You are on page 1of 18

PENDAHULUAN

Karang Taruna untuk pertama kalinya lahir pada tanggal 26 September 1960 di Kampung Melayu,
Jakarta. Dalam perjalanan sejarahnya, Karang Taruna telah melakukan berbagai kegiatan, sebagai upaya
untuk turut menanggulangi masalah-masalah Kesejahteraan Sosial terutama yang dihadapi generasi muda
dilingkungannya, sesuai dengan kondisi daerah dan tingkat kemampuan masing-masing.

Pada mulanya, kegiatan Karang Taruna hanya sebatas pengisian waktu luang yang positif seperti
rekreasi, olah raga, kesenian, kepanduan (pramuka), pendidikan keagamaan (pengajian) dan lain-lain bagi
anak yatim, putus sekolah, tidak sekolah, yang berkeliaran dan main kartu serta anak-anak yang terjerumus
dalam minuman keras dan narkoba. Dalam perjalanan sejarahnya, dari waktu ke waktu kegiatan Karang
Taruna telah mengalami perkembangan sampai pada sektor Usaha Ekonomis Produktif (UEP) yang membantu
membuka lapangan kerja/usaha bagi pengangguran dan remaja putus sekolah.

Pada masa Pemerintahan Orde Baru, nama Karang Taruna hanya diperuntukkan bagi kepengurusan
tingkat Desa/Kelurahan serta Unit/Sub Unit saja (tingkat RT/RW). Sedangkan kepengurusan tingkat
Kecamatan sampai Nasional menggunakan sebutan Forum Komunikasi Karang Taruna (FKKT), hal tersebut
diatur dalam Kepmensos No 11/HUK/1988. Krisis Moneter yang melanda bangsa ini tahun 1997 turut
memberikan dampak bagi menurunnya dan bahkan terhentinya aktivitas sebagian besar Karang Taruna. Saat
dilaksanakan Temu Karya Nasional (TKN) IV tahun 2001 di Medan, disepakatilah perubahan nama menjadi
Karang Taruna Indonesia (KTI). Oleh karena masih banyaknya perbedaan persepsi tentang Karang Taruna
maka pada TKN V 2005 yang diselenggarakan di Banten tanggal 10-12 April 2005, Namanya dikembalikan
menjadi Karang Taruna. Ketetapan ini kemudian diatur dalam Peraturan Menteri Sosial RI Nomor
83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna. Dengan dikeluarkannya Permensos ini diharapkan
tidak lagi terjadi perbedaan penafsiran tentang Karang Taruna, dalam arti bahwa pemahaman tentang
Karang Taruna mengacu kepada Peraturan Menteri Sosial tersebut.

Keberadaan Karang Taruna dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama ini, bertumpu pada
landasan hukum yang dimiliki, yang terus diperbaharui sesuai dengan tuntutan, kebutuhan dan
perkembangan masalah kesejahteraan sosial serta sistem pemerintahan yang terjadi. Sampai saat ini,
landasan hukum yang dimiliki Karang Taruna adalah Keputusan Menteri Sosial RI No. 13/HUK/KEP/l/1981
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Karang Taruna, Ketetapan MPR No. II/MPR/1983 tentang GBHN
yang menempatkan Karang Taruna sebagai wadah Pembinaan Generasi Muda, serta Keputusan Menteri Sosial
RI No. 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.

PENGERTIAN KARANG TARUNA


Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas
dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/
kelurahan dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. Rumusan tersebut diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Karang Taruna adalah suatu organisasi sosial, perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam melaksanakan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS).

2. Sebagai wadah pengembangan generasi muda, Karang Taruna merupakan tempat diselenggarakannya berbagai
upaya atau kegiatan untuk meningkatkan dan mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya generasi muda
dalam rangka pengembangan sumber daya manusia (SDM).

3. Karang Taruna tumbuh dan berkembang atas dasar adanya kesadaran terhadap keadaan dan permasalahan di
lingkungannya serta adanya tanggung jawab sosial untuk turut berusaha menanganinya. Kesadaran dan
tanggung jawab sosial tersebut merupakan modal dasar tumbuh dan berkembangnya Karang Taruna.

4. Karang Taruna tumbuh dan berkembang dari generasi muda, diurus atau dikelola oleh generasi muda dan untuk
kepentingan generasi muda dan masyarakat di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat.
Karenanya setiap desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dapat menumbuhkan dan mengembangkan
Karang Tarunanya sendiri.

5. Gerakannya di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial berarti bahwa semua upaya program dan kegiatan yang
diselenggarakan Karang Taruna ditujukan guna mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat terutama generasi
mudanya.
Tujuan Karang Taruna adalah :
a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggung jawab sosial setiap generasi
muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi
berbagai masalah sosial.

b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang trampil dan
berkepribadian serta berpengetahuan.

c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan
warga Karang Taruna.

d. Termotivasinya setiap generasi muda Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi dan menjadi
perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

e. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka mewujudkan taraf
kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

f. Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di desa/kelurahan
atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia
pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial dilingkungannya.

g. Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas


adat sederajat yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.

Tugas Pokok Karang Taruna adalah:


Secara bersama-sama dengan Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi
berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif,
rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

Fungsi Karang Taruna adalah :


a. Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.

b. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.

c. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda secara komprehensif, terpacu


dan terarah serta berkesinambungan.

d. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya.

e. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi
muda.

f. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial


dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik lndonesia.

g. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang
bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan
mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya.

h. Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan
sosial.

i. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor
lainnya.

j. Penyelenggara Usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.


KEANGGOTAAN
Anggota Karang Taruna terdiri dari Anggota Pasif dan Anggota Aktif:

1. Anggota Pasif adalah keanggotaan yang bersifat stelsel pasif (Keanggotaan otomatis), yakni seluruh
remaja dan pemuda yang berusia 11 s/d 45 tahun;

2. Anggota Aktif adalah keanggotaan yang bersifat kader, berusia 11 s/d 45 tahun dan selalu aktif
mengikuti kegiatan Karang Taruna.

KEPENGURUSAN

Kriteria Pengurus

Secara umum, untuk menjadi pengurus Karang Taruna seseorang harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;


b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945;
c. Berdomisili di wilayah tingkatannya yang dibuktikan dengan identitas resmi;
d. Memiliki kondisi jasmani dan rohani yang sehat;
e. Bertanggung jawab, berakhlak baik, dan mampu bekerja dengan timnya maupun dengan berbagai
pihak;
f. Berusia minimal 17 tahun dan maksimal 45 tahun;
g. Mengetahui dan memahami aspek keorganisasian serta ke-Karang Taruna-an;
h. Peduli terhadap lingkungan masyarakatnya;
i. Berpendidikan minimal SLTA/sederajat untuk kepengurusan tingkat Kabupaten/Kota hingga nasional,
minimal SLTP/sederajat untuk kepengurusan tingkat kecamatan, dan minimal lulusan SD/sederajat
untuk tingkat Desa/Kelurahan atau komunitas sosial sederajat.

