You are on page 1of 41

Peluang bisnis bekicot

Peluang Agribisnis Bekicot

Mencermati cerita asal muasal bekicot (Achanita spp.), hewan yang


satu ini berasal dari Afrika Timur, tersebar keseluruh dunia dalam
waktu relatif singkat, karena berkembang biak dengan cepat.
Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India,
Malaysia, akhirnya ke Indonesia. Bekicot sejak tahun 1933 telah ada
disekitar Jakarta, sumber lain menyatakan bahwa bekicot jenis
Achatina fulica masuk ke Indonesia pada tahun 1942 (masa
pendudukan Jepang).

Sentra peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat


pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara dan Bali.
Bekicot diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yang banyak
disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung
daging. Di Eropa, bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku
makanan yang disebut Escargot. Escargot semula berbahan baku
Helix pomatia. Karena Helix pomatia lama kelamaan sulit diperoleh
maka bekicot jenis Achatina fulica menggantikannya sebagai bahan
baku Escargot. Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber
protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-
asam amino esensial yang lengkap. Disamping itu ada masyarakat
yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot, seperti sate
bekicot, keripik bekicot, baso bekicot.

Bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena


ekstrak daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk
mengobati berbagai macam penyakit seperti radang selaput mata,
sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan kulit bekicot
sangat mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang dikenal
berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie, dapat menyembuhkan
berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka berdebar, tidak
bisa tidur/insomania, dan leher membengkak. Daging bekicot
merupakan komoditi ekspor yang menjanjikan, karena harganya
yang cukup mahal dipasaran internasional. Kini juga telah banyak
berdiri perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot, yang
dapat memperlancar pemasaran pasaran sebagai komoditi ekspor.

Jika tertarik berbudidayaya bekicot, salah satu yang perlu


diperhatikan adalah masalah lokasi. Lokasi perlu dipilih yang dekat
dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan
kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen,
artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak kesulitan
dalam transportasi. Lokasi yang sesuai untuk budidaya bekicot
adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya
matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah
tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk
pembentukan cangkang.

Lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan


mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu
diperhatikan, karena untuk berkembang biak secara baik bekicot
senang dengan keadaan yang lembab dan teduh. Kandang didirikan
di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25-30
derajat C. Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa
dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara
terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu
bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa
melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah risikonya
harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain
untuk penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk.

Namun tidak semua jenis bekicot cocok dibudidayakan. Dua jenis


bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan
Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna
garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok.
Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada
cangkangnya tebal dan berbuku-buku.

Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama


dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot
yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar.
Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang
sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100
gram/ekor.

Bekicot biasanya kawin pada usia enam sampai tujuh bulan


ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa
kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman.
Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap
penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah
produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur
bekicot tidak lebih dari 2 mm.

Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan


pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan
teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi penjagaan
kelembaban lingkungan, mempertahankan kondisi lingkungan (yang
lembab), pemberian pakan yang bermutu secara teratur, menjaga
areal agar tidak dimasuki hewan lain, serta menjaga agar bekicot
tidak ekluar dari areal pemeliharaan. (sumber:
warinteg.progressio.or.id)

LENDIR BEKICOT : Penghilang Rasa Nyeri

Oleh : C Mutiarawati SSi Apt Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi


"Yayasan Pharmasi" Semarang

BEKICOT hingga sekarang masih menjadi konsumsi masyarakat


Indonesia yang disajikan dalam bentuk keripik. Bekicot mengandung
banyak bahan kimia yang dapat dilihat pada tabel.
Selain itu, secara turun-temurun oleh nenek moyang kita digunakan
sebagai obat penyembuh luka ringan, penyakit kuning, penyakit
kulit (gatal-gatal), dan dapat juga lendir bekicot (Achatina fulica
Fer)-nya untuk mengobati sakit gigi dengan cara lendir bekicot
dengan bantuan kapas ditempelkan pada gigi yang sakit sehingga
ada anggapan lendir bekicot berkhasiat sebagai penghilang nyeri
(analgetik).

Nyeri merupakan suatu tanda terhadap adanya berbagai gangguan


tubuh, seperti: infeksi kuman, peradangan, dan kejang otot. Nyeri
dapat terjadi akibat adanya rangsangan mekanis (misalnya dengan
pukulan) atau rangsangan kimiawi (misalnya zat kimia) yang
menimbulkan kerusakan-kerusakan jaringan dan melepas mediator
nyeri (zat penyebab nyeri) yang merangsang reseptor yang
kemudian diteruskan ke pusat nyeri sehingga timbullah rasa nyeri.

Analgetika merupakan "kata benda" yang berarti zat yang mampu


menghilangkan rasa nyeri, sedangkan analgetik merupakan "kata
sifat" penghilang rasa nyeri. Zat penghilang rasa nyeri digolongkan
menjadi dua macam, yaitu: analgetika narkotik dan analgetika
nonnarkotik, yang sama-sama berfungsi menghilangkan rasa nyeri.
Bedanya, analgetika narkotik menghambat langsung pada pusat
nyerinya, sedangkan analgetika nonnarkotika tidak menghambat
langsung pada pusat nyeri.

Menyebut penelitian yang dipimpin Drh Bambang Pontjo


Priosoeyanto PhD tentang getah batang pisang, daun lidah buaya,
lendir bekicot, dan cacing tanah sebagai penyembuh luka (Kompas,
24/7); telah pula dilakukan penelitian oleh C Mutiarawati tentang
daya analgetik lendir bekicot terhadap mencit (anak tikus putih).

Penelitian ini menggunakan hewan percobaan mencit dengan jenis


kelamin jantan, galur swiss, usia 1,5-3 bulan dengan berat badan
20-25 gram.

Pembanding untuk uji daya analgetik ini ada dua macam, yaitu
pembanding positif (zat yang terbukti mempunyai efek analgetik)
dan pembanding negatif (bahan inert yang terbukti tidak berkhasiat
sebagi analgetik).

Pembanding positifnya menggunakan asetosal, sedangkan


pembanding negatifnya menggunakan aquadest. Lendir bekicot
didapatkan dengan cara memecah bagian ujung cangkang bekicot
dan lendirnya akan mengalir dengan sendirinya.

METODE uji daya analgetik ini adalah metode induksi cara kimia,
parameter yang diamati adalah respons geliat mencit. Untuk itu
perlu dilakukan rangsang nyeri perut pada hewan percobaan dengan
menggunakan asam asetat yang diberikan secara intraperitoneal
(dalam rongga peritonem).

Geliat mencit menandakan adanya respons nyeri yang dirasakan


hewan percobaan sehingga semakin banyak hewan uji menggeliat
menunjukkan rasa nyeri yang semakin kuat juga dirasakan oleh
hewan percobaan, demikian sebaliknya semakin jarang hewan uji
menggeliat menunjukkan hewan percobaan merasakan nyeri yang
semakin ringan.

Selanjutnya untuk sampel lendir bekicot, pembanding positif, dan


pembanding negatif diberikan secara per oral.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lendir bekicot terbukti


mempunyai daya analgetik yang lebih rendah dibandingkan
terhadap asetosal.

Muncul dugaan bahwa lendir bekicot menghilangkan nyeri dengan


jalan menghambat mediator nyeri (zat yang menyebabkan nyeri)
sehingga rasa nyeri tidak terjadi karena mediator nyeri terhalangi
untuk merangsang reseptor nyeri sehingga rangsangan nyeri tidak
diteruskan ke pusat nyeri, dengan demikian rasa nyeri tidak terjadi.

Ada beberapa macam mediator nyeri, antara lain histamin,


bradikinin, serotonin, dan prostaglandin. Tetapi, belum diketahui
mediator nyeri yang mana yang dihambat oleh lendir bekicot untuk
menghilangkan rasa nyeri.
MEMBUAT SATE DAN KERIPIK BEKICOT

Melalui 7 Tahap
Untuk mendapatkan hasil yang baik, daging bekicot harus melalui
tahap.

1. Pemberakan atau pembersihan kotoran. Bekicot yang masih


hidup dimasukkan ke dalam bak penampung selama 2 hari,
tanpa diberi pakan apa pun. Lakukan penyiraman setiap sore.
Pemberakan ini bertujuan untuk memacu pengeluaran kotoran
dan lendir serta menghilangkan bau apek.
2. Perendaman. Sesudah dilakukan pemberakan, bekicot direndam
dalam air garam yang diberi sedikit cuka. Perendaman
berlangsung sekitar 5-10 menit sambil diaduk atau dikopyok,
lantas airnya dibuang. Perendaman ini dilakukan 3-4 kali hingga
air rendaman menjadi jernih.
3. Perebusan awal. Bekicot yang telah direndam dimasukkan ke
dalam air mendidih selama 15 menit sambil dibolak balik, lalu
didinginkan.
4. Pemisahan. Bekicot yang telah direbus awal itu harus
dipisahkan antara cangkang, kotoran, telur dan dagingnya.
Caranya ialah dengan mencungkil daging bekicot tersebut dari
cangkangnya dengan alat pencungkil. Setelah daging, telur dan
kotoran bekicot keluar dari cangkangnya kemudian dipisah-
pisahkan. Telur bekicot dapat langsung dicuci bersih, digoreng
dan dimakan. Sedangkan dagingnya masih perlu pengolahan
selanjutnya.
5. Pencucian. Daging bekicot yang telah terpisah dari cangkang,
lantas dicuci bersih. Lebih baik jika pencucian ini dilakukan
dengan air yang mengalir.
6. Perendaman. Daging yang telah dicuci bersih, direndam dengan
air cuka selama 15 menit.
7. Perebusan akhir. Daging bekicot yang telah direndam itu
direbus lagi selama 15 menit. Sesudah direbus, dicuci sekali lagi
sampai bersih dan diiris-iris menurut selera kita. Inilah daging
bekicot yang telah siap dimasak.
Membuat Kripik dan Sate Bekicot
Barangkali Anda ingin membuat sendiri keripik bekicot dan sate
bekicot? Ikuti pedoman praktis berikut ini.

