You are on page 1of 22

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk membentuk suatu gelombang dalam rongga, hanya perlu
bahwa udara di dalam rongga digetarkan dengan suatu frekuensi dekat
dengan salah satu dari frekuensi – frekuensi cirri rongga itu, suatu garputala
adalah sesuai dengan maksud ini karena bila garputala itu bergetar secara
bebas, hanya sebagian kecil dari rongga mekanisnya dialih ragamkan ke
dalam bunyi dan sisanya diubah menjadi rongga diakhir udara. Sebagai
akibatnya suatu garputala yang bergetar diletakkan dekat yang terbuka
suatu rongga yang mempunyai cirri yang hampir sama dengan f. sebagian
besar tenaga mekanisnya dialih ragamkan menjadi gelombang tegak
amplitude besar di dalam rongga inilah yang disebut resonansi
(Cromer,1994).
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena
pengaruh getaran benda lain di dekatkannya. Jadi frekuensi kedua benda
sama f1=f2 ≠ ef=of bunyi saling berinterfasi sempurna (saling menguatkan)
(bebas vism.org,2008).

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui
gelombang bunyi dengan frekuensi tertentu serta perhitungannya.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar para praktikan dapat
menentukan kecepatan bunyi di udara dalam suhu kamar dengan
perhitungan panjang gelombang dengan frekuensi yang telah ditentukan
dengan kecepatan bunyi suhu 0o C.

1.3 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakasanakan pada tanggal 10 Desember 2009 pada
pukul 07.00-09.00 WIB di laboratorium Hidrobiologi gedung C lantai 1
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.
2 . TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gelombang
Bidang ilmu tentang gerak gelombang erat hubungannya dengan
ilmu tentang gerak sekeras (harmonic motion). Bila gelombang bergerak
dalam suatu zat materi, tiap partokel zat itu akan bergerak terhadap posisi
kesetimbangannya. Apabila getaran partikel tegak lurus pada arah
rambatan gelombang, gelombangnya disebut gelombang transversal. Jika
partikel bergetar dalam arah rambatan gelombang, gelombangnya
disebut gelombang longitudinal (Sears, 1982)

2.1.1 Pengertian Gelombang


Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada
suatu medium pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya,
bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat
panjangnya dengan menghitung jarak antara satu rapatan dengan satu
regangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah
jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik (Riyn,2009).
Gelombang adalah suatu gangguan yang menjalar dalam suatu
medium yang dimaksud dengan mediumdisini adalah sekumpula benda
yang saling berinteraksi dimana gangguan itu menjalar. Kita juga sudah
mengetahui bagaimana medium gelombang bergerak jika gelombang
menjalar padanya. Jadi disini harus dibedakan antara gerak gelombang
(gangguan) dan gerak medium. Dalam gerak gelombang biasanya
medium hanya bergerak sedikit, akan tetapi gelombangnya dapat
menjalar jauh, gelombang electromagnet adalah suatu gelombang medan
yang tidak memerlukan medium mekanik, karena dapat menjalar di dalam
vakum (Soetrisno.1979).

Gelombang adalah getaran yang menjalar, gelombang membawa


energy dari satu tempat ke tempat lain. Energy yang diberikan pada
gelombang air, misalnya oleh lemparan batu ke dalam air atau oleh angin
yang jauh pada laut. Energy diangkut oleh gelombang ke pantai. Semua
bentuk gelombang bejalan mengangkut energy (Soraneoli,1997).
Gelombang adalah sebuah pla gangguan di dalam suatu zat
antara yang merambat melalui 2 antara itu dengan laju tetap V air dari 2
antara itu di dalam contoh sekarang kali adalah zat antara dan gangguan
simpangan titik – titik dari posisi tak terganggunya atau posisi
kesetimbangan (Cromer,11994).