Pengurus Kecamatan
Pengurus Karang Taruna tingkat Kecamatan dipilih dan disahkan dalam Temu Karya Kecamatan. Pengurus
Karang Taruna tingkat Kecamatan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Camat dan dilantik oleh Camat
setempat. Pengurus Karang Taruna tingkat Kecamatan selanjutnya berfungsi sebagai pengembangan jaringan
komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karang Taruna diwilayahnya. Karang Taruna tingkat
kecamatan memiliki pengurusan minimal 25 Orang, masa bhakti 5 (Lima) Tahun dengan struktur
sekurang-kurangnya terdiri dari:

a. Ketua;
b. Wakil Ketua 1;
c. Wakil Ketua 2;
d. Sekretaris;
e. Wakil Sekretaris 1;
f. Wakil Sekretaris 2;
g. Bendahara;
h. Wakil Bendahara 1;
i. Wakil Bendahara 2;
j. Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia;
k. Bagian Usaha Kesejahteraan Sosial;
l. Bagian Pengembangan Ekonomi Skala Kecil dan Koperasi;
m. Bagian Pengembangan Kegiatan Kerohanian dan Pembinaan Mental;
n. Bagian Pengembangan Kegiatan Olahraga dan Seni Budaya;
o. Bagian Lingkungan Hidup dan Pariwisata;
p. Bagian Hukum, Advokasi dan HAM;
q. Bagian Organisasi dan Pengembangan Hubungan Kerjasama Kemitraan;
r. Bagian Hubungan Masyarakat, Publikasi dan Pengembangan Komunikasi;
Pengurus Desa/Kelurahan
Pengurus Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan dipilih dan disahkan dalam Temu Karya Desa/Kelurahan.
Pengurus Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah dan
dilantik oleh Kepala Desa/Lurah setempat. Pengurus Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan selanjutnya
berfungsi sebagai Pelaksana Organisasi dalam diwilayahnya. Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan atau
komunitas sosial yang sederajat memiliki Pengurus minimal 35 Orang, masa bhakti 3 (Tiga) Tahun dengan
struktur sekurang-kurangnya terdiri dari:

a. Ketua;

b. Wakil Ketua;

c. Sekretrais;

d. Wakil Sekretaris;

e. Bendahara;

f. Wakil Bendahara;

g. Seksi Pendidikan dan Pelatihan;

h. Seksi Usaha Kesejahteraan Sosial;

i. Seksi Kelompok Usaha Bersama;

j. Seksi Kerohanian dan Pembinaan Mental;

k. Seksi Olahraga dan Seni Budaya;

l. Seksi Lingkungan Hidup;

m. Seksi Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan.


Mekanisme Kerja
Pengurus Karang Taruna desa/kelurahan melaksanakan fungsi-fungsi operasional di bidang
kesejahteraan sosial sebagai tugas pokok Karang Taruna dan fungsinya serta program kerja lainnya yang
dilaksanakan bersama pemerintah dan komponen terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pengurus Karang Taruna dalam mengoperasionalkan tugas pokok dan fungsi serta program kerjanya
bersama pemerintah dan komponen terkait, harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Mekanisme kerja sebagai langkah-langkah dalam proses penyelenggaraan suatu tugas dan fungsi
serta program kerja Karang Taruna yang perlu ditempuh oleh pengurus Karang Taruna, mencakup
pentahapan antara lain :

1. Pendataan potensi/Sumber dan permasalahan kesejahteraan sosial;

2. Perencanaan program;

3. Sosialisasi program-program yang direncanakan;

4. Pelaksanaan program;

5. Pemantauan dan evaluasi;

6. Pencatatan dan pelaporan.

Mekanisme kerja (langkah) guna melaksanakan pentahapan tersebut ditempuh melalui :

1. Pembicaraan dan pembahasan bersama dalam pertemuan atau rapat pengurus. Rapat setidaknya
dapat merumuskan dan menetapkan antara lain hal-hal sebagai berikut :

a. Kegiatan apa yang akan dikerjakan;

b. Siapa yang mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan tersebut;

c. Dukungan dana yang diperlukan dan bagaimana memperolehnya;

d. Siapa saja dan pihak mana saja yang perlu dihubungi;

e. Pelaksanaannya bagaimana;

f. Dan lain-lain yang perlu diputuskan dalam rapat;

2. Pertemuan kembali untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan, baik hasil, faktor pendukung dan
permasalahan yang dihadapi dalam rangka menetapkan langkah-langkah berikutnya.

Operasionalisasi tugas pokok, fungsi dan program kerja Karang Taruna dibidang kesejahteraan sosial yang
dikerjasamakan dengan pihak lain perlu dikoordinasikan dengan instansi sosial sebagai pembina fungsional.

Fungsi Pengurus Kecamatan


Pengurus Kecamatan sebagai pranata jaringan komunikasi, informasi, kerja sama dan kolaborasi antar
Karang Taruna Desa/Kelurahan melaksanakan fungsi sebagai berikut :

1. Pengelola sistem informasi dan komunikasi:

a. Pengelola arus informasi dari dan ke Karang Taruna;

b. Penyelenggara forum pertemuan / komunikasi antar Karang Taruna;

c. Penyelenggara pertemuan antar Karang Taruna dengan pihak-pihak lain yang terkait;

d. Penyebarluasan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi serta program / kegiatan Karang Taruna.
2. Pemberdaya, pengembang dan penguat sistem jaringan kerja sama (networking) antar Karang Taruna
serta dengan pihak lain yang terkait, dalam arti :

a. Menjembatani dan memediasi hubungan antar Karang Taruna, antara Karang Taruna dengan pihak
lain terkait, seperti dengan lembaga/instansi terkait sesuai dengan tingkatannya, pengusaha/
swasta, departemen dan lain-lain;

b. Memperkuat dan mengembangkan hubungan kerja sama kemitraan antar Karang Taruna, antara
Karang Taruna dengan lembaga/instansi terkait dalam rangka lebih mengoptimalkan pelaksanaan
program / kegiatannya.