Keripik Bekicot
Bahan:
250 gr daging bekicot (dari 1,5 kg bekicot segar)
250 cc minyak goreng
Bumbu:
2 butir bawang putih 3 butir kemiri
1/2 sendok teh ketumbar 1/2 rimpang jahe
1 lembar daun jeruk purut 1 mata asam garam dan penyedap rasa
secukupnya
Cara Membuat:
Daging bekicot yang telah siap olah diiris tipis-tipis. Lalu irisan
tersebut dicampur dengan bumbu yang telah dihaluskan. Diamkan
beberapa saat agar bumbu meresap. Jemur di bawah sinar matahari
langsung (usahakan sekali jemur sudah kering). Goreng sampai
kering.

Sate Bekicot
Sate bekicot sudah cukup beken. Setiap warung bekicot atau
warung "nol dua" hampir pasti ada sate bekicotnya. Jika Anda ingin
membuat sendiri sate bekicot, silakan mengikuti resep ini.
Bahan:
500 gram daging bekicot (dari 3 kg bekicot segar)
25 bilah tusuk sate
Bumbu:
1/4 kg kacang tanah 5 sendok makan minyak goreng 5 sendok
makan kecap
5 butir bawang merah 5 butir merica 3 butir bawang putih
3 lembar daun jeruk purut 2 buah jeruk nipis 1/4 sendok teh
penyedap rasa
Cabe rawit, cuka, garam sesuai selera
Cara Membuat:
Daging bekicot yang telah siap olah diiris menjadi dua bagian, tusuk
dengan tusukan sate.
Masukkan ke dalam bumbu yang telah dihaluskan (bawang putih,
merica campur kecap dan cuka), lalu diamkan sementara waktu
agar bumbunya meresap.
Buat bumbu kacang: goreng kacang tanah dan tumbuk hingga
halus. Campur dengan bawang putih, garam, daun jeruk purut, cabe
rawit dan penyedap rasa yang telah dihaluskan. Beri air sedikit lalu
rebus hingga berminyak dan diberi sedikit kecap.
Panggang daging bekicot sampai matang, lalu disiram bumbu
kacang, taburi bawang merah mentah dan irisan jeruk nipis.

Selamat menikmati!!!!

BEKICOT : Lezat & Kaya Protein

Bagi manula Indonesia bekicot mengingatkan mereka pada jaman


penjajahan Jepang yang menyengsarakan, sehingga terpaksa makan
bekicot. Tapi mengapa daging bekicot menjadi makanan prestisius di
negara lain?

Jika Anda ke Perancis, di sana ada masakan yang kondang disebut


escargot. Apa itu? Anda mungkin terkejut bahwa escargot
merupakan masakan berbahan baku daging bekicot. Di Jepang pun
demikian halnya, bahkan pengolahan bekicot ini begitu sederhana,
hanya dengan bumbu jahe, cuka dan pemanis. Tapi, betapa lezatnya
daging bekicot itu!

Itu sebabnya Perancis dan Jepang selalu mengandalkan pasokan


daging bekicot. Beberapa negara lain juga selalu mengimpor daging
bekicot, seperti Hongkong, Belanda, Taiwan, Yunani, Belgia,
Luxemburg, Kanada, Jerman dan Amerika Serikat.

Kita termasuk salah satu negara eksportir bekicot. Tapi volume dan
kontinuitasnya belum memenuhi kebutuhan pasar importir. Nah,
bukankah ini peluang agribisnis yang terbentang di depan mata
kita?

Kalsium dan Asam Amino


Barangkali menimbulkan tanda tanya, kenapa orang menyukai
daging bekicot? Ya, lihat saja kandungannya. Dalam rangka
memenuhi tuntutan kecukupan gizi, bekicot merupakan salah satu
alternatif yang patut diperhitungkan.

Creswell dan Kopiang (1981) merinci komposisi kimia bekicot,


ternyata dagingnya memang kaya protein. Cangkang bekicot kaya
kalsium, dan dalam daging tersebut masih terdapat banyak asam-
asam amino. Sementara itu sumber data lain menunjukkan, protein
yang terkandung sekitar 12 gram per 100 gram dagingnya.
Kandungan lain adalah lemak 1%, hidrat arang 2%, kalsium 237 mg,
fospor 78 mg, Fe 1,7 mg serta vitamin B komplek terutama vitamin
B2.

Selain itu kandungan asam amino daging bekicot cukup menonjol.


Dalam 100 gr daging bekicot kering antara lain terdiri atas leusin
4,62 gr, lisin 4,35 gr, arginin 4,88 gr, asam aspartat 5,98 gr, dan
asam glutamat 8,16 gr.

Bukankah daging bekicot mengandung bakteri salmonella? Memang


betul! Tapi ada cara untuk mengusir bakteri tersebut, yakni teknik
pengolahan yang benar. Malahan dari temuan di lapangan, di Kediri,
mereka yang biasa makan daging bekicot mengaku dapat
menyembuhkan gatal-gatal, batuk, kudis dan sebagainya.

Prosentase Komposisi Kimia Bekicot


Berdasarkan Bahan Kering
No Uraian Daging Cangkang Total
1. Protein 60,90 2,80 16,10
2. Mineral 9,60 4,50 46,00
3. Serat kasar 4,50 - -
4. Lemak kasar 6,10 1,00 2,00
5. Calcium 2,00 36,10 31,10
6. Phospor 0,84 0,14 -
7. Lysine 4,35 - -
8. Histidine 1,43 - -
9. Arginin 4,88 - -
10. Aspartic acid 5,98 - -
11. Threonin 2,76 - -
12. Sering 2,96 - -
13. Glutanic acid 8,16 - -
14. Pralin 2,79 - -
15. Glycin 3,82 - -
16. Alanin 3,31 - -
17. Cystin 0,60 - -
18. Valin 3,07 - -
19. Methionin 1,00 - -
20. Isoleucin 2,64 - -
21. Leucin 4,62 - -
22. Tyrosin 2,44 - -
23. Phenylallanin 2,62 - -
* dalam satuan persen (%)

MENGAIS RUPIAH DARI BEKICOT

SEPULUH perempuan seolah berlomba-lomba memasukkan irisan


daging bekicot ke bambu kecil tusuk sate, Kamis (5/7) siang, di
rumah Supari, seorang usahawan sate dan kripik bekicot di Desa
Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.

Para perempuan itu diupah secara honorer oleh Satumi, istri Supari.
Tiap seribu tusuk sate bekicot yang dibuat, setiap pekerja mendapat
upah Rp 1.500. "Ada yang bisa membuat sampai dua ribu tusuk,
bahkan tiga ribu. Tetapi juga ada yang cuma seribu, tergantung
cepat-lambatnya mereka bekerja," ujar Satumi.

Wanita-wanita itu bekerja sejak pukul 10.00, hingga pukul 17.00.


Dari tangan sejumlah pekerja itulah, usaha sate dan kripik bekicot
yang digiatkan suami istri Supari-Satumi, bisa terus berdenyut
hingga kini.

Mayoritas karyawan bisnis bekicot itu, adalah ibu-ibu rumah tangga


di sekitar kediaman Supari, yang ingin mendapat tambahan
penghasilan. "Saya biasa datang bekerja di sini, mulai jam 10
sampai setengah 11. Pokoknya, setelah selesai memasak di rumah,"
ucap salah seorang dari mereka.

Bisnis sate dan kripik bekicot, tak pelak lagi, merupakan salah satu
alternatif penampungan lapangan pekerjaan bagi warga Plosokidul.
Sebab, memang tak cuma Supari yang menjalankan bisnis itu di
Plosokidul.

Selain dia, ada empat usahawan serupa di desa tersebut. Mereka


adalah Karsi, Karmin, dan Jumiran. Dengan empat unit usaha rumah
tangga pengolahan bekicot itu, setidaknya tertampung sekitar 45
tenaga kerja, dengan pendapatan antara Rp 1.500 hingga Rp 4.500.

Di rumah-rumah tersebut, ribuan bekicot mentah, diolah sedemikian


rupa menjadi sate dan kripik bekicot yang siap disantap. Bekicot
mentah-setelah dipecahi "rumahnya"-langsung diinjak-injak dengan
sepatu boot, di dalam tong.

Penggilasan itu berfungsi untuk menghilangkan lendir bekicot.


