sebagai Khalifah Allah di bumi, ia punya tanggung
jawab untuk menjaga alam.Manusia diberikan kebebasan untuk memanfaatkan
sumberdaya.Oleh karena itu perlu adanya ilmu dalam memanfaatkan sumberdaya
agar tetap terdapat keseimbangan dalam alam.
Kerusakan alam lebih banyak disebabkan karena ulah manusia
sendiri.Sebagaimana firman Allah dalam Qs.Arrum 41.

11
Artinya: “41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan
keistimewaan berupa kebebasan untuk berkreasi sekaligus menghadapkan dengan
tuntutan kodratnya sebagai makhluk psikofisik.Namun ia harus sadar akan
keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah,
baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung (fungsi
sebagai abdun) maupun konteks ketaatan terhadap sunatullah (fungsi sebagai
khalifah).Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah inilah yang akan
mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat dunia akherat
Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu
pengetahuan dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk
belajar dan terus belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan
kepada ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu
pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat,
dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan
kebenarannya sebagai berikut : Al-Qur’an dan as-Sunnah : Allah SWT telah
memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai
sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung
dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan,
dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang
Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil
ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai perintah untuk
memikirkan ayat-ayat NYA dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin dalam
segala hal.

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Islam merupakan agama yang antara wahyu dan akal sejalan.Di sinilah,
peran Islam menjadi sangat penting agar IPTEK dalam perkembangannya tetap
sesuai dengan Al Quran dan Hadits sehingga dalam kehidupan, IPTEK tidak
disalahgunakan.

13
DAFTAR PUSTAKA

• Mansoer Hamdan, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di


Perguruan Tinggi Umum, Jakarta : DIKTI, 2004
• Anonim, Al Qur’an dan Iptek, blogspot : Al-Ikhwan.net, 2008
• Anonim, Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Islam, blogspot : Al-
Ikhwan.net, 2008

14

You might also like