2.1.2 Jenis – Jenis Gelombang\


Jenis gelombang meliputi :
a) Gelombang Transversal
Gelombang berjalan sepanjang tali, katakana dari kiri ke kanan partikel
tali bergerak naik turun dalam arah lintang (tegak lurus) pada gerak
gelombang itu sendiri.
b) Gelombang Longitudinal
Merupakan gelombang dimana getaran partikel media adalah semua
arahnya dengan arah gerak gelombang. Gelombang longitudinal adalah
siap dibentuk pada pegas yang ditarik atau diketatkan secara bergantian
menekan dan mengembangkan pada satu ujungnya (Giancoli,1997)
 Jenis Gelombang menurut amplitude dan fasenya:
1. Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitude dan fasenya
sama setiap titik yang dilalui gelombang
2. Gelombang diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitude dan
fungsinya berubah (tidak sama) disetiap titik yang dilalui gelombang
 Jenis Gelombang menurut medium perantaranya :
1) Gelombang mekanik adalah gelombang yang di dalam perambatannya
memerlukan medium perantara
2) Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang di dalam
perambatannya tidak memerlukan medium perantara. Contoh : sinar
gamma, sinar alfa, sinar ultraviolet (Riys,2009).
Gelombang Longitudinal

Gelombang transversal

2.2 Aplikasi Gelombang bunyi pada perikanan


Penggunaan gelombang bunyi pada alat tangkap paying.terhadap
ikan di perairan pantai popoh kabupaten tulungagung dibandingkan
perlakuan yaitu pengoprasian alat tangkap paying dengan menggunakan alat
bantu gelombang suara dan tanpa alat bantu gelombang sura. Pada
penggunaan alat bantu gelombang suara memberikan hasil yang lebih baik
dari pada menggunakan alat tangkap tanpa alat bantu gelombang suara
(Efani,1996).
Aplikasi fish finder “hydro-Arcoustic” dan GPS dalam teknologi.
Pencarian ikan, saat ini hydro acoustic memiliki pesan yang sangat besar
dalam sekitar kelautan dan perikanan. Salah satunya adalah dalam
pendugaan sumberdaya ikan. Teknologi hydro acoustic dengan perangkat
echosauder dapat memberikan informasi yang detail mengenai kelimpahan
ikan, kepadatan ikan, sebaran ikan, orientasi ikan dan kecepatan renang ikan
(Herawati,2009).

2.3 Bunyi
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium, atau zat perantara ini dapat
berupa zat cair, padat, gas. Jadi gelombang bunyi dapat merambat misalnya
dalam air, batu bara atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan
gabungan berbagai sinyal. Tetapi suatu murni secara teoritis dapat dijelaskan
dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan
amplitude atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam decibel
(Wikipedia,2009).
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang dapat
ditularkan melalui benda padat, cair atau gas. Karena merupakan gelombang
longitudinal, molekul-molekul gelombang bunyi bergetar dalam arah yang
sama dengan arah gelombang. Stekuensi osilasi bisa sangat bervariasi,
sehingga menimbulkan berbagai macam kepangan dalam suara yang
dirasakan, berkisar antara 20-20.000 Hz (Bresnick,1996).

Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat


secara kerapatan dan peregangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta
ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran. Apabila sebuah
senar gitar yang menimbulkan bunyi (Godam,2009).
3 . METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan


3.1.1 Alat dan fungsinya
Alat yang digunakan dalam praktikum resonansi bunyi adalah sebagai
berikut :
 Tabung Resonansi
Fungsinya untuk mengamati resonansi bunyi yang terjadi
 Garpu Tala standart
Fungsinya untuk alat pengukur resonansi bunyi dan membuat getaran
dengan frekuensi tertentu
 Alat Pemukul
Fungsinya untuk memukul garpu tala
 Jangka Sorong
Fungsinya untuk mengukur diameter tabung resonansi
 Termometer Ruangan
Fungsinya untuk mengukur suhu ruangan yaitu 25o - 27o C
 Meteran
Fungsinya untuk mengukur perubahan panjang L1 dan L2
 Thermometer
Fungsinya untuk mengukur suhu ruangan atau suhu kamar

3.1.2 Bahan dan fungsinya


Bahan yang digunakan dalam praktikum resonansi bunyi adalah
sebagai berikut :
 Air
Fungsinya untuk bahan atau media pengamatan untuk mengetahui
resonansi bunyi
3.3 Skema Kerja