Sesudah itu, daging bekicot dicuci, dibelahi, dicuci lagi, baru
kemudian digoreng. Biasanya, penggorengan bekicot memakan
waktu 15 menit.

BAGI Supari yang bekerja sebagai buruh di pabrik gula, penghasilan


tambahan dari usaha sate dan kripik bekicot, sangat membantunya
dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dari usaha yang
merupakan turunan orangtuanya itu, Supari dan Satumi rata-rata
mendapat untung bersih antara Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per
hari.

Tiap hari, mereka membeli delapan kuintal bekicot dari sebuah


perusahaan di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Per kilonya, harga
bekicot mentah Rp 500. Dari delapan kuintal itu, empat kuintal
langsung diolah hari itu juga, sedang empat kuintal lain disimpan
untuk dimasak esok harinya.

Ia mengakui, di musim kemarau seperti sekarang, harga bekicot


mentah lebih mahal dari biasanya, karena bekicot jarang muncul.
Sekarang ini, bekicot yang biasa berharga Rp 400 per kilogram, naik
menjadi Rp 600 hingga Rp 700.

Sesudah dimasak dan menjadi sate bekicot siap saji, Satumi


menjualnya ke sejumlah pedagang sate bekicot. Salah satunya, ke
warung "Lumintu", yang tak lain milik ibundanya sendiri. Di warung
sate dan kripik bekicot itu, kripik bungkusan kecil dijual seharga Rp
1.500, dan bungkusan besar Rp 3.000.

Sementara, sate bekicot, tiap 10 tusuk harganya Rp 1.000. Warung


"Lumintu" yang juga terletak di Desa Plosokidul, bisa dikata tidak
pernah sepi dari pengunjung. "Sehari-hari, banyak langganan yang
datang dan makan di sini," kata salah seorang petugas warung.

Sugiyanto, seorang pelanggan sate bekicot "Lumintu" mengatakan,


setiap ia datang ke Kediri, selalu mampir ke Plosoklaten untuk
makan sate di situ. Ia berpendapat, rasa daging bekicot selalu
membuatnya "kangen", karena rasanya gurih dan sedikit asin.

"Makanya, tiap ke Kediri, saya selalu mampir dan makan di sini,"


jelas karyawan yang berkantor pusat di Surabaya, namun sering kali
berkeliling ke kota-kota di Jawa Timur itu.

Rudy Joncer: Mengubah Hama dan Limbah Jadi Dolar –


Dalam bisnis diperlukan kejelian dalam melihat peluang. Begitulah
pengalaman sukses Rudy Joncer (59). Bayangkan, dari tangannya,
hama bisa menjadi dolar dan dari limbah pun dia bisa mengeruk
keuntungan. Pemilik PT Sari Keong Nusantara itu berhasil
mengekspor bekicot ke sejumlah negara. Sekitar 55% produk sari
kelapanya juga telah diserap pasar luar negeri. Padahal, dua produk
dengan brand Wong Coco itu dianggap masyarakat sebagai hama
dan limbah.

Tamatan SMA itu memulai bisnis sebagai pedagang barang-barang


porselen. Bahkan sempat menjadi agen gelas-gelas Kedaung. Tapi
tawaran kerja sama dari rekannya asal Taiwan kemudian menggeser
nasib Rudy ke tangga yang lebih tinggi. Belakangan, dia juga melirik
bisnis sarang burung walet dengan brand yang sama. Untuk
mengukuhkan bisnis barunya itu, dia mendirikan restoran Istana
Walet Wong Coco di Gajah Mada Plaza. Tujuannya untuk
mempercepat kemajuan bisnis walet dan menjadikan restoran itu
sebagai alat promosi kepada konsumen. Berikut pemaparan Rudy
Joncer seputar perjalanan menggeluti bisnis kepada Rofian Akbar
dan Tajwini Jahari dari Majalah MARKETING.

Bagaimana mulanya Anda bisa terjun dalam bisnis keong


(bekicot)?

Jadi begini, saya awalnya dulu itu pedagang barang-barang porselen


dan pernah jadi agen gelas-gelas Kedaung. Kira-kira di tahun
1983¡V1984, saya ketemu teman orang Taiwan. Waktu itu dia tanya,
¡§Di Indonesia ada bekicot enggak sih?¡¨ Saya bilang, banyak sekali.
Kata teman saya lagi, ¡§Itu kan bisa jadi duit.¡¨ Taiwan memang
pasar bekicot yang sangat bagus. Sebelum tahun 1980, populasi
bekicot di Taiwan itu masih banyak. Baru sesudah 80-an, terutama
tahun 1983-1984, bekicot mulai punah karena pertanian di sana
maju. Tawaran teman saya untuk kerja bareng (menggarap bekicot)
itu saya jawab ¡§oke saja¡¨. Jadi, waktu itu kami mulai persiapan,
dan tahun 1985 mulai jalan pabriknya dengan nama PT Keong
Nusantara Abadi.

Dulu hanya menggarap pasar ekspor?

Ya. Karena di Indonesia ini kan mayoritas muslim. Dan sampai


sekarang saja, di kaum muslim sendiri masih ada dua kubu tentang
bekicot. Kubu yang satu beranggapan bekicot itu tidak ada masalah.
Contohnya di daerah Jawa Timur, terutama di Kediri, bekicot itu
sudah memasyarakat. Banyak yang dibuat sate atau keripik bekicot.
Tapi, di kubu lain, ada sebagian kecil yang masih menolaknya alias
haram.
Sampai saat ini, untuk pasar lokal kami hanya memasarkannya di
Sogo Department Store. Kami pernah memasarkan di Hero, tetapi
kurang begitu laku. Di Sogo pun satu bulan paling banter lakunya
hanya dua karton. Sangat kecil sekali.

Kenapa kecil sekali, apa karena alasan halal-haram itu?

Saya rasa enggak juga. Waktu dulu di kampung, kita kan semua
tahu bahwa bekicot itu sangat ¡§jijik¡¨ sekali. Nah karena jijik itu,
banyak juga yang nolak. Jadi yang menolak bekicot itu bukan hanya
soal agama saja tetapi juga jijiknya itu. Padahal kalau mau tahu,
bekicot itu proteinnya tinggi sekali. Di Perancis¡Xtempat asal bekicot
dijadikan ladang bisnis¡Xbentuk batoknya lain dengan yang ada di
Asia. Di sana batoknya agak kecil, rapih seperti seafood. Namanya
di sana adalah escagot. Sedangkan bentuk bekicot di Asia
(Indonesia, Malaysia, Taiwan dan RRC) ini agak panjang dan
namanya snail. Keduanya mempunyai kandungan protein dan gizi
yang sama.

Proporsi pasar lokal dengan pasar ekspor bagaimana?


Persentasenya saya kira enggak ada 1%. Masih nol koma-lah.

Potensi ke depan bekicot di pasar lokal bagaimana?

Susah ya, karena mungkin berkait dengan tradisi. Contoh di Cina, di


provinsi Hokian dan Hainan. Mereka sampai sekarang tidak bisa
terima bekicot. Berbeda dengan Taiwan yang begitu laku karena
sudah terbiasa mengkonsumsi bekicot. Saya rasa memang suatu
bangsa atau suku, untuk bisa menerima suatu makanan yang baru
memerlukan proses dan edukasi yang panjang.

Berapa banyak ekspor Anda per bulan ke Taiwan?

Saya bisa ekspor bekicot ke Taiwan tiap bulannya hampir 4


kontainer (bekicot yang digaramkan, dikeringkan atau yang
dibekukan).
Selain ke Taiwan, ekspor kemana lagi?
Kami juga ekspor ke Amerika dan Kanada. Dua negara itu yang
terbesar. Selain itu juga ke Jepang.

Pemain bekicot di Indonesia selain Anda?


Dulu di Medan ada, tetapi sekarang sudah tutup. Sekarang
pemainnya tinggal saya dan yang kecil-kecil (enggak khusus).

Anda punya lahan budidaya bekicot sendiri?

Sampai saat ini belum. Kenapa? Bekicot itu kalau dibeli dari petani,
per kilonya sekitar Rp2.000. Tetapi kalau budidaya, kita pernah
hitung paling tidak cost-nya mencapai Rp5.000 sampai Rp6.000. Jadi
belum perlulah budidaya. Apalagi supply-nya masih ¡§over¡¨.

Anda juga ekspansi ke sari kelapa. Kenapa?

Bisnis sari kelapa saya mulai tahun 1994. Saya melihat pengusaha
itu seperti orang berenang di kali. Kalau kita berenang di kali dan
tidak naik, maka akan terbawa arus. Jadi begitu pula saya, harus
ekspansi terus. Kenapa? Karena saya juga harus menjamin manajer-
manajer saya termasuk juga seluruh karyawan saya. Mereka kan
ingin suatu kemajuan. Misalnya mereka sudah ikut saya 5 tahun
atau 10 tahun, mereka kan otomatis punya kebutuhan juga untuk
naik terus, seperti gaji harus naik, anak harus sekolah dan
sebagainya. Nah dari situ, bagaimana saya dapat menjamin mereka
semua? Itulah, mau tidak mau, kami harus ekspansi dalam bisnis.
Itu memang dituntut.

