Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2.1 Gelombang
Bidang ilmu tentang gerak gelombang erat hubungannya dengan
ilmu tentang gerak sekeras (harmonic motion). Bila gelombang bergerak
dalam suatu zat materi, tiap partokel zat itu akan bergerak terhadap posisi
kesetimbangannya. Apabila getaran partikel tegak lurus pada arah
rambatan gelombang, gelombangnya disebut gelombang transversal. Jika
partikel bergetar dalam arah rambatan gelombang, gelombangnya
disebut gelombang longitudinal (Sears, 1982)
Gelombang transversal
2.3 Bunyi
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium, atau zat perantara ini dapat
berupa zat cair, padat, gas. Jadi gelombang bunyi dapat merambat misalnya
dalam air, batu bara atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan
gabungan berbagai sinyal. Tetapi suatu murni secara teoritis dapat dijelaskan
dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan
amplitude atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam decibel
(Wikipedia,2009).
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang dapat
ditularkan melalui benda padat, cair atau gas. Karena merupakan gelombang
longitudinal, molekul-molekul gelombang bunyi bergetar dalam arah yang
sama dengan arah gelombang. Stekuensi osilasi bisa sangat bervariasi,
sehingga menimbulkan berbagai macam kepangan dalam suara yang
dirasakan, berkisar antara 20-20.000 Hz (Bresnick,1996).
Didengar bunyinya
Diukur
Hasil
Didengar bunyinya
Diukur
Hasil
Skema kerja garputala frekuensi 512 Hz
Didengar bunyinya
Diukur
Hasil
Diukur diameter dari tabung resonansi
Pengerasan bunyi
Permukaan air
Diamati
Hasil
4.2 Perhitungan
Pada frekuensi 512 Hz
1
λ1 A
L1A = 4
λ1 A = 4 . L1 A
= 4 . 0,15
= 0,6 m
1
λ 1B
L1B = 4
λ1B = 4 . L1 B
= 4 . 0,24
= 0,96 m
1
λ1C
L1C = 4
λ1C = 4 . L1 C
= 4 . 0,15
= 0,6 m
3
λ2 A
L2A = 4
4
λ2 A = 3 . L2A
4
= 3 . 0,54
= 0,72 m
3
λ 2B
L2B = 4
4
λ2B = 3 . L2B
4
= 3 . 0,28
= 0,37 m
3
λ 2C
L2C = 4
4
λ2C = 3 . L2C
4
= 3 . 0,5
= 0,67 m
V1A = λ1 Axf
= 0,6 x 512
= 307,2 m/s
V1B = λ1Bxf
= 0,96 x 512
= 491,52 m/s
V1C = λ1Cxf
= 0,6 x 512
= 307,2 m/s
V2A = λ 2 Axf
= 0,72 x 512
= 368,64 m/s
V2B = λ 2Bxf
= 0,37 x 512
= 189,44 m/s
V2C = λ 2 Cxf
= 0,67 x 512
= 343,04 m/s
V 1 A +V 1 B+V 1C
V́ 1 =
3
307,2+ 491,52+307,2
=
3
1105,90
=
3
= 368,64 m/s
V 2 A+V 2 B+V 2 C
V́ 2 =
3
368,64+189,44+343,04
=
3
901,12
=
3
= 300,37 m/s
|V−V| 2
A
1 = |307,2−368,64| 2
= |61,44| 2
= 3774,8736 m/s
|V−V| 2
B
1 = |491,52−368,64| 2
= |122,88| 2
= 15099,4944 m/s
|V−V| 2
C
1 = |307,2−368,64| 2
= |61,44| 2
= 3774,8736 m/s
∑|V −V́ | 2
1 = 3774,8736 + 15099,4944 + 3774,8736
= 22649,2416 m/s
|V−V| 2
A
2 = |368,64−300,37| 2
= |68,27| 2
= 4660,7929 m/s
|V−V| 2
B
2 = |189,44−300,37| 2
= |110,93| 2
= 12305,4649 m/s
|V−V| 2
C
2 = |343,04−300,37| 2
= |42,67| 2
= 1820,7289 m/s
∑|V −V́ | 2
2 = 4660,7929 + 12305,4649 + 1820,7289
= 18786,9867 m/s
∑|V-V|12
Ralat Mutlak (A)1 = √ n(n−1)
22649 ,2416
= √ 3(3−1)
22649 ,2416
= √ 6
= √ 3774,8736
= 61,44
∑|V-V|22
Ralat Mutlak (A)2 = √ n( n−1)
18786 ,9867
= √ 3(3−1)
18786 ,9867
= √ 6
= √ 3131,16445
= 55,95
A1
.100%
Ralat Nisbi (I) 1 = V1
61,44
.100%
= 368,64
= 16,67 %
A2
.100%
Ralat Nisbi (I) 2 = V2
55, 95
.100%
= 300 ,37