 Skema kerja garputala frekuensi 288 Hz

Garputala frekuensi 288 Hz dan tabung resonansi disiapkan

Garputala dipukul, diletakkan pada mulut tabung

Didengar bunyinya

Diukur

Hasil

 Skema kerja garputala frekuensi 426,6 Hz

Garputala frekuensi 426,6 Hz dan tabung resonansi disiapkan

Garputala dipukul, deiletakkan pada mulut tabung

Didengar bunyinya

Diukur

Hasil
 Skema kerja garputala frekuensi 512 Hz

Garputala frekuensi 512 Hz dan tabung resonansi disiapkan

Garputala dipukul, diletakkan pada mulut tabung

Didengar bunyinya

Diukur

Hasil
Diukur diameter dari tabung resonansi

Diisi air (jangan sampai penuh) supaya mendekati

Permukaan bibir tabung

Diambil garputala yang telah diketahui frekuensi lalu

Dipukulkan didekat mulut tabung

Diturunkan bak (penampungan air) sampai terdengar

Pengerasan bunyi

Diukur panjang antara ujung atas pipa dengan tinggi

Permukaan air

Diulang beberapa kali untuk memastikan

Diulang untuk menentukan titik resonansi selanjutnya

Dilakukan perlakuan tersebut pada garputala lain

Diamati

Hasil
4.2 Perhitungan
Pada frekuensi 512 Hz
1
λ1 A
 L1A = 4
λ1 A = 4 . L1 A
= 4 . 0,15
= 0,6 m
1
λ 1B
 L1B = 4
λ1B = 4 . L1 B
= 4 . 0,24
= 0,96 m
1
λ1C
 L1C = 4
λ1C = 4 . L1 C
= 4 . 0,15
= 0,6 m
3
λ2 A
 L2A = 4
4
λ2 A = 3 . L2A
4
= 3 . 0,54
= 0,72 m
3
λ 2B
 L2B = 4
4
λ2B = 3 . L2B
4
= 3 . 0,28
= 0,37 m
3
λ 2C
 L2C = 4
4
λ2C = 3 . L2C
4
= 3 . 0,5
= 0,67 m

 V1A = λ1 Axf
= 0,6 x 512

= 307,2 m/s

 V1B = λ1Bxf
= 0,96 x 512

= 491,52 m/s

 V1C = λ1Cxf
= 0,6 x 512

= 307,2 m/s

 V2A = λ 2 Axf
= 0,72 x 512

= 368,64 m/s

 V2B = λ 2Bxf
= 0,37 x 512

= 189,44 m/s

 V2C = λ 2 Cxf
= 0,67 x 512

= 343,04 m/s
V 1 A +V 1 B+V 1C
 V́ 1 =
3
307,2+ 491,52+307,2
=
3
1105,90
=
3
= 368,64 m/s

V 2 A+V 2 B+V 2 C
 V́ 2 =
3
368,64+189,44+343,04
=
3
901,12
=
3
= 300,37 m/s


|V−V| 2
A
1 = |307,2−368,64| 2

= |61,44| 2

= 3774,8736 m/s


|V−V| 2
B
1 = |491,52−368,64| 2

= |122,88| 2

= 15099,4944 m/s


|V−V| 2
C
1 = |307,2−368,64| 2

= |61,44| 2

= 3774,8736 m/s

 ∑|V −V́ | 2
1 = 3774,8736 + 15099,4944 + 3774,8736
= 22649,2416 m/s


|V−V| 2
A
2 = |368,64−300,37| 2

= |68,27| 2

= 4660,7929 m/s


|V−V| 2
B
2 = |189,44−300,37| 2

= |110,93| 2

= 12305,4649 m/s


|V−V| 2
C
2 = |343,04−300,37| 2

= |42,67| 2

= 1820,7289 m/s

 ∑|V −V́ | 2
2 = 4660,7929 + 12305,4649 + 1820,7289

= 18786,9867 m/s

∑|V-V|12
Ralat Mutlak (A)1 = √ n(n−1)
22649 ,2416
= √ 3(3−1)
22649 ,2416
= √ 6

= √ 3774,8736
= 61,44
∑|V-V|22
Ralat Mutlak (A)2 = √ n( n−1)
18786 ,9867
= √ 3(3−1)
18786 ,9867
= √ 6