Dalam melakukan ekspansi, apa yang Anda cermati?

Yang saya cermati dan pikirkan adalah yang punya potensi jangka
panjang dan enggak tersaingi. Contoh yang parah seperti sekarang
di Indonesia, untuk sepatu dan garmen, kita kalah dengan RRC.
Makanya dari jauh-jauh hari saya enggak mau melakukan ekspansi
bisnis yang gampang disaingi oleh yang lain. Saya lihat peluang
bisnis di sari kelapa. Kami pernah hitung, di Lampung tiap hari air
kelapa sekitar 200 ribu liter. Sedangkan saya sekarang baru
memakai sekitar 20¡V30 ribu liter. Masih cukup banyak kan? Di
Lampung, kopra memang luar biasa, apalagi di tempat yang lain.
Padahal ini terbilang limbah.

Menangkap peluang bisnis itu kan enggak mudah. Ketika


Anda melihat sari kelapa, apakah terbayang pasarnya akan
besar?

Untuk bisnis sari kelapa, waktu itu (sekitar 20 tahun yang lalu)
memang Jepang duluan populer. Dan 10 tahun yang lalu, sebelum
saya produksi, di Jepang sudah mulai menurun. Makanya, tahun
1994 saya melihat peluang di sari kelapa. Apalagi di Taiwan
sekarang ini, bagi yang muda-muda, sari kelapa mulai dijadikan
makanan (dijadikan sayur). Di Cina, saya melihat ini juga punya
pasar yang cukup baik. Makanya, kami juga melirik pasar sana. Jadi
memang saya melihat pasar sari kelapa itu di Indonesia dan di luar
cukup besar. Untuk pasar Jepang saja, contohnya, rata-rata tiap
bulan saya mengekspor sari kelapa sekitar 8 kontainer.

Sekarang berapa jumlah varian produk dari Keong


Nusantara?
Wah, banyak sekali. Mungkin ada ratusan. Jenis yang paling gede
sekali adalah bekicot, lalu sari kelapa, lidah buaya, jelly, nanas, es
bonbon, sirsak, dan cincau.

Semua memakai brand Wong Coco?


Ya. Jadi boleh dibilang Wong Coco adalah umbrella brand. Untuk
bekicot di pasar luar kita juga ¡§maklon¡¨-kan. Semua produk Wong
Coco konsepnya adalah healthy food.

Sejak kapan mengunakan nama Wong Coco?

Sejak masuk ke Sari Kelapa, yakni tahun 1994. Dulu memang di


Lampung itu ada sari kelapa yang terkenal, namanya Nata De Coco.
Nah, dari ngobrol-ngobrol cari nama dengan teman sambil bertukar
pikiran, muncul nama Wong Coco. Dan kami pikir nama itu sangat
gampang diingat.

Orang kenal Wong Coco lebih kepada sari kelapa ketimbang


produk yang lain?

Ya. Karena kami memang pertama di Indonesia untuk sari kelapa


dengan kemasan kaleng¡Xsejak tahun 1994. Saya dapat ide itu dari
minuman kaleng cincau (berbentuk butir-butir) yang cukup sukses
dan disenangi orang Taiwan. Dari situ saya punya gagasan, kenapa
sari kelapa enggak dihancurin jadi minuman seperti minuman
cincau. Kemudian saya coba dan ternyata responnya luar biasa,
langsung sukses.

Di sari kelapa, apakah Wong Coco jadi leader?

Ya. Dan sampai saat ini untuk bekicot dan sari kelapa, bicara
kuantitas maupun kualitas, kami nomor satu di dunia. Dalam sehari,
saya produksi sari kelapa saja hampir 20 ton. Untuk ekspor sekitar
55%, sedangkan lokal 45%. Hampir berimbanglah.

Anda juga buka restoran dengan nama Istana Walet Wong


Coco?

Kami memang membonceng dulu nama Wong Coco yang sudah


punya nama dan cukup kuat brand-nya di Indonesia. Dan sampai
saat ini untuk bisnis sarang burung walet di luar memang masih
lebih kuat, terutama di Taiwan dan Hongkong. Mereka benar-benar
banyak duit dan rata-rata sudah agak merata.

Kapan Anda mulai melirik bisnis sarang burung walet ini?

Sejak 2¡V3 tahun yang lalu saya mulai merintis. Di Lampung, kami
punya tempat pengolahan limbah yang luasnya hampir 6 hektar dan
di tempat itu kami termasuk yang terbaik. Di musim kemarau
banyak walet yang ngumpul di sana karena banyak makanannya.
Suatu ketika teman saya yang punya peternakan walet datang dan
bilang sama saya, ¡§Alangkah sayangnya kamu kalau enggak buat
rumah.¡¨ Tetapi waktu itu saya kurang interest karena memang
bukan bidang saya. Apalagi ada mitos kalau punya walet itu, nanti
punya keturunan yang tidak baik dan sebagainya. Nah, baru 2-3
tahun yang lalu saya mulai berpikir kembali, ini adalah sebuah
peluang yang bagus sekali. Saya juga melihat bahwa di negara-
negara tetangga kita seperti Singapura, Hongkong dan Taiwan
punya brand sendiri untuk sarang burung walet. Di Indonesia sendiri
belum ada brand sarang burung walet, padahal yang punya walet
sekitar 80%.

Pendirian restoran Istana Walet ini sejak kapan?

Istana walet ini baru 3 bulan. Konsepnya walet plus restoran. Jadi
begini, kami kan mau membangun suatu brand sarang burung
walet. Nah, kalau enggak gini (menggunakan restoran), kapan brand
itu akan terbangun. Kayak Singapura dan Hongkong, mereka
sejarahnya di walet sudah 10¡V20 tahun lalu. Saya ingin melampaui
mereka. Kalau saya enggak mendirikan restoran kayak begini, kapan
saya bisa melampaui mereka? Apa saya harus mengikuti cara-cara
orang tua dulu seperti bikin warung atau toko kecil yang jual walet.
Enggak begitu kan? Makanya, mau enggak mau, saya bikin istana
walet ini (untuk media komunikasi konsumen).

Ada rencana buka di tempat lain?

Ada, bulan Juni nanti kami berencana akan buka Istana Walet di
Hongkong. Kami juga bakal buka di Bali, terus di Jakarta juga akan
buka lagi. Kami sudah menjajaki untuk buka di terminal
keberangkatan Bandara Soekarno-Hatta.

Bagaimana bentuk komunikasi dan promosinya?

Kami kan baru 3 bulan. Selain pasang iklan di koran-koran


berbahasa Mandarin, kami juga menempuh banyak jalur. Kami
menjalin kerja sama dengan semua travel agent. Di samping itu,
kami mengadakan tour di Hongkong, Singapore, Taiwan, China untuk
mengedukasi dan memperkenalkan Istana Walet ini.

Apa filosofi Anda dalam berbisnis?

Saya ini dari kecil jiwanya enggak bisa diam. Saya kadang-kadang
berpikir, kenapa kita yang di Indonesia¡Xkalau dibandingkan dengan
Hongkong, Cina atau Taiwan¡Xselalu kurang bisa bersaing. Saya
selalu berprinsip, untuk bisa bersaing dengan mereka, kita harus
lihai. Apalagi di era AFTA nanti, kita tidak hanya bersaing di dalam
negeri saja tetapi juga di luar negeri.

Untuk menjadi pebisnis sukses, apa kiatnya?


Saya rasa sih yang terpenting adalah kemauan yang keras dan bisa
membaca situasi.

Obsesi Anda selanjutnya?

Cita-cita saya, kalau bisa mensukseskan walet ini, sudah sangat luar
biasa. Maklum ini kan terbilang baru di Indonesia. Berbeda dengan
di Hongkong yang banyak sekali merek sarang burung waletnya. „M

Lampiran 10.a. Analisa Sensitifitas Budidaya Bekicot 2000


Induk

Laba Rugi Budidaya Bekicot Penurunan Harga Jual 10%


Tahun
No Uraian
1 2 3 4 5

Rp Rp16,207,632. Rp16,207,632. Rp16,207,632. Rp16,207,632.