= 18,627 %
Keseksamaan (K)1 = 100% - I1
= 100 % - 16,67%
= 83,33 %
Keseksamaan (K)2 = 100% - I2
= 100 % - 18,62%
= 81,373 %
Hasil Perhitungan
HP1 = V 1+ A1
= 368,64 + 61,44
= 430,08
HP1 = V 1−A 1
= 368,64 - 61,44
= 307,2
HP2 = V 2+ A 2
= 300,37 + 55,95
= 356,32
HP2 = V 2− A2
= 300,37 - 55,95
= 244,42
= 1,44 m = 0,6 m
= 1,04 m = 1,13 m
=1m = 0,77 m
= 13801,52 = 17044,16
3(3-1) 3(3-1)
= 13801,52 = 17044,16
6 6
= 47,96 = 53,29
Ralat Nisbi
I1=
∫ X 1 X 100 % I2=
∫ X 2 X 100 %
V1 V2
47,96
x 100%
= 395,9 =
53,29
X 100 %
284 ,44
= 0,12 x 100% = 0,187 X 100%
= 12% = 18,7%
Ralat Keseksamaan
K1 = 100% - I1 K2 = 100% - I2
= 100% - 12% = 100% - 18,7%
= 88% = 81,3%
Hasil Perhitungan
=0,6m ;
λ1B =0,96m ; λ1C =0,6m ; λ2 A =0,72m ; λ 2 B =0,37m ;
=15099,4944m/s ;
|V−V| 2
1 C =3774,8736m/s ;
∑|V −V́ |
2
=22649,2416m/s ;
1
|V−V| 2
2 A =4660,7929m/s ;
|V−V| 2
2 B
=12305,4649m/s ;
|V−V| 2
2 C =1820,7289m/s ;
∑|V −V́ |
2
=18786,9867m/s. sedangkan pada perhitungan ralat mutlak 61,44 dan
2
55,95. Pada ralat nisbi didapatkan hasil 16,67% dan 18,627%. Pada
keseksamaan didapatkan hasil 83,33% dan 81,373%. Sedangkan pada
hasil perhitungan didapatkan hasil Hp1 = 430,08 ; Hp1 = 307,2 ; Hp2 =
356,32 ; Hp2 = 244,42.
5 . PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum fisika dasar tentang resonansi bunyi didapat
beberapa kesimpulan sebagai berukui :
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada
suatu medium.
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh
gelombang.
Macam-macam gelmbang bunyi :
Pembagian gelombang berdasarkan perambatan
gelombang
Gelombang transversal
Gelombang diam
Medium perantara
Gelombang mekanik
Gelombang elektromagnetik
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang dapat
ditkarkan melalui benda padat, cair, atau gas.
Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat
secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat
perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami
getaran.
Adapun data yang didapat dansetelah dihitung adalah :
V́ = 368,64 m/s
2
∑|V −V́ | = 22649,2416 m/s
1
V́ = 300,37 m/s
∑|V −V́ | 2
= 18786,9867 m/s
2
5.2 Saran
Dengan sulitnya materi resonansi bunyi, diharapkan para
praktikan lebih cermat dan hati – hati dalam setiap praktikum yang
dilakukan. Dan diharapkan praktikan lebih serius dalam menjalankan
praktikum resonansi bunyi karena agar suara dengungan lebih terdengar
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Bebas, Vism. Org. 2009. Pelayangan dan resonansi. http:// bebas vism org.
diakses pada hari kamis tanggal 10 desember 2009 pukul 11.00
WIB
Crommer, alan h. 1994. Fisika untuk ilmu hayati edisi kedua gadjah mada
university press: Yogyakarta
Gran colli, douglas. 1997. Fisika jilid, edisi ke empat. Erlangga: Jakarta
Godam. 2009. Pengetahuan dan pendidikan dasar mengenai bunyi ilmu sains
fisika. http://organisasi.org diakses pada hari kamis tanggal 10
desember 2009 pukul 11.00 WIB.
Herawati 2009. Aplikasi fis finder hydro aucostic dan gps dalam teknologi
pencarian ikan http://liaherawati.blogspot.com diakses pada hari
kamis tanggal 10 desember 2009 pukul 11.00 WIB.
Sutrisno. 1979. Seri fisika dasar. Gelombang dan optik. ITB: Bandung