= √ 3131,16445
= 55,95
A1
.100%
Ralat Nisbi (I) 1 = V1
61,44
.100%
= 368,64
= 16,67 %

A2
.100%
Ralat Nisbi (I) 2 = V2
55, 95
.100%
= 300 ,37
= 18,627 %
Keseksamaan (K)1 = 100% - I1
= 100 % - 16,67%
= 83,33 %
Keseksamaan (K)2 = 100% - I2
= 100 % - 18,62%
= 81,373 %

Hasil Perhitungan

HP1 = V 1+ A1
= 368,64 + 61,44
= 430,08
HP1 = V 1−A 1
= 368,64 - 61,44
= 307,2

HP2 = V 2+ A 2
= 300,37 + 55,95
= 356,32

HP2 = V 2− A2
= 300,37 - 55,95
= 244,42

Pada frekuensi 341,3 Hz

L1A = ¼.λ1A L2A = ¾.λ2A V1\A = f.λ1A V2A = f . λ2A

λ1 = 4 . L1A λ2 = 4/3 . L2A = 341,3 . 1,44 = 341,3.0,6

= 4 . 0,36 = 4/3 . 0,45 = 491,5 m/s = 204,8 m/s

= 1,44 m = 0,6 m

L1B = ¼.λ1B L2B = ¾.λ2B V1B = f.λ1B V2B = f . λ2B

λ1 = 4 . L1B λ2 = 4/3 . L2B = 341,3 . 1,04 = 341,3 .1,13

= 4 . 0,26 = 4/3 . 0,85 = 354,9 m/s = 385,6 m/s

= 1,04 m = 1,13 m

L1C = ¼.λ1C L2C= ¾.λ2C V1C = f.λ1C V2C = f . λ2C

λ1 = 4 . L1C λ2 = 4/3 . L2C = 341,3 .1 = 341,3 . 0,77

= 4 . 0,25 = 4/3 . 0,58 = 341,3 m/s = 262,8 m/s

=1m = 0,77 m

V1 = V1A+ V1B + V1C V1 = V1A+ V1B + V1C


3 3
= 491,5+354,9+341,3 = 204,8+385,6+262,8
3 3
= 1187,7 m/s = 853,2 m/s
3 3
= 395,9 m/s = 284,4 m/s

I V1A - V1I2 = I491,5 – 395,9I2 I V2A - V2I2 = I204,8 – 284,4I2


I 95,6 I2 = 9139,36 m/s I -79,6I2 = 633,16 m/s

I V1B – V1I 2 =I 354,9 – 395,9I 2 I V2B – V2I2 = I385,6 – 284,4I2


I -41I2 = 1681 m/s I 101,2I2 = 10241,44 m/s

I V1C – V1I 2 =I 341,3 – 395,9I 2 I V2C – V2I2 =I262,8 – 284,4I2


I -54,6I2 = 2981,16 m/s I -21,6I2 = 466,56 m/s
∑ (V1 – V1) 2 = IV1A – V1I2 + IV1B – V1I2 + IV1C-V1I 2
= (9139,36 + 1681 + 2981,16)
= 13801,52 m/s

∑ (V2 – V2) 2 = IV2A - V2I2+ IV2B – V2I2 + IV2C-V2I2


= (6336,16 + 10241,44 + 466,56)
= 17044,16 m/s
Ralat Mutlak
∑x1 = ∑ (V1 – V1)2 ∑x2 = ∑(V2 – V2)2
n(n-1) n(n-1)

= 13801,52 = 17044,16

3(3-1) 3(3-1)

= 13801,52 = 17044,16
6 6

= 47,96 = 53,29
Ralat Nisbi

I1=
∫ X 1 X 100 % I2=
∫ X 2 X 100 %
V1 V2
47,96
x 100%
= 395,9 =
53,29
X 100 %
284 ,44
= 0,12 x 100% = 0,187 X 100%
= 12% = 18,7%
Ralat Keseksamaan
K1 = 100% - I1 K2 = 100% - I2
= 100% - 12% = 100% - 18,7%
= 88% = 81,3%