A Pendapatan
1,614,816.41 81 81 81 81

B Pengeluaran
Rp Rp Rp Rp Rp
1 Biaya Operasi
4,043,375.00 8,086,750.00 8,086,750.00 8,086,750.00 8,086,750.00
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya Tetap
2,405,000.00 2,405,000.00 2,405,000.00 2,405,000.00 2,405,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya Variabel
1,638,375.00 5,681,750.00 5,681,750.00 5,681,750.00 5,681,750.00
Rp Rp Rp Rp Rp
2 Penyusutan
624,504.33 624,504.33 624,504.33 624,504.33 624,504.33
Rp Rp Rp Rp
3 Angsuran Pokok
4,915,543.75 2,287,350.00 2,287,350.00 1,839,633.05
Rp Rp Rp Rp
3 Bunga Bank
2,039,377.82 1,154,579.95 742,856.95 331,133.95
Rp
4 IDC
1,839,633.05

Laba sebelum Rp(3,053,062. Rp12,624,398. Rp Rp Rp


pajak 93) 02 9,899,967.09 9,488,244.09 9,076,521.09

Rp Rp Rp Rp Rp
d Pajak (15%)
- 1,893,659.70 1,484,995.06 1,423,236.61 1,361,478.16

Rp(3,053,062. Rp10,730,738. Rp Rp Rp
C Laba/Rugi
93) 31 8,414,972.03 8,065,007.48 7,715,042.93

D Profit Margin %
(189.07) 66.21 51.92 49.76 47.60

BEP (kg bekicot)


5,958 7,922 7,922 7,922 7,922
BEP (Rp)
3,574,807 4,753,140 4,753,140 4,753,140 4,753,140

Arus Kas Budidaya Bekicot Penurunan Harga Jual 10%


Tahun
No Uraian
0 1 2 3 4 5
A. Inflow
16,207,6 16,207,6 16,207,6 16,207,63
Pendapatan
1,614,816 33 33 33 3

Dana Sendiri
3,694,950 1,415,181

Dana Kredit
6,862,050 2,628,194

Nilai Sisa
3,236,667

16,207,6 16,207,6 16,207,6 19,444,29


Total Inflow 10,557,00
5,658,191 33 33 33 9
0

B Outflow

Biaya Investasi 10,865,79


1,530,841
2

Biaya operasi
4,043,375 8,086,750 8,086,750 8,086,750 8,086,750

Angsuran pokok
4,915,544 2,287,350 2,287,350 1,839,633

Biaya bunga
2,039,378 1,154,580 742,857 331,134

Pajak
- 1,893,660 1,484,995 1,423,237 1,361,478

16,935,3 13,013,6 12,540,1 11,618,99


Total Outflow 10,865,79
5,574,216 31 75 94 5
2

C Total Cashflow
(308,792) 83,976 (727,698) 3,193,958 3,667,439 7,825,304

13,734,18
D Kumulatif Cashflow
(308,792) (224,817) (952,515) 2,241,443 5,908,882 6

(10,865,7
E Cashflow Untuk IRR
92) 83,976 6,227,223 6,635,888 6,697,646 9,996,071

(10,865,7 (10,781,8 18,775,01


Akumulasi kas (4,554,59
92) 17) 2,081,294 8,778,940 2
4)

Diskont Faktor 18%


1.0000 0.8475 0.7182 0.6086 0.5158 0.4371
Cashflow Untuk IRR (10,865,7
(18%) 92) 71,166 4,472,295 4,038,806 3,454,571 4,369,375
Lampiran 10.b. Analisa Sensitifitas Budidaya Bekicot 2000
Induk
Laba Rugi Budidaya Bekicot Peningkatan Biaya Variabel 10%
Tahun
No Uraian
1 2 3 4 5

1614816.4 17649632. 17649632. 17649632. 17649632.


A Pendapatan
1 81 81 81 81

B Pengeluaran
4327462.5 8654925.0 8654925.0 8654925.0 8654925.0
1 Biaya Operasi
0 0 0 0 0
2405000.0 2405000.0 2405000.0 2405000.0 2405000.0
Biaya Tetap
0 0 0 0 0
1922462.5 6249925.0 6249925.0 6249925.0 6249925.0
Biaya Variabel
0 0 0 0 0
2 Penyusutan 624504.33 624504.33 624504.33 624504.33 624504.33
5100200.6 2287350.0 2287350.0 1860406.9
3 Angsuran Pokok
3 0 0 5
2076355.3 1158319.2
3 Bunga Bank 746596.25 334873.25
6 5
1860406.9
4 IDC
5

Laba sebelum -3337150. 13555974. 10777531. 10365808. 9954085.4


pajak 43 45 40 40 0

2033396.1 1616629.7 1554871.2 1493112.8


d Pajak (15%) 0.00
7 1 6 1

-3337150. 11522578. 9160901.6 8810937.1 8460972.5


C Laba/Rugi
43 29 9 4 9

D Profit Margin %
(206.66) 65.29 51.90 49.92 47.94

BEP (kg bekicot)


5,466 7,075 7,075 7,075 7,075

BEP (Rp)
3,279,419 4,244,771 4,244,771 4,244,771 4,244,771

Arus Kas Budidaya Bekicot Peningkatan Biaya Variabel 10%


No Uraian Tahun
0 1 2 3 4 5
A. Inflow
17,649,6 17,649,6 17,649,6 17,649,63
Pendapatan
1,614,816 33 33 33 3

Dana Sendiri
3,694,950 1,514,612

Dana Kredit
6,862,050 2,812,851

Nilai Sisa
3,236,667

17,649,6 17,649,6 17,649,6 20,886,29


Total Inflow 10,557,00
5,942,279 33 33 33 9
0

B Outflow

Biaya Investasi 10,865,79


1,551,615
2

Biaya operasi
4,327,463 8,654,925 8,654,925 8,654,925 8,654,925

Angsuran pokok
5,100,201 2,287,350 2,287,350 1,860,407

Biaya bunga
2,076,355 1,158,319 746,596 334,873

Pajak
- 2,033,396 1,616,630 1,554,871 1,493,113

17,864,8 13,717,2 13,243,7 12,343,31


Total Outflow 10,865,79
5,879,077 77 24 43 8
2

C Total Cashflow
(308,792) 63,202 (215,244) 3,932,409 4,405,890 8,542,981

16,420,44
D Kumulatif Cashflow
(308,792) (245,591) (460,835) 3,471,574 7,877,464 6

(10,865,7 10,738,26
E Cashflow Untuk IRR
92) 63,202 6,961,312 7,378,078 7,439,837 2

(10,865,7 (10,802,5 10,976,6 21,714,89


Akumulasi kas (3,841,27
92) 91) 3,536,799 36 7
9)

Diskont Faktor 18%


1.0000 0.8475 0.7182 0.6086 0.5158 0.4371
Cashflow Untuk IRR (10,865,7
(18%) 92) 53,561 4,999,506 4,490,526 3,837,385 4,693,793
Lampiran 10.c. Analisa Sensitifitas Budidaya Bekicot 2.000
Induk
Laba Rugi Budidaya Bekicot Peningkatan Biaya Tetap 10%
N Tahun
Uraian
o 1 2 3 4 5

Pendapata 1,614,816.4 17,649,632.8 17,649,632. 17,649,632. 17,649,632.


A
n 1 1 81 81 81

Pengeluara
B
n
Biaya 4,163,625.0 8,327,250.0 8,327,250.0 8,327,250.0
1 8,327,250.00
Operasi 0 0 0 0
Biaya 2,645,500.0 2,645,500.0 2,645,500.0 2,645,500.0
2,645,500.00
Tetap 0 0 0 0
Biaya 1,518,125.0 5,681,750.0 5,681,750.0 5,681,750.0
5,681,750.00
Variabel 0 0 0 0
Penyusuta
2 624,504.33 624,504.33 624,504.33 624,504.33 624,504.33
n
Angsuran 2,287,350.0 2,287,350.0 1,848,426.3
3 4,993,706.25
Pokok 0 0 3
Bunga 1,156,162.7
3 2,055,029.86 744,439.74 332,716.74
Bank 4
4 IDC 1,848,426.33

Laba
-3,173,312.9 13,850,343.3 11,103,049. 10,691,326. 10,279,603.
sebelum
3 4 88 88 88
pajak

Pajak 1,665,457.4 1,603,699.0 1,541,940.5


d 0.00 2,077,551.50
(15%) 8 3 8

-3,173,312.9 11,772,791.8 9,437,592.4 9,087,627.8 8,737,663.3


C Laba/Rugi
3 4 0 5 0

Profit
D 66.70
Margin % (196.51) 53.47 51.49 49.51

BEP (kg
5,585 7,276
bekicot) 7,276 7,276 7,276

BEP (Rp) 4,365,646


3,351,102 4,365,646 4,365,646 4,365,646

Arus Kas Budidaya Bekicot Peningkatan Biaya Tetap 10%


N Tahun
Uraian
o 0 1 2 3 4 5
A. Inflow
17,649,6 17,649,6 17,649,6 17,649,63
Pendapatan
1,614,816 33 33 33 3

Dana Sendiri
3,694,950 1,457,269

Dana Kredit
6,862,050 2,706,356

Nilai Sisa
3,236,667

17,649,6 17,649,6 17,649,6 20,886,29


Total Inflow 10,557,00
5,778,441 33 33 33 9
0

B Outflow

Biaya Investasi 10,865,79


1,539,634
2

Biaya operasi
4,163,625 8,327,250 8,327,250 8,327,250 8,327,250

Angsuran pokok
4,993,706 2,287,350 2,287,350 1,848,426

Biaya bunga
2,055,030 1,156,163 744,440 332,717

Pajak
- 2,077,552 1,665,457 1,603,699 1,541,941

17,453,5 13,436,2 12,962,7 12,050,33


Total Outflow 10,865,79
5,703,259 38 20 39 4
2

C Total Cashflow
(308,792) 75,182 196,095 4,213,413 4,686,894 8,835,966

17,698,75
D Kumulatif Cashflow
(308,792) (233,610) (37,515) 4,175,898 8,862,792 8

(10,865,7 11,017,10
E Cashflow Untuk IRR
92) 75,182 7,244,831 7,656,925 7,718,684 9

(10,865,7 (10,790,6 11,829,8 22,846,93


Akumulasi kas (3,545,77
92) 10) 4,111,147 30 9
9)

Diskont Faktor 18%


1.0000 0.8475 0.7182 0.6086 0.5158 0.4371
Cashflow Untuk IRR (10,865,7
(18%) 92) 63,714 5,203,125 4,660,241 3,981,211 4,815,680
Lampiran 10.d. Analisa Sensitifitas Budidaya Bekicot 2000
induk
Laba Rugi Budidaya Bekicot Peningkatan Biaya Operasi 10%
Tahun
No Uraian
1 2 3 4 5

1,614,816. 17,649,632 17,649,632 17,649,632 17,649,632.