3. Penyelenggara mekanisme pengambilan keputusan organisasi, pendampingan dan advokasi dalam arti
menyelenggarakan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam proses:

a. Pengambilan keputusan organisasi yaitu keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penetapan


kepengurusan, peningkatan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan program kerja Karang Taruna;

b. Pendampingan, yaitu melaksanakan fungsi pemberian arahan, supervisi, dan monitoring dalam
penyelenggaraan organisasi dan pelaksanaan program kegiatan Karang Taruna ditingkat
bawahnya. Dalam arti lain, Karang Taruna dalam satu sisi perlu memperoleh pendampingan dan
disisi lain dapat berperan sebagai pendamping;

c. Advokasi, yaitu fungsi perlindungan, pembelaan, dan dukungan bagi Karang Taruna yang
mengalami masalah baik dibidang hukum maupun permasalahan keorganisasian dan pelaksanaan
program kerjanya.

4. Konsolidasi dan sosialisasi dalam rangka memelihara solidaritas, konsistensi dan citra organisasi, dalam
arti membantu mengkonsolidasikan kelembagaan Karang Taruna secara internal baik organisasi,
kepengurusan, maupun manajemennya serta mensosialisasikan nilai dan gerakan Karang Taruna ke
kalangan sendiri dan masyarakat luas pada umumnya, dalam rangka :

a. Solidaritas, yaitu semangat kebersamaan, kesetiakawanan sosial, persatuan dan kesatuan di


kalangan generasi muda;

b. Konsistensi, yaitu menjaga bahwa apapun yang dilaksanakan Karang Taruna tetap konsisten,
berkesinambungan, dan tidak menyimpang dengan tugas pokok dan fungsinya;

c. Citra Organisasi, yaitu menjaga nama baik dan ciri-ciri yang melekat pada Karang Taruna sebagai
organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda.

Mekanisme Hubungan
Mekanisme hubungan komunikasi, informasi, kerja sama dan kolaborasi antar Karang Taruna dengan
wadah pengurus di lingkup kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional adalah bersifat koordinatif,
konsultatif dan kolaboratif secara fungsional serta bukan operasional. Penjabaran dari mekanisme hubungan
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bersifat koordinatif, bahwa mekanisme hubungan tersebut sifatnya untuk lebih menserasikan dan
menselaraskan pelaksanaan fungsi masing-masing;
2. Bersifat konsultatif, bahwa mekanisme hubungan tersebut sifatnya perundingan untuk saling
memberikan nasehat atau masukan dari kedua belah pihak sesuai fungsinya masing-masing;
3. Bersifat kolaboratif, bahwa mekanisme hubungan tersebut sifatnya untuk lebih meningkatkan kerja
sama kedua belah pihak sesuai fungsinya masing-masing;
4. Bukan operasional, bahwa mekanisme hubungan sebagaimana disebutkan diatas ditujukan untuk
kepentingan operasionalisasi Karang Taruna ditingkat desa/kelurahan, sehingga menjadi tidak
operasional ditingkat kecamatan sampai nasional;

Mekanisme hubungan seperti tesebut di atas, tidak berarti bahwa setiap program/kegiatan Karang Taruna
pelaksanaannya harus menunggu diinformasikan terlebih dahulu kepada pengurus lingkup kecamatan, baru
dilaksanakan. Tetapi pengurus Karang Taruna langsung dapat menyelenggarakan program/kegiatannya, baik
pendataan dan perencanaan maupun pelaksanaannya, termasuk dalam melakukan hubungan dengan
pemerintah (seperti dengan dinas/instansi tekhnis) dan komponen terkait lainnya (seperti
pengusaha/swasta).
FORUM - FORUM
Apa yang dilakukan Karang Taruna dapat diinformasikan ke pengurus lingkup kecamatan, antara lain
melalui forum pertemuan yang diselenggarakan bersama dengan Karang Taruna lainnya. Dalam forum dapat
terjadi adanya saling tukar informasi dan pengalaman serta masukan atau saran-saran yang saling mengisi
dan melengkapi. Untuk mendayagunakan pranata jaringan komunikasi, informasi, kerja sama dan kolaborasi
antar Karang Taruna yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, maka diadalkan Forum Pertemuan Karang
Taruna. Bentuk-bentuk forum tersebut terdiri dari :

1. Temu Karya ;

2. Rapat Kerja ;

3. Rapat pimpinan ;

4. Rapat Pengurus Pleno ;

5. Rapat Konsultasi ;

6. Rapat pengurus Harian.

Bentuk-bentuk forum tersebut diadakan terutama untuk lebih mendayagunakan Pengurus Karang
Taruna desa/kelurahan dan Pengurus dilingkup kecamatan sampai nasional sebagai pranata jaringan
komunikasi, informasi, kerja sama dan kolaborasi Karang Taruna. Panduan penyelenggaraan dan Mekanisme
forum-forum tersebut untuk tingkat kecamatan sampai nasional selanjutnya ditetapkan dalam bentuk
Peraturan Organisasi dan Pedoman Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh forum pengambilan keputusan secara
bertingkat dengan tetap mengacu pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga Karang Taruna.

Karang Taruna dapat membentuk unit teknis, sesuai dengan kebutuhan pengembangan organisasi dan
program-programnya. Pembentukan Unit Teknis pada umumnya didasari atas pertimbangan sebagai berikut:

UNIT TEKNIS
1. Unit teknis antara lain dapat berupa badan usaha, kelompok-kelompok kerja, dan sebagainya;

2. Pembentukan unit teknis dilakukan melalui forum pertemuan atau rapat yang dipandang
representatif dan sesuai kapasitasnya untuk itu, seperti antara lain dalam rapat pengurus;

3. Unit teknis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kelembagaan Karang Taruna (berada
dalam struktur organisasi Karang Taruna);

4. Unit teknis disahkan dan dilantik oleh Karang Taruna yang membentuknya;

5. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya, unit tekhnis harus berkoordinasi dan


mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada Karang Taruna;

6. Unit tekhnis dapat diisi oleh mereka baik yang duduk dalam kepengurusan, aktivis, dan warga
Karang Taruna yang dipandang memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta ahli dalam bidang yang
berkaitan dengan unit tekhnis yang bersangkutan.

Pembina Karang Taruna


Karang Taruna memiliki Pembina Utama, Pembina Umum, Pembina Fungsional dan Pembina Teknis dengan
urutan sebagai berikut:

1. Pembina Utama Karang Taruna adalah Presiden Republik Indonesia.


2. Pembina Tingkat Pusat:
a. Pembina Umum adalah Menteri Dalam Negeri
b. Pembina Fungsional adalah Menteri Sosial
c. Pembina Teknis adalah Pimpinan Departemen / Kementerian Negara atau Lembaga terkait.

3. Pembina Tingkat Provinsi:


a. Pembina Umum adalah Gubernur.
b. Pembina Fungsional adalah Kepala Dinas / Instansi Sosial Provinsi
c. Pembina Teknis adalah Pimpinan Instansi / Lembaga / Badan Daerah Provinsi.