Hasil Perhitungan

Hp I = V1 + ∑X1 Hp II = V2+ ∑X2


= 395,9 + 47,96 = 284,4 + 53,29
= 443,86 = 337,69

Hp I = V2 - ∑X2 Hp II = V2- ∑X2


= 395,9 – 47,96 = 284,4 – 53,29
= 347,94 = 231,11

4.3 Analisa Prosedur


Pertama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat yang
akan digunakan adalah tabung resonansi sebagai alat atau tempat
pengamatan terjadinya resonansi bunyi, garputala untuk pembuat getaran
dengan frekuensi tertentu, jangka sorong untuk mengukur diameter
tabung resonansi, thermometer ruangan untuk alat ukur suhu ruangan
yaitu 25o – 27o C, meteran untuk mengukur perubahan panjang L1 dan L2,
alat pemukul untuk memukul garputala, garputala standart untuk alat
pengukur resonansi bunyi dan membuat getaran dengan frekuensi
tertentu. Sedangkan bahan yang akan digunakan adalah air untuk media
pengamatan terjandinya resonansi bunyi atau media rambat bunyi.
Diukur diameter dari tabung resonansi. Kemudian tabung
resonansi diisi air sampai mendekati permukaan bibir tabung. Diambil
garputala dengan frekuensi 512 Hz lalu dipukulkan didekat mulut tabung.
Lalu diturunkan bak permukaan air pada bibir tabung hingga terdengar
dengungan di dalam tabung resonansi karena getaran garputala. Setelah
terdengar bunyi dengungan di dalam tabung, penurunan bak
penampungan air dihentikan. Kemudian diukur panjang antara ujung atas
pipa sampai ke tempat dimana bak penampungan air berhenti saat
terdengar bunyi. Dan dicatat hasil pengukuran tadi.
Diukur diameter dari tabung resonansi. Kemudian tabung
resonansi diisi air sampai mendekati permukaan bibir tabung. Diambil
garputala dengan frekuensi 426,6 Hz lalu dipukulkan didekat mulut
tabung. Lalu diturunkan bak permukaan air pada bibir tabung hingga
terdengar dengungan di dalam tabung resonansi karena getaran
garputala. Setelah terdengar bunyi dengungan di dalam tabung,
penurunan bak penampungan air dihentikan. Kemudian diukur panjang
antara ujung atas pipa sampai ke tempat dimana bak penampungan air
berhenti saat terdengar bunyi. Dan dicatat hasil pengukuran tadi.
Diukur diameter dari tabung resonansi. Kemudian tabung
resonansi diisi air sampai mendekati permukaan bibir tabung. Diambil
garputala dengan frekuensi 288 Hz lalu dipukulkan didekat mulut tabung.
Lalu diturunkan bak permukaan air pada bibir tabung hingga terdengar
dengungan di dalam tabung resonansi karena getaran garputala. Setelah
terdengar bunyi dengungan di dalam tabung, penurunan bak
penampungan air dihentikan. Kemudian diukur panjang antara ujung atas
pipa sampai ke tempat dimana bak penampungan air berhenti saat
terdengar bunyi. Dan dicatat hasil pengukuran tadi.

4.4 Analisa Hasil

Pada praktikum Fisika Dasar tentang resonansi bunyi didapatkan


beberapa data hasil pengamatan yaitu, diameter dalam tabung (d) yaitu
35,5 mm. adapun data yang terdapat pada data hasil pengamatan yaitu
pada frekuensi 512 Hz yaitu L1A = 0,15 m ; L1B = 0,24 m ; L1C = 0,15 m ; L2A
= 0,54 m L2B =0,28 m L2C =0,5m. pada frekuensi 426,6 Hz diperoleh data
hasil pengamatan yaitu L1A =0,18m L1B =0,22m L1C =0,21m L2A =0,71m
L2B =0,26m L2C =0,59. Pada frekuensi 288Hz diperoleh data hasil yaitu L1A
=0,27m L1B =0,37m L1C =0,28m L2A =0,9m L2B =0,49m L2C =0,84m.