A Pendapatan
41 .81 .81 .81 81

B Pengeluaran
4,447,712. 8,895,425. 8,895,425. 8,895,425. 8,895,425.0
1 Biaya Operasi
50 00 00 00 0
2,645,500. 2,645,500. 2,645,500. 2,645,500. 2,645,500.0
Biaya Tetap
00 00 00 00 0
1,802,212. 6,249,925. 6,249,925. 6,249,925. 6,249,925.0
Biaya Variabel
50 00 00 00 0
624,504.3
2 Penyusutan 624,504.33 624,504.33 624,504.33 624,504.33
3
5,178,363. 2,287,350. 2,287,350. 1,869,200.2
3 Angsuran Pokok
13 00 00 3
2,092,007. 1,159,902.
3 Bunga Bank 748,179.04 336,456.04
40 04
1,869,200.
4 IDC
23

Laba sebelum -3,457,400 13,339,919 10,538,614 10,126,891 9,715,168.1


pajak .43 .78 .19 .19 9

2,000,987. 1,580,792. 1,519,033. 1,457,275.2


d Pajak (15%) 0.00
97 13 68 3

-3,457,400 11,338,931 8,957,822. 8,607,857. 8,257,892.9


C Laba/Rugi
.43 .81 06 51 6

D Profit Margin %
(214.10) 64.24 50.75 48.77 46.79

BEP (kg bekicot)


5,879 7,782 7,782 7,782 7,782

BEP (Rp)
3,527,146 4,669,248 4,669,248 4,669,248 4,669,248

Arus Kas Budidaya Bekicot Peningkatan Biaya Operasi 10%


Tahun
No Uraian
0 1 2 3 4 5
A. Inflow
17,649,6 17,649,6 17,649,6 17,649,63
Pendapatan
1,614,816 33 33 33 3

Dana Sendiri
3,694,950 1,556,699

Dana Kredit
6,862,050 2,891,013

Nilai Sisa
3,236,667

17,649,6 17,649,6 17,649,6 20,886,29


Total Inflow 10,557,00
6,062,529 33 33 33 9
0

B Outflow

Biaya Investasi 10,865,79


1,560,408
2

Biaya operasi
4,447,713 8,895,425 8,895,425 8,895,425 8,895,425

Angsuran pokok
5,178,363 2,287,350 2,287,350 1,869,200

Biaya bunga
2,092,007 1,159,902 748,179 336,456

Pajak
- 2,000,988 1,580,792 1,519,034 1,457,275

18,166,7 13,923,4 13,449,9 12,558,35


Total Outflow 10,865,79
6,008,120 83 69 88 6
2

C Total Cashflow
(308,792) 54,408 (517,151) 3,726,164 4,199,645 8,327,943

15,482,21
D Kumulatif Cashflow
(308,792) (254,384) (771,535) 2,954,629 7,154,274 7

(10,865,7 10,533,59
E Cashflow Untuk IRR
92) 54,408 6,753,220 7,173,416 7,235,174 9

(10,865,7 (10,811,3 10,350,4 20,884,02


Akumulasi kas (4,058,16
92) 84) 3,115,252 26 5
4)

Diskont Faktor 18%


1.0000 0.8475 0.7182 0.6086 0.5158 0.4371
Cashflow Untuk IRR (10,865,7
(18%) 92) 46,109 4,850,057 4,365,962 3,731,822 4,604,333
BUDIDAYA BEKICOT

ASPEK PRODUKSI

TEKNIK BUDIDAYA BEKICOT

Tahapan pembudidayaan bekicot guna dipanen dagingnya dimulai


dari pemilihan bibit bekicot sebagai induk untuk menghasilkan telur,
penetasan telur, pembesaran anak bekicot dan pemanenan bekicot
yang telah mencapai berat/besar tertentu. Adapun teknik budidaya
bekicot untuk masing-masing tahapan diuraikan dibawah ini.

a. Pemilihan Induk untuk Bibit

Guna menghasilkan anak dan telur yang baik, bekicot perlu juga
diadakan seleksi. Seleksi ini dapat diperkirakan potensi genetik yang
diharapkan muncul pada keturunan selanjutnya setelah syarat
hidupnya terpenuhi. Adapun ciri-ciri induk yang baik adalah:
- Telah dewasa, ditandai dengan tumbuhnya bibir pada mulut
kerabang.
- Mempunyai kerabang yang tumbuh sempuma (tidak cacat atau
pecah) baik di puncak atau di bibir kerabang.
- Tinggi kerabang sekitar 7 cm, panjang antara 6-7 cm, dan
mempunyai berat kurang lebih 70 gr.

Diharapkan induk bekicot ini dapat bertelur secara maksimal sampai


200 butir setiap periode bertelur. Bila bibit didapat dari alam cukup
memperhatikan syarat-syarat di atas. Namun bila bibit diambil dari
peternak lain, maka perlu dipilih induk yang belum pernah bertelur
sehingga pada saat bertelur bekicot sudah beradaptasi dengan
lingkungan baru. Pilihlah yang perkembangan tubuhnya paling cepat
di antara mereka.

b. Pemasukan Bibit
Pemasukan bibit bekicot dilakukan malam hari agar bekicot tidak
sukar beradaptasi dengan lingkungan baru. Bibit diletakkan pada
tengah kandang atau di tempat-tempat yang dekat dengan
makanan. Banyaknya penebaran bibit tiap kandang perlu
mendapatkan perhatian. Pada kandang yang terlalu sesak atau
padat penebarannya tinggi, bekicot lebih banyak bergerombol atau
membenamkan diri dalam tanah dan tidak melakukan aktivitas
untuk hidupnya termasuk makan, sehingga tubuhnya tidak
berkembang sempuma. Sebaliknya bila padat penebaran lebih kecil
dari daya tampung, pemakaian kandang tidak efisien sehingga
biaya kandang menjadi besar.

Secara pasti belum dapat ditentukan berapa padat penebaran yang


paling ideal (optimal). Tetapi sebagai pedoman petani yang biasa
membudidayakan bekicot dengan kepadatan untuk bekicot dewasa
sebesar 80 ekor tiap meter persegi, sedangkan untuk yang masih
anak-anak 100-150 ekor tiap meter perseginya. Bibit yang telah
dimasukkan haruslah dikontrol selama beberapa hari. Bila ada
bekicot yang terlihat sakit atau mati sebaiknya dikeluarkan dan
segera diganti dengan bekicot yang lain agar kandang sesuai
dengan padat penebaran.

c. Pemeliharaan Bibit

Hal penting dalam pemeliharaan bibit bekicot adalah pemberian


pakan. Pakan bibit bekicot haruslah dalam jumlah yang cukup dan
bermutu tinggi, karena selain untuk memperbesar tubuhnya, pakan
juga untuk memproduksi telur yang jumlah dan kualitasnya tinggi.
Induk bekicot yang kekurangan pakan tidak dapat diharapkan
bertelur dalam jumlah besar dan biasanya daya tetasnya pun sangat
rendah. Kapur harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup agar
telur mempunyai kulit yang cukup kuat untuk melindungi anak
bekicot sebelum menetas. Kapur juga berguna untuk memperbaiki
cangkang yang retak karena terbentur cangkang kawannya atau
terbentur kandang. Induk bekicot sudah mempunyai ketahanan
yang lebih tinggi terhadap perubahan lingkungan dibandingkan anak
bekicot asalkan perubahannya tidak terlalu ekstrim.
1. Perkawinan

Bekicot merupakan binatang hermaprodit tapi masih memerlukan


bekicot lain untuk melakukan perkawinan. Perkawinan umumnya
dimulai jam 21.00 atau jam 22.00 hingga jam 5.00 atau 6.00.

2. Jumlah telur dan lamanya mengeluarkan telur

Telur yang dikeluarkan bekicot mempunyai bentuk bulat hingga


bulat telur. Panjangnya 4-6 mm dan tebalnya sekitar 3-4 mm dengan
berat sekitar 30-40 mg, berwarna kuning muda hingga kehijauan.
Kulit telur dibungkus dengan kulit berkapur tipis dengan lendir di
luarnya. Jika telur tersebut kepanasan tidak akan menetas, dan bila
kulitnya dihilangkan telur ini akan mengering dan mengeras. Telur
menjadi tidak berdinding bila zat kapur makanannya kurang
mencukupi.