4. Pembina Tingkat Kabupaten/Kota:


a. Pembina Umum adalah Bupati / Walikota.
b. Pembina Fungsional adalah Kepala Dinas / Instansi Sosial Kabupaten/Kota.
c. Pembina Teknis adalah Pimpinan Instansi / Lembaga / Badan Daerah Kabupaten/Kota yang
terkait.
5. Pembina Tingkat Kecamatan:
a. Pembina Umum adalah Camat.
b. Pembina Fungsional adalah Kepala Seksi / Unit Kecamatan yang tugasnya berkaitan langsung
dengan Bidang Kesejahteraan Sosial.
c. Pembina Teknis adalah Pimpinan Unit Kecamatan yang terkait dengan penyediaan dukungan
bagi peningkatan fungsi Karang Taruna.

6. Pembina Tingkat Desa/Kelurahan:


a. Pembina Umum adalah Kepala Desa/Lurah.
b. Pembina Fungsional adalah Kepala Seksi / Unit Desa/Kelurahan yang tugasnya berkaitan
langsung dengan Bidang Kesejahteraan Sosial.
c. Pembina Teknis adalah Pimpinan Unit Desa/Kelurahan yang terkait dengan penyediaan
dukungan bagi peningkatan fungsi Karang Taruna.

Majelis Pertimbangan Karang Taruna


Majelis Pertimbangan Karang Taruna disingkat MPKT, adalah wadah penghimpun mantan pengurus Karang
Taruna dan tokoh masyarakat lain yang berjasa dan bermanfaat bagi kemajuan Karang Taruna, yang tidak
memiliki hubungan struktural dengan kepengurusan Karang Taruna-nya. Setiap Karang Taruna dapat
membentuk MPKT yang dilakukan melalui forum Temu Karya di masing-masing wilayahnya, yang kemudian
dikukuhkan oleh forum tersebut. Susunan MPKT terdiri dari :

a. Seorang Ketua merangkap anggota;


b. Seorang Sekretaris merangkap anggota;
c. Beberapa Wakil Sekretaris (sesuai kebutuhan) merangkap anggota;
d. Anggota yang jumlahnya ditentukan sesuai dengan jumlah mantan aktivis Karang Taruna diwilayah
masing-masing ditambah beberapa tokoh yang dianggap layak apabila memungkinkan.

Diminta atau tidak diminta MPKT dapat memberikan masukan berupa pemikiran-pemikiran atau saran-saran
dan bantuan, sebagai bahan pertimbangan Pengurus Karang Taruna dalam menyelenggarakan program
kegiatan. MPKT dapat diikutsertakan dalam rapat atau pertemuan yang diselenggarakan Pengurus Karang
Taruna.

Kebijakan dan Strategi pemberdayaan Karang Taruna diarahkan pada terwujudnya kemandirian peran
dibidang pembangunan kesejahteraan sosial.

Kebijakan
1. Memantapkan pemahaman tentang Karang Taruna sebagai organisasi sosial yang tumbuh dari, oleh
dan untuk masyarakat di kalangan masyarakat terutama pembina, pengurus dan aktivis Karang
Taruna;

2. Meningkatkan peran aktif Karang Taruna dalam:

a. Upaya pencegahan timbulnya permasalahan sosial di kalangan generasi muda;

b. Memberikan pelayanan kepada penyandang masalah Kesejahteraan Sosial;

c. Membina dan mengembangkan ketrampilan dan kewirausahaan guna terciptanya kesempatan


dan lapangan kerja bagi generasi muda;

d. Menciptakan kader pemimpin dan kader pembangunan serta dalam proses pembauran bangsa
dikalangan generasi muda;

e. Turut melestarikan dan mempertahankan ciri budaya maupun jati diri bangsa;

3. Memantapkan komunikasi, kerjasama, pertukaran informasi dan kolaborasi antar Karang Taruna dalam
rangka pengembangan program/kegiatannya serta memperkuat ikatan persaudaraan dan
kebersamaan antar Karang Taruna;

4. Pemberdayaan Karang Taruna dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah,
lembaga swasta dan masyarakat, dalam keterpaduan intra dan inter sektoral, serta pengembangan
jalinan kemitraan;

5. Pemutakhiran data Karang Taruna secara periodik dan berkesinambungan.


Strategi
1. Meningkatkan intensitas dan kualitas sosialisasi melalui kegiatan penyuluhan dan bimbingan sosial
serta publikasi berbagai kegiatan Karang Taruna melalui media cetak, elektronik maupun media
lainnya.

2. Peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus maupun aktivis Karang Taruna dalam bidang
manajemen organisasi, ketrampilan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) dan Usaha Ekonomis Produktif
(UEP), kepemimpinan dan kaderisasi serta ketrampilan teknis.

3. Pengembangan fasilitas dan bantuan stimulan untuk mendorong dan mengembangkan kegiatan yang
dilaksanakan Karang Taruna dari berbagai pihak yang memiliki perhatian terhadap Karang Taruna.

4. Meningkatkan kegiatan bersama antar Karang Taruna, antara lain melalui kegiatan bulan bhakti dan
studi karya bhakti Karang Taruna.

5. Pemberian penghargaan kepada Karang Taruna yang memiliki prestasi tinggi, dan penghargaan pada
pembina umum dan teknis serta dunia usaha yang banyak memberikan perhatian terhadap
perkembangan Karang Taruna di wilayah atau lingkungannya.

6. Pendampingan dengan melibatkan pengurus dan aktivis Karang Taruna yang berkemampuan dalam
program atau kegiatan yang dilaksanakan di daerahnya.

7. Meningkatkan jalinan kemitraan dalam Pemberdayaan Karang Taruna baik antar instansi pembina,
antara Karang Taruna dengan instansi pembina, antara Karang Taruna dengan dunia usaha, maupun
antara Karang Taruna dengan lembaga-lembaga masyarakat.

Program
Berdasarkan kebijakan dan strategi yang telah dirumuskan tersebut, besaran program Pemberdayaan
Karang Taruna meliputi:

1. Pendataan Karang Taruna;


2. Penyuluhan/motivasi Karang Taruna;
3. Pendidikan dan Pelatihan Karang Taruna;
4. Pengembangan kegiatan Karang Taruna;
5. Pengembangan jaringan kerjasama kemitraan Karang Taruna;
6. Bantuan Stimulan;
7. Pendampingan Karang Taruna;
8. Publikasi / Sosialisasi Karang Taruna;
9. Pemantapan pembina Karang Taruna;
10. Penghargaan.

Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS)


Tugas utama yang mendasari lahirnya Karang Taruna adalah kepedulian mereka pada lingkungan
masyarakat yang terkait dengan upaya memajukan usaha-usaha kesejahteraan. Karang Taruna menyadari
secara partisipatif mereka dapat melakukan upaya penanganan permasalahan sosial yang ada sesuai dengan
potensi dan kapasitas yang dimiliki. Kepedulian Karang Taruna terhadap masalah sosial urnumnya terbangun
dari nilai-nilai yang ada di lingkungan masyarakatnya.