Pada frekuensi 512Hz didapatkan hasil perhitungan yaitu λ1 A

=0,6m ;
λ1B =0,96m ; λ1C =0,6m ; λ2 A =0,72m ; λ 2 B =0,37m ;

λ2C =0,67m. sehingga dapat diperoleh perhitungan V1A =307,2m/s ;


V1B =491,52m/s ; V1C =307,2m/s ; V2A =368,64m/s ; V2B =189,44m/s ;
V2C =343,04m/s. didapatkan pola hasil dari V́ =368,64m/s ; V́
=300,37m/s ;
|V−V| 2
1 A =3774,8736m/s ;
|V−V| 2
1 B

=15099,4944m/s ;
|V−V| 2
1 C =3774,8736m/s ;
∑|V −V́ |

2
=22649,2416m/s ;
1
|V−V| 2
2 A =4660,7929m/s ;
|V−V| 2
2 B

=12305,4649m/s ;
|V−V| 2
2 C =1820,7289m/s ;
∑|V −V́ |
2
=18786,9867m/s. sedangkan pada perhitungan ralat mutlak 61,44 dan
2

55,95. Pada ralat nisbi didapatkan hasil 16,67% dan 18,627%. Pada
keseksamaan didapatkan hasil 83,33% dan 81,373%. Sedangkan pada
hasil perhitungan didapatkan hasil Hp1 = 430,08 ; Hp1 = 307,2 ; Hp2 =
356,32 ; Hp2 = 244,42.

5 . PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum fisika dasar tentang resonansi bunyi didapat
beberapa kesimpulan sebagai berukui :
 Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada
suatu medium.
 Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh
gelombang.
 Macam-macam gelmbang bunyi :
 Pembagian gelombang berdasarkan perambatan
gelombang
 Gelombang transversal
 Gelombang diam
 Medium perantara
 Gelombang mekanik
 Gelombang elektromagnetik
 Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang dapat
ditkarkan melalui benda padat, cair, atau gas.
 Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat
secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat
perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami
getaran.
 Adapun data yang didapat dansetelah dihitung adalah :
 V́ = 368,64 m/s
2
 ∑|V −V́ | = 22649,2416 m/s
1

 V́ = 300,37 m/s
 ∑|V −V́ | 2
= 18786,9867 m/s
2

 Ralat mutlak A1= 61,44


A2= 55,95
 Ralat nisbi I1= 16,67%
I2= 18,627%
 Keseksamaan K1= 83,33%
K2= 81,373%
 Hasil perhitungan
HP1= 430,08
HP1= 307,2
HP2= 356,32
HP2= 244,42

5.2 Saran
Dengan sulitnya materi resonansi bunyi, diharapkan para
praktikan lebih cermat dan hati – hati dalam setiap praktikum yang
dilakukan. Dan diharapkan praktikan lebih serius dalam menjalankan
praktikum resonansi bunyi karena agar suara dengungan lebih terdengar
jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Bebas, Vism. Org. 2009. Pelayangan dan resonansi. http:// bebas vism org.
diakses pada hari kamis tanggal 10 desember 2009 pukul 11.00
WIB

Crommer, alan h. 1994. Fisika untuk ilmu hayati edisi kedua gadjah mada
university press: Yogyakarta

Gran colli, douglas. 1997. Fisika jilid, edisi ke empat. Erlangga: Jakarta

Godam. 2009. Pengetahuan dan pendidikan dasar mengenai bunyi ilmu sains
fisika. http://organisasi.org diakses pada hari kamis tanggal 10
desember 2009 pukul 11.00 WIB.

Herawati 2009. Aplikasi fis finder hydro aucostic dan gps dalam teknologi
pencarian ikan http://liaherawati.blogspot.com diakses pada hari
kamis tanggal 10 desember 2009 pukul 11.00 WIB.

Riyn.2009. gelombang. http://Riyn.multiply.com diakses pada hari kamis tanggal


10 desember 2009 pukul 11.00 WIB.
Sears,franas Weston dan nask w zemansky. 1982. Fisika untuk universitas
mekanika,panas dan bunyi. Bina cipta:bandung

Sutrisno. 1979. Seri fisika dasar. Gelombang dan optik. ITB: Bandung

Wikipedia.2009. bunyi. http://id.wikipedia.org/wiki/ diakses diakses pada hari


kamis tanggal 10 desember 2009 pukul 11.00 WIB.

You might also like