Biasanya bekicot bertelur 14 hari setelah perkawinan. Secara normal


bekicot mulai bertelur pertama kali pada umur 7-8 bulan saat
beratnya lebih kurang 35 gram. Pada bekicot yang berumur 9 bulan
dengan berat 50 gram dapat bertelur sebanyak 300 butir dan
bekicot yang berumur 1 tahun dengan berat 100 gram dapat
bertelur sampai 400 butir. Tetapi sebagai pedoman untuk bekicot
yang mempunyai berat 70 gram dalam satu periode masa hidupnya
mengalami 3 periode bertelur (Handojo, 1989) yang masing-masing
berselang selama 6 bulan dengan:

- Periode produksi telur pertama = 80 butir


- Periode produksi telur kedua = 150 butir
- Periode produksi telur ketiga = 150 butir

Produksi telur bekicot sebenarnya banyak dipengaruhi oleh


ketersediaan makanan dan adanya kapur. Bekicot di alam memiliki
persentase bertelur tertinggi pada bulan yang banyak turun hujan.
Pengeluaran telur pada bekicot memerlukan waktu sekitar 90 menit.
Antara satu telur dengan telur yang lain tidak dikeluarkan dalam
selang waktu yang sama, kadang-kadang berurutan 2 atau 3 butir
kemudian beristirahat antara 1-3 menit.

d. Pemeliharaan Telur dan Anak

Pemeliharaan telur dan anak bekicot yang baru menetas


disesuaikan dengan kondisi peternakan bekicot yang ada. Untuk
pembudidayaan dilakukan dengan cara induk dipindahkan setelah
bertelur. Cara ini lebih mudah dilakukan dan tidak serumit
memindah-kan telurnya saja. Kelemahannya harus diketahui secara
pasti induk yang telah bertelur.

Biasanya sekitar 5 sampai 15 hari telur akan menetas 100% asalkan


kondisinya sesuai. Tetapi jika lingkungan di sekitar telur terlalu
lembab atau terlalu kering umumnya telur akan menetas lebih lama
dengan fertilitas yang sangat rendah. Persentase menetasnya telur
hanya 50-81% bila telur itu tidak diketahui apakah berasal dari
bekicot tua atau muda. Untuk peternakan yang biasa dilakukan daya
tetas telur sebesar 75%.

Penetasan sebagian telur dalam suatu kelompok hampir bersamaan.


Waktu penetasan ini merupakan saat yang kritis bagi bekicot. Waktu
yang diperlukan oleh bekicot kecil untuk meninggalkan kulit telurnya
sekitar 6-10 jam atau rata-rata 8 jam. Pecahnya dinding telur waktu
penetasan adalah karena penekanan dari kaki bekicot kecil. Kulit
telur ini selanjutnya akan dimakannya untuk memperkuat
cangkangnya. Setelah menetas anak bekicot ini akan tinggal di
dalam tanah selama 5-15 hari.

Pemindahan anak bekicot ke kandang pembesaran dilakukan pada


malam hari agar anak bekicot mudah beradaptasi. Apabila peternak
ingin panen yang serempak maka pemeliharaan anak bekicot dapat
dibagi menurut kategori yang diinginkan (berdasarkan umur atau
besarnya).
Masa-masa pertumbuhan merupakan saat-saat paling kritis, karena
anak bekicot sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan.
Banyak kematian dijumpai pada fase ini. Keberhasilan peternak
ditentukan oleh banyaknya anak bekicot menjadi dewasa karena
tidak semua telur yang menetas dapat menjadi dewasa. Untuk
menekan kematian akibat perubahan lingkungan, peternak harus
senantiasa mengontrol suhu, kelembaban, dan keteduhan kandang.

e. Pemanenan Bekicot

Bekicot dapat dipanen apabila cangkangnya sudah mencapai


panjang minimum 7 cm. Untuk mencapai ukuran ini diperlukan
waktu sekitar 6 sampai 7 bulan tergantung pemeliharaannya.
Pemberian pakan yang teratur dengan gizi tinggi dimungkinkan
waktu panen akan semakin pendek.

Pemanenan pada kandang terbuka atau di kebun dilakukan pada


malam hari saat bekicot sedang makan. Sebaiknya pakan diberi
aroma tajam, misalkan campuran air terasi, agar semua bekicot
berkumpul di tempat pakan. Sehingga dengan mudah dapat memilih
bekicot yang hendak dipanen. Jika dibutuhkan, beberapa di
antaranya dapat dijadikan bibit pengganti. Sebagai bibit dipilih
bekicot yang pertumbuhannya paling cepat (paling gemuk).

Sebelum dikemas atau dikirim ke industri pengolah bekicot yang


telah dipanen dikumpulkan dulu di bak penampung untuk dilakukan
proses puasa selama 7 hari dan dibersihkan dari berbagai macam
kotoran yang melekat di tubuh bekicot dengan air yang mengalir.
Proses produksi atau tahapan pembudidayaan bekicot secara
ringkas dapat dilihat pada diagram alir