Bentuk kegiatan maupun jenis permasalahan yang ditangani pun beragam, sesuai keadaan dan
permasalahan yang menonjol di lingkungan masyarakat sekitar. Jenis-jenis permasalahan sosial yang
ditangani oleh Karang Taruna antara lain tergambar dalam tabel berikut :

NO JENIS MASALAH

1 Lansia
2 Anak & Keluarga

3 Fakir Miskin

4 Tuna Sosial

5 Penyandang Cacat

6 Kenakalan Remaja

7 HIV/AIDS dan NAPZA

8 Korban Bencana
Seiring dengan makin dewasanya organisasi Karang Taruna, bentuk-bentuk kegiatan maupun
pendekatan yang dilaksanakan dalam proses penanganan berbagai masalah sosial yang menjadi perhatian
Karang Taruna pun semakin kreatif. Mulai dari penanganan secara sederhana hingga penanganan yang
terencana dan terorganisir dengan baik.

Bantuan teknis dari instansi sosial terkait sangat membantu, dan pengalaman pengurus sebelumnya
dalam mengelola kegiatan serupa sering dijadikan acuan oleh pengurus berikutnya, baik dalam
merencanakan kegiatan maupun bentuk pelaporan kegiatannya. Secara umum bentuk-bentuk dan
pendekatan kegiatan yang mereka laksanakan di bidang UKS adalah sebagai berikut :

1. Pemberian bantuan langsung dalam bentuk natura atau kebutuhan pokok kepada masyarakat
penyandang masalah.

2. Pelayanan, memberikan bantuan tenaga, menyalurkan, mendaftarkan, memberikan informasi, dsb.

3. Pendampingan, memberikan bimbingan teknis dan pendampingan dalam program-program tertentu


bekerjasama dengan pemerintah maupun LSM.

4. Penyuluhan, bimbingan sosial, memberikan motivasi, konsultasi, melakukan mediasi, serta pembinaan
mental generasi muda.

5. Advokasi, mendorong partisipasi masyarakat untuk bersama-sama dalam suatu program bersama yang
ditujukan bagi penyelesaian masalah bersama serta melakukan perbaikan lingkungan desa secara
gotong royong.

Karang Taruna tidak melupakan tanggung jawabnya bahwa kelak mereka harus produktif secara ekonomi
untuk mendukung kehidupannya. Kegiatan ekonomi produktif yang dilaksanakan oleh Karang Taruna
umumnya bertujuan untuk membuka peluang kerja bagi anggotanya sehingga kegiatan tersebut menjadi
cikal bakal terbukanya kesempatan bekerja yang lebih luas.

Salahsatu bentuk Usaha Ekonomi Produktif yang sering dijalankan adalah program KUBE (Kelompok Usaha
Bersama). Program ini dijalankan secara berkelompok dengan beranggotakan 10 sampai 20 orang per
kelompok. Tujuan umum dari penyelenggaraan UEP atau KUBE adalah:

1. Meningkatkan kualitas hidup PMKS.

2. Meningkatkan peran dalam proses industrialisasi, percepatan pengalihan teknologi, dan peningkatan
kualitas SDM yang disertai penguatan kelembagaan.

3. Meningkatkan peran masyarakat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja,
peningkatan daya saing, serta peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah.

4. Meningkatkan keberdayaan dan kualitas masyarakat pedesaan, sebagai salah satu modal sosial berupa
jaringan kerjasama untuk memperkuat posisi tawar.

5. Peningkatan dukungan bagi pembentukan dan pengembangan Kluster Industri berbasis teknologi serta
peningkatan dukungan bagi penerapan Teknologi Tepat Guna.

6. Program pengembangan komoditi unggulan daerah.

Usaha ekonomi produktif (UEP) ini biasanya disesuaikan dengan potensi lingkungan dan keterampilan
yang dimiliki oleh pengurus atau anggotanya. Wilayah dengan potensi pertanian seperti Jawa dan Sumatera
menunjukkan adanya korelasi dengan kegiatan ekonomi produktif yang ditekuni oleh Karang Taruna melalui
budidaya tanaman pangan atau palawija.

Wilayah perkotaan menunjukkan kecenderungan usaha Karang Taruna di bidang jasa, dan daerah dengan
hasil alam spesifik seperti rotan di Kalimantan mendorong Karang Taruna menekuni usaha kerajinan rotan.
Meskipun antar daerah tetap memiliki keragaman jenis usaha, secara umum bidang-bidang kegiatan UEP
yang dijalankan oleh Karang Taruna dapat dilihat dalam table berikut:

NO JENIS KEGIATAN
1 Produksi Kerajinan, Konveksi, Olahan Pangan, Alat Perabotan, dll.
2 Perdagangan Hasil Bumi, produk olahan, barang-barang konsumen, dll.
3 Jasa Perbengkelan, salon, pembayaran kolektif, desain, percetakan/sablon, dll.
4 Simpan Pinjam Kelompok usaha, koperasi, arisan, iuran remaja, dll.
5 Peternakan Peternakan unggas, ikan, hewan peliharaan, dll.
6 Pertanian Tanaman pangan, palawija, tanaman hias, pembibitan, dll.
Kegiatan-kegiatan UEP umumnya didanai dari berbagai sumber pendanaan. Sumber atau pola pendanaan
yang umum dilakukan antara lain :

1. Bantuan dari pemerintah atau dinas terkait melalui paket bantuan stimulan, baik yang disertai
dengan pelatihan teknis maupun tidak.
2. Swadana anggota dan pengurus, dalam bentuk iuran maupun pinjaman.
3. Penyisihan dari hasil usaha sebelumnya atau dana yang disisihkan dari sumber-sumber lain.
4. Pinjaman perorangan, dari warga masyarakat, pengusaha atau sumber lain.
5. Modal usaha yang diberikan oleh mitra, baik perorangan maupun perusahaan.

Agar Program UEP/KUBE dapat berjalan secara efektif, tepat sasaran dan berkesinambungan, maka perlu
diperhatikan 3 strategi utama yang harus dijalankan dalam mengelola program UEP dan KUBE, ke tiga
strategi tersebut adalah:

1. PEMBERDAYAAN

a. Peningkatan penyediaan infrastruktur dan jaringan pendukung;

b. Peningkatan dukungan melalui pendekatan pembinaan Sentra-sentra produksi/Klaster disertai


dukungan penyediaan Infrastruktur yang memadai;

c. Memprioritaskan Usaha Mikro/Sektor Informal dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi


pedesaan, terutama di daerah tertinggal dan kantong-kantong kemiskinan;

d. Memfasilitasi pelatihan Budaya Usaha dan Kewirausahaan serta bimbingan teknis manajemen
usaha.

2. PEMBINAAN

a. Mendorong terciptanya diversifikasi usaha yang kompetitif.

b. Peningkatan kemampuan manajemen.

c. Peningkatan dan perluasan jaringan pemasaran dan hubungan sinergitas antara Industri Kecil
dengan Industri besar.

3. PENGEMBANGAN

a. Peningkatan SDM dan Kelembagaan melalui Pendidikan Latihan Ketrampilan Usaha dan Manajemen
Usaha;

b. Penciptaan jaringan kerjasama dan kemitraan usaha yang didukung oleh Organisasi Masyarakat
setempat, Swasta dan Perguruan Tinggi;

c. Memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya Perbankan dan Lembaga Permodalan
Masyarakat lainnya.

Kegiatan Olah Raga, Rekreasi & Kesenian


Karang Taruna menyadari betul bahwa badan yang sehat akan mendorong terciptanya jiwa yang sehat,
karenanya kegiatan di bidang olahraga dan kesenian umumnya mendapatkan perhatian yang cukup besar baik dari
pengurus maupun anggota. Melalui kegiatan olahraga dan kesenianlah para anggota baik yang aktif maupun pasif
memiliki kesempatan untuk berinteraksi. Kegiatan kepanitiaan olahraga, perlombaan, pentas seni dan lain sebagainya
membuka kesempatan berpartisipasi secara luas, keakraban, kepemimpinan dan kerjasama umumnya terbangun dalam
proses seperti ini.

Tidak sedikit Karang Taruna yang menekuni bidang olahraga dan seni secara serius tidak sekadar sebagai
media rekreatif, namun sebagai ajang pengembangan minat dan bakat, bahkan banyak pula yang mencapai
prestasi, baik secara perorangan maupun kelompok. Bentuk-bentuk kegiatan yang sering dilakukan dalam bidang ini
antara lain :
1. Pengelolaan perlombaan atau kompetisi baik olahraga maupun kesenian, dimulai pada tingkatan kelurahan
sampai provinsi, Bisa juga sekedar pertandingan persahabatan olahraga.
2. Penampilan bakat dibidang kesenian melalui pentas, pagelaran, wisata.
3. Peningkatan keterampilan berkesenian melalui sanggar, klub, atau latihan bersarna di bidang olahraga atau
kesenian dengan instruktur yang lebih berpengalaman

Klasifikasi KARANG TARUNA

1. Karang Taruna "Tumbuh"

Indikator Karang Taruna "Tumbuh" antara lain, adalah:

a. Secara formal karang taruna telah dibentuk dan telah memiliki struktur kepengurusan, namun
belum lengkap;

b. Program/kegiatannya masih sederhana, terbatas dan belum tersusun secara tertulis;

c. Administrasi organisasi dan kegiatan belum teratur secara rapi;

d. Peran dan kegiatannya masih bersifat insidentil;

e. Anggota yang terlibat dalam kegiatan, baru terdiri dari sebagaian kecil generasi muda yang ada di
desa/kelurahan setempat.

2. Karang Taruna "Berkembang"

Indikator Karang Taruna "Berkembang" antara lain, adalah:

a. Struktur organisasi, kepengurusain dan jumlah pengurus lengkap;

b. Mekanisme, tata kerja dan program kerjanya sudah teratur, sistematis dan teradministrasikan
secara tertulis ;

c. Administrasi organisasi dan kegiatan belum teratur secara rapi;

d. Peran dan kegiatannya mulai kontinyu dan mulai mengarah pada kegiatan yang berdampak
ekonomis;

e. Anggota yang terlibat dalam kegiatan, terdiri dari sebagian besar generasi muda yang ada di
desa/kelurahan setempat;

f. Anggota yang terlibat dalam kegiatan, mulai bertambah dan telah menjangkau sebagian besar
generasi muda yang ada di wilayah desa/kelurahan setempat;

g. Tingkat keswadayaan dan keswadanaan masih terbatas;

h. Kemampuan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan yang lebih berdampak ekonomis bagi


masyarakat masih kurang;

i. Program/kegiatannya mulai mendapat dukungan dari sebagian masyarakat setempat.

3. Karang Taruna "Maju "

Indikator Karang Taruna "Maju" antara lain, adalah:

a. Secara administrasi, organisasi, dan kepengurusan telah lengkap;

b. Program/kegiatannya telah berjalan baik, teratur, berkesinambungan serta memiliki prospek yang
jelas;

c. Kegiatan yang dilaksanakan telah mencakup kegiatan yang bersifat preventif, pelayanan dan
pengembangan yang memberi manfaat lebih banyak bagi warga masyarakat ;
d. Kegiatan telah mencakup penanganan masalah, baik sosial psikologis maupun sosial ekonomis
seperti : narkoba, keterlantaran, tindak kekerasan, ekonomi lemah dan lain-lain;

e. Tingkat keswadayaan dan keswadanaan mampu mendukung pelaksanaan program- program yang
telah ditetapkan;

f. Program/kegiatannya dapat menciptakan lapangan kerja, terutama bagi anggota;

g. Pelaksanaan kegiatan mulai menggunakan pendekatan pekerjaan sosial;

h. Memiliki sarana/prasarana kegiatan yang permanen;

i. Program yang direncanakan berorientasi pada kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial dan Usaha
Ekonomis Produktif;

j. Telah menjalin kerjasama dengan organisasi/lembaga lain diluar Karang Taruna;

k. Anggota yang terlibat dalam kegiatan, terdiri dari sebagian besar generasi muda yang ada di
desa/kelurahan setempat.

4. Karang Taruna "Percontohan/Berprestasi"

Karang Taruna percontohan adalah kondisi sebagaimana Karang Taruna maju akan tetapi telah
melaksanakan dan mengembangkan program-program yang menciptakan generasi muda dilingkungannya
untuk mampu berpartisipasi mengembangkan program-program pembangunan nasional yang diperlukan
oleh lingkungan

IDENTITAS KARANG TARUNA


Karang Taruna dapat memiliki identitas berupa lambang, bendera, panji, lagu, yang merupakan identitas
resmi Karang Taruna. Lambang Karang Taruna mengandung unsur-unsur sekuntum bunga teratai yang mulai
mekar, dua helai pita terpampang dibagian atas dan bawah, sebuah lingkaran, dengan bunga Teratai Mekar
sebagai latar belakang. Keseluruhan lambang tersebut mengandung makna:

1. Bunga Teratai yang mulai mekar melambangkan unsur remaja yang dijiwai semangat kemasyarakatan
(sosial).

2. Empat helai Daun Bunga dibagian bawah, melambangkan keempat fungsi Karang Taruna yaitu:

a. Memupuk kreativitas untuk belajar bertanggung jawab;

b. Membina kegiatan-kegiatan sosial, rekreatif, edukatif, ekonomis produktif, dan kegiatan


lainnya yang praktis;

c. Mengembangkan dan mewujudkan harapan serta cita-cita anak dan remaja melalui bimbingan
interaksi yang dilaksanakan baik secara individual maupun kelompok;

d. Menanamkan pengertian, kesadaran dan memasyarakatkan penghayatan dan pengamalan


Pancasila.