TEKNIK BUDIDAYA BEKICOT

Tahapan pembudidayaan bekicot guna dipanen dagingnya dimulai


dari pemilihan bibit bekicot sebagai induk untuk menghasilkan telur,
penetasan telur, pembesaran anak bekicot dan pemanenan bekicot
yang telah mencapai berat/besar tertentu. Adapun teknik budidaya
bekicot untuk masing-masing tahapan diuraikan dibawah ini. a.
Pemilihan Induk untuk Bibit Guna menghasilkan anak dan telur yang
baik, bekicot perlu juga diadakan seleksi. Seleksi ini dapat
diperkirakan potensi genetik yang diharapkan muncul pada
keturunan selanjutnya setelah syarat hidupnya terpenuhi. Adapun
ciri-ciri induk yang baik adalah: - Telah dewasa, ditandai dengan
tumbuhnya bibir pada mulut kerabang. - Mempunyai kerabang yang
tumbuh sempuma (tidak cacat atau pecah) baik di puncak atau di
bibir kerabang. - Tinggi kerabang sekitar 7 cm, panjang antara 6-7
cm, dan mempunyai berat kurang lebih 70 gr. Diharapkan induk
bekicot ini dapat bertelur secara maksimal sampai 200 butir setiap
periode bertelur. Bila bibit didapat dari alam cukup memperhatikan
syarat-syarat di atas. Namun bila bibit diambil dari peternak lain,
maka perlu dipilih induk yang belum pernah bertelur sehingga pada
saat bertelur bekicot sudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Pilihlah yang perkembangan tubuhnya paling cepat di antara
mereka. b. Pemasukan Bibit Pemasukan bibit bekicot dilakukan
malam hari agar bekicot tidak sukar beradaptasi dengan lingkungan
baru. Bibit diletakkan pada tengah kandang atau di tempat-tempat
yang dekat dengan makanan. Banyaknya penebaran bibit tiap
kandang perlu mendapatkan perhatian. Pada kandang yang terlalu
sesak atau padat penebarannya tinggi, bekicot lebih banyak
bergerombol atau membenamkan diri dalam tanah dan tidak
melakukan aktivitas untuk hidupnya termasuk makan, sehingga
tubuhnya tidak berkembang sempuma. Sebaliknya bila padat
penebaran lebih kecil dari daya tampung, pemakaian kandang tidak
efisien sehingga biaya kandang menjadi besar. Secara pasti belum
dapat ditentukan berapa padat penebaran yang paling ideal
(optimal). Tetapi sebagai pedoman petani yang biasa
membudidayakan bekicot dengan kepadatan untuk bekicot dewasa
sebesar 80 ekor tiap meter persegi, sedangkan untuk yang masih
anak-anak 100-150 ekor tiap meter perseginya. Bibit yang telah
dimasukkan haruslah dikontrol selama beberapa hari. Bila ada
bekicot yang terlihat sakit atau mati sebaiknya dikeluarkan dan
segera diganti dengan bekicot yang lain agar kandang sesuai
dengan padat penebaran. c. Pemeliharaan Bibit Hal penting dalam
pemeliharaan bibit bekicot adalah pemberian pakan. Pakan bibit
bekicot haruslah dalam jumlah yang cukup dan bermutu tinggi,
karena selain untuk memperbesar tubuhnya, pakan juga untuk
memproduksi telur yang jumlah dan kualitasnya tinggi. Induk
bekicot yang kekurangan pakan tidak dapat diharapkan bertelur
dalam jumlah besar dan biasanya daya tetasnya pun sangat rendah.
Kapur harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup agar telur
mempunyai kulit yang cukup kuat untuk melindungi anak bekicot
sebelum menetas. Kapur juga berguna untuk memperbaiki
cangkang yang retak karena terbentur cangkang kawannya atau
terbentur kandang. Induk bekicot sudah mempunyai ketahanan
yang lebih tinggi terhadap perubahan lingkungan dibandingkan anak
bekicot asalkan perubahannya tidak terlalu ekstrim. 1. Perkawinan
Bekicot merupakan binatang hermaprodit tapi masih memerlukan
bekicot lain untuk melakukan perkawinan. Perkawinan umumnya
dimulai jam 21.00 atau jam 22.00 hingga jam 5.00 atau 6.00. 2.
Jumlah telur dan lamanya mengeluarkan telur Telur yang
dikeluarkan bekicot mempunyai bentuk bulat hingga bulat telur.
Panjangnya 4-6 mm dan tebalnya sekitar 3-4 mm dengan berat
sekitar 30-40 mg, berwarna kuning muda hingga kehijauan. Kulit
telur dibungkus dengan kulit berkapur tipis dengan lendir di luarnya.
Jika telur tersebut kepanasan tidak akan menetas, dan bila kulitnya
dihilangkan telur ini akan mengering dan mengeras. Telur menjadi
tidak berdinding bila zat kapur makanannya kurang mencukupi.
Biasanya bekicot bertelur 14 hari setelah perkawinan. Secara normal
bekicot mulai bertelur pertama kali pada umur 7-8 bulan saat
beratnya lebih kurang 35 gram. Pada bekicot yang berumur 9 bulan
dengan berat 50 gram dapat bertelur sebanyak 300 butir dan
bekicot yang berumur 1 tahun dengan berat 100 gram dapat
bertelur sampai 400 butir. Tetapi sebagai pedoman untuk bekicot
yang mempunyai berat 70 gram dalam satu periode masa hidupnya
mengalami 3 periode bertelur (Handojo, 1989) yang masing-masing
berselang selama 6 bulan dengan: - Periode produksi telur pertama
= 80 butir - Periode produksi telur kedua = 150 butir - Periode
produksi telur ketiga = 150 butir Produksi telur bekicot sebenarnya
banyak dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dan adanya kapur.
Bekicot di alam memiliki persentase bertelur tertinggi pada bulan
yang banyak turun hujan. Pengeluaran telur pada bekicot
memerlukan waktu sekitar 90 menit. Antara satu telur dengan telur
yang lain tidak dikeluarkan dalam selang waktu yang sama, kadang-
kadang berurutan 2 atau 3 butir kemudian beristirahat antara 1-3
menit. d. Pemeliharaan Telur dan Anak Pemeliharaan telur dan anak
bekicot yang baru menetas disesuaikan dengan kondisi peternakan
bekicot yang ada. Untuk pembudidayaan dilakukan dengan cara
induk dipindahkan setelah bertelur. Cara ini lebih mudah dilakukan
dan tidak serumit memindah-kan telurnya saja. Kelemahannya harus
diketahui secara pasti induk yang telah bertelur. Biasanya sekitar 5
sampai 15 hari telur akan menetas 100% asalkan kondisinya sesuai.
Tetapi jika lingkungan di sekitar telur terlalu lembab atau terlalu
kering umumnya telur akan menetas lebih lama dengan fertilitas
yang sangat rendah. Persentase menetasnya telur hanya 50-81%
bila telur itu tidak diketahui apakah berasal dari bekicot tua atau
muda. Untuk peternakan yang biasa dilakukan daya tetas telur
sebesar 75%. Penetasan sebagian telur dalam suatu kelompok
hampir bersamaan. Waktu penetasan ini merupakan saat yang kritis
bagi bekicot. Waktu yang diperlukan oleh bekicot kecil untuk
meninggalkan kulit telurnya sekitar 6-10 jam atau rata-rata 8 jam.
Pecahnya dinding telur waktu penetasan adalah karena penekanan
dari kaki bekicot kecil. Kulit telur ini selanjutnya akan dimakannya
untuk memperkuat cangkangnya. Setelah menetas anak bekicot ini
akan tinggal di dalam tanah selama 5-15 hari. Pemindahan anak
bekicot ke kandang pembesaran dilakukan pada malam hari agar
anak bekicot mudah beradaptasi. Apabila peternak ingin panen yang
serempak maka pemeliharaan anak bekicot dapat dibagi menurut
kategori yang diinginkan (berdasarkan umur atau besarnya). Masa-
masa pertumbuhan merupakan saat-saat paling kritis, karena anak
bekicot sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Banyak
kematian dijumpai pada fase ini. Keberhasilan peternak ditentukan
oleh banyaknya anak bekicot menjadi dewasa karena tidak semua
telur yang menetas dapat menjadi dewasa. Untuk menekan
kematian akibat perubahan lingkungan, peternak harus senantiasa
mengontrol suhu, kelembaban, dan keteduhan kandang. e.
Pemanenan Bekicot Bekicot dapat dipanen apabila cangkangnya
sudah mencapai panjang minimum 7 cm. Untuk mencapai ukuran ini
diperlukan waktu sekitar 6 sampai 7 bulan tergantung
pemeliharaannya. Pemberian pakan yang teratur dengan gizi tinggi
dimungkinkan waktu panen akan semakin pendek. Pemanenan pada
kandang terbuka atau di kebun dilakukan pada malam hari saat
bekicot sedang makan. Sebaiknya pakan diberi aroma tajam,
misalkan campuran air terasi, agar semua bekicot berkumpul di
tempat pakan. Sehingga dengan mudah dapat memilih bekicot yang
hendak dipanen. Jika dibutuhkan, beberapa di antaranya dapat
dijadikan bibit pengganti. Sebagai bibit dipilih bekicot yang
pertumbuhannya paling cepat (paling gemuk). Sebelum dikemas
atau dikirim ke industri pengolah bekicot yang telah dipanen
dikumpulkan dulu di bak penampung untuk dilakukan proses puasa
selama 7 hari dan dibersihkan dari berbagai macam kotoran yang
melekat di tubuh bekicot dengan air yang mengalir. Proses produksi
atau tahapan pembudidayaan bekicot secara ringkas dapat dilihat
pada diagram alir

Dari Hama ke
Hidangan Berkelas
oleh Ike Dian Puspita/Litbang Joglosemar pada 06-03-2008
Tubuhnya bercangkang dan berlendir. Biasanya mereka senang
berkumpul di pematang air di sawah dan tempat-tempat lembab
lainnya. Cara berjalannya yang lambat membuat hewan sejenis siput
ini dijuluki si lambat, atau bekicot. Secara keseluruhan, tidak ada
sesuatu yang istimewa pada bekicot. Bahkan, cara hidup hewan ini
sering kali membuat orang-orang pada umumnya “bergidik”. Apalagi
bila dijadikan makanan. Siapa sangka, hewan berlendir ini ternyata
menjadi menu makanan berkelas di negara-negara lain, seperti
Perancis, Amerika, Kanada, Jepang, ataupun Taiwan. Harga makanan
itu tidak murah. Hewan ini mampu mendatangkan keuntungan
cukup besar setelah diolah menjadi menu makanan.

Mungkin bagi orang-orang tua di Indonesia, bekicot mengingatkan


mereka pada zaman penjajahan Jepang yang menyengsarakan.
Konon pada masa itu, sulit untuk mendapatkan bahan pangan,
sehingga terpaksa makan bekicot

Kini, bekicot sudah mulai naik pamor. Dari hewan yang dianggap
sebagai hama menjadi bahan makanan yang cukup prestisius. Di
Indonesia, bekicot bisa diolah menjadi aneka masakan yang lezat,
seperti sate bekicot dan keripik bekicot. Tidak hanya itu, di Bali,
bekicot bisa dimasak gule dan pepes. Beberapa penelitian terbaru
menunjukkan, tingginya kandungan protein pada bekicot juga
berguna sebagai bahan pembuat biskuit pendamping ASI, seperti
yang diteliti oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Di Perancis, bekicot diolah menjadi hidangan mewah yang disebut
Escargot d’France. Hidangan ala Prancis dari bekicot itu kini menjadi
hidangan yang sangat khas di sejumlah hotel berbintang.

Pasar Potensial

Bukan tanpa alasan bila “si hama” ini berhasil pindah ke meja
hidangan di restoran megah. Dari segi gizi, bekicot tidak kalah
dengan jenis makanan yang lain. Kandungan gizinya cukup tinggi.
Pasar potensial bekicot adalah Perancis dan Taiwan karena itu kedua
negara itu mengandalkan pasokan daging bekicot termasuk dari
Indonesia. Beberapa negara lain juga selalu mengimpor daging
bekicot, seperti Hongkong, Belanda, Taiwan, Yunani, Belgia,
Luxemburg, Kanada, Jerman dan Amerika Serikat. Indonesia adalah
termasuk salah satu negara eksportir bekicot.
Budi daya bekicot sebenarnya cukup mudah, sederhana dan
menguntungkan karena binatang ini dapat memakan semua jenis
makanan, semua hijau-hijauan dan buah-buahan. Hama dan
penyakitnya boleh dibilang tidak ada dan kemampuan untuk
mengembangkan diri cukup besar. Tingginya perkembangbiakan ini
disebabkan sifat bekicot yang termasuk hewan hermaprodit, yaitu
mempunyai alat kelamin ganda dengan kemampuan bertelur
banyak.
Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina
fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica
biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak
begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-
garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku

Pemeliharaannya pun sangat mudah, asal kelembaban dan


keteduhan dalam kandang terjaga dengan baik. Kandang untuk
beternak bekicot dapat dibuat dengan tiga cara, yakni kandang
kotak kayu, kandang dari bak semen, dan kandang dari galian tanah.

Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat


sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100
gram/ekor. Adapun anak bekicot bisa diberi makanan dengan sejenis
ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit zat kapur. Setelah anak
bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan ke kandang
pembesaran. Bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan. Secara
fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10
cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya. (Ike Dian
Puspita/Litbang Joglosemar)

You might also like