3. Tujuh helai Daun Bunga bagian atas melambangkan Tujuh unsur kepribadian yang harus dimiliki oleh
anak dan remaja:

a. Taat : Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


b. Tanggap : Penuh perhatian dan peka terhadap masalah;
c. Tanggon : Kuat, daya tahan fisik dan mental;
d. Tandas : Tegas, pasti, tidak ragu, teguh pendirian;
e. Tangkas : Sigap, gesit, cepat bergerak, dinamis;
f. Trampil : Mampu berkreasi dan berkarya praktis;
g. Tulus : Sederhana, ikhlas, rela memberi, jujur.

4. Pita dibagian bawah bertuliskan Karang Taruna mengandung arti:

a. Karang : pekarangan, halaman, atau tempat;

b. Taruna : remaja

Secara keseluruhan berarti tempat atau Wadah Pembinaan Remaja


5. Pita dibagian atas bertuliskan ADITYA KARYA MAHATVA YODHA yang berarti:

a. ADITYA : Cerdas, penuh pengalaman.

b. KARYA : Pekerjaan.

c. MAHATVA : Terhormat, berbudi luhur.

d. YODHA : Pejuang, patriot.

Secara keseluruhan berarti Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan dan terampil.

6. Lingkaran menggambarkan sebuah tameng, sebagai lambang Ketahanan Nasional.

7. Bunga Teratai yang mekar berdaun lima helai melambangkan lingkungan kehidupan masyarakat yang
sejahtera merata berlandaskan Pancasila.

8. Arti warna:

a. Putih : Kesucian, tidak tercela, tidak ternoda.

b. Merah : Keberanian, sabar, tenang, dan dapat mengendalikan diri,

tekad pantang mundur.

c. Kuning : Keagungan atas keluhuran budi pekerti.


PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA DAN LPM

Karang Taruna merupakan wadah pembinaan generasi muda yanmg berada di Desa / Kelurahan dalam
bidang Usaha Kesejahteraan Sosial. Sebagai wadah pembinaan tentu saja mempunyai beberapa program yang
akan dilaksanakan yang melibatkan seluruh komponen dan potensi yang ada di Desa / Kelurahan yang
bersangkutan.
Sebagai Lembaga / Organisasi yang bergerak di bidang Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan
berfungsi sebagai subyek. Karang Taruna sedapat mungkin mampu menunjukkan fungsi dan peranannya secara
optimal.
Sebagai organisasi tentunya harus memiliki susunan pengurus dan anggota yang lengkap dan masing-
masing anggota dapat melaksanakan fungsinya sesuai dengan bidang tugasnya serta dapat dapat bekerja sama
dengan didukung oleh administrasi yang tertib dan teratur.
Memiliki program kegiatatan yang jelas sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada
disekitarnya Program Kegiatan Karang Taruna belangsung secara melembaga terarah dan berkesinambungan
serta melibatkan seluruh unsur generasi muda yang ada.
Kemampuan untuk menghimpun dana secara tetap baik yang bersumber dari Pemerintah maupun
swadaya masyarakat untuk pelaksanaan program masyarakat kegiatannya
Karang Taruna harus memiliki sarana prasarana yang memadai baik secara tertulis maupun administrasi
Keberadaan Karang Taruna harus mampu menunjukkan peran dan fungsinya secara optimal di tengah-tengah
masyarakat sehingga dapat memberikan legetimasi dan kepercayaan kepada komponen-komponen yang lain
yang sama-sama berpatisipasi dalam Pembangunan Desa / Keluraharan khususnya pembangunan dalam
pembangunan dalam bidang Kesejahteraan Sosial, salah satu komponen yang berperan dalam pembangunan
Desa / Kelurahan adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM ).
LPM bersama-sama dengan komponen–komponen yang lain sesuai dengan tugas, fungsi dan
perananya berkepentingan membangun Desa / Kelurahan masing-masing. Mengetahui bahwa LPM sebagai
lembaga masyarakat yang mewadahi segenap aspirasi masyarakat dalam Pembangunan Desa / Kelurahan secara
menyeluruh ( Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama, Pertahana dan Keamanan ) dan mempunyai
tugas yang menyelenggarakan musyawarah Desa / Kelurahan maka Karang Taruna sebagai salah satu bagian
dari partisipasi pembangunan bidang kesejahteraan sosial akan selalu koordinasi, konsultasi, koreksi dan
memberikan kritik / saran maupun bentuk yang lain dengan LPM.
Pemberdayaan Karang Taruna dengan program LPM dalam Usaha Kesejahteraan Sosial ( UKS ). Telah
di ketahui bersama bahwa Karang Taruna sebagai organisasi sosial kepemudaan yang ada di Desa / Kelurahan
mempunyai tugas pokok yaitu : bersama-sama pemerintah menangani permasalahan sosial ( Pembangunan
dibidang Kesejahteraan Sosial ). Sebagai organisasi Karang Taruna mempunyai program yang disesuaikan
dengan kepentingan / keadaan masyarakat Desa / Kelurahan masing-masing.
Dalam program / kegiatan yang dilaksanakan LPM dan setelah dicermati, dikaji dan dipahami maka
dapat ditarik suatu garis kerjasama koordinasi, saling mengisi, saling mendukung dan saling sumbang saran
dengan program / kegiatan Karang Taruna sebagai bagian dari partisipasi masyarakat khususnya generasi muda,
bidang Usaha Kesejahteraan Sosial, program–programnya akan dilaksanakan bersama-sama membahu
pemerintah dalam pembangunan di Desa / Kelurahan meskipun Karang Taruna kosentrasinya pada
Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial..
Sesuai dengan kondisi masing–masing Karang Tarunanya. Karang Taruna diharapkan mampu
menyikapi dan menangani berbagi permasalahan kesejahteraan sosial para pemuda dan warga masyarakat
umumnya, LPM sebagai wahana partisipasi masyarakat ( salah satunya Karang Taruna ) akan selalu
memberikan spirit, dorongan dan membantu pembangunan Karang Taruna melalui program-program yang telah
direncanakan Karang Taruna. Karang Taruna yang telah siap dengan program-programnya dan telah
dikoordinasikan disingkronkan dengan LPM akan segera memberikan pelayanan kesejahteraan sosial sesuai
yang diharapkan oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali ( Pemerintah Provinsi Bali ) mengingat Karang
Taruna sebagai ujung tombaknya dan berarti pula Karang Taruna mengisi kegiatan LPM.
Dengan bekal kemampuan dan kemapanan yang optimal, Karang Taruna akan mampu secara maksimal
menangani permasalahan kesejahteraan sosial, sehingga permasalahan sosial yang ada di Desa / Kelurahan akan
menjadi berkurang / hilang.
Dengan demikian LPM mampu memberikan kontribusi kepada Karang Taruna secara optimal melalui
program-programnya dan masyarakat sendiri merasakan dampaknya yaitu permasalahan sosial berkurang,
kesejahteraan sosial meningkat dan kesetiakawanan sosial maupun kebersamaan sosial menjadi kental.
Beberapa program UKS Karang Taruna yang dapat dikontribusikan dengan lembaga / organisasi lain
dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, antara lain: Pencegahan / preventif terhadap tumbuhnya
kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, minuman keras dan lain-lain melalui kegiatan olah raga,
kesenian dan rekreasi dll.

Pelayanan dan rehabilitasi sosial antara lain :kebersihan lingkungan, penyantunan para penyandang
cacat anak terlantar secara rujukan maupun langsung, penyantunan para korban bencana dan lain-lain.
Pengembangan melalui kerjasama dengan organisasi sosial yang ada, pembentukan Kelompok Usaha
Bersama, ketrampilan ekonomi produktif dll.
Kependudukan dan lingkungan hidup, kesehatan dan gizi, KB, pertanian dll.Program–program
tersebut bersifat fleksibel ( dapat berubah ), mengembangkan dan tuntas tanpa menimbulkan akses-akses
negatif. Adapun fungsinya antara lain : sebagai pencegahan, rehabilitasi, pengembangan dan penunjang.
Selain dari program , banyak kegiatan yang dapat diprogramkan untuk membangun Desa / Kelurahan
khususnya pada bidang kesejahteraan sosial.
KARANG TARUNA DI ZAMAN SEKARANG
Sebenarnya ada banyak organisasi kepemudaan di Indonesia, namun kali ini saya akan berbicara tentang
organisasi Karang Taruna. Dimana saya pernah menjabat sebagai ketua Karang Taruna Rw 013 periode 2005-
2007. Karena yang saya lihat dari perkembangan kenakalan remaja saat ini sudah semakin ‘menggila’. Dan juga
nama karang taruna lama-lama semakin di’telan bumi’. Ada satu kisah menarik sewaktu saya menjabat.

Waktu itu sedang mengadakan satu event birthday party anggota saya, memang sepertinya diluar kegiatan
karang taruna, tapi waktu itu memang saya berniat membentuk karang taruna saya menjadi suatu event
organizer untuk melatih keterampilan anggota2 saya. Kami mengundang Rico ceper dalam acara tersebut
sebagai mc. Ditengah2 acara, yang berulang tahun mengucapkan ‘terima kasih untuk anak2 karang taruna 013′,
spontan Rico langsung nyeletuk “hari gini masi ada karang taruna??”.

Dari peristiwa itu saya sebagai ketua Karang Taruna sangat bereaksi dengan kata2 tersebut. Apakah benar
karang taruna memang sudah tidak pantas di zaman sekarang ini?Oke, mari kita bahas lebih lanjut apa itu
karang taruna. Karang artinya tempat. Taruna artinya remaja atau pemuda. Jadi Karang Taruna artinya tempat
kegiatan para remaja. Organisasi ini didirikan dan dibina oleh Departemen Sosial. Karang Taruna terdapat
hampir di seluruh Indonesia. Nama Karang Taruna disesuaikan dengan keadaan daerah masing-masing (katar,
kartar, katana, katun, klo ditempat saya namanya kartoen, etc).Anggota Karang Taruna ialah para pemuda,
terutama mereka yang putus sekolah dan tidak mempunyai pekerjaan. Di beberapa daerah anggota Karang
Taruna adalah para pelajar. Mereka masih duduk di SMP atau SMA.

Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan kepada para remaja, terutama yang putus
sekolah dan menganggur. Jika tidak diberi tambahan pendidikan yang berupa berbagai ketrampilan, mereka
dapat menimbulkan banyak masalah. Kenakalan remaja sampai pada tindak kriminalitas bisa dan mudah
berkembang pada remaja yang menganggur. Melalui pendidikan Karang Taruna diharapkan para remaja
memperoleh penyaluran. Mereka menjadi aktif dan produktif. Akhirnya mereka dapat hidup secara
mandiri.Berbagai ketrampilan dipelajari dalam organisasi ini. Remaja yang berbakat dalam bidang elektronik
dididik untuk memahami dan terampil menggarap bidang elektronik. Remaja yang menyenangi ukiran diberi
pula pendidikan bidang ini. Keterampilan bagi remaja putri biasanya menyangkut bidang-bidang jahit-menjahit
dan memasak. Mereka dilatih untuk terampil membuat macam-macam makanan dan pakaian.Kegiatan-kegiatan
ini direncanakan menurut keadaan dan kemampuan daerah masing-masing. Kegiatan lain ialah pembinaan
olahraga dan kesenian.

Di beberapa tempat sudah terbentuk bermacam-macam tim olahraga. Kelompok paduan suara dan kelompok
kesenian lainnya pun dibentuk dan dibina. Mereka aktif melakukan pertandingan dan perlombaan. Mereka juga
aktif menampilkan berbagai kreasi kesenian pada waktu-waktu tertentu.Dengan segala kepositifan tersebut
apakah ada yang salah dengan karang taruna? Masalahnya memang organisai ini kurang lagi didukung oleh
berbagai elemen.Waktu jaman saya menjabat sebagai ketua, banyak masalah yang sering muncul diantaranya
adalah soal ‘material’. Kami sering sekali mendapatkan hambatan masalah dana disaat kita ingin berkarya.
Sebenarnya dari rapat2 kelurahan, RW dan dewan kelurahan sudah ada dana khusus untuk karang taruna setiap
bulannya, tapi kenyataannya dana itu tidak pernah turun ke bendahara saya. sekarang muncul pertanyaan-
pertanyaan.

1. Pentingkah Karang Taruna di jaman sekarang?


2. Adakah organisasi KARANG TARUNA dilingkungan anda?
3. Sebarapa besar manfaat untuk Masyarakat dan Pemuda ?
4. Minatkah anda berorganisasi di KARANG TARUNA?

Semoga dengan adanya artikel ini, bisa mengajak kita sesama pemuda untuk membangunkan organisasi ini
kembali.

You might also like